PERTANIAN
A. Ontologi
Ontologi adalah cabang dari filsafat yang membahas tentang sifat dan realitas dari entitas
atau keberadaan. Ontologi berusaha untuk menjawab pertanyaan mendasar tentang apa
yang ada, bagaimana hal-hal tersebut berinteraksi, dan sifat dasar dari keberadaan itu
sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan utama:
B. Epistemologi
Epistemologi adalah cabang dari filsafat ilmu yang mempertimbangkan sifat, asal-
usul, dan batasan pengetahuan. Ini membahas pertanyaan tentang apa yang dapat diketahui,
bagaimana pengetahuan diperoleh, dan sejauh mana kebenaran dari pengetahuan tersebut
dapat diandalkan.
Pertanyaan-pertanyaan utama:
1. Apa itu pengetahuan?
Pengetahuan adalah pemahaman atau kecakapan yang dimiliki oleh seseorang atau
masyarakat dalam suatu bidang atau mengenai suatu subjek tertentu. Ini mencakup
fakta, informasi, konsep, dan keterampilan yang telah dipelajari dan dipahami oleh
individu atau kelompok. Pengetahuan dapat diperoleh melalui berbagai cara, termasuk
pengalaman pribadi, pendidikan formal, studi dan riset, konsultasi sumber tertulis,
interaksi sosial, pengamatan, dan eksperimen.
a) Pengalaman Pribadi: Melalui pengalaman langsung dan interaksi dengan dunia
sekitar, seseorang dapat memperoleh pengetahuan tentang hal-hal tertentu.
Misalnya, mengalami peristiwa atau kejadian secara langsung.
b) Pendidikan dan Pelatihan: Melalui pendidikan formal di sekolah, universitas,
atau lembaga pelatihan, seseorang dapat memperoleh pengetahuan dari
instruktur atau melalui pembelajaran mandiri.
c) Studi dan Riset: Penelitian ilmiah dan analisis mendalam tentang suatu subjek
atau bidang dapat menghasilkan pengetahuan baru atau mendalam tentang topik
tersebut.
d) Konsultasi Sumber Tertulis: Membaca buku, artikel, jurnal, atau sumber-
sumber tertulis lainnya adalah cara umum untuk memperoleh pengetahuan.
Sumber ini dapat memberikan fakta, teori, dan pandangan ahli tentang suatu
topik.
e) Interaksi Sosial: Berdiskusi dengan orang lain, mendengarkan presentasi, atau
berpartisipasi dalam komunitas ilmiah atau budaya dapat menjadi cara untuk
memperoleh pengetahuan dari orang lain.
f) Pengamatan dan Eksperimen: Mengamati fenomena atau melakukan
eksperimen untuk menguji hipotesis adalah cara ilmiah untuk memperoleh
pengetahuan tentang sifat dan perilaku suatu hal.
2. Bagaimana pengetahuan diperoleh? (Rasionalisme vs empirisme)
1) Rasionalisme berpendapat bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui
pemikiran, refleksi, dan rasio. Rasionalis meyakini bahwa ada pengetahuan
yang dapat diakses melalui akal budi tanpa bergantung pada pengalaman
empiris.
2) Empirisme, di sisi lain, berpendapat bahwa pengetahuan berasal dari
pengalaman sensori dan observasi dunia fisik. Empiris menyatakan bahwa
semua pengetahuan bersumber dari pengalaman pengindraan dan pengamatan.
3. Apakah ada batasan terhadap apa yang dapat diketahui manusia?
Pertanyaan ini membahas sejauh mana kemampuan manusia untuk memahami dan
mendapatkan pengetahuan tentang dunia. Beberapa aliran filsafat mengajukan bahwa
mungkin ada batasan terhadap apa yang dapat diketahui manusia, baik karena
keterbatasan sensori atau keterbatasan rasional manusia.
4. Apa hubungan antara keyakinan dan pengetahuan?
Pertanyaan ini menyoroti bagaimana keyakinan (belief) berbeda dari pengetahuan yang
benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Epistemologi membahas kriteria dan dasar
untuk mengklasifikasikan suatu tahuannya sebagai pengetahuan, bukan hanya
keyakinan.
C. Aksiologi
Aksiologi ilmiah membahas nilai-nilai dan etika yang terlibat dalam ilmu
pengetahuan. Ini termasuk pertimbangan etika dalam penelitian dan penggunaan
pengetahuan ilmiah, serta pertanyaan tentang tujuan dan dampak sosial dari pengetahuan
ilmiah.
Pertanyaan-pertanyaan utama:
1. Apakah ada nilai atau etika tertentu yang harus diikuti dalam penelitian ilmiah?
Pertanyaan ini menyoroti pertimbangan etika yang terlibat dalam praktik ilmiah.
Etika penelitian mencakup prinsip-prinsip moral dan nilai-nilai yang harus diikuti oleh
ilmuwan dalam melakukan penelitian, termasuk kejujuran, integritas, dan keadilan.
2. Apa tanggung jawab ilmuwan terhadap masyarakat dan lingkungan?
Pertanyaan ini mengajukan isu-isu tentang tanggung jawab sosial ilmuwan. Hal ini
mencakup pertimbangan mengenai bagaimana penelitian dan pengetahuan ilmiah dapat
mempengaruhi masyarakat dan alam sekitar, serta kewajiban ilmuwan untuk
memastikan bahwa pengetahuan ini digunakan dengan etika dan kebaikan bersama.
3. Bagaimana dampak sosial dari pengetahuan ilmiah harus diukur dan dievaluasi?
Pertanyaan ini membahas tentang cara menilai dan memahami dampak dari
pengetahuan ilmiah pada masyarakat dan lingkungan. Ini melibatkan pengembangan
metode dan kriteria untuk mengevaluasi apakah pengetahuan ilmiah memberikan
kontribusi positif atau negatif terhadap kesejahteraan sosial dan keberlanjutan.
REFRENSI
Smith, B. (2003). Ontology. In L. Floridi (Ed.), Blackwell Guide to the Philosophy of Computing
and Information. Blackwell Publishing.
Noë, A. (2002). Is the Visual World a Grand Illusion? Journal of Consciousness Studies, 9(5-6), 1-
12.
Kant, I. (1781). Prolegomena to Any Future Metaphysics. (Section II - Of the Extent and Limits
of the Knowledge of the Empirical Sciences).
Douglas, H. (2009). Science, Policy, and the Value-Free Ideal. University of Pittsburgh Press.