Anda di halaman 1dari 11

Dosen Pengampu

Muhammad Awin Alaby,


M.Pd

HUBUNGAN PENERAPAN
ILMU
&
ETIKA
Kelompok 5
-
ILMIAH
Luthfia Afriani (20218100001)
- Indah Fathyyah Cahyani (20218100018)
- Muhammad Rizky Abdul Apiq (20218100020)
Pengertian
Ilmu
Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal
dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui).

Sedangkan dalam bahasa Yunani adalah Episteme (pengetahuan).

Dalam kamus Bahasa Indonesia, ilmu adalah pengetahuan tentang suatu


bidang yang tersusun secara bersistem menurut metode tertentu yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang itu.
Komponen Pembangun Sumber
Ilmu Ilmu
Menurut Susanto (2016) komponen
ilmu meliputi fakta, teori, fenomena,
dan konsep. Sumber ilmu terdiri dari dua aspek yaitu,
 Fakta mempunyai peranan dalam sumber ilmu yang rasionalisme dan
pijakan, formulasi, dan penjelasan sumber ilmu yang empiris. Artinya sumber
teori. Teori mempunyai peranan dalam ilmu tersebut harus berdasarkan tujuan
pembangunan ilmu. untuk mencocokan dan menemukan
 Fenomena adalah bagian dari fakta jawaban yang sebenarnya terhadap
dan teori yang ditangkap oleh indera persoalan yang dihadapinya berdasarkan
manusia untuk dijadikan masalah yang objek material dan bahan kajian kegiatan
ingin diketahui manusia kemudian ilmiah yang bersangkutan.
diabstraksikan dengan konsep.
 Konsep adalah istilah atau simbol yang
mengandung pengertian singkat dari
fenomena.
Pengertian Etika

Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos atau
ethikos yang berarti kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap,
cara berpikir

Dalam istilah latin Ethos atau Ethikos selalu disebut dengan mos sehingga
dari perkataan tersebut lahirlah moralitas atau yang sering diistilahkan
dengan perkataan moral. Sehingga Lubis (2015) menyimpulkan bahwa
etika merupakan ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
adat kebiasaan.
Prinsip Etika
Menurut Susanto (2016) dalam bukunya menjelaskan bahwa prinsip etika dibagi menjadi 3 yaitu:

ETIKA SEBAGAI ETIKA DALAM ARTI PERBUATAN ETIKA SEBAGAI FILSAFAT


ILMU

Dalam hal ini tidak perlu


Etika sebagai ilmu ini merupakan Etika sebagai filsafat
menunjukkan adanya fakta,
usaha manusia untuk memakai akal merupakan prinsip etika
cukup informasi,
budi dan daya pikirnya untuk yang mempelajari
menganjurkan dan
memecahkan masalah bagaimana pandangan,persoalan yang
merefleksikan, sehingga etika
manusia harus hidup jika mereka berhubungan dengan masaah
ini hanya bersifat informatif,
ingin hidup dengan baik. kesusilaan
direktif, dan reflektif.
Objek Etika

Tindakan Kehendak Determinism Gejala Penentuan


Bebas e Tindakan Istimewa
Manusia
Segala sesuatu Suatu penentuan Aliran yang Gejala tindakan Manusia melebihi
berupa tindakan yang dipilih mengingkari adanya yang dilakukan makhluk lain di
manusia baik manusia untuk kehendak bebas dalam manusia yang dunia sebab ada
tindakan baik bertindak dan filsafat,dibagi 2 ; dibedakan penentuan
maupun tindakan tidak bertindak 1) Materialisme berdasarkan istimewa, yaitu
buruk yang secara baik 2) Religius. tindakan secara bahwa manusia
dilakukan maupun buruk. sengaja maupun dapat memilih
dengan sengaja tindakan secara
maka akan dinilai tidak sengaja
pula oleh manusia
lain melalui
penilaian estetika.
Aliran Etika

Beberapa aliran yang mengkaji tentang etika terutama etika perbuatan


manusia untuk mencapai kebahagiaan menurut Susanto (2016) sebagai
berikut:
1)aliran naturalisme, yaitu aliran yang menganggap bahwa kebahagiaan
manusia didapatkan sesuai dengan kodrat kejadian manusia itu sendiri
2)aliran hedonisme, yaitu aliran yang mengajarkan bahwa sesuatu yang
dianggap baik bila mengandung kenikmatan bagi manusia
3)aliran utilitarisme, yaitu aliran yang menilai baik dan buruknya suatu
perbuatan berdasarkan besar kecilnya manfaat bagi manusia
4)aliran idealisme, yaitu doktrin etis yang memandang bahwa cita-cita adalah
sasaran yang harus dikejar dalam tindakan.
Hubungan Penerapan Ilmu Dengan Etika Ilmiah

 Hubungan etika dan ilmu sangatlah berkaitan, dalam sebuah ilmu perlu adanya landasan etika sehingga ilmu tersebut dapat selaras
dengan kehidupan manusianya tersebut (Sya'roni (2014)).
 Menurut Zubeir dalam Sya'roni (2014) menyebutkan ada dua kelompok yang memandang hubungan ilmu dan etika.
 Kelompok pertama memandang bahwa ilmu harus bersifat netral, bebas dari nila.
 Kelompok kedua berpendapat bahwa kenetralan terhadap nilai hanya terbatas pada kaidah keilmuannya tetapi dalam
penggunaannya pemilihan objek penelitiannya, kegiatan keilmuan harus berlandas pada asas penilaian yang baik atau buruk dalam
etika.
 Menurut Suriusumantri dalam Susanto (2016) menjelaskan bahwa ilmu dan etika memiliki hubungan yang sangat erat. Ada yang
berpendapat bahwa ilmu bebas nilai karena sesungguhnya ilmu itu memiliki nilai dalam dirinya sendiri. Ada dua paham yang
berkaitan dengan nilai yaitu:
 Fase Empiris.
 Paham Pragmatis.
 Persoalan mengenai nilai etika yang menimbulkan dilema mana yang baik. di sinilah etika memainkan peranan penting mengenai apa
yang seharusnya atau terkait dengan apa yang baik dan tidak baik serta apa yang salah dan apa yang benar. Sehingga etika menjadi
acuan atau panduan bagi ilmu dalam realisasi pengembangannya. Etika memang tidak dalam kawasan ilmu yang bersifat otonom,
tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa peranannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
S i k a p Ilmuwan
Ilmu semakin lama akan terus berkembang sehingga manusia terutama sebagai ilmuwan harus memiliki
etika dalam mengembangkan ilmu tersebut. Wilujeng (2014) dalam jumalnya juga menjelaskan sikap yang
harus dimiliki ilmuwan adalah sebagai berikut:
1) Kejujuran dan Kebenaran
2) Tanggung Jawab
3) Setia
4) Sikap Ingin Tahu
5) Sikap Kritis
6) Sikap Independent
7) Sikap Terbuka
8) Sikap Menghargai Karya dan Pendapat Orang lain
9) Sikap Menjangkau Ke Depan
Cendekiawan adalah pemikir yang memiliki kemampuan penganalisisan terhadap masalah tertentu
atau yang potensial dibidangnya. "Change maker" adalah orang yang membuat perubahan atau agar
perubahan terjadi di dalam masyarakat
Kesimpulan
Terdapat hubungan yang sangat erat antara filsafat, etika
dan ilmu. Ilmu yang bergerak otonom tidak boleh
meninggalkan
landasan filosofisnya. Landasan filosofis ini menjadikan ilmu
masih tetap pada hakekat keilmuannya. Ilmu sebabagi bidang
yang otonom tidak bebas nilai. Ia selalu berkaitan dengan
nilai-nilai etika terutama dalam penerapan ilmu. Etika
sebagai salah satu cabang dalam filsafat akan memberikan
arahan (guiedence) bagi gerak ilmu, sehingga membawa
kemanfaatan bagi manusia.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai