HUBUNGAN PENERAPAN
ILMU
&
ETIKA
Kelompok 5
-
ILMIAH
Luthfia Afriani (20218100001)
- Indah Fathyyah Cahyani (20218100018)
- Muhammad Rizky Abdul Apiq (20218100020)
Pengertian
Ilmu
Dalam bahasa Inggris disebut Science, dari bahasa Latin yang berasal
dari kata Scientia (pengetahuan) atau Scire (mengetahui).
Secara etimologi, etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos atau
ethikos yang berarti kebiasaan, adat, akhlak, watak, perasaan, sikap,
cara berpikir
Dalam istilah latin Ethos atau Ethikos selalu disebut dengan mos sehingga
dari perkataan tersebut lahirlah moralitas atau yang sering diistilahkan
dengan perkataan moral. Sehingga Lubis (2015) menyimpulkan bahwa
etika merupakan ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang
adat kebiasaan.
Prinsip Etika
Menurut Susanto (2016) dalam bukunya menjelaskan bahwa prinsip etika dibagi menjadi 3 yaitu:
Hubungan etika dan ilmu sangatlah berkaitan, dalam sebuah ilmu perlu adanya landasan etika sehingga ilmu tersebut dapat selaras
dengan kehidupan manusianya tersebut (Sya'roni (2014)).
Menurut Zubeir dalam Sya'roni (2014) menyebutkan ada dua kelompok yang memandang hubungan ilmu dan etika.
Kelompok pertama memandang bahwa ilmu harus bersifat netral, bebas dari nila.
Kelompok kedua berpendapat bahwa kenetralan terhadap nilai hanya terbatas pada kaidah keilmuannya tetapi dalam
penggunaannya pemilihan objek penelitiannya, kegiatan keilmuan harus berlandas pada asas penilaian yang baik atau buruk dalam
etika.
Menurut Suriusumantri dalam Susanto (2016) menjelaskan bahwa ilmu dan etika memiliki hubungan yang sangat erat. Ada yang
berpendapat bahwa ilmu bebas nilai karena sesungguhnya ilmu itu memiliki nilai dalam dirinya sendiri. Ada dua paham yang
berkaitan dengan nilai yaitu:
Fase Empiris.
Paham Pragmatis.
Persoalan mengenai nilai etika yang menimbulkan dilema mana yang baik. di sinilah etika memainkan peranan penting mengenai apa
yang seharusnya atau terkait dengan apa yang baik dan tidak baik serta apa yang salah dan apa yang benar. Sehingga etika menjadi
acuan atau panduan bagi ilmu dalam realisasi pengembangannya. Etika memang tidak dalam kawasan ilmu yang bersifat otonom,
tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa peranannya dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
S i k a p Ilmuwan
Ilmu semakin lama akan terus berkembang sehingga manusia terutama sebagai ilmuwan harus memiliki
etika dalam mengembangkan ilmu tersebut. Wilujeng (2014) dalam jumalnya juga menjelaskan sikap yang
harus dimiliki ilmuwan adalah sebagai berikut:
1) Kejujuran dan Kebenaran
2) Tanggung Jawab
3) Setia
4) Sikap Ingin Tahu
5) Sikap Kritis
6) Sikap Independent
7) Sikap Terbuka
8) Sikap Menghargai Karya dan Pendapat Orang lain
9) Sikap Menjangkau Ke Depan
Cendekiawan adalah pemikir yang memiliki kemampuan penganalisisan terhadap masalah tertentu
atau yang potensial dibidangnya. "Change maker" adalah orang yang membuat perubahan atau agar
perubahan terjadi di dalam masyarakat
Kesimpulan
Terdapat hubungan yang sangat erat antara filsafat, etika
dan ilmu. Ilmu yang bergerak otonom tidak boleh
meninggalkan
landasan filosofisnya. Landasan filosofis ini menjadikan ilmu
masih tetap pada hakekat keilmuannya. Ilmu sebabagi bidang
yang otonom tidak bebas nilai. Ia selalu berkaitan dengan
nilai-nilai etika terutama dalam penerapan ilmu. Etika
sebagai salah satu cabang dalam filsafat akan memberikan
arahan (guiedence) bagi gerak ilmu, sehingga membawa
kemanfaatan bagi manusia.
Thank You!