Anda di halaman 1dari 125

PERTEMUAN I

TINJAUAN UMUM TENTANG ETIKA

Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna yang dikaruniani akal budi,
kehendak dan perasaan. Akal merupakan alat untuk berpikir sebagai sumber ilmu dan teknologi.
Perasaan adalah alat untuk menyatakan keindahan sebagai sumber seni dan budaya, sedangkan
kehendak merupakan alat untuk menyatakan pilihan sehingga manusia memiliki kemampuan
untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk
Manusia juga merupakan mahluk sosial yang selalu terikat dengan lingkunganya oleh
karena itu manusia selalu berprilaku etis pada lingkunganya. Prilaku etis inilah yang mendasari
munculnya etika sebagai sebuah ilmu yang mempelajari nilai – nilai yang baik dan buruk dalam
kehidupan. Bahkan etika berkembang tidak sekedar sebagai ilmu tentang nilai baik dan buruk ,
melainkan sebagai studi tentang kehendak manusia, yaitu kehendak yang berhubungan dengan
keputusan tentang yang benar dan yang salah dalam tindak perbuatanya

1.1 Pengertian Etika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Departemen Pendidikan dan


Kebudayaan (1988) merumuskan pengertian etika adalah:
1. Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral.
2. Kumpulan asas/nilai yang berkenaan dengan akhlak
3. Nilai mengenai yang benar dan salah yang dianut masyarakat.
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani ETHOS yang
berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.
beberapa ahli merumuskan sebagai berikut ini :
 Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
 Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1


ditentukan oleh akal.
 Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai dan
norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
 Menurut Profesor Robert Solomon etika dapat dikelompokan menjadi dua definisi yaitu:
1. Etika merupakan karakter induvidu, dalam hal ini termasuk bahwa orang yang
beretika adalah orang yang baik. Pengertian ini disebut pemahaman manusia sebagai
induvidu yang beretika
2. Etika merupakan hukum sosial. Etika merupakan hukum yang mengatur,
mengendalikan serta membatasi perilaku manusia.
Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian
tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak
secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika dalam perkembangannya telah menjadi sebuah
studi. Fagothey ( 1953 ) mengatakan bahwa etika adalah studi tentang kehendak manusia, yaitu
kehendak yang berhubungan dengan keputusan yang benar dan yang salah dalam tindak
perbuatanya. Pernyataan tersebut juga di tegaskan oleh Sumaryono (1995) yang menyatakan
bahwa etika merupakan studi tentang kebenaran dan ketidakbenaran berdasarkan kodrat
manusia yang diwujudkan melalui kehendak manusia dalam perbuatanya.

1.2 Hubungan Etika, Filsafat Dan Ilmu Pengetahuan

Untuk mengetahui hubungan antara etika, filsafat dan ilmu pengetahuan perhatikanlah
gambar diagram di bawah ini:

Gambar.1.1.hubungan etika,filsafat dan ilmu pengetahuan


Dari gambar diatas dapat kita ketahui bahwa etika merupakan bagian dari filsafat, dan filsafat
merupakan bagian dari ilmu pengetahuan.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berfungsi sebagai interpretasi tentang hidup manusia,
yang bertugas meneliti dan menentukan semua fakta konkret hingga yang paling mendasar. Ciri
khas filsafat adalah upaya dalam menjelaskan pertanyaan selalu menimbulkan pertanyaan yang
baru.
Abdul kadir (2001) memperinci unsur – unsur penting filsafat sebagai ilmu, yaitu :
1. Kegiatan intelektual
Bahwa filsafat merupakan kegiatan yang memerlukan intelektualitas atau pemikiran
2. Mencari makna yang hakiki
Filsafat memerlukan interpretasi terhadap seseatu dalam kerangka pencarian makna yang
hakiki
3. Segala gejala dan fakta
Bahwa objek dari kegiatan filsafat adalah gejala dan fakta yang terjadi secara nyata
4. Dengan cara refleksi, metodis dan sistematis
Filsafat memerlukan suatu metode dalam kegiatanya serta membutuhkan prosedur –
prosedur yang sistematis
5. Untuk kebahagiaan manusia
Tujuan akhir dari filsafat sebagai sebuah ilmu adalah untuk kebahagiaan umat manusia.
Teguh Wahyono (2006) mengemukakan beberapa alasan untuk menjelaskan mengapa Etika
merupakan bagian dari filsafat, yaitu filsafat moral, yaitu;
 Bahwa etika merupakan ilmu yang mempelajari perbuatan baik dan buruk, benar dan
salah berdasarkan kodrat manusia yang diwujudkan dalam kehendaknya
 Sebagai sebuah ilmu, etika juga berkembang menjadi studi tentang kehendak manusia
dalam mengambil keputusan untuk berbuat, yang mendasari hubungan antara sesama
manusia.
 Etika juga merupakan studi tentang pengembangan nilai moral untuk memungkinkan
terciptanya kebebasan kehendak karena kesadaran, bukan paksaan
 Bahwa etika merupakan studi tentang nilai – nilai manusiawi yang berupaya
menunjukan nilai – nilai hidup yang baik dan benar menurut manusia.
Sebagai ilmu pengetahuan, etika menelaah dan meneliti tujuan hidup manusia yaitu kebahagiaan
yang sempurna, kebahagiaan yang memuaskan manusia baik jasmani maupun rohani di dunia

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3


samai akhirat melalui kebenaran – kebenaran yang bersifat filosofis. Dalam konteks etika
sebagai bagian dari filsafat dan ilmu pengetahuan, perlu dilakukanya pemisahan antara etika dan
moral. Etika adalah ilmu pengetahuan, sedangkan moral adalah objek ilmu pengetahuan tersebut.

1.3 Hubungan Etika, Moral dan Norma

1.3.1 Pengertian Norma


Norma adalah seluruh aturan – aturan atau kaidah – kaidah yang disepakati dan berlaku
dalam masyarakat baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Sedangkan dalam ilmu sosiologi
norma adalah seluruh kaidah dan peraturan yang diterapkan melalui lingkungan sosialnya.
Norma tercipta didasari oleh beberapa faktor, yaitu :
 Manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan YME
 Manusia memiliki berbagai macam kebutuhan dan diantaranya adalah kebutuhan untuk
berinteraksi dengan mahluk lain
 Manusia mempunyai hak dan kewajiban
 Manusia bisa berbuat kesalahan dan melakukan penyimpangan atau pelanggaran norma –
norma atau aturan
Untuk memelihara ketertiban dan menciptakan kestabilan diperlukanya sarana pendukung yaitu
organisasi masyarakat, yang dalam pelaksanaanya dilandasi oleh aturan dan kode etik tertentu
untuk mencapai tujuan bersama atau organisasi
Frans Magnis Suseno (1975) mengemukakan bahwa hal yang menjadi dasar norma moral
untuk mengakui perbuatan baik dan buruk yaitu kebiasaan. Hobbes dan Rousseau seperti yang
dikutip oleh Huijbers (1995) mengemukakan bahwa kesepakatan masyarakat sebagai dasar
pengakuan perbuatan
1.3.2. Pengertian Moral
Moral berasal dari bahasa latin “mos” yang berarti adat kebiasaan. Secara etimologis,
etika dapat pula disamakan dengan moral , yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi
pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya didalam komunitas
kehidupannya.
Lawrence Konhberg (1927-1987) menyatakan bahwa etika dekat dengan moral. Lawrence
menyatakan bahwa pendidikan moral merupakan integrasi berbagai ilmu seperti psikologi,

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


sosiologi, antropolgi budaya, filsafat, pendidikan bahkan ilmu politik. Hal – hal tersebutlah yang
menjadi dasar membangun sebuah etika.
Namun Beberapa ahli membedakan Etika dengan Moralitas :
Sony Kerap (1991) menyatakan moralitas adalah sistem nilai tentang bagaimana kita harus
hidup dengan baik sebagai manusia. Nilai – nilai moral mengandung petuah, nasihat, wejangan,
peraturan, perintah dan lain sebagainya yang terbentuk secara turun temurun melalui suatu
budaya tertentu tentang bagaimana manusia harus hidup dengan baik agar menjadi manusia yang
benar – benar baik. Sedangkan etika adalah cabang filsafat tentang nilai dan norma moral, yang
sangat menekankan pendekatan kritis dalam melihat dan menggumuli norma tersebut, etika
merupakan refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan
terwujud dalam sikap dan perilaku manusia.
Frans Magnis Suseno (1987) menyatakan bahwa etika adalah sebuah ilmu dan bukan
sebuah ajaran, sedangkan yang memberi manusia norma tentang bagaimana manusia harus
hidup adalah moralitas. Sebagai contoh moralitas akan langsung mengatakan Moralitas “inikah
cara anda melakukan seseatu..” Etika justru hanya melakukan refleksi kritis atas norma dan ajaran
moral tersebut “mengapa untuk melakukan sesuatu harus menggunakan cara tersebut?”

1.4 Etika Yang Berkembang Pada Masyarakat

Gambar.1.2. Struktur etika

Etika dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan
manusianya. ada beberapa etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik
dan buruknya prilaku manusia, berdasarkan nilai dan norma dan norma yang terkandung di

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 5


dalamnya etika di bedakan menjadi dua, yaitu :
1. Etika Deskriptif yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional
sikap dan prilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini
sebagai sesuatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk
mengambil keputusan tentang prilaku atau sikap yang mau diambil.
2. Etika Normatif yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan Pola prilaku
ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai.
Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka
tindakan yang akan diputuskan.
Dari sudut pandang yang lain, kita akan melihat sistematika etika seperti yang dikutip oleh Sony
Keraf, yang membagi etika menjadi diagram, seperti pada gambar.1.2. struktur etika diatas, Etika
secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Etika Umum yaitu berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar bagaimana manusia
bertindak secara etis, bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika
dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi pegangan bagi manusia dalam bertindak serta
tolak ukur dalam menilai baik atau buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat di
analogkan dengan ilmu pengetahuan, yang membahas mengenai pengertian umum dan
teori-teori.
2. Etika Khusus yaitu merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus. Penerapan ini bisa berwujud : Bagaimana saya mengambil
keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang saya
lakukan, yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar. Namun, penerapan
itu dapat juga berwujud : Bagaimana saya menilai perilaku saya dan orang lain
dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia bertindak etis : cara bagaimana manusia mengambil suatu
keputusan atau tindakan, dan teori serta prinsip moral dasar yang ada dibaliknya.
Etika khusus dibagi lagi menjadi dua bagian :
1. Etika Individual, yaitu menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya
sendiri.
2. Etika Sosial, yaitu berbicara mengenai kewajiban, sikap dan pola perilaku

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 6


manusia sebagai anggota umat manusia.
Perlu diperhatikan bahwa etika individual dan etika sosial tidak dapat dipisahkan satu sama lain
dengan tajam, karena kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan sebagai anggota umat manusia
saling berkaitan. Etika sosial menyangkut hubungan manusia dengan manusia baik secara
langsung maupun secara kelembagaan (keluarga, masyarakat, negara), sikap kritis terhadap
pandangan-pandangana dunia dan idiologi-idiologi maupun tanggung jawab umat manusia
terhadap lingkungan hidup
Dengan demikian luasnya lingkup dari etika sosial, maka etika sosial ini terbagi atau
terpecah menjadi banyak bagian atau bidang. Dan pembahasan bidang yang paling aktual
saat ini adalah sebagai berikut :
1. Sikap terhadap sesama
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan
6. Etika idiologi
Dari sistematika di atas, kita bisa melihat bahwa etika profesi merupakan bidang etika
khusus atau terapan yang merupakan produk dari etika sosial.
Sanksi – sanksi yang timbul atas pelanggaran etika
 Sanksi sosial, sanksi ini dapat berupa teguran, pengucilan dari masyarakat
 Sanksi hukum, sanksi ini berupa penindakan sesuai hukum yang berlaku baik berupa
hukum pidana ataupun hukum perdata

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 7


PERTEMUAN II

PENGERTIAN PROFESI DAN PROFESIONALISME

2.1 Pengertian Profesi

Untuk memenuhi semua kebutuhan – kebutuhanya manusia harus berkarya dan bekerja, Abdul
kadir Muhamad (2001) mengklasifikasikan kebutuhan manusia menjadi empat kelompok
sebagai berikut :
1. Kebutuhan ekonomi, Merupakan kebutuhan yang bersifat material, baik harta maupun benda
yang dibutuhkan manusia. Seperti sandang, pangan dan papan
2. Kebutuhan psikis, Merupakan kebutuhan yang bersifat non material untuk kesehatan dan
ketenangan manusia secara psikologi (kebutuhan Rohani) misalnya agama, pendidikan dan
hiburan
3. Kebutuhan biologis, Merupakan kebutuhan untuk kelangsungan hidup dari generasi ke
generasi, biasa disebut dengan kebutuhan seksual yang diwujudkan dalam sebuah
pernikahan
4. Kebutuhan pekerjaan, Merupakan kebutuhan yang bersifat praktis untuk mewujudkan
kebutuhan – kebutuhan yang lain.
Seiring dengan perkembangan kehidupan manusia konteks pekerjaan berubah menjadi hal yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Thomas Aquinas seperti dikutip olah
Sumaryono (1995) menyatakan bahwa setiap wujud kerja mempunyai empat macam tujuan,
yaitu Memenuhi kebutuhan hidup, Mengurangi tingkat pengangguran dan kriminalitas,
Melayani sesama, Mengontrol gaya hidup
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi.
Sebagai contoh pekerjaan staf Administrasi tidak masuk kedalam golongan profesi karena untuk
bekerja sebagai staf administrasi seseorang bisa berasal dari berbagai latar belakang pendidikan,
pengetahuan dan pengalaman, sedangkan akuntan adalah sebuah profesi karena seseorang yang
bekerja sebagai akuntan haruslah berpendidikan akutansi dan memiliki pengalaman kerja
beberapa tahun di kantor akuntan

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1


Menurut bulle yang dikutip Gilley dan Eggland (1989) mendefinisikan profesi sebagai
bidang usaha manusia berdasarkan pengetahuan, dimana keahlian dan pengalaman pelakunya
di perlukan oleh masyarakat.sedangkan Menurut De George, profesi adalah pekerjaan yang
dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk menghasilkan nafkah hidup dan yang mengandalkan
suatu keahlian.
Profesi adalah suatu bentuk pekerjaan yang mengharuskan pelakunya memiliki
pengetahuan tertentu yang diperoleh melalui pendidikan formal dan kertampilan tertentu yang
didapat melalui pengalaman kerja dan terus terus memperbaharui ketrampilanya sesuai dengan
perkembangan teknologi
Secara khusus profesi dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Profesi yang melibatkan hajat hidup orang banyak
Pada profesi ini gelar keprofesionalan harus didapatkan melalui pengujian oleh organisasi
profesional yang diakui secara nasional dan internasional. Contoh profesi dokter (kesehatan
manusia) di Indonesia hanya sarjana kedokteran yang menjadi anggota Ikatan Dokter
Indonesia (IDI) yang boleh membuka praktik dokter.
2. Profesi luhur
Merupakan profesi yang menekankan pengabdian dan pelayanan kepada masyarakat, bukan
semata – mata mencari nafkah hidup. Contoh profesi ini adalah Guru, Pendeta, Pengacara dll
Secara umum ada beberapa ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi, yaitu :
1. Adanya pengetahuan khusus, biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki berkat
pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.
2. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku
profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
3. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus
meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.
4. Ada izin khusus untuk menjalankan suatu profesi. Setiap profesi akan selalu berkaitan
dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-nilai kemanusiaan berupa keselamatan,
keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya, maka untuk menjalankan suatu profesi
harus terlebih dahulu ada izin khusus.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


2.2 Pengertian Profesional

Menurut De George, profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau
seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu
atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu
luang.
Profesional adalah seseorang yang menjalankan profesinya (pelaku Profesi) secara benar
dan melakukanya menurut etika dan garis – garis profesionalisme yang berlaku pada profesinya
tersebut
Teguh wahyono (2006) mengemukakan bahwa untuk menjadi profesional seorang pelaku
profesi haruslah memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
 Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya
Sebuah profesi mengandalkan suatu pengetahuan khusus yang dimiliki oleh sekelompok
profesional agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Seorang yang profesional
adalah seseorang yang menguasai ilmu secara mendalam pada bidangnya.
 Mampu mengonversikan ilmu menjadi ketrampilan
Seorang profesional juga harus mampu mengonversikan ilmunya menjadi suatu
keterampilan, artinya dapat melakukan praktik – praktik atau kegiatan khusus sesuai tugas
dan pekerjaanya dengan baik.
 Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
Pada setiap profesi terdapat suatu aturan yang disebut “ kode etik” profesi. Contoh kode
etik pengacara, kode etik kedokteran dll. Kode etik merupakan suatu aturan dalam
menjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang
bersangkutan.
Untuk menjadi seorang profesional seseorang yang melakukan sebuah pekerjaan, dituntut untuk
memiliki beberapa sikap sebagai berikut :
1. Komitmen tinggi. Seorang profesional harus mempunyai komitmen yang kuat pada
pekerjaan yang sedang dilakukanya

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3


2. Tanggung jawab. Seorang profesional harus bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan
yang dilakukanya.
3. Berpikir sistematis. Seorang profesional harus mampu berpikir sistematis tentang apa yang
dilakukanya dan belajar dari pengalamanya
4. Penguasaan materi. Seorang profesional harus menguasai secara mendalam bahan atau
materi pekerjaan yang sedang dilakukanya
5. Menjadi bagian dari masyarakat profesional. Seyogyanya seorang profesional harus
menjadi bagian dari masyarakat dalam lingkungan profesinya.

2.3 Pengertian Profesionalisme

Titik penekanan dari profesionalisme adalah penguasaan dari ilmu pengetahuan atau kemampuan
manajemen beserta kemampuan strategi penerapanya. Maister (1997) menyatakan bahwa
profesionalisme bukan sekedar pengetahuan teknologi dan manjemen, tetapi lebih merupakan
sebuah sikap. Pengembangan profesionalisme pada seorang teknisi bukan hanya merujuk pada
keterampilan yang tinggi, melainkan juga tingkah laku yang sesuai kriteria.
Profesionalisme adalah suatu faham yang mencitakan dilakukanya kegiatan – kegiatan
kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
keterpanggilan serta ikrar (fateri/frofiteri) untuk menerima panggilan tersebut.
Selanjutnya untuk meningkatkan nilai profesionalisme suatu frofesi serta untuk membentuk
suatu standarisasi profesi, biasanya dibentuk organisasi – organisasi profesi. Organisasi tersebut
mengatur keanggotaan, membuat kebijakan etika profesi yang harus ditaati oleh seluruh anggota,
memberikan sanksi bagi yang melanggar etika profesi dan membantu anggota untuk dapat terus
memperbaharui pengethuanya sesuai dengan perkembangan teknoilogi.
Untuk mengukur profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu standar
profesional. Secara teoritis menurut Gilley dan Eggland (1989), standar profesional dapat
diketahui dengan empat perspektif pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan berorientasi filosofis
Pendekatan ini melihat tiga hal pokok yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
profesionalisme sebagai berikut :

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


a) Pendekatan lambang profesional, yaitu berkenaan dengan sertifikasi, lisensi dan
akreditasi yang merupakan lambang bagi induvidu ataupun lembaga yang profesional
dalam bidang tertentu
b) Pendekatan sikap induvidu, yaitu pendekatan ini melihat bahwa layanan induvidu
pemegang profesi di akui oleh umum dan bermanfaat bagi penggunanya
c) Pendekatan electic, yaitu pendekatan yang melihat bahwa proses profesional dianggap
sebagai kesatuan dari kemampuan, hasil kesepakatan dan standar tertentu
2. Pendekatan perkembangan bertahap
Orientasi perkembangan menekankan enam langkah dalam proses berikut :
a) Berkumpulnya induvidu – induvidu yang memiliki minat yang sama terhadap suatu
profesi. Langkah ini merupakan awal dari proses profesional.
b) Melakukan identifikasi dan adofsi terhadap ilmu pengetahuan tertentu untuk
mendukung profesi yang dijalaninya. Hal ini disesuaikan dengan latar belakang
akademis para pelaku profesi
c) Selanjutnya para praktisi akan terorganisasi secara formal pada suatu lembaga yang
diakui oleh pemerintah dan masyarakat sebagai suatu organisasi profesi
d) Membuat kesepakatn mengenai persyaratan profesi berdasarkan pengalaman atau
kualifikasi tertentu
e) Menentukan kode etik profesi yang menjadi aturan main dalam menjalankan sebuah
profesi yang harus ditaati oleh seluruh anggota profesi yang bersangkutan
f) Revisi persyaratan berdasarkan kualifikasi tertentu seperti syarat akademis dan
pengalaman melakukan pekerjaan dilapangan
3. Pendekatan berorientasi karakteristik
Pendekatan ini melihat bahwa proses profesional dapat ditinjau dari karakteristik
profesi/pekerjaan, ada delapan karakteristik pengembangan proses profesional yang saling
terkait, yaitu:
a) Kode etik profesi merupakan aturan main dalam menjalankan sebuah profesi
b) Pengetahuan yang terorganisir yang mendukung pelaksanaan sebuah profesi
c) Keahlian dan kompetensi yang bersifat khusus
d) Tingkat pendidikan minimal dari sebuah profesi

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 5


e) Setifikat keahlian yang harus dimiliki sebagai salah satu lambang profesional
f) Proses tertentu sebelum memangku profesi untuk bisa memikul tugas dan tanggung
jawab dengan baik
g) Adanya kesempatan untuk menyebarluaskan dan bertukar ide diantara anggota
h) Adanya tindakan didplin dan batasan tertentu jika terjadi malpraktik dan pelanggaran
kode etik
4. Pendekatan berorientasi non-tradisional
Pendekatan ini menyatakan bahwa seseorang dengan bidang ilmu tertentu diharapkan
mampu melihat dan merumuskan karakteristik yang unik dan kebutuhan sebuah profesi.

2.4 Kode Etik Profesi

Kode berasal dari bahasa inggris yaitu code dan bahasa latin yaitu codex yang diartikan sebagai
kumpulan sandi, buku, undang –undang dan kata yang disepakati dalam laul lintas telegrafi serta
susunan prinsip hidup dalam masyarakat. Sedangkan Menurut UU no. 8 (pokok-pokok
kepegawaian) Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulisyang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan yang baik serta apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional yang menjadi anggota dari sebuah organisasi profesi. Kode etik menyatakan
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari, kode etik diterima oleh suatu
kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di
lingkungan organisasi profesi.
Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk
mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan –
ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota organisasi profesi
itu. Salah satu contoh tertua adalah sumpah hipokrates, yang dipandang sebagai kode etik
pertama untuk profesi dokter. Hipokrates adalah dokter Yunani kuno yang digelari Bapak Ilmu
Kedokteran. Beliau hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah belum tentu sumpah
ini merupakan buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid –
muridnya dan meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 6


Walaupun mempunyai riwayat eksistensi yang sudah-sudah panjang, namun belum pernah dalam
sejarah kode etik menjadi fenomena yang begitu banyak dipraktekkan dan tersebar begitu luas
seperti sekarang ini

2.4.1 Tujuan dan Fungsi kode etik profesi


Pada dasarnya, kode etik profesi menyatakan prinsip – prinsip pengakuan profesi akan tanggung
jawabnya kepada publik pemakai jasa profesi tersebut prinsip ini meminta komitmen anggotanya
untuk berperilaku terhormat dan memandu angotanya dalam memenuhi tanggung jawab serta
merupakan landasan dasar perilaku etika dan perilaku profesional
Prinsip – prinsip dasar didalam etika profesi adalah sebagai berikut :
a. Prinsip standar teknis, profesi dilakukan sesuai dengan keahlian
b. Prinsip kompetensi, melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya, kompetensi dan
ketekunan.
c. Prinsip tanggung jawab profesi, yaitu melakukan dan melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai seorang profesional dan senantiasa menggunakan perimbangan moral dan profeional
dalam semua kegiatan yang dilakukanya.
d. Prinsip kepentingan publik, yaitu selalu menghormati dan mengedepankan kepentingan
publik.
e. Prinsip integritas, pelaku profesi harus menjunjung tinggi nilai tanggung jawab profesional
dengan integritas setinggi mungkin untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan
publik yang menggunakan jasa profesionalnya.
f. Prinsip objektivitas, harus mnenjaga objektivitas dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
g. Prinsip kerahasiaan, menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh mengungkapkan informasi tersebut tanpa adanya
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkanya.
h. Prinsip perilaku profesional, berperilaku konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi yang diembanya.
Adapun tujuan kode etik profesi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 7


2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
6. Meningkatkan layanan dan memberikan layanan sebaik – baiknya kepada pemakai jasa
profesi tersebut
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan bervariasi. Umumnya
pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang bersifat nasional, misalnya Ikatan
Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan Penasehat Hukum Indonesia, Kode Etik Jurnalistik
Indonesia, Kode Etik Advokasi Indonesia dan lain-lain.
Hal ini dikarenakan fungsi dari kode etik profesi adalah :
1. Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang
digariskan.
2. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan
3. Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam
keanggotaan profesi.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 8


PERTEMUAN IX

DIMENSI ETIK HAK CIPTA

Hak cipta yang dimaksud pada undang – undang ini adalah Pencipta memiliki dua hak
dalam Hak Cipta, yaitu :
1. Hak Ekonomi (economic rights) adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas
Ciptaan serta produk Hak Terkait.
2. Hak Moral (moral rights) adalah hak yang melekat pada diri Pencipta atau Pelaku yang tidak
dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apa-pun, walaupun Hak Cipta atau Hak Terkait
telah dialihkan.
Hak Moral merupakan hak pribadi pencipta untuk mempertahankan keutuhan karyanya
dan agar dia tetap diakui sebagai penciptanya meskipun dia tidak lagi memiliki kontrol ekonomi
atas karya tersebut karena telah diserahkan sepenuhnya ke pemegang hak cipta atau telah lewat
jangka perlindungan hukum atas royaltinya.
Dengan hak moral, Pencipta dari suatu karya cipta memiliki hak untuk :
a. Dicantumkan nama atau nama samarannya di dalam ciptaannya ataupun salinannya dalam
hubungan dengan penggunaan secara umum
b. Mencegah bentuk-bentuk distorsi, mutilasi atau bentuk perubahan lainnya yang meliputi
pemutarbalikan, pemotongan, perusakan, penggantian yang berhubungan dengan karya cipta
yang pada akhirnya akan merusak apresiasi dan reputasi Pencipta.
Selain itu tidak satupun dari hak-hak tersebut di atas dapat dipindahkan selama
Penciptanya masih hidup, kecuali atas wasiat Pencipta berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
perlindungan hak moral dalam uu hak cipta tergambarkan melalui penyerahan hak cipta
atas seluruh ciptaan kepada pihak lain tidak mengurangi hak pencipta atau ahli warisnya untuk
menggugat pihak yang tanpa persetujuannya :
1. Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptaan itu
2. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1


3. Mengganti atau mengubah judul ciptaan
4. Atau mengubah isi ciptaan.
Hak moral dalam hak cipta ini membedakan hak cipta dengan hak kebendaan lainnya,
misalnya dalam hak milik atas tanah, nama yang tercantum dalam akte hak milik tanah adalah
pihak terakhir yang memegang hak milik tersebut, sebaliknya dalam hak cipta, nama
pencipta akan tercantum selamanya dalam ciptaannya.

9.1 Contoh Pelanggaran Hak Cipta

Pada tanggal 4 oktober 2001, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan bahwa PT.
Panca Putra Komputindo, HM Computer, HJ Computer dan Altec Computer (Mangga Dua,
Jakarta) telah melakukan pelanggaran terhadap UUHC karena keempat dealer komputer tersebut
telah menginstall kopi dengan tidak sah perangkat lunak MS. Windows dan Ms. Office pada
komputer – komputer yang mereka jual ke konsumen. Kemempat perusahaan tersebut
diwajibkan membayar ganti rugi kepada Microsoft Corporation( HJ Computer dan Altec
Computer sebesar US$ 1.501.662, HM Computer sebesar US$ 892.050 dan PT. Panca sebesar
US$ 869.234)
Microsoft Coorporation mengelompokkan 5 macam bentuk pembajakan perangkat lunak
sebagai berikut :
a. Memasukkan perangkat lunak ilegal ke hardisk
b. Softlifting (penggunaan lisensi melebihi kapasitas yang tercantum dalam lisensi tersebut)
c. Penjualan CDROM ilegal
d. Penyewaaan perangkat lunak ilegal
e. Downloading ilegal (tidak mematuhi kaidah yang tertera pada lisensidownload)
lisensi ( Pasal 45 – 48 UU No. 19 / 2002 ) :
a. Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi dengan perjanjian lisensi untuk
melaksanakan ciptaannya, kecuali diperjanjikan lain, maka pelaksana wajib untuk
membayar royalti kepada pemegang hak cipta.
b. Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang langsung maupun tidak langsung
merugikan perekonomian negara.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


c. Perjanjian lisensi wajib dicatat di Dirjen HaKI, agar dapat mempunyai akibat hukum
terhadap pihak ketiga.

9.2 Pendaftaran Hak Cipta

Mengenai pendaftaran hak cipta , pada pasal 35 UUHC dijelaskan bahwa pendaftaran hak
cipta diselenggarakan oleh Ditjen HKI dan akan dimuat dalam Daftar Umum Ciptaan. Namun
pendaftaran hak cipta itu bukan persyaratan wajib untuk mendapatkan hak cipta, dalam UU itu
juga dijelaskan tentang tata cara pemberian lisensi pemanfaatan hak cipta – diantaranya program
komputer. Pada pasal 45-47, pemegang hak cipta berhak melaksanakan sendiri pemberian lisensi
kepada pihak lain. Perjanjian lisensi itu wajib dicatatkan di Dirjen HKI agar memiliki akibat
hukum. Kemudian lebih lanjut lisensi ini akan dirinci melalui keputusan presiden.
Berikut ini beberapa pasal dari UUHC No. 19/2002 yang terkait dengan pendaftaran hak
cipta.
Pasal 35
(1) Direktorat Jenderal menyelenggarakan pendaftaran Ciptaan dan dicatat dalam Dafta Umum
Ciptaan.
(2) Daftar Umum Ciptaan tersebut dapat dilihat oleh setiap orang, tanpa dikenai biaya.
(3) Setiap orang dapat memperoleh untuk dirinya sendiri suatu petikan dari Daftar Umum
Ciptaan tersebut dengan dikenai biaya.
(4) Ketentuan tentang pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak merupakan
kewajiban untuk mendapatkan Hak Cipta.
Pasal 36
Pendaftaran Ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan tidak mengandung arti sebagai
pengesahan atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan yang didaftar.
Pasal 37
(1) Pendaftaran Ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan dilakukan atas Permohonan yang diajukan
oleh Pencipta atau oleh Pemegang Hak Cipta atau Kuasa.
(2) Permohonan diajukan kepada Direktorat Jenderal dengan surat rangkap 2 (dua) yang ditulis
dalam bahasa Indonesia dan disertai contoh Ciptaan atau penggantinya dengan dikenai biaya

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3


(3) Terhadap Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktorat Jenderal akan
memberikan keputusan paling lama 9 (sembilan) bulan terhitung sejak tanggal diterimanya
Permohonan secara lengkap.
(4) Kuasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah konsultan yang terdaftar pada Direktorat
Jenderal.
(5) Ketentuan mengenai syarat-syarat dan tata cara untuk dapat diangkat dan terdaftar sebagai
konsultan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Pemerintah.
(6) Ketentuan lebih lanjut tentang syarat dan tata cara Permohonan ditetapkan dengan
Keputusan Presiden.

9.3 Prosedur Permohonan Pendaftaran Hak Cipta

Adapun prosedur permohonan pendaftaran hak cipta dapat dilihat pada gambar dibawah ini
:

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


Gambar.5.1. prosedur pendaftaran hak cipta

9.4 Perlindungan Hak Cipta Sebagai Hak Milik

Sanksi untuk pelanggar hak cipta adalah


1. Sanksi pidana
2. Sanksi perdata
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 5
Sifat delik merupakan delik biasa, bukan delik aduan, sehingga bila terjadi pelanggaran
tidak perlu menunggu pengaduan, tapi dapat langsung ditindak dengan cepat ketentuan pidana
untuk pelanggaran hak cipta dibidang komputer
Pasal 72 UUHC No. 19 Th. 2002 . Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak
memperbanyak penggunaan untuk kepentingan komersial suatu Program Komputer dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 6


PERTEMUAN VII

CYBERLAW

7.1 Asas Hukum Untuk Dunia Cyber

Terdapat tiga pendekatan untuk mempertahankan keamanan di Cyberspace (ruang maya),


yaitu : pendekatan teknologi, pendekatan sosial budaya-etika, dan pendekatan hukum. Untuk
mengatasi gangguan keamanan pendekatan teknologi sifatnya mutlak dilakukan, sebab tanpa
suatu pengamanan jaringan akan sangat mudah disusupi, dintersepsi, atau diakses secara ilegal
dan tanpa hak.
Dalam ruang Cyber pelaku pelanggaran seringkali menjadi sulit dijerat karena hukum dan
pengadilan Indonesia tidak memiliki yurisdiksi terhadap pelaku dan perbuatan hukum yang
terjadi, mengingat pelanggaran hukum bersifat transnasional tetapi akibatnya justru memiliki
implikasi hukum di Indonesia.
Dalam hukum internasional, dikenal tiga jenis yurisdiksi, yakni
1. jurisdiksi untuk menetapkan undang-undang (the jurisdiction to prescribe)
2. jurisdiksi untuk penegakan hukum (the jurisdiction to enforce)
3. jurisdiksi untuk menuntut (the jurisdiction to adjudicate).
Dalam kaitannya dengan penentuan hukum yang berlaku dikenal beberapa asas yang biasa
digunakan, yaitu :
1. subjective territoriality, yang menekankan bahwa keberlakuan hukum ditentukan
berdasarkan tempat perbuatan dilakukan dan penyelesaian tindak pidananya dilakukan di
negara lain.
2. objective territoriality, yang menyatakan bahwa hukum yang berlaku adalah hukum dimana
akibat utama perbuatan itu terjadi dan memberikan dampak yang sangat merugikan bagi
negara yang bersangkutan.
3. nationality yang menentukan bahwa negara mempunyai jurisdiksi untuk menentukan hukum
berdasarkan kewarganegaraan pelaku.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1


4. passive nationality yang menekankan jurisdiksi berdasarkan kewarganegaraan korban.
5. protective principle yang menyatakan berlakunya hukum didasarkan atas keinginan negara
untuk melindungi kepentingan negara dari kejahatan yang dilakukan di luar wilayahnya,
yang umumnya digunakan apabila korban adalah negara atau pemerintah.
6. asas Universality. Asas Universality selayaknya memperoleh perhatian khusus terkait
dengan penanganan hukum kasus-kasus Cyber. Asas ini disebut juga sebagai “universal
interest jurisdiction”. Pada mulanya asas ini menentukan bahwa setiap negara berhak untuk
menangkap dan menghukum para pelaku pembajakan. Asas ini kemudian diperluas sehingga
mencakup pula kejahatan terhadap kemanusiaan (crimes against humanity), misalnya
penyiksaan, genosida, pembajakan udara dan lain-lain.
Meskipun di masa mendatang asas jurisdiksi universal ini mungkin dikembangkan untuk
internet piracy, seperti computer, cracking, carding, hacking and viruses, namun perlu
dipertimbangkan bahwa penggunaan asas ini hanya diberlakukan untuk kejahatan sangat serius
berdasarkan perkembangan dalam hukum internasional. Oleh karena itu, untuk ruang Cyber
dibutuhkan suatu hukum baru yang menggunakan pendekatan yang berbeda dengan hukum yang
dibuat berdasarkan batas-batas wilayah

7.1.1 Pengertian Cyberlaw


Secara akademis, terminologi ”Cyber law” tampaknya belum menjadi terminologi yang
sepenuhnya dapat diterima. Hal ini terbukti dengan dipakainya terminologi lain untuk tujuan
yang sama seperti The law of the Internet, Law and the Information Superhighway, Information
Technology Law, The Law of Information, dan sebagainya. Di Indonesia sendiri tampaknya
belum ada satu istilah yang disepakati atau paling tidak hanya sekedar terjemahan atas
terminologi ”Cyber law”. Sampai saat ini ada beberapa istilah yang dimaksudkan sebagai
terjemahan dari ”Cyber law”, misalnya, Hukum Sistem Informasi, Hukum Informasi, dan
Hukum Telematika (Telekomunikasi dan Informatika).
Cyber Law adalah aspek hukum yang artinya berasal dari kata “Cyberspace Law” yang
ruang lingkupnya meliputi aspek-aspek yang berhubungan dengan orang perorangan atau subyek
hukum yang menggunakan dan memanfaatkan teknologi internet yang dimulai pada saat mulai
“online” dan memasuki dunia Cyber atau maya.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


7.1.2 Ruang Lingkup Cyber Law
Pembahasan mengenai ruang lingkup ”Cyber law” dimaksudkan sebagai inventarisasi atas
persoalan-persoalan atau aspek-aspek hukum yang diperkirakan berkaitan dengan pemanfaatan
Internet. Secara garis besar ruang lingkup ”Cyber law” ini berkaitan dengan persoalan-persoalan
atau aspek hukum.
Jonathan Rosenoer dalam Cyberlaw, the law of internet mengingatkan tentang ruang
lingkup dari Cyber law, yaitu :
1. Copyright (hak cipta)
2. Trademark (hak Merk)
3. Defamation (pencemaran nama baik)
4. Hate Speech (fitnah, penghinaan, penistaan)
5. Hacking, Viruses, Illegal Acces (Serangan terhadap fasilitas komputer)
6. Duty Care (prinsip kehati – hatian)
7. Tindakan kriminal yang biasa menggunakan IT sebagai alat
8. Isu prosedural seperti yuridiksi, penyelidikan
9. Transaksi elektronik dan tanda tangan digital
10. Pornografi
11. Pencurian melalui internet
12. Perlindungan konsumen
13. Pemanfaatan internet dalam aktivitas sehari – hari seperti e-commerce, e-goverment, e-
education

7.1.3 Perangkat hukum Cyber Law


Agar pembentukan perangkat perundang – undangan tentang teknologi informasi mampu
mengarahkan segala aktivitas dan transaksi didunia maya/ Cyber sesuai dengan standar etik dan
hukum yang disepakati maka proses pembuatanya diupayakan sebagai berikut :
a. Menerapkan pinsip – prinsip dan pengembangan teknologi informasi antara lain :
1. Melibatkan unsur yang terkait (pemerintah, swasta dan profesional)
2. Menggunakan pendekatan moderat untuk mensintesiskan prinsip hukum konvensional
dan norma hukum baru yang akan terbentuk
3. Memperhatikan keunikan dari dunia maya

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3


4. Mendorong adanya kerjasama internasional mengingat sifat internet yang global
5. Menempatkan sektor swasta sebagai leader persoalan yang menyangkut industri dan
perdagangan
6. Pemerintah harus mengambil peran dan tanggung jawab yang jelas untuk persoalan yang
menyangkut kepentingan publik
7. Aturan hukum yang akan dibentuk tidak bersifat restriktif melainkan harus direktif dan
futuristik
b. Melakukan pengkajian terhadap perundang – undangan nasional yang memiliki kaitan
langsung maupun tidak langsung dengan munculnya persoalan hukum akibat transaksi di
internet seperti UU hak cipta, UU Merk, UU Perseroan Terbatas, UU Penanaman Modal
Asing, UU Perpajakan, UU pidana dll

7.1.4 Perangkat Hukum Internasional


Dalam rangka upaya menanggulangi dan menangani Cyber crime dewan keamanan PBB
dalam resolusi kongres PBB VII/1990 mengenai “Computer related crime”mengajukan beberapa
kebijakan antara lain :
 Menghimbau kepada negara anggota untuk mengintensifkan upaya – upaya penanggulangan
penyalahgunaan komputer yang lebih efektif dengan mempertimbangkan langkah – langkah
berikut :
a. Melakukan modernisasi hukum pidana material dan hukum pidana acara
b. Mengembangkan tindakan pencegahan dan pengamanan komputer
c. Melakukan langkah untuk membuat peka warga masyarakat, aparat, terhadap pentingnya
pencegahan kejahatan
d. Melakukan training bagi hakim, pejabat dan aprat hukum tentang Cyber crime
e. Memperluas rules of ethics dalam penggunaankomputer melalui kurikulum informasi
f. Mengadopsi kebijakan perlindungan korban Cyber crime sesuai dengan deklarasi PBB
 Menhimbau negara anggota meningkatkan upaya penanggulangan Cyber crime
 Merekomendasikan kepada komite pengendalian dan pencegahan kejahatan PBB (commitee
on Crime Prevention and Control) untuk menyebarluaskan pedoman dan standar untuk
membantu negara anggota menghadapi Cyber crime, mengembangkan penelitian dan
analisis untuk menemukan cara baru menghadapi Cyber crime di masa datang

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


Perangkat hukum internasional di bidang kejahatan Cyber (Cyber Crime) merupakan
sebuah fenomena baru dalam tatanan Hukum Internasional modern mengingat kejahatan Cyber
sebelumnya tidak mendapat perhatian negara-negara sebagai subjek Hukum Internasional.
Munculnya bentuk kejahatan baru yang tidak saja bersifat lintas batas (transnasional) tetapi juga
berwujud dalam tindakan-tindakan virtual telah menyadarkan masyarakat internasional tentang
perlunya perangkat Hukum Internasional baru yang dapat digunakan sebagai kaidah hukum
internasional dalam mengatasi kasus-kasus Cybercrime.

7.2 Cyberlaw Di Berbagai Negara

7.2.1 Council of Europe Convention on Cyber crime


Instrumen Hukum Internasional publik yang mengatur masalah Kejahatan Cyber yang saat
ini paling mendapat perhatian adalah Konvensi tentang Kejahatan Cyber (Convention on Cyber
Crime) 2001 yang digagas oleh Uni Eropa. Konvensi ini meskipun pada awalnya dibuat oleh
organisasi Regional Eropa, tetapi dalam perkembangannya dimungkinkan untuk diratifikasi dan
diakses oleh negara manapun di dunia yang memiliki komitmen dalam upaya mengatasi
kejahatan Cyber.
Negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa (Council of Europe) pada tanggal 23
November 2001 di kota Budapest, Hongaria telah membuat dan menyepakati Convention on
Cybercrime yang kemudian dimasukkan dalam European Treaty Series dengan Nomor 185.
Konvensi ini akan berlaku secara efektif setelah diratifikasi oleh minimal 5 (lima) negara,
termasuk paling tidak ratifikasi yang dilakukan oleh 3 (tiga) negara anggota Council of Europe.
Substansi konvensi mencakup area yang cukup luas, bahkan mengandung kebijakan kriminal
(criminalpolicy) yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dari Cyber crime, baik melalui
undang-undang maupun kerjasama internasional.
Hal ini dilakukan dengan penuh kesadaran sehubungan dengan semakin meningkatnya
intensitas digitalisasi, konvergensi, dan globalisasi yang berkelanjutan dari teknologi informasi,
yang menurut pengalaman dapat juga digunakan untuk melakukan tindak pidana. Konvensi ini
dibentuk dengan pertimbangan-pertimbangan antara lain sebagai berikut :

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 5


1. bahwa masyarakat internasional menyadari perlunya kerjasama antar Negara dan Industri
dalam memerangi kejahatan Cyber dan adanya kebutuhan untuk melindungi kepentingan
yang sah dalam penggunaan dan pengembangan teknologi informasi.
2. Konvensi saat ini diperlukan untuk meredam penyalahgunaan sistem, jaringan dan data
komputer untuk melakukan perbuatan kriminal. Hal lain yang diperlukan adalah adanya
kepastian dalam proses penyelidikan dan penuntutan pada tingkat internasional dan
domestik melalui suatu mekanisme kerjasama internasional yang dapat dipercaya dan cepat.
3. saat ini sudah semakin nyata adanya kebutuhan untuk memastikan suatu kesesuaian antara
pelaksanaan penegakan hukum dan hak azasi manusia sejalan dengan Konvensi Dewan
Eropa untuk Perlindungan Hak Azasi Manusia dan Kovenan Perserikatan Bangsa-Bangsa
1966 tentang Hak Politik Dan sipil yang memberikan perlindungan kebebasan berpendapat
seperti hak berekspresi, yang mencakup kebebasan untuk mencari, menerima, dan
menyebarkan informasi/pendapat.
Konvensi ini telah disepakati oleh Masyarakat Uni Eropa sebagai konvensi yang terbuka
untuk diakses oleh negara manapun di dunia. Hal ini dimaksudkan untuk dijadikan norma dan
instrumen Hukum Internasional dalam mengatasi kejahatan Cyber, tanpa mengurangi
kesempatan setiap individu untuk tetap dapat mengembangkan kreativitasnya dalam
pengembangan teknologi informasi.
US Department of Justice (DOJ) menyatakan bahwa konvensi membuat kemajuan di
bidang teknologi informasi dengan langkah – langkah diantaranya :
1. mewajibkan negara-negara penandatangan untuk mendirikan substantif tertentu pelanggaran
di bidang kejahatan komputer
2. Pihak-pihak yang membutuhkan untuk mengadopsi hukum-hukum prosedural domestik
untuk menyelidiki kejahatan komputer
3. memberikan dasar yang kokoh bagi penegakan hukum internasional kerjasama dalam
memerangi kejahatan yang dilakukan melalui sistem komputer.

7.2.2 Cyberlaw Malaysia


Digital Signature Act 1997 merupakan Cyberlaw pertama yang disahkan oleh parlemen
Malaysia. Tujuan Cyberlaw ini, adalah untuk memungkinkan perusahaan dan konsumen untuk

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 6


menggunakan tanda tangan elektronik (bukan tanda tangan tulisan tangan) dalam hukum dan
transaksi bisnis.
Computer Crimes Act 1997 menyediakan penegakan hukum dengan kerangka hukum yang
mencakup akses yang tidak sah dan penggunaan komputer dan informasi dan menyatakan
berbagai hukuman untuk pelanggaran yang berbeda komitmen. Cyberlaw berikutnya yang akan
berlaku adalah Telemedicine Act 1997. Cyberlaw ini diperuntukan bagi praktisi medis untuk
memberdayakan dan memberikan pelayanan medis / konsultasi dari lokasi jauh melalui
menggunakan fasilitas komunikasi elektronik seperti konferensi video.
Undang-Undang Komunikasi dan Multimedia 1998 yang mengatur konvergensi
komunikasi dan industri multimedia dan untuk mendukung kebijakan nasional ditetapkan untuk
tujuan komunikasi dan multimedia industri. Undang-Undang Komunikasi dan Multimedia 1998
kemudian disahkan oleh parlemen untuk membentuk Komisi Komunikasi dan Multimedia
Malaysia yang merupakan peraturan dan badan pengawas untuk mengawasi pembangunan dan
hal-hal terkait dengan komunikasi dan industri multimedia.
Departemen Energi, Komunikasi dan Multimedia sedang dalam proses penyusunan baru
undang-undang tentang Perlindungan Data Pribadi untuk mengatur pengumpulan, kepemilikan,
pengolahan dan penggunaan data pribadi oleh organisasi apapun untuk memberikan
perlindungan untuk data pribadi seseorang dan dengan demikian melindungi hak-hak privasinya.
Undang -undang yang berlaku didasarkan pada sembilan prinsip perlindungan data yaitu :
1. Cara pengumpulan data pribadi
2. Tujuan pengumpulan data pribadi
3. Penggunaan data pribadi
4. Pengungkapan data pribadi
5. Akurasi dari data pribadi
6. Jangka waktu penyimpanan data pribadi
7. Akses ke dan koreksi data pribadi
8. Keamanan data pribadi
9. Informasi yang tersedia secara umum.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 7


7.2.3 Cyberlaw Indonesia
Untuk Indonesia, regulasi hukum Cyber menjadi bagian penting dalam sistem hukum
positif secara keseluruhan. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat perlu segera menuntaskan
Rancangan Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (RUU ITE) untuk dijadikan
hukum positif, mengingat aktivitas penggunaan dan pelanggarannya telah demikian tinggi.
Regulasi ini merupakan hal yang sangat ditunggu-tunggu masyarakat demi terciptanya kepastian
hukum. RUU ITE sendiri dalam hal materi dan muatannya telah dapat menjawab persoalan
kepastian hukum menyangkut tindak pidana carding, hacking dan cracking, dalam sebuah bab
tentang perbuatan yang dilarang dimuat ketentuan yang terkait dengan penyalahgunaan teknologi
informasi, yang diikuti dengan sanksi pidananya. Demikian juga tindak pidana dalam RUU ITE
ini diformulasikan dalam bentuk delik formil, sehingga tanpa adanya laporan kerugian dari
korban aparat sudah dapat melakukan tindakan hukum. Hal ini berbeda dengan delik materil
yang perlu terlebih dulu adanya unsur kerugian dari korban.
RUU ITE merupakan satu upaya penting dalam setidaknya dua hal:
1. Pengakuan transaksi elektronik dan dokumen elektronik dalam kerangka hukum perikatan
dan hukum pembuktian, sehingga kepastian hukum transaksi elektronik dapat terjamin.
2. Diklasifikasikannya tindakan-tindakan yang termasuk kualifikasi pelanggaran hukum terkait
penyalahgunaan TI disertai sanksi pidananya termasuk untuk tindakan carding, hacking dan
cracking.
Untuk selanjutnya setelah RUU ITE diundangkan, pemerintah perlu pula untuk memulai
penyusunan regulasi terkait dengan tindak pidana Cyber (Cyber Crime), mengingat masih ada
tindak-tindak pidana yang tidak tercakup dalam RUU ITE tetapi dicakup dalam instrumen
Hukum Internasional di bidang tindak pidana Cyber, misalnya menyangkut tindak pidana
pornografi, deufamation, dan perjudian maya. Untuk hal yang terakhir ini perlu untuk mengkaji
lebih jauh Convention on Cyber Crime 2000, sebagai instrumen tindak pidana Cyber
internasional, sehingga regulasi yang dibuat akan sejalan dengan kaidah-kaidah internasional,
atau lebih jauh akan merupakan implementasi (implementing legislation) dari konvensi yang
saat ini mendapat perhatian begitu besar dari masyarakat internasional.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 8


PERTEMUAN III

SEJARAH PERKEMBANGAN DAN ISU ETIKA KOMPUTER

3.1 Sejarah Etika Komputer

Sesuai awal penemuan teknologi komputer ditahun 1940-an perkembangan etika komputer juga
dimulai dari era tersebut dan secara bertahap berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu baru
dimasa sekarang ini.

Gambar.3.1. tokoh – tokoh pelopor etika komputer


Perkembangan tersebut dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu :
a. Era 1940 – 1950
Munculnya etika komputer sebagai sebuah bidang studi dimulai pekerjaan dari profesor MIT
yang bernama Norbert Wiener. Selama perang dunia II (awal tahun 1940an). Prof. Norbert
Wiener membantu mengembangkan suatu meriam anti pesawat yang mampu menembak jatuh
pesawat tempur yang melintas diatasnya. Tantangan universal dari proyek tersebut menyebabkan
Wiener dan beberapa rekanya harus memperhatikan sisi lain dari sebuah perkembangan

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1


teknologi informasi, yaitu etika. Dalam konsep penelitianya Wiener meramalkan terjadinya
revolusi sosial dan konsekuensi etis dari perkembangan teknologi informasi.
Tahun 1948, dalam bukunya Cybernetics: Control nd Communication in the Animal and
Machine, ia mengungkapkan bahwa mesin komputasi modern pada prinsipnya adalah sistem
jaringan syaraf yang merupakan piranti kendali otomatis. Dalam pemanfaatan mesin tersebut,
manusia akan dihadapkan pada pengaruh sosial tentang arti penting teknologi tersebut yang
ternyata mampu memberikan kebaikan sekaligus malapetaka.
Tahun 1950, Wiener menerbitkan sebuah buku yang monumental, berjudul The Human
Use of Human Beings. Buku ini mencakup beberapa bagian pokok tentang hidup manusia,
prinsip – prinsip hukum dan etika dibidang komputer. Bagian – bagian pokok buku tersebut
adalah sebagai berikut (Bynum, 2001) :
a. Tujuan hidup manusia
b. Empat prinsip hukum
c. Metode yang tepat untuk menerapkan etika
d. Diskusi tentang masalah – masalah pokok dalam etika komputer
e. Contoh topik kunci tentang etika komputer
Dalam pandangan Wiener, pengintegrasian teknologi komputer ke dalam masyarakat akan
segera menimbulkan revolusi industri yang kedua. Dimana dalam revolusi tersebut, perubahan
dapat terjadi sceara radikal. Adalah suatu pekerjaan bagi para pelaku didalamnya untuk
memperhatikan keanekaragaman tugas dan tantanganya, pekerja harus melakukan penyesuaian
terhadap pekerjaanya, pemerintah harus menetapkan peraturan dan hukum baru.
b. Era 1960
Tahun1960, Donn Parker dari SRI International Menlo Park California melakukan riset untuk
menguji penggunaan komputer yang tidak sah dan tidak sesuai dengan profesionalisme di bidang
komputer. Saat itu Parker menyampaikan ungkapan yang menjadi titik tolak penelitianya, Yaitu :
“ that when entered the computer center they left their ethics at the door” (Fodor and Bynum,
1992).
Ungkapan tersebut menggambarkan bahwa ketika orang – orang masuk pusat komputer,
mereka meninggalkan etika mereka diambang pintu. Selanjutnya Parker melakukan riset dan
mengumpulkan berbagai contoh kejahatan komputer dan aktivitas lain yang menurutnya tidak

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


layak dilakukan oleh seorang profesional di bidang komputer. Dalam perkembanganya , ia
menerbitkan “Rules of Ethics in Information Processing ” atau peraturan tentang etika dalam
pengolahan informasi.
Parker juga dikenal sebagai pelopor kode etik profesi bagi profesional di bidang
komputer, yang ditandai dengan usahanya pada tahun 1968 ketika ditunjuk untuk memimpin
pengembangan kode etik profesional yang pertama dilakukan untuk ACM (Association for
Computing Machinnery). Dalam dua dekade berikutnya, Parker melanjutkan penelitianya dan
menghasilkan buku, artikel sampai pidato – pidato mengenai etika komputer. Walaupun
pekerjaan parker belum menyajikan suatu kerangka teoritis umum mengenai etika tersebut,
namun berbagai pemikiran yang telah diberikanya menjadi tonggak sejarah etika komputer
setelah Prof. Wiener.
c. Era 1970
Era ini dimulai ketika sepanjang tahun 1960, Joseph Weinzenbaum, ilmuan komputer MIT di
Boston, menciptakan sebuah program komputer yang disebut ELIZA. Didalam eksperimen
pertamanya, ELIZA diciptakan sebagai tiruan dari “Psycotherapist Rogerian” yang melakukan
wawancara dengan pasien yang akan diterapi atau diobatinya.
Weizenbaum dikejutkan oleh reaksi atas penemuan sederhanya itu, dimana para dokter
jiwa melihatnya sebagai bukti bahwa komputer akan segera melakukan otomatisasi psikoterapi.
Hal itu akhirnya membawanya suatu gagasan akan munculnya “model pengolahan informasi”
tentang manusia yang akan datang dann hubunganya manusia dengan mesin. Dalam bukunya
yang berjudul Computer Power and Human Reason, 1976, Menyatakan banyak gagasan dari hal
tersebut. dari buku tersebut banyak ilmuwan yang terilhami tentang pelunya etika komputer.
Di era ini juga diwarnai dengan karya Walter Maner yang sudah mulai menggunakan
istilah “computer ethics” untuk mengacu pada bidang pemeriksaan yang berhadapan dengan
permasalahan etis yang tercipta oleh pemakaian teknologi komputer saat itu. Maner menawarkan
suatu kursus eksperimental atas materi pada Old Dominion University in Virginia. Sepanjang
tahun 1970 sampai tahun 1980, Maner menghasilkan banyak minat pada kursus tentang etika
komputer setingkat universitas, tahun 1978, ia juga mempublikasikan karyanya sendiri yang
berjudul Starter Kit in Computer Ethics, yang berisi material kurikulum dan pedagoggi untuk
para pengajar universitas dalam pengembangan kurikulum pendidikan etika komputer.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3


d. Era 1980
Pada tahun 1980-an, sejumlah konsekuensi sosial dan teknologi informasi yang etis menjadi isu
publik di Amerika dan Eropa. Hal – hal yang sering dibahas adalah Computer-Enabled Crime
atau kejahatan komputer, masalah – masalah yang disebabkan karena kegagalan sistem
komputer, invasi keleluasaan pribadi melalui database komputer dan perkara pengadilan
mengenai kepemilikan perangkat lunak. Pekerjaan tokoh – tokoh etika komputer sebelumnya
seperti Parker, Weizenbaum, Maner dan lainya, akhirnya membawa etika komputer sebagai
suatu disiplin ilmu baru.
Pertengahan tahuan 1980-an, James Moor dari Daartmounth College menerbitkan artikel
menarik yang berjudul “What is Computer Ethics?” sebagai isu khusus pada jurnal
Metaphilosophy(Moor, 1985). Deborah Johnson dari Rensselaer Plytechnic Institute menerbitkan
buku teks yang berjudul Computer Ethics (Johnson, 1985), sebagai buku teks pertama yang
digunakan lebih dari satu dekade dalam bidang itu.
e. Era 1990 – sekarang
Sepanjang tahun 1990-an, berbagai pelatihan baru di universitas, pusat riset, konfrensi, jurnal,
buku teks dan artikel menunjukan suatu keanekaragaman yang luas tentang topik dibidang etika
komputer. Sebagai contoh, pemikir seperti Donnald Gotterbarn, Keith Miller, Simon Rogerson
dan Dianne Martin dan seperti juga banyak organisasi profesional komputer yang menangani
tanggung jawab sosial profesi tersebut, seperti Eletronic Frontier Foundation, ACM, dan
sebagainya.
Para ahli komputer di Inggris, Belanda, Polandia dan italia menyelenggarakan
ETHICOMP sebgai rangkaian konfrensi yang dipimpin oleh Simon Rogerson. Terdapat pula
konfrensi besar tentang etika komputer yang dipimpin oleh Jeroen Van Hoven, serta di Australia
terjadi riset terbesar etika komputer yang dipimpin oleh Chris Simpson dan Yohanes Weckert.
Perkembangan yang cukup penting lainya adalah kepeloporan Simon Rogerson dari De Montfort
University, yang mendirikan Centre for Computing and Social Responsibility. Didalam
pandangan Rogerson, ada kebutuhan dalam pertengahan tahuan 1990 untuk sebuah generasi
kedua yaitu tentang pengembangan etika komputer.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


3.2 Beberapa Pandangan Cakupan Etika Komputer

Istilah etika komputer muncul pada tahun 1970-an, setelah Walter Maner mulai memasukan dan
mendeskripsukan etika komputer sebagai sebuah bidang studi, Maner menggambarkan etika
komputer sebagai bidang ilmu yang menguji permasalahan etis yang menjengkelkan, yang
diciptakan oleh teknologi komputer. Maner berpendapat bahwa beberapa permasalahan etis
sebelumnya sudah ada, diperburuk oleh munculnya komputer yang menimbulkan permasalahan
baru sebagai akibat penerapan teknologi informasi. Sementara Deborah Johnson (1985) dalam
bukunya Computer Ethics, menggambarkan etika komputer sebagai bidang studi tentang cara
yang ditempuh oleh komputer memiliki standar moral baru, yang memaksa kita sebagai
penggunanya untuk menerapkan norma – norma baru pula di dalam dunia yang belum dipetakan.
Berbeda dengan Maner, ia tidak percaya bahwa komputer menciptakan permasalahan moral baru
secara keseluruhan. Baginya komputer hanya memberi sebuah rasa dan warna baru pada isu – isu
etis sebelumnya yang telah ada.
James Moore, dalam artikelnya “What is Computer Ethics” yang ditulis pada tahun 1985,
mengartikan etika komputer sebagai bidang ilmu yang tidak terikat secara khusus dengan teori
ahli filsafat manapun dan kompatibel dengan pendekatan metodelogis yang luas pada pemecahan
masalah etis. Moore mengungkapkan etika komputer sebagai bidang studi yang lebih luas
dibandingkan dengan yang didefinisikan oleh Maner dan Johnson, Moore menggambarkan etika
komputer bidang yang terkait dengan kebijakan tabung hampa dan konseptual yang campur aduk
mengenai aspek sosial dan penggunaan secara etis teknologi informasi
Masalah khas etika komputer muncul karena adanya suatu kebijakan yang belum jelas
tentang bagaimana teknologi komputer harus digunakan. Komputer membantu kita dengan
berbagai kemampuan baru dan pada giliranya memberikan banyak pilihan baru untuk berbagai
jenis tindakan yang dapat dilakukan. Satu tugas etika komputer adalah menentukan apa yang
perlu kita lakukan dan apa yang harus kita hindari didalam pemanfaatan teknologi informasi.
Komputer merupakan suatu alat yuang universal sehingga batas komputer adalah seberapa besar
batas daya kreatif manusia sendiri.
Menurut Moore, revolusi komputer terjadi dalam dua langkah, yaitu :
1. Pengenalan teknologi. Dimana teknologi komputer dapat dikembangkan dan disaring, ini
telah terjadi di USA sepanjang empat puluh tahun setelah perang dunia kedua

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 5


2. Penyebaran teknologi. Dimana teknologi komputer mendapatkan integrasi kedalam
aktivitas manusia sehari – hari dan kedalam institusi sosial, mengubah seluruh konsep
pokok, seperti uang, pendidikan, pekerjaan dan pemilihan yang adil.

Gambar.3.2. tahap revolusi komputer menurut James Moore


Donald Gotterbarn pada tahun 1990, mempelopori suatu pendekatan yang berbeda dalam
melukiskan cakupan khusus nidang etika komputer. Dalam pandanganya etika komputer harus
dipandang sebagai suatu cabang etika profesional, yang terkait semata –mata dengan standart
kode dan praktik yang dilakukan oleh para profesional dibidang komputasi. Dengan
kepeloporanya tersebut. Gotterbarn akhirnya dilibatkan dengan penelitian di bidang etika
komputer, seperti Co-authoring pada pembuatan ACM Code of Ethics and Profesional Conduct
yang ketiga serta menetapkan standar perizinan untuk software engineer.

3.3 Isu – Isu Pokok Etika Komputer

Teguh wahyono (2006), menyatakan isu – isu pokok yang berhubungan dengan pemanfaatan
teknologi komputer, yaitu :
 Kejahatan komputer
Perkembangan teknologi komputer yang demikian pesat selain membawa dampak fositif
juga mengundang tangan – tangan kriminal unutk beraksi, baik untuk mencari keuntungan
materi ataupun hanya sekedar iseng. Hal ini memunculkan kejahatan di dunia komputer atau
yang biasa disebut Computercrime

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 6


Kejahatan komputer diartikan sebagai kejahatan yang muncul karena penggunaan
komputer secara ilegal (Andi Hamzah, 1989). Selanjutnya seiring dengan penggunaan
komputer yang terus meningkat dan perkembangan teknologi komputer yang pesat,
kejahatan dibidang inipun terus mengalamin peningkatan, bebragai jenis kejahatan muncul
mulai dari kategori ringan seperti penyebaran virus, spam email, penyadapan transmisi
sampai dengan kategori berat seperti pencurian (carding), serangan yang bertujuan
mengganggu ataupun melumpuhkan komputer target sehingga tidak dapat memberikan
layanan lagi.
 Cyber Ethics
Perkembangan internet memunculkan peluang baru untuk mambangun dan memperbaiki
pendidikan, bisnis, layanan pemerintahdan demokrasi. Namun permasalahan baru muncul
setelah terjadi interaksi yang universal antara pemakainya, harus difahami bahwa pengguna
internet yang berasal dari berbagai negara yang berbeda yang pasti memiliki nilai budaya,
bahasa, adat istiadat yang berbeda – beda pula, disamping itu pengguna internet merupakan
orang –orang yang hidup dalam dunia maya sehingga tidak memiliki keharusan untuk
menunjukan identitas asli dalam berinteraksi. Sementara itu berbagai pasilitas dan layanan
yang diberikan dalam internet memungkinkan seseorang untuk bertindak tidak etis.
Permasalahan – permasalahan yang muncul seiring dengan perkembangan pesat internet
menuntut adanya aturan dan prinsip dalam melakukan komunikasi via internet. Salah satu
yang dikembangkan adalah netiket atau Nettiquette, yang merupakan salah satu acuan dalam
berkomunikasi menggunakan internet. Standar netiket ditetapkan oleh IETF (the Internet
Engineering Task Force). IETF adalah suatu komunitas masyarakat internasional yang
terdiri dari para perancang jaringan, operator, penjual dan peneliti yang terkait dengan
evolusi arsitektur dan pengoperasian internet. Dalam kegiatanya IETF terbagi menjadi
kelompok kerja yang menangani beberapa topik seputar internet baik dari sisi teknis maupun
nonteknis, termasuk didalamnya menetapkan Netiquqtte Guidelines yang terdokumentasi
dalam Request For Comments(RFC)
 E- Commerce
E-Commerce atau perdagangan elektronik adalah sistem perdagangan yang menggunakan
mekanisme elektronik yang ada di jaringan internet. E-commerce adalah warna baru dalam

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 7


dunia perdagangan, dimana kegiatan perdagangan tersebut dilakukan secara elektronik dan
online, pembeli tidak harus datang ke toko dan memilih barang secara langsung, melainkan
cukup dengan melakukan browsing pada komputer untuk melihat daftar barang dagangan
secara elektronik.
Dalam pelaksanaanya E-commerce menimbulkan beberapa isu menyangkut aspek hukm
perdagangan yang terbentuk secara online networking management tersebut. beberapa
permasalahan tersebut antara lain menyangkut prinsip yuridiksi dalam transaksi, masalah
perlindungan konsumen, masalah pajak (Taxation), kasus pemalsuan tanda tangan digital,
dan lain – lain.
Dari permasalahan yang muncul akibar perdagangan elektronik tersebut, diperlukan
model hukum yang dpt digunakan sebagai standar transaksi. Salah satu model acuan yang
banyak digunakan adalah Uncitral Model Law on Electronic Commerce 1996. Acuan yang
berisi model hukum dalam transaksi E-commerce tersebut diterbitkan oleh UNCITRAL
sebagai salah satu komisi internasional yang berada dibawah naungan PBB. Model hukum
tersebut telah disetujui oleh General Assembly Resolution No, 51/162 tanggal 16 Desember
1996.
 Pelanggaran Hak kekayaan intelektual
Sebagai teknologi yang bekerja secara digital, komputer memiliki tingkat keluwesan yang
tinggi. Hal itu bebrarti bahwa jika informasi berupa dalam bentuk digital, maka seseorang
dapat dengan mudah menyalinya untuk berbagi dengan orang lain. Sifat itu disatu
memberikan banyak keuntungan tetapi disisi lain menimbulkan permasalahan terutama
menyangkut hak atas kekayaan intelektual.
Beberapa kasus pelanggaran atas hak kekayaan intelektual tersebut antara lain adalah
pembajakan perangkat lunak, pemakian lisensi melebihi kapasitas yang seharusnya
(softlifting), penjualan CDROM ilegal atau juga penyewaan perangkat lunak ilegal.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BSA (Bussines Software Alliance) pada tahun 2001,
Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat pembajakan perangkat lunak yang tinggi
menempati posisi ketiga dunia setelah Vietnam (peringkat 2) dan China (peringkat 1).
Kebanyakan pembajakan yang dilakukan di Indonesia adalah pembajakan yang dilakukan

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 8


oleh end user seperti penggunaan satu lisensi untuk satu PC, pelanggaran kontrak lisensi
serta pemuatan perangkat lunak bajakan didalam PC.
 Tanggung jawab profesi
Para profesional sudah melakukan spesialisasi dibidang pengetahuan dan sering kali
memiliki tempat terhormat dikalangan masyarakat, karena alasan tersebut mereka
mempunyai tanggung jawab yang tinggi, mencakup banyak hal dari konsekuensi profesi
yang dijalaninya. Para profesional menemukan diri mereka dalam hubungan profesionalnya
dengan orang lain, mencakup pekerja dengan pekerjaanya, klien dengan profesional,
profesional dengan profesional lainya, masyarakat dengan profesional. Hal ini
melibatkan keanekaragaman minat yang terkadang masuk kedalam pertentangan satu sama
lain, para profesional komputer yang bertanggung jawab tentu sadar akan konflik
kepentingan yang akan terjadi dan berusaha untuk menghindarinya.
Organisasi profesi di USA, seperti ACM (Association for Computing Machinery) dan
IEEE (Institute Electrical and Electronicengineers), sudah menetapkan kode etik , syarat –
syarat pelaku profesi dan garis besar pekerjaan untuk membantu para profesional dibidang
komputer dalam memahami dan mengatur tanggung jawab etis yang harus dipenuhinya. Di
Indonesia sendiri organisasi profesional dibidang teknologi informasi yang didirikan tahun
1974 yang bernama IPKIN (Ikatan Profesi Komputer dan Informatika), juga sudah
menetapkan kode etik yang telah disesuaikan dengan kondisi perkembangan pemakaian
gteknologi komputer di Indonesia. Kode etik tersebut menyangkut kewajiban pelaku profesi
terhadap ilmun pengetahuan dan teknologi, kewajiban pelaku profesi terhadap masyarakat,
kewajiban terhadap sesama pelaku profesi, kewajiban pelaku profesi terhadap sesama umat
manusia dan lingkungan hidup
Selain isu – isu etika diatas, terdapat isu etika lain hal ini disebabkan karena beragamnya
penerapan teknologi informasi dan meningkatnya penggunaan teknologi telah menimbulkan
berbagai variasi isu etika. R.O. Mason mengatur isu tersebut kedalam suatu ruang lingkup dan
mengkategorikan isu etika menjadi empat jenis yaitu :
1. Isu Privasi (Privacy). Isu ini menyangkut pengumpulan, penyimpanan, dan penyebaran
informasi mengenai berbagai individu.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 9


2. Isu akurasi (Accuracy). Isu ini menyangkut autentikasi, kebenaran, dan akurasi informasi
yang dikumpulkan serta diproses.
3. Isu Properti (Property). Isu ini menyangkut kepemilikan dan nilai informasi ( hak cipta
intelektual).
4. Isu Aksesibilitas (Accessibility). Isu ini menyangkut hak untuk mengakses informasi dan
pembayaran biaya untuk mengaksesnya.

Tabel.3.1.pengaturan isu komputer menurut R.O. Mason


Jenis isu Ruang lingkup
Privacy  Informasi apa saja mengenai diri sendiri yang sebaiknya menjadi hak
individu ?
 Jenis pelanggaran apa saja bagi seorang pegawai yang mempergunakan hak
kepegawaiannya?
 Apa saja yang harus disimpan rapat untuk diri sendiri dan tidak diumumkan
ke orang lain?
 Informasi apa saja mengenai individu yang sebaiknya disimpan dalam
database dan bagaimana mengamankan informasi tersebut?
Accuracy  Siapa yang bertanggung jawab untuk authenticity, fidelity dan akurasi
informasi yang berhasil dikumpulkan?
 Bagaimana kita dapat meyakinkan bahwa informasi akan diproses secara
benar dan ditampilkan secara akurat kepada pengguna?
 Bagaimana kita dapat meyakinkan bahwa kesalahan dalam database,
transmisi data, dan pengolahan data adalah kecelakaan dan tidak disengaja.
 Siapa yang bisa dipercaya untuk menentukan kesalahan informasi dan
dengan cara apa kesalahan tersebut dapat dikompensasi.
Property  Siapa yang memiliki informasi?
 Apa saja yang perlu dipertimbangkan dan besarnya biaya pertukaran
informasi?
 Bagaimana sebaiknya seseorang menangani software piracy (mengcopy
copyrighted software)?
 Pada lingkungan yang bagaimana seseorang dapat mempergunakan
proprietary databases?
 Dapatkah komputer perusahaan dipergunakan untuk keperluan pribadi?
 Bagaimana sebaiknya para ahli memberikan kontribusi pengetahuannya
untuk membentuk sistem pakar?
 Bagaimana sebaiknya akses terhadap jalur informasi dialokasikan?
Accessibility  Siapa saja yang diijinkan untuk mengakses informasi?
 Berapa besarnya biaya yang dapat dibebankan untuk mengakses informasi?
 Bagaimana kemampuan akses komputer yang diberikan kepada pegawai

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 10


Jenis isu Ruang lingkup
dibatasi?
 Siapa saja yang akan diberi peralatan yang diperlukan untuk mengakses
informasi?
 Informasi apa saja bagi person atau organisasi yang mempunyai hak atau
privilege untuk mendapatkan informasi dalam keadaan apapun dan dengan
jaminan keamanan?

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 11


PERTEMUAN VIII

UU HAK CIPTA (UU NO.19 / 2002)

8.1 Umum

Hak kekayaan intelektual di indonesia dimaksudkan untuk menimbulkan kesadaran akan


pentingnya daya kreasi dan inovasi intelektual sebagai kemampuan yang perlu diraih oleh para
pengusaha industri yang ingin maju sebagai faktor pembentuk kemampuan daya saing industri.
Oleh karena itu karya temuan orang lain yang didaftarkan untuk dilindungi harus dihormati dan
dihargai. Di samping itu kesadaran dan wawasan mengenai HaKI diharapkan akan dapat
menimbulkan motivasi dan dorongan agar pengusaha IKM terdorong untuk berkreasi dan ber-
inovasi di bidang produk dan teknologi produksi, serta manajemen.
Hak Cipta merupakan bagian dari Hak kekayaan Intelektual Keikutsertaan Indonesia
sebagai anggota WTO (World Trade Organization) mengharuskan Indonesia menyesuaikan
segala peraturan perundangannya di bidang Hak Kekayaan Intelektual, termasuk UU Hak Cipta,
dengan standar TRIP's (Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights), adapun Ruang
Lingkup Hak Kekayaan Intelektual, yaitu :
1. Hak Cipta :
a. UU Hak cipta (UU No.19 / 2002)
2. Kekayaan Industri :
a. UU Paten (UU No.14 / 2001)
b. UU Merek (UU No.15 / 2001)
c. UU Rahasia Dagang (UU No.30 / 2000)
d. UU Desain Industri (UU No.31 / 2000)
e. UU Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (UU No.32 / 2000)

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1


8.2 Sejarah Perkembangan Undang – Undang Hak Cipta

Di indonesia pada awal tahun 1980 telah terjadi beberapa keputusan pengadilan yang
sedikit banyak menyangkut perlindungan hak cipta untuk program komputer sehingga
pemerintah merasa perlu untuk menetapkan UUHC di tahun 1982. Keputusan U.S Court of
Appeals pada tanggal 20 Agustus 1983, yang menyatakan bahwa sistem operasi program
komputer yang termuat dalam perangkat keras dapat menjadi subjek dari hak cipta, sedikit
banyak mempengaruhi tentang hak cipta di Indonesia. Hal itu mendorong pemerintah untuk
menyempurnakan UUHC tersebut dengan didasarkan bahwa program komputer pada dasarnya
adalah hak cipta dibidang ilmu pengetahuan, juga meningkatnya peran dan penggunaan
komputer dikalangan masyarakat. Akhirnya pada tahun 1987 Indonesia melakukan
penyempurnaan terhadap UUHC No. 6/1982 dengan UUHC No. 7/ 1987, dimana program
komputer merupakan ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta (pasal 1 ayat 7 “program yang
dibuat secara khusus, sehingga memungkinkan komputer untuk melakukan fungsi tertentu”)
Pada tahun 1994, Indonesia menjadi anggota dalam Agreement Establishing the World
Trade Organization (WTO) yang mencakup pula Agreement on Trade Related Aspec of
Intellectual Property Right(TRIPs), melalui UU nomor 7 tahun 1994 dalam kaitanya dengan
UUHC karena ternyata UUHC tahun 1987 belum memenuhi kriteria dan standart dari TRIPs
yaitu mengenai jangka waktu perlindungan hak cipta, ketentuan mengenai hak menyewakan,
sifat delik, serta pelindungan terhadap kode, baik itu source code, object code maupun
compilation data, indonesia juga meratifikasi Berne Convention For the Protection of Artistic
and Literary Works melalui kepres nomor 18 tahun 1997 dan keppres nomor 19 tahun 1997
tentang perjanjian hak cipta WIPO (World Intellectual Property Organization Copyright
Treaty). Dengan melihat perkembangan tersebut maka lahirlah UUHC No. 12 yahun 1997 yang
melindungi program komputer sebagai karya cipta yang meliputi sistem operasi, source code,
object code, program structure, sequence organiztion serta micro data.
Terakhir, UUHC No 19/2002, dikeluarkan karena UUHC 1997 masih kurang melindungi
elemen – elemen yang membangun program komputer. Perlindungan pada program komputer
masih sebatas pelarangan untuk memperbanyak program komputer, mendistribusikan dan
menyewakan tanpa izin pencipta program.dalm UUHC yang baru mengandung substansi

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


pengaturan yang lebih lengkap dari UU sebelumnya sesuai standart internasional disertai dengan
ketentuan pidana yang diperberat dan diperluas.

8.3 Pengertian Hak Cipta

Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
hak eksklusif adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga
tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pemegangnya.
Berikut ini beberapa point yang erat kaitanya dengan hak cipta, yaitu :
a. Penjelasan Berbagai Pengertian
 Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan keaslian nya dalam lapangan
ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.
 Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya
melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat
pribadi. yang dianggap sebagai pencipta adalah :
1. Orang yang namanya terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan pada Direktorat Jenderal
2. Orang yang namanya disebut dalam Ciptaan atau diumumkan sebagai Pencipta pada
suatu Ciptaan.
 Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau Pihak yang
menerima hak tersebut dari pencipta, atau Pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari
pihak yang menerima hak tersebut.
 Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta, yaitu hak eksklusif bagi Pelaku
untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukannya.
 Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemegang Hak Terkait
kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/ atau memperbanyak Ciptaannya atau produk
Hak Terkaitnya dengan persyaratan tertentu.
 Program Komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa,
kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3


dibaca dengan komputer akan mampu membuat komputer bekerja untuk melakukan fungsi-
fungsi khusus atau untuk mencapai hasil yang khusus, termasuk persiapan dalam merancang
instruksi-instruksi tersebut
 Mengumumkan atau memperbanyak, termasuk kegiatan sbb :
- Menerjemahkan - menjual - memamerkan
- Mengadaptasi - menyewakan - mempertunjukkan kepada publik
- Mengaransemen - meminjamkan - menyiarkan
- Mengalihwujudkan - mengimpor - merekam
- Mengkomunikasikan ciptaan kepada publik melalui sarana apa pun.
Perlindungan hak cipta tidak diberikan kepada ide atau gagasan karena karya cipta harus
memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi dan menunjukkan keaslian sebagai ciptaan yang
lahir berdasarkan kemampuan, kreativitas, atau keahlian sehingga ciptaan itu dapat dilihat,
dibaca, atau didengar.
b. Fungsi Dan Sifat Hak Cipta
Hak Cipta merupakan Hak Khusus (Exclusive Rights), ini berarti pencipta atau pemegang
hak cipta mempunyai hak untuk :
1. Memperbanyak Ciptaannya
Pencipta atau pemegang hak cipta dapat menambah jumlah ciptaan dengan perbuatan yang
sama, hampir sama atau menyerupai ciptaanciptaan tersebut dengan mempergunakan bahan-
bahan yang sama maupun tidak sama,termasuk mengalih-wujudkan ciptaan.
2. Mengumumkan Ciptaannya
Pencipta atau pemegang hak cipta dapat menyiarkan dengan menggunakan alat apapun,
sehingga ciptaan dapat didengar, dibaca atau dilihat oleh orang lain.
3. Memperbanyak Haknya
Hak cipta sebagai hak kebendaan, maka pencipta atau pemegang hak cipta dapat
menggugat pihak yang melanggar hak ciptanya. Hak cipta timbul secara otomatis setelah suatu
ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan.
Hak cipta dianggap sebagai benda bergerak. Hak cipta dapat beralih baik seluruhnya
ataupun sebagian karena pewarisan, hibah, wasiat, perjanjian tertulis ataupun sebab – sebab lain
yang di benarkan oleh peraturan perundang – undangan

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


c. Hak Cipta Atas Ciptaan Yang Penciptanya Tidak Diketahui
Hak cipta atas ciptaan yang penciptanya tidak diketahui seperti karya peninggalan
prasejarah, sejarah, benda budaya nasional, kebudayaan rakyat (cerita, hikayat, dongeng, babad,
lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian dll) dimiliki oleh negara.
Untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan tersebut orang yang bukan warga
negara indonesia harus terlebih dahulu mendapat izin dari instansi yang terkait dengan masalah
tersebut.
d. Jenis Ciptaan Yang Dilindungi
Dalam undang – undang ini jenis ciptaan yang dilindungi meliputi ciptaan dalam bidang
ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup:
1. Buku, program komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis Yang diterbitkan,
dan semua hasil karya tulis lain
2. Ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu
3. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu Pengetahuan
4. Lagu atau musik dengan atau tanpa teks
5. drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan Pantomim
6. Seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni Kaligrafi, seni
pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan
7. Arsitektur
8. Peta
9. Seni batik
10. Fotografi
11. Sinematografi
12. Terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil
pengalihwujudan.
e. Pembatasan Hak Cipta
Dalam undang – undang ini juga mencantumkan beberapa hal yang tidak memiliki hak
cipta, yaitu :
1. Hasil rapat terbuka lembaga-lembaga negara
2. Peraturan perundang-undangan

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 5


3. Pidato kenegaraan atau pidato pejabat pemerintah
4. Putusan pengadilan atau penetapan hakim
5. Keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis lainnya.
f. Beberapa Hal Yang Tidak Dianggap Sebagai Pelanggaran Hak Cipta
Beberapa kegiatan yang tidak dianggap sebagai pelanggaran hak cipta antara lain :
1. Pengumuman dan/atau Perbanyakan lambang Negara dan lagu kebangsaan menurut sifatnya
yang asli
2. Pengumuman dan/ atau Perbanyakan segala sesuatu yang diumumkan dan/ atau diperbanyak
oleh atau atas nama Pemerintah, kecuali apabila Hak Cipta itu dinyatakan dilindungi, baik
dengan peraturan perundang-undangan maupun dengan pernyataan pada ciptaan itu sendiri
atau ketika ciptaan itu diumumkan dan/atau diperbanyak
3. Pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun sebagian dari kantor berita, Lembaga
Penyiaran, dan surat kabar atau sumber sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus
disebutkan secara lengkap
Selanjutnya UUHC juga mencatat beberapa hal yang tidak dianggap pelanggaran hak cipta,
yaitu dalam hal pemakaianya untuk kepentingan sosial dan non komersil dengan syarat bahwa
sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan dan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
pencipta. Beberapa hal tersebut antara lain :
1. Penggunaan ciptaan pihak lain untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya
ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah .dengan tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta
2. Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan
pembelaan di dalam atau di luar Pengadilan
3. Pengambilan ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian, guna keperluan :
i. Ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu pengetahuan, atau
ii. Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran dengan ketentuan tidak
merugikan kepentingan yang wajar dari Pencipta
4. Perbanyakan suatu ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dalam huruf braille
guna keperluan para tunanetra, kecuali jika Perbanyakan itu bersifat komersial

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 6


5. Perbanyakan suatu ciptaan selain Program Komputer, secara terbatas dengan cara ..atau alat
apa pun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau
pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata- ..mata untuk keperluan
aktivitasnya
6. perubahan yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis atas karya
arsitektur, seperti ciptaan bangunan
7. pembuatan salinan cadangan suatu Program Komputer oleh pemilik Program Komputer
yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri
g. Masa Berlaku Hak Cipta
Dalam undang – undang ini masa berlaku hak cipta di bedakan menjadi dua, yaitu;
1. Berlaku seumur hidup dan terus berlangsung hingga 50 tahun setelah pencipta
meninggal dunia untuk Hak Cipta atas ciptaan :
a. buku, pamflet, dan semua hasil karya tulis lain
b. drama atau drama musikal, tari, koreografi
c. segala bentuk seni rupa, seperti seni lukis, seni pahat, dan seni patung
d. seni batik
e. lagu atau musik dengan atau tanpa teks
f. arsitektur
g. ceramah, kuliah, pidato dan Ciptaan sejenis lain
h. alat peraga
i. peta
j. terjemahan, tafsir, saduran, dan bunga rampai.
2. Berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan untuk Hak Cipta ..atas ciptaan :
a. Program Komputer
b. Sinematografi
c. Fotografi
d. database
e. dan karya hasil pengalih-wujudan.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 7


PERTEMUAN IV

CYBERCRIME

4.1 Pengertian Cybercrime

Beberapa pendapat mengidentikkan cybercrime dengan computer-crime. The U.S.


Departement of Justice memberikan pengertian computer –crime sebagai “... any illegal act
requering knowledge of computer technology for its perpetration, investigation, or prosecution ”
( www.usdoj.gov/criminal/cybercrimes ). pengertian tersebut serupa dengan yang diberikan
Organization Of European Community Development, yang mendefinisikan computer crime
sebagai “any illegal, unethical or unauthorized behavior relating to the authomatic processing
and/or the transsmission of data “
Adapun andi hamzah(1989) dalam tulisanya “aspek – aspek pedana dibidang komputer”,
mengartikan kejahatan komputer sebagai “kejahatan di bidang komputer secara umum dapat
diartikan sebagai penggunaan komputer secara illegal”
internet sendiri merupakan hasil rekayasa teknologi yang penerapanya bukan hanya
menggunakan kecanggihan teknologi komputer, tetapi juga melibatkan teknologi telekomunikasi
didalam pengoperasianya. Dari beberapa pengertian diatas dapat dikatakan bahwa cybercrime
dapat didefinisikan sebagai perbuatan melawan hukum yang dilakukan dengan menggunakan
internet yang berbasis pada kecanggihan teknologi komputer dan telekomunikasi.

4.2 Karakteristik Cybercrime

Selama ini dalam kejahatan konvensional, kita mengenal ada dua jenis kejahatan, yaitu :
1. kejahatan kerah biru (blue collar crime). Kejahatan jenis ini merupakan tindak kriminal
yang dilakukan secara konvensional. Para pelakunya digambarkan memiliki steorotip
tertentu, misalnya dari golongan kelas sosial bawah, kurang terdidik, penghasilan rendah ,
contoh kejahatan jenis ini adalah perampokan, pencurian, pembunuhan dll
2. kejahatan kerah putih (white Collar crime) kejahatan jenis ini terbagi dalam empat

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1


kelompok yaitu : kejahatan koorporasi, kejahatan birokrat, malpraktik, kejahatan
induvidual. Para pelaku biasanya berpendidikan, penghailan tinggi, memegang jabatan
terhormat di masyarakat
Cybercrime sendiri sebagai kejahatan yang muncul sebagai akibat adanya komunitas
dunia maya di internet, memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kedua model
kejahatan diatas. Karakteristik unik cybercrime antara lain :
1. Ruang lingkup kejahatan. Sesuai dengan sifat global internet, ruang lingkup kejahatan ini
juga bersifat global. Cybercrime sering kali dilakukan secara transnasional( melintasi batas
antarnegara)
2. Sifat kejahatan. Sifat kejahatan di dunia maya yang non – violence, atau tidak
menimbulkan kekacauan yang mudah terlihat
3. Pelaku kejahatan. Pelaku cybercrime bersifat lebih universal meski memiliki ciri khusus
yaitu kejahatan dilakukan oleh orang – orang yang menguasai penggunaan internet beserta
aplikasinya, pelaku kejahatan tersebut tidak terbatas pada usia dan golongan tertentu,
mereka yang sempat tertangkap kabanyakan masih remaja bahkan beberapa diantaranya
masih anak – anak.
4. Modus kejahatan. Keunikan kejahatan ini adalah penggunaaan teknologi informasi dalam
modus operandi, oleh karena itu modus operandi dalam dunia maya tersebut lebih sulit
dimengerti oleh orang – orang yang tidak menguasai pengetahuan tentang komputer, teknik
pemrograman dan seluk – beluk dunia cyber.
5. Jenis kerugian yang ditimbulkan. Kejahatan ini bukan hanya menimbulkan kerugian
material maupun non material seperti waktu, nilai, jasa, uang dan harga diri tetapi
Cybercrime berpotensi menimbulkan kerugian pada banyak bidang seperti politik, sosial
bahkan yang lebih besar dampaknya dibandingkan kejahatan berintensitas tinggi lainya.
Pada masa mendatang kejahatan semacam ini dapat mengganggu perekonomian nasional
yang berbasis teknologi informasi ( sistem perbankan, telekomunikasi satelit, jaringan
listrik, jaringan lalu lintas penerbangan dll)

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


4.3 Jenis – jenis Ancaman (Threats)

Jenis – jenis ancaman dapat dikelompokan berdasarkan sudut pandang yang berbeda.
Berikut ini merupakan jenis-jenis ancaman IT yang dikelompokkan berdasarkan jenis aktivitas,
motif kegiatan, dan sasaran kejahatan.

4.3.1 Berdasarkan jenis aktivitasnya


Berdasarkan jenis aktivitas yang dilakukan, cybercrime dapat digolongkan menjadi
beberapa jenis sebagai berikut :

a. Unauthorized Access to Computer System and Service


Kejahatan yang dilakukan dengan memasuki atau menyusup ke dalam suatu sistem
jaringan komputer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik sistem
jaringan komputer yang dimasukinya. Biasanya pelaku kejahatan (hacker) melakukannya
dengan maksud sabotase ataupun pencurian informasi penting dan rahasia. Namun begitu,
ada juga yang melakukannya hanya karena merasa tertantang untuk mencoba keahliannya
menembus suatu sistem yang memiliki tingkat proteksi tinggi.
Kejahatan ini semakin marak dengan berkembangnya teknologi internet/intranet,
contoh kejahatan ini adalah aktivitas port scanning atau probing yang dilakukan untuk
melihat sevis – servis apa saja yang terdapat di server target.
b. Illegal Contents
Merupakan kejahatan dengan memasukkan data atau informasi ke internet tentang
sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau
mengganggu ketertiban umum. Sebagai contohnya, pemuatan suatu berita bohong atau
fitnah yang akan menghancurkan martabat atau harga diri pihak lain, hal-hal yang
berhubungan dengan pornografi atau pemuatan suatu informasi yang merupakan rahasia
negara, agitasi dan propaganda untuk melawan pemerintahan yang sah dan sebagainya.
c. Data Forgery
Merupakan kejahatan dengan memalsukan data pada dokumen-dokumen penting yang
tersimpan sebagai scripless document melalui internet. Kejahatan ini biasanya ditujukan
pada dokumen - dokumen e-commerce dengan membuat seolah-olah terjadi “salah ketik”
yang pada akhirnya akan menguntungkan pelaku karena korban akan memasukkan data
pribadi dan nomor kartu kredit yang dapat saja disalah gunakan.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3


d. Cyber Espionage, Sabotage and Extortion
Cyber Espionage, Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk
melakukan kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan
komputer (computer network system) pihak sasaran. Kejahatan ini biasanya ditujukan
terhadap saingan bisnis yang dokumen ataupun data pentingnya (data base) tersimpan dalam
suatu sistem yang computerized (tersambung dalam jaringan komputer)
Selanjutnya, sabotage and extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan
dengan membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program
komputer atau sistem jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
Biasanya kejahatan ini dilakukan dengan menyusupkan suatu logic bomb, virus
komputer ataupun suatu program tertentu, sehingga data, program komputer atau sistem
jaringan komputer tidak dapat digunakan, tidak berjalan sebagaimana mestinya, atau
berjalan sebagaimana yang dikehendaki oleh pelaku.
e. Offense against Intellectual Property
Kejahatan ini ditujukan terhadap hak atas kekayaan intelektual yang dimiliki pihak
lain di internet. Sebagai contoh, peniruan tampilan pada web page suatu situs milik orang
lain secara ilegal, penyiaran suatu informasi di internet yang ternyata merupakan rahasia
dagang orang lain, dan sebagainya.
f. Cyberstalking
Dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan
komputer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang. Kejahatan tersebut
menyerupai teror yang ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan media internet.
g. Carding
Kejahatan ini biasanya ditujukan terhadap keterangan pribadi seseorang yang
tersimpan pada formulir data pribadi yang tersimpan secara computerized, kehajahatan ini
merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang lain dan
digunakan dalam transaksi perdaganan di internet.seperti nomor kartu kredit, nomor PIN
ATM
h. Penyebaran virus secara sengaja
Penyebaran virus umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Sering kali orang

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


yang sistem emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian dikirimkan
ke tempat lain melalui emailnya.Contoh kasus: virus bebek, I love you, brontok.
i. Hacking dan Cracking
Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang mempunyai minat besar untuk
mempelajari sistem komputer secara detail dan bagaimana meningkatkan kapabilitasnya
Besarnya minat yang dimiliki seorang hacker dapat mendorongnya untuk memiliki
kemampuan penguasaan sistem di atas rata-rata pengguna.Jadi, hacker memiliki konotasi
yang netral.
Mereka yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya di sebut
cracker. Boleh di bilang para cracker ini sebenarnya adalah hacker yang memanfaatkan
kemampuannya untuk hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang
sangat luas, mulai dari pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web,
probing, menyebarkan virus, hingga pelumpuhan target sasaran.
j. Cybersquatting and Typosquatting
Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan
orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan harga
yang lebih mahal. Typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain plesetan aitu
domain yang mirip dengan nama domain orang lain.
k. Hijacking
Merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling
sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat lunak)
l. Cyber Terorism
Suatu tindakan cybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau
warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer.

4.3.2 Berdasarkan Motif Kegiatannya


1. Sebagai tindakan murni kriminal
Kejahatan yang murni merupakan tindak kriminal yang dilakukan karena motif
kriminalitas. Kejahatan jenis ini biasanya menggunakan internet hanya sebagai sarana
kejahatan. Contoh kejahatan semacam ini adalah Carding.
2. Cybercrime sebagai kejahatan “abu-abu”

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 5


Pada jenis kejahatan di internet yang masuk dalam “wilayah abu-abu” cukup sulit
menentukan apakah itu merupakan tindak kriminal atau bukan, mengingat motif kegiatannya
terkadang bukan untuk berbuat kejahatan. Contohnya adalah probing atau portscanning.

4.3.3 Berdasarkan Sasaran Kejahatannya


1. Menyerang Individu (Against Person)
Jenis kejahatan ini, sasaran serangannya ditujukan kepada perorangan atau individu
yang memiliki sifat atau kriteria tertentu sesuai tujuan penyerangan tersebut. Beberapa
contoh kejahatan ini antara lain:
a. Pornografi. Kegiatan yang dilakukan dengan membuat, memasang, mendistribusikan
dan menyebarkan material yang berbau pornografi, cabul, serta mengekspos hal-hal
yang tidak pantas
b. Cyberstalking. Kegiatan yang dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan
seseorang misalnya dengan menggunakan e-mail yang dilakukan secara berulang-
ulang seperti halnya teror di dunia maya.
c. Cyber-Tresspass. Kegiatan yang dilakukan melanggar area privasi orang lain.
Misalnya Web Hacking, breaking the PC, Probing, Port Scanning, dsb
2. Menyerang Hak Milik (Against Property).
Cybercrime yang dilakukan untuk mengganggu atau menyerang hak milik orang lain.
Contoh: carding, cybersquatting, typosquatting, hijacking, data forgery
3. Menyerang Pemerintah (Against Government)
Cybercrime Against Government dilakukan dengan tujuan khusus penyerangan
terhadap pemerintah.

4.4 Penanggulangan Cybercrime

Aktivitas pokok cybercrime adalah penyerangan terhadap content, sistem komputer dan
sistem komunikasi milik orang lain atau milik umum didalam cyberspace. Cybercrime dapat
dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak harus berinteraksi langsung antara pelaku
dengan korban kejahatan, hal ini karena sifat internet yang global. Oleh karena itu semua negara
harus mewaspadai perkembangan kejahatan didunia maya tersebut.
Berikut adalah upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi merebaknya

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 6


kejahatan didunia maya, antara lain :
a. Pengamanan sistem. Langkah awal yang harus dilakukan para pengguna teknologi internet
adalah mengamankan sistem komputernya, keamanan sistem komputer identik dengan
tindakan pencegahan terhadap tindakan – tindakan yang tidak mendapat izin dari pemilik
atau sistem komputer
b. Penanggulangan global. Bahwa cybercrime membutuhkan tindakan global atau
internasional untuk menanggulanginya mengingat kejahatan tersebut sering kali bersifat
transnasional
c. Perlunya cyberlaw. Perkembangan teknologi yang sangat pesat , membutuhkan peraturan
dan pengaturan hukum terkait dengan pemanfaatan teknologi tersebut.
d. Perlunya dukungan lembaga khusus. Lembaga – lembaga khusus baik milik pemerintah
maupun lembaga non – pemerintah sangat diperlukan sebagai upaya penanggulangan
cybercrime. Di USA terdapat Computer Crime Intellectual and Property Section (CCIPS)
sebagai divisi khusus dari USA Departement of Justice. Sedangkan Indonesia memiliki
Indonesia Computer Emergency Response Team (IDRECT), sebagai unit yang berfungsi
sebagai point of contact bagi orang untuk melaporkan masalah keamanan komputer.

4.5 Contoh Kasus Cyber crime

4.5.1 Luar Negeri


1. 1988. Sendmail dieksploitasi oleh R.T. Morris sehingga melumpuhkan Internet.
Diperkirakan kerugian mencapai $100 juta. Morris dihukum denda $10.000.
2. 10 Maret 1997. Seorang hacker dari Massachusetts berhasil mematikan sistem
telekomunikasi sebuah airport lokal (Worcester, Mass.) sehingga memutuskan komunikasi di
control tower dan menghalau pesawat yang hendal mendarat
3. 7 Februari 2000 s/d 9 Februari 2000. Distributed Denial of Service (Ddos) attack terhadap
Yahoo, eBay, CNN, Amazon, ZDNet, E-Trade. Diduga penggunaan program Trinoo, TFN.

4.5.2 Dalam Negeri


1. Dunia perbankan melalui Internet (ebanking) Indonesia, dikejutkan oleh ulah seseorang
bernama Steven Haryanto, seorang hacker dan jurnalis pada majalah Master Web. Lelaki
asal Bandung ini dengan sengaja membuat situs asli tapi palsu layanan Internet banking

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 7


Bank Central Asia, (BCA). Steven membeli domain-domain dengan nama mirip
www.klikbca.com (situs asli Internet banking BCA), yaitu domain wwwklik-bca.com,
kilkbca.com, clikbca.com, klickca.com. dan klikbac.com.
Isi situs-situs plesetan inipun nyaris sama, kecuali tidak adanya security untuk bertransaksi
dan adanya formulir akses (login form) palsu. Diperkirakan, 130 nasabah BCA tercuri
datanya.
2. Dani Firmansyah, konsultan Teknologi Informasi (TI) PT Danareksa di Jakarta, pada Sabtu
17 April 2004 berhasil melakukan deface Pusat Tabulasi Nasional Pemilu
http://www.tnp.kpu.go.id milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Hotel Borobudur Jakarta
Pusat dan mengubah nama-nama partai di dalamnya menjadi nama-nama "unik",
Hermansyah, pada tanggal 17 April 2004 dengan mengubah nama - nama partai yang ada
dengan nama- nama buah dalam website www.kpu.go.id, yang mengakibatkan
berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Pemilu yang sedang berlangsung pada saat
itu.
3. Anggota Satuan Cyber Crime Direktorat Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metropolitan
Jakarta Raya, Rabu 28 Juli 2004 sekitar pukul 11.15 wib, telah menangkap Johnny Indrawan
Yusuf alias Hengky Wiratman alias Irwan Soenaryo asal Malang, Jawa Timur terkait dengan
kasus perdagangan VCD porno dan alat bantu seks melalui jaringan internet dalam situs
http://www.vcdporno.com
Menurut perusahaan Security Clear Commerce di Texas USA, saat ini Indonesia menduduki
peringkat ke 2 setelah Ukraina dalam hal kejahatan Carding dengan memanfaatkan
teknologi informasi (Internet) yaitu menggunakan nomor kartu kredit orang lain untuk
melakukan pemesanan barang secara online.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 8


PERTEMUAN V

IT FORENSIK

5.1 Forensik Teknologi Informasi

Forensik yang identik dengan tindakan kriminal, sampai saat ini hanya sebatas identifikasi,
proses, dan analisa pada bagian umum. Untuk kejahatan komputer di Indonesia, forensik di
bidang komputer biasanya dilakukan tanpa melihat apa isi di dalam komputer. Justru lebih
banyak bukti jika forensik di dalam komputer itu di indetifikasi.
Terminologi forensik komputer sendiri adalah suatu proses mengidentifikasi,
memelihara, menganalisa, dan mempergunakan bukti digital menurut hukum yang berlaku
(Moroni Parra, 2002). Forensik komputer yang kemudian meluas menjadi forensik teknologi
informasi masih jarang digunakan oleh pihak berwajib, terutama pihak berwajib di Indonesia.

5.2 Bukti Digital (Digital Evidence)

Bukti digital adalah informasi yang didapat dalam bentuk/format digital (Scientific
Working Group on Digital Evidence, 1999). Bukti digital ini bisa berupa bukti yang riil
maupun abstrak (perlu diolah terlebih dahulu sebelum menjadi bukti yang riil). Beberapa contoh
bukti digital antara lain :
• E-mail, alamat e-mail
• Wordprocessor/spreadsheet files
• Source code dari perangkat lunak
• Files berbentuk image ( .jpeg, .tif, dan sebagainya)
• Web browser bookmarks, cookies
• Kalender, to-do list

5.2.1 Empat Elemen Kunci Forensik dalam Teknologi Informasi


Adanya empat elemen kunci forensik dalam teknologi informasi2 adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi dari Bukti Digital

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1


Merupakan tahapan paling awal forensik dalam teknologi informasi. Pada tahapan ini
dilakukan identifikasi di mana bukti itu berada, di mana bukti itu disimpan, dan bagaimana
penyimpanannya untuk mempermudah tahapan selanjutnya. Banyak pihak yang
mempercayai bahwa forensik di bidang teknologi informasi itu merupakan forensik pada
komputer. Sebenarnya forensik bidang teknologi informasi sangat luas, bisa pada telepon
seluler, kamera digital, smart cards, dan sebagainya. Memang banyak kasus kejahatan di
bidang teknologi informasi itu berbasiskan komputer. Tetapi perlu diingat, bahwa teknologi
informasi tidak hanya komputer/internet.
2. Penyimpanan Bukti Digital
Termasuk tahapan yang paling kritis dalam forensik. Pada tahapan ini, bukti digital
dapat saja hilang karena penyimpanannya yang kurang baik. Penyimpanan ini lebih
menekankan bahwa bukti digital pada saat ditemukan akan tetap tidak berubah baik bentuk,
isi, makna, dan sebagainya dalam jangka waktu yang lama. Ini adalah konsep ideal dari
penyimpanan bukti digital.
3. Analisa Bukti Digital
Pengambilan, pemrosesan, dan interpretasi dari bukti digital merupakan bagian
penting dalam analisa bukti digital. Setelah diambil dari tempat asalnya, bukti tersebut harus
diproses sebelum diberikan kepada pihak lain yang membutuhkan. Tentunya pemrosesan di
sini memerlukan beberapa skema tergantung dari masing-masing kasus yang dihadapi.
4. Presentasi Bukti Digital
Adalah proses persidangan di mana bukti digital akan diuji otentifikasi dan korelasi
dengan kasus yang ada. Presentasi di sini berupa penunjukan bukti digital yang berhubungan
dengan kasus yang disidangkan. Karena proses penyidikan sampai dengan proses
persidangan memakan waktu yang cukup lama, maka sedapat mungkin bukti digital masih
asli dan sama pada saat diidentifikasi oleh investigator untuk pertama kalinya.

5.2.2 Manajemen Bukti


Jika ditelusuri lebih jauh, forensik itu sendiri merupakan suatu pekerjaan identifikasi
sampai dengan muncul hipotesa yang teratur menurut urutan waktu. Sangat tidak mungkin
forensik dimulai dengan munculnya hipotesa tanpa ada penelitian yang mendalam dari bukti-

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


bukti yang ada. Investigator harus mampu menyaring informasi dari bukti yang ada tetapi tanpa
merubah keaslian bukti tersebut.
Adanya dua istilah dalam manajemen (barang) bukti antara lain :
a. The Chain of Custody
Satu hal terpenting yang perlu dilakukan investigator untuk melindungi bukti adalah
the chain of custody. Maksud istilah tersebut adalah pemeliharaan dengan meminimalisir
kerusakan yang diakibatkan karena investigasi. Barang bukti harus benar - benar asli atau
jika sudah tersentuh investigator, pesan-pesan yang ditimbulkan dari bukti tersebut tidak
hilang.
Tujuan dari the chain of custody adalah :
1. Bukti itu benar-benar masih asli/orisinil
2. Pada saat persidangan, bukti masih bisa dikatakan seperti pada saat ditemukan. (biasanya
jarak antara penyidikan dan persidangan relatif lama)
Untuk menjaga bukti itu pada mekanisme the chain of custody ini, dilakukan beberapa
cara :
1. Gunakan catatan yang lengkap mengenai keluar-masuk bukti dari penyimpanan
2. Simpan di tempat yang dianggap aman.
3. Akses yang terbatas dalam tempat penyimpanan.
4. Catat siapa saja yang dapat mengakses bukti tersebut.
b. Rules of Evidence
Manajemen bukti kejahatan komputer juga mengenal istilah “Peraturan Barang Bukti”
atau Rules of Evidence. Arti istilah ini adalah barang bukti harus memiliki hubungan yang
relevan dengan kasus yang ada.
Dalam rules of evidence, terdapat empat persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain :
1. Dapat Diterima (Admissible). Harus mampu diterima dan digunakan demi hukum, mulai
dari kepentingan penyidikan sampai dengan kepentingan pengadilan.
2. Asli (Authentic). Bukti tersebut harus berhubungan dengan kejadian/kasus yang terjadi
dan bukan rekayasa.
3. Lengkap (Complete). Bukti bisa dikatakan bagus dan lengkap jika di dalamnya terdapat
banyak petunjuk yang dapat membantu proses investigasi.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3


4. Dapat Dipercaya (Believable & Reliable). Bukti dapat mengatakan hal yang terjadi di
belakangnya. Jika bukti tersebut dapat dipercaya, maka proses investigasi akan lebih
mudah. Walau relatif, dapat dipercaya ini merupakan suatu keharusan dalam penanganan
perkara.

5.2.3 Metodologi Forensik Teknologi Informasi


Metodologi yang digunakan dalam menginvestigasi kejahatan dalam teknologi informasi
dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Search & Seizure
Investigator harus terjun langsung ke dalam kasus yang dihadapi, dalam hal ini kasus
teknologi informasi. Diharapkan investigator mampu mengidentifikasi, menganalisa, dan
memproses bukti yang berupa fisik. Investigator juga berwenang untuk melakukan
penyitaan terhadap bukti yang dapat membantu proses penyidikan, tentunya di bawah
koridor hukum yang berlaku.
b. Pencarian Informasi
Beberapa tahapan dalam pencarian informasi khususnya dalam bidang teknologi
informasi :
1. Menemukan lokasi tempat kejadian perkara
2. Investigator menggali informasi dari aktivitas yang tercatat dalam log di komputer
3. Penyitaan media penyimpanan data (data storages) yang dianggap dapat membantu
proses penyidikan
Walaupun terlihat sangat mudah, tetapi dalam praktek di lapangan, ketiga tahapan
tersebut sangat sulit dilakukan. Investigator yang lebih biasa ditempatkan pada kasus
kriminal non-teknis, lebih terkesan terburu-buru mengambil barang bukti dan terkadang
barang bukti yang dianggap penting ditinggalkan begitu saja. Dalam menggali informasi
yang berkaitan dengan kasus teknologi informasi, peran investigator dituntut lebih cakap dan
teliti dalam menyidik kasus tersebut. Celah yang banyak tersedia di media komputer
menjadikan investigator harus mengerti trik-trik kasus teknologi informasi.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


PERTEMUAN VI

AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI

6.1 Pengertian

Audit Teknologi Informasi seringkali diistilahkan Audit Sistem Informasi. menurut Ron
Weber (1999), Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti - bukti
untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas
data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan
sumberdaya secara efisien. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan audit
teknologi informasi adalah sebagai berikut :
1. Mengamankan asset
2. Menjaga integritas data
3. Menjaga efektivitas sistem
4. Mencapai efisiensi sumberdaya

6.2 Pendekatan Audit SI

Pesatnya perkembangan dunia komputer, diikuti dengan peningkatan pengetahuan auditor,


ternyata mengundang dua perlakuan berbeda terhadap komputer, yaitu :
(1) Komputer dipergunakan sebagai alat bantu auditor dalam melaksanakan audit, misalnya
untuk mengambil contoh transaksi, memproses data akuntansi, mencetak surat konfirmasi
piutang dan sebagainya.
(2) Komputer dijadikan sebagai target audit, karena data di-entry ke komputer dan hasilnya
dianalisa untuk menilai kehandalan pemrosesan dan keakuratan program komputer.
Dengan berjalannya evolusi tersebut, maka muncullah pendekatan audit sistem informasi
yang dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok, yaitu :
a. Audit Melalui Komputer ( Audit through the Computer )

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1


Dalam audit ini masukan, keluaran dan pemrosesan diperiksa. Auditor mengkaji
logika program, menguji data, dan mengendalikan pemrosesan serta pemrosesan ulang.
Fokus perhatian Auditor langsung pada operasi pemrosesan didalam sistem komputer.
Keunggulan pendekatan audit melalui komputer adalah :
a. Auditor memperoleh kemampuan yang besar dan efektif dalam melakukan pengujian
terhadap sistem komputer.
b. Auditor akan merasa lebih yakin terhadap kebenaran hasil kerjanya.
c. Auditor dapat menilai kemampuan sistem komputer tersebut untuk menghadapi
perubahan lingkungan.
Kelemahan : Memerlukan biaya yang besar dan tenaga ahli yang terampil mengingat
pendekatan ini demikian kompleksnya.
b. Audit Dengan Komputer ( Audit with the Computer ).
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan gabungan dari data klien, peranti lunak
Auditor, dan peranti keras klien serta Auditor. Penggunaan komputer dan software audit
khusus oleh Auditor dimaksudkan untuk otomatisasi prosedur pelaksanaan audit
software audit yang digunakan dapat digolongkan menjadi dua golongan :
1) Perangkat lunak audit terspesialisasi ( SAS/ specialized audit software). SAS merupakan
satu atau lebih program khusus yang dirancang oleh auditor agar sesuai dengan situasi
audit tertentu. Software audit ini jarang digunakan karena penyiapannya memakan waktu
dan biayanya mahal, dan diperlukan keahlian auditor dibidang komputer. Cara
penanggulangannya dapat dengan menggunakan program yang relevan dengan tujuan
audit yang saat itu digunakan oleh perusahaan.
2) Perangkat lunak audit tergeneralisasi (GAS/ generalized audit software). Perangkat lunak
audit yang digeneralisasi terdiri dari seperangkat program komputer yang secara bersama
melaksanakan bermacam fungsi pemrosesan data atau manipulasi data. GAS
dikembalikan oleh kantor akuntan untuk berbagai tugas audit dan dapat digunakan pada
berbagai perusahaan.
Keunggulan rogram-program yang digeneralisasi :

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


a) program ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga memudahkan pelatihan bagi
staf auditor dalam menggunakan program, tidak perlu memiliki pengetahuan dalam
pemrograman.
b) dapat diterapkan pada lingkup tugas-tugas yang lebih besar tanpa harus
mengeluarkan biaya atau mengalami kesulitan dalam mengembangkan program.
Kelemahanya adalah biaya pengembangan pada awalnya besar, dan kecepatan pengolahan
relatif kurang efisien

6.3 Tahapan Audit Sistem Informasi

Menurut Ron Weber dalam bukunya Information Systems Control and Audit halaman 47-
55, terdapat 5 (lima) langkah atau tahapan audit sistem informasi yaitu :
1. Perencanaan Audit (Planning the Audits)
2. Pengetesan Kendali (Tests of Controls)
3. Pengetesan Transaksi (Tests of Transactions)
4. Pengetesan Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil (Tests of Balances or Overall Results)
5. Pengakhiran (penyelesaian) Audit (Completion of the Audit)
Sedangkan menurut Gallegos Cs. dalam bukunya Audit and Control of Informtion Systems
(chapter 10), tahapan audit sistem informasi mencakup aktivitas :
1. Perencanaan (Planning) kegiatan perencanaan untuk melaksanakan audit
2. Pemeriksaan Lapangan (Fieldwork). kegiatan pemeriksaan dan evaluasi sistem yang
dilaksanakan di lapangan
3. Pelaporan (Reporting). kegiatan pelaporan hasil-hasil yang diperoleh dari fieldwork
4. Tindak Lanjut (Follow Up). tindakan lebih lanjut yang dilaksanakan oleh pihak
manajemen berkaitan dengan laporan hasil pemeriksaan.

6.4 COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

Untuk praktek pengamanan teknologi informasi serta pengendaliannya ada standar yang
berlaku internasional Standar itu adalah COBIT (Control Objectives for Information and
Related Technology) yang mempunyai beberapa tahapan mulai dari perencanaan, penerapan
sampai dengan kontrol teknologi informasi.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3


COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute, yang merupakan bagian dari
Information Systems Audit and Control Association (ISACA). COBIT memberikan arahan (
guidelines ) yang berorientasi pada bisnis, dan karena itu business process owners dan manajer,
termasuk juga auditor dan user, diharapkan dapat memanfaatkan guidelines ini dengan sebaik-
baiknya.
Menurut Campbell dalam hirarki COBIT terdapat 4 domain COBIT yang terbagi menjadi
34 proses dan 318 control objectives, serta 1547 control practitices. Dalam setiap domain dan
proses di dalamnya tersedia pula panduan manajemen, panduan audit, dan ringkasan bagi pihak
eksekutif
Adapun kerangka kerja COBIT secara keseluruhan terdiri atas arahan sebagai berikut :
1. Control Objectives: Terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control
objectives) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu: planning & organization , acquisition &
implementation , delivery & support , dan monitoring .
2. Audit Guidelines : Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (
detailed control objectives ) untuk membantu para auditor dalam memberikan management
assurance dan/atau saran perbaikan.
3. Management Guidelines: Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa
saja yang mesti dilakukan, terutama agar dapat menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut:
1. Sejauh mana Anda (TI) harus bergerak, dan apakah biaya TI yang dikeluarkan sesuai
dengan manfaat yang dihasilkannya.
2. Apa saja indikator untuk suatu kinerja yang bagus?
3. Apa saja faktor atau kondisi yang harus diciptakan agar dapat mencapai sukses ( critical
success factors )?
4. Apa saja risiko-risiko yang timbul, apabila kita tidak mencapai sasaran yang ditentukan?
5. Bagaimana dengan perusahaan lainnya – apa yang mereka lakukan?
6. Bagaimana Anda mengukur keberhasilan dan bagaimana pula membandingkannya.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


PERTEMUAN X

UU TELEKOMUNIKASI (UU NO. 36 / 1999)

10.1 Umum

Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi,


pembangunan dan penyelenggaraan telekomunikasi telah menunjukkan peningkatan peran
penting dan strategis dalam menunjang dan mendorong kegiatan perekonomian, memantapkan
pertahanan dan keamanan, mencerdaskan kehidupan bangsa, memperlancar kegiatan
pemerintahan, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka wawasan
nusantara, dan memantapkan ketahanan nasional serta meningkatkan hubungan antar bangsa.
Peningkatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan telekomunikasi tidak mengurangi
prinsip dasar yang terkandung da1am Pasa1 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, yaitu
bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di da1amnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar- besarnya bagi kemakmuran rakyat. O1eh karena itu, ha1-ha1 yang
menyangkut pemanfaatan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit yang merupakan sumber
daya alam yang terbatas dikuasai oleh negara. Dengan tetap berpijak pada arah dan kebijakan
pembangunan nasiona1 serta dengan memperhatikan perkembangan yang berlangsung baik
secara nasiona1 maupun internasiona1, terutama di bidang teknologi telekomunikasi, norma
hukum bagi pembinaan dan penyelenggaraan telekomunikasi.

10.2 Azas dan Tujuan

 Azas Penyelenggaraan Telekomunikasi

Penyelenggaraan telekomunikasi memperhatikan dengan sungguh-sungguh asas


pembangunan nasiona1 dengan mengutamakan asas manfaat, asas adil dan merata, asas
kepastian hukum dan asas kepercayaan pada diri sendiri, serta memperhatikan pu1a asas
keamanan, kemitraan, dan etika.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1


a. Asas manfaat berarti bahwa pembangunan telekomunikasi khususnya penyelenggaraan
telekomunikasi akan lebih berdaya guna dan berhasil guna baik sebagai infrastruktur
pembangunan, sarana penyelenggaraan pemerintahan, sarana pendidikan, sarana
perhubungan maupun sebagai komoditas ekonomi yang dapat lebih meningkatkan
kesejahteraan masyarakat lahir dan batin.
b. Asas adil dan merata adalah bahwa penyelenggaraan telekomunikasi memberikan
kesempatan dan perlakuan yang sama kepada semua pihak yang memenuhi syarat dan hasil-
hasilnya dinikmati oleh masyarakat secara adil dan merata.
c. Asas kepastian hukum berarti bahwa pembangunan telekomunikasi khususnya
penyelenggaraan telekomunikasi harus didasarkan kepada peraturan perundang-undangan
yang menjamin kepastian hukum dan memberikan perlindungan hukum baik bagi para
investor, penyelenggara telekomunikasi, maupun kepada pengguna telekomunikasi.
d. Asas kepercayaan pada diri sendiri, dilaksanakan dengan memanfaatkan secara maksimal
potensi sumber daya nasiona1 secara efisien serta penguasaan teknologi telekomunikasi,
sehingga dapat meningkatkan kemandirian dan mengurangi ketergantungan sebagai suatu
bangsa da1am menghadapi persaingan global.
e. Asas kemitraan mengandung makna bahwa penyelenggaraan telekomunikasi harus dapat
mengembangkan iklim yang harmonis, timbal balik, dan sinergi dalam penyelenggaraan
telekomunikasi.
f. Asas keamanan dirnaksudkan agar penyelenggaraan telekomumkasi selalu memperhatikan
faktor keamanan da1am perencanaan. pembangunan. dan pengoperasiannya.
g. Asas etika dimaksudkan agar dalam penyelenggaraan telekomunikasi senantiasa dilandasi
oleh semangat profesionalisme, kejujuran, kesusilaan. dan keterbukaan.

 Tujuan Penyelenggaraan Telekomunikasi

Adapun tujuan dari penyelengaraan telekomunikasi adalah :


1. Mendukung persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata.
3. Mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan.
4. Meningkatkan hubungan antar bangsa.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


Tujuan penyelenggaraan telekomunikasi dalam ketentuan ini dapat dicapai, antara lain,
melalui reformasi telekomunikasi untuk meningkatkan kinerja penyelenggaraan telekomunikasi
dalam rangka menghadapi globalisasi, mempersiapkan sektor telekomunikasi memasuki
persaingan usaha yang sehat dan profesional dengan regulasi yang transparan, serta membuka
lebih banyak kesempatan berusaha bagi pengusaha kecil dan menengah.

10.3 Pembinaan dan Penyelengaraan Telekomunikasi

 Pembinaan

Pasal 4

1. Telekomunikasi dikuasai oleh Negara dan pembinaannya dilakukan oleh Pemerintah.


2. Pembinaan telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan penyelenggaraan telekomunikasi
yang meliputi penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian.
3. Dalam penetapan kebijakan, pengaturan, pengawasan dan pengendalian di bidang
telekomunikasi, sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), dilakukan secara menyeluruh dan
terpadu dengan memperhatikan pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam
masyarakat serta perkembangan global.
Pasal 5

1. Dalam rangka pelaksanaan pembinaan telekomunikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal


4, Pemerintah melibatkan peran serta masyarakat.
2. Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa penyampaian
pemikiran dan pandangan yang berkembang dalam masyarakat mengenai arah
pengembangan pertelekomunikasian dalam rangka penetapan kebijakan, pengaturan,
pengendalian, dan pengawasan di bidang telekomunikasi.
3. Pelaksanaan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diselenggarakan
oleh lembaga mandiri yang dibentuk untuk maksud tersebut.
4. Lembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (3) keanggotaannya terdiri dari asosiasi yang
bergerak di bidang usaha telekomunikasi, asosiasi profesi telekomunikasi, asosiasi produsen
peralatan telekomunikasi, asosiasi pengguna jaringan, dan jasa telekomunikasi, serta

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3


masyarakat intelektual di bidang telekomunikasi.
5. Ketentuan mengenai tata cara peran serta masyarakat dan pembentukan lembaga mandiri
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa telekomunikasi dikuasai oleh
Negara dan Pemerintah yang melakukan pembinaannya, berupa :
1. Penetapan kebijakan, antara lain, perumusan mengenai perencanaan dasar strategis dan
perencanaan dasar teknis telekomunikasi nasional.
2. Pengaturan mencakup kegiatan yang bersifat umum dan atau teknis operasional yang antara
lain, tercermin dalam pengaturan perizinan dan persyaratan dalam penyelenggaraan
telekomunikasi.
3. Pengendalian dilakukan berupa pengarahan dan bimbingan terhadap penyelenggaraan
telekomunikasi.
4. Pengawasan adalah pengawasan terhadap penyelenggaraan telekomunikasi, termasuk
pengawasan terhadap penguasaan, pengusahaan, pemasukan, perakitan, penggunaan
frekuensi dan orbit satelit, serta alat, perangkat, sarana dan prasarana telekomunikasi.

 Penyelenggaraan telekomunikasi

Penyelenggaraan telekomunikasi meliputi :


1. Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi Kegiatan penyediaan dan atau pelayanan jaringan
telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi.
2. Penyelenggaraan jasa telekomunikasi Kegiatan penyediaan dan atau pelayanan jasa
telekomunikasi yang memungkinkan terselenggaranya telekomunikasi.
3. Penyelenggaraan telekomunikasi khusus. Penyelenggaraan telekomunikasi yang sifat,
peruntukan, dan pengoperasiannya khusus; antara lain untuk keperluan meteorologi dan
geofisika, televisi siaran, radio siaran, navigasi, penerbangan, pencarian dan pertolongan
kecelakaan, amatir radio, komunikasi radio antar penduduk dan penyelenggaraan
telekomunikasi khusus instansi pemerintah tertentu / swasta.

 Penyelenggara

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


Penyelenggaraan jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggaraan jasa telekomunikasi
dapat dilakukan oleh :
1. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
3. Badan Usaha Swasta
4. Koperasi.
Penyelenggaraan telekomunikasi khusus dapat dilakukan oleh :
1. Perseorangan
2. Instansi pemerintah
3. Badan hukum selain penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa
telekomunikasi.
Penyelenggara telekomunikasi khusus dapat menyelenggarakan telekomunikasi untuk :
1. keperluan sendiri
2. keperluan pertahanan keamanan negara
3. keperluan penyiaran

10.4 Larangan, Pengamanan Telekomunikasi Dan Rekaman Informasi

 Larangan Praktek Monopoli

Pasal 10
Dalam penyelenggaraan telekomunikasi dilarang melakukan kegiatan yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat di antara
penyelenggara telekomunikasi.
Larangan monopoli tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat serta peraturan pelaksanaannya.

 Pengamanan Telekomunikasi

Pasal 39
Penyelenggara telekomunikasi wajib melakukan pengamanan dan perlindungan terhadap
instalasi dalam jaringan telekomunikasi yang digunakan untuk penyelenggaraan telekomunikasi.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 5


Pasal 41
Dalam rangka pembuktian kebenaran pemakaian fasilitas telekomunikasi atas permintaan
pengguna jasa telekomunikasi, penyelenggara jasa telekomunikasi wajib melakukan perekaman
pemakaian fasilitas telekomunikasi yang digunakan oleh pengguna jasa telekomunikasi dan
dapat melakukan perekaman informasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan gangguan fisik dan
elektromagnetik terhadap penyelenggaraan telekomunikasi, yakni dapat berupa :
a. tindakan fisik yang menimbulkan kerusakan suatu jaringan telekomunikasi sehingga
jaringan tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya
b. tindakan fisik yang mengakibatkan hubungan telekomunikasi tidak berjalan sebagaimana
mestinya
c. penggunaaan alat telekomunikasi yang tidak sesuai dengan persyaratan teknis yang berlaku
d. penggunaan alat telekomunikasi yang bekerja dengan gelombang radio yang tidak
sebagaimana mestinya sehingga menimbulkan gangguan terhadap penyelenggaraan
telekomunikasi Iainnya; atau
e. penggunaan alat bukan telekomunikasi yang tidak sebagaimana mesti nya sehingga
menimbulkan pengaruh teknis yang tidak dikehendaki suatu penyelenggaraan
telekomunikasi.

 Rekaman Informasi

Pasal 42
1. Penyelenggara jasa telekomunikasi wajib merahasiakan informasi yang dikirim dan atau
diterima oleh pelanggan jasa telekomunikasi melalui jaringan telekomunikasi dan atau jasa
telekomunikasi yang diselenggarakannya.
2. Untuk keperluan proses peradilan pidana, penyelenggara jasa telekomunikasi dapat
merekam informasi yang dikirim dan atau diterima oleh penyelenggara jasa telekomunikasi
serta dapat memberikan informasi yang diperlukan atas :
a. permintaan tertulis Jaksa Agung dan atau Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk
tindak pidana tertentu

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 6


b. permintaan penyidik untuk tindak pidana tertentu sesuai dengan Undang-undang yang
berlaku.
Pasal 43
Pemberian rekaman informasi oleh penyelenggara jasa telekomunikasi kepada pengguna
jasa telekomunikasi dan untuk kepentingan proses peradilan pidana sebagaimana tidak
merupakan pelanggaran.

10.5 Penyidikan, sanksi administrasi dan ketentuan pidana

 Penyidikan

Pasal 44
1. Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga Pejabat Pegawai Negeri
Sipil tertentu di Iingkungan Departemen yang Iingkup tugas dan tanggung jawabnya di
bidang telekomu-nikasi, diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana di
bidang telekomunikasi.
2. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang dimaksud diatas berwenang untuk :
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran Iaporan atau keterangan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang telekomunikasi
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang dan atau badan hukum yang diduga melakukan
tindak pidana di bidang telekomunikasi
c. menghentikan penggunaan alat dan atau perangkat telekomunikasi yang menyimpang
dari ketentuan yang berlaku
d. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai saksi atau tersangka
e. melakukan pemeriksaan alat dan atau perangkat telekomunikasi yang diduga digunakan
atau diduga berkaitan dengan tindak pidana di bidang telekomunikasi
f. menggeledah tempat yang diduga digunakan untuk melakukan tindak pidana di bidang
telekomunikasi
g. menyegel dan atau menyita alat dan atau perangkat telekomunikasi yang digunakan atau
yang diduga berkaitan dengan tindak pidana di bidang telekomunikasi

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 7


h. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di
bidang telekomunikasi
i. mengadakan penghentian penyidikan

 Sanksi administrasi ( pencabutan izin ) terhadap pelanggaran

Adapun sanksi administrasi berupa pencabutan izin dapat dilihat melalui tabel dibawah ini
:

pa keterangan
sal
1 Setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa
6 (1) telekomunikasi wajib memberikan kontribusi dalam pelayanan universal.
1 Apabila pengguna memerlukan catatan/ rekaman pemakaian jasa
8 (2) telekomunikasi, penyelenggara telekomunikasi wajib memberikannya.
1 Penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib menjamin kebebasan
9 penggunanya memilih jaringan telekomunikasi lain untuk pemenuhan kebutuhan
telekomunikasi.
2 Penyelenggara telekomunikasi dilarang melakukan kegiatan usaha
1 penyelenggaraan telekomunikasi yang bertentangan dengan kepentingan umum,
kesusilaan, keamanan, atau ketertiban umum.
2 Setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib menyediakan interkoneksi
5 (2) apabila diminta oleh penyelenggara jaringan telekomunikasi Iainnya.
2 Setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa
6 (1) telekomunikasi wajib membayar biaya hak penyelenggaraan telekomunikasi yang
diambil dan persentase pendapatan
2 Penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan sendiri dan keperluan
9 (1) pertahanan keamanan negara, dilarang disambungkan ke jaringan penyelenggara
telekomunikasi lainnya.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 8


Penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan penyiaran, dapat
( disambungkan ke jaringan penyelenggara telekomunikasi lainnya sepanjang
2) digunakan untuk keperluan penyiaran.
3 Penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit wajib mendapatkan izin
3 (1) Pemerintah.

Penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit harus sesuai dengan
( peruntukannya dan tidak saling mengganggu.
2)
3 Pengguna spektrum frekuensi radio wajib membayar biaya penggunaan
4 (1) frekuensi, yang besarannya didasarkan atas penggunaan jenis dan Iebar pita frekuensi.

Pengguna orbit satelit wajib membayar biaya hak penggunaan orbit satelit.
(
2)
Tabel.8.1. ketentuan sanksi administrasi

 Ketentuan Pidana

Adapun ketentuan pidana berupa hukuman penjara dan pembayaran denda dapat dilihat
melalui tabel dibawah ini :

p keterangan Pe D
asal njara enda
1 Penyelenggaraan telekomunikasi dapat diselenggarakan 6 6
1(1) setelah mendapat izin dari Menteri. TH 00 JT
1 Penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib menjamin 1 1
9 kebebasan penggunanya memilih jaringan telekomunikasi lain TH 00 JT
untuk pemenuhan kebutuhan telekomunikasi.
2 Setiap penyelenggara telekomunikasi wajib memberikan 2 2

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 9


0 prioritas untuk pengiriman, penyaluran, dan penyampaian TH 00 JT
informasi penting yang menyangkut :
a. keamanan negara
b. keselamatan jiwa manusia dan harta benda
c. bencana alam
d. marabahaya, dan atau
e. wabah penyakit.
2 Setiap orang dilarang melakukan perbuatan tanpa hak, tidak 6 6
2 sah, atau memanipulasi : TH 00 JT
a. akses ke jaringan telekomunikasi, dan atau
b. akses ke jasa telekomunikasi, dan atau
c. akses ke jaringan telekomunikasi khusus.
2 Penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan 4 4
9(1) sendiri dan keperluan pertahanan keamanan negara, dilarang TH 00 JT
disambungkan ke jaringan penyelenggara telekomunikasi lainnya.

Penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan


penyiaran, dapat disambungkan ke jaringan penyelenggara
( telekomunikasi lainnya sepanjang digunakan untuk keperluan
2) penyiaran.
3 Perangkat telekomunikasi yang diperdagangkan, dibuat, 1 1
2 (1) dirakit, dimasukkan dan atau digunakan di wilayah Negara TH 00 JT
Republik Indonesia wajib memperhatikan persyaratan teknis dan
berdasarkan izin sesuai dengan peraturan perundang- undangan
yang berlaku.
3 Penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit wajib 4 4
3 (1) mendapatkan izin Pemerintah. TH 00 JT

Penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit harus

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 10


( sesuai dengan peruntukannya dan tidak saling mengganggu.
2)
3 Spektrum frekuensi radio dilarang digunakan oleh kapal 2 2
5(2) berbendera asing yang berada di wilayah perairan / udara TH 00 JT
/ Indonesia di Iuar peruntukannya, kecuali :
36(2) a. untuk kepentingan keamanan negara, keselamatan jiwa
manusia dan harta benda, bencana alam, keadaan marabahaya,
wabah, navigasi, dan keamanan IaIu Iintas pelayaran /
penerbangan; atau
b. disambungkan ke jaringan telekomunikasi yang dioperasikan
oleh penyelenggara telekomunikasi; atau
c. merupakan bagian dan sistem komunikasi satelit yang
penggunaannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
penyelenggaraan telekomunikasi dinas bergerak pelayaran /
penerbangan.
3 Setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang dapat 6 6
8 menimbulkan gangguan fisik dan elektromagnetik terhadap TH 00 JT
penyelenggaraan telekomunikasi.
4 Setiap orang dilarang melakukan kegiatan penyadapan atas 15
0 informasi yang disalurkan melaiui jaringan telekomunikasi dalam TH
bentuk apapun.
4 Penyelenggara jasa telekomunikasi wajib merahasiakan 2 2
2(1) informasi yang dikirim dan atau diterima oleh pelanggan jasa TH 00 JT
teleko munikasi melalui jaringan telekomunikasi dan atau jasa
telekomunikasi yang diselenggarakannya.
Tabel.8.2. ketentuan pidana

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 11


PERTEMUAN XII

ETIKA BISNIS DAN ORGANISASI BISNIS

12.1 Umum

Bisnis perlu dilandasi perimbangan – pertimbangan yang etis karena disamping mencari
keuntungan juga bertujuan memperjuangkan nilai –nilai yang bersifat manusiawi. Beberapa
lasan yang membuat bisnis perlu dilandasi dengan suatu etika, antara lain :
1. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan bisnis juga
memprtaruhkan nama, harga diri bahkan nasib umat manusia yang terlibat didalamnya
2. Sebagai bentuk hubungan antar manusia, bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya
mampu memberikan pedoman bagi pihak – pihak yang melakukanya
3. Etika diperlukan untuk menumbuhkan dan memperkuat rasa saling percaya, karena bisnis
merupakan kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya
Bisnis sudah selayaknya mengenal etika dan biasanya bisnis akan berhasil dan mendapat
dukungan dari masyarakat jika pelaku bisnis mematuhi etika – etika dalam berbisnis.

12.2 Cakupan etika bisnis

Kegiatan bisnis yang makin merebak baik di dalam maupun diluar negeri, telah
menimbulkan tanatangan baru, yaitu tuntutan praktik bisnis yang baik, etis yang menjadi
tuntutan kehidupan bisnis diberbagai negara didunia. Untuk dapat bersaing dalam iklim ekonomi
global diperlukan daya saing yang dihasilkan oleh produktivitas dan efisiensi, untuk itu pula
diperlukan etika dalam berbisnis atau yang disebut dengan etika bisnis, kerena praktik – praktik
bisnis yang tidak etis dapat mengurangi tingkat produktivitas dan mengekang efisiensi dalam
berbisnis.
Richard T. De George (1986), dalam buku Business Ethics menyebutkan empat macam
kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai cakupan etika bisnis.
1. Penerapan prinsip – prinsip etika umum pada praktik – praktik khusus dalam bisnis

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1


2. Etika bisnis tidak hanya menyangkut penerapan prinsip etika pada kegiatan bisnis, tetapi
merupakan “ meta-etika” yang juga menyoroti apakah prilaku yang dinilai etis atau tidak
secara induvidu dapat diterapkan pada oragnisasi atau perusahaan bisnis
3. Bidang penelaahan etika bisnis menyangkut asumsi mengenai bisnis. Dalam hal ini, etika
bisnis juga menyoroti moralitas sistem ekonomi pada umumnya serta sistem ekonomi suatu
negara pada khususnya
4. Etika juga biasanya menyangkut bidang yang biasanya sudah meluas lebih dari sekedar
etika, seperti misalnya ekonomi dan teori organisasi
Pada keempat bidang tersebut etika bisnis membantu pelaku bisnis melakukan pendekatan
secara moral dalam bisnis secara tepat dalam bisnis dan sebaliknya mendekati permasalahan
yang terjadi pada bisnis yang mengabaikan pendekatan moral. Etika bisnis memberikan
pengertian bahwa bisnis tidak sekedar bisnis, melainkan suatu kegiatan yang menyangkut
hubungan antar sesama manusia sehingga harus dilakukan secara manusiawi juga.

12.3 Prinsip –Prinsip Etika Bisnis

Dalam buku etika bisnis : membangun citra bisnis sebagai profesi luhur, sony keraf (1991)
mencatat beberapa hal yang menjadi prinsip – prinsip dari etika bisnis, antara lain :
1. Prinsip otonomi. Bahwa manusia dapat bertindak secara bebas berdasarkan kesadaran
sendiri tentang apa yang di anggap baik untuk dilakukan, tetapi otonomi juga memerlukan
adanya tanggung jawab, sehingga kebebasan tersebut adalah kebebasan yang bertanggung
jawab
2. Prinsip kejujuran. Merupakan prinsip yang cukup penting untuk menjamin kelanggengan
sebuah kegiatan bisnis. Contoh aspek kejujuran dalam kegiatan bisnis adalah kejujuran
dalam menjual atau menawarkan barang dengan harga yang sesuai dengan kualitas barang,
kejujuran dalam kegiatan perusahaan yang menyangkut hubungan kerja antar pimpinan
dengan pekerja, kejujuran dalam melakukan perjanjian – perjanjian baik perjanjian kontrak
ataupun perjanjian yang lain.
3. Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahat. Merupakan prinsip moral untuk berbuat
baik kepada semua orang dalam segala bidang dan sebagai dasr prinsip untuk membangun
hubungan antar sesama

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


4. Prinsip keadilan. Merupakan prinsip yang menuntut bahwa dalam kegiatan bisnis,
seseorang memperlakukan orang lain sesuai dengan haknya (harus ada keseimbangan antara
hak dan kewajiban).
5. Prinsip hormat pada diri sendiri. Bahwa dlam melakukan hubungan bisnis manusia
memiliki kewajiban moral untuk memperlakukan dirinya sebagai pribadi yang memiliki
nilai sama dengan pribadi lainya.

12.3.1 Bisnis di bidang teknologi informasi


Teguh wahyono (2006), membagi kegiatan bisnis di bidang teknologi informasi dalam
beberapa kategori, yaitu :
a. Bisnis dibidang industri perangkat keras (hardware). Bisnis dibidang ini merupakan
bisnis yang bergerak dibidang rekayasa perangkat keras komputer seperti yang dilakukan
produsen – produsen perangkat keras seperti IBM, Compaq, Seagate, Cannon dll
b. Bisnis dibidang rekayasa perangkat lunak (software). dalam lingkup yang kecil, bisnis
ini bisa saja dilakukan induvidu atau seseorang yang menguasai teknik – teknik rekayasa
perangkat lunak untuk menghasilkan produk berupa perangkat lunak yang digunakan untuk
memecahkan masalah pada bebragai bidang. Dalam lingkup yang besar bisnis ini dilakukan
oleh perusahaan perangkat lunak seperti Microsoft, Adobe, Corel Corporation dan
sebagainya yang menghasilkan produk perangkat lunak utama dalam operasional komputer.
c. Bisnis dibidang distribusi dan penjualan barang. bisnis dibidang ini dilakukan oleh
perusahan – perusahaan dan atau induvidu yang bertugas sebagai salesman produk tersebut.
d. Bisnis dibidang pendidikan teknologi informasi. Bisnis ini dilakukan mulai dari lembaga
– lembaga kursus komputer bahkan sampai pada perguruan tinggi di bidang komputer
e. Bisnis di bidang pemeliharaan teknologi informasi. Bisnis ini biasanya dilakukan oleh
induvidu yang memiliki kemampuan di bidang teknologi informasi, dan juga biasa
dilakukan lembaga – lembaga yang memiliki spesialisasi dibidang maintenance dan teknisi.

12.3.2 Tantangan bisnis di bidang TI


Perusahaan pelaku bisnis tidak hanya mempunyai tanggung jawab ekonomi tetapi juga
memiliki tanggung jawab sosial. Seiring dengan perubahan dan kemajuan yang terjadi seperti
halnya bisnis – bisnis dibidang lain, bisnis dalam bidang teknologi informasi beberapa tantangan,
antara lain :
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3
a. Tantangan inovasi dan perubahan yang cepat.
Perkembangan dan perubahan yang begitu cepat dalam bidang teknologi informasi,
sering kali memberikan tekanan bagi masyarakat atau perusahaan untuk mengikuti
perubahan dan perkembangan tersebut.
Sebagai contoh munculnya sistem operasi windows 7 sebagai bentuk dari inovasi yang
memiliki stabilitas dan keandalan yang tinggi menuntut upgrading atau peningkatan
kapasitas perangkat keras yang dimiliki perusahaan karena sistem operasi tersebut hanya
bisa berjalan secara optimal pada komputer dengan spesifikasi yang tinggi pula, sementara
itu perusahaan sering kali mengalami masalah antara keahlian tenaga kerja yang dimiliki
dengan yang dibutuhkan teknologi baru tersebut. Biasanya perusahaan tidak bisa menolak
perubahan dan perkembangan teknologi tersebut karena keuntungan yang ditawarkan.
b. Tantangan pasar dan pemasaran di era globalisasi
Persaingan yang ketat di era globalisasi menimbulkan banyak alasan bagi pelaku
bisnis untuk selalu mengikuti kemajuan dan perkembangan yang terjadi, biasanya organisasi
yang yang mampu menjawab tantangan pasar di era globalisasi yang selalu berubah dan
bergejolak adalah organisasi yang memiliki kemampuan manajemen yang baik, selalu
meningkatkan daya saing, memiliki strategi pemasaran yang inovatif dll
c. Tantangan pergaulan internasional
Bahwa sebuah perusahaan multinasional memiliki pengaruh terhadap perkembangan
ekonomi sosial masyarakat suatu negara, hal ini meningkatkan kewajiban bagi perorangan
dan industri untuk melaksanakan aturan kode etik dengan baik.
d. Tantangan pengembangan sikap dan tanggung jawab pribadi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cepat, memberikan tantangan
penegakan nilai – nilai etika dan moral setiap induvidu untuk mengendalikan kemajuan dan
penerapan teknologi tersebut agar dapat bermanfaat bagi kemanusiaan tanpa mengabaikan
nilai – nilai etika dan moral
e. Tantangan pengembangan sumber daya manusia
Perkembangan dan kemajuan teknologi yang bergitu cepat selalu menuntut sebuah
perusahaan atau oraganisasi untuk harus selalu memelihara dan mengembangkan sumber

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


daya manusia yang dimilikinya untuk dapat menjawab kebutuhan akan kemajuan teknologi
tersebut demi kepentingan bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang.

12.4 Jenis – Jenis Badan Usaha Atau Organisasi Bisnis

Pengertian badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. Untuk mendirikan sebuah badan usaha di bidang IT
sama halnya mendirikan badan usaha di bidang lain. Alasan mendirikan badan usaha
diantarannya untuk hidup, bebas dan tidak terikat, dorongan sosial, mendapat kekuasaan, dan
melanjutkan usaha orang tua. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
mendirikan badan usaha, biasanya berupa barang dan jasa yang akan dijual, pemasaran barang
dan jasa, penentuan harga, pembelian, kebutuhan tenaga kerja, organisasi intern, pembelanjaan,
jenis badan usaha yang akan dipilih, dan lain sebagainya.
Untuk itu memahami prosedur kerjanya ada baiknya terlebih dahulu mengerti mengenai
jenis-jenis badan usaha dan bentuk bisnisnya. Di Indonesia Jenis-jenis badan usaha ada banyak
sekali diantaranya :
1. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) ialah badan usaha yang permodalannya seluruhnya
atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Status pegawai badan usaha-badan usaha tersebut
adalah pegawai negeri. BUMN sendiri sekarang ada 3 macam yaitu :
a) Perjan adalah bentuk badan usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki oleh
pemerintah. Perjan ini berorientasi pelayanan padamasyarakat, Sehingga selalu merugi.
Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena
besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut. Contoh Perjan: PJKA
(Perusahaan Jawatan Kereta Api) kini berganti menjadi PT.KAI
b) Perum adalah perjan yang sudah diubah. Tujuannya tidak lagi berorientasi pelayanan
tetapi sudah profit oriented. Sama seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dengan
status pegawainya sebagai Pegawai Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun
status Perjan diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah terpaksa menjual
sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya diubah menjadi
persero.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 5


c) Persero adalah salah satu Badan Usaha yang dikelola oleh Negara atau Daerah. Berbeda
dengan Perum atau Perjan, tujuan didirikannya Persero yang pertama adalah mencari
keuntungan dan yang kedua memberi pelayanan kepada umum. Contoh perusahaan yang
mempunyai badan usaha Persero adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Garuda
Indonesia (Persero), PT Angkasa Pura (Persero), PT Perusahaan Pertambangan dan
Minyak Negara (Persero)
Jadi dari uraian di atas, ciri-ciri Persero adalah:
 Tujuan utamanya mencari laba (Komersial)
 Modal sebagian atau seluruhnya berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan yang
berupa saham-saham
 Dipimpin oleh direksi
 Pegawainya berstatus sebagai pegawai swasta
 Badan usahanya ditulis PT (nama perusahaan) (Persero)
 Tidak memperoleh fasilitas negara
2. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah badan usaha yang didirikan dan dimodali oleh
seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33, bidang- bidang usaha
yang diberikan kepada pihak swasta adalah mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat
tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak. Berdasarkan
bentuk hukumnya Badan usaha milik swasta dibedakan atas :
1. Perusahaan perseorangan bentuk dari perusahaan perseorangan adalah Perusahaan
Dagang adalah Perusahaan perseorangan yang dilakukan satu orang pengusaha.
Memiliki ciri – ciri antara lain :
 Modal milik satu orang saja
 Didirikan atas kehendak seorang pengusaha.
 Keahlian, teknologi dan manajemen dikelola satu orang saja.
 Bila tampak banyak orang di perusahaan tsb merupakan para pembantu pengusaha
 Bukan perusahaan badan hukum dan tidak termasuk persekutuan atau perkumpulan.
 Risiko dan untung rugi menjadi tanggungan sendiri
 Tidak melalui proses pendirian perusahaan sebagaimana mestinya, kecuali surat
izin usaha dari kantor perdagangan setempat

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 6


 Wajib untuk membuat catatan keuangan, termasuk kewajiban terhadap pajak
maupun restribusi daerah
2. Perusahaan Persekutuan adalah perusahaan yang memiliki 2 pemodal atau lebih. Ada
2 bentuk perusahaan persekutuan, yaitu :
1) Bukan badan hukum. Yang termasuk dalam bentuk ini adalah :
 Firma (Fa) adalah badan usaha yang didirikan oleh 2 orang atau lebih dimana tiap-
tiap anggota bertanggung jawab penuh atas perusahaan. Modal firma berasal dari
anggota pendiri seta laba/ keuntungan dibagikan kepada anggota dengan
perbandingan sesuai akta pendirian , keuntungan yang diperoleh dari perusahaan
dibagikan sesuai kesepakatan.
 Persekutuan komanditer (commanditaire vennootschap atau CV) adalah suatu
persekutuan yang didirikan oleh 2 orang atau lebih. Persekutuan komanditer
mengenal 2 istilah yaitu Sekutu aktif adalah anggota yang memimpin/ menjalankan
perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas utang- utang perusahaan dan Sekutu
pasif / sekutu komanditer adalah anggota yang hanya menanamkan modalnya
kepada sekutu aktif dan tidak ikut campur dalam urusan operasional perusahaan.
Sekutu pasif bertanggung jawab atas risiko yang terjadi sampai batas modal yang
ditanam.
 Persekutuan Perdata adalah suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu kedalam persekutuan dengan maksud
untuk membagi keuntungan atau manfaat yang diperoleh karenanya. Pendirian
persekutuan perdata dilakukan berdasarkan perjanjian para pihak, dapat dilakukan
dengan kesepakatan para sekutu atau bisa pula secara lisan dan tiap sekutu wajib
memasukkan dalam kas persekutuan berupa uang, benda atau manajemen.
2) Badan hukum. Yang termasuk adalah bentuk ini adalah Perseroan terbatas (PT)
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan
perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi
dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang
ini serta peraturan pelaksanaannya.
Perseroan terbatas memiliki karakteristik sebagai berikut :

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 7


a) Berbentuk Badan Hukum, dengan ciri – cirinya, antara lain :
 Pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM
 Bentuk organisasi teratur, ada RUPS, Direksi dan Komisaris
 Memiliki harta kekayaan sendiri, ada pemisahaan harta kekayaan pribadi
dengan perusahaan
 Dapat melakukan hubungan hukum sendiri, atas nama perseroan.
 Mempunyai tujuan sendiri, yaitu mencari keuntungan.
b) Tanggung-jawab pemegang saham terbatas pada nilai saham yang diambilnya.
c) Berdasarkan perjanjian
d) Melakukan kegiatan usaha.
e) Modal terbagi atas saham-saham (akumulasi modal)
f) Jangka waktu dapat tidak terbatas.
Adapun Prosedur Pendiriannya, Antara lain :
1) Pendirian dalam akta autentik
2) Pendirian PT tetap sah, tapi belum berstatus badan hukum, hanya sebatas
terjadinya hubungan kontraktual. Dengan demikian akibat hukum PT yang
belum disahkan, tapi sudah melaksanakan aktifitas sebagai mana layaknya PT,
maka :
a. Mengikat PT setelah menjadi badan hukum, bila :
 PT. secara tegas menerima.
 PT. secara tegas mengambil alih.
 PT. mengukuhkan secara tertulis.
b. Bila tidak, maka para pendiri bertanggung-jawab secara pribadi.
3) Pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM, status PT menjadi Badan Hukum.
Dengan demikian tanggung-jawab pemegang saham terbatas.
4) Didaftarkan dalam daftar perusahaan paling lama 30 hari.
5) Diumumkan dalam Tambahan Berita Negara.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 8


12.5 Kontrak Kerja

Kontrak (perjanjian) adalah suatu "peristiwa di mana seorang berjanji kepada orang lain
atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal ". (Subekti, 1983:1).
Pada dasarnya kontrak kerja adalah suatu perjanjian tertulis antara pihak pertama(perusahaan)
dan pihak kedua(karyawan), Perjanjian ini secara jelas menerangkan mengenai hak dan
perlindungan yang berhak diterima oleh karyawan ataupun kewajiban yang karyawan untuk
berkerja sesuai dengan jobdesk. Dokumen resmi ini akan menjadi bukti ikatan antara perusahaan
dan karyawan.
Biasanya sebuah kontrak kerja terdiri dari :
1. Masa Percobaan (Training). Dimaksudkan untuk menilai kinerja calon karyawan,
biasanya untuk masa percobaan perusahaan akan memberi waktu 6 bulan - 1 tahun untuk
karyawan untuk belajar. Pada tahap ini perusahaan akan melihat dan mengetahui cara kerja,
ketrampilan dari karyawannya.
2. Imbalan (Upah). Antara perusahaan dan karyawan akan secara terbuka mengenai masalah
gaji, perhitungan gaji gaji biasanya didasarkan UMR, skill karyawan, job desk, tanggung
jawab, tunjangan makan, tunjangan transportasi.
3. Tata Tertib (peraturan). Perusahaan mempunyai tata tertib yang harus dipenuhi oleh
karyawan, tata tertib biasanya mengatur mengenai jam kerja, jam istirahat, toleransi
keterlambatan dan hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama bekerja dan
berada di dalam lingkungan perusahaan.
4. Penggunaan Perjanjian Kerja. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat diadakan
untuk pekerjaan tertentu yang menurut sifat, jenis atau kegiatannya akan selesai dalam
waktu tertentu.
5. Pemutusan Tenaga Kerja (PHK). biasanya terjadi apabila karyawan tidak bekerja secara
baik, kurang optimal, karyawan dianggap tidak memberikan kontribusi yang berarti bagi
perusahaan, atau karyawan melanggar tata tertib yang merugikan perusahaan.

 Asas Dalam Berkontrak

Pasal 1338 (1) KUH Perdata

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 9


Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya.
Asas – asas yang terkandung dalam Pasal tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1. Konsensualisme. Perjanjian telah terjadi jika telah ada konsensus antara pihak-pihak yang
mengadakan kontrak.
2. Kebebasan Berkontrak. Bahwa seseorang bebas untuk mengadakan perjanjian, bebas
mengenai apa yang diperjanjikan, bebas pula menentukan bentuk kontraknya.
3. Pacta Sunt Servanda. Kontrak atau perjanjian yang sah merupakan undang-undang bagi para
pihak yang membuatnya.
Selain asas yang terkandung dalam pasal diatas dalam standar berkontrak biasanya terdapat
ataupun terkandung asas lain, yaitu:
a) Asas Kepercayaan
b) Asas Persamaan Hak
c) Asas Keseimbangan
d) Asas Moral
e) Asas Kepatutan
f) Asas Kebiasaan
g) Asas Kepastian Hukum

 Syarat sahnya kontrak

Berdasarkan pasal 1320 KHUP syarat - syarat sahnya sebuah kontrak, adalah sebagai
berikut.
a. syarat subyektif, bila dilanggar maka perjanjian dapat dibatalkan, meliputi :
1) kecakapan untuk membuat perjanjian
2) kesepakatan para pihak
b. syarat obyektif, bila dilanggar maka perjanjian batal demi hukum, meliputi :
1) suatu hal ( obyek ) tertentu.
2) suatu sebab yang halal.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 10


12.6 Prosedur Pengadaan

12.6.1 Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa


Berdasarkan Keppres No. 80/2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa terdapat
beberapa metode pemilihan serta sistem penilaian kompetensi penyedia barang dan jasa. secara
umum jenis-jenis metode pemilihan penyedia barang dan jasa, yang antara lain:
a. Metode Pelelangan Umum
Metode pelelangan umum merupakan metoda pemilihan penyedia barang/jasa yang
relatif banyak dilakukan. Pelelangan umum dilakukan secara terbuka dengan pengumuman
secara luas melalui media massa dan papan pengumuman resmi untuk penerangan umum
sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya. Semua pengadaan pada prinsipnya harus dapat dilelang dengan cara
diumumkan secara luas agar dapat menciptakan persaingan yang sehat.
b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas dilakukan, jika pelelangan umum sulit dilaksanakan karena
penyedia barang/jasa yang mampu mengerjakan diyakini terbatas dan pekerjaannya
kompleks, maka dilakukan pelelangan terbatas. Pekerjaan kompleks adalah pekerjaan yang
memerlukan teknologi tinggi atau mempunyai resiko tinggi atau yang menggunakan
peralatan yang didesain khusus atau bernilai di atas Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh miliar
rupiah). Pelelangan terbatas diumumkan secara luas melalui media massa dan papan
pengumuman resmi dengan mencantumkan penyedia barang/jasa yang telah diyakini
mampu, guna memberi kesempatan kepada penyedia barang/jasa lainnya yang memenuhi
kualifikasi.
c. Pemilihan Langsung
Bila pelelangan umum dan pelelangan terbatas sulit dilaksanakan dan kemungkinan
tidak akan mencapai sasaran, maka dilakukan pemilihan langsung. Pemilihan langsung dapat
dilaksanakan untuk pengadaan yang bernilai sampai dengan Rp. 100.000.000,- (seratus juta
rupiah). Metoda pemilihan langsung, yaitu pemilihan penyedia barang/jasa yang dilakukan
dengan membandingkan sebanyak-banyaknya penawaran, sekurang-kurangnya 3 (tiga)
penawaran dari penyedia barang/jasa yang telah lulus prakualifikasi serta dilakukan
negosiasi baik teknis maupun biaya serta harus diumumkan minimal melalui papan
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 11
pengumuman resmi untuk penerangan umum dan bila memungkinkan melalui internet.
Pejabat/Panitia Pengadaan mengundang penyedia barang/jasa untuk memasukkan
penawaran kemudian membandingkan penawaran tersebut yang memenuhi syarat. Negosiasi
teknis dan harga dilakukan secara bersaing.
d. Penunjukan Langsung
Berdasarkan ketentuan dalam Keppres No 80/2003 tentang Pedoman Pengadaan
Barang dan Jasa, Penunjukan langsung dalam pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan
dalam hal memenuhi kriteria yang antara lain:
 Terjadi keadaan darurat untuk pertahanan negara, keamanan dan keselamatan masyarakat
yang pelaksanaan pekerjaannya tidak dapat ditunda, atau harus dilakukan segera,
termasuk penanganan darurat akibat bencana alam.
 Pekerjaan yang bersifat rahasia dan menyangkut pertahanan serta keamanan negara yang
ditetapkan oleh Presiden.
 Pekerjaan berskala kecil dengan nilai paket pekerjaan maksimum Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah)
 Paket pekerjaan berupa pekerjaan/barang spesifik yang hanya dapat dilaksanakan oleh
satu penyedia barang/jasa, pabrikan, pemegang hak paten tertentu.
 Paket pekerjaan merupakan hasil produksi usaha kecil atau koperasi kecil atau pengrajin
industri kecil yang telah mempunyai pasar dan harga yang relatif stabil.
 Paket pekerjaan bersifat kompleks dan hanya dapat dilaksanakan dengan penggunaan
teknologi khusus dan/atau hanya ada satu penyedia barang/jasa yang mampu
mengaplikasikannya.

12.6.2 Prosedur Pengadaan Tenaga Kerja


Adapun langkah – langkah atau prosedur pengadaan tenaga kerja antara lain :
a. Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja adalah penentuan kuantitas dan kualitas tenaga kerja yang
dibutuhkan dan cara memenuhinya. Penentuan kuantitas dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu time motion study dan peramalan tenaga kerja. Sedangkan penentuan kualitas dapat
dilakukan dengan Job Analysis. Job Analysis terbagi menjadi dua, yaitu Job Description dan

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 12


Job Specification / Job Requirement. Tujuan Job Analysis bagi perusahaan yang sudah lama
berdiri yaitu untuk reorganisasi, penggantian pegawai, dan penerimaan pegawai baru.
b. Penarikan Tenaga Kerja
Penarikan tenaga kerja diperoleh dari dua sumber, yaitu sumber internal dan sumber
eksternal. Sumber internal yaitu menarik tenaga kerja baru dari rekomendasi karyawan lama
dan nepotisme, berdasarkan sistem kekeluargaan, misalnya mempekerjakan anak, adik, dan
sebagainya. Keuntungan menarik tenaga kerja dari sumber internal yaitu lowongan cepat
terisi, tenaga kerja cepat menyesuaikan diri, dan semangat kerja meningkat. Namun
kekurangannya adalah menghambat masuknya gagasan baru, terjadi konflik bila salah
penempatan jabatan, karakter lama terbawa terus, dan promosi yang salah mempengaruhi
efisiensi dan efektifitas. Tujuan menarik tenaga kerja dari sumber internal adalah untuk
meningkatkan semangat, menjaga kesetiaan, memberi motivasi, dan memberi penghargaan
atas prestasi. Sumber eksternal yaitu menarik tenaga kerja baru dari lembaga tenaga kerja,
lembaga pendidikan, ataupun dari advertising, yaitu media cetak dan internet. Keuntungan
menarik tenaga kerja dari sumber eksternal adalah dapat meminimaslisasi kesalahan
penempatan jabatan, lebih berkualitas dan memperoleh ide baru/segar. Namun kekurangannya
adalah membutuhkan proses yang lama, biaya yang cukup besar, dan rasa tidak senang dari
pegawai lama. Tujuan menarik tenaga kerja dari sumber eksternal adalah untuk memperoleh
gagasan/ide baru dan mencegah persaingan yang negatif.
c. Seleksi Tenaga Kerja
Ada lima tahapan dalam menyeleksi tenaga kerja, yaitu seleksi administrasi, tes
kemampuan dan psikologi, wawancara, tes kesehatan dan referensi (pengecekan). Terdapat
dua pendekatan untuk menyeleksi tenaga kerja, yaitu Succecive Selection Process dan
Compensatory Selection Process. Succecive Selection Process adalah seleksi yang
dilaksanakan secara bertahap atau sistem gugur. Compensatory Selection Process adalah
seleksi dengan memberikan kesempatan yang sama pada semua calon untuk mengikuti
seluruh tahapan seleksi yang telah ditentukan.
d. Penempatan Tenaga Kerja
Penempatan tenaga kerja adalah proses penentuan jabatan seseorang yang disesuaikan
antara kualifikasi yang bersangkutan dengan job specification-nya. Indikator kesalahan

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 13


penempatan tenaga kerja yaitu tenaga kerja yang tidak produktif, terjadi konflik, biaya yang
tinggi dan tingkat kecelakaan kerja tinggi.

10.5. Pakta Integritas

Dalam Pasal 1 Keppres No.80/2003 disebutkan bahwa yang dimaksud Pakta Integritas
adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh pengguna barang/jasa/panitia
pengadaan/pejabat pengadaan/penyedia barang/jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan KKN dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
Pakta integritas adalah pernyataan / janji tentang komitmen untuk melaksanakan segala
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pakta Integritas merupakan
suatu bentuk kesepakatan tertulis mengenai tranparansi dan pemberantasan korupsi dalam
pengadaan barang dan jasa barang publik melalui dokumen-dokumen yang terkait, yang
ditandatangani kedua belah pihak, baik sektor publik maupun penawar dari pihak swasta.
Tujuan Pakta Integritas adalah sebagai berikut :
 Mendukung sektor publik untuk dapat menghasilkan barang dan jasa pada harga bersaing
tanpa adanya korupsi yang menyebabkan penyimpangan harga dalam pengadaan barang dan
jasa barang dan jasa.
 Mendukung pihak penyedia pelayanan dari swasta agar dapat diperlakukan secara
transparan, dapat diperkirakan, dan dengan cara yang adil agar dapat terhindar dari adanya
upaya "suap" untuk mendapatkan kontrak dan hal ini pada akhirnya akan dapat mengurangi
biaya-biaya dan meningkatkan daya saing.
Pakta Integritas merupakan salah satu alat (tools) yang dikembangkan Transparency
International pada tahun 90-an. Tujuannya adalah menyediakan sarana bagi Pemerintah,
Perusahaan swasta dan masyarakat umum untuk mencegah korupsi, kolusi dan nepotisme,
terutama dalam kontrak-kontrak pemerintah (public contracting).
Pakta Integritas sebagai alat kontrol yang didalamnya menekankan azas – azas sebagai
berikut:
a) Tidak memikirkan diri sendiri
b) Integritas yang tinggi
c) Obyektifitas

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 14


d) Akuntabilitas
e) Keterbukaan
f) Kejujuran
g) Kepemimpinan
Penerapan Pakta Integritas di Institusi Publik memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1. Memastikan bahwa semua kegiatan dan keputusan di insitusi publik dilakukan secara
transparan.
2. Semua proyek atau pekerjaan yang dilaksanakan, jasa yang diberikan atau diterima, serta
barang atau material, dipasok ke institusi oleh pemasok tanpa adanya manfaat atau
keuntungan finansial tambahan dalam bentuk apapun di luar yang ditetapkan secara hukum.
3. Keputusan – keputusan yang diambil oleh para pejabat tidak dipengaruhi berbagai
kepentingan pihak – pihak di luar institusi.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 15


PERTEMUAN XIII

MODEL PENGEMBANGAN STANDAR PROFESI

13.1 Pekerjaan di bidang Teknologi Informasi

Dengan posisi tenaga kerja di bidang Teknologi Informasi (TI) yang sangat bervariasi
karena menyesuaikan dengan skala bisnis dan kebutuhan pasar, maka sangat sulit untuk mencari
standardisasi pekerjaan di bidang ini. Tetapi setidaknya kita dapat mengklasifikasikan tenaga
kerja di bidang Teknologi Informasi tersebut berdasarkan jenis dan kualifikasi pekerjaan yang
ditanganinya. Berikut ini adalah penggolongan pekerjaan di bidang teknologi informasi yang
berkembang belakangan ini.
Secara umum, pekerjaan di bidang Teknologi Informasi setidaknya terbagi dalam 4
kelompok sesuai bidang pekerjaannya.
1. Kelompok Pertama, adalah mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak (software) baik
mereka yang merancang sistem operasi, database maupun sistem aplikasi. Pada lingkungan
kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti misalnya :
 Sistem analis, merupakan orang yang bertugas menganalisa sistem yang akan
diimplementasikan, mulai dari menganalisa sistem yang ada, tentang kelebihan dan
kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain sistem yang akan dikembangkan.
 Programmer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan sistem
analis yaitu membuat program (baik aplikasi maupun sistem operasi) sesuai sistem yang
dianalisa sebelumnya.
 Web designer adalah orang yang melakukan kegiatan perecanaan, termasuk studi kelayakan,
analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.
 Web programmer orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer
yaitumembuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya.
 dan lain-lain.
2. Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut di perangkat keras (hardware). Pada
lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan - pekerjaan seperti :
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1
 Technical enginer, sering juga disebut sebagai teknisi yaitu orang yang berkecimpung dalam
bidang teknik baik mengenai pemeliharaan maupun perbaikan perangkat sistem komputer.
 Networking Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis jaringan
komputer dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya.
 dan lain-lain.
3. Kelompok ketiga, adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi.
Pada lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
 EDP Operator, adalah orang yang bertugas untuk mengoperasikan program-program yang
berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau
organisasi lainnya.
 System Administrator, merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap
sistem, melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap
sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah sistem.
 MIS Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling tinggi terhadap sebuah
sistem informasi, melakukan manajemen terhadap sistem tersebut secara keseluruhan baik
hardware, software maupun sumber daya manusianya.
 dan lain-lain
4. Kelompok yang keempat, adalah mereka yang berkecimpung di pengembangan bisnis
Teknologi Informasi. Pada bagian ini, pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja
di berbagai sektor di industri Teknologi Informasi.

13.2 Jenis – Jenis Profesi di Bidang Teknologi Informasi

Selanjutnya muncul pertanyaan, “apakah pekerjaan di bidang teknologi informasi dapat


disebut sebagai sebuah profesi?”. Untuk mengatakan apakah suatu pekerjaan termasuk profesi
atau bukan, maka harus diuji kriteria dari pekerjaan tersebut karena tidak semua pekerjaan adalah
profesi. Demikian juga dengan pekerjaan di bidang komputer.
Sebagai contoh, pekerjaan sebagai staf operator komputer (sekedar mengoperasikan),
tidak masuk dalam golongan profesi jika untuk bekerja sebagai staf operator tersebut seseorang
bisa dari berbagai latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman. Sedangkan seorang
software enginer dapat dikatakan sebagai sebuah profesi karena seseorang yang bekerja sebagai
software enginer haruslah berpengetahuan dan memiliki pengalaman kerja di bidangnya,

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2


dibawah ini beberapa contoh profesi di bidang Teknologi Informasi beserta deskripsi
pekerjaanya, antara lain :
a) Software Engineer. memiliki kualifikasi diantaranya ialah D3 / S1 bidang Ilmu Komputer,
dituntut untuk memiliki pengalaman cukup dalam pekerjaan ini melalui keikutsertaannya
sebagai pekerja magang dalam proyek. Software Engineer juga harus terus memperbaharui
pengetahuan dan ketrampilannya sesuai dengan perkembangan teknologi komputer yang
cepat.
Deskripsi Pekerjaan : melakukan aktivitas engineering (analisa, rekayasa,
spesifikasi, implementasi, dan validasi) untuk menghasilkan produk berupa perangkat lunak
yang digunakan untuk memecahkan masalah pada berbagai bidang
b) IT Support Officer memiliki kualifikasi diantaranya ialah D3 / S1 bidang Ilmu Komputer,
Mahir Windows System, Linux System, Networking, Troubleshooting, mampu bekerja
dalam individu / tim, memiliki motivasi kerja yang tinggi, energik, dan kreatif, ulet dan
pekerja keras, Bertanggung jawab terhadap pekerjaan.
Deskripsi Pekerjaan : Menguasai bahasa pemrograman AS/400 atau IT product
development dan networking komunikasi data atau metodologi pengembangan aplikasi
(SDLC, waterfall) dan project management. Sedangkan tanggung jawabnya ialah menerima,
memprioritaskan dan menyelesaikan permintaan bantuan IT. Membeli hardware IT,
software dan hal-hal lain yang berhubungan dengan hal tersebut. Instalasi, perawatan dan
penyediaan dukungan harian baik untuk hardware & software Windows & Macintosh,
peralatan termasuk printer, scanner, hard-drives external, dll. Korespondensi dengan
penyedia jasa eksternal termasuk Internet Service Provider, penyedia jasa Email, hardware,
dan software supplier, dll. Mengatur penawaran harga barang dan tanda terima dengan
supplier untuk kebutuhan yang berhubungan dengan IT. Menyediakan data / informasi yang
dibutuhkan untuk pembuatan laporan department regular
c) Network Administrator, kualifikasinya ialah D3 / S1 bidang Ilmu Komputer. Usia 25-30
tahun. Pengalaman di bidang IT Network / Network Administrator 2-3 tahun. Memahami
LAN, WAN, Mailserver, PDC/BDC, Linux / Free BSD. Menguasai Linux Redora Server.
Menguasai secara mendalam win2000 administration tool. Mengikuti perkembangan TI
terkini. Memiliki motivasi kerja yang tinggi, energik, dan kreatif. Mampu berbahasa inggris
aktif, lisan maupun tulisan.
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3
Deskripsi Pekerjaan: Tugas dan tanggung jawab antara lain maintain dan perawatan
jaringan LAN. Archive data. Maintain dan perawatan computer
d) Delphi Programmer, kualifikasi untuk profesi ini adalah S1 Teknologi Informasi. Usia 22-
26 tahun. Mampu berbahasa inggris aktif, lisan maupun tulisan. Mengerti dan memahami
SQL Command, Oracle database, MySQL dan MSSQL Server. Mempunyai karakter dan
attitude yang baik. Mampu bekerja dengan supervisi yang minim. Mampu bekerja dalam
Tim. GPA min. 2,75. Pengalaman 0-2 tahun.
Deskripsi Pekerjaan: Tanggung jawab dari pekerjaan ini yaitu menguasai bahasa
pemrograman Borland Delphi. Berpengalaman dalam database programming. Mengerti
multi tier programming dan object oriented programming
e) Network Engineer, kualifikasinya ialah S1 bidang Informatika. Pengalaman kerja sebagai
Network Engineer. Memiliki sertifikasi setara Network Engineer (CCNA). Menguasai dan
wajib berpengalaman minimal 1 tahun mengelola LAN. Mengerti hardware (PC, Printer,
Hub, dll). Menguasai MS Windows, Linux dan Office. Menguasai PC Remote misal PC
Anywhere atau lainnya.
Deskripsi Pekerjaan: Menguasai database (SQL Server) merupakan nilai tambah,
sedangkan untuk tugas dan tanggung jawab adalah Maintenance LAN dan Koneksi Internet.
Maintenance hardware. Maintenance database dan file. Help Desk. Inventory.
f) IT Programmer memiliki kualifikasi, Lulusan S1 Teknologi Informasi. Menguasai PHP,
Java, OOP, MySQL, VB. NET/C#, C++. Pengalaman min 2 tahun. Mampu berbahasa
inggris aktif, lisan maupun tulisan. Usia 20-30 tahun. Mampu melakukan Presentasi. Dapat
bekerja dalam Tim.
Deskripsi Pekerjaan : Tanggung jawab pada profesi ini adalah ambil bagian dalam
pengembangan dan integrasi perangkat lunak. Mengembangkan secara aktif kemampuan
dalam pengembangan perangkat lunak. Menerima permintaan user untuk masalah-masalah
yang harus diselesaikan. Menyediakan dukungan dan penyelesaian masalah konsumen baik
untuk konsumen internal maupun eksternal. Bertanggung jawab atas kepuasan terkini
pelanggan. Melakukan tugas-tugas yang berkaitan dan tanggung jawab yang diminta, seperti
dalam sertifikat dan menuruti rencana dasar perusahaan untuk membangun kecakapan dalam
portfolio pruduk IBM. Mengerjakan macam-macam tugas terkait seperti yang diberikan

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


Membentuk kekompakan maksimum dalam perusahaan bersama dengan rekan-rekan dalam
perusahaan
g) System Analyst memiliki kualifikasi, Pendidikan min S1. Pengalaman di bidangnya min 3
tahun. Usia maksimal 40 tahun. Mahir membuat software database windows / web sesuai
kebutuhan perusahaan, pengolahan, dan maintenance database. Pengalaman mendevelop
Business Intelligence/Datawarehouse/OLAP adalah sustu nilai tambah. Jujur, bertanggung
jawab, cepat belajar hal-hal baru, ramah, berorientasi customer service.
Deskripsi Pekerjaan: mampu bekerja mandiri dengan minimal supervisi maupun
sebagai tim. Menguasai pemrograman visual windows dan web, programming (NET, VB,
Delphi, PowerBuilder, Clarion, dll) dan konsep RDBMS (SQL Server/Oracle/MySQL/ASA,
dll)
h) Web Designer orang yang melakukan kegiatan perencanaan, termasuk studi kelayakan,
analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.
Deskripsi Pekerjaan: Membuat design layout dan user interface dari website baik
secara umum maupun spesifik untuk fitur-fitur tertentu serta membuat design website
element yang digunakan sebagai resource UI dari website
1. Bertugas melakukan konversi desain dari format gambar menjadi halaman website siap
pakai dalam format HTML, XHTML atau format lain lengkap dengan stylesheet yang
digunakan
2. Membuat stylesheet atau CSS dari website
3. Memelihara dan menjaga konsitensi desain interface dari website untuk beberapa browser
yang berbeda

13.3 Standar Profesi Menurut ACM Dan IEEE

13.3.1 ACM (Association for Computing Machinery)


ACM (Association for Computing Machinery) atau Asosiasi untuk Permesinan Komputer
adalah sebuah serikat ilmiah dan pendidikan komputer pertama didunia yang didirikan pada
tahun 1947 yang berpusat di Kota New York.. Anggota ACM sekitar 78.000 terdiri dari para
profesional dan para pelajar yang tertarik akan komputer.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 5


ACM diatur menjadi 170 bagian lokal dan 34 SIG atau grup minat khusus (special
interest groups), SIGs melakukan banyak kegiatan, seperti SIGGRAPH, SIGPLAN dan
SIGCOMM, mensponsori konferensi teratur yang menjadi terkenal sebagai acara utama untuk
memperkenalkan inovasi baru dalam bidang tertentu. SIG juga menerbitkan sejumlah jurnal
khusus, majalan, dan surat berita.
SIGs merupakan Kelompok Minat Khusus ACM Mewakili hampir setiap wilayah utama
dari komputasi, menawarkan kekayaan konferensi, publikasi, dan kegiatan pada skala lokal –
global. SIGs sendiri terdiri dari beberapa kelompok atau bagian, antara lain :
 SIGACCESS
Kelompok Khusus ACM akses computing yang bertujuan untuk mempromosikan
kepentingan profesional komputasi personil dengan cacat fisik dan penerapan komputasi dan
teknologi informasi dalam memecahkan masalah cacat yang relevan. SIGACCESS juga
berusaha untuk mendidik masyarakat untuk mendukung karir bagi penyandang cacat.
 SIGACT
Kelompok Khusus Algoritma dan Teori Komputasi adalah sebuah organisasi internasional
yang mendorong dan mempromosikan penemuan dan penyebaran berkualitas tinggi,
penelitian dalam ilmu komputer teoritis (TCS), analisis formal perhitungan yang efisien dan
proses komputasi. TCS mencakup berbagai topik termasuk algoritma, struktur data,
kompleksitas komputasi, komputasi paralel dan terdistribusi, perhitungan probabilistik,
perhitungan kuantum, teori automata, teori informasi, kriptografi, semantik program dan
verifikasi, pembelajaran mesin, biologi komputasi, ekonomi komputasi, komputasi geometri,
dan nomor teori komputasi dan aljabar.
 SIGAda
Kelompok Khusus yang bergelut dan menekuni tentang Bahasa Pemrograman Ada,
menyediakan forum pada semua aspek dari bahasa Ada dan teknologi, termasuk
penggunaan, pendidikan, standardisasi, metode desain, dan implementasi kompiler.
Teknologi pendukung yang berfokus pada SIGAda termasuk rekayasa perangkat lunak,
proses pengembangan perangkat lunak, teknologi objek, komputer bidang pendidikan sains,
alat, Obyek Permintaan Arsitektur Umum Broker (CORBA), dan Java.
 SIGAPP
Kelompok Khusus Komputasi Terapan, menawarkan praktisi dan peneliti kesempatan
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 6
untuk berbagi kepentingan bersama dalam aplikasi yang inovatif, transfer teknologi,
komputasi eksperimental, penelitian strategis, dan pengelolaan komputasi. SIG ini juga
mempromosikan kerjasama luas di kalangan bisnis, pemerintah, dan program komputasi
akademis.
 SIGART
SIGART adalah kelompok minat khusus Kecerdasan Buatan, terdiri dari studi intelijen dan
realisasi dalam sistem komputer. Misi SIGART adalah untuk mempromosikan dan
mendukung AI yang terkait konferensi.
ACM telah menciptakan sebuah perpustakaan digital dimana membuat banyak publikasi yang
tersedia. perpustakaan digital ACM adalah koleksi terbesar di dunia informasi tentang mesin
komputasi dan berisi arsip jurnal, majalah, prosiding konferensi online, dan isu-isu terkini
publikasi ACM. online termasuk forum yang disebut Ubiquity dan Tech News yang berisi
informasi terbaru tentang dunia IT. ACM juga mensponsori acara yang berhubungan dengan
ilmu komputer seperti ACM International Collegiate Programming Contest (ICPC) yang
mendunia, dan telah mensponsori beberapa acara lainnya, seperti pertandingan catur antara
Garry Kasparovdan komputer IBM Deep Blue.
Pesaing utama ACM adalah IEEE Computer Society . Sulit untuk generalisasi akurat
tentang perbedaan antara keduanya, tetapi ACM berfokus pada teori ilmu komputer dan aplikasi
pengguna akhir sementara IEEE lebih memfokuskan pada perangkat keras dan masalah
standardisasi. berikut ini adalah kurikulum ilmu komputer tahun 2010 standar ACM, antara lain :
1. Computer Engeneers ( Teknik Komputer ). Teknik komputer (CE) siswa mempelajari
desain hardware digital dan perangkat lunak termasuk sistem komunikasi, sistem dan
perangkat komputer. Bagi mereka, program ini difokuskan pada perangkat digital dan
antarmuka dengan pengguna dan perangkat lainnya. Suatu daerah penting dalam komputasi
rekayasa adalah pengembangan embedded system. Perangkat seperti ponsel, pemutar audio
digital, perekam video digital, sistem alarm, mesin sinar-x, dan alat-alat bedah laser yang
semua memerlukan integrasi hardware dan perangkat lunak tertanam, dan semua hasil
rekayasa komputer.
2. Computer Saints ( Ilmu Komputer ). mencakup kisaran dari teori melalui pemrograman
untuk memotong-tepi pengembangan solusi komputasi. Ilmu komputer menawarkan
landasan yang memungkinkan lulusan untuk beradaptasi dengan teknologi baru dan ide-ide
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 7
baru. Karya ilmuwan komputer jatuh ke dalam tiga kategori:
a. merancang dan membangun perangkat lunak
b. mengembangkan cara-cara efektif untuk memecahkan masalah komputasi, seperti
menyimpan informasi dalam database, pengiriman data melalui jaringan atau
menyediakan pendekatan baru untuk masalah keamanan; dan
c. menyusun baru dan lebih baik cara menggunakan komputer dan mengatasi tantangan
khusus di bidang-bidang seperti robotika, visi komputer, atau forensik digital
(meskipun ini spesialisasi tidak tersedia di semua program ilmu komputer).
Kebanyakan program komputer ilmu memerlukan beberapa latar belakang matematika,
untuk itu kita perlu mempertimbangkan apa yang terlibat dalam jalur karier di daerah
masing-masing, antara lain :
1. Karir jalur 1 : merancang dan mengimplementasikan perangkat lunak. Hal ini mengacu
pada karya pengembangan perangkat lunak yang telah berkembang untuk memasukkan
aspek pengembangan web, desain interface, masalah keamanan, komputasi mobile, dan
sebagainya. Ini adalah jalan karir yang mayoritas lulusan ilmu komputer ikuti. Sementara
gelar sarjana umumnya cukup untuk masuk ke jenis karir, profesional banyak perangkat
lunak kembali ke sekolah untuk mendapatkan gelar master terminal. (Jarang adalah
doktor yang terlibat.) Peluang karir terjadi dalam berbagai macam pengaturan termasuk
perusahaan perangkat lunak besar atau kecil, layanan komputer besar atau kecil
perusahaan, dan organisasi besar dari semua jenis (industri, pemerintah, perbankan,
kesehatan, dll). Program gelar dalam rekayasa perangkat lunak juga mendidik siswa
untuk jalur karier.
2. Jalur Karir 2: Merancang cara-cara baru untuk menggunakan komputer. Hal ini mengacu
pada inovasi dalam penerapan teknologi komputer. Sebuah jalur karir di bidang ini dapat
melibatkan pekerjaan lulusan maju, diikuti dengan posisi di sebuah universitas riset atau
penelitian industri dan laboratorium pengembangan, yang dapat melibatkan aktivitas
kewirausahaan seperti ini terlihat selama booming dot-com pada tahun 1990-an, atau
dapat melibatkan kombinasi dari keduanya.
3. Jalur Karir 3: Mengembangkan cara-cara efektif untuk memecahkan masalah komputasi.
Hal ini mengacu pada aplikasi atau perkembangan teori ilmu komputer dan pengetahuan
tentang algoritma untuk memastikan solusi terbaik untuk masalah komputasi intensif.
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 8
Sebagai masalah praktis, jalur karir dalam pengembangan teori ilmu komputer baru
biasanya membutuhkan kerja lulusan untuk Ph.D. tingkat, diikuti oleh posisi di sebuah
universitas riset atau penelitian industri dan pengembangan laboratorium.
4. Jalur Karir 4: Perencanaan dan pengelolaan infrastruktur teknologi organisasi. Ini adalah
jenis pekerjaan yang teknologi informasi yang baru (TI) program eksplisit bertujuan
untuk mendidik siswa.
Karir jalur 2 dan 3 adalah merupakan domain lulusan ilmu komputer. Karir jalur 1 dan
4 telah menelurkan jurusan baru dalam rekayasa perangkat lunak dan teknologi informasi,
masing-masing, dan sistem informasi lulusan sering mengikuti jalan Karir 1 juga. Ilmuwan
komputer terus mengisi posisi-posisi ini, tapi program dalam rekayasa perangkat lunak,
teknologi informasi, dan sistem informasi menawarkan jalur alternatif untuk karir ini.
3. Information System ( Sistem Informasi ). bersangkutan dengan informasi bahwa sistem
komputer dapat memberikan untuk membantu sebuah perusahaan, non-profit atau organisasi
pemerintah dalam mendefinisikan dan mencapai tujuannya. Hal ini juga berkaitan dengan
proses yang perusahaan dapat menerapkan dan meningkatkan menggunakan teknologi
informasi. IS profesional harus memahami faktor-faktor baik teknis dan organisasional, dan
harus dapat membantu organisasi menentukan bagaimana informasi dan teknologi
memungkinkan proses bisnis dapat memberikan dasar untuk kinerja organisasi yang unggul.
4. Software Engineers ( Rekayasa Perangkat Lunak ). Rekayasa perangkat lunak (SE) yang
bersangkutan dengan mengembangkan dan memelihara sistem perangkat lunak yang
berperilaku andal dan efisien, terjangkau untuk mengembangkan dan memelihara, dan
memenuhi semua persyaratan bahwa pelanggan telah ditetapkan untuk mereka. Hal ini
penting karena dampak besar, sistem perangkat lunak yang mahal dan peran perangkat lunak
dalam keselamatan-aplikasi.
Rekayasa perangkat lunak berfokus pada pengembangan perangkat lunak dan melampaui
pemrograman untuk menyertakan hal-hal seperti memunculkan kebutuhan pelanggan, dan
merancang dan pengujian perangkat lunak. Siswa belajar SE bagaimana menilai kebutuhan
pelanggan dan mengembangkan perangkat lunak berguna yang memenuhi kebutuhan
tersebut.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 9


13.3.2 IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)
IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) adalah sebuah organisasi profesi
nirlaba yang terdiri dari banyak ahli dibidang teknik yang mempromosikan pengembangan
standar- standar dan bertindak sebagai pihak yang mempercepat teknologi- teknologi baru dalam
semua aspek dalam industry dan rekayasa (engineering), yang mencakup telekomunikasi, jaringa
nkomputer, kelistrikan, antariksa, dan elektronika.
Tujuan inti IEEE adalah mendorong inovasi teknologi dan kesempurnaan untuk
kepentingan kemanusiaan, sedangkan visi IEEE adalah akan menjadi penting untuk masyarakat
teknis global dan professional teknis dimana-mana dan dikenal secara universal untuk kontribusi
teknologi dan teknis yang professional dalam meningkatkan kondisi perkembangan global.
Standar dalam IEEE adalah mengatur fungsi, kemampuan dan interoperabilitas dari berbagai
macam produk dan layanan yang mengubah cara orang hidup, bekerja dan berkomunikasi.
Perbedaan antara ACM dan IEEE adalah, ACM berfokus pada ilmu komputer teoritis dan
aplikasi pengguna akhir, sementara IEEE lebih memfokuskan pada masalah-masalah hardware
dan standardisasi. Cara lain untuk menyatakan perbedaan yaitu ACM adalah ilmuwan komputer
dan IEEE adalah untuk insinyur listrik, meskipun subkelompok terbesar adalah IEEE Computer
Society.
Berikut ini adalah sertifikasi Profesional dalam beberapa bidang berdasarkan yang
ditawarkan IEEE, yaitu :
 biometrik profesional bersetifikat (Certificied Biometrics Profesional) : Para CBP
IEEE menetapkan standar dasar pengetahuan dalam industri biometrik. Individu yang lulus
ujian IEEE CBP siap untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki tingkat kemahiran yang
diperlukan untuk melakukan dalam suatu cara yang kompeten dan efektif.
 Asosiasi Pengembangan Perangkat Lunak ( Certificied Software Development
Associate) : Para profesional CSDA ditujukan untuk lulus insinyur perangkat lunak dan
entry-level perangkat lunak profesional dan berfungsi untuk menjembatani kesenjangan
antara pengalaman pendidikan dan dunia nyata persyaratan kerja. Para CSDA adalah
langkah pertama menuju menjadi Software Bersertifikat Professional Development CSDP
 pengembangan Perangkat Lunak Profesional Bersertifkat ( Certificied Software
Development Profesional ) : Para profesional CSDP dimaksudkan untuk karir tingkat
menengah profesional pengembangan perangkat lunak yang ingin mengkonfirmasi
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 10
kemampuan mereka praktik pengembangan perangkat lunak standar dan maju dalam karir
mereka.
 Rekayasa Teknologi Komunikasi Nirkabel ( Wireless Certificied Engineers Tecnology
) : Para WCET membantu profesional nirkabel mendapatkan pengakuan sebagai
profesional yang memiliki pengetahuan yang diperlukan, keterampilan, dan kemampuan
untuk memenuhi tantangan hari ini dan nanti.
Kode etik ( versi 5.2 ) merupakan kode etik standar Profesi yang direkomendasikan dan
disetujui bersama-sama oleh ACM dan IEEE, tentang Etika dan Praktek Profesional sebagai
standar untuk mengajar dan berlatih rekayasa perangkat lunak.
Seorang software engineers harus berkomitmen untuk membuat analisis, spesifikasi,
desain, pengembangan, pengujian dan pemeliharaan perangkat lunak dan dihormati profesi
menguntungkan. Sesuai dengan komitmen mereka untuk kesehatan, keselamatan dan
kesejahteraan masyarakat, insinyur perangkat lunak harus mematuhi delapan prinsip yang
tertuang didalamnya, yaitu :
1. Public. seorang software engineers harus bertindak secara konsisten dengan kepentingan
publik.
3. Client And Employer. seorang software engineers harus bertindak dengan cara yang adalah
kepentingan terbaik klien mereka dan organisasi / perusahaan, konsisten dengan kepentingan
publik
4. Product. seorang software engineers harus memastikan bahwa produk dan modifikasi yang
terkait dengan memenuhi standar profesional tertinggi mungkin
5. Judgment. seorang software engineers harus mempertahankan integritas dan kemandirian
dalam penilaian profesional mereka
6. Management. Rekayasa Perangkat Lunak manajer dan pemimpin harus berlangganan dan
mempromosikan pendekatan etis kepada manajemen pengembangan perangkat lunak dan
pemeliharaan
7. Profession. seorang software engineersmemajukan integritas dan reputasi profesi yang
konsisten dengan kepentingan publik
8. Colleagues. Software engineer harus bersikap adil dan mendukung rekan-rekan mereka.
9. Self. seorang software engineers akan berpartisipasi dalam belajar seumur hidup tentang
praktek profesi mereka dan akan mempromosikan pendekatan etis untuk praktek profesi.
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 11
13.4 Standardisasi Profesi TI Menurut SRIG-PS SEARCC

SEARCC (South East Asia Regional Computer Confideration) merupakan suatu


forum/badan yang beranggotakan himpunan profesional IT (Information Technology) yang
terdiri dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapore oleh 6 ikatan
komputer dari negara-negara tetangga seperti Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Philipine,
Singapore dan Thailand.
Indonesia sebagai anggota SEARCC tersebut telah aktif turut serta dalam berbagai
kegiatan yang dilaksanakan oleh SEARCC . Salah satunya adalah SRIG-PS (Special Regional
Interest Group on Profesional Standardisation), yang mencoba merumuskan standardisasi
pekerjaan di dalam dunia Teknologi Informasi. SRIG-PS SEARCC seperti yang disampaikan I
Made Wiryana (http://wiryana.pandu.org/SRIG-PS) sebagai salah satu wakil Indonesia dalam
SEARCC, merumuskan klasikasi Job secara regional yang merupakan suatu pendekatan
kualitatif untuk menjabarkan keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
suatu pekerjaan tertentu pada tingkat tertentu. Bahwa pada umumnya terdapat dua pendekatan
dalam melakukan klasifikasi pekerjaan ini yaitu :
a. Model yang berbasiskan industri atau bisnis. Pada model ini pembagian pekerjaan
diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sektor di industri Teknologi
Informasi.
b. Model yang berbasiskan siklus pengembangan sistem. Pada model ini pengelompokkan
dilakukan berdasarkan tugas yang dilakukan pada saat pengembangan suatu sistem.
Model SEARCC untuk pembagian job dalam lingkungan TI merupakan model 2 dimensi
yang mepertimbangkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian ataupun tingkat pengetahuan yang
dibutuhkan. Model sel tersebut dapat digambarkan seperti pada gambar di bawah ini.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 12


Gambar.11.1. pembagian pekerjaan menurut model SRIG-PS SEARCC
Dari gambar di atas, dapat dilihat jenis pekerjaan di bidang TI yang antara lain meliputi :
1. Programmer. Merupakan bidang pekerjaan untuk melakukan pemrograman komputer
terhadap suatu sistem yang telah dirancang sebelumnya. Jenis pekerjaan ini memiliki 3
tingkatan yaitu :
 Supervised (terbimbing). Tingkatan awal dengan 0-2 tahun pengalaman, membutuhkan
pengawasan dan petunjuk dalam pelaksanaan tugasnya.
 Moderately supervised (madya). Tugas kecil dapat dikerjakan oleh mereka tetapi tetap
membutuhkan bimbingan untuk tugas yang lebih besar, 3-5 tahun pengalaman
 Independent/Managing (mandiri). Memulai tugas, tidak membutuhkan bimbingan dalam
pelaksanaan tugas.
2. System Analyst (Analis Sistem). Merupakan bidang pekerjaan untuk melakukan analisis dan
desain terhadap sebuah sistem sebelum dilakukan implementasi atau pemrograman lebih
lanjut. Analisis dan desain merupakan kunci awal untuk keberhasilan sebuah proyek-proyek
berbasis komputer. Jenis pekerjaan ini juga memiliki 3 tingkatan seperti halnya pada
programmer.
3. Project Manager (Manajer Proyek). Pekerjaan untuk melakukan manajemen terhadap
proyek-proyek berbasis sistem informasi. Level ini adalah level pengambil keputusan. Jenis
pekerjaan ini juga memiliki 3 tingkatan seperti halnya pada programmer, terhgantung pada
kualifikasi proyek yang dikerjakannya.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 13


4. Instructor (Instruktur). Berperan dalam melakukan bimbingan, pendidikan dan pengarahan
baik terhadap anak didik maupun pekerja level di bawahnya. Jenis pekerjaan ini juga
memiliki 3 tingkatan seperti halnya pada programmer.
5. Specialist. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus. Berbeda
dengan pekerjaan-pekerjaan yang lain, pekerjaan ini hanya memiliki satu level saja yaitu
independent (managing), dengan asumsi bahwa hanya orang dengan kualifikasi yang ahli
dibidang tersebut yang memiliki tingkat profesi spesialis. Pekerjaan spesialis menurut model
SEARCC ini terdiri dari :
 Data Communication
 Database
 Security
 Quality Assurances
 IS Audit
 System Software Support
 Distributed System
 System Integration
Dari berbagai jenis pekerjaan seperti di atas, memang ada pula kecenderungan untuk
menyederhanakan departemen TI dengan mengisi hanya beberapa posisi tetapi dengan tanggung
jawab yang mencakup banyak hal. Posisi Programmer dan System Analyst adalah dua dari
beberapa posisi terdepan yang banyak dicari oleh perusahaan-perusahaan.
Jika lulusan TI lebih mengincar bidang kerja yang sesuai keahliannya, yaitu sebagai
Programmer dan System Analyst, mereka harus memperhatikan kualifikasi utama, yaitu
technical knowledge dan technical skill. Hal lain yang harus dipenuhi adalah kemampuan
analythical thinking dan orientasi kualitas yang tinggi, ketahanan kerja dalam jangka waktu yang
lama serta perhatian detail yang juga tinggi. Disamping dua posisi tersebut, posisi IT sales juga
merupakan salah satu posisi yang banyak dicari perusahaan. Pada posisi sales, para profesional
di bidang teknologi informasi tentunya memiliki kelebihan dengan adanya penguasaan TI yang
baik sebagai product knowledge.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 14


13.5 Standardisasi Profesi TI di Indonesia

Berdasarkan perkembangan Teknologi Informasi secara umum, serta kebutuhan di Indonesia


serta dalam upaya mempersiapkan diri untuk era perdagangan global. Beberapa usulan
dituangkan dalam bab ini. Usulan-usulan tersebut disejajarkan dengan kegiatan SRIG-PS /
Special Regional Interest Group on Profesional Standarisation / ( SEARCC / South East Asia
Regional Computer Confideration ), dan IPKIN / Ikatan Profesi Komputer dan Informatika
Indonesia selaku perhimpunan masyarakat komputer dan informatika di Indonesia. Juga tak
terlepas dari agenda pemerinta melalui Departemen terkait.

Gambar 11.2. Implementasi Standardisasi Profesi bidang TI di Indonesia


Langkah-langkah yang diusulan dengan tahapan-tahapan sebagai beriku :
 Penyusunan kode etik profesiolan Teknologi Infomrasi
 Penyusunan Klasifikasi Pekerjaan (Job) Teknologi Informasi di Indonesia
 Penerapanan mekanisme sertifikasi untuk profesional TI
 Penerapan sistem akreditasi untuk Pusat Pelatihan dalam upaya Pengembangan Profesi
 Penerapan mekanisme re-sertifikasi
Promosi Standard Profesi Teknologi Informasi
Beberapa rencana kegiatan SRIG-PS pada masa mendatang dalam upaya memasyarakatkan
model standardisasi profesi dalam dunia TI adalah :
 Distribusi dari manual SRIG-PS di SEARCC”96 di Bangkok.pada bulan Juli 1996.
 Promosi secara ekstensif oleh para anggota dari 1996-1997

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 15


 Presentasi tiap negara yang telah benar-benar mengimplementasikan standard yang
berdasarkan model SRIG-PS, pada SEARCC’97 di New Delhi. Ini merupakan penutupan
phase 2 dari SRIG-PS.
Untuk memasyarakatkan stardisasi profesi dan sistem sertiikasi ini, maka harus dilakukan lebih
banyak promosi dalam penyebaran standard kompetensi. Promosi akan dilakukan melalui radio,
majalah, atau bahkan TV. Terlebih lagi, adalah penting untuk mempromosikan standard ini ke
pada institusi pendidikan, teurtama Bagian Kurikulum, karena pendidikan Teknologi Informasi
harus disesuaikan agar cocok dengan standard yang akan diterapkan dalam industri.
Rencana strategis dan operasional untuk mempromosikan implementasi dari rekomendasi
SRIG-PS di negara-negara anggota SEARCC.

Gambar 11.3. promosi model SRIG-PS

Promosi ini memiliki berbagai sasaran, pada tiap sasaran tujuan yang ingin dicapai adalah
berbeda-beda.
 Pemerintah, untuk memberi saran kepada pemerintah, dan pembuat kebijaksanaan dalam
bidang TI dalam usaha pengembangan sumber daya manusia khususnya bidang TI.
 Pemberi Kerja, untuk membangkitkan kesadaran di antara para pemberi kerja tetang nilai-
nilai dari standard profesional dalam meningkatkan kualitas profesional TI.
 Profesional TI, untuk mendorong agar profesional TI, dari negara anggota melihat nilai-nilai
standar dalam profesi dak karir mereka.
 Insitusi dan Penyusun kebijaksanaan Pendidikan, untuk memberi saran pada pembentukan
kurikulum agar dapat memenuhi kebutuhan dan standard profesional di regional ini dalam
Teknologi Informasi.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 16


 Masyarakat Umum, untuk menyadarkan umum bahwa Standard Profesional Regional adalah
penting dalam menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas.
Untuk mempromosikan model standardisasi dalam dunia TI ini, SEARCC memiliki berbagai
perencanaan kampanye antara lain :
 Publikasi dari Standard Profesional Regional diterbitkan di seluruh negara anggota
 Presentasi secara formal di tiap negara anggota.
 Membantu implementasi standard di negara-negara anggota
 Memonitor pelaksanaan standard melalui Himpunan/Ikatan nasional
 Melakukan evaluasi dan pengujian
 Melakukan perbaikan secara terus menerus
 Penggunaan INTERNET untuk menyebarkan informasi mengenai standard ini.
Untuk mengimplementasi promosi di Phase 2, SRIG-PS memperoleh dana bantuan yang akan
digunakan untuk :
 Biaya publikasi : disain, percetakan dan distribusi
 Presentasi formal di negara anggota
 Membantu implementasi standar di negara anggota
 Pertemuan untuk mengkonsolidasi, memonitor, dan bertukar pengalaman
Adalah penting untuk menyusun WEB page mengenai Standardisasi Profesi pada Teknologi
Informasi. WEBpage ini akan memberikan informasi mengenai model SRIG-PS dan model
standard di Indonesia.

13.5.1 Pembentukan Standar Profesi Teknologi Informasi di Indonesia


Dalam memformulasikan standard untuk Indonesia, suatu workshop sebaiknya diselenggarakan
oleh IPKIN. Partisipan workshop tersebut adalah orang-orang dari industri, pendidikan, dan
pemerintah. Workshop ini diharapkan bisa memformulasikan deskripsi pekerjaan dari klasifikasi
pekerjaan yang belum dicakup oleh model SRIG-PS, misalnya operator. Terlebih lagi, workshop
tersebut akan menyesuaikan model SRIG-PS dengan kondisi Indonesia dan menghasilkan model
standard untuk Indonesia. Klasifikasi pekerjaan dan deskripsi pekerjaan ini harus diperluas dan
menjadi standard kompetensi untuk profesioanal dalam Teknologi Informasi
Persetujuan dan pengakuan dari pemerintah adalah hal penting dalam
pengimplementasian standard di Indonesia. Dengan demikian, setelah standard kompetensi

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 17


diformulasikan, standard tersebut dapat diajukan kepada kepada Pemerintah melalui Menteri
Tenaga Kerja. Selain itu standard tersebut juga sebaiknya harus diajukan kepada Menteri
Pendidikan dengan tujuan membantu pembentukan kurikulum Pendidikan Teknologi Informasi
di Indonesia dan untuk menciptakan pemahaman dalam pengembangan model sertifikasi.
Untuk melengkapi standardisasi, IPKIN sudah perlu menetapkan Kode Etik untuk Profesi
Teknologi Informasi. Kode Etik IPKIN akan dikembangkan dengan mengacu pada Kode Etik
SEARCC dan menambahkan pertimbangan-pertimbangan yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia. Selanjutnya, mekanisme sertifikasi harus dikembangkan untuk mengimplementasikan
standard kompetensi ini. Beberapa cara pendekatan dari negara lain harus dipertimbangkan.
Dengan demikian, adalah penting untuk mengumpulkan mekanisme standard dari negara-negara
lain sebelum mengembangkan mekanisme sertifikasi di Indonesia.

Gambar 11.4..Model Interaksi Sistem Sertifikasi Profesional TI

Sertifikasi sebaiknya dilaksanakan oleh IPKIN sebagai Asosiasi Komputer Indonesia.


Pemerintah diharapkan akan mengakui sertifikat ini, dan memperkenalkan dan mendorong
implementasinya di industri. Dalam mengimplementasikan mekanisme sertifikasi, beberapa
badan perlu dibentuk

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 18


 Badan Penguji harus dibentuk dan institusi pendidikan sebaiknya dilibatkan dalam
mekanisme ini. Hal ini perlu karena institusi pendidikan memiliki pengalaman dalam
memberikan ujian.
 Panitia Persiapan Ujian, mempersiakan kebutuhan administrasi, pendaftaran, penjadwalan,
pengumpulan maeri ujian.
 Pelaksana Ujian, mempersiapkan tempat ujian dan melaksanakan ujian. Menyerahkan hasil
ujian kepada Badan Penguji untuk diperiksa, mengolah hasil dan memberikan hasil kepada
IPKIN
 Pelaksana akreditasi training centre, untuk kebutuhan resertifikasi maka perlu dibentuk
badan yang melakukan penilaian terhadap pelaksana pusat pelatihan, tetapi hal ini baru
dilaksanakan setelah 5 tahun sistem sertifikasi berjalan,.
 Pelaksana resertifikasi, hal ini mungkin baru dapat dilaksanakan setelah 5 tahun setelah
sistem sertifikasi berjalan dengan baik
Kerja sama antara institusi terkait dikoordinasikan. IPKIN sebagai Asosiasi Profesi dapat
memainkan peranan sebagai koordinator.
Dalam pembentukan mekanisme sertifikasi harus diperhatikan beberapa hal yang dapat dianggap
sebagai kriteria utama:
 Sistem sertifikasi sebaiknya kompatibel dengan pembagian pekerjaan yang diakui secara
regional.
 Memiliki berbagai instrument penilaian, misal test, studi kasus, presentasi panel, dan lain-
lain.
 Harus memiliki mekanisme untuk menilai dan memvalidasi pengalaman kerja dari para
peserta, karena kompetensi profesional juga bergantung dari pengalaman kerja pada bidang
tersebut.
 Harus diakui pada negara asal.
 Harus memiliki silabus dan materi pelatihan, yang menyediakan sarana untuk
mempersiapkan diri untuk melakukan ujian sertifikasi tersebut.
 Sebaiknya memungkinkan untuk dilakukan re-sertifikasi
Sebagai kriteria tambahan adalah :
 Terintegrasi dengan Program Pengembangan Profesional
 Dapat dilakukan pada region tersebut.
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 19
Dalam hal sertifikasi ini SEARCC memiliki peranan dalam hal :
 Menyusun panduan
 Memonitor/dan bertukar pengalaman
 Mengakreditasi sistem sertifikasi, agar mudah diakui oleh negara lain anggota SEARCC
 Mengimplementasi sistem yang terakreditasi tersebut

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 20


PERTEMUAN XIV

SERTIFIKASI KEAHLIAN DI BIDANG IT

14.1 Pentingnya Sertifikasi

Sertifikasi Merupakan salah satu cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi. Atau
paling tidak, sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalismebeberapa alasan tentang
pentingnya sertifikasi untuk profesional di bidang teknlogi informasi, antara lain :
a. Bahwa untuk mencapai level yang diharapkan, pekerjaan di bidang teknologi informasi
membutuhkan expertise. Kepakaran tersebut akan didapatkan jika seorang pelaku profesi
mampu menguasai secara mendalam sebuah bidang ilmu pengetahuan dan penguasaan itu
dapat dibuktikan melalui sertifikasi.
b. Bahwa profesi di bidang TI , dapat dikatakan merupakan profesi menjual jasa dan bisnis jasa
bersifat kepercayaan. Kepercayaan tersebut akan semakin kuat jika keahglian seorang
pelaku profesi dapat ditunjukan dengan adanya sertifikasi bertaraf internasional
Standar dan sertifikasi dapat dilakukan oleh badan yang resmi dari pemerintah atau dapat
juga mengikuti standar sertifikasi di industri, yang sering juga disebut vendor certification.
Untuk contoh yang terakhir (vendor certification), standar industri seperti sertifikat dari
Microsoft atau Cisco merupakan standar sertifikasi yang diakui di seluruh dunia. Padahal standar
ini dikeluarkan oleh perusahaan, bukan badan sertifikasi pemerintah. Memang pada intinya
industrilah yang mengetahui standar yang dibutuhkan dalam kegiatan sehari-harinya.

14.2 Manfaat Dan Tujuan Sertifikasi

Ada banyak keuntungan yang dapat menjadi tambahan alasan untuk mempertimbangkan
mengambil sertifikasi TI. Salah satu yang utama tentu saja membuka lebih banyak kesempatan
pekerjaan. Sertifikat TI dapat meningkatkan kredibilitas seorang profesional TI di mata pemberi
kerja. Bagi mereka yang sudah bekerja di bidang TI, sertifikasi memberi cara yang standar dan
terukur untuk mengukur kemampuan teknis. Dengan memiliki sebuah sertifikat TI yang diakui
secara global, seorang profesional TI akan memiliki rasa kepercayaan diri yang lebih tinggi
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1
terkait dengan keterampilan yang dimilikinya. Ini karena melalui proses sertifikasi keterampilan
yang dimiliki sudah mengalami validasi oleh pihak ketiga, dalam hal ini lembaga pemberi
sertifikasi.
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari sertifikasi, antara lain :
 Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang profesional.
 Pengakuan pemerintah terkait tingkat keahlian induvidu terhadap sebuah profesi
 Pengakuan dari organisasi sejenis, baik pada tingkat nasional ataupun internasional
 Membuka akses lapangan kerja yang lebih luas baik secara nasional ataupun internasional.
 Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai dengan perimbangan skala yang
diberlakukan.
Sertifikasi adalah independen, obyektif, dan tugas yang regular bagi kepentingan
profesional dalam satu atau lebih area di teknologi informasi. Sertifikasi ini memiliki tujuan,
yaitu :
 Membentuk tenaga praktisi TI yang berkualitas tinggi,
 Membentuk standar kerja TI yang tinggi
 Pengembangan profesional yang berkesinambungan.
Sedangkan bagi tenaga TI profesional tersebut, sertifikasi bertujuan untuk :
 Sertfikasi ini merupakan pengakuan akan pengetahuan yang kaya (bermanfaat bagi promosi,
gaji)
 Perencanaan karir
 Profesional development
 Meningkatkan international marketability. Ini sangat penting dalam kasus, ketika tenaga TI
tersebut harus bekerja pada perusahaan multinasional. Perusahaan akan mengakui
keahliannya apabila telah dapat menunjukkan sertifikat tersebut.
Bagi masyarakat luas sertifikasi ini memberikan kontribusi positif, yaitu :
 Memiliki staf yang up to date dan berkualitas tinggi.
 Memperoleh citra perusahaan yang baik, keuntungan yang kompetitif, merupakan alat ukur
yang obyektif terhadap kemampuan staf, kontraktor dan konsultan.
 Secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan produktifitas secara mikro maupun
makro.
 Menaikkan pengakuan industri dan secara intenasional.
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2
 Bagi siswa memberikan alur profesi yang jelas. Siswa yang ingin segera mempelajari ICT
dan profesi akan tahu darimana memulainya
 Memberikan suatu mekanisme pusat pelatihan. Suatu program sertifikasi memberikan alur
pelatihan yang jelas.
 Membantu proses pencarian tenaga IT profesional. Suatu kandidat yang dievaluasi untuk
suatu jabatan, dengan memiliki suatu serti_kat berarti telah memiliki skill dan pengetahuan
tingakat tertentu. Hal itu juga menunjukkan persistensi kandidat dan kemampuan
menyelesikan suatu proyek (dalam hal ini sertifikasi). Kedua hal ini membantu masyarakat
mencari tenaga TI
 Mendorong pegawai melakukan proses belajar lebih lanjut
Beberapa negara telah mengembangkan dan mempromosikan sistem sertifikasi yang khas
bagi negara tersebut. Beberapa negara menerapkan dan membayar lisensi kepada sistem
sertifikasi yang ada. Beberapa negara menggunakan tenaga ahli untuk melakukan ujian.

14.3 Jenis Sertifikasi

Pada dasarnya ada 2 jenis sertikasi yang umum dikenal di masyarakat


1. Sertifikasi akademik (sebetulnya tidak tepat disebut sertifikasi) yang memberikan gelar,
Sarjana, Master dll
2. Sertifikasi profesi. Yaitu suatu sertifikasi yang diberikan berdasarkan keahlian tertentu
unutk profesi tertentu.
Sayangnya sertifikasi akademik sulit memiliki implementasi langsung dalam industri ICT.
Disebabkan karena kecepatan perubahan serta standardisasi antara Universitas. Di samping itu
tujuan universitas memang berbeda dengan tujuan industri. Universitas bertujuan untuk
memberikan pengetahuan dasar bukannya keahlian khusus atau kompetensi untuk profesi
tertentu yang dibutuhkan oleh industri. Spesialisasi yang terlalu sempit juga tidak cocok untuk
pengembangan universitas.
Sedangkan sertifikasi profesional pada dasarnya memiliki 3 model, yaitu :
a. Dikembangkan oleh lembaga profesional (Profesional Society). sebagai contoh British
Computer Society (BCS), Australian Computer Soicety (ACS), South East Asian Regional
Computer Confederation (SEARCC) etc

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 3


b. Dikeluarkan oleh Komunitas suatu profesi. sebagai contoh Linux Profesional, SAGE
(System Administration Guild), CISA (IS Auditing) [http://www.isaca.org/]
c. Dikeluarkan oleh vendor. sebagai contoh MCSE (by Microsoft), CCNA (Cisco), CNE
(Netware), RHCE (Red Hat) etc. Biasanya skill yang dibutuhkan untuk memperoleh
sertifikat ini sangat spesifik dan sangat berorientasi pada suatu produk dari vendor tersebut.
Sertifikasi yang berbasiskan vendor sangat bergantung pada produk vendor tersebut. Juga
dikenal sebagai salah satu strategi pemasaran pada suatu perusahaan (vendor). Dengan
mempromosikan sertifikasi tersebut, maka perusahaan tersebut dapat menjamin kepada customer
mereka bahwa tersedia cukup dukungan teknis (orang yang memiliki sertifikasi produk tersebut).
Pada kenyataannya pada pasar tenaga kerja, sertifikasi vendor ini sangat populer. Karena banyak
orang beranggapan bahwa dengan memiliki sertifikasi vendor ini maka masa depan lapangan
pekerjaan akan terjamin.
Dalam mengembangkan sertifikasi beberapa patokan yang sebaiknya diterapkan :
 Harus berdasarkan ujian dan cukup sulit dan memiliki beberapa tingkatan
 Pusat pelatihan harus disertifikasi sebelum dapat menawarkan suatu sertifikasi
 Sertifikasi tak boleh bergantung pada suatu perusahaan atau suatu institusi. Tetapi sertifikasi
vendor sebaiknya juga diakui sebagai suatu komponen untuk memperoleh sertikasi profesi
 Sertikasi harus mendorong terbentuknya industri lokal.
 Sertifikasi harus memperkecil jurang antara universitas (education) dan industri. Harus
dikembangkan pemetaan antara sertifikasi akademik dan sertifikasi profesi. Juga
mengurangi jurang antara aktifitas riset dan industri.
 Sertifikasi harus mendorong orang untuk memahami pengetahuan dasar yang berhubungan
dengan keahlian terapan pada profesi tersebut. Hal ini akan membantu orang untuk
memperbaiki pengetahuannya, sebab mereka tidak ahnya belajar dari "keahlian tertentu"
untuk suatu saat saja, tetapi mereka memiliki pengetahuan dasar untuk memehami teknologi
baru.
 Sertifikasi tak boleh mengabaikan kemajemukan orang. Sebagai contoh bahasa, dan
kebiasaan lokal. Sehingga untuk kompetensi dalam bidang komunikasi, kemampuan
berbahasa lokal perlu dipertimbangkan juga.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 4


14.3.1 Sertifikasi Untuk Bahasa Pemrograman
Di bagian ini akan dibahas dua sertifikasi TI dalam hal penguasaan kemampuan yang
terkait dengan bahasa pemrograman. Berikut adalah beberapa contoh sertikasi untuk bahasa
pemrograman, yaitu :
a. Java
Pengunaan bahasa Java dalam pembuatan aplikasi terus menunjukkan peningkatan.
Secara pasti bahasa pemrograman Java mulai merebut pangsa pasar yang dulunya diisi oleh
bahasa-bahasa seperti COBOL, Cobol, Visual Basic, C, System/390 Assembler dan
SmallTalk. Tentunya hal ini diikuti dengan semakin tingginya kebutuhan akan tenaga
profesional yang menguasai bahasa pemrograman Java.
Sun menawarkan tiga jenjang sertifikasi bagi programmer Java. Dari tingkat dasar ke
advanced dimana Setiap jenjang sertifikasi membutuhkan jenjang sebelumnya. Jenjang
tersebut adalah :
1) Sun Certified Programmer.
Sun Certified Programmer adalah sertifikasi paling dasar dari Sun untuk
programmer Java. Untuk dapat menjadi seorang Certified Java Programmer Anda harus
lulus ujian Sun Certified Programmer for the Java 2 Platform 1.4 yang biayanya US$
150. Ujian pilihan ganda ini dirancang untuk menguji pemahaman sintaks dan struktur
Java pada materi-materi berikut: Dasar-dasar bahasa Java, teknik dasar pemrograman
berorientasi obyek, penggunaan threads, dan kemampuan menggunakan paket standar
Java seperti java.awt, java.lang, java.io, dan java.util. Untuk pemegang sertifikasi Java
versi terdahulu dapat mengikuti ujian upgrade khusus.
Beberapa kursus yang dapat dikuti untuk mempersiapkan diri untuk sertifikasi ini
adalah Java Technology for Structured Programmers yang ditujukan bagi mereka yang
memiliki pengetahuan tentang bahasa pemrograman terstruktur seperti COBOL; Java
Programming Language for Non-Programmers yang dirancang untuk programmer yang
tidak memiliki pengalaman melakukan pemrograman; dan Java Programming Language
atau pengenalan Java untuk programmer yang berpengalaman dengan bahasa
pemrograman lain.
2) Sun Certified Developer

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 5


Sun Certified Developer adalah anak tangga selanjutnya dari sertifikasi Sun. Anda
mungkin berpikir hanya perlu sekali lagi mengerjakan soal-soal pilihan ganda untuk
menjadi seorang Certified Dava Developer, tetapi Sun menuntut lebih banyak dalam
ujian untuk jenjang ini. Untuk sertifikasi SCJD selain harus sudah memiliki sertifikat
SCJP, Anda harus menyelesaikan tugas pemrograman yang dirancang untuk menguji
aplikasi keterampilan Java Anda dalam menghadapi persoalan dunia nyata . Untuk ujian
tugas pemrograman ini Anda harus membayar biaya US$ 250.
Contoh, tugas pemrograman tersebut memiliki skenario berikut: Setelah membayar
uang ujian, Anda mendownload sebuah code template dari Sun. Template ini harus Anda
gunakan untuk membuat sebuah aplikasi GUI yang memiliki kemampuan untuk
berkomunikasi dengan sebuah database melalui jaringan, dan melakukan konversi data
dari format teks ke format database tersebut. Selama membuat program Anda diharuskan
mendokumentasikan semua langkah yang Anda lakukan. Aplikasi yag Anda buat akan
dinilai berdasarkan maintainability, penggunaan design pattern yang tepat, kejelasan
kode, dan kesesuaian dengan code convention. Setelah tugas pemrograman, Anda masih
harus mengikuti ujian esai dengan biaya US$ 150, yang terdiri dari 5 sampai 10 soal esai,
menanyakan berbagai hal tentang tugas pemrograman yang Anda selesaikan.
Beberapa kursus yang dapat diikuti untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti
SCJD adalah Object-Oriented Application Analysis and Design for Java Technology
(UML), yang merupakan kombinasi dari kuliah, tugas, dan diskusi yang mengajarkan
analisa dan perancangan sitem menggunakan UML. Selain itu juga Java Programming
Language Workshop yang memberikan pengalaman praktis melakukan perancangan
aplikasi menggunakan Java.
Kalau Anda lebih tertarik untuk mengambil suatu spesialisasi tertentu dalam
pemrograman Java seperti pemrograman aplikasi Web services atau aplikasi mobile ,
pada jenjang developer ini Sun menawarkan empat jenis spesialisasi: Sun Certified Web
Component Developer (SCWCD), Sun Certified Business Component Developer
(SCBCD), Sun Certified Developer for Java Web Services (SCDJWS), dan Sun Certified
Mobile Application Developer untuk platform J2ME (SCMAD). Untuk setiap spesialisasi
ini Anda harus lulus satu ujian pilihan ganda yang tergantung jenis spesialisasi yang ingin
Anda ambil. Biaya untuk setiap ujian berkisar US$ 150.
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 6
3) Sun Certified Architect.
Sun Certified Enterprise Architect for J2EE adalah sertifikasi premium dari Sun.
Sebagaimana dicerminkan oleh namanya, sertifikasi ini sangat berfokus pada enterprise.
Ini berarti pemegang sertifikasi ini dapat menangani pengembangan aplikasi berskala
besar dengan tingkat availability yang tinggi. Untuk mendapatkannya, seseorang harus
memiliki kedua sertifikat SCJP dan SCJD, lulus sebuah ujian pilihan untuk menguji
pengetahuan seputar Java. Apabila lulus ujian pertama dilanjutkan menyelesaikan sebuah
tugas pemrograman seperti pada saat pengambilan SCJD, dan diakhiri dengan sebuah
ujian esai.
Untuk persiapan mengikuti sertifikasi SCEA Anda dapat mengikuti kursus
Architecting and Designing J2EE Applications dan Developing Applications for the J2EE
Platform dari Sun. Materi pada kursus tersebut difokuskan pada topik-topik seperti
konsep pemrograman berorientasi obyek tingkat advanced, UML dan Enterprise Java
Beans (EJB), dan aplikasi Standard Architecture Design Patterns.
b. Microsoft.Net
Untuk para developer ada dua jenis sertifikat yang ditawarkan oleh Microsoft sebagai
pengakuan atas keahlian dalam pengetahuan dan keterampilan Microsoft .Net, yaitu :
1) Microsoft Certification Application Developer (MCAD)
Sertifikasi MCAD dibuat oleh Microsoft sebagai respon terhadap kebutuhan
industri akan sebuah sertifikasi yang memungkinkan mereka untuk menunjukkan
keterampilan yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan, memaintain, dan mendeploy
aplikasi Web atau desktop berbasis Windows dengan skala kecil sampai menengah.
MCAD ditujukan untuk mereka yang lingkup pekerjaannya meliputi pengembangan
aplikasi, komponen, atau layanan database dan jaringan berskala kecil sampai menengah
pada platform Windows.
Sebaiknya untuk mengambil sertifikasi MCAD Anda paling tidak sudah memiliki
pengalaman 1 - 2 tahun dalam membuat aplikasi dan tidak asing dengan platform
Microsoft .Net. Lingkup profesi yang terkait dengan sertifikasi ini di antaranya adalah
programmer, analis, dan software developer.
Untuk mendapatkan sertifikasi MCAD kandidat harus terlebih dahulu lulus dua
ujian inti dan satu ujian pilihan dalam suatu area spesialisasi. Untuk ujian inti Anda dapat
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 7
memilih satu ujian dalam spesialisasi Web Application Development atau Windows
Application Development. Untuk satu ujian inti lagi Anda harus mengikuti ujian dalam
bidang XML Web Services dan Server Components. Sementara untuk ujian pilihan Anda
harus membuktikan diri dengan melewati suatu ujian keahlian dalam menggunakan salah
satu produk server Microsoft, atau melakukan implementasi application security dengan
platform Microsoft .Net.
2) Microsoft Certified Solution Developer (MCSD).
Sertifikat MCSD merupakan salah satu sertifikat TI dengan reputasi yang dikenal
baik di kalangan industri. Dengan mengantongi sertifikat MCSD, seseorang dianggap
telah mampu mendemonstrasikan kemampuan yang dibutuhkan untuk memimpin sebuah
organisasi dalam proses perancangan, implementasi, dan administrasi dari suatu solusi
bisnis dengan menggunakan produk Microsoft.
Karena fokusnya pada kepemimpinan dalam proses pengembangan solusi bisnis
berskala enterprise, lingkup profesi yang cocok dengan sertifikasi ini adalah software
engineer, software development engineer, software architect, and konsultan. Seorang
kandidat sertifikasi MCSD diharapkan sudah memiliki pengalaman minimal dua tahun
dalam pengembangan solusi dan aplikasi.
Untuk mendapatkan sertifikasi MCSD untuk Microsoft .Net seorang kandidat harus
lulus dalam empat ujian inti dan satu ujian pilihan. Ujian inti meliputi satu ujian dalam
bidang Web Application Development, satu ujian dalam bidang Windows Application
Development, satu ujian dalam bidang XML Web Services and Server Components, dan
satu ujian dalam bidang Solution Architecture. Untuk ujian pilihan Anda harus
membuktikan diri dengan melewati suatu ujian keahlian dalam menggunakan salah satu
produk server Microsoft atau melakukan implementasi application security dengan
platform Microsoft .Net.
Walaupun ujian MCSD meliputi bidang-bidang yang sama dengan ujian MCSA,
setiap ujian memiliki tingkatan kesulitan yang lebih tinggi dibanding MCSA. Pilihan
untuk mengambil sertifikat MCSA atau MCSD sebaiknya ditentukan berdasarkan jenis
peran kerja yang sedang atau ingin dijalani.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 8


14.3.2 Sertifikasi Untuk Database
Berikut ini adalah sertifikasi untuk keterampilan dalam teknologi database, antara lain :
a. Oracle
perusahaan software kedua terbesar di dunia ini masih merupakan penikmat pangsa
pasar terbesar untuk software database. Ini membuat sertifikasi Oracle menjadi salah satu
sertifikasi yang paling populer dan banyak dicari. Laporan IDC Certified Report 2002
menyebutkan bahwa sertifikasi Oracle adalah kualitas yang paling dicari oleh pasar TI.
Untuk memenuhi kebutuhan industri akan berbagai spesialisasi keahlian dalam
menggunakan teknologi Oracle, Oracle saat ini menawarkan tiga jenis sertifikasi Oracle.
Setiap jalur sertifikasi dirancang untuk menguji penguasaan pengetahuan dan keterampilan
dalam menggunakan teknologi Oracle untuk suatu bidang kerja tertentu seperti developer,
administrator, atau Web server administrator.
1. Oracle Certified DBA adalah sertifikasi yang menguji penguasaan teknologi dan solusi
Oracle dalam menjalankan peran sebagai administrator database.:Untuk jalur sertifikasi
DBA juga tersedia ujian untuk mengupgrade sertifikasi Oracle versi terdahulu untuk
mendapatkan sertifikasi Oracle terbaru. Pada jalur sertifikasi ini terdapat tiga jenjang
sertifikasi berikut
a) Oracle Certified DBA Associate. dengan sertifikasi pada jenjang ini sesorang
dianggap memiliki pengetahuan dasar yang memungkinkan mereka bekerja sebagai
anggota yunior dalam sebuah tim yang terdiri dari administrator database atau
pengembang aplikasi. Ujian untuk mengambil sertifikasi ini meliputi dasar-dasar
SQL dan dasar-dasar administrasi database. Sertifikasi ini tersedia untuk database
Oracle9i dan Oracle 10g dengan sedikit perbedaan pada jumlah ujian yang harus
dikuti.
b) Oracle Certified DBA Professional. sertifikasi ini ditujukan bagi pemegang
sertifikasi jenjang Associate yang ingin meningkatkan penguasaan teknologi Oracle
dalam administrasi database. Pada jenjang ini kandidat akan mengikuti ujian yang
meliputi teknik-teknik lanjut dari administrasi database dan juga teknik-teknik dalam
melakukan performance tuning. Sertifikasi ini juga tersedia untuk database Oracle9i
dan Oracle 10g dengan sedikit perbedaan pada jumlah ujian yang harus dikuti. Pada

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 9


jenjang ini kandidat yang berminat juga dapat mengambil ujian tambahan untu untuk
spesialisasi manajemen database Oracle pada lingkungan sistem operasi Linux.
c) Oracle Certified DBA Master. merupakan jenjang tertinggi dalam jalur sertifikasi
DBA. Seorang OCM adalah seorang DBA profesional yang sudah teruji dalam
menangani aplikasi dan sistem database yang memiliki karakter mission critical.
Berbeda dengan ujian pada jenjang OCA dan OCM yang berupa ujian teori, ujian
OCM mengambil bentuk praktikum di sebuah lab khusus di mana kandidat diminta
untuk memberikan solusi terhadap berbagai skenario permasalahan yang meliputi
konfigurasi database, konfigurasi jaringan database, konfigurasi dan penggunaan
Oracle Enterprise Manager, dan hal-hal kritis seperti manajemen kinerja dan
database recovery. Untuk wilayah Asia-Pasifik, ujian OCM hanya dapat dilakukan di
lab Oracle yang terdapat di Hongkong dan Seoul.
2. Oracle Certified Developer. Jalur Sertifikasi ini ditujukan bagi mereka yang ingin
mendapatkan pengakuan akan penguasaan pegetahuan dan keterampilan penggunaan
teknologi Oracle seperti PL/SQL dan Oracle Forms dalam mengembangkan berbagai
aplikasi dan solusi. Pada jalur sertifikasi Developer terdapat tiga jenjang sertifikasi
berikut :
a) Oracle9i PL/SQl Developer Certified Associate, profesional dengan sertifikasi
jenjang ini memiliki pengetahuan dasar yang memungkinkan peran fungsional sebagai
pengembang aplikasi Oracle9i. Untuk sertifikasi ini kandidat harus mengikuti dua
ujian yang meliputi dasar-dasar SQL dan PL/SQL serta teknik pemrograman dengan
menggunakan PL/SQL.
b) Oracle9iForms Developer Certified Professional, untuk memiliki sertifikasi ini
kandidat harus sudah memiliki sertifikasi jenjang OCA. Pemegang OCA yang ingin
mendapatkan sertifikasi OCP harus mengikuti satu ujian yang meliputi materi
pengembangan aplikasi Internet menggunakan Oracle9iForms.
c) Selain kedua jenjang tersebut pemegang sertifikasi Oracle versi terdahulu dapat
mengikuti ujian upgrade untuk mendapatkan sertifikasi Oracle versi terbaru.
3. Oracle9iAS Web Administrator. Seiring meningkatnya kebutuhan akan profesional
dalam bidang administrasi Web, Oracle membuka sebuah jalur sertifikasi bagi mereka
yang menginginkan pengetahuan dan keterampilan sebagai Web Administrator untuk
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 10
Oracle9i Application Server. Jalur sertifikasi ini baru menyediakan jenjang Oracle9iAS
Web Administrator Certified Associate. Untuk mendapatkan sertifikasi ini kandidat harus
mengikuti satu ujian yang meliputi materi administrasi dasar Oracle9i Application Server.
b. Microsoft
Microsoft menawarkan satu jenis sertifikasi untuk penguasaan teknologi produk
database andalannya, Microsoft SQl Server. Microsoft Certified DBA adalah sertifikasi yang
diberikan sebagai pengakuan kemampuan merancang, mengimplementasi, dan melakukan
administrasi database Microsoft SQl Server.
Untuk mendapatkan sertifikasi MCDBA setiap kandidat harus lulus tiga ujian inti dan
satu ujian pilihan. Ujian inti ini terdiri dari satu ujian untuk materi administrasi SQL Server,
satu ujian perancangan database SQL Server, dan satu ujian Windows 2000 Sever atau
Windows Server 2003. Sebagai tambahan ujian inti, kandidat harus lulus satu ujian pilihan
dalam salah satu bidang keahlian produk Microsoft.

14.3.3 Sertifikasi Di Bidang Jaringan


Sertifikasi yang paling populer di bidang jaringan adalah sertifikasi Cisco. Memang bukan
rahasia bahwa Cisco merupakan pemegang pangsa pasar terbesar di bidang jaringan sampai saat
ini. Selain sertifikasi Cisco, sertifikasi di bidang jaringan yang juga cukup populer adalah
sertifikasi yang diberikan oleh CompTIA, Novell, dan Solaris.
a. Cisco
Cisco memiliki tiga jenjang sertifikasi, yaitu
1. Cisco Certified Network Associate (CCNA)
Cisco Certified Network Associate (CCNA) merupakan fondasi awal untuk
menapaki jenjang sertifikasi yang lain. Pemegang sertifikasi ini diharapkan sudah
profesional dalam hal menginstall, mengkonfigurasi, dan mengoperasikan jaringan LAN
atau WAN untuk jaringan kecil (100 client/PC atau kurang). Sementara bagi yang
mengambil spesialisasi di bidang network design. Kesempatan kerja bagi pemegang
sertifikasi ini umumnya adalah network administrator.
2. Cisco Certified Network Professional (CCNP)
Jenjang berikutnya adalah Cisco Certified Network Professional (CCNP). Pada
jenjang ini pemegang sertifikasi dianggap telah ahli dalam hal menginstall,

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 11


mengkonfigurasi, serta memecahkan permasalahan LAN atau WAN dengan skala yang
lebih luas (100 - 500 client/PC). Untuk mencapai jenjang ini peserta harus mengikuti
empat jenis ujian, seperti membangun internetwork, multilayer switch network, remote
access network, dan troubleshooting.
3. Cisco Certified Internetworking Expert.(CCIE).
CCIE merupakan jenjang tertinggi dalam jalur sertifikasi Cisco yang artinya
pemangang sertifikasi ini telah mampu mengelola dan menangani berbagai permasalahan
dalam jaringan sampai skala enterprise. Jenjang ini tidak mudah untuk diraih karena
setidaknya kandidat harus sudah mengantongi sertifikasi CCNA dan CCNP terlebih
dahulu. Tidak heran jika pemegang sertifikasi ini masih cukup langka, dan menjadi
rebutan di bursa pencari tenaga TI. Menurut Kurnijanto, jumlah peraih sertifikasi CCIE
ini di Indonesia belum ada 30 orang. Sementara peraih CCNP sudah lebih dari 2000
orang, dan peraih sertifikasi CCNA sudah di atas 10.000 orang.
Seseorang yang berhasil memperoleh sertifikasi CCIE benar-benar merupakan
kandidat yang terpilih karena dari data Cisco kurang dari 3% peraih CCNP yang berhasil
ke jenjang CCIE. Melewati ujian CCIE juga tidak mudah karena selain harus
menyelesaikan soal-soal pilihan berganda dalam waktu 2 jam, peserta juga harus mampu
mengkonfigurasi dan mengatasi masalah pada lokasi yang ditunjuk oleh Cisco dalam
waktu 8 jam.
Selain tiga jenjang umum tersebut, Cisco juga memiliki jalur spesialisasi, seperti network
design, security, dan business networking. Beberapa jenis sertifikasi untuk jalur spesialisasi ini di
antaranya adalah Cisco Certified Designing Associate (CCDA), Cisco Certified Designing
Professional (CCDP), dan Cisco Security Specialist 1 (CSS1), dan lain sebagainya.
b. CompTIA
CompTIA memiliki beberapa jalur sertifikasi untuk menunjukkan keahlian di bidang
jaringan, di antaranya adalah :
1. CompTIA Network+
CompTIA Network+ setingkat dengan sertifikasi CCNA merupakan sertifikasi yang
menguji penguasaan teknologi jaringan dalam menjalankan peran sebagai network support
atau network administrator. Sebagai bekal mengikuti ujian sertifikasi ini, selain melalui
training yang membutuhkan waktu sekitar satu minggu dengan biaya sekitar US$ 250, para
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 12
peserta sebaiknya sudah berpengalaman mengelola jaringan setidaknya dalam jangka waktu
9 bulan. Para peserta ujian sertifikasi Nework + juga harus sudah mengantongi sertifikasi
CompTIA A+. Beberapa training center mengemas dua program ini menjadi satu paket.
2. CompTIA Security+
CompTIA Security+ sertifikasi khusus di bidang sekuriti, Materi ujian sertifikasi
Security+ meliputi beberapa topik yang berkaitan dengan keamanan dalam berbagai industri,
seperti communication security, infrastructure security, cryptography, access control,
external attack, dan lain sebagainya. Untuk mempersiapkan ujian sertifikasi peserta dapat
mengikuti training. Namun sebaiknya peserta sudah berpengalaman setidaknya dua tahun
dalam menangani jaringan, utamanya yang berkaitan dengan masalah sekuriti.
Selain dua sertifikasi tersebut, CompTIA juga memiliki beberapa pilihan sertifikasi
mengenai pengenalan hardware, yaitu :
1. CompTIA A+
CompTIA A+ merupakan sertifikasi paling dasar dari CompTIA yang ditujukan bagi
pemula yang ingin meniti karier di bidang TI, atau menjadi teknisi komputer. Sertifikasi
CompTIA A+ merupakan bentuk validasi kemampuan bahwa seseorang telah memiliki
pengetahuan dasar di bidang hardware dan software. Beberapa ujian untuk meraih sertifikasi
ini meliputi pengetahuan terhadap teknologi hardware dan sistem operasi secara umum, di
mana peserta diharapkan sudah dapat menginstall, mengkonfigurasi, mendiagnosa, dan
mengelola jaringan pada skala kecil. Jenis sertifikasi ini juga sering dijadikan landasan bagi
kandidat untuk mengikuti jenjang sertifikasi yang lebih tinggi dari vendor lain, seperti
MCSA dari Microsoft dan CNE dari Novell.
2. CompTIA Server+
CompTIA Server+ merupakan pengakuan terhadap seseorang yang telah memiliki
pengetahuan dan pengalaman mengenai teknologi Industry Standard Server Architecture
(ISSA). Meskipun CompTIA Server+ tidak mensyaratkan untuk memperoleh sertifikasi
A+ terlebih dahulu, peserta dianjurkan untuk mengikuti sertifikasi tersebut. CompTIA
Server+ merupakan jenjang lebih lanjut yang mempersiapkan kandidat sebagai teknisi
komputer dan server untuk tingkat atas. Diharapkan kandidat mampu menginstall,
mengupgrade, mengkonfigurasi, mengelola, dan memecahkan masalah.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 13


14.3.4 Sertifikasi Administrasi dan Maintenance
Administrasi adalah proses penyelenggaraan kerja yang dilakukan bersama-sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Administrasi, baik dalam pengertian luas maupun sempit
di dalam penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan. Administrasi adalah segenap
proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai
tujuan tertentu.
Maintenance adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan tujuan
agar peralatan selalu memiliki kondisi yang sama dengan keadaan awalnya. Maintenance atau
pemeliharaan juga dilakukan untuk menjaga agar peralatan tetap berada dalam kondisi yang
dapat diterima oleh penggunanya.(Lindley R. Higgis dan R. Keith Mobley (Maintenance
Engineering Handbook, Sixth Edition, McGraw-Hill, 2002))
Profesi di bidang Administration dan Maintenance yaitu seperti Database Administrator,
System Administrator, Network Administrator, IT Administrator dan Network Engineer.
Sertifikasi yang diberikan sebagai bentuk pengakuan profesionalitas di bidang
Administration dan Maintenance, yaitu Oracle Certified DBA Associate, Oracle Certified DBA
Professional, Oracle9iAS Web Administrator, Microsoft Certified DBA, Cisco Certified
Network Associate (CCNA), CompTIA Network+, Master CIW Administrator, WOW Certified
Web Administrator Apprentice (CWAA), System Administration Guild (SAGE).
Institusi yang menawarkan sertifikasi untuk Administration dan Maintenance antara lain
Oracle, Microsoft, Cisco, CompTIA, Certified Internet Web Master (CIW), World Organization
of Webmasters (WOW), dan Information Systems Audit and Control Association (ISACA).

14.3.5 Sertifikasi Manajemen dan Audit


Manajemen berasal dari bahasa latin yaitu asal kata “manus” yang berarti tangan dan
“agere” yang berarti melakukan. Kedua kata itu digabung membentuk kata kerja “managere”
yang berarti menangani. “Managere” diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi
“manage”, dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “manajemen” atau
pengelolaan.
Audit adalah evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit
teknologi informasi adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 14


informasi secara menyeluruh. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer
yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah
bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya. Audit dilaksanakan
oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah
untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai
dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Sertifikasi yang diberikan sebagai bentuk pengakuan profesionalitas di bidang
Management dan Audit, antara lain :
 CISA (Certified Information Systems Auditor)
 CISM (Certified Information Security Manager)
 CISSP (Certified IS Security Professional)
 CIA (Certified Internal Auditor)
Salah satu institusi yang menawarkan sertifikasi untuk Management dan Audit yaitu
Information Systems Audit and Control Association (ISACA).

14.4 Organisasi sertifikasi

Berikut ini adalah beberapa organisasi sertifikasi yang bertaraf interbasional, antara lain :
 World Organization of Webmasters
Di bidang Internet, selain sertifikasi dari CIW juga ada sertifikasi yang dikeluarkan
oleh World Organization of Webmasters (WOW). Sertifikasi yang dikeluarkan oleh
WOW ini juga terdiri dari beberapa jenjang. Jenjang dasar terdiri dari WOW Certified
Apprentice Webmaster (CAW), WOW Certified Web Designer Apprentice (CWDSA),
WOW Certified Web Developer Apprentice (CWDVA), dan WOW Certified Web
Administrator Apprentice (CWAA). Sedangkan untuk jenjang yang lebih tinggi adalah
WOW Certified Professional Webmaster (CPW).
 Australian Computer Society Certification Scheme
ACS dibentuk pada tahun 1965 dan merupakan satu-satunya himpunan TI di
Australia. Beranggotakan sekitar 15.500 orang, sehingga termasuk salah satu himpunan
komputer terbesar di dunia berdasarkan jumlah anggota per kapita. Materi yang diujikan
pada sistem sertifikasi ini terdiri dari 2 subjek utama trend TI, legal bisinis, issue etik, dan
Spesialis dalam area Project Manajement, Applications Planning, System Integration, dan

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 15


Data Communication. Model sertifikasi ACS ini memiliki kesesuaian dengan model
SRIG-PS yaitu : Data Communication Specialists dan System Integration Specialist. ACS
merencanakan untuk mengembangkan sertifikasi untuk Security Specialist.
 Information Systems Audit and Control Association (ISACA)
ISACA berdiri secara formal sejak 1969. Pertama kali didirikan, ISACA
merupakan asosiasi bagi para IS Auditor dengan fungsi sebagai sumber informasi dan
pihak yang memberikan panduan-panduan praktik bagi IS Auditor. Namun, saat ini,
keanggotaan ISACA telah mencapai 35,000 orang yang tersebar di 100 negara di seluruh
dunia (di Indonesia terdapat 100 anggota). Keanggotaannya sendiri mencakup berbagai
macam lingkup profesi, diantaranya IS Auditor, Konsultan, Akademisi, dan berbagai
profesi lain yang terkait dengan TI.

14.5 Hambatan Pelaksanaan Sertifikasi

Sering kali dalam perkembanganya pelaksanaan sertifikasi menemui hambatan – hambatan


. beberapa alasan yang dapat menghambat pelaksanaan sertifikasi antara lain, yaitu :
a. Biaya yang mahal. Sekali mengikuti ujian untuk mendapatkan sertifikasi yang bertaraf
internasional, dibutuhkan biaya ± 150 USD. Itupun belum tentu lulus. Jika tidak lulus, harus
mengulang pada periode berikutnya. Jika dua kali tidak lulus maka ujian selanjutnya hanya
boleh di ikuti satu tahun kemudian.
b. Kemampuan yang kurang memadai terhadap penguasaan materi sertifikasi.
Melihat besarnya biaya sertifikasi serta tingginya standar pengetahuan dan kemampuan
yang dituntut dari seorang profesional dibidang TI untuk mendapatkan sertifikasi internasional
maka perguruan tinggi di tuntut menghasilkan lulusan yang memenuhi kualifikasi profesi TI
tersebut.

Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 16

Anda mungkin juga menyukai