Manusia adalah mahluk ciptaan tuhan yang paling sempurna yang dikaruniani akal budi,
kehendak dan perasaan. Akal merupakan alat untuk berpikir sebagai sumber ilmu dan teknologi.
Perasaan adalah alat untuk menyatakan keindahan sebagai sumber seni dan budaya, sedangkan
kehendak merupakan alat untuk menyatakan pilihan sehingga manusia memiliki kemampuan
untuk menilai mana yang baik dan mana yang buruk
Manusia juga merupakan mahluk sosial yang selalu terikat dengan lingkunganya oleh
karena itu manusia selalu berprilaku etis pada lingkunganya. Prilaku etis inilah yang mendasari
munculnya etika sebagai sebuah ilmu yang mempelajari nilai – nilai yang baik dan buruk dalam
kehidupan. Bahkan etika berkembang tidak sekedar sebagai ilmu tentang nilai baik dan buruk ,
melainkan sebagai studi tentang kehendak manusia, yaitu kehendak yang berhubungan dengan
keputusan tentang yang benar dan yang salah dalam tindak perbuatanya
Untuk mengetahui hubungan antara etika, filsafat dan ilmu pengetahuan perhatikanlah
gambar diagram di bawah ini:
Etika dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan
manusianya. ada beberapa etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik
dan buruknya prilaku manusia, berdasarkan nilai dan norma dan norma yang terkandung di
Untuk memenuhi semua kebutuhan – kebutuhanya manusia harus berkarya dan bekerja, Abdul
kadir Muhamad (2001) mengklasifikasikan kebutuhan manusia menjadi empat kelompok
sebagai berikut :
1. Kebutuhan ekonomi, Merupakan kebutuhan yang bersifat material, baik harta maupun benda
yang dibutuhkan manusia. Seperti sandang, pangan dan papan
2. Kebutuhan psikis, Merupakan kebutuhan yang bersifat non material untuk kesehatan dan
ketenangan manusia secara psikologi (kebutuhan Rohani) misalnya agama, pendidikan dan
hiburan
3. Kebutuhan biologis, Merupakan kebutuhan untuk kelangsungan hidup dari generasi ke
generasi, biasa disebut dengan kebutuhan seksual yang diwujudkan dalam sebuah
pernikahan
4. Kebutuhan pekerjaan, Merupakan kebutuhan yang bersifat praktis untuk mewujudkan
kebutuhan – kebutuhan yang lain.
Seiring dengan perkembangan kehidupan manusia konteks pekerjaan berubah menjadi hal yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Thomas Aquinas seperti dikutip olah
Sumaryono (1995) menyatakan bahwa setiap wujud kerja mempunyai empat macam tujuan,
yaitu Memenuhi kebutuhan hidup, Mengurangi tingkat pengangguran dan kriminalitas,
Melayani sesama, Mengontrol gaya hidup
Profesi merupakan bagian dari pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan adalah profesi.
Sebagai contoh pekerjaan staf Administrasi tidak masuk kedalam golongan profesi karena untuk
bekerja sebagai staf administrasi seseorang bisa berasal dari berbagai latar belakang pendidikan,
pengetahuan dan pengalaman, sedangkan akuntan adalah sebuah profesi karena seseorang yang
bekerja sebagai akuntan haruslah berpendidikan akutansi dan memiliki pengalaman kerja
beberapa tahun di kantor akuntan
Menurut De George, profesional adalah orang yang mempunyai profesi atau pekerjaan purna
waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan suatu keahlian yang tinggi. Atau
seorang profesional adalah seseorang yang hidup dengan mempraktekkan suatu keahlian tertentu
atau dengan terlibat dalam suatu kegiatan tertentu yang menurut keahlian, sementara orang lain
melakukan hal yang sama sebagai sekedar hobi, untuk senang-senang, atau untuk mengisi waktu
luang.
Profesional adalah seseorang yang menjalankan profesinya (pelaku Profesi) secara benar
dan melakukanya menurut etika dan garis – garis profesionalisme yang berlaku pada profesinya
tersebut
Teguh wahyono (2006) mengemukakan bahwa untuk menjadi profesional seorang pelaku
profesi haruslah memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
Menguasai ilmu secara mendalam dalam bidangnya
Sebuah profesi mengandalkan suatu pengetahuan khusus yang dimiliki oleh sekelompok
profesional agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Seorang yang profesional
adalah seseorang yang menguasai ilmu secara mendalam pada bidangnya.
Mampu mengonversikan ilmu menjadi ketrampilan
Seorang profesional juga harus mampu mengonversikan ilmunya menjadi suatu
keterampilan, artinya dapat melakukan praktik – praktik atau kegiatan khusus sesuai tugas
dan pekerjaanya dengan baik.
Selalu menjunjung tinggi etika dan integritas profesi
Pada setiap profesi terdapat suatu aturan yang disebut “ kode etik” profesi. Contoh kode
etik pengacara, kode etik kedokteran dll. Kode etik merupakan suatu aturan dalam
menjalankan sebuah profesi yang harus ditaati oleh semua anggota profesi yang
bersangkutan.
Untuk menjadi seorang profesional seseorang yang melakukan sebuah pekerjaan, dituntut untuk
memiliki beberapa sikap sebagai berikut :
1. Komitmen tinggi. Seorang profesional harus mempunyai komitmen yang kuat pada
pekerjaan yang sedang dilakukanya
Titik penekanan dari profesionalisme adalah penguasaan dari ilmu pengetahuan atau kemampuan
manajemen beserta kemampuan strategi penerapanya. Maister (1997) menyatakan bahwa
profesionalisme bukan sekedar pengetahuan teknologi dan manjemen, tetapi lebih merupakan
sebuah sikap. Pengembangan profesionalisme pada seorang teknisi bukan hanya merujuk pada
keterampilan yang tinggi, melainkan juga tingkah laku yang sesuai kriteria.
Profesionalisme adalah suatu faham yang mencitakan dilakukanya kegiatan – kegiatan
kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
keterpanggilan serta ikrar (fateri/frofiteri) untuk menerima panggilan tersebut.
Selanjutnya untuk meningkatkan nilai profesionalisme suatu frofesi serta untuk membentuk
suatu standarisasi profesi, biasanya dibentuk organisasi – organisasi profesi. Organisasi tersebut
mengatur keanggotaan, membuat kebijakan etika profesi yang harus ditaati oleh seluruh anggota,
memberikan sanksi bagi yang melanggar etika profesi dan membantu anggota untuk dapat terus
memperbaharui pengethuanya sesuai dengan perkembangan teknoilogi.
Untuk mengukur profesionalisme, tentunya perlu diketahui terlebih dahulu standar
profesional. Secara teoritis menurut Gilley dan Eggland (1989), standar profesional dapat
diketahui dengan empat perspektif pendekatan, yaitu :
1. Pendekatan berorientasi filosofis
Pendekatan ini melihat tiga hal pokok yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
profesionalisme sebagai berikut :
Kode berasal dari bahasa inggris yaitu code dan bahasa latin yaitu codex yang diartikan sebagai
kumpulan sandi, buku, undang –undang dan kata yang disepakati dalam laul lintas telegrafi serta
susunan prinsip hidup dalam masyarakat. Sedangkan Menurut UU no. 8 (pokok-pokok
kepegawaian) Kode etik profesi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulisyang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan yang baik serta apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional yang menjadi anggota dari sebuah organisasi profesi. Kode etik menyatakan
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari, kode etik diterima oleh suatu
kelompok tertentu sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di
lingkungan organisasi profesi.
Kode etik profesi sebetulnya tidak merupakan hal yang baru. Sudah lama diusahakan untuk
mengatur tingkah laku moral suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan –
ketentuan tertulis yang diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota organisasi profesi
itu. Salah satu contoh tertua adalah sumpah hipokrates, yang dipandang sebagai kode etik
pertama untuk profesi dokter. Hipokrates adalah dokter Yunani kuno yang digelari Bapak Ilmu
Kedokteran. Beliau hidup dalam abad ke-5 SM. Menurut ahli-ahli sejarah belum tentu sumpah
ini merupakan buah pena Hipokrates sendiri, tetapi setidaknya berasal dari kalangan murid –
muridnya dan meneruskan semangat profesional yang diwariskan oleh dokter Yunani ini.
Hak cipta yang dimaksud pada undang – undang ini adalah Pencipta memiliki dua hak
dalam Hak Cipta, yaitu :
1. Hak Ekonomi (economic rights) adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas
Ciptaan serta produk Hak Terkait.
2. Hak Moral (moral rights) adalah hak yang melekat pada diri Pencipta atau Pelaku yang tidak
dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alasan apa-pun, walaupun Hak Cipta atau Hak Terkait
telah dialihkan.
Hak Moral merupakan hak pribadi pencipta untuk mempertahankan keutuhan karyanya
dan agar dia tetap diakui sebagai penciptanya meskipun dia tidak lagi memiliki kontrol ekonomi
atas karya tersebut karena telah diserahkan sepenuhnya ke pemegang hak cipta atau telah lewat
jangka perlindungan hukum atas royaltinya.
Dengan hak moral, Pencipta dari suatu karya cipta memiliki hak untuk :
a. Dicantumkan nama atau nama samarannya di dalam ciptaannya ataupun salinannya dalam
hubungan dengan penggunaan secara umum
b. Mencegah bentuk-bentuk distorsi, mutilasi atau bentuk perubahan lainnya yang meliputi
pemutarbalikan, pemotongan, perusakan, penggantian yang berhubungan dengan karya cipta
yang pada akhirnya akan merusak apresiasi dan reputasi Pencipta.
Selain itu tidak satupun dari hak-hak tersebut di atas dapat dipindahkan selama
Penciptanya masih hidup, kecuali atas wasiat Pencipta berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
perlindungan hak moral dalam uu hak cipta tergambarkan melalui penyerahan hak cipta
atas seluruh ciptaan kepada pihak lain tidak mengurangi hak pencipta atau ahli warisnya untuk
menggugat pihak yang tanpa persetujuannya :
1. Meniadakan nama pencipta yang tercantum pada ciptaan itu
2. Mencantumkan nama pencipta pada ciptaannya
Pada tanggal 4 oktober 2001, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memutuskan bahwa PT.
Panca Putra Komputindo, HM Computer, HJ Computer dan Altec Computer (Mangga Dua,
Jakarta) telah melakukan pelanggaran terhadap UUHC karena keempat dealer komputer tersebut
telah menginstall kopi dengan tidak sah perangkat lunak MS. Windows dan Ms. Office pada
komputer – komputer yang mereka jual ke konsumen. Kemempat perusahaan tersebut
diwajibkan membayar ganti rugi kepada Microsoft Corporation( HJ Computer dan Altec
Computer sebesar US$ 1.501.662, HM Computer sebesar US$ 892.050 dan PT. Panca sebesar
US$ 869.234)
Microsoft Coorporation mengelompokkan 5 macam bentuk pembajakan perangkat lunak
sebagai berikut :
a. Memasukkan perangkat lunak ilegal ke hardisk
b. Softlifting (penggunaan lisensi melebihi kapasitas yang tercantum dalam lisensi tersebut)
c. Penjualan CDROM ilegal
d. Penyewaaan perangkat lunak ilegal
e. Downloading ilegal (tidak mematuhi kaidah yang tertera pada lisensidownload)
lisensi ( Pasal 45 – 48 UU No. 19 / 2002 ) :
a. Pemegang hak cipta berhak memberikan lisensi dengan perjanjian lisensi untuk
melaksanakan ciptaannya, kecuali diperjanjikan lain, maka pelaksana wajib untuk
membayar royalti kepada pemegang hak cipta.
b. Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang langsung maupun tidak langsung
merugikan perekonomian negara.
Mengenai pendaftaran hak cipta , pada pasal 35 UUHC dijelaskan bahwa pendaftaran hak
cipta diselenggarakan oleh Ditjen HKI dan akan dimuat dalam Daftar Umum Ciptaan. Namun
pendaftaran hak cipta itu bukan persyaratan wajib untuk mendapatkan hak cipta, dalam UU itu
juga dijelaskan tentang tata cara pemberian lisensi pemanfaatan hak cipta – diantaranya program
komputer. Pada pasal 45-47, pemegang hak cipta berhak melaksanakan sendiri pemberian lisensi
kepada pihak lain. Perjanjian lisensi itu wajib dicatatkan di Dirjen HKI agar memiliki akibat
hukum. Kemudian lebih lanjut lisensi ini akan dirinci melalui keputusan presiden.
Berikut ini beberapa pasal dari UUHC No. 19/2002 yang terkait dengan pendaftaran hak
cipta.
Pasal 35
(1) Direktorat Jenderal menyelenggarakan pendaftaran Ciptaan dan dicatat dalam Dafta Umum
Ciptaan.
(2) Daftar Umum Ciptaan tersebut dapat dilihat oleh setiap orang, tanpa dikenai biaya.
(3) Setiap orang dapat memperoleh untuk dirinya sendiri suatu petikan dari Daftar Umum
Ciptaan tersebut dengan dikenai biaya.
(4) Ketentuan tentang pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak merupakan
kewajiban untuk mendapatkan Hak Cipta.
Pasal 36
Pendaftaran Ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan tidak mengandung arti sebagai
pengesahan atas isi, arti, maksud, atau bentuk dari Ciptaan yang didaftar.
Pasal 37
(1) Pendaftaran Ciptaan dalam Daftar Umum Ciptaan dilakukan atas Permohonan yang diajukan
oleh Pencipta atau oleh Pemegang Hak Cipta atau Kuasa.
(2) Permohonan diajukan kepada Direktorat Jenderal dengan surat rangkap 2 (dua) yang ditulis
dalam bahasa Indonesia dan disertai contoh Ciptaan atau penggantinya dengan dikenai biaya
Adapun prosedur permohonan pendaftaran hak cipta dapat dilihat pada gambar dibawah ini
:
CYBERLAW
Sesuai awal penemuan teknologi komputer ditahun 1940-an perkembangan etika komputer juga
dimulai dari era tersebut dan secara bertahap berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu baru
dimasa sekarang ini.
Istilah etika komputer muncul pada tahun 1970-an, setelah Walter Maner mulai memasukan dan
mendeskripsukan etika komputer sebagai sebuah bidang studi, Maner menggambarkan etika
komputer sebagai bidang ilmu yang menguji permasalahan etis yang menjengkelkan, yang
diciptakan oleh teknologi komputer. Maner berpendapat bahwa beberapa permasalahan etis
sebelumnya sudah ada, diperburuk oleh munculnya komputer yang menimbulkan permasalahan
baru sebagai akibat penerapan teknologi informasi. Sementara Deborah Johnson (1985) dalam
bukunya Computer Ethics, menggambarkan etika komputer sebagai bidang studi tentang cara
yang ditempuh oleh komputer memiliki standar moral baru, yang memaksa kita sebagai
penggunanya untuk menerapkan norma – norma baru pula di dalam dunia yang belum dipetakan.
Berbeda dengan Maner, ia tidak percaya bahwa komputer menciptakan permasalahan moral baru
secara keseluruhan. Baginya komputer hanya memberi sebuah rasa dan warna baru pada isu – isu
etis sebelumnya yang telah ada.
James Moore, dalam artikelnya “What is Computer Ethics” yang ditulis pada tahun 1985,
mengartikan etika komputer sebagai bidang ilmu yang tidak terikat secara khusus dengan teori
ahli filsafat manapun dan kompatibel dengan pendekatan metodelogis yang luas pada pemecahan
masalah etis. Moore mengungkapkan etika komputer sebagai bidang studi yang lebih luas
dibandingkan dengan yang didefinisikan oleh Maner dan Johnson, Moore menggambarkan etika
komputer bidang yang terkait dengan kebijakan tabung hampa dan konseptual yang campur aduk
mengenai aspek sosial dan penggunaan secara etis teknologi informasi
Masalah khas etika komputer muncul karena adanya suatu kebijakan yang belum jelas
tentang bagaimana teknologi komputer harus digunakan. Komputer membantu kita dengan
berbagai kemampuan baru dan pada giliranya memberikan banyak pilihan baru untuk berbagai
jenis tindakan yang dapat dilakukan. Satu tugas etika komputer adalah menentukan apa yang
perlu kita lakukan dan apa yang harus kita hindari didalam pemanfaatan teknologi informasi.
Komputer merupakan suatu alat yuang universal sehingga batas komputer adalah seberapa besar
batas daya kreatif manusia sendiri.
Menurut Moore, revolusi komputer terjadi dalam dua langkah, yaitu :
1. Pengenalan teknologi. Dimana teknologi komputer dapat dikembangkan dan disaring, ini
telah terjadi di USA sepanjang empat puluh tahun setelah perang dunia kedua
Teguh wahyono (2006), menyatakan isu – isu pokok yang berhubungan dengan pemanfaatan
teknologi komputer, yaitu :
Kejahatan komputer
Perkembangan teknologi komputer yang demikian pesat selain membawa dampak fositif
juga mengundang tangan – tangan kriminal unutk beraksi, baik untuk mencari keuntungan
materi ataupun hanya sekedar iseng. Hal ini memunculkan kejahatan di dunia komputer atau
yang biasa disebut Computercrime
8.1 Umum
Di indonesia pada awal tahun 1980 telah terjadi beberapa keputusan pengadilan yang
sedikit banyak menyangkut perlindungan hak cipta untuk program komputer sehingga
pemerintah merasa perlu untuk menetapkan UUHC di tahun 1982. Keputusan U.S Court of
Appeals pada tanggal 20 Agustus 1983, yang menyatakan bahwa sistem operasi program
komputer yang termuat dalam perangkat keras dapat menjadi subjek dari hak cipta, sedikit
banyak mempengaruhi tentang hak cipta di Indonesia. Hal itu mendorong pemerintah untuk
menyempurnakan UUHC tersebut dengan didasarkan bahwa program komputer pada dasarnya
adalah hak cipta dibidang ilmu pengetahuan, juga meningkatnya peran dan penggunaan
komputer dikalangan masyarakat. Akhirnya pada tahun 1987 Indonesia melakukan
penyempurnaan terhadap UUHC No. 6/1982 dengan UUHC No. 7/ 1987, dimana program
komputer merupakan ciptaan yang dilindungi oleh hak cipta (pasal 1 ayat 7 “program yang
dibuat secara khusus, sehingga memungkinkan komputer untuk melakukan fungsi tertentu”)
Pada tahun 1994, Indonesia menjadi anggota dalam Agreement Establishing the World
Trade Organization (WTO) yang mencakup pula Agreement on Trade Related Aspec of
Intellectual Property Right(TRIPs), melalui UU nomor 7 tahun 1994 dalam kaitanya dengan
UUHC karena ternyata UUHC tahun 1987 belum memenuhi kriteria dan standart dari TRIPs
yaitu mengenai jangka waktu perlindungan hak cipta, ketentuan mengenai hak menyewakan,
sifat delik, serta pelindungan terhadap kode, baik itu source code, object code maupun
compilation data, indonesia juga meratifikasi Berne Convention For the Protection of Artistic
and Literary Works melalui kepres nomor 18 tahun 1997 dan keppres nomor 19 tahun 1997
tentang perjanjian hak cipta WIPO (World Intellectual Property Organization Copyright
Treaty). Dengan melihat perkembangan tersebut maka lahirlah UUHC No. 12 yahun 1997 yang
melindungi program komputer sebagai karya cipta yang meliputi sistem operasi, source code,
object code, program structure, sequence organiztion serta micro data.
Terakhir, UUHC No 19/2002, dikeluarkan karena UUHC 1997 masih kurang melindungi
elemen – elemen yang membangun program komputer. Perlindungan pada program komputer
masih sebatas pelarangan untuk memperbanyak program komputer, mendistribusikan dan
menyewakan tanpa izin pencipta program.dalm UUHC yang baru mengandung substansi
Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
hak eksklusif adalah hak yang semata-mata diperuntukkan bagi pemegangnya sehingga
tidak ada pihak lain yang boleh memanfaatkan hak tersebut tanpa izin pemegangnya.
Berikut ini beberapa point yang erat kaitanya dengan hak cipta, yaitu :
a. Penjelasan Berbagai Pengertian
Ciptaan adalah hasil setiap karya pencipta yang menunjukkan keaslian nya dalam lapangan
ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.
Pencipta adalah seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya
melahirkan suatu ciptaan berdasarkan kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan,
keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat
pribadi. yang dianggap sebagai pencipta adalah :
1. Orang yang namanya terdaftar dalam Daftar Umum Ciptaan pada Direktorat Jenderal
2. Orang yang namanya disebut dalam Ciptaan atau diumumkan sebagai Pencipta pada
suatu Ciptaan.
Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai pemilik hak cipta, atau Pihak yang
menerima hak tersebut dari pencipta, atau Pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari
pihak yang menerima hak tersebut.
Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta, yaitu hak eksklusif bagi Pelaku
untuk memperbanyak atau menyiarkan pertunjukannya.
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh Pemegang Hak Cipta atau Pemegang Hak Terkait
kepada pihak lain untuk mengumumkan dan/ atau memperbanyak Ciptaannya atau produk
Hak Terkaitnya dengan persyaratan tertentu.
Program Komputer adalah sekumpulan instruksi yang diwujudkan dalam bentuk bahasa,
kode, skema, ataupun bentuk lain, yang apabila digabungkan dengan media yang dapat
CYBERCRIME
Selama ini dalam kejahatan konvensional, kita mengenal ada dua jenis kejahatan, yaitu :
1. kejahatan kerah biru (blue collar crime). Kejahatan jenis ini merupakan tindak kriminal
yang dilakukan secara konvensional. Para pelakunya digambarkan memiliki steorotip
tertentu, misalnya dari golongan kelas sosial bawah, kurang terdidik, penghasilan rendah ,
contoh kejahatan jenis ini adalah perampokan, pencurian, pembunuhan dll
2. kejahatan kerah putih (white Collar crime) kejahatan jenis ini terbagi dalam empat
Jenis – jenis ancaman dapat dikelompokan berdasarkan sudut pandang yang berbeda.
Berikut ini merupakan jenis-jenis ancaman IT yang dikelompokkan berdasarkan jenis aktivitas,
motif kegiatan, dan sasaran kejahatan.
Aktivitas pokok cybercrime adalah penyerangan terhadap content, sistem komputer dan
sistem komunikasi milik orang lain atau milik umum didalam cyberspace. Cybercrime dapat
dilakukan tanpa mengenal batas teritorial dan tidak harus berinteraksi langsung antara pelaku
dengan korban kejahatan, hal ini karena sifat internet yang global. Oleh karena itu semua negara
harus mewaspadai perkembangan kejahatan didunia maya tersebut.
Berikut adalah upaya – upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi merebaknya
IT FORENSIK
Forensik yang identik dengan tindakan kriminal, sampai saat ini hanya sebatas identifikasi,
proses, dan analisa pada bagian umum. Untuk kejahatan komputer di Indonesia, forensik di
bidang komputer biasanya dilakukan tanpa melihat apa isi di dalam komputer. Justru lebih
banyak bukti jika forensik di dalam komputer itu di indetifikasi.
Terminologi forensik komputer sendiri adalah suatu proses mengidentifikasi,
memelihara, menganalisa, dan mempergunakan bukti digital menurut hukum yang berlaku
(Moroni Parra, 2002). Forensik komputer yang kemudian meluas menjadi forensik teknologi
informasi masih jarang digunakan oleh pihak berwajib, terutama pihak berwajib di Indonesia.
Bukti digital adalah informasi yang didapat dalam bentuk/format digital (Scientific
Working Group on Digital Evidence, 1999). Bukti digital ini bisa berupa bukti yang riil
maupun abstrak (perlu diolah terlebih dahulu sebelum menjadi bukti yang riil). Beberapa contoh
bukti digital antara lain :
• E-mail, alamat e-mail
• Wordprocessor/spreadsheet files
• Source code dari perangkat lunak
• Files berbentuk image ( .jpeg, .tif, dan sebagainya)
• Web browser bookmarks, cookies
• Kalender, to-do list
6.1 Pengertian
Audit Teknologi Informasi seringkali diistilahkan Audit Sistem Informasi. menurut Ron
Weber (1999), Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti - bukti
untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas
data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan
sumberdaya secara efisien. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan audit
teknologi informasi adalah sebagai berikut :
1. Mengamankan asset
2. Menjaga integritas data
3. Menjaga efektivitas sistem
4. Mencapai efisiensi sumberdaya
Menurut Ron Weber dalam bukunya Information Systems Control and Audit halaman 47-
55, terdapat 5 (lima) langkah atau tahapan audit sistem informasi yaitu :
1. Perencanaan Audit (Planning the Audits)
2. Pengetesan Kendali (Tests of Controls)
3. Pengetesan Transaksi (Tests of Transactions)
4. Pengetesan Keseimbangan atau Keseluruhan Hasil (Tests of Balances or Overall Results)
5. Pengakhiran (penyelesaian) Audit (Completion of the Audit)
Sedangkan menurut Gallegos Cs. dalam bukunya Audit and Control of Informtion Systems
(chapter 10), tahapan audit sistem informasi mencakup aktivitas :
1. Perencanaan (Planning) kegiatan perencanaan untuk melaksanakan audit
2. Pemeriksaan Lapangan (Fieldwork). kegiatan pemeriksaan dan evaluasi sistem yang
dilaksanakan di lapangan
3. Pelaporan (Reporting). kegiatan pelaporan hasil-hasil yang diperoleh dari fieldwork
4. Tindak Lanjut (Follow Up). tindakan lebih lanjut yang dilaksanakan oleh pihak
manajemen berkaitan dengan laporan hasil pemeriksaan.
Untuk praktek pengamanan teknologi informasi serta pengendaliannya ada standar yang
berlaku internasional Standar itu adalah COBIT (Control Objectives for Information and
Related Technology) yang mempunyai beberapa tahapan mulai dari perencanaan, penerapan
sampai dengan kontrol teknologi informasi.
10.1 Umum
Pembinaan
Pasal 4
Penyelenggaraan telekomunikasi
Penyelenggara
Pasal 10
Dalam penyelenggaraan telekomunikasi dilarang melakukan kegiatan yang dapat
mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha tidak sehat di antara
penyelenggara telekomunikasi.
Larangan monopoli tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang
Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat serta peraturan pelaksanaannya.
Pengamanan Telekomunikasi
Pasal 39
Penyelenggara telekomunikasi wajib melakukan pengamanan dan perlindungan terhadap
instalasi dalam jaringan telekomunikasi yang digunakan untuk penyelenggaraan telekomunikasi.
Rekaman Informasi
Pasal 42
1. Penyelenggara jasa telekomunikasi wajib merahasiakan informasi yang dikirim dan atau
diterima oleh pelanggan jasa telekomunikasi melalui jaringan telekomunikasi dan atau jasa
telekomunikasi yang diselenggarakannya.
2. Untuk keperluan proses peradilan pidana, penyelenggara jasa telekomunikasi dapat
merekam informasi yang dikirim dan atau diterima oleh penyelenggara jasa telekomunikasi
serta dapat memberikan informasi yang diperlukan atas :
a. permintaan tertulis Jaksa Agung dan atau Kepala Kepolisian Republik Indonesia untuk
tindak pidana tertentu
Penyidikan
Pasal 44
1. Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga Pejabat Pegawai Negeri
Sipil tertentu di Iingkungan Departemen yang Iingkup tugas dan tanggung jawabnya di
bidang telekomu-nikasi, diberi wewenang khusus sebagai penyidik sebagaimana dimaksud
dalam Undang-undang Hukum Acara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana di
bidang telekomunikasi.
2. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang dimaksud diatas berwenang untuk :
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran Iaporan atau keterangan berkenaan dengan tindak
pidana di bidang telekomunikasi
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang dan atau badan hukum yang diduga melakukan
tindak pidana di bidang telekomunikasi
c. menghentikan penggunaan alat dan atau perangkat telekomunikasi yang menyimpang
dari ketentuan yang berlaku
d. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai saksi atau tersangka
e. melakukan pemeriksaan alat dan atau perangkat telekomunikasi yang diduga digunakan
atau diduga berkaitan dengan tindak pidana di bidang telekomunikasi
f. menggeledah tempat yang diduga digunakan untuk melakukan tindak pidana di bidang
telekomunikasi
g. menyegel dan atau menyita alat dan atau perangkat telekomunikasi yang digunakan atau
yang diduga berkaitan dengan tindak pidana di bidang telekomunikasi
Adapun sanksi administrasi berupa pencabutan izin dapat dilihat melalui tabel dibawah ini
:
pa keterangan
sal
1 Setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa
6 (1) telekomunikasi wajib memberikan kontribusi dalam pelayanan universal.
1 Apabila pengguna memerlukan catatan/ rekaman pemakaian jasa
8 (2) telekomunikasi, penyelenggara telekomunikasi wajib memberikannya.
1 Penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib menjamin kebebasan
9 penggunanya memilih jaringan telekomunikasi lain untuk pemenuhan kebutuhan
telekomunikasi.
2 Penyelenggara telekomunikasi dilarang melakukan kegiatan usaha
1 penyelenggaraan telekomunikasi yang bertentangan dengan kepentingan umum,
kesusilaan, keamanan, atau ketertiban umum.
2 Setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib menyediakan interkoneksi
5 (2) apabila diminta oleh penyelenggara jaringan telekomunikasi Iainnya.
2 Setiap penyelenggara jaringan telekomunikasi dan atau penyelenggara jasa
6 (1) telekomunikasi wajib membayar biaya hak penyelenggaraan telekomunikasi yang
diambil dan persentase pendapatan
2 Penyelenggaraan telekomunikasi khusus untuk keperluan sendiri dan keperluan
9 (1) pertahanan keamanan negara, dilarang disambungkan ke jaringan penyelenggara
telekomunikasi lainnya.
Penggunaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit harus sesuai dengan
( peruntukannya dan tidak saling mengganggu.
2)
3 Pengguna spektrum frekuensi radio wajib membayar biaya penggunaan
4 (1) frekuensi, yang besarannya didasarkan atas penggunaan jenis dan Iebar pita frekuensi.
Pengguna orbit satelit wajib membayar biaya hak penggunaan orbit satelit.
(
2)
Tabel.8.1. ketentuan sanksi administrasi
Ketentuan Pidana
Adapun ketentuan pidana berupa hukuman penjara dan pembayaran denda dapat dilihat
melalui tabel dibawah ini :
p keterangan Pe D
asal njara enda
1 Penyelenggaraan telekomunikasi dapat diselenggarakan 6 6
1(1) setelah mendapat izin dari Menteri. TH 00 JT
1 Penyelenggara jaringan telekomunikasi wajib menjamin 1 1
9 kebebasan penggunanya memilih jaringan telekomunikasi lain TH 00 JT
untuk pemenuhan kebutuhan telekomunikasi.
2 Setiap penyelenggara telekomunikasi wajib memberikan 2 2
12.1 Umum
Bisnis perlu dilandasi perimbangan – pertimbangan yang etis karena disamping mencari
keuntungan juga bertujuan memperjuangkan nilai –nilai yang bersifat manusiawi. Beberapa
lasan yang membuat bisnis perlu dilandasi dengan suatu etika, antara lain :
1. Selain mempertaruhkan barang dan uang untuk tujuan keuntungan bisnis juga
memprtaruhkan nama, harga diri bahkan nasib umat manusia yang terlibat didalamnya
2. Sebagai bentuk hubungan antar manusia, bisnis juga membutuhkan etika yang setidaknya
mampu memberikan pedoman bagi pihak – pihak yang melakukanya
3. Etika diperlukan untuk menumbuhkan dan memperkuat rasa saling percaya, karena bisnis
merupakan kegiatan yang mengutamakan rasa saling percaya
Bisnis sudah selayaknya mengenal etika dan biasanya bisnis akan berhasil dan mendapat
dukungan dari masyarakat jika pelaku bisnis mematuhi etika – etika dalam berbisnis.
Kegiatan bisnis yang makin merebak baik di dalam maupun diluar negeri, telah
menimbulkan tanatangan baru, yaitu tuntutan praktik bisnis yang baik, etis yang menjadi
tuntutan kehidupan bisnis diberbagai negara didunia. Untuk dapat bersaing dalam iklim ekonomi
global diperlukan daya saing yang dihasilkan oleh produktivitas dan efisiensi, untuk itu pula
diperlukan etika dalam berbisnis atau yang disebut dengan etika bisnis, kerena praktik – praktik
bisnis yang tidak etis dapat mengurangi tingkat produktivitas dan mengekang efisiensi dalam
berbisnis.
Richard T. De George (1986), dalam buku Business Ethics menyebutkan empat macam
kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai cakupan etika bisnis.
1. Penerapan prinsip – prinsip etika umum pada praktik – praktik khusus dalam bisnis
Dalam buku etika bisnis : membangun citra bisnis sebagai profesi luhur, sony keraf (1991)
mencatat beberapa hal yang menjadi prinsip – prinsip dari etika bisnis, antara lain :
1. Prinsip otonomi. Bahwa manusia dapat bertindak secara bebas berdasarkan kesadaran
sendiri tentang apa yang di anggap baik untuk dilakukan, tetapi otonomi juga memerlukan
adanya tanggung jawab, sehingga kebebasan tersebut adalah kebebasan yang bertanggung
jawab
2. Prinsip kejujuran. Merupakan prinsip yang cukup penting untuk menjamin kelanggengan
sebuah kegiatan bisnis. Contoh aspek kejujuran dalam kegiatan bisnis adalah kejujuran
dalam menjual atau menawarkan barang dengan harga yang sesuai dengan kualitas barang,
kejujuran dalam kegiatan perusahaan yang menyangkut hubungan kerja antar pimpinan
dengan pekerja, kejujuran dalam melakukan perjanjian – perjanjian baik perjanjian kontrak
ataupun perjanjian yang lain.
3. Prinsip berbuat baik dan tidak berbuat jahat. Merupakan prinsip moral untuk berbuat
baik kepada semua orang dalam segala bidang dan sebagai dasr prinsip untuk membangun
hubungan antar sesama
Pengertian badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang
bertujuan mencari laba atau keuntungan. Untuk mendirikan sebuah badan usaha di bidang IT
sama halnya mendirikan badan usaha di bidang lain. Alasan mendirikan badan usaha
diantarannya untuk hidup, bebas dan tidak terikat, dorongan sosial, mendapat kekuasaan, dan
melanjutkan usaha orang tua. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
mendirikan badan usaha, biasanya berupa barang dan jasa yang akan dijual, pemasaran barang
dan jasa, penentuan harga, pembelian, kebutuhan tenaga kerja, organisasi intern, pembelanjaan,
jenis badan usaha yang akan dipilih, dan lain sebagainya.
Untuk itu memahami prosedur kerjanya ada baiknya terlebih dahulu mengerti mengenai
jenis-jenis badan usaha dan bentuk bisnisnya. Di Indonesia Jenis-jenis badan usaha ada banyak
sekali diantaranya :
1. Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) ialah badan usaha yang permodalannya seluruhnya
atau sebagian dimiliki oleh Pemerintah. Status pegawai badan usaha-badan usaha tersebut
adalah pegawai negeri. BUMN sendiri sekarang ada 3 macam yaitu :
a) Perjan adalah bentuk badan usaha milik negara yang seluruh modalnya dimiliki oleh
pemerintah. Perjan ini berorientasi pelayanan padamasyarakat, Sehingga selalu merugi.
Sekarang sudah tidak ada perusahaan BUMN yang menggunakan model perjan karena
besarnya biaya untuk memelihara perjan-perjan tersebut. Contoh Perjan: PJKA
(Perusahaan Jawatan Kereta Api) kini berganti menjadi PT.KAI
b) Perum adalah perjan yang sudah diubah. Tujuannya tidak lagi berorientasi pelayanan
tetapi sudah profit oriented. Sama seperti Perjan, perum di kelola oleh negara dengan
status pegawainya sebagai Pegawai Negeri. Namun perusahaan masih merugi meskipun
status Perjan diubah menjadi Perum, sehingga pemerintah terpaksa menjual
sebagian saham Perum tersebut kepada publik (go public) dan statusnya diubah menjadi
persero.
Kontrak (perjanjian) adalah suatu "peristiwa di mana seorang berjanji kepada orang lain
atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal ". (Subekti, 1983:1).
Pada dasarnya kontrak kerja adalah suatu perjanjian tertulis antara pihak pertama(perusahaan)
dan pihak kedua(karyawan), Perjanjian ini secara jelas menerangkan mengenai hak dan
perlindungan yang berhak diterima oleh karyawan ataupun kewajiban yang karyawan untuk
berkerja sesuai dengan jobdesk. Dokumen resmi ini akan menjadi bukti ikatan antara perusahaan
dan karyawan.
Biasanya sebuah kontrak kerja terdiri dari :
1. Masa Percobaan (Training). Dimaksudkan untuk menilai kinerja calon karyawan,
biasanya untuk masa percobaan perusahaan akan memberi waktu 6 bulan - 1 tahun untuk
karyawan untuk belajar. Pada tahap ini perusahaan akan melihat dan mengetahui cara kerja,
ketrampilan dari karyawannya.
2. Imbalan (Upah). Antara perusahaan dan karyawan akan secara terbuka mengenai masalah
gaji, perhitungan gaji gaji biasanya didasarkan UMR, skill karyawan, job desk, tanggung
jawab, tunjangan makan, tunjangan transportasi.
3. Tata Tertib (peraturan). Perusahaan mempunyai tata tertib yang harus dipenuhi oleh
karyawan, tata tertib biasanya mengatur mengenai jam kerja, jam istirahat, toleransi
keterlambatan dan hal-hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama bekerja dan
berada di dalam lingkungan perusahaan.
4. Penggunaan Perjanjian Kerja. Perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat diadakan
untuk pekerjaan tertentu yang menurut sifat, jenis atau kegiatannya akan selesai dalam
waktu tertentu.
5. Pemutusan Tenaga Kerja (PHK). biasanya terjadi apabila karyawan tidak bekerja secara
baik, kurang optimal, karyawan dianggap tidak memberikan kontribusi yang berarti bagi
perusahaan, atau karyawan melanggar tata tertib yang merugikan perusahaan.
Berdasarkan pasal 1320 KHUP syarat - syarat sahnya sebuah kontrak, adalah sebagai
berikut.
a. syarat subyektif, bila dilanggar maka perjanjian dapat dibatalkan, meliputi :
1) kecakapan untuk membuat perjanjian
2) kesepakatan para pihak
b. syarat obyektif, bila dilanggar maka perjanjian batal demi hukum, meliputi :
1) suatu hal ( obyek ) tertentu.
2) suatu sebab yang halal.
Dalam Pasal 1 Keppres No.80/2003 disebutkan bahwa yang dimaksud Pakta Integritas
adalah surat pernyataan yang ditandatangani oleh pengguna barang/jasa/panitia
pengadaan/pejabat pengadaan/penyedia barang/jasa yang berisi ikrar untuk mencegah dan tidak
melakukan KKN dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
Pakta integritas adalah pernyataan / janji tentang komitmen untuk melaksanakan segala
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pakta Integritas merupakan
suatu bentuk kesepakatan tertulis mengenai tranparansi dan pemberantasan korupsi dalam
pengadaan barang dan jasa barang publik melalui dokumen-dokumen yang terkait, yang
ditandatangani kedua belah pihak, baik sektor publik maupun penawar dari pihak swasta.
Tujuan Pakta Integritas adalah sebagai berikut :
Mendukung sektor publik untuk dapat menghasilkan barang dan jasa pada harga bersaing
tanpa adanya korupsi yang menyebabkan penyimpangan harga dalam pengadaan barang dan
jasa barang dan jasa.
Mendukung pihak penyedia pelayanan dari swasta agar dapat diperlakukan secara
transparan, dapat diperkirakan, dan dengan cara yang adil agar dapat terhindar dari adanya
upaya "suap" untuk mendapatkan kontrak dan hal ini pada akhirnya akan dapat mengurangi
biaya-biaya dan meningkatkan daya saing.
Pakta Integritas merupakan salah satu alat (tools) yang dikembangkan Transparency
International pada tahun 90-an. Tujuannya adalah menyediakan sarana bagi Pemerintah,
Perusahaan swasta dan masyarakat umum untuk mencegah korupsi, kolusi dan nepotisme,
terutama dalam kontrak-kontrak pemerintah (public contracting).
Pakta Integritas sebagai alat kontrol yang didalamnya menekankan azas – azas sebagai
berikut:
a) Tidak memikirkan diri sendiri
b) Integritas yang tinggi
c) Obyektifitas
Dengan posisi tenaga kerja di bidang Teknologi Informasi (TI) yang sangat bervariasi
karena menyesuaikan dengan skala bisnis dan kebutuhan pasar, maka sangat sulit untuk mencari
standardisasi pekerjaan di bidang ini. Tetapi setidaknya kita dapat mengklasifikasikan tenaga
kerja di bidang Teknologi Informasi tersebut berdasarkan jenis dan kualifikasi pekerjaan yang
ditanganinya. Berikut ini adalah penggolongan pekerjaan di bidang teknologi informasi yang
berkembang belakangan ini.
Secara umum, pekerjaan di bidang Teknologi Informasi setidaknya terbagi dalam 4
kelompok sesuai bidang pekerjaannya.
1. Kelompok Pertama, adalah mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak (software) baik
mereka yang merancang sistem operasi, database maupun sistem aplikasi. Pada lingkungan
kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti misalnya :
Sistem analis, merupakan orang yang bertugas menganalisa sistem yang akan
diimplementasikan, mulai dari menganalisa sistem yang ada, tentang kelebihan dan
kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain sistem yang akan dikembangkan.
Programmer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan sistem
analis yaitu membuat program (baik aplikasi maupun sistem operasi) sesuai sistem yang
dianalisa sebelumnya.
Web designer adalah orang yang melakukan kegiatan perecanaan, termasuk studi kelayakan,
analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan aplikasi berbasis web.
Web programmer orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan web designer
yaitumembuat program berbasis web sesuai desain yang telah dirancang sebelumnya.
dan lain-lain.
2. Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut di perangkat keras (hardware). Pada
lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan - pekerjaan seperti :
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1
Technical enginer, sering juga disebut sebagai teknisi yaitu orang yang berkecimpung dalam
bidang teknik baik mengenai pemeliharaan maupun perbaikan perangkat sistem komputer.
Networking Engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis jaringan
komputer dari maintenance sampai pada troubleshooting-nya.
dan lain-lain.
3. Kelompok ketiga, adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional sistem informasi.
Pada lingkungan kelompok ini terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
EDP Operator, adalah orang yang bertugas untuk mengoperasikan program-program yang
berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah perusahaan atau
organisasi lainnya.
System Administrator, merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi terhadap
sistem, melakukan pemeliharaan sistem, memiliki kewenangan mengatur hak akses terhadap
sistem, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan pengaturan operasional sebuah sistem.
MIS Director, merupakan orang yang memiliki wewenang paling tinggi terhadap sebuah
sistem informasi, melakukan manajemen terhadap sistem tersebut secara keseluruhan baik
hardware, software maupun sumber daya manusianya.
dan lain-lain
4. Kelompok yang keempat, adalah mereka yang berkecimpung di pengembangan bisnis
Teknologi Informasi. Pada bagian ini, pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja
di berbagai sektor di industri Teknologi Informasi.
Promosi ini memiliki berbagai sasaran, pada tiap sasaran tujuan yang ingin dicapai adalah
berbeda-beda.
Pemerintah, untuk memberi saran kepada pemerintah, dan pembuat kebijaksanaan dalam
bidang TI dalam usaha pengembangan sumber daya manusia khususnya bidang TI.
Pemberi Kerja, untuk membangkitkan kesadaran di antara para pemberi kerja tetang nilai-
nilai dari standard profesional dalam meningkatkan kualitas profesional TI.
Profesional TI, untuk mendorong agar profesional TI, dari negara anggota melihat nilai-nilai
standar dalam profesi dak karir mereka.
Insitusi dan Penyusun kebijaksanaan Pendidikan, untuk memberi saran pada pembentukan
kurikulum agar dapat memenuhi kebutuhan dan standard profesional di regional ini dalam
Teknologi Informasi.
Sertifikasi Merupakan salah satu cara untuk melakukan standarisasi sebuah profesi. Atau
paling tidak, sertifikasi merupakan lambang dari sebuah profesionalismebeberapa alasan tentang
pentingnya sertifikasi untuk profesional di bidang teknlogi informasi, antara lain :
a. Bahwa untuk mencapai level yang diharapkan, pekerjaan di bidang teknologi informasi
membutuhkan expertise. Kepakaran tersebut akan didapatkan jika seorang pelaku profesi
mampu menguasai secara mendalam sebuah bidang ilmu pengetahuan dan penguasaan itu
dapat dibuktikan melalui sertifikasi.
b. Bahwa profesi di bidang TI , dapat dikatakan merupakan profesi menjual jasa dan bisnis jasa
bersifat kepercayaan. Kepercayaan tersebut akan semakin kuat jika keahglian seorang
pelaku profesi dapat ditunjukan dengan adanya sertifikasi bertaraf internasional
Standar dan sertifikasi dapat dilakukan oleh badan yang resmi dari pemerintah atau dapat
juga mengikuti standar sertifikasi di industri, yang sering juga disebut vendor certification.
Untuk contoh yang terakhir (vendor certification), standar industri seperti sertifikat dari
Microsoft atau Cisco merupakan standar sertifikasi yang diakui di seluruh dunia. Padahal standar
ini dikeluarkan oleh perusahaan, bukan badan sertifikasi pemerintah. Memang pada intinya
industrilah yang mengetahui standar yang dibutuhkan dalam kegiatan sehari-harinya.
Ada banyak keuntungan yang dapat menjadi tambahan alasan untuk mempertimbangkan
mengambil sertifikasi TI. Salah satu yang utama tentu saja membuka lebih banyak kesempatan
pekerjaan. Sertifikat TI dapat meningkatkan kredibilitas seorang profesional TI di mata pemberi
kerja. Bagi mereka yang sudah bekerja di bidang TI, sertifikasi memberi cara yang standar dan
terukur untuk mengukur kemampuan teknis. Dengan memiliki sebuah sertifikat TI yang diakui
secara global, seorang profesional TI akan memiliki rasa kepercayaan diri yang lebih tinggi
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 1
terkait dengan keterampilan yang dimilikinya. Ini karena melalui proses sertifikasi keterampilan
yang dimiliki sudah mengalami validasi oleh pihak ketiga, dalam hal ini lembaga pemberi
sertifikasi.
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari sertifikasi, antara lain :
Ikut berperan dalam menciptakan lingkungan kerja yang profesional.
Pengakuan pemerintah terkait tingkat keahlian induvidu terhadap sebuah profesi
Pengakuan dari organisasi sejenis, baik pada tingkat nasional ataupun internasional
Membuka akses lapangan kerja yang lebih luas baik secara nasional ataupun internasional.
Memperoleh peningkatan karier dan pendapatan sesuai dengan perimbangan skala yang
diberlakukan.
Sertifikasi adalah independen, obyektif, dan tugas yang regular bagi kepentingan
profesional dalam satu atau lebih area di teknologi informasi. Sertifikasi ini memiliki tujuan,
yaitu :
Membentuk tenaga praktisi TI yang berkualitas tinggi,
Membentuk standar kerja TI yang tinggi
Pengembangan profesional yang berkesinambungan.
Sedangkan bagi tenaga TI profesional tersebut, sertifikasi bertujuan untuk :
Sertfikasi ini merupakan pengakuan akan pengetahuan yang kaya (bermanfaat bagi promosi,
gaji)
Perencanaan karir
Profesional development
Meningkatkan international marketability. Ini sangat penting dalam kasus, ketika tenaga TI
tersebut harus bekerja pada perusahaan multinasional. Perusahaan akan mengakui
keahliannya apabila telah dapat menunjukkan sertifikat tersebut.
Bagi masyarakat luas sertifikasi ini memberikan kontribusi positif, yaitu :
Memiliki staf yang up to date dan berkualitas tinggi.
Memperoleh citra perusahaan yang baik, keuntungan yang kompetitif, merupakan alat ukur
yang obyektif terhadap kemampuan staf, kontraktor dan konsultan.
Secara langsung dan tidak langsung akan meningkatkan produktifitas secara mikro maupun
makro.
Menaikkan pengakuan industri dan secara intenasional.
Universitas Pamulang- Nurjaya-00370 Page 2
Bagi siswa memberikan alur profesi yang jelas. Siswa yang ingin segera mempelajari ICT
dan profesi akan tahu darimana memulainya
Memberikan suatu mekanisme pusat pelatihan. Suatu program sertifikasi memberikan alur
pelatihan yang jelas.
Membantu proses pencarian tenaga IT profesional. Suatu kandidat yang dievaluasi untuk
suatu jabatan, dengan memiliki suatu serti_kat berarti telah memiliki skill dan pengetahuan
tingakat tertentu. Hal itu juga menunjukkan persistensi kandidat dan kemampuan
menyelesikan suatu proyek (dalam hal ini sertifikasi). Kedua hal ini membantu masyarakat
mencari tenaga TI
Mendorong pegawai melakukan proses belajar lebih lanjut
Beberapa negara telah mengembangkan dan mempromosikan sistem sertifikasi yang khas
bagi negara tersebut. Beberapa negara menerapkan dan membayar lisensi kepada sistem
sertifikasi yang ada. Beberapa negara menggunakan tenaga ahli untuk melakukan ujian.
Berikut ini adalah beberapa organisasi sertifikasi yang bertaraf interbasional, antara lain :
World Organization of Webmasters
Di bidang Internet, selain sertifikasi dari CIW juga ada sertifikasi yang dikeluarkan
oleh World Organization of Webmasters (WOW). Sertifikasi yang dikeluarkan oleh
WOW ini juga terdiri dari beberapa jenjang. Jenjang dasar terdiri dari WOW Certified
Apprentice Webmaster (CAW), WOW Certified Web Designer Apprentice (CWDSA),
WOW Certified Web Developer Apprentice (CWDVA), dan WOW Certified Web
Administrator Apprentice (CWAA). Sedangkan untuk jenjang yang lebih tinggi adalah
WOW Certified Professional Webmaster (CPW).
Australian Computer Society Certification Scheme
ACS dibentuk pada tahun 1965 dan merupakan satu-satunya himpunan TI di
Australia. Beranggotakan sekitar 15.500 orang, sehingga termasuk salah satu himpunan
komputer terbesar di dunia berdasarkan jumlah anggota per kapita. Materi yang diujikan
pada sistem sertifikasi ini terdiri dari 2 subjek utama trend TI, legal bisinis, issue etik, dan
Spesialis dalam area Project Manajement, Applications Planning, System Integration, dan