Anda di halaman 1dari 13

ETIKA

ILMU DAN KEBUDAYAAN

RESUME
MINGGU 11

M ata Kuliah
FILSAFAT ILMU

Dosen :
Prof. Dr. M. Zaim. M.Hum

Oleh:

HERU RIZKI PERDANA


No.NPM : 1910018312056

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
TAHUN 2020
ETIKA
A. Pengertian Etika

Pengertian etika adalah suatu cabang ilmu dalam jajaran ilmu tentang filsafat yang
mempelajari tentang sebuah nilai ataupun kualitas (norma). Etika juga menjadi sebuah studi
mengenai suatu standar dan penilaian tentang moralitas. Etika merupakan suatu kebiasaan
tata cara dalam berperilaku baik itu dalam keseharian maupun dalam lingkungan masyarakat.

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sesuatu di
mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang
menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab.

St. John of Damascus (abad ke-7 Masehi) menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis
(practical philosophy).

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat


spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis
kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain.Untuk itulah diperlukan etika, yaitu
untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan sebagai etika.
Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Karena
itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku
manusia, etika memiliki sudut pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik
dan buruk terhadap perbuatan manusia.

Sebagai cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku manusia, etika memberikan
standar atau penilaian terhadap perilaku tersebut. Oleh karena itu, etika terbagi menjadi
empat klasifikasi yaitu:

 Etika Deskriptif: Etika yang hanya menerangkan apa adanya tanpa memberikan
penilaian terhadap objek yang diamati.
 Etika Normatif: Etika yang mengemukakan suatu penilaian mana yang baik dan
buruk, dan apa yang sebaiknya dilakukan oleh manusia.
 Etika Individual: Etika yang objeknya manusia sebagai individualis. Berkaitan
dengan makna dan tujuan hidp manusia
 Etika Sosial: Etika yang membicarakan tingkah laku manusia sebagai makhluk sosial
dan hubungan interaksinya dengan manusia lain. Baik dalam lingkup terkecil,
keluarga, hingga yang terbesar bernegara.

Klasifikasi diatas menegaskan bahwa etika erat kaitannya dengan penilaian. Karena
pada hakikatnya etika membicarakan sifat manusia sehingga seseorang bisa dikatakan baik,
bijak, jahat, susila atau sebagainya. Secara khusus etika ada pada prinsip manusia sebagai
subjek sekaligus objek, bagaimana manusia berperilaku atas tujuan untuk dirinya sendiri dan
tujuan untuk kepentingan bersama.

B. Pengertian Etika Menurut para Ahli

1. DR. James J
Etika adalah suatu bentuk pertimbangan dan/atau perhatian terhadap perilaku manusia
dalam mengambil sebuah keputusan yang berkaitan dengan perihal moralitas, hal ini
dikemukakan oleh DR. James J.
2. Spillane SJ
Menurut Spillane SJ Etika menggunakan apa yang ada dalam akal budi manusia
dengan sangat objektif guna menentukan benar atau salahnya perilaku dari seseorang.
3. Prof. DR. Franz Magnis Suseno
Prof. DR. Franz Magnis Suseno, etika adalah salah satu jenis cabang ilmu
pengetahuan yang dapat memberikan arahan, pijakan, dan juga acuan pada keseluruhan
tindakan manusia.

C. Sejarah Etika

Secara historis, etika mulai lahir dan ada dalam kehidupan di masyarakat berawal dari
mulai runtuhnya tatanan moral di lingkungan Yunani. Hal ini dikarenakan terdapat
pandangan lama tentang baik dan buruk yang tidak dipercaya lagi.
Para filsuf akhirnya mempertanyakan kembali tentang norma-norma dasar manusia
dalam berperilaku. Jejak pertama tentang etika muncul dikalangan murid Phytagoras dengan
ditemukannya sebuah tradisi yang terus dijalankan selama ratusan tahun.

Seratus tahun kemudian, Demokritos mengajarkan bahwa segala apa dapat dijelaskan
dengan atom. Menurutnya, nilai tertinggi adalah apa yang enak, maka dari itu muncul anjuran
hidup baik berhubungan dengan suatu pengertian hedonistik.

Setelah itu, muncul Sokrates yang tidak meninggalkan tulisan sama sekali karena
ajarannya memang tidak mudah untuk direkonstruksi. Menurut Sokrates, manusia akan
diantar pada sebuah kesadaran tentang apa yang sebenarnya baik dan juga bermanfaat guna
memperoleh arti kebijaksanaan yang sebetulnya.

Lalu, muncul Plato yang tidak banyak menulis tentang etika namun tetap berperan
penting dalam perkembangan ilmu tentang etika. Adapun, buku etika yang pertama kali
ditulis adalah milik Aristoteles. Kemudian muncul Epikuros yang mempunyai ciri khas ajaran
tentang adanya penarikan diri dari sebuah hidup di keramaian dimana semboyannya yang
terkenal adalah hidup dalam kesembunyian. Etika dari seorang ahli bernama Epikuros ini
bersifat privastik dan mencari kebahagiaan pribadi.

D. Manfaat dan Fungsi Etika

 Manfaat Etika

Keberadaan etika yang dijunjung tinggi dan juga dihormati tentunya mempunyai
suatu alasan penting yang perlu diperhatikan. Terdapat beberapa manfaat etika mengapa
hal ini harus ada dalam suatu profesi yang terdapat dalam sebuah perusahaan ataupun
organisasi, yaitu :

1. Memberi rasa tanggung jawab.


2. Dapat dijadikan pedoman.
3. Meningkatkan kredibilitas perusahaan ataupun organisasi.
4. Menciptakan ketertiban dan keteraturan dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
5. Dapat digunakan sebagai kontrol sosial.
6. Dapat meningkatkan kesejahteraan anggota.
7. Dapat mencegah campur tangan dari pihak luar.
8. Dapat melindungi hak-hak anggota dan pekerja, serta
9. Dapat digunakan sebagai rujukan dalam penyelesaian berbagai masalah, baik itu
masalah internal maupun eksternal.

 Fungsi Etika

Fungsi pentingnya sebuah etika dalam profesi ataupun berperilaku adalah :

1. Dijadikan tempat untuk memperoleh orientasi kritis yang berkaitan dengan berbagai
macam moralitas.
2. Menunjukkan adanya suatu keterampilan intelektual berupa kemampuan
berargumentasi secara kritis dan rasional.
3. Digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dan juga sikap yang wajar dalam
keadaan pluralitas yang tinggi.
4. Digunakan untuk menolong sebuah pendirian.
5. Digunakan untuk membedakan mana yang boleh dirubah dan mana yang tidak dapat
dirubah.
6. Digunakan untuk menyelesaikan masalah moralitas maupun masalah sosial lainnya
dengan suatu bentuk pemikiran yang kritis dan sistematis.
7. Menggunakan nalar untuk dijadikan pijakan, bukan menggunakan suatu perasaan
yang dapat merugikan banyak orang.
8. Menyelidiki suatu permasalahan sampai ke akarnya.
ILMU DAN KEBUDAYAAN

A. DEFENISI ILMU DAN KEBUDAYAAN

Menurut  kamus besar Bahasa Indonesia ilmu itu memiliki arti pengetahuan tentang
suatu bidang  yang disusun secara sistematis  berdasarkan metode atau aturan tertentu, yang
dapat digunakan untuk menjelaskan tentang gejala tertentu dalam bidang ilmu pengetahuan .
Sedangkan Menurut Suria sumantri (2001:3). Ilmu itu merupakan salah satu hasil  pemikirian
manusia dalam menjawab sebuah pertanyaan. Sementara itu, Paul Freedman dalam The
Principles of Scientific Research mendefinisikan ilmu sebagai suatu bentuk aktivitas manusia
yang apabila  melakukannya kita memperoleh suatu pengetahuan yang  lebih lengkap dan
cermat tentang alam semesta di masa yang lampau, masa sekarang dan masa yang akan
datang, serta suatu kemampuan untuk beradaptasi dan mengubah lingkungan serta mengubah
sifat-sifatnya sendiri.

Dari beberapa pengertian ilmu diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa ilmu
adalah seperangakat pengetahuan yang merupakan hasil pemikiran manusia yang memiliki
metode atau cara tertentu yang berguna untuk umat manusia agar manusia dapat bermanfaat
bagi kehidupannya sendiri dan bagi kehidupan orang lain di masa sekarang dan dimasa yang
akan datang.
       Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang dapat diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Di dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut
culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yang memiliki arti  mengolah atau mengerjakan.
Bisa juga diartikan  sebagai usaha mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Dibawah ini kami cantumkan beberapa pengertian budaya  menurut para ilmuan antara lain :

1. Edward B. Taylor
     Kebudayaan merupakan satu keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung
ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat  istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
2. M. Jacobs dan B.J. Stern
    Kebudayaan itu mencakup kesatuan yang meliputi bentuk teknologi social, ideologi, religi,
dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan social.
3. Koentjaraningrat
    Kebudayaan adalah keseluruhan sistem ide /gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia
dalam rangka memenuhi kehidupan masyarakat yang dijadikan milik   diri manusia dengan
belajar.
4. Dr. K. Kupper
     Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan pengarah bagi
manusia dalam bersikap dan berperilaku, baik secara individu maupun kelompok.
5. William H. Haviland
    Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para
anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku
yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
6. Ki Hajar Dewantara
    Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
7. Francis Merill
    a. Pola-pola perilaku yang di hasilkan oleh interaksi social
   b. Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh sesorang sebagai anggota suatu
masyarakat yang di temukan melalui interaksi simbolis.
8. Bounded et.al
    Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan transmisi dari
kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai
rangkaian simbol yang digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya di antara para
anggota suatu masyarakat.

Dari berbagai definisi di atas, maka dapat kita tarik  kesimpulan bahwa kebudayaan
yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat di dalam
pikiran manusia, yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, yang bersifat abstrak atau nyata.
Sedangkan perwujudan dari kebudayaanya adalah benda-benda yang merupakan hasil karya
yang dibuat oleh  manusia sebagai makhluk yang berbudaya  yang berupa perilaku dan
benda-benda yang sifatnya nyata, misalnya pola-pola perilaku atau tingkah laku, bahasa
sehari-hari, peralatan yang digunakan dalam kehidupannya, organisasi social, religi, seni,
adat istiadat dan lain-lain, yang kesemuanya itu memiliki tujuan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

B. HUBUNGAN ILMU DENGAN KEBUDAYAAN

Ilmu merupakan alat bagi manusia untuk dapat menyesuaikan diri dan merubah
lingkungan, memiliki hubungan ang sangat erat dengan kebudayaan, ilmu dan kebuadayaan
adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Menurut Talcot Parsons (Suriasumantri,
1990:272)  dia menyatakan bahwa “Ilmu dan kebudayaan  itu saling mendukung satu sama
lain: dalam beberapa tipe masyarakat ilmu dan kebudayaannya dapat berkembang dengan
pesat,  kehidupan masyarakatnya tidak dapat berfungsi dengan wajar tanpa di dukung
perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapan”. Ilmu dan kebudayaan berada dalam
posisi yang saling tergantung dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.
Pada satu pihak perkembangan ilmu dalam suatu masyarakat tergantung dari kondisi
kebudayaan. Sedangkan di pihak lain, pengembangan ilmu akan mempengrauhi jalannya
kebudayaan. Dengan kata lain perkembangan ilmu dan kebudayaan itu memiliki dampak
yang positif dan dampak yang negatif.

Keterkaitan atau ketergantungan ilmu dan kebudayaan dapat dilihat dari berbagai  sisi,
diantaranya sebagai berikut:
1.  Perubahan Sosial
       Perubahan sosial budaya dalam satu lingkungan masyarakat dapat terjadi bila sebuah
kebudayaan itu  melakukan kontak dengan kebudayaan asing atau kebudayaan lain. Dimana
Perubahan sosial budaya merupakansebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya
dalam suatu masyarakat yang terjadi sepanjang masa. Perubahan yang  terjadi itu sesuai
dengan hakikat dan sifat dasar yang ada pada diri manusia yang selalu ingin mengadakan
perubahan dalam kehidupannya. Dan pemahaman tentang kebudayaan ituakan mengalami
perubahan erdasarkan ilmu yang diperole atau imu yang mereka pahami
Menurut D. O’Neil, dalam “Processes of Change mengatakan : “Ada tiga faktor yang
dapat mempengaruhi perubahan sosial”:
 Tekanan kerja dalam masyarakat
 Keepektifan komunikasi
 Perubahan lingkungan alam
2.        Perubahan Lingkungan Masyarakat
            Perubahan Kebudayaan juga dapat dipegaruhi oleh timbulnya perubahan lingkungan
yang ada dalam masyarakat, adanya penemuan-penemuan baru, dan adanya kontak dengan
kebudayaan baru yang ada di sekitarnya. Sebagai contoh berakhirnya kehidupan pada zaman
es berujung pada ditemukannya sistem pertanian, sehingga  memancing orang- orang yang
ahi untuk berinovasi dalam bidang kebudayaan.

3.        Penetrasi kebudayaan


            Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kedalam
kebudayaan lainnya atau bercampurnya dua buah kebudayaan atau lebih. Penetrasi
kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:

a. Penetrasi damai (penetration pasifique)


            Penetrasi kebudayaan dengan jalan damai (penetration pasifique). Misalnya masuknya
pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia. Penerimaan masyarakat pada zaman itu
terhadap dua kebudayaan tersebut tidak mengakibatkan konflik tetapi dua kebudayaan yang
berbeda itu  memperkaya khasanah kebudayaan masyarakat pada masanya. Pengaruh
kebudayaan hindu dan islam pada masa itu tidak menghilangkan unsur-unsur asli
kebudayaan  yang sudah ada dalam masyarakat.
            Nilai-nilai agama yang terkandung didalamnya berfungsi sebagai salah satu sumber
moral bagi segenap kegiatan yang ada,  hakikat semua upaya manusia dalam lingkup
kebudayaan haruslah memiliki tujuan untuk meningkatkan martabat manusia. Sebab kalau
tidak maka hal ini bukanlah proses kebudayaan melainkan dekadensi/ keruntuhan peradaban
dalam hal ini maka agama memberikan arah  dan tujuan sebuah makna atau semacamnya
yang memiliki arti yang dapat  membedakan seorang manusia dengan mahluk yang lainnya.
Meskipun bidang ilmu dan teknologi berkembang sangat pesat tetapi ternyata itu  tidak
memberikan kebahagiaan yang hakiki dan ini dapat menyebabkan manusia berpaling kembali
kepada nilai-nilai agama seperti juga seni dengan ilmu maka agama dengan ilmu itu akan
saling melengkapi : kalau ilmu bersifat nisbi dan pragmatis maka agama adalah mutlak dan
abadi. Albert Einstein mengatakan hakikat ini dengan kata-kata “Ilmu tanpa agama adalah
buta, Agama tanpa Ilmu adalah lumpuh”.
b. Penetrasi kekerasan (penetration violante)
            Masuknya sebuah kebudayaan  dengan cara memaksa dan merusak (penetration
violante). Dapat kita contohkan masuknya kebudayaan Asing ke Indonesia pada zaman
penjajahan yang disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan goncangan-goncangan
yang merusak keseimbangan dalam masyarakat yang hidup pada masa itu.

C. PERANAN ILMU TERHADAP PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN

Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan, dan pengetahuan merupakan unsur dari
sebuah kebudayaan. Kebudayaan di sini merupakan satu system nilai, tata hidup dan sarana
yang ada dalam kehidupan manusia.
Ilmu dan kebudayaan merupakan  dua hal yang menempati posisi yang sangat
penting, dimana satu sama lainnya saling tergantung dan saling mempengaruhi. Pada satu sisi
perkembangan  ilmu dalam suatu lingkungan masyarakat itu sangat tergantung pada kondidi
kebudayaan yang ada di lingkungan masyarakat tersebut. Sedangkan di ssi  lain,
perkembangan  ilmu itu juga akan berpengaruh terhadap jalannya kebudayaan. Menurut
Talcot parsons  ilmu dan kebudayaan saling mendukung satu sama lain. Dalam beberapa tipe
lapisan masyarakat ilmu itu dapat berkembang sangat pesat, demikian pula sebaliknya,
lingkungan masyarakat tidak akan dapat berpungsi dengan baik jika tidak didukung oleh
perkembangan yang sehat dari ilmu dan penerapannya. 
Untuk mengembangkan kebudayaan nasional ilmu memiliki peranan ganda, yakni :
1. Ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya pengembangan
kebudayaan nasional.
2. Ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukkan watak suatu bangsa.
    
Maka menurut fungsinya, ilmu bisa dibagi menjadi dua bagian, yakni :  Pertama: ilmu
sebagai satu pola berpikir, dan kedua : ilmu sebagai asas moral. Dalam hal ini kami akan
sedikit menguraikan bagaimana ilmu bisa dikatakan sebagai suatu pola berpikir dan ilmu
sebagai asas moral tersebut.
 Ilmu sebagai satu pola pikir
            Dikatakan Ilmu merupakan satu pola pikir dimana dalam menghasilkan suatu
kesimpulan yang berupa pengetahuan maka ilmu dapat diandalkan.  Berpikir bukanlah satu-
satunya cara untuk menghasilkan pengetahuan, demikian pula dengan ilmu, Ilmu bukan satu-
satunya hasil dari kegiatan berpikir. Ilmu itu merupakan  hasil dari proses berpikir
berdasarkan pada langkah-langkah tertentu atau sering juga kita sebut sebagai cara berpikir
ilmiah.
Beberapa karakteristik   ilmu dikatakan  sebagai salah satu proses atau syarat berpikir ilmiah
adalah :
1. Ilmu mempunyai  peranan sebagai alat untuk mendapatkan pengetahuan yang benar dan
bisa dipahami oleh akal manusia  .
2. Alur pola pikir  yang logis  dan konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada.
3. Pengujian dapat dilakukan secara empiris sebagai salah satu kriteria kebenaran yang
objektif.  Apabila sebuah pernyataan bisa dijabarkan secara logis, dan telah teruji secara
empiris,  maka barulah ilmu dapat dianggap benar secara ilmiah yang nantinya akan
memperkaya khazanah pengetahuan ilmiah.
4. Mekanisme ilmu itu bersifat terbuka terhadap koreksi atau perubahan.

 Ilmu sebagai asas moral


            Ilmu merupakan  hasil dari kegiatan berpikir untuk mendapatkan pengetahuan  yang
benar.  Dalam menetapkan suatu pernyataan apakah itu benar atau salah maka seorang
ilmuwan akan menarik kesimpulannya berdasarkan kepada argumentasi yang terdapat dalam
pernyataan itu dan bukan  berdasarkan  pengaruh yang berbentuk dari kekuasaan
kelembagaan yang mengeluarkan pernyataan itu.
            Kebenaran bagi seorang ilmuwan mempunyai fungsi atau kedudukan  yang universal
bagi umat manusia dalam upaya meningkatkan martabat kemanusiaannya.
            Dalam perkembangannya  filsafat ilmu yang mencakup 3 asfek kajian yaitu, ontologi,
epistemologi, dan aksiologi dan meletakkan kelima unsur manusia yakni cipta, rasa, karsa,
nafsu, dan nurani, yang unifersal tersebut dalam lingkungan kajian epistemiologi maka
dapatlah dibangun ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan serta cabang-cabangnya sepeti
sosiologi, psikologi, ilmu polotik, ilmu ekonomi, dan manajemen, antropologi, serta cabang-
cabang keilmuan lainnya.
Kita harus mengakui bahwa perkembangan ilmu dan kebudayaan itu sangatlah luas,
oleh sebab itu, penulis akan mengulas sedikit tentang perkembangan ilmu di bumi bagian
timur, yaitu :
1. Zaman Islam
            Sejak awal kehadirannya, Islam sudah memberikan penghargaan yang begitu besar
terhadap ilmu. Sebagaimana kita ketahui, bahwa Allah SWT. Memberikan derajat yang tinggi
terhadap orang yang berilmu, dan Nabi Muhammad SAW. ketika diutus oleh Allah sebagai
rasul, Beliau hidup dalam masyarakat yang terbelakang. Kemudian Islam datang menawarkan
cahaya penerang yang mengubah masyarakat Arab jahiliyyah  menjadi masyarakat yang
berilmu dan beradab.
2.Taoisme
            Taoisme berasal dari kata tao yang berarti jalan. Pendiri aliran  taoisme adalah Lao
Tzu. Tao diidentikkan dengan alam semesta. Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini
dipandang sebagai yang satu. Dan yang satu ini adalah tao. Segala sesuatu diturunkan dari
tao. Penganut liran Taoisme mayoritas adalah penduduk cina.  Pengaruh Taoisme  terhadap
kebudayaan Cina memang tidak sebesar seperti konfusianisme, akan tetapi Taoisme
mempunyai pandangan metafisik dan spekulatif terhadap kodrat realitas, alam semesta, dan
manusia.
Selain itu salah satu pemahaman yang paling penting dari para Taois adalah kesadaran bahwa
transformasi dan perubahan merupakan gambaran-gambaran esensial dari alam. Para taois
melihat seluruh perubahan dalam alam sebagai manifestasi-manifestasi dari situasi tarik
menarik yang dinamis dari kutb yin dan yang yang berlawanan, dan kemudian mereka
menjadi yakin bahwa setiap pasangan dari kutub tersebut secara dinamis berhubungan satu
sama lainnya.
            Tao sebagai satu prinsip mempunyai dua unsur yang berlawanan yakni yin dan yang.
Yin dan Yang ini bisa diartikan sebagai dua sisi yang saling berlawanan antara terang dan
gelap, negatif dan positif, aktif dan pasif, ada dan tidak ada. Dalam taoisme dualisme ini
sangat  relatif.  Dualisme ini berada dalam kontradiksi yang mutlak tapi saling melengkapi
dalam fungsinya untuk berbuat apa saja di dunia ini.
3.Konfusianisme
            Konfusianisme adalah aliran  filsafat yang menjelaskan  tentang satu organisasi sosial,
tentang akal sehat, dan pemikiran yang bersifat praktis. Konfusianisme memberikan sebuah
sistem pendidikan dan konvensi-konvensi yang tegas dari etika sosial kepada masyarakat
yang ada di Cina. Konfusianisme mempunyai tujuan utama untuk membentuk suatu dasar
etika untuk sistem dikalangan keluarga tradisional Cina dengan struktur yang kompleks dan
ritual-ritualnya terhadap pemujaan leluhur. Konfusianisme diterapkan dalam pendidikan
anak-anak dimana mereka harus mempelajari aturan-aturan  yang dibutuhkan bagi kehidupan
mereka untuk bisa menyatu dengan masyarakat.
            Pemikiran aliran konfusianisme ini  dimulai dengan memeriksa dua fungsi utama
manusia yaitu akal budi  atau fungsi menilai dan memerintah. Akal budi dapat dimengerti
secara fungsional menitik beratkan pada aktivitas tertentu yang dilakukan manusia,
contohnya menilai sesuatu dan mengarahkan tindakan.
4.Budhisme
            Aliran Budhisme mengajarkan tentang apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi
penderitaan sesorang. Inti dari  ajaran ini adalah bahwa di dunia ini kita akan selalu
menghadapi masalah, kesedihan, penderitaaan, dan kegelisahan. Maka, ajaran Budhalah yang
akan menghapus semua penderitaan manusia didunia ini.
            Selain  contoh perkembangan dari ilmu dan kebudayaan seperti yang penulis uraikan
di atas, kita tidak boleh melupakan nilai-nilai yang  terkandung dalam ilmu itu sendiri.
Sedikitnya terdapat tujuh nilai  yang dapat kita ambil dari hakikat keilmuan yaitu: kritis,
rasional, logis, obyektif, terbuka, menjunjung kebenaran, dan pengabdian universal. Lalu,
dimanakah peranan ketujuh nilai tersebut diatas dapat  dilaksanakan dalam pengembangan
kebudayaan nasional?
            Pengembangan kebudayaan nasional itu pada hakikatnya adalah perubahan dari
kebudayaan –kebudayaan yang  bersifat konvensional ke arah situasi kebudayaan yang lebih
mencerminkan aspirasi dan tujuan nasional yang sesuai dengan tuntutan zaman yang pada
akhirnya pengembangan kebudayaan itu akan bersifat fungsional.

Anda mungkin juga menyukai