Anda di halaman 1dari 4

Nama : Rifka Nuradila

NIM : 10200120089

Kelas : HTN-C

Tugas Pengganti UAS Hukum Humaniter

Ringkasan Sejarah Etika

Istilah etika (Ethict, dalam bahasa Inggris, atau ethica, dalam bahasa latin) secara
etimologi berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu Ethos dalam bentuk tunggal mempunyai
banyak arti : tempat tinggal yang biasa; padang rumput; kandang habitat; kebiasaan, adat;
akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berfikir. dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adalah: adat
kebiasaan. Dan arti terakhir inilah menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika”. 1
Dalam istilah latin Ethos atau Ethikos selalu disebut dengan mos sehingga dari perkataan
tersebut lahirlah moralitas atau yang sering diistilahkan dengan perkataan moral. Perkataan
etika dalam pemakaian dipandang yang lebih luas dari perkataan moral, karena terkadang
istilah moral sering dipergunakan hanya untuk menerapkan sikap lahiriah seseorang yang biasa
dinilai dari wujud tingkah laku atau perbuatannya saja. Sedangkan etika dipandang selain
menunjukkan sikap lahiriah seseorang juga meliputi kaidah-kaidah dan motif-motif perbuatan
seseorang itu. Dalam hal ini, kata etika sama pengertianya dengan moral. Moral berasal dari
kata latin: Mos (bentuk tunggal), atau mores (bentuk jamak) yang berarti adat istiadat,
kebiasaan, kelakuan, watak, tabiat, akhlak, cara hidup.2

Dalam ensiklopedia Pendidikan dijelaskan bahwa etika adalah filsafat tentang nilai,
kesusilaan, tentang baik dan buruk, kecuali etika mempelajari nilai-nilai itu sendiri. Sedangkan
di dalam kamus istilah Pendidikan Umum diungkapkan bahwa etika adalah bagian dari filsafat
yang mengajarkan keseluruhan budi (baik dan buruk). 3 Menurut Bertens ada dua pengertian
etika: sebagai praktis dan sebagai refleksi. Sebagai praktis, etika berarti nilai- nilai dan norma-
norma moral yang baik yang dipraktikkan atau justru tidak dipraktekkan, walaupun seharusnya
dipraktikkan. Etika sebagai praktis sama artinya dengan moral atau moralitas yaitu apa yang
harus dilakukan, tidak boleh dilakukan, pantas dilakukan, dan sebgainya. Etika sebagai refleksi
adalah pemikiran moral.4

4
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa etika diartikan sebagai ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). 5
Kemudian Frans Magnis menambahkan bahwa etika pada hakikatnya mengamati realitas moral
secara kritis. Etika tidak memberikan ajaran, melainkan memeriksa kebiasaan-kebiasaan, nilai-
nilai, norma-norma dan pandangan-pandangan moral secara kritis. Etika menuntut
pertanggungjawaban dan mau menyingkapkan kerancuan.6

Etika adalah satu cabang filsafat yang setidaknya sudah banyak dikaji dan dibicarakan
sejak zaman socrates (470-399 SM) dan pembahasan para filsuf masih belum selesai sampai
dewasa ini, dan kemungkinan akan tetap muncul dialetika yang memunculkan ide bahkan
gagasan baru dalam dunia etika. Secara historis kita melihat bahwa Socrateslah yang
mengelevasi fokus filsafat dari rasionalitas alam semesta terhadap masalah antropologis. Hal ini
diawali dengan pertanyaannya mengenai “bagaimana seharusnya kita hidup?”. 7 Setelah
socrates dihukum mati tradisi pemikirannyatentang etika filsafat etika kemudian dilanjutkan
oleh Plato muridnya. Plato mungkin saja mempelajari masalah maslah etika yang menjadi titik
fokus filsafatnya yang menghasiilkan ide mengenai sesuatu yang disebut “yang baik”. 8

Pergolakan etika pada abad pertengahan juga tidak kalah penting untuk kita lihat. Pada
abad pertengahan corak etika sangat kental dengan pengaruh etika Plato dan Aristoteles dan
perpaduannya dengan religiusitas. Salah satu tokohnya adalah Thomas Aquinas. Etika pada
abad ini lebih bercorak religius. Alhasil muncul dua Aliran etika religius yakni Aliran Yudaisme
dan Kristianism. Keduanya berpandangan bahwa hidup yang baik adalah hidup yang mematuhi
Tuhan, perintah agama dan setiap orang harus patuh terhadap Tuhan. 9 Memasuki era
selanjutnya, yakni era Modern. Etika mulai menunjukan eksistensinya dan mulai menjadi trend
yang banyak dibicarakan dan dibahas, alhasil banyak teori etika yang muncul namun terdapat
dua Aliran yang cukup populer. Etika terbagi menjadi dua Aliran yakni Alirandeontologis dan
teleologis. Teori etika deontologis menyatakan secara tegas bahwa barometer baik dan buruk
suatu perbuatan atau tujuan tidak diukur dari hasil atau konsekuensinya. Dengan fondasi
demikian teori ini menekankan pada aspek kemampuan dan kredibilitas pelakunya, tanpa
pertimbangan dan konsekuensi dari perbuatannya. Adapun terkait peniliaian tentunya Aliran ini
mengandalkan rasionalitas dan intuisinya.10

Immanuel Kant (1724 - 1804) sebagai salah satu tokoh etika deontologis menjelaskan
bahwa ketentuan hidup sama sekali bukanlah monopoli Agama atau suku tertentu, karena
universalitas batin manusia tidak dipengaruhi oleh apa saja yang berada di luar manusia. Hal ini

10
otentik muncul dari manusia. Kewajiban, perintah dan kehendak baikmanusia datang dari
intuisinya.11 Menurutnya setiap perbuatan yang baik itu merupakan kewajiban intuitifnya. 12

Etika bagi seseorang terwujud dalam kesadaran moral yang memuat keyakinan ‘benar
dan tidak sesuatu. Perasaan yang muncul bahwa ia akan salah melakukan sesuatu yang
diayakininya tidak benar berangkat dari norma-norma moral dan self-respect (menghargai diri)
bila ia meninggalkannya. Tindakan yang diambil olehnya harus ia pertanggungjawabkan pada
diri sendiri. Begitu juga dengan sikapnya terhadap orang lain bila pekerjaan tersebut
mengganggu atau sebaliknya mendapatkan pujian. 13 Etika diartikan sebagai seperangkat prinsip
moral yang memebedakan apa yang benar dan apa yang salah. Etika merupakan bidang
normatif, karena menentukan dan menyarankan apa yang seharusnya orang lakukan atau
hindarkan.14

Etika mempunyai sifat yang sangat mendasar, yaitu sifat kritis.Etika mempersoalkan
norma-norma yang dianggap berlaku, menyelidiki dasar norma-norma itu, mempersoalkan hak
dari setiap lembaga seperti orang tua, negara, dan agama untuk memberi perintah atau
larangan yang harus ditaati. Hak dan wewenang untuk menuntut ketaatan dari lembaga
tersebut harus dan perlu dibuktikan. Dengan demikian, etika menuntut orang bersikap rasional
terhadap semua norma. Sehingga etika akhirnya membantu manusia menjadi lebih otonom.

Kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pegangan
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
a. Etika berarti kumpulan asas atau nilai moral. Misalnya kode etik.
b. Etika merupakan ilmu tentang yang baik atau yang buruk. Etika baru menjadi ilmu bila
kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik atau
buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat seringkali tanpa disadari menjadi
bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika dalam hal ini sama dengan
filsafat moral.15

c. Di dalam etika, nilai kebaikan dari tingkah laku manusia menjadi sentral persoalan. Etika itu
sejajar artinya dengan moral karena etika keilmuan merupakan etika yang normatif yang
merumuskan prinsip-prinsip etis yang dapat dipertanggung jawabkan secara rasional dan dapat
diterapkan dalam ilmu pengetahuan. Tujuan etika keilmuan yaitu yang baik dan yang
menghindarkan dari yang buruk ke dalam perilaku keilmuannya.

d. Pokok persoalan dalam etika keilmuan selalu mengacu kepada “elemen” kaidah moral, yaitu
hati nurani kebebasan dan bertanggung jawab nilai dan norma yang bersifat utilitaristik

11

12

13

14

15
(kegunaan). Hati nurani di sini yaitu penghayatan tentang yang baik dan yang buruk yang
dihubungkan dengan perilaku manusia.16

16

Anda mungkin juga menyukai