OLEH:
KELOMPOK 1
KELAS EII3
REGULER DENPASAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
BAB II
PEMBAHASAN
2. Tahap Konvensional
Tingkat moralitas pada tahap ini adalah:
a. Konformitas antarpribadi
Seseorang merasa perlu menjaga tindakannya agar sesuai dengan harapan
keluarga dan kelompok di mana ia menjadi anggota kelompok tersebut
(misalnya, sekolah, klub, perkumpulan, dan lain-lain) dan berusaha
menunjukkan loyalitas terhadap keluarga atau kelompok tersebut. Perilaku yang
dianggap benar adalah perilaku yang sesuai dengan standar moral keluarga dan
kelompok masyarakat tersebut.
b. Konformitas dengan sistem sosial
Moralitas seseorang ditinjau dari loyalitasnya sebagai bagian dari sistem sosial
terhadap standar moral lingkungan masyarakat yang lebih luas. Misalnya,
loyalitas terhadap bangsa dan negara.
3. Tahap Pasca Konvensional
Tingkat moralitas pada tahap ini adalah:
a. Otonom
Pada tingkat ini, mulai disadari bahwa orang-orang mempunyai pandangan dan
opini pribadi yang sering bertentangan dan menekankan cara-cara yang adil
untuk mencapai konsensus. Misalnya, suatu tindakan taat pada hukum
dilakukan secara sadar demi ketertiban umum dan perlindungan terhadap hak
semua orang, bukan sekadar untuk menghindari hukuman.
b. Universal
Pada tingkat moralitas tertinggi ini suatu tindakan dilakukan dengan kesadaran
tinggi berdasarkan prinsip-prinsip moral yang dipilih, karena secara logis
memang komprehensif, universal, dan konsisten. Untuk mencapai tingkatan
universal dalam segala tindakan, bukanlah perkara mudah dan tingkatan ini
menjadi cita-cita penegakan etika.
3. Membantu Istri
Pak Aryadi, 42 tahun, adalah manajer personalia PT Aman Sentosa yang
bergerak di bidang pertekstilan. Dalam janji kerja dengan PT Aman Sentosa
terjantum ketentuan bahwa sebagai manajer ia tidak diperkenankan
mempunyai pekerjaan lagi di tempat lain (extra job). Maksudnya tentu supaya
para manajer tidak “ngobek” ke tempat lain. Gaji yang diberikan PT Aman
Sentosa dianggap cukup tingggi untuk membenarkan peraturan seperti itu. Pak
Aryadi menandatangani perjanjian itu. Istrinya mempunyai suatu usaha eskpor
kecil kecilan, yang berkantor di rumah. Dalam waktu luang Pak Aryadi
membantu istrinya melakukan kegiatan pembukaan dan korespondensi. Ia juga
kadang kadang memakai telepon dan komputer PT Aman Sentosa untuk
keperluan usaha istrinya. Ia menganggap dirinya berhak untuk itu, karena di
rumah juga kadang-kadang memakai telepon dan computer untuk kepentingan
pekerjaannya di PT Aman Sentosa. Sampai saat ini pihak direktur PT Aman
Sentosa belum mengetahui tindakan Pak Aryadi.
Pertanyaan:
a. Apakah secara moral dibenarkan Pak Aryadi membantu pekerjaan istrinya?
b. Mengapa PT Aman Sentosa menetapkan kebijakan yang tidak mengkendaki
manajernya mempunyai pekerjaaan ekstra ?
c. Apakah tindakan Pak Aryadi telah merugikan PT Aman Sentosa?
d. Setujukah Anda bahwa Pak Aryadi memang berhak bertindak seperti itu?
e. Apabila tindakan Pak Aryadi diketahui oleh direktur PT Aman Sentosa, apa
kira-kira resiko yang akan dihadapinya?