Anda di halaman 1dari 22

AKUTANSI SEKTOR PUBLIK

“PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DAN PUSAT”

OLEH KELOMPOK 10

IDA BAGUS ADI PRAMANA NUGRAHA (1807531150)

NI PUTU INDAH JULIYANTI (1807531152)

I DEWA MADE WAHYU WINATA (1807531236)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kekuasaan-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara materil maupun secara non materil.
Makalah ini berisi diskusi tentang penyajian laporan keuangan dalam lingkup pemerintahan
menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP).
Makalah ini berjudul “Penyajian Laporan Keuangan Pemerintahan”, disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai referensi
dalam belajar para mahasiswa ataupun para pembaca. Penyusun juga meminta maaf apabila
ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan dan pembahasan materi yang tidak
lengkap ataupun kurang penjelasan.

Denpasar, Oktober 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Pemerintah daerah telah membuat sebuah sistem yaitu sistem otonomi daerah yang
merupakan hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang- undangan. Otonomi daerah merupakan kebijakan yang dipandang sangat
demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi yang sesungguhnya. Dengan sistem
desentralisasi tersebut, setiap pemerintah daerah berkewajiban untuk mengatur dan mengurus
pengelolaan keuangan daerahnya sendiri. Dan membuat laporan pertanggungjawaban atas
kegiatan yang telah dilakukan.

Seiring dengan perkembangan akuntansi sektor publik di Indonesia maka kebutuhan


atas akuntabilitas sebagai wujud pertanggung jawaban kepada masyarakat atas kinerja
pemerintah menjadi suatu tuntutan yang umum. Menguatnya tuntutan tersebut mengharuskan
pemerintah memberikan informasi atas aktifitas dan kinerjanya kepada masyarakat.

Sektor publik merupakan organisasi yang kompleks dan heterogen (Mardiasmo,


2009). Sektor publik sering diartikan sebagai organisasi yang berorientasi pada kepentingan
publik, oleh karena itu biasaya sektor publik tidak berorientasi pada laba sebagai tujuan
akhirnya, namun seperti halnya sektor swasta, sektor publik juga dituntut untuk dapat
membuat laporan keuangan formal seperti Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan
Operasional, Laporan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan
Ekuitas, dan Catatan atas laporan keuangan.

Kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan dituangkan dalam APBD


yang langsung maupun tidak langsung mencerminkan kemampuan pemerintah daerah dalam
membiayai pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan sosial
masyarakat, sehingga pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban
penggunaan APBD kepada masyarakat berupa laporan keuangan sebagai wujud akuntabilitas
kepada publik. Pemerintah tidak hanya mempertanggungjawabkan uang yang dipungut dari
rakyat, tapi juga dituntut untuk mempertanggungjawabkan atas hasil-hasil yang dicapainya.
Pemerintah berkewajiban untuk membuat laporan keuangan sebagai alat
pengendalian, evaluasi kerja, sebagai salah satu pertanggungjawaban dan sebagai dasar
pengambilan keputusan. Oleh karena itu pemerintah diharuskan membuat laporan keuangan
yang berkualitas agar para pemakai laporan keuangan (stakeholder) dapat memahami
informasi yang terkandung dalam laporan keuangan tersebut. Karena jika laporan keuangan
pemerintah buruk dapat menimbulkan implikasi yang negatif, salah satunya yaitu
menurunkan kepercayaan masyarakat dalam pengelolaan dana publik (pemerintah) dan
kualitas keputusan menjadi buruk. Kualitas dapat diartikan sebagai sesuaian dengan standar,
diukur berbasis kadar ketidaksesuaian serta dicapai melalui pemeriksaan. Laporan keuangan
sektor publik hakekatnya merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban pemerintah kepada
rakyat atas pengelolaan dana publik dari pajak, retribusi atau transaksi lainnya.

Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses akuntansi yang telah
dilakukan. Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang dinyatakan
dalam peraturan pemerintah No 71 tahun 2010. Laporan keuangan pemerintah dihasilkan dari
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang kemudian dijadikan dasar
dalam membuat laporan keuangan Pemerintah. Tujuan umum laporan keuangan sektor publik
menurut Mardiasmo (2009:161) adalah kepatuhan dan pengelolaan, akuntabilitas dan
pelaporan retrospektif, perencanaan dan informasi otorisasi, kelangsungan organisasi,
hubungan masyarakat dan gambaran. Laporan keuangan yang berkualitas menunjukkan
bahwa kepala daerah bertanggungjawab sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan
kepadanya dalam pelaksanaan tanggungjawab pengelola organisasi. Laporan keuangan
pemerintah yang baik menurut Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 harus mencakup
empat karakteristik yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

Laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) merupakan bentuk


pertanggungjawaban pemerintah daerah atas pengelolaan sumber daya ekonomi yang
digunakan oleh pemerintah selama satu periode. Laporan keuangan pemerintah daerah
diwajibkan mengikuti standar akuntansi pemerintahan sesuai peraturan pemerintah no.71
tahun 2010. Namun pada kenyataannya masih banyak oraganisasi di Indonesia yang memiliki
kualitas informasi akuntansi yang masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan masih
sedikitnya pemerintah daerah yang mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) dari
hasil audit atas laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD) yang dilakukan oleh BPK
masih relatif sedikit. Hal tersebut dapat dilihat dari ikhtisar hasil pemeriksaan yang
dikeluarkan oleh BPK pada bulan september 2015 yang memberikan informasi bahwa LKPD
yang diaudit oleh BPK yang memperoleh opini WTP hanya 26% (105) dari 398 kabupaten
dan 38% (35) dari 93 kota.

BPKP menyatakan bahwa tidak diperolehnya opini WTP disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor tersebut adalah penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, dan
kurang memadainya kompetensi sumber daya manusia pengelola keuangan pada pemerintah
daerah. Menurut Mohamad (2014) untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas
faktor yang harus menjadi dasar pertimbangan adalah kualitas sumber daya manusia dan
penerapan teknologi sistem informasi. Hampir semua tenaga atau birokrat yang
bertanggungjawab pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tidak memahami akuntansi.
Karena disebabkan kebanyakan bukan berlatar belakang pendidikan akuntansi.

Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang cepat, tepat, dan akurat,
Pemerintah Daerah memerlukan adanya implementasi sebuah sistem aplikasi dalam
pembuatan laporan keuangan. Menurut Usman (2002:70) implementasi adalah bermuara pada
aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar
aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah mengembangkan sistem aplikasi
komputer yang dapat mengolah data transaksi keuangan menjadi laporan keuangan yang
dapat dimanfaatkan, yaitu Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) sebuah
sistem berbasis aplikasi teknologi yang dikembangkan untuk mendukung tercapainya
akuntabilitas bagi pemerintah daerah baik ditingkat pelaporan (SKPKD) ataupun ditingkat
akuntansi (SKPD). Aplikasi ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam
penyusunan perencanaan dan penganggaran, serta pelaksanaan dan penatausahaan APBD dan
pertanggungjawaban APBD.

Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) mulai diperkenalkan pada


tanggal 29 Agustus 2006. Program aplikasi ini dikembangkan oleh BPKP guna membantu
pengelolaan keuangan daerah ditingkat SKPKD (sebagai entitas pelaporan) maupun ditingkat
SKPD (entitas akuntansi). Adanya program aplikasi ini diharapkan dapat memberikan
manfaat lebih kepada Pemda dalam melaksanakan pengelolaan keuangan daerah. Aplikasi
SIMDA dapat diimplementasikan untuk pengelolaan keuangan daerah secara terintegrasi,
menggunakan teknologi multi user dan teknologi client,server, dari penyusunan anggaran,
pelaksanaan anggaran dan pertanggungjawaban keuangan. Namun menurut Devi (2013)
berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa SIMDA belum sepenuhnya digunakan
secara optimal, yang menyebabkan penerapan SIMDA oleh SKPD belum dapat membantu
mencapai tujuan organisasi pemda secara maksimal. Untuk menghasilkan laporan keuangan
daerah yang berkualitas selain dibutuhkanya aplikasi sistem yang mempermudah dalam
pembuatan lapooran keuangan juga dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas dalam pembuatan laporan keuangan. Karena sumber daya manusia manusia
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor
yang lain. Sumber Daya Manusia yang berkualitas merupakan sumber daya manusia yang
memiliki kompetensi. Kompetensi yang diperlukan dalam pembuatan laporan keuangan
pemerintah daerah antara lain pemahaman dalam akuntansi pemerintah dan penguasaan
penggunaan aplikasi yang ada.

Hal yang paling mendasar dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah
penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Dalam penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah diharapkan selalu berpedoman pada standar yang telah ditentukan.
Mengacu dengan amanat UU no.17 tahun 2003 tentang keuangan negara, pemerintah
menerbitkan peraturan pemerintah nomor 24 Tahun 2005 yang kemudian digantikan dengan
peraturan pemerintah nomor 71 Tahun 2010 mengenai standar akuntansi pemerintah (SAP).
Dalam SAP mengatur prinsip-prinsip akuntansi yang harus diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat/daerah. PP no.71 tahun 2010 merupakan
pedoman dalam proses penyusunan dan menyajikan laporan keuangan pemerintah dan
merupakan syarat mutlak yang harus dijadikan pedoman dalam penyusunan agar kualitas
laporan keuangan pemerintah di Indonesia dapat ditingkatkan.

Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang


mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Beberapa peneliti yang pernah
meneliti tentang faktor yang mempengaruhi kualitas laporan keuangan yaitu Tegela (2014),
Surastiani (2015), Sukmaningrum (2012), Wati (2014), Nurlaila (2014),Kusumah (2012),
Alfian (2015), Rama (2014) dan Mohamad (2014). Atas dasar tidak konsistennya hasil
temuan beberapa peneliti sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
kembali yang direplikasi dari Tegela (2014) yang berjudul implementasi sistem informasi
manajemen daerah (SIMDA) terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Peneliti
menambahkan dua variabel yaitu kualitas sumber daya manusia yang diambil dari penelitian
Sukmaningrum (2012), Alfian (2015), dan Rama (2014) sedangkan penerapan standar
akuntansi pemerintah yang diambil dari penelitian Kusumah (2012) dan Wati (2015).
Motivasi yang mendorong penelitian ini adalah untuk mengkonfirmasi penelitian dari Tegela
(2014) dan untuk mengetahui pengaruh dari kualitas sumber daya manusia dan penerapan
standar akuntansi pemerintah terhadap kualitas laporan keuangan.

BAB 2

PEMBAHASAN

1. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH


(KONSOLIDASI)
            Laporan Keuangan Pemerintah Daerah adalah Laporan Keuangan Konsolidasi dari
Laporan Keuangan SKPD, Laporan Keuangan PPKD dan Laporan Keuangan Konsolidator.
Proses pembuatan Laporan Keuangan Pemda ini pada dasarnya sama dengan proses
pembuatan Laporan Keuangan yang telah dijelaskan dalam prosedur sebelumnya. Perbedaan
utama adalah adanya jurnal eliminasi untuk menihilkan reciprocal account. Perbedaan utama
dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah dibandingkan Laporan Keuangan SKPD adalah
tidak adanya rekening RK. Rekening tersebut sudah dinihilkan melalui jurnal eliminasi.

1.1 Langkah 1 (Kertas Kerja)


a. Fungsi Akuntansi di SKPKD menyiapkan kertas kerja (worksheet) sebagai alat untuk
menyusun Laporan Keuangan. Kertas kerja adalah alat bantu yang bantu yang digunakan
dalam proses pembuatan Laporan Keuangan. Kertas kerja berguna untuk mempermudah
proses pembuatan laporan keuangan yang dihasilkan secara manual.
b. Fungsi Akuntansi di SKPKD melakukan rekapitulasi saldo-saldo Neraca Setelah
Penyesuaian dari Neraca Saldo Satuan Kerja menjadi Neraca Saldo Pemda dan diletakkan
di kolom “Neraca Saldo Pemda” yang terdapat pada Kertas Kerja.
c. Akuntansi di SKPKD membuat jurnal eliminasi. Jurnal ini dibuat dengan tujuan
melakukan eliminasi atas saldo pada akun-akun yang bersifat “reciprocals”. Akun
Reciprocal adalah akun-akun Rekening Koran (RK).
Contoh jurnal eliminasi adalah:
RK Pemda                                                       xxx
Eliminasi RK 1 RK Dinas………..                                 xxx
RK Kantor………                                  xxx
RK Badan……….                                 xxx

Dalam contoh ini, jurnal eliminasi adalah sebagai berikut:


   4.1.01.01       RK PEMDA                                                     1.342.500.000
1.1.9.1.1           RK Dinas Kesehatan                                              1.342.500.000

d. Fungsi Akuntansi di SKPKD melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan jurnal
penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang telah disesuaiakan diletakkan pada
kolom “Neraca Saldo Pemda Setelah Penyesuaian” yang terdapat pada Kertas Kerja.
e. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Fungsi Akuntansi di SKPKD
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi Anggaran
dan memidahkannya ke kolom “Laporan Realisasi Anggaran” yang terdapat pada Kertas
Kerja.
f. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Fungsi Akuntansi di SKPKD
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Neraca dan
memindahkannya ke kolom “Neraca” yang terdapat pada Kertas Kerja.
g. Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, Fungsi Akuntansi dio SKPKD dapat mnenyusun
Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. Sebagai
catatan, neraca yang dihasilkan belum final karena PPK-SKPKD belum membuat Jurnal
Penutup.

1.2 Langkah 2 (Jurnal Penutup)


Jurnal penutup adalah jurnal akhir yang dibuat untuk menutup saldo nominal menjadi nol
pada akhir periode akuntansi. Perkiraan nominal adalah perkiraan yang digunakan untuk
Laporan Realisasi Anggaran, yaitu Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan.

Pendapatan xxx
Penerimaan Pembiayaan xxx
Apropriasi Belanja xxx
Estimasi Pengeluaran Pembiayaan xxx
  Belanja xxx
Pengeluaran Pembiayaan xxx
Estimasi Pendapatan xxx
Estimasi Penerimaan xxx
Pembiayaan xxx
SILPA
Jurnal Penutup akan mempengaruhi nilai SILPA di neraca menjadi jumlah yang benar.
Contoh Jurnal Penutup untuk Neraca Saldo setelah penutupan adalah sebagai berikut:

4.1.2.01.01            Pendapatan Retribusi                                       50.000.000


3.1.1.01.01               SILPA                                                                               50.000.000

3.1.1.01.01      SILPA                                                           1.416.000.000


5.1.1.01.01               Belanja Gaji Pokok                                                         950.000.000
5.1.1.01.02               Belanja Tunjangan Keluarga                                             95.000.000
5.1.1.01.04               Belanja Tunjangan Fungsional                                          30.000.000
5.1.1.01.05               Belanja Tunjangan Fungsional Umum                            150.000.000
5.2.2.01.01               Belanja ATK                                                                     10.000.000
5.2.2.01.08               Belanja BBM/Gas                                                                           1.000.000
5.2.2.02.04               Belanja Obat-obatan                                                         75.000.000
5.2.2.03.01               Belanja Telepon                                                                50.000.000
5.2.2.03.02               Belanja Air                                                                       20.000.000
5.2.2.03.03               Belanja Listrik                                                                  35.000.000

4.1.1.01.01      Pendapatan DAU                                            5.000.000.000


4.1.1.01.02      Pendapatan DAK                                            3.000.000.000
3.1.1.01.01                 SILPA                                                                         8.000.000.000

3.1.1.01.01      SILPA                                                              500.000.000


5.1.2.01.01                 Belanja Bunga                                                               200.000.000
5.1.4.01.02                 Belanja Subsidi                                                             200.000.000
5.1.4.03.01                 Belanja Hibah                                                               100.000.000

6.1.4.01.01      Penerusan Pinjaman Daerah                           3.000.000.000


6.1.4.03.01      Penerusan Pinjaman Bank                              2.000.000.000
3.1.1.01.01                   SILPA                                                                       5.000.000.000

3.1.1.01.01      SILPA                                                                2.500.000.000                                  


6.2.1.01.01                  Pembentukan Dana Cadangan                                     500.000.000
6.2.2.02.01                  Penyertaan Modal Pemda                                            2.000.000.000
2. PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(KONSOLIDASI)
Laporan keuangan pemerintah pusat adalah satu kesatuan laporan keuangan hasil
konsolidasi dari laporan keuangan kementerian/lembaga (LK K/L) dan laporan keuangan
bendahara umum negara (LK BUN). LK K/L dibuat oleh seluruh kementerian dan lembaga
yang ada di Indonesia sebagai satuan kerja dengan berpedoman pada SAI (sistem akuntansi
instansi) yang menjadi subsistem dari SAPP. LK K/L hanya menghasilkan komponen LKPP
berupa LRA (laporan realisasi anggaran), LO (laporan operasional), neraca dan LPE (laporan
perubahan ekuitas). LK BUN dibuat oleh Kementerian Keuangan sebagai bendahara umum
negara dengan berpedoman pada SA BUN (sistem akuntansi bendahara umum negara) yang
juga menjadi subsistem dari SAPP. LK BUN mengahasilkan dua komponen LKPP lainnya,
yaitu LAK (laporan arus kas) dan LP SAL (laporan perubahan saldo anggaran lebih)

2.1 Penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Kuasa BUN

Direktorat Pengelolaan Negara (Dit. PKN) selaku UAKBUN-P DPKN memproses transaksi penerimaan dan pengeluaran
BUN melalui Kantor Pusat termasuk penerimaan dan pengeluaran non anggaran yang melalui rekening KUN, serta
menyampaikan laporan beserta ADK kepada Dit. APK. Sedangkan KPPN selaku UAKBUN-D, memproses dokumen
sumber untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Arus Kas, Neraca KUN dan Laporan Realisasi
Anggaran dan menyampaikannya ke Kanwil Ditjen PBN dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap
bulan. BABUN memproses transaksi penerimaan dan pengeluaran pada BA. Utang Pemerintah dan Hibah (BA
999.01, BA 999.02), BA. Investasi Pemerintah (BA 999.03); BA. Penerusan Pinjaman (BA. 999.04)); BA. Transfer
ke Daerah (BA. 999.05); Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BA. 999.06); BA. Transaksi Khusus
(BA.999.07), BA. Badan Lainnya..

Selanjutnya dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tingkat Kuasa BUN Pusat, Tingkat Kuasa BUN KPPN,
Kanwil DJPBN dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara diatur sebagai berikut:
1. Sistematika Isi Laporan Keuangan
2. Rincian Laporan Keuangan
3. Ilustrasi Laporan Keuangan Kuasa BUN Pusat , Kuasa BUN KPPN, Tingkat Kanwil dan BABUN
Penjelasan lebih lanjut mengenai tata cara penyajian laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1. Sistematika isi penyusunan laporan keuangan


A. A. Halaman Depan
B. B. Daftar Isi
C. C. Daftar Grafik
D. D. Pernyataan Tanggung Jawab
E. E. Template LRA
F. F. Template LAK
G. G. Template Neraca SAU
H. H. Template Neraca SAKUN
I. I. Ringkasan Eksekutif
J. J. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

K. K. Lampiran Laporan Keuangan – Rincian Laporan Keuangan

2. RINCIAN LAPORAN KEUANGAN

A. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tingkat Kuasa BUN Pusat yang harus disampaikan adalah :

1. Laporan KeuanganTahunan
a. Laporan SAKUN

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Arus Kas LAKPNMT

2 Neraca KUN Per 1 Januari 200X NKUNKH

3 Neraca KUN NKUNKT

4 Laporan Penerimaan Anggaran LPKS005

5 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKS002

6 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKS002

b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 LRA Face -

2 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

3 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -

4 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -


5 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

6 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

2. Laporan Keuangan Semesteran


a. Laporan SAKUN

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Arus Kas LAKPNMS

2 Neraca KUN Per 1 januari 200X NKUNKH

3 Neraca KUN NKUNKS

4 Laporan Penerimaan Anggaran LPKS005

5 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKS001

6 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKS001

b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 LRA Face -

2 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

3 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -

4 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -

5 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

6 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

3. Laporan Keuangan Triwulanan


a. Laporan SAKUN

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Arus Kas LAKPNMW

2 Neraca KUN per 1 Januari 200X NKUNKH

3 Neraca KUN NKUNKW

4 Laporan Penerimaan Anggaran LPNKB001*

5 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKB001*

6 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKB001


Catatan: Laporan Penerimaan dan Laporan Pengeluaran Anggaran Triwulan bulan Maret, dan September

b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 LRA Face -

2 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

3 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -

4 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -

5 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

6 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

4. Laporan Keuangan Bulanan

a. Laporan SAKUN

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Arus Kas LAKPNMB

2 Neraca KUN per 1 Januari 200X NKUNKH

3 Neraca KUN NKUNKB

4 Laporan Penerimaan Anggaran LPNKB001

5 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKB001

6 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKB001


b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 LRA Face -

2 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

3 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -

4 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -

5 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

6 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

B. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tingkat Kuasa BUN KPPN yang harus disampaikan adalah :

1. Laporan KeuanganTahunan
a. Laporan SAKUN

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Arus Kas LAKPNMT

2 Neraca KUN Per 1 Januari 200X NKUNKH

3 Neraca KUN NKUNKT

4 Laporan Penerimaan Anggaran LPKS005

5 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKS002

6 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKS002

b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca SAU NSAUSGT

2 LRA Face -
3 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

4 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -

5 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -

6 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

7 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

8 LRA Transfer Daerah -

2. Laporan Keuangan Semesteran


a. Laporan SAKUN

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Arus Kas LAKPNMS

2 Neraca KUN Per 1 januari 200X NKUNKH

3 Neraca KUN NKUNKS

4 Laporan Penerimaan Anggaran LPKS005

5 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKS001

6 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKS001

b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca SAU NSAUSGS

2 LRA Face -

3 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

4 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -

4 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -

5 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

6 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

7 LRA Transfer Daerah -


3. Laporan Keuangan Triwulanan
a. Laporan SAKUN

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Arus Kas LAKPNMW

2 Neraca KUN per 1 Januari 200X NKUNKH

3 Neraca KUN NKUNKW

4 Laporan Penerimaan Anggaran LPNKB001*

5 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKB001*

6 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKB001


Catatan: Laporan Penerimaan dan Laporan Pengeluaran Anggaran Triwulan bulan Maret, dan September

b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca SAU NSAUSGW

2 LRA Face -

3 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

4 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -

4 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -

5 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

6 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

7 LRA Transfer Daerah -

4. Laporan Keuangan Bulanan


a. Laporan SAKUN

No Nama Laporan Kode Laporan


1 Laporan Arus Kas LAKPNMB

2 Neraca KUN per 1 Januari 200X NKUNKH

3 Neraca KUN NKUNKB

4 Laporan Penerimaan Anggaran LPNKB001

5 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKB001

6 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKB001

b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca SAU NSAUSGB

2 LRA Face -

3 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

4 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -

4 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -

5 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

6 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

7 LRA Transfer Daerah -

C. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Kanwil yang harus disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Laporan KeuanganTahunan
a. Laporan SAKUN

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Arus Kas LAKPNMT

2 Neraca KUN NKUNKT

3 Laporan Penerimaan Anggaran LPKS005

4 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKS002

5 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKS002


b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca SAU NSAUSGT

2 LRA Face -

3 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

4 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -

5 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -

6 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

7 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

8 LRA Transfer Daerah -

2. Laporan Keuangan Semesteran


a. Laporan SAKUN

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Arus Kas LAKPNMS

2 Neraca KUN NKUNKS

3 Laporan Penerimaan Anggaran LPKS005

4 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKS001

5 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKS001

b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Neraca SAU NSAUSGS

2 LRA Face -

3 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

4 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -


4 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -

5 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

6 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

7 LRA Transfer Daerah -

3. Laporan Keuangan Triwulanan


a. Laporan SAKUN

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Arus Kas LAKPNMW

2 Neraca KUN NKUNKW

3 Laporan Penerimaan Anggaran LPNKB001*

4 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKB001*

5 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKB001


Catatan: Laporan Penerimaan dan Laporan Pengeluaran Anggaran Triwulan bulan Maret, dan September

b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Nearaca SAU NSAUSGW

2 LRA Face -

3 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

4 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -

4 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -

5 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

6 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

7 LRA Transfer Daerah -

4. Laporan Keuangan Bulanan


a. Laporan SAKUN
No Nama Laporan Kode Laporan

1 Laporan Arus Kas LAKPNMB

2 Neraca KUN NKUNKB

3 Laporan Penerimaan Anggaran LPNKB001

4 Laporan Pengeluaran Anggaran REP_LKB001

5 Laporan Perubahan dan Posisi Kas LPKKB001

b. Laporan SAU

No Nama Laporan Kode Laporan

1 Nearaca SAU NSAUSGB

2 LRA Face -

3 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK

4 LRA Pendapatan menurut Bagian Anggaran -

4 LRA Belanja menurut SD, BA, Es1, F/SF/P/K -

5 LRA Belanja menurut BA, Es1 -

6 LRA Belanja menurut BA, Jenis Belanja -

7 LRA Transfer Daerah -

D. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat BABUN yang harus disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Laporan KeuanganTahunan

No Nama Laporan

1 Laporan Arus Kas

2 Neraca

3 Laporan Realisasi Anggaran BUN


BAB 3

KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan 

PSAP 11 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian adalah memberikan acuan dan


aturan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian pada unit-unit pemerintahan dalam
rangka menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum 

(general purpose financial statements)

 demi meningkatkan kualitas


dan kelengkapan laporan keuangan dimaksud. Yang dimaksud dengan laporan keuangan
untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan dan
memberikan informasi sebagian besar pengguna laporan termasuk lembaga legislatif
sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan. 

3.2 Keterbatasan 

Karena terbatasnya sumber data yang penulis dapatkan untuk contoh dari laporan
konsolidasi, maka penyajian contoh hanya untuk Laporan realisasi anggaran dan neraca
konsolidasi. 

3.3 Saran 

Disamping itu diharapkan PSAP 11 dapat menjadi acuan akan


pentingnya  penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang selama
ini belum dilaksanakan secara menyeluruh oleh entitas pelaporan.
DAFTAR PUSTAKA

--. Remirda’s blog. 2011. Contoh Laporan Keuangan Pemerintah Aceh.


Tersedia:http://remirda.blogspot.com/2011/11/contoh-laporan-keuangan-pemerintah-
aceh.html

Mursyidi. 2009. Akuntansi Pemerintahan di Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama

Nordiawan, Deddi dkk. 2009. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai