OLEH KELOMPOK 10
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kekuasaan-Nya kita dapat menyelesaikan makalah ini. Penyusun mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu baik secara materil maupun secara non materil.
Makalah ini berisi diskusi tentang penyajian laporan keuangan dalam lingkup pemerintahan
menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP).
Makalah ini berjudul “Penyajian Laporan Keuangan Pemerintahan”, disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik.
Semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai referensi
dalam belajar para mahasiswa ataupun para pembaca. Penyusun juga meminta maaf apabila
ada kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan dan pembahasan materi yang tidak
lengkap ataupun kurang penjelasan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Pemerintah daerah telah membuat sebuah sistem yaitu sistem otonomi daerah yang
merupakan hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang- undangan. Otonomi daerah merupakan kebijakan yang dipandang sangat
demokratis dan memenuhi aspek desentralisasi yang sesungguhnya. Dengan sistem
desentralisasi tersebut, setiap pemerintah daerah berkewajiban untuk mengatur dan mengurus
pengelolaan keuangan daerahnya sendiri. Dan membuat laporan pertanggungjawaban atas
kegiatan yang telah dilakukan.
Laporan keuangan merupakan produk akhir dari proses akuntansi yang telah
dilakukan. Laporan keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-prinsip yang dinyatakan
dalam peraturan pemerintah No 71 tahun 2010. Laporan keuangan pemerintah dihasilkan dari
masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang kemudian dijadikan dasar
dalam membuat laporan keuangan Pemerintah. Tujuan umum laporan keuangan sektor publik
menurut Mardiasmo (2009:161) adalah kepatuhan dan pengelolaan, akuntabilitas dan
pelaporan retrospektif, perencanaan dan informasi otorisasi, kelangsungan organisasi,
hubungan masyarakat dan gambaran. Laporan keuangan yang berkualitas menunjukkan
bahwa kepala daerah bertanggungjawab sesuai dengan wewenang yang dilimpahkan
kepadanya dalam pelaksanaan tanggungjawab pengelola organisasi. Laporan keuangan
pemerintah yang baik menurut Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2010 harus mencakup
empat karakteristik yaitu relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.
BPKP menyatakan bahwa tidak diperolehnya opini WTP disebabkan oleh beberapa
faktor. Faktor tersebut adalah penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan standar
akuntansi pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, dan
kurang memadainya kompetensi sumber daya manusia pengelola keuangan pada pemerintah
daerah. Menurut Mohamad (2014) untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas
faktor yang harus menjadi dasar pertimbangan adalah kualitas sumber daya manusia dan
penerapan teknologi sistem informasi. Hampir semua tenaga atau birokrat yang
bertanggungjawab pada satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tidak memahami akuntansi.
Karena disebabkan kebanyakan bukan berlatar belakang pendidikan akuntansi.
Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan daerah yang cepat, tepat, dan akurat,
Pemerintah Daerah memerlukan adanya implementasi sebuah sistem aplikasi dalam
pembuatan laporan keuangan. Menurut Usman (2002:70) implementasi adalah bermuara pada
aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar
aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan. Badan
Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah mengembangkan sistem aplikasi
komputer yang dapat mengolah data transaksi keuangan menjadi laporan keuangan yang
dapat dimanfaatkan, yaitu Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) sebuah
sistem berbasis aplikasi teknologi yang dikembangkan untuk mendukung tercapainya
akuntabilitas bagi pemerintah daerah baik ditingkat pelaporan (SKPKD) ataupun ditingkat
akuntansi (SKPD). Aplikasi ini diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam
penyusunan perencanaan dan penganggaran, serta pelaksanaan dan penatausahaan APBD dan
pertanggungjawaban APBD.
Hal yang paling mendasar dalam meningkatkan kualitas laporan keuangan adalah
penerapan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP). Dalam penyusunan laporan keuangan
pemerintah daerah diharapkan selalu berpedoman pada standar yang telah ditentukan.
Mengacu dengan amanat UU no.17 tahun 2003 tentang keuangan negara, pemerintah
menerbitkan peraturan pemerintah nomor 24 Tahun 2005 yang kemudian digantikan dengan
peraturan pemerintah nomor 71 Tahun 2010 mengenai standar akuntansi pemerintah (SAP).
Dalam SAP mengatur prinsip-prinsip akuntansi yang harus diterapkan dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah pusat/daerah. PP no.71 tahun 2010 merupakan
pedoman dalam proses penyusunan dan menyajikan laporan keuangan pemerintah dan
merupakan syarat mutlak yang harus dijadikan pedoman dalam penyusunan agar kualitas
laporan keuangan pemerintah di Indonesia dapat ditingkatkan.
BAB 2
PEMBAHASAN
d. Fungsi Akuntansi di SKPKD melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan jurnal
penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang telah disesuaiakan diletakkan pada
kolom “Neraca Saldo Pemda Setelah Penyesuaian” yang terdapat pada Kertas Kerja.
e. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Fungsi Akuntansi di SKPKD
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan Realisasi Anggaran
dan memidahkannya ke kolom “Laporan Realisasi Anggaran” yang terdapat pada Kertas
Kerja.
f. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, Fungsi Akuntansi di SKPKD
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Neraca dan
memindahkannya ke kolom “Neraca” yang terdapat pada Kertas Kerja.
g. Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, Fungsi Akuntansi dio SKPKD dapat mnenyusun
Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Realisasi Anggaran. Sebagai
catatan, neraca yang dihasilkan belum final karena PPK-SKPKD belum membuat Jurnal
Penutup.
Pendapatan xxx
Penerimaan Pembiayaan xxx
Apropriasi Belanja xxx
Estimasi Pengeluaran Pembiayaan xxx
Belanja xxx
Pengeluaran Pembiayaan xxx
Estimasi Pendapatan xxx
Estimasi Penerimaan xxx
Pembiayaan xxx
SILPA
Jurnal Penutup akan mempengaruhi nilai SILPA di neraca menjadi jumlah yang benar.
Contoh Jurnal Penutup untuk Neraca Saldo setelah penutupan adalah sebagai berikut:
Direktorat Pengelolaan Negara (Dit. PKN) selaku UAKBUN-P DPKN memproses transaksi penerimaan dan pengeluaran
BUN melalui Kantor Pusat termasuk penerimaan dan pengeluaran non anggaran yang melalui rekening KUN, serta
menyampaikan laporan beserta ADK kepada Dit. APK. Sedangkan KPPN selaku UAKBUN-D, memproses dokumen
sumber untuk menghasilkan Laporan Keuangan berupa Laporan Arus Kas, Neraca KUN dan Laporan Realisasi
Anggaran dan menyampaikannya ke Kanwil Ditjen PBN dan Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan setiap
bulan. BABUN memproses transaksi penerimaan dan pengeluaran pada BA. Utang Pemerintah dan Hibah (BA
999.01, BA 999.02), BA. Investasi Pemerintah (BA 999.03); BA. Penerusan Pinjaman (BA. 999.04)); BA. Transfer
ke Daerah (BA. 999.05); Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BA. 999.06); BA. Transaksi Khusus
(BA.999.07), BA. Badan Lainnya..
Selanjutnya dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tingkat Kuasa BUN Pusat, Tingkat Kuasa BUN KPPN,
Kanwil DJPBN dan Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara diatur sebagai berikut:
1. Sistematika Isi Laporan Keuangan
2. Rincian Laporan Keuangan
3. Ilustrasi Laporan Keuangan Kuasa BUN Pusat , Kuasa BUN KPPN, Tingkat Kanwil dan BABUN
Penjelasan lebih lanjut mengenai tata cara penyajian laporan keuangan adalah sebagai berikut:
A. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tingkat Kuasa BUN Pusat yang harus disampaikan adalah :
1. Laporan KeuanganTahunan
a. Laporan SAKUN
b. Laporan SAU
1 LRA Face -
b. Laporan SAU
1 LRA Face -
b. Laporan SAU
1 LRA Face -
a. Laporan SAKUN
1 LRA Face -
B. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tingkat Kuasa BUN KPPN yang harus disampaikan adalah :
1. Laporan KeuanganTahunan
a. Laporan SAKUN
b. Laporan SAU
2 LRA Face -
3 LRA Pendapatan menurut Mata Anggaran Penerimaan LRAPUK
b. Laporan SAU
2 LRA Face -
b. Laporan SAU
2 LRA Face -
b. Laporan SAU
2 LRA Face -
C. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tingkat Kanwil yang harus disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Laporan KeuanganTahunan
a. Laporan SAKUN
2 LRA Face -
b. Laporan SAU
2 LRA Face -
b. Laporan SAU
2 LRA Face -
b. Laporan SAU
2 LRA Face -
D. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat BABUN yang harus disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Laporan KeuanganTahunan
No Nama Laporan
2 Neraca
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Keterbatasan
Karena terbatasnya sumber data yang penulis dapatkan untuk contoh dari laporan
konsolidasi, maka penyajian contoh hanya untuk Laporan realisasi anggaran dan neraca
konsolidasi.
3.3 Saran