Anda di halaman 1dari 6

Aksiologi Filsafat Ilmu Dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Manusia

Apriliya Millani1.
1Program Studi Pendidikan Sejarah, 2STKIP Setia Budhi Rangkasbitung
Jalan Budi Utomo No. 22L Rangkasbitung
apriliyamillani@gmai.com1.
Abstrak

Tulisan ini membicarakan tentang hakikat dari aksiologi filsafat pengetahuan dan manfaatnya bagi
manusia. Aksiologi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah studi filosofi yang menjelaskan tentang
nilai dan kegunaannya bagi kehidupan manusia. Aksiologi merupakan cabang filsafat yang
membicarakan tentang nilai dari pengetahuan yang diperoleh, Aksiologi memiliki peran yang tak kalah
pentingnya dengan cabang filsafat lain, karena aksiologi diperuntukan untuk menguji dan
mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia. Rumusan masalah yang akan dibahas
dalam tulisan ini adalah bagaimana aksiologi sebagai filsafat memiliki manfaat bagi manusia, Teknik
pengambilan data atau metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menelaah sumber
bacaan yang ada dengan mengkaitkan nya dalam kajian yang dibahas. Substansi ilmu pengetahuan
memiliki pengaruh pada manfaatnya. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan harus bermuatan positif. Tulisan
ini menjelaskan tentang fungsi dan manfaat ilmu pengetahuan yang telah memberikan kontribusi yang
luar biasa bagi kehidupan manusia, karena ilmu pengetahuan merupakan komponen penting dalam setiap
proses pembangunan sebagai usaha untuk mewujudkan kemashlahatan hidup manusia seluruhnya.
Kata Kunci: Aksiolgi, Manfaat, Manusia

PENDAHULUAN tidak punya sopan santun dan tata krama.


Banyak mahasiswa yang belajar Filsafat Dalam filsafat apa yang dianggap baik dan mana
termasuk Filsafat ilmu, namun mata kuliah ini yang buruk disebut (etika)”. Kegiatan filsafat
menurut sebagian mahasiswa sangat melibatkan seluruh pemikiran manusia, dalam
membingungkan , Kerap kali dipandang, bahwa aktivitas nalar para filosof berusaha
ilmu filsafat sebagai ilmu yang abstrak. Padahal mengungkap secara realitas. Kegiatan
ilmu dekat dan berada dalam kehidupan kita mengungkaprealitas ini membutuhkan bahasa
sehari-hari, Mengutip salah satu tulisan dari sebagai alat untuk memahami realitas. Manusia
Suardi bahwa untuk membedah ilmu juga sebagai makhluk tuhan yang dimemiliki potensi
pengetahuan kita memerlukan filsafat. Lanjut akal untuk digunakan berfikir serta proses
Suardi menjelaskan “Kita sebetulnya sudah belajar berangkat dari pengalaman-pengalaman
diajari filsafat itu, sebagai contoh saat sedang yang dimilikinya. Melalui akal serta
banyak orang di rumah kita kemudian kita lewat pengalaman tersebut akhirnya manusia bisa
ketengah, kita harus membongkokan badan menghasilkan ilmu penngetahuan. Akal inilah
dengan mengatakan permisi, atau punten yang bisa membedakan antara manusia dengan
(bahasa sunda). Itu adalah filsafat, masyarakat makhluk lainnya dan menghantarkan manusia
kita menganggap bahwa apabila kita nyelonong untuk mengetahui sesuatu. Rasa ingin tahu uang
tanpa permisi itu sesuatu yang buruk, muncul dari manusia inilah yang menjadi asal
mula pengetahuan. Disaat manuia memikirksn Suriasumantri aksiologi adalah teori nilai yang
tentang eksistensinnya terkait dari mana berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
manusia ada, bagaimana manusia itu ada serta yang diperoleh. Menurut kamus Bahasa
untuk apa manusia ada dan kemana setelah Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu
manusia tidak ada? Maka pertanyaan- pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian
pertanyaan inilah membutuhkan sebuah tentang nilai-nilai khususnya etika. (Jujun S.
perenungan serta pemikiran secara mendalam Sumantri, 2005: 105), Definisi lain mengatakan
dan jawaban itulah membutuhkan filsafat bahwa aksiologi adalah suatu pendidikan yang
(Rosnawati, dkk: 2021). menguji dan mengintegrasikan semua nilai
tersebut dalam kehidupan manusia dan
METODE PENELITIAN menjaganya, membinanya di dalam kepribadian
Artikel ini menggunakan metode kualitatif peserta didik. Dengan demikian aksiologi
dengan menggunakan library research yaitu adalah salah satu cabang filsafat yang
dengan menelaah sumber bacaan yang ada mempelajari tentang nilai-nilai atau norma-
hubungannya dengan kajian yang di bahas, serta norma terhadap sesuatu ilmu. Berbicara
dengan menggunakan studi dokumen hasil-hasil Mengenai nilai itu dapat kita jumpai dalam
penelitian sebelumnya yang ada hubungannya kehidupan sehari-hari seperti katakata adil dan
dengan filsafat ilmu. Pengumpulan data di tidak adil, jujur dan curang, benar dan salah,
lakukan dengan menelusuri buku-buku bacaan, baik dan tidak baik. Hal itu semua mengandung
jurnal ilmiah yang terbit di google scholar, penilaian karena manusia yang dengan
digital library, serta perpustakaan. perbuatannya berhasrat mencapai atau
merealisasikan nilai. Nilai yang dimaksud
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk
1.1 Pengertian Aksiologi melakukan berbagai, pertimbangan tentang apa
Aksiologi menurut bahasa berasal dari bahasa yang dinilai. Aksiologi ialah ilmu pengetahuan
Yunani “axios” yang berarti, bermanfaat dan„ yang menyelidiki hakekat nilai, pada umumnya
logos‟ berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. ditinjau dari sudut pandangan kefilsafatan. Di
Secara istilah, aksiologia dalah ilmu dunia ini terdapat banyak cabang pengetahuan
pengetahuan yang menyelidiki hakikat nilai yang bersangkutan dengan masalah-masalah
yang ditinjau dari sudut kefilsafatan. Sejalan nilai yang khusus seperti epistimologis, etika
dengan itu, maka aksiologi adalah studi tentang dan estetika.
hakikat tertinggi, realitas, dan arti dari nilai-nilai (Jalius Jama, 2008: 6).
(kebaikan, keindahan, dan kebenaran). (Jujun Menurut Bramel, aksiologi terbagi tiga bagian,
Sumantri, 2007: 5). Secara etimologis, istilah yaitu: Moral Conduct, yaitu tindakan moral,
aksiologi berasal dari Bahasa Yunani Kuno, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yaitu
terdiri dari kata “aksios” yang berarti nilai dan etika. Estetic Expression, yaitu ekspresi
kata “logos” yang berarti teori. Jadi aksiologi keindahan. Bidang ini melahirkan keindahan.
merupakan cabang filsafat yang mempelajari Sosio-political life, yaitu kehidupan sosial
nilai. (Uyoh Sadulloh, 2007: 36), Menurut politik, yang akan melahirkan filsafat sosial
politik, Dari definisi-definisi aksiologi di atas, penjelasan sebab-musabab, hubungan antara
terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama ilmu-ilmu yang berbeda, keadaan di mana satu
adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud ilmu berkurang untuk ilmu lain, dan konsep-
adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk konsep spesifik mengenai ilmu-ilmu satu per
melakukan berbagai pertimbangan tentang apa satu.Dilihat dari jenisnya, paling tiddak terdapat
yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam dua bagian umum dari aksiologi dalam
filsafat mengacu pada permasalahan etika dan membangun filsafat ilmu ini, yaitu meliputi
estetika. Etika menilai perbuatan manusia, maka etika dan estetika.
lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal 1. Etika
etika adalah norma-norma kesusilaan manusia, Etika disebut sebagai kajian tentang
dan dapat dikatakan pula bahwa etika hakikat moral dan keputusan (kegiatan
mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari menilai).Etika merupakan standar
segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi prinsip atau standar prilaku manusia,
yang normative, yaitu suatu kondisi yang yang kadang-kadang disebut dengan
melibatkan norma-norma. Sedangkan estetika “moral”. Kemudian dalam cabang
berkaitan dengan nilai tentang pengalaman filsafat, etika menjadi bagian dari
keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap filsafat nilai dan penilaian yang
lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. membicarakan perilaku orang. Semua
Aksiologi adalah bagian dari filsafat yang perilaku memiliki nilai dan tidak bebas
menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good dari penilaian (Sutardjo A.
and bad), benar dan salah (right and wrong), Wiramiharjo, 2007:157), Selanjutnya,
serta tentang cara dan tujuan (means and and). etika pada umumnya diidentikan
Aksiologi mencoba merumuskan suatu teori dengan moral (atau moralitas). Namun,
yang konsisten untuk perilaku etis. meskipun sama-sama terkait dengan
baik buruk tindakan manusia, etika dan
1.2 Objek Aksiologi moral memiliki perbedaan pengertian.
Secara singkat, jika moral lebih
Aksiologis memuat pemikiran tentang masalah
condong pada pengertian “nilai baik
nilai-nilai termasuk nilai-nilai tinggi dari
dan buruk dari setiap perbuatan
Tuhan.Misalnya, nilai moral, nilai agama, nilai
manusia itu sendiri”, maka etika berarti
keindahan (estetika). Aksiologis ini juga
“ilmu yang mempelajari tentang baik
mengandung pengertian lebih luas dari pada
dan buruk”. Sehingga, etika tergolong
etika atau higher values of life (nilai-nilai
dalam filsafat moral atau ilmu akhlak
kehidupan yang bertaraf tinggi).
yang tidak lain daripada ilmu atau
Filsafat ilmu juga menyibukan diri dengan “seni” hidup (the art of living) yang
berbagai masalah yang datang dari konsep- mengajarkan bagaimana cara hidup
konsep khusus dalam statistik, pengukuran, bahagia, atau bagaimana memperoleh
teologi, misalnya penjelasan peristiwa-peristiwa kebahagiaan. Hal ini, tercermin dalam
dipandang dari tujuannya atau kesudahannya, judul buku Al-Farabi, Tahsil Al-
Sa’ᾱdah (menggapai kebahagiaan), dan 1.3 Pengertian Filsafat Ilmu
Al-Amiri, Al-Sa’ᾱdah wa Al-Is’ad Hampir semua penyakit dan ilmu dapat
(kebahagiaan dan membuat kita dipelajari oleh kita. Filsafat Ilmu adalah
bahagia) karena mencapai kebahagiaan ikhtiar manusia untuk memahami
memang merupakan tujuan utama etika pengetahuan agar menjadi bijaksana.
(Mulyadhi Kartanegara, 2005:67). Dengan filsafat ilmu keabsahan atau
Makna etika dipakai dalam dua bentuk cara pandang harus bersifat ilmiah.
arti, pertama, etika merupakan Filsafat ilmu memperkenalkan
kumpulan pengetahuan mengenai knowledge dan Science yang dapat di
penilaian terhadap perbuatan-perbuatan transfer melalui proses pembelajaran
manusia. Kedua, merupakan suatu atau pendidikan.
predikat yang dipakai untuk Filsafat ilmu adalah filsafat yang
membedakan hal-hal, perbuatan- menelusuri dan menyelidiki sedalam
perbuatan, atau manusia-manusia lain. dan seluas mungkin segala sesuatu
Objek formal etika meliputi norma- mengenal semua ilmu. Filsafat ilmu
norma kesusilaan manusia, dan merupakan bagian dari epistemologi
mempelajari tingkah laku manusia baik yang secara spesifik mengkaji hakikat
buruknya.Sedangkan estetika berkaitan ilmu (Ahmad Taufik Nasution, 2016:8)
dengan nilai tentang pengalaman Sedangkan ilmu merupaka cabang
keindahan yang dimiliki oleh manusia pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri
terhadap lingkungan dan fenomena tertentu, menurut The Liang gie:
disekelilingnya. Filsafat ilmu adalah segenap pemikiran
2. Estetika reflektif terhadap persoalan-persoalan
Estetika mempelajari tentang hakikat mengenai segala hal yang menyangkut
keindahan di dalam seni.Estetika landasan ilmu maupun hubungan ilmu
merupakan cabang filsafat yang dengan segala segi dan kehidupan
mengkaji tentang hekikat indah dan manusia. filsafat ilmu merupakan suatu
buruk. Estetika membantu bidang pengetahuan campuran yang
mengarahkan dalam membentuk suatu eksistensi dan pemekarannya
persepsi yang baik dari suatu bergantung pada hubungantimbal balik
pengetahuan ilmiah agar ia dapat dan saling-pengaruh antara filsafat dan
dengan mudah dipahami oleh khalayak ilmu.
luas. Estetika juga berkaitan dengan
kualitas dan pembentukan mode-mode 1.4 Nilai Guna Filsafat Ilmu
yang esteris dari suatu pengetahuan Salah satu tokoh penulis buku filsafat
ilmiah tersebut. ilmu yaitu C. Verhaak mengatakan
bahwa ada empat titik pandang (view of
poimts) dalam filsafat ilmu, yaitu
menunjukkan manfaat filsafat ilmu:
Pertama, filsafat ilmu adalah emahami juga menguasai fundamental
peerumusan world-views yang dan disiplin ilmu yang diambil, akan
konsisten dengan, dan pada beberapa lebih mudah menangkap ide dan
pengertian didasarkan atas teori-teori konsep-konsep yang untuk kemudian di
ilmiah yang penting. Pandangan ini representasikan dalam bentuk teori, jasa
menganggap bahwa tugas dan filosof atau produk yang dapat dihasilkan.
ilmu adalah untuk mengelaborasikan
implikasi yang lebih luas dari ilmu 1.5 Manfaat Aksiologi Bagi Manusia
adalah suatu eksposisi dan Aksiologi dalam kehidupan manusia
presupposition dan predispositions dari memiliki peran penting. pertama,
para ilmuwan. Filsuf ilmu munngkin memberikan arahan kepada manusia
mengatakan bahwa para ilmuwan untuk melakukan suatu tindakan ke
menduga alam tidak berubah-ubah,dan tindakan yang lebih baik serta sebagai
terdapat suatu keteraturan dialam pembimbing manusia untuk berekspresi
sehingga gejala-gejala alam yang tidak melahirkan keindahan atau estetika
begitu kompleks cukup didapat oleh (peran ekspresi). Kedua, secara garis
para peneliti. Ketiga, mengatakan besar aksiologi telah mengajarkan nilai-
bahwa filsafat ilmu itu adalah suatu nilai yang ada dalam kehidupan, yang
disiplin yang dari dalamnnya konsep- berfungsi sebagai pengontrol sifat
konsep dan teori tentang ilmu dianalisis keilmuan manusia. Meskipun tidak bisa
dan diklasifikasikan. Hal ini berarti disamakan, tapi realitasnya teori nilai
memberikan kejelasan tentang makna ini hampir sama dengan agama, yaitu
dan berbagai konsep seperti partikel, sama-sama sebagai pedoman dalam
helombang, dan kompleks di dalam kehidupan manusia.
pemanfaatan ilmiahnya. Keempat,
menyatakan bahwa filsafat ilmu SIMPULAN
merupakan patokan tingkat kedua Berdasarkan uraian dan analisis yang
(second order criteriologi) tentang telah dijelaskan dalam artikel ini, maka
bagaimana ilmu harus dilakukan. dapat tarik kesimpulan sebagai catatan
Disiplin tingkat kedua (second ordeer penutup dari aspek aksiologi ilmu dari
discipline)-nya adalah analisis dan filsafat yang mengkaji tentang fungsi
metode ilmiah. ilmu untuk memberikan petunjuk,
Dalam dunia modern saat ini, untuk solusi, pikiran ilmiah dan pembebas
medapati kesuksesan yaitu harus dari kebodohan. Filsafat ilmu
dengan kemampuan berfikir menjelaskan tentang sejarah
fundamental(menndasar). sedangkan perkembangan ilmu, hubungan dengan
hal yang mendaasari disetiap ilmu filsafat ilmu, kedudukan filsafat ilmu
pengetahan modern adalah dengan dalam perkembangan ilmu.
filsafat ilmu. Dengan kita mampu
DAFTAR PUSTAKA
Jama Jalius. Filsafat Ilmu. Padang:
Program Pascasarjana Universitas
Negeri Padang, (2008).
Sumantri S. Jujun, Filsafat Ilmu:
Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:
Sutardjo A. Wiramiharjo, (2007:157),
(Mulyadhi Kartanegara, (2005:67).
Jujun S. Sumantri, (2005), 105.
Nasutin Taufik Ahmad, Filsafat Ilmu:
Hakikat mencari pengetahuan,
Yogyakarta: Deepublish, (2016)
Sadulloh Uyoh, Pengantar Filsafat
Pendidikan, Bandung: Penerbit
Alfabeta, (2007),
Hayulal husna (2019 Desember 11),
Arti Dan Fungsi Aksiologi Dalam
Kajian Filsafat. Kompasiana Diakses
pada tanggal 1 Januari 2023 melalui
https://www.kompasiana.com/hayyulal
khusna/5df04761d541df5ffa6ad822/art
i-dan-fungsi-aksiologi-dalam-kajian-
filsafat

Anda mungkin juga menyukai