Anda di halaman 1dari 8

Henderson sebagaimana dikutip oleh Uyoh Sadulloh (2007:16) mengemukakan: ―Populerly,

philosophy menans one’s general view of lifeof men, of ideals, and of values, in the sense
everyone has a philosophy of life”.

Filsafat diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar-akarnya.
Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Magnis Suseno (1995:20) bahwa filsafat sebagai ilmu
kritis.

Sidi Gazalba (1974:7) mengatakan bahwa filsafat adalah hasil kegiatan berpikir yang radikal,
sistematis, universal. Kata ―radikal‖ berasal dari bahasa Latin ―radix‖ yang artinya akar.

Harold H. Titus (1959) mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit maupun dalam arti
luas. Dalam arti sempit filsafat diartikan sebagai ilmu yang berkaitan dengan metodologi atau
analisis bahasa secara logis dan analisis makna-makna. Filsafat diartikan sebagai ―science of
science‖ yang bertugas memberi analisis secara kritis terhadap asumsi-asumsi dan konsep-konsep
ilmu, mengadakan sistematisasi atau pengorganisasian pengetahuan. Dalam pengertian yang
lebih luas, filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan manusia yang berbeda-beda dan
menjadikan suatu pandangan yang komprehensif tentang alam semesta, hidupdan makna hidup.

Ada beberapa definisi filsafat yang dikemukakan Harold Titus, yaitu: (1) Filsafat adalah suatu
sikap tentang hidup dan alam semesta; (2) Filsafat adalah suatu metode berpikir reflektif dan
penelitian penalaran; (3) Filsafat adalah suatu perangkat masalah-masalah; (4) Filsafat adalah
seperangkat teori dan sistem berpikir
Pengertian Filsafat Secara Terminologi

Adapun definisi filsafat menurut filosof, yaitu :

a. Plato (427-348 SM)

Mengatakan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mencapai kebenaran yang asli.,
karena kebenaran mutlak ditangan tuhan atau disingkat dengan pengetahuan tentang segala yang
ada.

b. Aristoteles (384-322 SM) :

Filsafat ialah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, sosial budaya dan estetika atau menyelidiki
sebab dan asas segalabenda.

c. Cicerio (106—43 SM)

Filsafat ialah induk dari segala ilmu pengetahuan, sesuatu yang diciptakan Tuhan.

d. Al- Farrabi (950 SM)

Filsafat adalah pengetahuan tentang yang maujud dan bertujuan menyelidiki hakikatnya yang

sebenarnya.

e. Imannuel Kant (1724-1804)

Filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup didalamnya empat
persoalan yaitu :

1) Apakah yang dapat kita ketahui ? (dijawab oleh metafisika),

2) Apakah yang boleh kita kerjakan ? (dijawab oleh agama),

3) Sampai dimanakah pengharapan kita ? (dijawab oleh etika),

4) Apakah yang dinamakan manusia ? (dijawab oleh filsafat antropolog).

f. Rene Descrates (1590-1650)

Filsafat adalah kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan, alam dan manusia menjadi pokok

penyelidikan.

g. Hasbullah Bakry
Memberi defenisi filsafat dengan “ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengn mendalam
mengenai

ketuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat pengetahuan tentang bagaimana
hakekatnya sejauh yang dapat dicapai manusia”

h. Immanuel Kant

Menurut Kant, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan
yang di dalamnya tercakup masalah epistemologi (filsafat pengetahuan) yang menjawab
persoalan apa yang dapat kita ketahui.

i. Martinus Jan Langeveld

Mahaguru Rijks-Universite Utrecht ini berpendapat bahwa filsafat adalah berpikir tentang
masalah-masalah yang akhir dan yang menentukan, yaitu masalah-masalah mengenai makna
keadaan, Tuhan, Keabadian dan kebebasan.

j. Robert Ackerman

Menurut Robert Ackerman filsafat adalah “philosophy of science in one aspect as a critique of
currentscientific opinions by comparison to proven past views, but such aphilosophy ofscience is
clearly not a discipline autonomous of actual scientific paractice”.

(Filsafat ilmu dalam suatu segi adalah suatu tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah
dewasa ini dengan perbandingan terhadap kriteria-kriteria yang dikembangkan dari pendapat-
pendapat demikian itu, tetapi filsafat ilmu jelas bukan suatu kemandirian cabang ilmu dari
praktek ilmiah secara aktual.
. Epistemologi

Menurut Kattsoff, epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki

asal mula, susunan, metode-metode dan sahnya pengetahuan. Pertanyaan yang

mendasar ialah: Apakah mengetahui itu? Apakah yang merupakan asal mula

pengetahuan kita? Bagaimanakah cara kita membedakan antara pengetahuan

dengan pendapat? Apakah yang merupakan bentuk pengetahuan itu? Corakcorak pengetahuan
apakah yang ada? Bagaimanakah cara kita memperoleh

pengetahuan? Apakah kebenaran dan kesesatan itu? Apakah kesalahan itu?

Epistemologi adalah nama lain dari logika material atau logika mayor yang membahas dari isi pikiran
manusia, yaitu pengetahuan.

epistemologi adalah adanya jenis-jenis pengetahuan yang berbeda. Jenis-jenis pengetahuan tersebut
adalah pengetahuan wahyu, pengetahuan intuitif (intuisi), pengetahuan rasional, pengetahuan empiris,
pengetahuan otoritatif.

Pengertian pertama diutarakan oleh Dagobert D. Runes. Ia mendefinisikan epistemologi


sebagai salah satu cabang filsafat yang mengkaji tentang sumber pengetahuan, struktur
pengetahuan, metode-metodenya serta validitas pengetahuan.

Sejarawan ternama dunia, Azyumardi Azra juga mempunyai pandangan yang hampir sama


dengan Runes. Ia mengatakan bahwa pengertian epistemologi adalah suatu ilmu yang
mengkaji mengenai pengertian, struktur, metode dan validitas pengetahuan.

Epistemologi menurut P. Hardono Hadi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kondrat dan
batasan-batasan ilmu pengetahuan meliputi dasar, dan pertanggung jawaban atas teori-teori
yang telah dibangun.

D.W Hamiyin mempunyai pengertian tersendiri dalam memandang epistemologi. Baginya


epistemologi adalah bagian dari filsafat yang mengkaji tentang dasar, hakikat dan ruang lingkup
pengetahuan.

Abdul Munir Mulkhan mengatakan epistemologi adalah segala macam bentuk aktivitas dan
pemikiran manusia yang mempertanyakan asal usul ilmu pengetahuan yang diperoleh.

Mujamil Qomar, mengatakan bahwa epistemologi adalah salah satu bagian dari filsafat yang
mempelajari secara mendalam tentang pengetahuan manusia.

Jujun S. Sumantri mengatakan bahwa epistemologi adalah suatu cara berpikir manusia dalam
menentukan dan memperoleh ilmu dengan cara menggunakan berbegai kemampuan yang
tertanam dalam diri seseorang seperti kemampuan rasio, indera dan intuisi.

AKSIOLOGI

1. Kattsoff (2004), Pengertian aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelediki hakekat nilai
yang umumnya ditinjau dari sudut pandang kefilsafatan.
2. Wibisono (dalam Surajiyo, 2009), Makna aksiologi adalah nilai-nilai sebagai tolak ukur
kebenaran, etika serta moral sebagai dasar normative penelitian dan juga penggalian, dan juga
penerapan ilmu.
3. Jujun S. suriasumantri, Arti aksiologi adalah teori nilai yang berhubungan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang di peroleh.
4. 1.     1.   Menurut John Sinclair, dalam lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau
suatu system seperti politik, sosial dan agama. System mempunyai rancangan bagaimana
tatanan, rancangan dan aturan sebagai satu bentuk pengendalian terhadap satu intruksi
dapat terwujud.
5. 3.       3, Menurut Sarwan mengatakan bahwa aksiologi adalah studi tentang hakikat tertinggi,
realitas, dan arti dari nilai-nilai ( kebaikan, keindahan, dan kebenaran )
6. 5.       5. Menurut kamus bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi
kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai atau etika.
7. 7.       7. Secara istilah, aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelediki hakikat nilai yang
ditinjau dari sudut kefilsafatan
8. 8.       8. Menurut jalaluddin aksiologi adalah suatu pendidikan yang menguji dan
menginteraksikan semua nilai tersebut kedalam kehidupan manusia dan menjaganya,
membinanya, didalam kepribadian peserta didik
9. 9.       9. Menurut mautner, aksiologi mulai digunakan sebagaimana adanya saat ini oleh
Lotze, Brentano, Husserl scheeler dan Nicolai hartmann. Dalam filsafat yunani kono, tema
aksiologi lebih banyak berhubungan dengan masalah-masalah yang konkret, seperti air
,udara dan api
10. Jadi aksiologi adalah bagian dari filsafat ilmu yang mempelajari hakikat dan pengetahuan
menyangkut kegunaan ilmu. Aksiologi membahas nilai-nilai atau norma-norma terhadap
suatu ilmu dimana yang baik dan buruk ( good and bad ), benar dan salah ( right and
wrong ), serta tentang cara dan tujuan (means and gool). Aksiologi mencoba merumuskan
suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis atau ilmu tidak bebas nilai. Artinya pada tahap
tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan moral suatu
masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat dalam
usahanya meningkatkan kesejahteraan bersama dalam kehidupan, seperti kata-kata adil
dan tidak adil, jujur dan curang. Pada umumnya orang menimbang nilai dengan kadar baik
atau buruk (etika), indah atau jelek(estetika). Karena itu, nilai mengarahkan tindakan,
mendasati perbuatan dan pada gilirannya membentuk “prefensi nilai” (System nilai atau
nilai).
11. 110.  Menurut bramel aksiologi dibagi menjadi tiga bagian:
12. 1.)    Moral conduct, tindakan moral. Bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu etika
13. 2.)    Estheric expression, ekspresi keindahan yang melahirkan estetika.
14. 3.)    Socio-polotical life. Kehidupan sosio-politik, bidang ini melahirkan ilmu filsafat sosio-
politik
15.
ONTOLOGI

1. Aristoteles

Ontologi adalah pembahasan mengenai hal ada sebagai hal ada mengalami perubahan dalam,
sehubungan objeknya

2. Clauberg

Pengertian ontologi adalah ilmu pertama tentang yang ada sejauh ada. Studi dalam ontologi
mencakup semua yang ada, termasuk Allah dan semua ciptaan dan mendasari baik teologi
mapun fisika.

3. Heidegger

Mengatakan bahwa ontologi adalah analisis eksistensi. Sebagai analisis konstitusi dan
mempunyai tujuan untuk menemukan apa yang memungkinkan eksistensi.

4. The Liang Gie

Menyatakan bahwa ontologi merupakan bagian dari filsafat dasar yang mengungkapkan tentang
makna dari suatu eksisten yang pembahasannya adalah:

- Apakah artinya ada, hal ada?

- Apakah golongan-golongan dari hal ada?

- Apa sifat dasar kenyataan dan hal ada?

- Apakah cara-cara yang berbeda dalam mana entitas dari kategori logis berlainan dikatakan ada?

5. Ensiklopedia Britannica
Ontologi merupakan teori mengenai wujud misalnya karakteristik dasar terhadap suatu realitas

6. Husserl

Berpendapat bahwa ontologi dibedakan menjadi dua, yaitu formal dan material. Kedua hal
tersebut berurusan dengan analisis esensi-esensi.

Ontologi formal mencakup esensi universal atau umum yang merupakan basis terakhir dan
terdalam semua ilmu.

Ontologi material mencakup esensi regional yang merupakan basis semua ilmu fakta

7. Bakhtiar

Berpendapat bahwa ontologi adalah ilmu yang mengenai hakikat yang ada.

8. Soetriono

Ontologi didefinisikan sebagai asas dalam menerapkan ruang lingkup wujud yang menjadi objek
dari penelaahan dan penafsiran mengenai hakikat realita dari objek ontologi tersebut.

Ontologi juga sebagai landasan dari ilmu yang menanyakan terkait apa dalam suatu pengetahuan
serta berhubungan terhadap alam kenyataan serta keberadaan.

9. Suriasumantri

Mengatakan bahwa ontologi adalah ilmu yang membahasa apa yang ingin diketahui dan sejauh
mana kita ingin mengetahuinya. Ontologi dapat dikatakan sebagai pengkajian terhadap suatu
teori yang ada.

10. Kattsof

Menyatakan bahwa ontologi merupakan 2 bagian metafisika, artinya ontologi membicarakan


yang ada dari sudut hakikatnya, membicarakan hubungan antar berbagai bagian kenyataan dan
cara kenyataan tersebut berubah, yaitu menyangkut ketertiban dan tatanan kenyataan dan
membahas asas-asa rasional yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai