Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR JAWABAN

UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL 2022/2023


PRODI S2 ADM. PENDDIKAN JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN UNTAN.

Mata Kuliah/SKS : Filsafat Ilmu /2 sks

Dosen Pengampu : 1. Prof. Dr. H.M. Asrori, M.Pd


2. Dr. Marmawi R, M.Pd

Dikerjakan Oleh : CHANDRA (NIM. F2171221028)


Kelas : AP-B

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2022
1. Anda jelaskan apa hakikat filsafat ilmu. Selanjutnya anda berikan contoh nyata dalam
bidang Administrasi Pendidikan.
JAWABAN :
Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistemology (filsafat pengetahuan) yang secara
spesifik mengkaji hakikat ilmu (pengetahuan ilmiah). Ilmu merupakan cabang
pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. Meskipun secara metodologis ilmu
tidak membedakan antara ilmu-ilmu alam dengan ilmu ilmu sosial, namun karena
permasalahan-permasalahan teknis yang bersifat khas, maka filsafat ilmu sering
dibagi menjadi filsafat ilmu-ilmu alam dan filsafat ilmu-ilmu sosial.
Administrasi pendidikan merupakan program studi keilmuaan yang mempelajari ilmu-
ilmu dan permasalahan teknis tentang pendidikan.
Hubungan filsafat dengan pendidikan adalah terkait inti pendidikan itu sendiri. Filsafat
menegaskan bahwa pendidikan berlangsung sepanjang hidup. Hal ini diterapkan
dengan pelaksanaan pendidikan yang tidak hanya berjalan di sekolah, perguruan
tinggi melainkan juga di lingkungan masyarakat.

2. Anda sebutkan dan berikan penjelasan apa saja ruang lingkup filsafat ilmu.
Selanjutnya Anda berikan contoh nyata dalam bidang Administrasi Pendidikan.
JAWABAN :
Ruang lingkup filsafat ilmu adalah suatu ruang yang membatasi lingkup pembahasan
dari filsafat ilmu yang digunakan untuk memberikan batasan pada pengalaman
manusia.
Ruang lingkup itu diperlukan sebab metode yang dipergunakan dalam menyusun
kebenaran secara empiris. Jika dilihat secara ontologis, ilmu membatasi diri pada
pengkajian yang ada pada lingkup pengalaman manusia.
Dalam filsafat ilmu, penting untuk mengetahui ruang lingkup dari kajian filsafat
tersebut. Filsafat ilmu merupakan bagian dari epistimologi yang fokus melakukan
kajian pada ruang lingkup berikut ini.
a. Landasan Ontologis
Filsafat ilmu memiliki landasan ontologis untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:
1) Objek apa yang ditelaah oleh suatu ilmu?
2) Bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut?
3) Bagaimana hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap
manusia yang membuahkan pengetahuan?
b. Landasan Epistimologis
Berdasarkan landasan epistimologi, ruang lingkup filsafat ilmu ada untuk
menjawab pertanyaan berikut:
1) Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang
berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya?
2) Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar menandakan pengetahuan
yang benar?
3) Apa saja kriterianya?
4) Apa yang disebut kebenaran itu?Adakah kriteria dari kebenaran
tersebut?
5) Cara, teknik, sarana apa yang membantu dalam mendapatkan
pengetahuan yang berupa ilmu?
c. Landasan Aksiologis
Landasan aksiologis dalam filsafat ilmu fokus menjawab pertanyaan:
1) Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan?
2) Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-
kaidah moral?
3) Bagaimana penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-
pilihan moral?
4) Bagaimana kaitan antara teknik prosedural yang merupakan
operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma moral/
profesional?

Ontologi pendidikan mengupas tentang hakikat pendidikan.


Epistemologi pendidikan membahas tentang asal- usul atau sumber pendidikan,
metode membangun pendidikan, unsur- unsur pendidikan, sasaran pendidikan, dan
sebagainya.
Aksiologi pendidikan mengkaji tentang nilai guna dari pendidikan.

3. Anda sebutkan dan jelaskan fungsi-fungsi filsafat ilmu. Selanjutnya Anda berikan
contoh nyata fungsi-fungsi tersebut dalam bidang Aministrasi Pendidikan.
JAWABAN :
Secara umum fungsi filsafat dalam kehidupan adalah:
a. Eksplanasi: menjelaskan fenomena kehidupan kita
b. Klarifikasi: menganalisis dan memperjelas fenomena kehidupan kita
c. Justifikasi: membenarkan analisis dan penjelasan fenomena kehidupan kita
d. Falsifikasi: menyanggah analisis dan penjelasan fenomena kehidupan kita

Sedangkan fungsi-fungsi filsifat ilmu diantaranya :


a. Sebagai alat mencari dan menemukan kebenaran dari segala fenomena yang
ada dikaji secara ilmiah.
b. Mempertahankan, mendukung, antitesis, atau berdiri netral terhadap
pandangan filsafat lainnya.
c. Memberikan pemahaman tentang cara mengkaji kehidupan, pandangan hidup,
dan pandangan dunia.
d. Memberikan ajaran moral dan etika tentang penggunaan ilmu yang bermanfaat
bagi kehidupan.
e. Menjadi sumber inspirasi dan pedoman dalam berbagai aspek kehidupan,
seperti ekonomi, politik, hukum dan sebagainya.

Filsafat merupakan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan karena secara sadar
bahwa hanya melalui pendidikan kita dapat memperbaiki hidup.
Contoh Filsafat ilmu penerapannya dalam bidang administrasi pendidikan dapat
memberikan manfaat antara lain
a. Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis terhadap
kegiatan ilmiah.
b. Merupakan metode untuk mereflleksi, menguji, mengkritisi, memberikan
asumsi keilmuan.
c. Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.

4. Anda sebutkan dan jelaskan pendekatan-pendekatan dalam filsafat ilmu. Selanjutnya


Anda berikan contoh nyata penerapan pendekatan tersebut dalam bidang Administrasi
Pendidikan.
JAWABAN :
Pendekatan dalam disiplin ilmu yang disebut filsafat ilmu akan lebih mudah di pahami
arti pengertian bila diajukan pandangan Dewey tentang pokok masalah, yaitu tentang
permasalahan filsafat pendidikan yang berarti hubungan antara filsafat dan ilmu.
Metode pendekatan filsafat
a. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif kerap dikontraskan dengan pendekatan induktif.
Pendekatan Deduktif merupakan prosedur yang berpangkal pada suatu
peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir
pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. Dari
segi bahasa, deduktif atau deduksi berasal dari Bahasa Inggris, yaitudeduction
yang artinya penarikan kesimpulan-kesimpulan dari keadaan-keadaan umum
atau menemukan yang khusus dari yang umum. Pendekatan deduktif juga
diartikan sebagai cara berpikir dimana pernyataan yang bersifat umum ditarik
suatu kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan dalam
pendekatan deduktif biasanya menggunakan pola pikir silogisme yang secara
sederhana digambarkan dalam penyusunan dua buah pernyataan (premis
mayor dan premis minor) dan sebuah kesimpulan.
b. Pendekatan Induktif
Pendekatan Induktif merupakan pendekatan yang digunakan dalam berpikir
dengan bertolak dari hal-hal khusus ke hal umum.
Hukum yang disimpulkan pada fenomena yang diselidiki berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diteliti. Berpikir induktif adalah bentuk dari apa
yang disebut generalisasi. Induksi (induction) adalah cara mempelajarai
sesuatu yang bertolak dari hal-hal khusus untuk menentukan hukum atau hal
yang bersifat umum. Metode berpikir induktif merupakan cara berpikir yang
dilakukan dengan cara menarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari
berbagai kasus yang bersifat individual. Oleh karena itu, penalaran induktif
dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai
ruang khusus dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan
pernyataan yang bersifat umum.
c. Pendekatan Rasionalisme
Rasionalisme merupakan suatu paham yang mengutamakan rasio.
Paham ini beranggapan bahwa prinsip-prinsip dasar keilmuan bersumber dari
rasio manusia, sehingga pengalaman empiris bergantung pada prinsip-prinsip
rasio. Karena rasio itu ada pada subjek (manusia), maka asal pengetahuan
harus dicari pada subjek. Rasio itu berpikir. Berpikir inilah ynag membentuk
pengetahuan. Karena hanya manusia yang berpikir, maka hanya manusia
yang mempunyai pengetahuan. Dengan pengetahuan inilah manusia berbuat
dan menentukan tindakannya. Berbeda pengetahuan, berbeda pula laku
perbuatan dan tindakannya. Rasionalisme juga bisa diartikan sebagai doktrin
filsafat yang menyatakan bahwa kebenaran haruslah ditentukan melalui
pembuktian, logika, dan analisis yang berdasarkan fakta, daripada melalui
iman, dogma, atau ajaran agama.

d. Pendekatan Empirisme
Empirisme merupakan suatu paham yang mengutamakan pengalaman.
Secara harfiah, istilah empirisme berasal dari Bahasa Yunani, yaitu kata
emperia yang berarti pengalaman. Pendekatan empiris melihat bahwa
pengalaman, baik pengalaman lahiriyah maupun pengalaman batiniyah
merupakan sumber utama pengenalan. Empirisme adalah suatu aliran dalam
filsafat yang menyatakan bahwa semua pengetahuan berasal dari pengalaman
manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah membawa fitrah
pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.

Contoh penerapan nya dalam bidang administrasi pendidikan dintaranya :


a. Pendekatan Deduktif
Dalam bidang pendidikan dapat diterapkan dalam pembelajaran, pnelitian dan
penulisan karya ilmiah.
Pendekatan deduktif merupakan pemberian penjelasan tentang prinsip-prinsip
isi pembelajaran, kemudian dijelaskan dalam bentuk penerapannya atau
contoh-contohnya dalam situasi tertentu. Pendekatan ini menjelaskan teoritis
ke bentuk realistis atau menjelaskan hal-hal yang bersifat umum ke yang
bersifat khusus.
b. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif adalah pendekatan pembelajaran yang dapat
diaplikasikan dengan cara pemberian berbagai kasus, fakta, contoh, atau
sebab yang mencerminkan suatu konsep atau prinsip. Selanjutnya, siswa
dibimbing untuk berusaha keras mensintesiskan, menemukan, atau
menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut.
c. Pendekatan Rasionalisme
Rasionalisme merupakan paham filsafat yang mengatakan bahwa akal
(reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan
mengetes pengetahuan . Rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan
diperoleh dengan cara berpikir, alat dalam berpikir adalah kaidah-kaidah logis
atau kaidah-kaidah logika.
d. Pendekatan Empirisme
Menurut teori empirisme, pendidik dapat berbuat sekehendak hati dalam
membentuk pribadi peserta didik untuk menjadi apa yang sesuai dengan yang
diinginkannya.
Pendidik atau dosen sebagai faktor luar pemegang peran sangat penting
sebab dosen menyediakan lingkungan pendidikan bagi mahasiswa yang akan
diterima sebagai pengalaman. Dalam belajar melalui pengalaman secara
langsung mahasiswa tidak hanya mengamati, tetapi mereka harus
menghayati, dan terlibat langsung dalam perbuatan serta bertanggung jawab
terhadap hasilnya.

5. Anda jelaskan Realitas dan Kebenaran sebagai substansi filsafat ilmu. Selanjutnya
Anda berikan contoh penerapan teori tersebut dalam bidang Administrasi Pendidikan.
JAWABAN :
Pandangan filsafat tentang Realitas atau Kenyataan :
a. Positivistik berpandangan bahwa sesuatu dikatakan nyata apabila ada
korespondensi antara yang sensual satu dengan sensual lainnya.
b. Fenomenologik: Pertama, sesuatu dikatakan nyata apabila ada korespondensi
antara ide dengan fenomena. Kedua, sesuatu dikatakan nyata apabila ada
kesesuaian antara fenomena dengan sistem nilai.
c. Rasionalistik berpandangan bahwa sesuatu dikatakan nyata apabila ada
koherensi antara empiri dengan skema rasional/pikiran manusia.
d. Realisme-metafisik bahwa sesuatu dikatakan nyata apabila ada koherensi
antara empiri dengan obyektif.
e. Pragmatisme bahwa sesuatu dikatakan nyata apabila berfungsi bagi
kehidupan manusia.
Fakta obyektif yaitu peristiwa, fenomena atau bagian realitas yang merupakan obyek
kegiatan atau pengetahuan praktis manusia.
Fakta ilmiah adalah refleksi terhadap fakta obyektif dalam kesadaran manusia dengan
bahasa dan kaidah ilmiah serta merupakan dasar bagi bangunan teoritis

Pandangan filsafat tentang Kebenaran


a. Kebenaran koherensi. Sesuatu dikatakan benar apabila ada kesesuaian atau
keharmonisan antara sesuatu dengan sesuatu yang memiliki hirarki yang lebih
tinggi dari sesuatu unsur tersebut, baik berupa skema, sistem, atau pun nilai.
Koherensi ini bisa pada tatanan sensual rasional maupun pada dataran
transendental.
Contonya adalah dalam penelitian bahwa kebenaran atas data akan dikatakan
benar jika sesuai dengan data yang ada diatasnya.
b. Kebenaran korespondensi. Sesuatu dikatakan benar apabila kesesuaian suatu
pembuktian tentang sesuatu yang memliki relevansi dengan sesuatu lain.
Koresponsdensi relevan dibuktikan dengan adanya kejadian yang sejalan atau
berlawanan arah antara fakta dengan fakta yang diharapkan, antara fakta
dengan seauatu yang diyakini, yang sifatnya spesifik.
Contohnya dalam kegiatan penelitian bahwa data dapat dikatakan valid jika
atau dapat dbandingkan dengan data hasil penelitian dari orang lain
sebelumnya.

c. Kebenaran performatif. Sesuatu dikatakan benar apabila ketika pemikiran


manusia menyatukan baik yang praktis, teoritis, maupun filosofis dalam
tampilan aktual. Sesuatu dipandang benar apabila dapat diaktualkan dalam
tindakan.
Contohnya dalam penulisan karya ilmiah apabila kebenaran atau realitas itu
sesuai dengan filosofi, teori dan aplikasinya dilapangan.

d. Kebenaran pragmatik. Sesuatu dikatakan benar adalah apabila konkret,


individual, spesifik, dan memiliki kegunaan praktis.
e. Kebenaran struktural paradigmatik. Sesuatu dikatakan memiliki kebenaran
apabila keselu-ruhan struktural tata hubungan antara sesuatu dengan yang
lain dapat dimaknai karena akan mampu memberi eksplanasi atau inferensi
yang lebih menyeluruh.

6. Anda jelaskan Konfirmasi dan Logika Inferensi sebagai substansi filsafat ilmu.
Selanjutnya Anda berikan contoh penerapan teori tersebut dalam bidang Administrasi
Pendidikan.
JAWABAN :
Konfirmasi adalah aktivitas ilmu dalam bentuk menjelaskan, memaknai, dan
memprediksi proses dan produk pada masa yang akan datang.
Konfirmasi ada dua jenis:
1) konfirmasi absolut;
Konfirmasi absolut biasanya menggunakan asumsi, postulat, atau aksioma
yang sudah dipastikan benar.
2) konfirmasi probabilistik.
Konfirmasi probabilistik dapat ditempuh secara induktif, deduktif, ataupun
reflektif.
Contoh penerapannya dalam bidang administrasi pendidikan adalah bahwa dalam
setiap kegiatan pendidikan penting untuk melakukan konfirmasi agar dapat
dilaksaakan dengan baik dan benar.

Logika Inferensi adalah penarikan kesimpulan dari suatu proses ilmiah tentang fakta-
fakta berdasarkan model-model berpikir yang memenuhi kebenaran.
Positivistik melakukan logika inferensi berdasarkan kesesuaian fakta dengan logika
matematis (Bertrand Russel).
Post-positivistik melakukan logika inferensi berdasarkan kesesuaian antara fakta
dengan skema persepsi dan konstruksi pikiran manusia (Bogdan & Biklen).
Realisme melakukan logika inferensi berdasarkan kesesuaian antara fakta dengan
fakta-fakta lain yang terjadi pada umumnya di dunia nyata (Carl Popper)

Contonya penerapannya adalah dalam kegiatan penelitian bahwa dalam menarik


kesimpulan atas sebuah kajian ilmiah diperlukan cara berdasarkan logika yang
menyesuaikan antara fajta dan logika.

Anda mungkin juga menyukai