Dosen Pengampu :
NIM : 2310732036
Universitas Andalas
2024
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Filosofisnya, konstruksi ilmu pengetahuan menjadi landasan epistemologis yang memungkinkan
manusia memahami realitas di sekitarnya. Peran ilmu pengetahuan mencakup pembentukan
paradigma, di mana pemikiran dan pengetahuan mengalami evolusi konstan. Fungsi-fungsi ilmu
pengetahuan, dalam konteks ini, menjadi perangkat kritis untuk menyelidiki makna eksistensi,
etika pengetahuan, dan hubungan antara pengetahuan dengan kebenaran. Dengan demikian,
melalui perspektif filsafat, judul tersebut mencerminkan upaya untuk menjelajahi esensi ilmu
pengetahuan sebagai konstruksi intelektual yang mencakup makna, tujuan, dan implikasi
filosofisnya.
Rumusan Masalah
Tujuan
DESKRPSI/ANALISIS
Skills, skill adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan secara mudah dan tepat.
Jika disimpulkan, skill berati kemampuan untuk mengoperasikan suatu pekerjaan
secara mudah dan cermat
Selain itu, ada teori pragmatisme yang menekankan pentingnya manfaat praktis dari
pengetahuan. Positivisme, di sisi lain, menekankan observasi ilmiah dan verifikasi
empiris. Setiap teori ini memberikan wawasan berbeda tentang sifat, asal, dan validitas
pengetahuan.
d) Sumber pengetahuan
Dalam filsafat, sumber-sumber pengetahuan dapat dilihat melalui berbagai pendekatan.
Beberapa sumber pengetahuan utama termasuk:
1. Pengalaman (Empiris): Empirisisme menekankan pentingnya pengalaman
sebagai sumber utama pengetahuan. Melalui observasi dan pengalaman
sensoris, individu memperoleh pengetahuan tentang dunia.
2. Akal Budi (Rasionalisme): Rasionalisme meyakini bahwa akal budi dan
pemikiran rasional adalah sumber pengetahuan utama. Ide ini dikembangkan
melalui refleksi dan pertimbangan logis.
3. Intuisi: Beberapa filsuf mengakui peran intuisi sebagai sumber pengetahuan.
Intuisi di sini merujuk pada pemahaman langsung tanpa perlu proses pemikiran
yang panjang.
4. Revelasi: Beberapa orang meyakini bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui
wahyu ilahi atau pengungkapan. Ini terutama relevan dalam konteks keyakinan
agama.
e) Jenis-jenis pengetahuan
Jenis-jenis pengetahuan mencakup berbagai bentuk pemahaman yang melibatkan
metode, asal, atau cakupan pengetahuan tersebut. Berikut beberapa jenis pengetahuan
dalam konteks filsafat:
1. Pengetahuan Aksiologis (Aksiologist Knowledge) adalah ilmu yang
mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan dan ilmu
pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya dengan
sebaik baiknya untuk kepentingan manusia secara umum.
2. Pengetahuan Ontologis (Ontological Knowledge): Terkait dengan studi tentang
kategori-kategori dasar keberadaan dan hubungan antara entitas.
3. Pengetahuan Epistemologis (Epistemological Knowledge): Terfokus pada sifat,
batasan, dan metode pengetahuan itu sendiri.
f) Teori-teori kebenaran
1. Teori Korespondensi : Menurut teori korespondensi mengemukakan bahwa suatu
proposisi dianggap benar apabila sesuai dengan fakta atau realitas yang ada di
dunia. Kebenaran dapat dibuktikan langsung melalui pengalaman dan pengamatan
pada dunia nyata.
2. Teori Koherensi : Menurut teori koherensi suatu pernyataan dapat dianggap benar
hanya jika tidak bertentangan dengan pernyataan sebelumnya yang sudah terbukti
benar. Teori ini mengharuskan adanya konsistensi atau ketiadaan
3. Teori Pragmatis : Teori pragmatis menganggap kebenaran sebuah pernyataan
terletak pada manfaat praktisnya dalam memecahkan masalah kehidupan. Teori ini
tidak hanya berlaku dalam dunia empiris, namun juga dapat diterapkan pada obyek
pengetahuan metafisik.
4. Teori performatif : Kebenaran performatif bergantung pada otoritas penutur, yang
dapat didefinisikan sebagai kewenangan, keahlian, atau kompetensi sang penutur
dalam hal yang diucapkannya
BAB I I I
KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan analisis sebagaimana dijelaskan pada makalah ini,maka dapat
dikemukakan simpulan sebagai catatan penutup dari aspek aksiologi ilmu dari filsafat mengkaji
tentang fungsi ilmu untuk memberikan petunjuk, solusi, pikiran ilmiah dan pembebas dari
kebodohan. Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan ilmiah yang memiliki ciri-ciri: dapat diamati,
(empiris), dapat diuji, objektif dalam arti tidak memiliki muatan rasa atau emosional serta
bersifat universal.Ilmu pengetahuan di barat bersifat netral, tidak memiliki tujuan yang melekat
pada dirinya sendiri melainkan sangat bergantung pada manusia yang menggunakannya.Ilmu
pengetahuan dalam Islam selain bertujuan untuk memberikan kemashlahatan bagi kehidupan
manusia juga untuksemakin memperkuat keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
REFERENSI:
Buku Orientasi ke Arah Pemahaman filsafat Ilmu penulis Prof. Dr. Mukhtar Latif, M.Pd