PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ilmu dan pengetahuan adalah dua konsep yang sangat penting dalam pemahaman
manusia tentang dunia di sekitarnya. Sekalipun sering disebut atau dikaitkan, ilmu dan
pengetahuan sendiri memiliki definisi yang berbeda, baik secara etimologi maupun
terminologinya masing – masing.
Filsafat memiliki peran yang penting dalam ilmu pengetahuan. Filsafat berperan
sebagai penjaga etika, metode ilmiah, dan pemahaman konseptual dalam dunia ilmu
pengetahuan. Memperoleh pengetahuan adalah elemen penting dalam memahami
bagaimana manusia dan masyarakat telah berkembang sepanjang sejarah dengan cara
menggali pengetahuan dan memahami dunia di sekitar mereka.
Dalam paper ini akan dijelaskan juga mengenai komponen filsafat yaitu Ontologi,
Epistemologi dan Aksiologi dilihat dari perspektif ilmu kedokteran/kesehatan. Ada pula
perspektif kedokteran-kesehatan sebagai ilmu yang dikaji dari beberapa dimensi.
3. Tujuan
a) Untuk mengetahui pengertian kata Ilmu dan kata Pengetahuan secara Etimologi
dan Terminologi
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Ilmu
a) Secara Etimologi
Kata Ilmu berasal dari bahasa Arab “alima” dan berarti pengetahuan. Dalam
bahasa Indonesia, ilmu sering disamakan dengan sains yang berasal dari Bahasa
Inggris “science”. Kata “science” itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “scio”,
“scire” yang artinya pengetahuan.
b) Secara Terminologi
2. Pengertian Pengetahuan
a) Secara Etimologi
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu “knowledge”.
Dalam Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah
kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief) (Bakhtiar, 2004: 85).
(1) the fact or conditioning of being aware of something (kenyataan atau kondisi
menyadari sesuatu).
(2) the fact or conditioning of knowing something with familiarity gained through
experience or association (kenyataan atau kondisi mengetahui sesuatu yang diperoleh
secara umum melalui pengalaman atau asosiasi).
(3) the sum of is known; the body of truth, information, and principles acquired by
mankind (sejumlah pengetahuan, susunan kebenaran informasi, dan prinsip-prinsip yang
diperoleh manusia)
(4) the fact or condition of having information or of being learned (kenyataan atau
kondisi memiliki informasi yang sedang dipelajari) (Suhartono, 1997: 95).
b) Terminologi
Drs. Sidi Gazalba (dalam Bakhtiar, 2004: 85) pengetahuan adalah apa yang
diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tersebut adalah hasil dari kenal,
sadar, insaf, mengerti, dan pandai.
Plato, filsuf Yunani kuno, menganggap pengetahuan sebagai keyakinan yang
benar, rasional, dan dapat dijelaskan secara logis. Baginya, pengetahuan
berhubungan erat dengan kebijaksanaan dan penalaran.
Aristoteles, murid Plato, melihat pengetahuan sebagai hasil dari pengamatan dan
analisis. Baginya, pengetahuan adalah pemahaman yang diperoleh melalui
pengalaman dan refleksi.
Ilmu pengetahuan dan filsafat selalu saling belajar satu sama lain. Karl Popper
adalah seorang filsuf ilmu terkenal yang menekankan pentingnya filsafat dalam
mengevaluasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut Popper, salah satu peran
utama filsafat adalah mengembangkan metode ilmiah yang lebih baik, khususnya dalam
konteks pengujian hipotesis. Filsafat dapat membantu ilmuwan dalam merumuskan
pertanyaan-pertanyaan kritis dan mengidentifikasi metode yang benar-benar dapat
menguji validitas teori - teori ilmiah.
Filsafat ilmu sebagai sarana pengujian penalaran teori ilmiah. Prinsip kritis
terhadap kegiatan ilmiah, dapat menjadikan seorang peneliti memiliki sikap kritis
terhadap bidang ilmunya sendiri. Filsafat ilmu mampu menguji, merefleksi,
mengkritik asumsi dan metode keilmuan dalam sebuah penelitian ilmiah. Sehingga
sikap seperti ini mampu melahirkan sebuah teori keilmuan yang baru dan membuka
kemungkinan - kemungkinan hal baru dalam Penelitian ilmiah.
b) Filsafat Ilmu Memberikan Pendasaran Logis terhadap Metodologi Penelitian
a) Rasionalisme : menurut penganut rasionalisme bahwa dalam setiap benda terdapat ide-
ide terpendam (innate ideas) dan proposisi-proposisi umum yang kemudian disebut
sebagai proposisi keniscayaan (necessary atau a priori) yang dapat dibuktikan sebagai
kebenaran dalam kesempurnaan atau keberadaan verifikasi empiris. Kelompok
rasionalis ini mendasarkan diri pada cara kerja deduktif dalam menyusun
pengetahuannya.
c) Intuisi dan Wahyu. Ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan cara intuisi tidak melalui
proses penalaran atau pengalaman tertentu. Ia secara tiba-tiba menemukan jawaban
dari permasalahan yang dihadapinya. Lain halnya dengan wahyu, hal ini merupakan
pengetahuan yang diperoleh manusia melalui pemberian Tuhan secara langsung
kepada hamba pilihan-Nya. Agamalah yang menjadi kata kunci dalam wahyu.
Kontribusi Filsafat ilmu dalam metodologi penelitian juga dapat bersifat mengisi
dan memperluas cakrawala kognitif (akal) tentang apa yang disebut ilmu, yang
diharapkan akan menimbulkan pengertian untuk disiplin dalam berkarya ilmiah,
sekaligus meningkatkan motivasi seorang peneliti untuk melaksanakan tugas secara
sungguh-sunguh. Peran filsafat ilmu menurut Beerling (1988) adalah penyelidikan
tentang ciri - ciri mengenai pengetahuan ilmiah dan cara-cara untuk memperoleh
pengetahuan. Diterangkan bahwa pengertian metode ilmiah atau proses ilmiah (scientific
method) merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis
berdasarkan bukti nyata.
Menurut Jhon Dewey, pola metode ilmiah mengikuti proses sebagai berikut:
2. Perumusan hipotesis
4. Perumusan kesimpulan-kesimpulan
Berpikir ilmiah adalah metode berpikir yang didasarkan pada logika deduktif dan
induktif (Mumuh Mulyana Mubarak, SE). Suatu pengetahuan ilmiah disebut sahih ketika
kita melakukan penyimpulan yang benar. Kegiatan penyimpulan inilah yang disebut
logika. Logika diperoleh dengan metode deduksi dan induksi. Metode induksi adalah
suatu cara penganalisis ilmiah yang bergerak dari hal – hal yang bersifat khusus
(individu) menuju pada hal yang bersifat umum (universal). Sedangkan metode deduksi
adalah kebalikan dari metode induksi yaitu bergerak dari hal-hal yang bersifat umum
(universal) kemudian ditetapkan hal-hal yang bersifat khusus.
Kebenaran Ilmiah maksudnya adalah suatu pengetahuan yang jelas dan pasti
kebenarannya menurut norma - norma keilmuan. Kebenaran Ilmiah cenderung bersifat
objektif, di dalamnya terkandung sejumlah pengetahuan menurut sudut pandang yang
berbeda - beda, tetapi saling bersesuaian. Ada beberapa rumusan tentang kebenaran yang
dikemukakan Michael Williams, menurutnya ada lima teori kebenaran, yaitu:
a) Kebenaran Korespondensi
b) Kebenaran Koherensi
c) Kebenaran Pragmatis
d) Kebenaran Performatif
e) Kebenaran Proposisi
6. Komponen filsafat
a) Ontologi : Ontologi berasal dari Bahasa Yunani, yakni on (ontos) yang mempunyai
arti ada dan logos yang mempunyai arti ilmu sehingga Ontologi merupakan ilmu yang
mengenai yang ada. Ontologi dalam definisi Aristoteles merupakan pembahasan
mengenai hal ada sebagai hal ada (hal ada sebagai demikian) mengalami perubahan
yang dalam, sehubungan dengan objeknya (Gie 1997). Ontologi menurut
Suriasumantri (1990) membahas mengenai apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh
kita ingin tahu, atau dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”.
c) Aksiologi : pengertian Aksiologi menurut bahasa Yunani, Aksiologi berasal dari kata
axios artinya nilai dan logos artinya teori atau ilmu jadi Aksiologi adalah teori tentang
nilai. Menurut Suria Sumantri Aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi
kehidupan manusia kajian tentang nilai - nilai khusunya etika. Menurut Bramel
Aksiologi terbagi tiga bagian:
1. Moral conduct yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus yaitu
etika.
3. Socio political life yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat
sosial politik.
Salah satu definisi Ilmu menurut Harsojo, Guru Besar Antropologi, Universitas
Padjajaran adalah ilmu dapat dimaknai sebagai akumulasi pengetahuan yang telah
disistematisasikan. Sebagai ilmu, Kedokteran juga telah memenuhi sifat-sifat
keilmuannya seperti:
- Universal, ilmu tidak terbatas ruang dan waktu sehingga dapat berlaku di mana
saja dan kapan saja di seluruh alam semesta ini.
a. Psiko - edukatif adalah pendidikan yang diberikan oleh orang tua (ayah dan ibu)
termasuk pendidikan agama. Orang tua merupakan tokoh imitasi dan identifikasi anak
terhadap orang tuanya. Perkembangan kepribadian anak melalui dimensi psiko - edukatif
ini berhenti hingga usia 18 tahun.
b. Sosial - budaya, kepribadian seseorang juga dipengaruhi oleh kultur budaya dari
lingkungan sosial yang bersangkutan dibesarkan.
c. Spiritual yang merupakan fitrah manusia. Ini merupakan fitrah manusia yang menjadi
kebutuhan dasar manusia (basic spiritual needs), mengandung nilai - nilai moral, etika
dan hukum. Atau dengan kata lain seseorang yang taat pada hukum, berarti ia bermoral
dan beretika, seseorang yang bermoral dan beretika berarti ia beragama (no religion
without moral, no moral without law).
Jadi menurut model ini sehat adalah keadaan dinamis yang berubah secara terus
menerus sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan pada lingkungan
internal dan eksternalnya untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, inteletual,
sosial, perkembangan, dan spiritual yang sehat. Sedangkan Sakit merupakan proses
dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan
atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya
BAB III
PEMBAHASAN
Filsafat ilmu dapat berupa pertanyaan - pertanyaan mendasar tentang sifat pengetahuan
dan bagaimana kita dapat memahami dunia dengan lebih baik melalui metode ilmiah. Hal ini
dapat menciptakan landasan teoritis yang mendalam untuk refleksi tentang sains dan ilmu
pengetahuan serta membantu kita memahami batasan dan potensi dari pemahaman kita tentang
dunia di sekitar kita.
Menurut The Liang Gie, ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas, atau metode merupakan
satu kesatuan yang saling berkaitan. Ilmu adalah rangkaian aktivitas manusia yang dilaksanakan
dengan metode tertentu, yang akhirnya aktivitas metodis itu menghasilkan pengetahuan ilmiah.
Adapun pengertian pengetahuan itu sendiri seperti yang dikemukakan Surajiyo adalah
hasil tahu manusia terhadap sesuatu atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek
yang dihadapinya. Namun manusia tidak dapat menuntut bahwa memperoleh sesuatu itu berarti
sudah jelas kebenarannya karena boleh jadi hanya kebetulan benar saja.
Secara khusus Suparlan Suhartono mengemukakan tentang perbedaan makna antara ilmu
dan pengetahuan. Dengan mengambil rujukan dari Weber’s Dictionary, Suparlan menjelaskan
bahwa pengetahuan (knowledge)adalah sesuatu yang menjelaskan tentang adanya sesuatu hal
yang diperoleh secara biasa atau sehari-hari melalui pengalaman-pengalaman, kesadaran,
informasi, dan sebagainya. Sedangkan ilmu (science) didalamnya terkandung adanya
pengetahuan yang pasti, lebih praktis, sistematis, metodis, ilmiah, dan mencakup kebenaran
umum mengenai objek studi yang lebih bersifat fisis (natural).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa pengetahuan mempunyai cakupan lebih luas dan
umum daripada ilmu. Oleh karena itu. Keberadaan ilmu dan pengetahuan hendaknya tidak boleh
dipisahkan, sama pentingnya bagi hidup dan kehidupan. Dengan demikian ilmu dan pengetahuan
memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Dimana ilmu adalah hasil dari pengetahuan dan
pengetahuan adalah hasil tahu (ilmu) manusia terhadap sesuatu objek yang dihadapinya.
Dalam perspektif Kedokteran dan Kesehatan, tiga unsur utama dalam filsafat yaitu
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi, memainkan peran penting dalam membentuk landasan
berpikir dan tindakan praktisi medis serta peneliti dalam bidang ini. Ketiganya membantu
mengarahkan praktik medis, pengembangan pengetahuan medis, dan pemahaman etika dalam
perawatan kesehatan. Pemahaman yang baik tentang ketiga aspek ini adalah kunci untuk
memberikan perawatan kesehatan yang efektif, etis, dan sesuai dengan nilai - nilai yang
dipegang oleh masyarakat dan praktisi medis.
BAB IV
KESIMPULAN
Dengan memahami pengertian kata Ilmu dan Pengetahuan dari segi etimologi dan
terminologi, dapat memberikan fondasi pemahaman bagi kita tentang makna dan konsep dasar
ini. Kita juga melihat peran penting filsafat dalam ilmu pengetahuan yang membantu kita
menelaah aspek - aspek dasar dalam ilmu pengetahuan.
Selanjutnya, kita memahami cara memperoleh pengetahuan dan peran metode ilmiah
dalam mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang dunia. Metode ilmiah adalah alat
yang kuat untuk menguji hipotesis dan memvalidasi pengetahuan. Adapula definisi kebenaran
ilmiah, yang menyoroti pentingnya bukti dan metode dalam menentukan validitas suatu
pernyataan dalam ilmu pengetahuan.
Dalam konteks Kedokteran dan Kesehatan, kita melihat komponen filsafat seperti
Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi yang membantu membentuk landasan berpikir dan etika
dalam praktek medis.
Pemahaman atas berbagai aspek ini adalah landasan penting untuk memperkaya
pemahaman kita tentang dunia, etika, dan peran ilmu pengetahuan dalam kehidupan kita.
DAFTAR PUSTAKA