Anda di halaman 1dari 15

RESUME FILSAFAT KOMUNIKASI

Diajukan untuk pemenuhan Ujian HER Mandiri

Disusun oleh:

Ricki Andreas Sidabutar

NIM 44190283

44.8C.05

Mata Kuliah : Filsafat Komunikasi

Dosen : Flora Meliana Siahaan, M.I.Kom

UNIVERSITAS BINA SARANA INFORMATIKA

FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BAHASA

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

KALIABANG
PERTEMUAN 1

DEFINISI DAN PERKEMBANGAN FILSAFAT

A. DEFINISI FILSAFAT

Definisi Etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani Philosophia. Philos


artinya suka, cinta atau kecenderungan pada sesuatu, sedangkan Sophia
artinya kebijaksanaan.

B. MENURUT PARA AHLI


1. Dr. Moh. Hatta

Usaha manusia, baik dengan pikiran maupun perasaan batin untuk


mencari kebenaran tentang sesuatu.

2. R. F. Beeling

Berfikir untuk mencapai atau mencari kebenaran yang universal sifat


setiap kenyataan.

C. KARAKTERISTIK BERFIKIR FILSAFAT


1. Menyeluruh
a) Melihat halkikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya.
b) Kaitan ilmu dengan moral.
c) Kaitan ilmu dengan agama.
2. Mendasar
a) Tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar.
b) Mengapa ilmu dapat disebut benar?
c) Bagaimana proses penilaian kriteria tersebut dilakukan?
d) Apakah kriteria itu sendiri benar?
e) Lalu kata benar itu sendiri apa?
D. OBJEK FILSAFAT
1. Objek Material

Objek kajian filsafat adalah segala sesuatu realitas baik yang tampak
maupun yang tidak tampak.

2. Objek Formal

Sudut pandang kefilsafatan dalam mengkaji objek materiilnya itu,


misalnya dari sudut ontology (hakikat ada),epistimologi (hakikat
pengetahuan), dan aksiologi (hakikat manfaat).

E. TOKOH-TOKOH DAN PERKEMBANGAN

Nama Thales muncul atas penuturaan sejarawan Herodotus pada abad ke-5
SM. Thales sebagai salah satu dari tujuh orang bijaksana.

Socrates berpendapat bahwa ajaran dan kehidupan adalah satu dan tak
dapat di pisahkan satu dengan yang lain. Oeh karna itu, dasar dari segala
penelitian dan pembahasan adalah pengujian diri sendiri. Bagi secrotes,
pengetahuan yang sangat berharga adalah pengetahuan tentang diri sendiri.

Plato berpendapat bahwa manusia berada dalam dua dunia, yaitu dunia
pengalaman yang bersifat tidak tetap, bermacam-macam dan berubah.
Sedangkan dunia ide bersifat tetap, hanya stu macam dan tidak berubah.
Dunia pengalaman merupakan bayang-bayang dari dunia ide sedangkan dunia
ide merupakan dunia yang sesungguhnya, yaitu dunia realitas.

Menurut Aristoteles, berpikir harus dilakukan dengan bertitik tolak pada


pengertian-pengertian sesuatu benda.

Locke tentang filsafatnya adalah substance is we know not what, tentang


substansi kita tidak tahu apa-apa. Ia menyatakan bahwa apa yang dianggapnya
substansi adalah pengertian tentang objek sebagai idea tentang objek itu yang
dibentuk oleh jiwa berdasarkan masukan dari indera.

PERTEMUAN 2

LATAR BELAKANG FILOSOFI

A. MEREK FILOSOFI

Metafisika Metafisika adalah ciri filsafat yang pertama dan terpenting.


Metafisika adalah cabang filsafat yang membahas masalah wujud atau wujud.

1. Metafisika umum (ontologi) mengacu pada "makhluk".


2. Metafisika Khusus
a) Psikologi (tentang sifat manusia).
b) Kosmologi (tentang sifat atau asal usul alam semesta).
c) Teologi (tentang hakikat keberadaan Tuhan).
3. Epistemologi berasal dari kata Yunani “episteme” dan “logos”.
Episteme artinya pengetahuan, logos artinya teori. Jadi, secara
epistemologis berarti teori pengetahuan. Epistemologi adalah cabang
filsafat yang mempelajari asal-usul, sifat, metode dan gagasan
pengetahuan manusia.
4. Aksioma berasal dari kata Yunani "axios" dan "logo". Axios berarti
nilai atau sesuatu yang bernilai, logo berarti teori atau alasan. Aksioma
berarti teori nilai, penyelidikan tentang sifat, kriteria, dan keadaan
metafisik nilai ideologis.
5. Logika itu penting karena berpikir harus memberitahu orang lain dan
komunikasi harus merupakan keputusan yang bersumber dari
pemikiran logis.

B. MAZHAB-MAZHAB FILSAFAT
1. Rasionalisme

Mulai muncul pada abad 17. Rasionalisme berpendapat bahwa sumber


pengetahuan yang dapat mencukupi dan dapat dipercaya adalah rasio/
akal. Pengalaman hanya dipakai untuk meneguhkan pengetahuan yang
telah didapatkan oleh akal dan sesungguhnya akal tidak memerlukan
pengalaman. Metode yang digunakan adalah metode adalah metode
deduktif, yaitu suatu penawaran yang mengambil kesimpulan dari sutu
kebenaran yang bersifat umum untuk ditetapkan kepada hal-hal yang
khusus.

2. Empirisme

Muncul pada abad 17 dan merupakan kebalikan dari rasionalisme,


berpendapat bahwa empiri/ pengalamanlah yang menjadi sumber
pengetahuan, baik pengalaman lahiriah maupun batiniah.

3. Idealisme

Kata idealisme digunakan secara filosofis digunakan oleh Leibniz pada


awal abad 18. idealisme berpendapat bahwa seluruh realitas itu bersifat
spiritual/ psikis dan materi yang bersifat fisik sebenarnya tidak ada.

4. Positivisme/pendekatan objektif

Berkembang pada abad 19, positivisme berpendirian bahwa pemikiran


filsafat berpangkal dari apa yang telah ditetapkan, yang faktual, yang
positif sehingga sesuatu yang sifatnya metafisik ditolak. Realitas
dipandang sebagai sesuatu yang nyata, diatur oleh hukum2 yang bersifat
objektif dan universal.

5. Pendekatan Interpretif / subjektif (konstruktif)

Memandang realiltas sebagai konstruksi individu-individu. kebenaran


realitas bersifat relatif dan berlaku dalam konteks waktu spesifik.

6. Pendekatan Kritis
Memandang realitas yang diamati hanyalah realitas semu, hanya
terlihat dipermukaan, dan berbeda dg reallitas yg terjadi.

C. PENALARAN

Kemampuan menalar menyebabkan manusia mengembangkan


pengetahuan sehingga ia tahu yang benar dan salah, yang baik dan buruk serta
indah dan jelek.

D. DEFINISI PENGETAHUAN
1. Notoatmodjo, 2003.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan diperlukan sebagai
dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan
perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan
merupakan fakta yang mendukung tindakan seseorang .

2. Pengetahuan (knowledge)

Pembentukan berpikir asosiatif menghubungkan Hubungkan pikiran


dengan kenyataan dengan ide-ide lain berdasarkan pengalaman lagi dan
lagi tanpa pemahaman kausalitas yang esensial dan universal.

E. ASUMSI PENGETAHUAN

Asumsi yang mendasari ilmu pengetahuan tidak dapat dibuktikan


kebenarannya. Asumsi ini menentukan validitas sains pengetahuan. Asumsi
dasar berasal dari:

1. Dunia ada.
2. Kita bisa mengenal dunia.
3. Kita mengenal dunia melalui indera kita.
4. Gejala tersebut memiliki hubungan sebab.

F. JENIS-JENIS PENGETAHUAN MANUSIA


1. Pengetahuan biasa/knowledge.
2. Pengetahuan ilmu/science sebagai alam dan sosial.
3. Pengetahuan ketuhanan/teologi.
4. Pengetahuan bahasa dan matematika sebagai alat bantu berfikir ilmiah.
5. Pengetahuan ilmu mutlak bersifat empirik.

PERTEMUAN 3

DEFINISI DAN PERKEMBANGAN FILSAFAT

A. ILMU
1. Ilmu dapat diartikan sebagai

Ilmu (science) adalah akumulasi informasi yang menjelaskan kausalitas


akibat esensial dan universal/akibat kausal objek menurut metode tertentu
yang merupakan unit sistem.

2. Ilmu juga memiliki


a) Metode dan prosedur.
b) Sifat inter subyektif.
c) Sifatnya reproduktif.
3. Sifat-sifat ilmu
a) Ruang lingkup sains meliputi seluruh dunia pengalaman yang
dapat dirasakan melalui indera.
b) Sains tidak dapat mencapai kebenaran absolut, sains hanya dapat
mencapai kebenaran relatif.
c) Pernyataan yang dibuat oleh sains diverifikasi secara empiris.
d) Temuan berdasarkan metode kerja ilmiah.
4. Cara kerja ilmiah
a) Pengumpulan fakta.
b) Deskripsi.
c) Klasifikasi.
d) Analisis.
e) Kesimpulan.
5. Syarat ilmu
a) Objektif.
b) Metode.
c) Sistematis.
d) Universal.

B. OBYEK FILSAFAT ILMU


1. Objek Material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri.
2. Objek formal filsafat ilmu adalah sudut pandang dari mana sang subjek
menelaah objek materialnya.

PERTEMUAN 4

FILOSOFI DAN ILMU KOMUNIKASI

A. SEJARAH KOMUNIKASI

Sebelumnya media dikenal dengan istilah publisistik yang berasal dari


bahasa Jerman Publizistik yang berasal dari bahasa latin Publicare yang
artinya mengumumkan. dll.

Istilah publisitas Walter Hageman digunakan untuk memasukkan


fenomena baru ke dalam ranah sains dalam bentuk pernyataan manusia.
Menurut Wilbur Schramm, jika kita berkomunikasi dengan satu
departemen, kita mengungkapkan ide-ide kita untuk mendapatkan kesamaan
dengan yang lain tentang objek tertentu.

B. PERSYARATAN ILMIAH DALAM KOMUNIKASI


1. Tujuan komunikasi memiliki jangkauan kegiatan yang sangat luas,
sehingga dimungkinkan untuk memformalkan objek fisik komunikasi
yaitu manusia atau koeksistensi manusia.
2. Sistematisitas dalam bentuk formalnya ilmu dinyatakan dengan suatu
definisi, seperti yang kita pelajari dalam studi objek-objek publik.
3. Pada umumnya metode umum tidak menggunakan metode tertentu.
4. Seperti ilmu-ilmu sosial lainnya, komunikasi menggunakan metode
penelitian sosial.

PERTEMUAN 5

PROSES DAN KOMPONEN KOMUNIKASI

A. PROSES KOMUNIKASI

Proses komunikasi dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Tahap utama adalah pemikiran.


2. Sekunder adalah proses transmisi tahapan-tahapan proses komunikasi.
3. Penafsiran.
4. Enkripsi.
5. Pengiriman.

B. KOMUNIKASI ADALAH PROSES


1. Terjadi sangat tiba-tiba.
2. Energi kinetik terus berubah.
3. Membuat atau menghasilkan hasil perubahan.
4. Termasuk timbal balik (komunikator mempengaruhi orang lain).
5. Memuat berbagai elemen terkait jaringan dan kolaborasi.

C. LIMA FAKTOR PROSES KOMUNIKASI


1. Konteks.
2. Komunikator.
3. Pesan.
4. Sistem distribusi.
5. Komunikasi.

D. PROSES KOMUNIKASI BERDASARKAN MODEL


1. Unsur Komunikasi
a) Sumber.
b) Komunikator.
c) Pesan.
d) Media.
e) Komunikasi.
f) Efek.
g) Umpan balik.
h) Kebisingan.

E. PROSES MENDENGARKAN

Mendengarkan adalah proses aktif yang merangsang telinga dan


membutuhkan energi dan komitmen.

Mendengarkan melibatkan penerimaan rangsangan. Mendengarkan adalah


proses psikologis.
F. JENIS DAN SEJARAH MENDENGARKAN
1. Jenis-jenis mendengarkan
a) Mendengarkan untuk hiburan.
b) Mendengarkan informasi.
c) Mendengarkan bantuan.
2. Kemajuan Kegiatan Mendengarkan
a) Perasaan.
b) Penjelasan.
c) Pengetahuan.

PERTEMUAN 6

MODEL KOMUNIKASI

A. APA ITU MODEL

Model adalah representasi dari suatu fenomena, baik nyata maupun


abstrak, yang menekankan unsur-unsur penting dari fenomena tersebut.

Menurut Sureno dan Mortensen, model komunikasi adalah gambaran ideal


tentang apa yang diperlukan agar komunikasi dapat terjadi. Fenomena
berfungsi sebagai model.

PERTEMUAN 9

TEORI

A. MENEMUKAN TEORI
Teori adalah generalisasi abstrak dari beberapa fenomena. Generalisasi
adalah proses di mana suatu pengamatan terhadap fenomena tertentu menjadi
pengamatan terhadap lebih dari satu fenomena.

B. SIFAT TEORI

Teori adalah seperangkat proposisi yang terdiri dari struktur yang pasti dan
saling berhubungan.

C. HAKIKAT, TUJUAN, DAN FUNGSI TEORI

Hakikat dan tujuan teori bukan hanya untuk mengungkap kebenaran-


kebenaran yang tersembunyi, tetapi juga sebagai alat untuk memeriksa fakta-
fakta, menyusun dan menyajikan fakta-fakta tersebut.

PERTEMUAN 10

SETELAH PENDAPAT POSITIF

A. SETELAH POIN POSITIF

Post-positivisme adalah pemikiran yang menantang asumsi dan kebenaran


positivisme.

Pandangan post-positivis adalah aliran yang ingin mengoreksi kelemahan-


kelemahan positivisme dengan hanya mengandalkan kemampuan mengamati
secara langsung objek kajiannya.

Secara ontologis, post-positivisme adalah realisme kritis.

Realisme kritis berpandangan bahwa realitas ada dalam realitas menurut


hukum-hukum alam, tetapi ini tidak mungkin jika orang dapat
mempersepsikan realitas secara tepat/apa adanya. Post-positivisme
menganggap keberadaan peran subjek untuk menentukan ada tidaknya
realitas.

1. Pandangan Post-positivisme
a) Post-positivisme berpandangan bahwa proses konstruksi sosial
berlangsung dengan cara yang berbeda dan menurut model yang
berbeda terkait dengan kerja penelitian.
b) Post-positivisme berpendapat bahwa konstruksi sosial ditemukan
secara objektif di antara agen-agen dunia sosial.

Fungsi teori dalam pemikiran post-positivis adalah untuk mendefinisikan


suatu hukum pengalaman yang tidak teratur.

Faktor utama dalam perkembangan teori dan pertumbuhan pengetahuan


dalam tradisi post-positivis adalah keterbukaan. Post-positivisme
mengembangkan teori dan mengumpulkan pengetahuan tentang dunia melalui
pengujian teori secara empiris.

PERTEMUAN 11

TITIK EKSPRESI

Pandangan interpretatif muncul dari ketidakpuasan terhadap teori post-


positivis. Perspektif positivis dianggap terlalu umum, mekanis, dan tidak
mampu menangkap seluk-beluk, nuansa, dan kompleksitas interaksi manusia.

Perspektif interpretatif berusaha memahami bagaimana kita membentuk


dunia makna melalui interaksi dan bagaimana kita berhubungan dengan dunia
yang kita bentuk.

Pandangan dasar yang membentuk pandangan hermeneutik adalah


hermeneutika, fenomenologi, dan interaksionisme simbolik. Ketiga perspektif
ini mendasari pendekatan ilmu sosial tipikal yang memberi subjek peran untuk
mendefinisikan peristiwa sosial sambil memperlakukan orang sebagai non-
objek daripada diaktualisasikan.

PERTEMUAN 12

SUDUT PANDANG KONSTRUKTIVISME

Konstruktivisme adalah teori sosiologi kontemporer yang digagas oleh


Peter L.

Thomas Luckmann. Dari sudut pandang konstruktivis, realitas sosial


merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Individu adalah
manusia bebas yang menjaga hubungan manusia.

Dari sudut pandang konstruktivis, bahasa tidak lagi dilihat hanya sebagai
alat untuk memahami realitas objektif dan terlepas dari subjek sebagai
penyampai pesan.

Konstruktivisme memang menganggap subjek sebagai elemen sentral


komunikasi dan hubungan sosial. Konstruktivisme berpendapat bahwa alam
semesta secara epistemologis adalah hasil dari proses konstruksi sosial.

Pengetahuan manusia adalah konstruksi yang dibangun dari proses


kognitif melalui interaksinya dengan dunia objek material. Pengalaman
manusia terdiri dari interpretasi realitas yang bermakna, bukan penyalinan
realitas.

PERTEMUAN 13

POIN-POIN TEORI MAGIC


Teori kritis muncul sebagai koreksi pandangan konstruktivis yang kurang
peka terhadap proses produksi dan reproduksi makna yang berlangsung dalam
sejarah dan institusi.

Teori kritis tidak dapat dianggap sebagai model, tetapi lebih tepat disebut
penyelidikan yang berorientasi ideologis, yaitu wacana atau pandangan
tentang realitas yang berorientasi ideologis dengan interpretasi tertentu.
Ideologi ini meliputi neo-Marxisme, materialisme, feminisme, penyelidikan
partisipatif.

Eklektisisme ilmu komunikasi sebagai bidang kajian tersendiri,


komunikasi memang telah melahirkan dan memberi hikmah pada konsep-
konsep Perbedaan teori Fisher (1986) merangkum konsep komunikasi dari
empat sudut pandang, yaitu: mekanis; Mentalitas; berinteraksi; Praktis.

PERTEMUAN 14

APLIKASI ILMU KOMUNIKASI

Eklektisisme ilmu komunikasi sebagai bidang kajian tersendiri,


komunikasi memang telah melahirkan dan memberi hikmah pada konsep-
konsep Perbedaan teori Fisher (1986) merangkum konsep komunikasi dari
empat sudut pandang, yaitu: mekanis; Mentalitas; berinteraksi; Praktis.

Penerapan bidang penelitian ilmu komunikasi sebenarnya dapat diterapkan


pada banyak bidang penelitian ilmu lain. Misalnya, dalam studi manajemen.
Relevansi studi manajemen dalam bidang studi komunikasi termasuk dalam
bidang studi manajemen komunikasi dalam organisasi dengan pemahaman
manajemen komunikasi organisasi yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai