Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian filsafat

1. Pengertian filsafat menurut etimologi


Kata filsafat dalam Bahasa arab falafah, yang dalam Bahasa inggri philoshophy yang
berasal dari Bahasa Yunani philoshopya, kata philoshopya terdiri atas kata philein
artinya cinta dan shopya artinya kebijaksanaan sehingga secara etimologi filsafat
berarti cinta kebijaksanaan atau juga sebagai cinta kearifan dalam arti sedalam
dalamnya. Jadi seorang filsuf adalah pecinta atau pencari kebijaksanaan.
Arti kata tersebut belum memperhatikan makna yang sebenarnya dari kata filsafat,
sebab pengertian “mencintai” belum memperlihatkan keaktifan seorang filsuf untuk
memperoleh kearifan atau kebijaksanaan itu.
2. Arti filsafat secara terminology
Secara terminology pengertian filsafata yang dirangkum dan pendapat beberapa ahli
filsafat yaitu ilmu-ilmu pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu yang ada secara
mendalam dengan mempergunakan akal sampai pada hakikatnya. Filsafat tidak
mempersoalkan tentang gejala-gejala atau fenomena. Tetapi mencari hakikat atau
sesuatu gejala atau fenomena.

Kalau menurut tradisi filsafati dari zaman Yunani Kuno, orang yang pertama
memakai istilah philosophia dan philosophos ialah Pytagoras (592-497 S.M.), yakni
seorang ahli matematika yang kini lebih terkenal dengan dalilnya dalam geometri yang
menetapkan a2 + b2 = c2. Pytagoras menganggap dirinya “philosophos” (pencinta
kearifan). Baginya kearifan yang sesungguhnya hanyalah dimiliki semata-mata oleh
Tuhan. Selanjutnya, orang yang oleh para penulis sejarah filsafat diakui sebagai Bapak
Filsafat ialah Thales (640-546 S.M.). Ia merupakan seorang Filsuf yang mendirikan
aliran filsafat alam semesta atau kosmos dalam perkataan Yunani. Menurut aliran
filsafat kosmos, filsafat adalah suatu penelaahan terhadap alam semesta untuk
mengetahui asal mulanya, unsur-unsurnya dan kaidah-kaidahnya (The Liang Gie,
1999).
Menurut sejarah kelahiran istilahnya, filsafat terwujud sebagai sikap yang
ditauladankan oleh Socrates. Yaitu sikap seorang yang cinta kebijaksanaan yang
mendorong pikiran seseorang untuk terus menerus maju dan mencari kepuasan pikiran,
tidak merasa dirinya ahli, tidak menyerah kepada kemalasan, terus menerus
mengembangkan penalarannya untuk mendapatkan kebenaran (Soeparmo, 1984).
Timbulnya filsafat karena manusia merasa kagum dan merasa heran. Pada tahap
awalnya kekaguman atau keheranan itu terarah pada gejala-gejala alam. Dalam
perkembangan lebih lanjut, karena persoalan manusia makin kompleks, maka tidak
semuanya dapat dijawab oleh filsafat secara memuaskan. Jawaban yang diperoleh
menurut Koento Wibisono dkk. (1997), dengan melakukan refleksi yaitu berpikir
tentang pikirannya sendiri. Dengan demikian, tidak semua persoalan itu harus
persoalan filsafat.

B. Objek filsafat
Objek adalah suatu yang menjadi bahan dari suatu penyelidikan atau pembentukan
pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan pasti memiliki objek, objek dapat dibedakan
menjadi 2, sama hal nya dengan filsafat terdapat 2 macam objeknya yaitu, objek
material dan objek formal
a. Objek material filsafat
Objek material filsafat yaitu:
1. Bersifat sangat umum, artinya persoalan kefilsafatan tidak terkait dengan
objek-objek khusus. Sebagian besar masalah kefilsafatan dengan ide-ide yang
besar, misalnya filsafat tidak menanyakan berapa harta yang anda sedekahkan
selam satu bulan, tetapi filsafat menanyakan apa keadlilan itu.
2. Tidak menyangkut fakta persoalan filsafat lebih bersifat spekulatif. Persoaan-
persoalan dapat dilampaui pengetahua ilmiah
3. Filsafat menyangkut nilai-nilai, artinya persoalan kefilsaftan berkaitan dengan
norma, agama, moral,estetis.
4. Filsafat bersifat kritis, artinya filsafat merupakan analisis secara krisis
terhadap konsep dan arti yang biasanya diterima dengan begitu saja oleh suatu
ilmu tanpa penyelidikan secara kritis.
5. Filsafat bersifat sinoptik, artinya persoalan filsafat mencangkup srtuktur
kenyataan secara keseluruhan. Filsafat merupakan ilmu yang membuat
susunan kenyataan sebagai suatu keseluruhan
b. Objek formal filsafat
Objek formal filsafat yaitu sudut pandang yang menyeluruh, secara umum
sehingga dapat menemukan hakikat dari objek materialnya. Inilah yang
membedakan antara filsafat dengan ilmu-ilmu lainnya. Ilmu lainnya terletak
dalam objek material dan objek formalnya. Kalau ilmu lain objek material nyan
membatasi diri sehingga pada filsafat tidak membatasi diri. Adapun pada objek
formal nya membahas objek material nya itu sampai ke hakikat. 1
C. Cabang-Cabang Filsafat
 Secara umum, filsafat dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu filsafat sistematis
dan sejarah filsafat.
1) Filsafat Sistematis, berperan dalam pembentukan dan pemberian landasan
pemikiran filsafat. Di dalamnya meliputi logika, metodologi, epistemologi,
filsafat ilmu, etika, estetika, metafisika, filsafat ketuhanan (teologi), filsafat
manusia, dan kelompok khusus seperti filsafat sejarah, filsafat komunikasi,
filsafat hukum, dan lain-lain.
2) Sejarah Filsafat, merupakan bagian yang berusaha meninjau pemikiran filsafat
di sepanjang masa, sejak zaman kuno sampai modern. Di dalamnya meliputi
sejarah filsafat Yunani, India, Cina, dan sejarah filsafat Islam.
 Pembagian filsafat menurut para ahli
1) The Liang Gie
a. Metafisika
b. Epistemology
c. Metodologi
d. Logika
e. Etika
f. Estetika
g. Sejarah Filsafat
2) Harry Hamersma
a. Filsafat tentang pengetahuan, terdiri dari epistemology, logika, kritik
ilmu-ilmu
b. Filsafat tentang keseluruhan kenyataan, terdiri dari metafisika umum dan
metafisika khusus.
3) Louis O. Kattsoft
a. Logika
b. Metodologi
c. Metafisika
1
Mulyadi 2020 Filsafat umum Bandung UIN Sunan gunung djati hal 4-5
d. Epistemologi
e. Etika
f. Estetika
g. Filsafat agama
4) Aristoteles
a. Logika
b. Filsafat Teoretis
c. Filsafat Praktis
d. Filsafat Poetika (Kesenian)

D. Kedudukan Ilmu, Agama, dan Filsafat


a) Jalinan Ilmu dan Filsafat
Filsafat disebut sebagai induk dari pengetahuan. Antara ilmu dan filsafat memiliki
persamaan dalam hal bahwa keduanya merupakan hasil ciptaan kegiatan pikiran
manusia yaitu berpikir filosofis, spekulatif, dan empiris.
b) Jalinan Agama dan Filsafat
Dalam meluruskan filsafat yang spekulatif terhadap kebenaran yang mutlak terdapat
dalam agama. Fisafat dalam agama berperan untuk membantu keyakinan manusia
terhadap kebenaran mutlak dengan pikiran yang kritis dan logis.
c) Ilmu, agama, dan filsafat memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh kebenaran.
Namun dalam mencari kebenaran tersebut baik ilmu, agama, dan filsafat mempunyai
cara yang berbeda. Ilmu dengan metodenya mencari kebenaran tentang alam dan
makhluk di dalamnya. Filsafat dengan dengan wataknya menghampiri kebenaran
yang tidak terjawab oleh ilmu. Dan agama dengan kepribadiannya memberikan
jawaban atas persoalan yang dipertanyakan manusia.
d) Ilmu, agama, dan filsafat saling melengkapi. Karena tidak semua masalah dapat
diselesaikan oleh ilmu, sebab ilmu terbatas oleh subyeknya, obyeknya, maupun
metodologinya. filsafat bersifat spekulatif dan alternatuf sehingga dapat
menyelesaikan masalah. Agama memberi jawaban tentang banyak soal yang tidak
terjawab oleh ilmu dan filsafat

E. Manfaat Studi Filsafat


a) Seseorang dapat memaknai makna hakikat hidup manusia, baik dalam lingkup
pribadi maupun sosial.
b) Dengan berfilsafat manusia selalu dilatih, dididik untuk berpikir secara universal,
multidimensional, komprehensif, dan mendalam. Sehingga akan menjadikan
seseorang cerdas, kritis, sistematis, dan objektif dalam melihat dan memecahkan
beragam problema kehidupan, sehingga mampu meraiih kualitas, keunggulan dan
kebahagiaan hidup.
c) Menggapai kebijakan dan nilai. Nilai diperoleh dengan berpikir mendalam. Nilai itu
penting untuk mengatur kehidupan.
d) Menggapai kebenaran. Filsafat adalah jalan menggapai kebenaran karena proses
berpikir mendalam itu pada dasarnya adalah menjelaskan apa yang sebenarnya
terjadi dan bagaimana hal itu bisa terjadi, terhadap suatu kenyataan. Jika kita tak
memahami kenyataan berdasarkan kenyataan, itu adalah suatu kesalahan, dan ini
biasanya terjadi saat orang tidak berfilsafat, atau pada saat orang menilai sesuatu
seenaknya saja.
e) Memahami diri sendiri dan masyarakatnya: menghilangkan egoism, meningkatkan
kesadaran kolektif.
f) Filsafat untuk mengubah kehidupan. Artinya, dengan filsafat orang akan terdorong
untuk mengubah segala sesuatu yang ternyata telah jauh menyimpang dari nilai-nilai
kebenaran. Dalam hal ini, juga berarti bahwa filsafat juga tak dapat dipisahkan dari
kerja mengubah kehidupan.

 Menurut Nasrudin Fahmi, secara garis besar manfaat belajar filsafat adalah sebagai
berikut
a. Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti
apa adanya.
b. Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita.
c. Filsafat membuat kita lebih kritis.
d. Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam :
 Menalar secara jelas.
 Membedaka argumen yang baik dan yang buruk.
 Menyampaikan pendapat yang jelas.
 Melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas.
 Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.
e. Filsafat dapat memberi bekal dan kemampuan pada kita untuk memperhatikan
cara pandang kita sendiridan pandangan orang lain dengan kritis.
F. Aliran Mazhab Filsafat

Dalam realitasnya, filsafat terbagi ke dalam beberapa mazhab. Kemunculan mazhab


ini terutama berada di abad pertengahan sebagai konsekuensi dari munculnya golongan-
golongan pemikir yang sepaham dengan teori, ajaran, bahkan aliran tertentu terhadap tokoh-
tokoh filsafat atau filsuf. Mazhab-mazhab dalam filsafat terbagai atas rasionalisme,
positivisme, empirisme, idealisme, pragmatisme, fenomenologi dan eksistensialisme.

1) Rasionalisme
 Muncul pada abad 17
 Rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya
adalah rasio atau akal (Harun Hadiwijono, 1980)
 Metode yang digunakan adalah metode deduktif, yaitu suatu penalaran yang
mengambil kesimpulan dari suatu kebenaran yang bersifat umum untuk
diterapkan kepada hal-hal yang bersifat khusus
 Tokoh-tokoh filsafat dari mazhab rasionalisme diantaranya adalah Rene
Descartes, Blaise Pascal, Baruch Spinoza.Tokoh rasionalisme yang sangat
berpengaruh adalah Rene Descartes yang disebut juga bapak filsafat modern.
Salah satu pernyataan paling populer dari Descartes adalah cogito ergo sum,
yang artinya aku berpikir maka aku ada.
2) Empirisme
 Mazhab ini muncul sezaman dengan rasionalisme yaitu pada abad 17.
 Empirisme berpendapat bahwa empiri atau pengalamanlah yang menjadi
sumber pengetahuan, baik pengetahuan lahiriah maupun batiniah.
 Metode yang dipercayai adalah induktif, yaitu suatu penalaran yang
mengambil kesimpulan dari suatu kebenaran yang bersifat khusus untuk
diterapkan kepada hal-hal yang bersifat umum
 Beberapa tokoh dari aliran ini diantaranya adalah Thomas Hobbes, John Locke
dan David Hume.
 Thomas Hobbes misalnya berpendapat bahwa pengalaman adalah awal dari
semua pengetahuan. Hanya pengalamanlah yang memberi kepastian. Filsafat
harus diarahkan kepada fakta-fakta yang diamati, dengan maksud untuk
mencari sebab-sebab terjadinya sebuah realitas.
3) Idealisme
 Kata idealisme pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibniz, seorang
filosof Jerman pada pertengahan abad 17.
 Kata “Idealisme” di sini dimaksudkan untuk menerapkan pemikiran Plato.
 Idealisme berpendat bahwa seluruh realitas itu bersifat spiritual/psikis, dan
materi yang bersifat fisik sebenarnya tidak ada.
 Idealisme di Jerman memuncak pada pemikiran George Wilhelm Friedrech
Hegel (1770-1831).
 Menurut Hegel, yang mutlak adalah roh yang mengungkapkan diri di dalam
alam, agar dapat sadar akan dirinya sendiri.
 Filsafat Hegel menggunakan metode dialektik, yaitu suatu metode yang
mengusahakan kompromi dari keadaan yang berlawanan. Bentuknya adalah
tesa, antitesa dan sintesa
4) Positivisme
 Mazhab ini berkembang pada abad 19.
 Positivisme berpendapat bahwa pemikiran filsafat berpangkal dari apa yang
telah diketahui, yang faktual, yang positif. Sehingga sesuatu yang sifatnya
metafisik ditolak.
 Positivisme dan empirisme memiliki kesamaan, yaitu bahwa keduanya
mengutamakan pengalaman. Perbedaannya positivisme membatasi diri pada
pengalaman-pengalaman objektif, sedangkan empirisme masih menerima
pengalaman yang subjektif.
 Beberapa tokoh dari aliran ini antara lain August Comte, John Stuart Mill dan
Herbert Spencer.
 August Comte menyatakan bahwa perkembangan pemikiran manusia, baik
sebagai pribadi maupun manusia secara keseluruhan meliputi tiga zaman,
yaitu: zaman teologis, zaman metafisis dan zaman positif.
5) Pragmatisme
 Mazhab ini muncul pada awal abad 20.
 Mazhab ini mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan
dirinya sebagai benar dengan membawa akibat yang bermanfaat secara praktis.
 Pedoman pragmatisme adalah logika pengamatan. Pragmatisme bersedia
menerima segala sesuatu, asal saja membawa akibat yang praktis.
 Beberapa pemikir dari aliran ini adalah William James dan John Dewey.
 John Dewey misalnya, menyatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan
garis-garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup. Oleh karena itu
filsafat tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang tidak
ada faedahnya.
6) Eksistensialisme
 Eksistensialisme berkembang pada abad 20.
 Eksistensialisme adalah filsafat yang memandang segala gejala dengan
berpangkal kepada eksistensi.
 Eksistensi adalah cara manusia berada dalam dunia. Cara berada manusia
dalam dunia berbeda dengan cara berada benda-benda. Benda-benda berada
dengan tidak sadar tanpa hubungan. Sedangkan manusia berada di dunia justru
berhubungan dengan sesama manusia dan berhubungan dengan benda-benda.
 Beberapa pemikir dari aliran ini adalah Martin Heidegger, Jean Paul Sartre,
Karl Jaspers dan Gabriel Marcel.
 Tetapi pada umumnya sumber utama dari filsafat eksistensialisme adalah
Soren Kierkegaard.
 Menurut Sartre misalnya, ada atau yang ada itu dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu ada yang hidup dan berada bagi dirinya sendiri (etre pour-soi)
dan kedua, sebagai ada yang identik dengan dirinya, tidak aktif, tidak pasif,
tidak afirmatif, dan tidak negatif (etre en-soi)
G. Manfaat Study Filsafat

1. Seseorang dapat memaknai makna hakikat hidup manusia, baik dalam lingkup
pribadi maupun sosial.
2. Dengan berfilsafat manusia selalu dilatih, dididik untuk berpikir secara universal,
multidimensional, komprehensif, dan mendalam. Sehingga akan menjadikan seseorang
cerdas, kritis, sistematis, dan objektif dalam melihat dan memecahkan beragam problema
kehidupan, sehingga mampu meraiih kualitas, keunggulan dan kebahagiaan hidup.
3. Menggapai kebijakan dan nilai. Nilai diperoleh dengan berpikir mendalam. Nilai itu
penting untuk mengatur kehidupan.
4. Menggapai kebenaran. Filsafat adalah jalan menggapai kebenaran karena proses
berpikir mendalam itu pada dasarnya adalah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan
bagaimana hal itu bisa terjadi, terhadap suatu kenyataan. Jika kita tak memahami kenyataan
berdasarkan kenyataan, itu adalah suatu kesalahan, dan ini biasanya terjadi saat orang
tidak berfilsafat, atau pada saat orang menilai sesuatu seenaknya saja.
5. Memahami diri sendiri dan masyarakatnya: menghilangkan egoism, meningkatkan
kesadaran kolektif.
6. Filsafat untuk mengubah kehidupan. Artinya, dengan filsafat orang akan terdorong
untuk mengubah segala sesuatu yang ternyata telah jauh menyimpang dari nilai-nilai
kebenaran. Dalam hal ini, juga berarti bahwa filsafat juga tak dapat dipisahkan dari kerja
mengubah kehidupan.

Menurut Nasrudin Fahmi, secara garis besar manfaat belajar filsafat adalah sebagai
berikut :
a). Filsafat membantu kita memahami bahwa sesuatu tidak selalu tampak seperti apa
adanya.
b). Filsafat membantu kita mengerti tentang diri kita sendiri dan dunia kita.
c). Filsafat membuat kita lebih kritis.
d). Filsafat mengembangkan kemampuan kita dalam :
1). Menalar secara jelas.
2). Membedaka argumen yang baik dan yang buruk.
3). Menyampaikan pendapat yang jelas.
4). Melihat sesuatu melalui kacamata yang lebih luas.
5). Melihat dan mempertimbangkan pendapat dan pandangan yang berbeda.
e). Filsafat dapat memberi bekal dan kemampuan pada kita untuk memperhatikan cara
pandang kita sendiridan pandangan orang lain dengan kritis.

Aliran Mazhab Filsafat


Dalam realitasnya, filsafat terbagi ke dalam beberapa mazhab. Kemunculan mazhab
ini terutama berada di abad pertengahan sebagai konsekuensi dari munculnya golongan-
golongan pemikir yang sepaham dengan teori, ajaran, bahkan aliran tertentu terhadap
tokoh-tokoh filsafat atau filsuf. Mazhab-mazhab dalam filsafat terbagai atas rasionalisme,
positivisme, empirisme, idealisme, pragmatisme, fenomenologi dan eksistensialisme.
1.       Rasionalisme
 Muncul pada abad 17

 Rasionalisme berpendapat bahwa sumber pengetahuan yang dapat dipercaya


adalah rasio atau akal (Harun Hadiwijono, 1980)
 Metode yang digunakan adalah metode deduktif, yaitu suatu penalaran yang
mengambil kesimpulan dari suatu kebenaran yang bersifat umum untuk diterapkan
kepada hal-hal yang bersifat khusus

 Tokoh-tokoh filsafat dari mazhab rasionalisme diantaranya adalah Rene Descartes,


Blaise Pascal, Baruch Spinoza.

 Tokoh rasionalisme yang sangat berpengaruh adalah Rene Descartes yang disebut
juga bapak filsafat modern. Salah satu pernyataan paling populer dari Descartes
adalah cogito ergo sum, yang artinya aku berpikir maka aku ada.

2.       Empirisme
 Mazhab ini muncul sezaman dengan rasionalisme yaitu pada abad 17.

 Empirisme berpendapat bahwa empiri atau pengalamanlah yang menjadi sumber


pengetahuan, baik pengetahuan lahiriah maupun batiniah.

 Metode yang dipercayai adalah induktif, yaitu suatu penalaran yang mengambil
kesimpulan dari suatu kebenaran yang bersifat khusus untuk diterapkan kepada hal-
hal yang bersifat umum

 Beberapa tokoh dari aliran ini diantaranya adalah Thomas Hobbes, John Locke dan
David Hume.

 Thomas Hobbes misalnya berpendapat bahwa pengalaman adalah awal dari semua
pengetahuan. Hanya pengalamanlah yang memberi kepastian. Filsafat harus
diarahkan kepada fakta-fakta yang diamati, dengan maksud untuk mencari sebab-
sebab terjadinya sebuah realitas.

3.       Idealisme
 Kata idealisme pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibniz, seorang filosof
Jerman pada pertengahan abad 17.

 Kata “Idealisme” di sini dimaksudkan untuk menerapkan pemikiran Plato.

 Idealisme berpendat bahwa seluruh realitas itu bersifat spiritual/psikis, dan materi
yang bersifat fisik sebenarnya tidak ada.

 Idealisme di Jerman memuncak pada pemikiran George Wilhelm Friedrech Hegel


(1770-1831).
 Menurut Hegel, yang mutlak adalah roh yang mengungkapkan diri di dalam alam,
agar dapat sadar akan dirinya sendiri.

 Filsafat Hegel menggunakan metode dialektik, yaitu suatu metode yang


mengusahakan kompromi dari keadaan yang berlawanan. Bentuknya adalah tesa,
antitesa dan sintesa

4.       Positivisme
 Mazhab ini berkembang pada abad 19.

 Positivisme berpendapat bahwa pemikiran filsafat berpangkal dari apa yang telah
diketahui, yang faktual, yang positif. Sehingga sesuatu yang sifatnya metafisik
ditolak.

 Positivisme dan empirisme memiliki kesamaan, yaitu bahwa keduanya


mengutamakan pengalaman. Perbedaannya positivisme membatasi diri pada
pengalaman-pengalaman objektif, sedangkan empirisme masih menerima
pengalaman yang subjektif.

 Beberapa tokoh dari aliran ini antara lain August Comte, John Stuart Mill dan Herbert
Spencer.

 August Comte menyatakan bahwa perkembangan pemikiran manusia, baik sebagai


pribadi maupun manusia secara keseluruhan meliputi tiga zaman, yaitu: zaman
teologis, zaman metafisis dan zaman positif.

5.       Pragmatisme
 Mazhab ini muncul pada awal abad 20.

 Mazhab ini mengajarkan bahwa yang benar adalah apa yang membuktikan dirinya
sebagai benar dengan membawa akibat yang bermanfaat secara praktis.

 Pedoman pragmatisme adalah logika pengamatan. Pragmatisme bersedia menerima


segala sesuatu, asal saja membawa akibat yang praktis.

 Beberapa pemikir dari aliran ini adalah William James dan John Dewey.

 John Dewey misalnya, menyatakan bahwa tugas filsafat adalah memberikan garis-
garis pengarahan bagi perbuatan dalam kenyataan hidup. Oleh karena itu filsafat
tidak boleh tenggelam dalam pemikiran-pemikiran metafisis yang tidak ada
faedahnya.
6.       Eksistensialisme
 Eksistensialisme berkembang pada abad 20.

 Eksistensialisme adalah filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal


kepada eksistensi.

 Eksistensi adalah cara manusia berada dalam dunia. Cara berada manusia dalam
dunia berbeda dengan cara berada benda-benda. Benda-benda berada dengan tidak
sadar tanpa hubungan. Sedangkan manusia berada di dunia justru berhubungan
dengan sesama manusia dan berhubungan dengan benda-benda.

 Beberapa pemikir dari aliran ini adalah Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Karl
Jaspers dan Gabriel Marcel.

 Tetapi pada umumnya sumber utama dari filsafat eksistensialisme adalah Soren
Kierkegaard.

 Menurut Sartre misalnya, ada atau yang ada itu dapat dilihat dari dua sudut
pandang, yaitu ada yang hidup dan berada bagi dirinya sendiri (etre pour-soi) dan
kedua, sebagai ada yang identik dengan dirinya, tidak aktif, tidak pasif, tidak
afirmatif, dan tidak negatif (etre en-soi)

Anda mungkin juga menyukai