Anda di halaman 1dari 8

NAMA : MUH.

FAISAL
STANBUK : 10220230003
PRODI/KELAS : PBA C1

MATERI DASAR – DASAR FILSAFAT

PERTEMUAN 1
KONSEP DASAR FILSAFAT OLEH : DRS. M. SAID P, MA.

I. DEFINISI FILSAFAT
Sebagian dari kita merasa sukar untuk menjawab tentang definisi Filsafat, ini bukan
dikarenakan sulitnya arti dari kata Filsafat itu sendiri, tetapi karena banyaknya jawaban serta
pendapat yang muncul untuk mendefinisikan tentang apa Filsafat memiliki banyak definisi-
definisi yang berbeda- beda dari tiap pakar, diantara definisi yang ada, beberapa maupun
berbeda tentang apa itu definisi filsafat.
Istilah filsafat merupakan serapan dari bahasa Yunani yang berarti mencintai
kebijaksanaan.
A. Filsafat adalah sikap terhadap hidup dan alam semesta merupakan sikap berpikir yang
melibatkan usaha dalam usaha memikirkan masalah hidup dan alam semesta dari
semua sisi yang meliputi kesiapan menerima hidup dan alam semesta sebagaimana
adanya dan mencoba untuk melihatnya secara
B. Filsafat adalah suatu pengetahuan metodis dan sistematis, yang yang hakiki dari hidup
dan dari gejla-gejala hidup sebagai bagian
C. Filsafat adalah ilmu yang berupaya untuk memahami hakikat alam dan realitas yang
ada dengan mengendalikan akal budi.
D. Filsafat adalah memajukan pertanyaan tentang kenyataan seluruhnya atau tentang
hakikat, asas, prinsip dari kenyataan.
E. Filsafat adalah sejarah pemikiran-pemikiran tentang yang esensial menyentuh hakikat
kenyataan, dan radikal menyentuh akar
F. Filsafat teoritis adalah tindakan pencarian kebenaran dengan ilmu
G. Filsafat adalah sikap mempertanyakan, sikap bertanya, yaitu bertanya dan
menanyakan sesuatu, mempertanyakan apa saja. filsafat adalah suatu metode sikap
bertanya untuk mendapatkan pengetahuan dari segala sesuatu yang ditanyakan.
H. Filsafat adalah tempat dimana pertanyaan pertanyaan dikumpulkan, diterangkan dan
diteruskan sehingga filsafat disebut juga sebagai ilmu tampa batas. Filsafat tidak
menyelidiki dari suatu sisi saja namun filsafat juga menyelidiki dari berbagai sisi yang
menarik perhatian manusia.
I. Filsafat adalah kegiatan bertanya dan mencari terus tanpa kenal lelah,
J. Filsafat adalah usaha-usaha bersama untuk mencari suatu kebenaran.
PERTEMUAN 2
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT

Dari beberapa definisi filsafat yang telah disebutkan diatas, juga terdapat persamaan
juga berbedaan dalam pengemukaan definisinya, yaitu filsafat sam-sama merupakan suatu
bentuk kegiatan, sikap serta usaha- usaha yang dilakukan oleh manusia untuk bertanya,
memperoleh, mendapatkan, mencapai suatu kebenaran juga pengetahuan.
Namun terdapat pula perbedaan diantara beberapa penjelasan definisi filsafat diatas,
seperti pengertian yang dikemukakan oleh K. Bertens dalam bukunya Panorama Filsafat
Modern yang menyatakan bahwa filsafat tidak akan membuat pelakunya memperoleh
pengetahuan, namun hanya akan memperdalam ketidaktahuan manusia saja karena manusia
yang berfilsafat akan terus menerus mencari dan bertanya-tanya tanpa kenal lelah.
Jadi, filsafat merupakan suatu bentuk tindakan, kegiatan, sikap yang berusaha ingin
mengetahui suatu hakikat kebenaran dengan bertanya-tanya tanpa lelah agar dapat
memperoleh kebenaran tersebut. Pertanyaan tersebut akan dikumpulkan hingga dapat
membuat pelakunya hanya akan memperdalam ketidaktahuannya saja, namun semakin
banyaknya ketidaktahuan yang mereka produksi dan kumpulkan, maka hal tersebut akan
membuatnya memperoleh banyak materi untuk bertanya secara filsafat yang akan berusaha
mencari tahu atas pertanyaan yang dikumpulkan hingga akhirnya para pelakunya
memperoleh pengetahuan juga kebenaran.

II. MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT

a. Agar terlatih berpikir serius :


-Menyadarkan kerohanian kita
-Hidup dengan sadar-sadarnya
-Memberi makna pada kehidupan
b. Agar mampu memahami filsafat {mampu memecahkan persoalan}.
c. Agar mungkin menjadi filosof ahli pikir, pandangan luas, membendung akuisme dan
akusintrisme {hanya kepentingan si aku }.
d. Agar dapat menjadi warga negara yang baik.
PERTEMUAN 3
OBJEK, SISTEM DAN METODE FILSAFAT

III. OBJEK FILSAFAT

a. Objek material yaitu, segala sesuatu yang ada dan mungkin ada, baik material maupun
non material, termasuk di dalamnya masalah-masalah nilai dan sebagainya, pada garis
besarnya meliputi 3 tiga masalah poko Tuhan, alam dan manusia.
b. Objek formal yaitu, menyelidiki segala sesuatu dengan sedalam-dalamnya guna
mengetahui hakikatnya yang sesungguhnya atau mengerti objek material itu secara
hakiki mengerti kodratnya yang sesungguhnya.

IV. SISTEM FILSAFAT

a. Rasionalisme yaitu paham yang berpendapat bahwa pengetahuan itu hanya dapat
diperoleh melalui rasioakal.
b. Emperisme yaitu, paham yang berpendapat bahwa pengetahuan itu diperoleh melalui
pengalaman inderawi.

Apa yang menjadi sifat terdalam dari kenyataan?

-Materialisme, sifat terdalam yaitu kebendaan.


-Idealisme, sifat terdalam itu tidak berbentuk materi tetapi bersifat kerohanian.
-Monisme, berpendapat bahwa kenyataan itu tunggal.

Berdasarkan sudut pandang dan pemikiran tersebut, munculah berbagai aliran dalam
filsafat yang mempunyai pandangan yang berbeda.

V. METODE FILSAFAT

a. Contemplative perenungan, yaitu memikirkan sesuatu tanpa keharusan adanya kontak


langsung dengan objeknya. Objek perenungan dapat berupa apa saja, misalnya makna
hidup, mati, kebenaran, keadilan, keindahan dan sebagainya.
b. Deduktif, yaitu metode berpikir yang dimulai dari realita yang bersifat umum, guna
mendapatkan kesimpulan yang bersifat khusus.
c. Induktif, yaitu metode berpikir dari realita yang bersifat khusus, kemudian dianalisa
secara cermat berdasarkan pengamatan untuk mendapatkan kesimpulan yang bersifat
umum.
PERTEMUAN 4
PENGERTIAN ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI

VI. ONTOLOGI

Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “On” yang berarti being, dan “Logos” yang
berarti logik. Jadi Ontologi adalah The theory of being qua being {teori tentang keberadaan sebagai
keberadaan}.
Ontologi merupakan kajian filsafat tertua yang berupaya mencari inti yang ada pada setiap
kenyataan atau realitas yang sebenarnya. Ontologi memiliki objek telaah yaitu Being {yang ada}.
ontologi membahas tentang apa saja yang ada yang tidak terikat oleh suatu perwujudan tertentu
yang bersifat universal.
a. Lorens Bagus Menjelaskan yang ada meliputi semua realitas dalam semua bentuknya.
b. Sidharta Darji Darmodiharjo Cabang filsafat yang membahas tentang asas-asas rasional dari
c. Suriasumantri 1985 Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh
kita ingin tahu atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang ada.
ontologis akan menjawab pertanyaan-pertanyaan a apakah objek ilmu yang akan ditelaah b
bagaimana wujud yang hakiki dari objek tersebut dan c bagaimana hubungan antara objek
tadi dengan daya tangkap manusia seperti berpikir, merasa dan mengindera yang
membuahkan
d. Levinas Ontologi merupakan pengetahuan total, menyeluruh mengenai ada.
e. Aristoteles Ontologi merupakan ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang ada,
keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika.
f. Panji Setijo adalah bidang ilmu filsafat yang menyelidiki tentang segala hakikat dari segala
realita yang ada untuk menentukan kebenaran atau kenyataan yang sebagaimana dapat
dicapai dengan
g. Muljamil Qomar Dalam bukunya menjelaskan bahwa ontologi adalah sebuah teori tentang
ada, yaitu tentang realitas apa yang dipikirkan yang menjadi objek pemikiran.
Jadi, ontologi merupakan suatu kajian pada bidang filsafat yang terfokus untuk membahas
segala realitas yang ada {Being} secara total tanpa terikat oleh suatu perwujudan tertentu yang
bersifat universal.

VII. EPISTEMOLOGI

Adalah suatu kajian filsafat yang mendasari dasar-dasar pengetahuan dan teori Dengan kata
lain, epistemologi adalah suatu pemikiran mendasar dan sistematik mengenai pengetahuan.
a. Panji Setijo epistemologi merupakan bidang filsafat yang membahas tentang sumber, batas,
dan sumber pengetahuan untuk mencapai keberhasilan atau kenyataan rasional, kritis,
fenomologi, dan positivis.
b. Prof. Muljamir Qomar, M.Ag Dalam bukunya menjelaskan bahwa epistemologi adalah teori
pengetahuan yang membahas tentang bagaimana cara yang dilakukan untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan dari objek yang akan dipikirkan.

PERTEMUAN 5
LANJUTAN EPISTEMOLOGI DAN AKSIOLOGI

c. Dagobet D. Runes : Epistemologi adalah suatu cabang ilmu filsafat yang membahas
tentang sumber, struktur, metode serta validasi dari pengetahuan.
d. d.Azyumardi Azra epistemologi adalah ilmu yang membahas tentang keaslian,
pengertian, struktur, metode dan validasi ilmu pengetahuan.
e. e.Paul Suparno epistemologi membahas mengenai apa asal mula yang membentuk
pengetahuan
f. f.Kattsoff epistemologi yaitu cabang filsafat yang membicarakan tentang asal mula,
susunan, metode-metode, dan sahnya pengetahuan.
Bisa dikatakan bahwa epistemologi adalah salah satu kajian cabang dari filsafat yang
mendasari dasar-dasar tentang bagaimana ilmu pengetahuan bermula. sistematik yang
mendasar mengenai pengetahuan, dan membahas tentang bagaimana asal mula pengetahuan,
metode atau cara memperolah pengetahuan, validitas dan kebenaran pengetahuan.

VIII. AKSIOLOGI

Aksiologi disebut juga sebagai teori nilai. Aksiologi membahas tentang tujuan ilmu
pengetahuan,untuk apa pengetahuan itu digunakan Bagaimana keterkaitannya antara cara
penggunaan ilmu tersebut sesuai kaidah moral.
a. Lorens Bagus Studi filosofi tentang hikat nilai yang dapat dijawab dengan 3 macam
cara a nilai ruang dan waktu, c nilai-nilai merupakan unsur-unsur objektif yang
menyusun kenyataan.
b. Panji Setijo aksiologi adalah bidang yang bersifat menyelidiki tentang nilai, terutama
nilai-nilai normatif.
c. Bustanuddin Agus dalam bukunya menyebutkan bahwa aksiologi membahas apa dan
bagaimana fungsi pengetahuan tertentu bagi kehidupan manusia.
d. Mujamil Qomar 20061 aksiologi adalah teori tentang nilai yang membahas tentang
manfaat, kegunaan serta fungsi dari objek yang dipikirkan.
e. Suriasumantri 1987234 aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan
dari pengetahuan yang di peroleh.
Maka aksiologi merupakan suatu bagian cabang filsafat yang mendeskripsikan
tentang kegunaan dan manfaat dari hasil objek yang dipikirkan,aksiologi juga mengacukan
bagaimana pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan dalam kehidupan manusia sesuai
dengan kaidah.
PERTEMUAN 6
ALIRAN – ALIRAN FILSAFAT

IX. IDEALISME

Idealisme atau Idealism, kadang juga disamakan dengan mentalisme atau


imaterialisme. Istilah ini pertama kali digunakan secara filosofis oleh Leibniz pada awal abad
ke-18. Leibniz menggunakan dan menerapkan istilah ini pada pemikiran Plato, secara
bertolak belakang dengan materialisme Epikuros. Idealisme ini merupakan kunci masuk ke
hakikat realitas.
Seiring perkembangan idealisme, idealisme dibagi menjadi dua bagian yaitu idealisme
impiris dan rasional. Idealisme empiris berpandangan bahwa pengetahuan didapat melalui
panca indra, tanpa memberikan gambaran yang sebenarnya tentang hakikat sehingga
menurutnya pengetahuan yang benar tidak mungkin didapatkan. Sedangkan idealisme
rasionaladalah pengetahuan yang didapatkan melalui panca indra dan akal tapi pengetahuan
ini masih belum mampu memberikan gambaran yang sebenarnya tentang hakekat. Apa yang
dapat dicapai oleh aliran ini hanyalah sebatas pengetahuan tentang wujud sesuatu dan bukan
pengetahuan tentang hakekatnya.

X. RASIONALISME

Rasionalisme atau gerakan yang rasional adalah salah satu doktrin dalam ilmu filsafat
yang menyebutkan bahwa suatu kebenaran haruslah dibuktikan dengan kebenaran logika dan
analisis berdasarkan fakta daripada menggunakan pembuktian melalui iman, dogma maupun
agama.
Oleh sebab itu dalam rasionalisme, intelektualitas manusialah yang menjadi basis
untuk mencari kebenaran dengan cara mengeksplorasi gagasan-gagasan yang diproduksi oleh
intelektual manusia.

XI. REALISME

Realisme termasuk ke dalam aliran filsafat yang membahas tentang hakekat


pengetahuan, realisme berpendirian bahwa pengetahuan manusia merupakan gambaran yang
baik dan tepat dari kenyataan. Aliran realisme berpandangan bahwa kenyataan tidak terbatas
pada pengalaman inderawiataupun gagasan yang terbangun dari dalam. Realisme merupakan
suatu bentuk penolakan terhadap aliran idealisme dan impirisme yang memiliki gagasan-
gagasan yang ekstrim di dalamnya.
Dalam perkembangannya, aliran ini dibagi menjadi 2, yaitu realisme empirisdan
rasional. Aliran realisme empiris merupakan aliran yang mendapatkan pengetahuan melalui
rekaman fakta dari panca indra sehingga menjadikan pengetahuan tersebut menjadi copy
penggandaan dari fakta-fakta yang terdapat di luar akal. Jadi, teori ini berusaha menjadikan
pengetahuan untuk menggambarkan kebenaran. Sedangkan untuk realisme rasionalisme
adalah aliran yang mendapatkan pengetahuan melalui akal dan pancaindra, sehingga hasilnya
merupakan gandaancopy yang benar tentang hakekat. Namun kebenaran yang didapatkan ini
belumlah mutlak, tapi merupakan kebenaran yang lebih dekat dengan hakekat, yaitu
kemampuan yang maksimal dari akal untuk dapat memahami hakekat tersebut.

PERTEMUAN 7
KRITISME, POSITIVISME, MATERIALISME, PRAGMATISME, EKSISTENSIALISME

XII. KRITISME

Aliran ini dipelopori oleh Immanuel Kant berpendapat bahwa pengetahuan manusia
itu berawal dari luar maupun dari dalam jiwa manusia itu sendiri rasio.

XIII. POSITIVISME

Aliran ini mulanya pertama kali digunakan oleh Saint Simon 1825. Aliran ini
menyatakan bahwa ilmu adalah satu-satunya pengetahuan yang memiliki validitas dan fakta
yang menjadi objek pengetahuannya. Positivisme berpendapat bahwa filsafat hendaknya
semata-mata berdasar pada peristiwa-peristiwa positif yang dialami oleh manusia.

XIV. MATERIALISME

Materialisme berasal dari kata Materi dan Isme. Materialisme adalah pandangan
hidup yang mencari dasar segala sesuatu yang termasuk kehidupan manusia di alam
kebendaan semata-mata, dengan mengesampingkan segala sesuatu yang mengatasi alam
indra. Sementara itu, manusia yang hidupnya berorientasi kepada materi disebut sebagai
materialismaterialistis. Orang-orang ini adalah para pengusung paham ajaran materialisme
atau juga orang yang mementingkan kebendaan semata.

XV. PRAGMATISME

Maka pragmatisme adalah suatu aliran yang benar adalah apa saja yang membuktikan
dirinya sebagai yang benar dengan akibat-akibat yang bermanfaat secara praktis. Tokohnya
William James 1842-1910 lahir di New York, yang ahli dalam bidang seni, psikologi,
anatomi fisiologi dan filsafat. Aliran ini mulanya dipelopori oleh C.S.Peirce, William James,
Jhon Dewey, George Hebert Mead, F.C.S Schiller dan Richard Rorty. Aliran ini muncul
karena adanya reaksi terhadap idealisme yang lebih dominan menganggap kebenaran sebagai
entitas yang abstrak, sistematis dan cerminan dari realitas. Aliran pragmatisme berideologi
bahwa benar atau tidaknya suatu ucapan, teori, dalil, ataupun statment semata-mata
bergantung pada berfaedah atau tidaknya ucapan, teori dan dalil tersebut bagi manusia untuk
bertindak di dalam kehidupan.

XVI. EKSISTENSIALISME

Eksistensialime berasal dari kata Eks yang berarti keluar dan Sistensi atau Sisto yang
berarti berdiri, menempatkan. Eksistensialisme mulanya dipelopori oleh Soren Kierkegaard
1831-1855, Martin Heidegger, J.P.Sarte, Karl Jasper dan Gabriel Marcel. Eksistensialisme
merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai gejala dengan berdasar eksistensinya.
Aliran ini bertitik tolak pada manusia yang konkrit, yaitu manusia sebagai eksistensi dan
dengan titik balik ini, maka bagi manusia eksistensi itu mendahului esensi. Oleh karena itu
mereka menolak pendidikan dengan sistem indoktrinasi.

Anda mungkin juga menyukai