Anda di halaman 1dari 21

BAB I

a. Pengertian Agama

Dari sekian banyak definisi, definisi agama dapat dibagi menjadi dua
kelompok. Yang pertama adalah definisi yang menekankan rasa iman atau segi
kepercayaan, yang ke dua menekankan agama sebagai peraturan tentang cara hidup.
Kombinasi kedua-duanya mungkin merupakan definisi yang lebih memadai tentang
agama. Agama ialah sistem kepercayaan dan praktik yang sesuai dengan
kepercayaan tersebut. Dapat jugaberarti sebagai peraturan tentang tata cara hidup,
lahir-batin.

b. Pengertian Filsafat

Poedjawijatna (1974:1) menyatakan bahwa kata filsafat berasal dari kata arab
yang berhubungan erat dengan kata Yunani, bahkan asalnya memng dari kata
Yunani. Kata Yunaninya ialah philosophia. Dalam bahasa Yunani,kataphilosophia
merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata philodansophia. Philo artinya cinta
dalam arti yang luas, yaituingin, dan karena itu lalu berusaha mencapai yang
diinginkan itu, sedangkan sophiaartinya kebijakan yang artinya pandai, pengertian
yang mendalam. Poedjawijatna(1974:11) mendefinisikan filsafat sebagai sejenis
pengetahuan yang berusahamencari sebab sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan pikiran belaka.Hasbullah Bakrie (1971:11) mengatakan bahwa filsafat
adalah sejenis pengetahuan yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia
dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Plato menyatakan bahwa filsafat ialah pengetahuan yang berminat mencapai
kebenaran asli dan bagi Aristoteles,filsafat adalah pengetahuan yang tergabung di
dalamnya metafisika, logika,retorika, ekonomi, politik, dan estetika. Sedangkan bagi
Al farabi filsafat adalah pengetahuan tentang alam wujud bagaimana hakikatnya
yang sebenarnya.

c. Yang Mendorong Timbulnya Filsafat

Beerling(1966:8) mengatakan bahwa orang Yunani yang mula-mula sekali


berfilsafat dibarat mengatakan bahwa filsafat timbul karena ketakjuban. Ketakjuban
menyaksikan keindahan dan kerahasiaan alam semesta ini lantas menimbulkan
keinginan mengetahuinya. Plato mengatakan bahwa filsafat itu dimulai dari
ketakjuban. Sikap heran atau takjub itu akan lahir dalam bentuk bertanya.Pertanyaan
itu memerlukan jawaban. Bila pemikir menemukan jawaban, jawaban itu
dipertanyakan lagi karena ia selalu sangsi pada kebenaran yang ditemukannya.
Patrick (Mulder, 1966:44-5) mengatakan, manakala keheranan menajadi serius dan
penyelidikan menjadi sistematis, mereka menjadi filosof. Sartre (Beerling,1966:8)
mengatakan bahwa kesadaran pada manusia ialah bertanya yang sebenar-benarnya.
Pada bertanya itulah manusia berada dalam kesadarannya yang sebenar-benarnya.

d. Macam-macam Pengetahuan Manusia

Pengetahuan ialah segala sesuatu yang diketahui. Ada 3 jenis pengetahuan.


Yang pertamaialah pengetahuan sains. Pengetahuan sains harus berdasarkan
logika.Pengetahuan sains ialah pengetahuan yang logis dan didukung oleh bukti
yang empiris. Namun, pada dasarnya pengetahuan sains tetaplah suatu pengetahuan
yang berdasarkan bukti nyata. Yang ke dua ialah pengetahuan filsafat. Kebenarannya
hanya dipertanggungjawabkan secara logis, tidak secara empiris. Paradigmanya
logis, metodenya pikir. Pengetahuan yang ketiga merupakan bagian yang tidakdapat
lagi dijangkau dengan menggunakan akal logis. Apalagi dengan inderaempiris.
Bagian ini masih mungkin diketahui dengan menggunakan rasa. Bergson
mengatakan rasa itu intuisi. Kant mengatakan rasa itu moral. Orang-orang sufi
dalam islam menyebutnya dzauq, qalb,kadang-kadang dlamir. Pengetahuan jenis ini
memang aneh. Paradigmanya disebut paradigma mistis, metodenya disebut metode
latihan. Pengetahuan inidisebut dengan pengetahuan mistik, yaitu sejenis
pengetahuan yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, tidak juga secara logis.
Orang-orang syi’ah menyebutnya dengan nama pengetahuan ‘irfan dari kata inilah
istilah ma’rifahitu diambil.

e. Faedah Mempelajari Filsafat

Sekurang-kurangnya ada 4 faedah mempelajari filsafat. Agar terlatih menjadi


serius, mampu memaham ifilsafat, agar mungkin menjadi filosof, dan agar menjadi
warga negara yang baik. Orang yang mempelajari filsafat, apalagi telah mampu
berpikir serius, akan mudah menjadi warga negara yang baik. Karena rahasia negara
terletak pada filsafat negara itu. Filsafat negara ditaksonomi ke dalam undang-
undang negara.Undang-undang itulah yang mengatur warga negara. Memahami isi
filsafat negara dapat dilakukan dengan mudah oleh orang yang telah biasa belajar
filsafat.
BAB II

a. Cara mempelajari Filsafat

Ada 3 metode mempelajari filsafat, yaitu :

1. Menggunakan sistematis.

Pelajarmenghadapi karya filsafat. Mula-mula pelajar menghadapi teori pengetahuan


yangterdiri atas beberapa cabang filsafat. Setelah itu mempelajari teori hakikat yang
merupakan cabang lain. Kemudian mempelajari teori nilai atau filsafat nilai.
Pembagian besar ini dibagi lebih khusus dalam sistematika filsafat.Tatkala
mempelajari setiap cabang atau sub cabanng itu, aliran-aliran akan terbahas. Dengan
belajar filsafat melalui metode ini perhatian kita akan terpusat pada isi filsafat, bukan
pada tokoh ataupun periode.

2. Metode historis

Mempalajarifilsafat dengan mengikuti sejarahnya, jadi sejarah pemikiran. Ini dapat


dilakukan dengan membicarakan tokoh demi tokoh menurut kedudukannya dalam
sejarah. Misalnya dimulai dengan membicarakan filsafat Thales, membicarakan
riwayat hidupnya, pokok ajarannya, baik dalam teori pengetahuan, teori hakikat,dan
teori nilai.

3. Metode kritis

Digunakan oleh mereka yang mempelajri filsafat tingkat intensif.Pelajar harus


sedikit banyak mengetahui pengetahuan tentang filsafat, langkah pertama ialah
memahami isi ajaran, kemudian mengajukan kritiknya. Kritik itu mungkin dalam
bentuk menentang, dapat berupa dukungan tentang filsafat yang tengah dipelajari.
Orang mungkin mengkritikya dengan pendapat sendiri maupun dengan pendapat
filosof lain. Jadi, jelas pengetahuan ala kadarnya , tatkla memulai pelajaran amat
diperlukan dalam belajar filsafat dengan metode ini.

b. Objek Penelitian Filsafat

Objek yang dipikirkan oleh filosof ialah segala yang ada dan mungkin ada. Objek
yang diselidiki filsafat ini disebut objek materia. Objek materia ini banyak yangsama
dengan objek materia sains. Pertama, sains menyelidiki objek materiayangempiris,
filsafat menyelidiki objek itu juga tetapi bukan bagian yang empiris,melainkan
bagian yang abstraknya. Kedua, ada objek materia filsafat yang memang tidak dapat
diteliti oleh sains, seperti Tuhan, hari akhir, yakni objek materiyang selama-lamanya
tidak empiris. Selain objek materia ada pula objek formaya itu sifat penyelidikan.
Objek forma ialah penyelidikan yang mendalam. Artinya, ingin tahunya filsafat
adalah ingin tahu bagian dalamnya. Kata mendalam artinya ingin tahu tentang objek
yag tidak empiris.

c. Sistematika Filsafat

Perlu diulanglagi bahwa dalam garis besarnya filsafat mempunyai 3 cabang besar,
yaitu teoripengetahuan, teori hakikat dan teori nilai. Teori pengetahuan pada
dasarnyamembicarakan tentang cara memperoleh pengetahuan. Teori hakikat
membahas semuaobjek, dan hasilnya ialah pengetahuan filsafat. Yang ke tiga ialah
teori nilaiatau aksiologi, membicarakan guna pengetahuan tadi. Ringkasnya adalah
sebagaiberikut:

- Teori pengetahuan membicarakan cara memperoleh pengetahuan, disebut


epistimologi

- Teori hakikat membicarakan pengetahuan itu sendiri, disebut ontologi

- Teori nilai membicarakan guna pengetahuan itu disebut axiologi

d. Epistimologi

Epistimologimembicarakan pengetahuan dan cara memperoleh pengetahuan. Disebut


juga sebagai filsafat pengetahuan. Istilah ini pertama kali muncul dan digunakan oleh
J.F.Ferrier pada tahun 1854 (Runes, 1971:94). Pengetahuan diperoleh manusia
dengan berbagai cara dan menggunakan berbagai alat. Ada beberapa aliran yang
mebicarakan tentang ini.

- Empirisme

Berasal darikata Yunani empeirikosyang berasal dari empeiria yang artinya


pengalaman. Menurut aliran ini, manusia memperoleh pengetahuan melaui
pengalamannya.

- Rasionalisme

Secara singkataliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian


pengetahuan.Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia
menurut aliran ini memperoleh pengetahuan melaui kegiatan akal menangkap objek.
Bapak aliran ini ialah ReneDescartes(1596-1650). Akan tetapi sesungguhnya paham
seperti ini sudah ada jauh sebelum itu. Orang-orang Yunani kuno telah meyakini
juga bahwa akal adalah alat dalam memperoleh pengetahuan yang benar, lebih-lebih
pada aristoteles.
- Positivisme

Tokoh aliranini ialah August Compte (1798-1857). Ia penganut empirisme. Ia


berpendapat bahwa indera itu penting dalam memperoleh pengetahuan, tetapi harus
dipertajam dengan alat bantu dan diperkuat dengan eksperimen. Kekeliruan indera
dapat dikoreksi lewat eksperimen. Pada dasarnya positivisme bukan aliran yang khas
berdiri sendiri. Ia hanya menyempurnakan empirisme dan rasionalisme yang
bekerjasama. Dengan kata lain, ia menyempurnakan metode ilmiah dengan
memerlukan perlunya eksperimen dan ukuran-ukuran. Jadi, pada dasarnya
positivisme itu sama dengan empirisme plus rasionalisme.

- Intuisionisme

Henri Bergson(1859-1941) adalah tokoh aliran ini. Ia menganggap tidak hanya


indera yang terbatas, akal juga terbatas. Objek-objek yang kita tangkap itu adalah
objekyang selalu berubah. Jadi pengetahuan kita tentangnya tidak pernah tetap.
Intelek atau akal juga terbatas. Akal hanya dapat memahami suatu objek bila ia
mengonsentrasikan dirinya pada objek itu. Jadi dalam hal seperti itu manusia tidak
mengetahui keseluruhan. Tidak juga dapat memahami sifat-sifat yang tetap pada
objek. Akal hanya mampu memahami bagian-bagian dari objek. Kemudian bagian-
bagian itu digabungkan oleh akal.

Ontologi

Setelah membenahi cara memperoleh pengetahuan, filosof mulai menghadapi


objeknya untuk memperoleh pengetahuan. Objek-objek itu dipikirkan secara dalam
sampai pada hakikatnya. Itulah sebabnya teori ini dinamakan teori hakikat. Adapula
yang menamainya ontologi. Hakikat merupakan kenyataan yang sebenarnya.
Kosmologi membicarakan hakikat asal, hakikat turunan, hakikat berada, juga hakikat
tujuan kosmos.

- Matrealisme

Menurut aliranini, hakikat benda adalah materi, benda itu sendiri. Rohani, jiwa,
spirit, dansebagainyamucul dari benda. Rohani dan kawan-kawannya tidak akan
adaseandainya tidak ada benda.

- Idealisme

Aliran ini berpendapat sebaliknya. Hakikat benda adalah rohani, spirit, atau
sebangsanya.Alasannya:

a. Nilai roh lebih tinggi daripada badan

b. Manusia lebih dapat memahai dirinya daripada dunia luar dirinya


c. Materi ialah kumpulan energi yang menempati ruang; benda tidak ada, yang ada
itu energi saja (Oswald)

- Dualisme

Yang merupakan hakikat pada benda itu ada dua , yakni materi dan imaterial, benda
dan roh,jasad dan spirit. Materi bukan muncul dari roh, dan roh bukan muncul
daribenda.

Pemikiran orang idealis menyatakan bahwa hakikat adalah roh. Paham ini akan
berujung padaTuhan, surga, dan neraka.

a. Theodichea membicarakan Tuhan dari segi pikiran. Apa tuhan itu ada, apa
buktinya, apasifatnya, dll.

b. Teisme merupakan paham yang menyatakan bahwa tuhan itu ada.

c. Monoteisme mengajarkan bahwa tuhan itu esa.

d. Trinitisme mengajarkan bahwa tuhan itu satu tapi beroknum tiga.

e. Politeisme adalah paham yang mengajarkan bahwa tuhan itu banyak.

f. Panteisme mengajarkan bahwa antara alam dan tuhan tidak ada jarak.

g. Panenteisme mengajarkan bahwa tuhan adalah kesadaran jagat raya.

h. Ateisme merupakan isme yang mengajarkan bahwa tuhan itu tidak ada.

i. Agnostisisme merupakan paham ketuhanan yang terletak antara teisme dan


ateisme.

Logika merupakan cabang filsafat yang dikembangkan oleh Aristoteles. Logika


membicarakan norma-norma berpikir benar agar diperoleh dan terbentuk
pengetahuan yang benar. Ada dua macam logika yaitu logika formal dan logika
material.Logika formal merupakan logika yang memberikan norma berpikir benar
dari segi bentuk berpikir . logika formal adalah logika bentuk. Logikanya ialah agar
diperoleh pengetahuan yang benar, maka bentuk berpikirnya pun harus benar.
Benaratau salah isinya, dibicarakan oleh logika material.

Dalam logika,dikenal perbedaan antara kesimpulan yang tepat dan kesimpulan yang
benar. Kesimpulan yang tepat diperoleh bila bentuk berpikirnya benar. Kesimpulan
yangbenar berasal dari penyelidikan terhadap isi kesimpulan itu.
- Contohbentuknya benar (tepat) dan isinya benar:

Setiap manusiaakan mati. Muhammad adalah manusia. Jadi, Muhammad akan mati

- Contohbentuknya tepat tapi isinya tidak benar:

Manusia adalah sejenis hewan. Kuda adalah salah satu jenis hewan,jadi kuda sama
dengan manusia.

Suatu kesimpulan dikatakan benar bila isi kesimpulan itu sesuai dengan objeknya.
Sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Untuk mengetahui kesesuaian itulah tugas
logika material. Dalam garis besarnya, logika formal membicarakan masalah
pengetian,putusan, penuturan.

Pengertian merupakan gambaran di dalam jiwa tentang objek yang telah


diabtraksikan. Cara membentuk pengertian ialah dengan membuat gambaran dalam
jiwa kita tentang objek itu dengan membuang seluruh ciri aksidensinya. Bila kita
buang ciri aksidensinya maka yang tersisa ialah ciri esensinya. Ciri esensi
merupakan ciri yang menunjukkan bahwa ia adalah ia, dan merupakan ciri yang
tidak boleh tidak adapada objek. Ciri aksidensi adalah ciri pelengkap , sifat yang
melekat padaesensi objek.

Selanjutnya tugas logika adalah membentuk pengertian itu menjadi definisi. Definisi
ialah penyebutan ciri esensi suatu objek. Bakry dan Mehra menjelaskan jika
definisiialah pengertian yang lengkap tentang suatu istilah yang mencakup semua
unsur yang menjadi ciri utama istilah itu. Ada 4 syarat definisi:

1. Ciri esensi yang disebut tidak boleh berlebihan dan tidak boleh kurang

2. Tidak memakai kata yang berulang-ulang

3. Tidak memakai perkataan yang terlalu umum

4. Tidak memakai kata negatif

Tahap-tahap dalam logika disebut memutuskan dan hasilnya disebut putusan.


Kegiatan memutuskan harus mempertimbangkan hal berikut:

1. Menguasai struktur kalimat

2. Menyadari mana esensi dan aksidensi

3. Mengetahui mana esensi dan mana aksidensi yang telah menjadi aksidensi
untuk objek yang lebih khusus.
4. Memahami pola putusan

Penuturan ialah putusan baru yang dibentuk dari putusan-putusan yang telah ada.
Kegiatan putusan baru tersebut disebut menuturkan. Jadi urutannya ialah
pengertian,putusan, putusan baru.

Etika merupakan teori tentang nilai baik dan buruk. Sedangkan estetika merupakan
nilai keindahan.

Aksiologi

Filsafat sebagai kumpulan teori filsafat digunakan untuk memahami dan mereaksi
dunia pemikiran. Filsafat sebagai philosophieof life merupakan suatu kondisi ketika
filsafat dijadikan sebagai pandangan hidup. Yang amat penting ialah, filsafat sebagai
methodology dalam memecahkan masalah. Sesuai dengan sifat filsafat, ia
memecahkan masalah secara mendalam dan universal. Penyelesaian masalah secara
mendalam maksudnya menyelesaikan masalah dengan mencari penyebabnya sebagai
langkah awal. Universal artinya melihat masalah dalam hubungan seluas-luasnya.

Khulasah

Pengantar kepada filsafat yang ringkas ini bermaksud menjelaskan apa filsafat itu,
apa objek yang ditelitinya, bagaimana cara penelitiannya, dan apa saja
sistematikanya. Lalu diperkenalkan juga isme-isme dalam filsafat.
BAB III

Akal dan Hati pada Zaman Yunani Kuno

Ciri-ciri umum filsafat Yunani adalah rasionalisme. Rasionalisme mencapai


puncaknya padaorang-orang sofis. Untuk melihat rasionalisme sofis perlu dipahami
lebih dulu latar belakangnya. Latar belakang itu terletak pada pemikiran filsafat yang
ada sebelumya.

Thales (624-546 SM)

Digelari bapak filsafat karena ialah orang yang pertama kali berfilsafat. Gelar itu
diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang mendasar yang jarang diperhatikan
orang jaman sekarang. “Apa sebenarnya bahan alam semesta ini?”. Terlepas dari
apapun jawabannya, pertanyaan ini saja sudah bisa mengangkatnya menjadi filosof
pertama. Ia sendiri menganggap air sebagai bahan alam semesta karena air sangat
diperlukan dalam kehidupan. Dan menurut pendapatnya, bumi ini terapung di
atasair. Bahkan jawabannya sendiri tidak lebih berbobot dibandingkan
pertanyaannya.Pertanyaannya pun ia jawab menggunakan akal, bukan menggunakan
agama atau kepercayaan lainnya. Di sini akal mulai digunakan, lepas dari keyakinan.

Anaximander

Ia mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan ada dengan
sendirinya. Anaximenes mengatakan itu udara. Udara merupakan sumber segala
kehidupan,begitulah alasannya.

Heraclitus

Pahamrelativisme semakin mempunyai dasar setelah Heraclitus menyatakan “kamu


tidakdapat terjun ke sungai dua kali karena air sungai itu selalu mengalir”.
Menurutnya, alam semesta ini selalu dalam keadaan berubah. Sesuatu yang dingin
menjadi panas, dan yang panas menjadi dingin. Implikasi pernyataan ini amat hebat.
Pernyataaan itu mengandung pengertian bahwa kebenaran selalu berubah,tidak tetap.
Hari ini 2+2 =4 besok bisa saja bukan empat. Pandangan ini merupakan warna dasar
filsafat sofisme.

Paramanides

Paramanides yang lahir kira-kira tahun 450 SM dikatakan sebagai logikawan


pertama dalam sejarah filsafat. Bahkan disebut filosof pertama dalam pengertian
modern. Iabertanya: “apa standar kebenaran dan apa ukuran realitas?” bagaimana hal
itu dapat dipahami?” ia menjawab:

Ukurannya ialah logika yang konsisten. Perhatikan contoh berikut:


Ada 3 cara berpikir tentang tuhan. (1) ada, (2) tidak ada, (3) ada dan tidak ada.
Yangbenar ialah (1) tidak mungkin meyakini yang tidak ada (2) sebagai ada karena
yang tidak ada pastilah tidak ada. Yang (3) pun tidak mungkin karena tidak mungkin
tuhan itu ada sekaligus tiak ada. Jadi benar tidaknya suatu pendapat diukur dengan
logika. Ukuran kebenaran adalah akal manusia,ukuran kebenaran adalah manusia.
Protagoras

Ia menyatakan bahwa manusia adalah ikuran kebenaran. Ia menyatakan bahwa


kebenaran itu bersifat pribadi, akibatnya tidak ada ukuran yang absolut dalam
etika,metafisika, maupun agama. Bahkan menurutnya teori-teori matematika juga
tidak mempunyai kebenaran yang absolut.

Gorgias

Georgiasdatangke Athena 427 SM dari Leontini. Ada tiga proporsi yang diajukan
Gorgias. Yang pertama adalah tidak ada yang ada. Maksudnya realitas itu
sebenarnya tidak ada. Kedua, bila sesuatu itu ada,ia tidak akan dapat diketahui. Ini
disebabkan oleh penginderaan itu tidak dapat dipercaya, penginderaan itu sumber
ilusi. Akal menurutnya tidak mampu meyakinkan kita tentang bahan alam semeta ini
karenakitatelah dikungkung oleh dilema subjektif. Kita berpikir sesuai dengan
kemauan, , idea kita yang kita terapkan pada fenomena. Proporsi yang ketiga adalah
sekalipun realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada
orang lain.

Socrates

Socrates memulai filsafatnya dengan bertolak dari kehidupan sehari-hari.


Menurutnya, ada kebijakan objektif yang tidak bergantung kepada saya atau kepada
kita hari ini.Untuk membuktikan adanya kebenaran yang objektif, Socrates
melakukan metode-metode tertentu.Metode itu bersifat praktis dan dilakukan dengan
percakapan-percakapan. Ia kemudian menganalisis pendapat. Setiap orang
mempunyai pendapat tentang salah dan tidak salah misalnya. Sering kali percakapan
itu berakhir dengan kebingungan, tapi tak jarang dialog itu menghasilkan definisi
yang berguna.Metode yang digunakan Socrates biasa disebut dengan dialektika.
Orang sofis beranggapan bahwa semua pengetahuan adalah relatif kebenarannya,
tidak ada pengetahuan yang bersifat umum. Dengan definisinya, Socrates bisa
membuktikan kepada orang sofis bahwa pengetahuan yang umum itu ada, yaitu
definisi itu.

Plato

Menurut Plato,kebenaran umum itu bukan dibuat dengan cara dialog yang induktif,
tapi pengertian umum itu sudah ada “di sana” di alam idea. Definisi pada Sicrates
dapat saja dapat saja diartikan tidak memiliki realitas. Realitasnya ya di alam idea
itu. Plato dengan ajaran idea yang lepas dari objek, berada di alam idea, bukan hasil
abstraksi sepertipadaSocrates, jelas memperkuat posisi Socrates dalam menghadapi
sofisme. Ideaitu umum, berarti berlaku umum. Sama dengan gurunya itu, Plato juga
berpendapat bahwa selain kebenaran yang umum, maka ada kebenaran yang khusus
yaitu“kongretisasi” idea di alam ini. Kucing di alam idea di alam ini berlaku umum.
Sedangkan kucing hitam di rumah saya adalah kucing yang khusus.

Aristoteles

Bilaorang-orang sofis banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu


memperoleh kebenaran, maka Aristoteles menyatakan bahwa manusia dapat
mencapai kebenaran. Salah satu teori metafisika Aristoteles yang penting ialah
pendapatnya yang mengatakan bahwa form dan matter itu bersatu. Matter
memberikan substansi sesuatu, form memberikan pembungkusnya. Setiap objek
terdiri atas form dan matter. Namun ada substansi yang murni form tanpa adanya
matter yaitu Tuhan. Aristoteles percaya adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan adalah
Tuhan sebagai penyebab gerak. Tuhanmenurutaristoteles berhubungan dengan
dirinya sendiri. Ia tidak berhubungan (memperdulikan) alam ini. Ia bukan pesona, ia
tidak memperhatikan doa dan keinginan manusia. Dalam mencintai Tuhan, kita tidak
usah berharap Tuhan mencintai kita. ia adalah kesempurnaan tertinggi dan kita
mencontoh ke sana untuk perbuatan dan pikiran-pikiran kita.

Akal dan Hati pada Abad Pertengahan

Plotinus (204-270)

Ajaran Plotinus atau Ployinisme erat kaitannya dengan ajaran Plato, yakni menganut
realitas idea. Sistem metafisika Plotinus ditandai oleh konsep transendens. Menurut
pendapatnya, di dalampikiran terdapat tiga realitas, yakni theone, themind, dan
thesoul.Theone(Yang Esa) adalah Tuhan dalam pandangan Philo, yaitu suatu realitas
yang tidak mungkin dapat dipahami melalui metode sains dan logika. Ia berada di
luareksistensi, di luar segala nilai.Themind merupakan gambaran dari Yang Esa dadi
dalamnya mengandung idea-idea Plato. Idea-idea itu merupakan bentuk asliobjek-
objek.

The soul, teori ini adalah realitas ketiga dalam filsafat Plotinus. Sebagai arsitek
semua fenomena yang ada di alamini, soul itu mengandung satu jiwa dan banyak
dunia kecil. Jiwa dunia dapatdilihat dalam dua aspek, ia adalah enrgi di belakang
dunia, dan pada waktu yang sama ia adalah bentuk-bentuk alam semesta. Jiwa
manusia juga mempunyai duaaspek, yang pertama intelek yang tunduk pada
reinkarnasi, dan yang kedua adalahirasional.

Augustinus (354-430)
Alih-alih akal dan pemikiran kritis diambilnya keimanan, alih-alih manusia dan
kemampuannya diambil kedaulatanTuhan. Intelektualisme tidak penting dalam
sistemnya, yang penting ialah cinta kepada Tuhan (Mayer, 357).

Setiap pengertian tentang kemungkinan pasti mengandung kesungguhan. Bila orang


mengannggap bahwa suatu doktrin adalah sebuah kemingkinan, ia harus
menganggap bahwa di dalam doktrin itu ada kebenaran. Bila orang ragu bahwa dia
hidup,tentu ia benar-benar hidup.

Ia berpendapat bahwa tugas manusia adalah memahamii gejala kenyataan yang


selalu berubah. Mengenai penciptan jiwa, penempatannya di dalam badan bukan
hasil atau akibat kejatuhannya, melainkan memang kewajaraan atau naturnya jiwa
itu bertempat dalam badan jasmani. Jiwa tidak ada tanpa badan, akan tetapi jiwa
tidak bergantung pada badan. Jiwa lebih tinggi daripada badan, lebih hakikat
daripada badan.

Anselmus(1033-1109)

Ia mendahulukan iman daripada akal. Ia mengatakan bahwa wahyu harus diterima


lebih dulu sebelum kita mulai berpikir.Dalam membuktikan adanya Tuhan,
Anselmus menjelaskan lebih dulu bahwa semua konsep adalah relatif. Karena di
dalam makhluk kesempurnaan itu bervariasi, maka kesempurnaan universal haruslah
ada. Menurut pendapatnya, makhluk terbatasini tidaklah menciptakan diriny sendiri,
mereka memerlukan pencipta, itu adalahTuhan. Lebih jauh, semua makhluk
memiliki sejumlah kebaikan, itu menunjukkan adanya kebaikan maha tinggi yang di
sana semua makhluk berpartisipasi.Teori pengetahuan Anselmus menyatakan bahwa
pengetahuan dimulai dari penginderaan,lalu terbentuklah pengetahuan akliah,
terakhir adalah menangkap kebesaran Tuhan melalui jalur mistik, kebaikan tertinggi
bagi manusia ialah perenungan tentang kebesaran Tuhan.

Thomas Aquinas (1225-1274)

Pandangannya tentang pengetahuan dipengaruhi oleh keyakinannya bahwa Tuhan


adalah awal dan akhir segala kebijakan. Secara singkat alam semesta ini dalam
pandangannAquinas dibagi kedalam lima kelas, yakni realitas anorganis, realitas
animal, realitas manusia,realitas malaikat, dan realitas Tuhan. Aquinas berpendapat
bahwa Tuhan menciptakan alam semesta dari tiada, sekaligus, jadi berlawanan
dengan teoriDarwin. Dalam mencipta itu Tuhan tidak dipengaruhi oleh apapun,
karena itu iatidak memerlukan penciptaan secara evolusi. Menurut Aquinas, alam ini
tidakkekal. Sekalipun demikian, menurut pendapatnya akal tidak dapat membuktikan
apakah alam ini kekal ataukah tidak kekal.

Akal dan Hati pada Zaman Modern


Banyak orang yang jengkel oleh dominasi gereja. ReneDecrates jelas bertujuan
untuk melepaskan filsafat dari kekangan gereja, terlihat dari argumen cogito yang
terkenal. Setelah tiu, banyak bermunculan filsof-filsof yang lain. Akal yang dikekang
selama kira-kira 1500tahun itu sekarang berpesta pora merayakan kebebasannya.
Akal menang lagi. Akantetapi, silanya, sofisme yunani terulang lagi. Sofisme
modern, cirinyakebenaran itu relatif. Alasan adanya sofisme, yaitu pertama
sesungguhnya tidak ada perbedaan yang esensial antara sofisme dan skeptisisme
sekurang-kurangnya dalam akibat pemikiran itu. Kedua, agar lebih mudah mengikuti
alur sistem yang dikemukakan dalam tulisan in, terutama sejak Thales hingga Capra.

Sofisme pertama ialah suasana pemikiran yang dihadapi oleh Socrates. Tokoh-tokoh
utamanya ialah Parmanides dan Gorgias. Sofisme kedua atau sofisme modern ialah
suasana pemikiran yang dihadapi olehKant.

Renaissance

Merupakan istilah Prancis. Dalam bahasa latin, re-nasvi berarti lahir kembali
(rebirth). Istilah ini biasanya digunakan oleh sejarahwan untuk menunjuk berbagai
periode kebangkitan intelektual,khususnya yang terjadi di Eropa, dan lebih khusus
lagi di Italia, sepanjang abad 15 dan 16. Mula-mula istilah in idigunakan oleh
sejarahwan terkenal , Michelet, dan dikembangkan leh J. Burckhardi(1860) untuk
konsep sejarah yang menunjk kepada periode yang bersifat individualisme,
kebangkitan kebudayaan antik, penemuan dunia dan manusia,sebagai periode yang
dilawankan dengan periode pertengahan.

Berkembangnya penelitian empiris merupakan salah satu ciri renaisance. Ciri


selanjutnya adalah unculnyasains.Perkembangan sains dipacu lebih cepat setelah
Decrates berhasil mengumumkan rasionalismenya. Sejak itu dan juga sebelumnya,
sebenarnya individualisme dan humanisme telah dicanangkan Decrates memperkuat
idea-idea ini. Humanisme daindividualismemeruoakan ciri penting renaissance.
Humanisme adalah pandangan bahwa manusia mampu mengatur dunia dan dirinya.
Ini suatu pandangan yang tidak menyenangkan orang-rang yang beragama.

Jadiciri utama dari renaissance ialah humanisme, individualisme, lepas dari


agama(tidak mau diatur oleh agam), empirisme dan rasionalisme.

Rasionalisme

Pada bagian iniidiicarakakn pemikiran pokok Descartes, Spinoza, dan Leibnis.


Merupakan tokoh besar dalam filsafat rasionalisme. Rasionalisme ialah paham
filsafat yang mengatakan bahwa akal adalah alat terpenting dalam memproleh dan
mengetes pengetahuan. Jika empiris memengatakan bahwa pengetahuan diperoleh
dengan alam mengalami objek empiris,maka rasionalisme mengajarkan bahwa
pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir.Alat dalam berpikr itu ialah kaidah-
kaidah logis (logika). Rasionalisme ada dua macam, yaitu rasionalisme dalam bidang
agama dan rasionalisme dalam bidang filsafat. Dalam bidang agama rasionalisme
adalah lawan autoritas, dalam bidang filsafat rasionalisme adalah lawan empirisme.
Rasionalisme dalam bidang agamnya biasanya diggunakanunuk mengkritik ajaran
agama, sedangkan dalam bidan filsafat berguna sebagai teori pengetahuan.

- Descrates

Descrates dianggap sebaai bapak filsfat modern, karena dialah orang pertama pada
zaman modern yang membangun filsafat yang berdiri atas keyakinan diri sendiri
yang dihasilkan oleh pengetahuan akliah. Ia mengetahui bahwa tidak mudah
meyakinkan tokoh-tokoh gereja ahwa dasar filsafat harslahraso(akal).Dengan itu ia
menyusun argumentasi-argumentasi yang tertuang dalam metode cogito.Descrates
memulai filsafat dari metode. Tujuan metode ini adalah unutuk mempertahankan
keraguan.

- Spinoza (1632-1677)

Dengan adnya kemajuan sains, sudah umum adanya anggapan bahwa alam semesta
ini adalah sebuah mesin raksasa, mungkin diciptakn oleh Tuhan, tapi tenyata dalam
kasus-kasus tertentu mekanismenya itu dapat dikoordinasi dan diperhitungkan.
Spinoza percaya kepada Tuhan, tetapi Tuhan yang dimaksudnya dalah alam semesta
ini. Tuhan Spinoza itu tidak berkemauan, tidak melakukan sesuatu, tida terbatas.
Tuhan itu tidak memperhatikan sesuatu dantidakmemperdulikan manusia.
Sumbangan Spinoza dalam kekacauan pemikian pada zaman modern yaitu dalam
metafisika. Tuhannya amat berbeda dengan Tuhan Yahudi,Kristen, dan Islam.

- Leibniz (646-1716)

Metafisika Leibniz memusatkan perhatian pada substansi, yaitu hidup, dan setiap
sesuatu terjadi untuk suatu tujuan.Penuntun prinsip filsafat Leibniz ialah “prinsip
akal yang mencukupi” yang secara sederhana dapat dirumuskan “sesuatu harus
mempunyai alasan”. Bahkan Tuhan juga harus mempunyai alasan untuk setiap yang
diciptakan-Nya.Ia menyebut substansi-substansi itu monad. Setiap monad berbeda
satu dengan yang lainnya,dan Tuhan ( sesuatu yang supermonad dan satu-satunya
monad yang tidakk dicipta) adalah pencipta monad-monad itu. Maka karya Leibniz
tentang ini diberi judul Monadology (study tentang monad) yang ditulisnya 1714.

v Idealisme objektif

Idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat
dipahami dalam ketergantungannya pada jiwadanspirit.Idealisme mempunyai
argumen epistemologi tersendiri. Idealisme secara umum selalu berhubungan dengan
rasionalisme.Platosring disebut sebagai seorang idealis sekalipun ideanya tidak
khusus (spesifik) mental,tetapi lebih merupakan objek universal.

- Fichte (1762-1814)

Dasar realitas adalah kemauan .penampakan, menurutnya, adalah sesuatu yang


ditanam oleh oh absolut sebagai penampakan kemauannya. Roh absolut adalah
sesuatu yang berada di belakang kita,itu adalah Tuhan pada Spinoza.Menurutnya,
filsafat haruslah dieduksi dari satuprinsip. Ini sudah mencukupi untuk mememnuhi
tuntutan pemikiran, moral, bahkan seluruh kebutuhan manusia. Prinsip yang
dimaksud ada dalam etika. Bukan teori,melainkanprakteklah yang menjadi pusat
yang disekitarny kehidupan diatur.Unsuresnsial dalam pengalaman adalah tindakan,
bukan fakta. Fichte berpendapat bahwa dasar keprinadian adalah kemauan yang
dikontrol oleh kesadaraan bahwa kebebasan diperoleh hanya denga melalui
kepatuhan pada pertauran.

- Shelling (1775-1854)

Realitas adalah identik dengan gerakan pemikiran yang berevolusi secara dialektis.
Kita dapat mrngetahui dunia secara sempurna dengan cra melacak proses logis
perubahan sifa dan sejarah masa lalu.Tujuan proses itu adalah suatu keadaan
kesadaran diri yang sempurna. Alam ini hidup dalam setiap bagiannya, ia harus
mengubah alam yang mati. Alam yang mati dapat dianggap sebagai suatu tumpukan
yang mati.Iabependapat bahwa sejarah seseorang ditentukan oleh mitosnya. Suatu
mitos yang telah diteima merupakan ukuran potensi murni kreatif pada orang
tersebut. Alam, seperti halnya manusia,menjalani suatu perkemangan mitologis.

- Hegel (1770-1831)

Pusat filsafat Hegel ialah konsep Geist(roh, spirit). Roh dalam pandangannya ialah
sesuatu yang real, kongkret,kekuatan yang objektf, menjelma dalam berbagai bentuk
sebagai wordofspirit,yang menempat pada objek-objek khusus.

Untuk menjelaskannya filsafatnya, Hegel menggunakan dialektika sebagai metode.


Namun dialektka itu bukanlah sekadar untuk menjelaskan. Dialektika yang
berlangsung dalam realitas diungkapka dalam filsafatnya. Yang dialektika oleh
Hegel yaitu mendamaikan, mengkompromikan hal-hal yang berlawanan.

Idealisme Theist

- Pascal
Ada dua cara memperoleh pengetahuan menurut Pascal, pertama dengan
menggunakan akal, da yang kedua dengan menggunakan hati. Menurutnya filsafat
manusia itu berbahaya. Manusia adalah makhluk yang memiliki sifat-sifat rendah
dengan tidak mengakui ketinggiannya,sama berbahayanya bila kita mengakui
ketinggian manusia tanpa mengakui pulasifat rendahnya, lebih berrbaha lagi bila kita
tidak mengakui ketinggian dan kerendahan manusi. Jadi, dalam pandangn Pascal,
manusia itu kontradiktif. KataPascal, manusaia besar karena pikirannya dan
kesadaran refleksinya. Manusia adalah makhluk yang rumit dan kayadengan variasi
serta mudah berubah. Karena ketidakmampuan filsafat dan alat-alat lain untuk
memahami manusia, maka satu-satunya jalan memahami manusi, kata Pascal, ialah
melalui agama.

- ImmanueKantl (1724-1804)

Sejarah filfasat adalah sejarah pertarungan akal dan hati (iman) dalam berebut
dominasi mengendalikan jalanhidup manusia. Menurut Kant, semua planet sudah
atau akan dihuni, danplanet-planet ynag jauh dari matahari akan mempunyai masa
berkembang lebihpanjang, barangkali dihuni oleh spesias yang lebih cerdas
dibandingkan dengan penghuni kita ini. Penemuan Kant yang penting ialah bahwa
dunia luar itu kita ketahui hanya dengan sensasi, dan jiwa bukan sekadar tabula
rasa,jiwa itu alat yang positif, memilih dan merekonstruksi hasil sensasi yang masuk.

Empirisisme

Empirisisme adalah suatu dktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman


dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan
peranan akal.

- John Locke (1632-1704)

Filsafat Locke dapat dikatakan antimetafisika. Ia menolak akal, hanya menerima


pemikiran matematis yanpastidan cara penarikan dengan metode induksi. Semua
pengetahuan datanng dari pengalaman. Pandangan tabula rasa dari John Locke
merupakan konsep epistemologi yang terkenal. Tabula rasa (blank tablet, kertas
catatn kosong) yang digambarkan sebagai keadaan jiwa adalah pandangan
epistemologi. KesimpulanLocke, substansi ialah pengertian tentang objek sebagai
ide tentang objek ituyang dibentuk oleh jiwa bedasarkan masukan dari indera.

- David Hume (1711-1776)

Semua persepsi jiwa manusia terbentuk melalui dua alat yang berbeda, yaitu
impression dan idea. Perbedaannya terletak pada tingkat kekuatan dan garisnya
menuju jiwadan jala masuk ke kesadaran. Persepsi yang termasuk dengan kekuatan
besar dan kasar yaitu impresson (kesan), dan semua sensasi, nafsu, emosi ada ketika
semuanya masuk ke dalam jiwa. Idea ialah gambaran kabur tentang persepsi yang
masuk ke dalam pemikiran. Argumen Hume yang menentang prinsip kausalitas
universal an prinsip induksi pada dasarnya merupakan argumen menentang
rasionalisme pada umumnya. Ia mengatakan bahwa hanya dengan berpikir, tanpa
informasi dari pengalaman, kita tidak mengetahui apa-apa tentang dunia. Dengan
bantuan pengalaman juga kita tidak dapat mengetahui hakikat sesuatu. Jelas sudah
sifat skeptis pada Hume.

- Herbert Spencer (1820-1903)

Empirisme terlihat jelas dalam filsafatnya tentang thegreatunknowable. Menurutnya,


kita hanya dapat mengenali fenoomena-fenomena atau gejala-gejala.Kehidupan
adalah penyesuaian terus-menerus mengenai huubungan antara dalam dan luar diri.
Kesempurnan kehidupan bergantung pada kesempurnaan korespodensi ini :
kehidupan itu sempurna bila hubungan dalam dan luar diri itu sempurna. Hubungan
itu bukan sekadar berupa adaptasi yang berlangsung secara pasif, melainkan berupa
adaptasi dinamis dalam penyesuaian relasi di dalam diri dengan relasi diluar diri,
perubahan di luar diadaptasi oleh adanya perubahan di dalam. Dalam jiwa juga
terjadi evolusi, terlihat pada adanya perkemangan modus-modus respons. Dimulai
dari respons yang sederhana menuju respons yang kompleks, dari refleks menuju
naluri, melalui ingatan dan imajinasi menuju pemikiran dan jalan logika.

v Pragmatisme: William James (1842-1910)

Pragmatisme merupakan realitas sebagaimana yang kita ketahui. Sebenarnya istilah


pragmatise lebih banyakberarti sebagai metode untuk memperjelas suatu konsep
ketimbang sebagai suatu doktrin kefilsafatan.

- Meliorisme dan Teori Kebenaran

Meliorisme adalah fungsi penengah antara filsafat tender minded dan oughminded.
Toughminded menyatakan diri dalam pendekatan empiris, dalam mencari
kebenaran. Temperamen tender minded kelihatan dalm pendekatan rasional, selalu
mencari konsep dan prinsip. Filsafat tender minded, menemukan abstraksi-abstraksi
dan eksistensi imaterial, cenderung idealistis.

- Eksistensialisme ( kierkegaard-sartre)

Filsafat selalu lahir dari suatu krisis yang berarti penentuan. Filsafat ialah perjalanan
satu krisis ke krisislain. Ini berarti bahwa manusia yang berfilsafat meninjau
kembali dirinya. Sifat materialisme merupakan pendorong lahirnya eksistensialisme.
Yang dimaksud dengan eksistensi ialah cara orang berada di dunia.
- Soren Kierkegaard (1813-1855)

Menurutnya filsafat bukan meruppakan sebuah sistem, tetapi suatu


pengekspresian eksistensi individual. Manusia tidak pernah hidup sebagai suatu
“aku umum”, tetapi sebagai “akuindividual” yang sama sekali unik dan tidak dapat
dijabarkan ke dalam sesuatuyang lain. Bereksistensi ialah bertindak.

- Jean Paul Sartre (1905-1980)

Baginya, eksistensi manusia mendahului esensinya. Filsafat eksistensialis


mememicarakan cara berada di dunia ini, terutaa cara berada manusia.Sartre
menjelaskan, karena manusia mula-mula sadar bahwa dia ada, berarti manusi
menyadari bahwa ia menghadapi masa depan, dan ia sadar ia berbuat begitu. Dalam
filsafat ini kelihatanlah suatu dilema. Karena kesadarannya, manusia berbuat.Berbuat
berarti berybah. Apa yang dicapai, pasti diingkari. Manusia harus berbuat sementara
ia sudah mengetahui hasil perbuatannya tidak akan memuaskan dirinya. Seolah-olah
berbuat itu adalah hukuman yang tak terelakkan bagi manusia.

Akal dan Hati di Jalur Timur

Di jalur timur, yaitu di duniaislam. Mengenai sifat dominasi, akal ditimur dihargai,
tetapi tidak sampai mendominasi jalan hidup sehingga menyebabkan orang islam
meninggalkan agama, lalu mengambil materialisme danateisme.Filsafat Yunani
banyak mempengaruhi perkembangan filsafat dan sains dalam islam. Filsafat dan
sains Yuanani mulai berkembang sejak kurang lebih tahun 600 SM. Islam lahir
padatahun 600-an. Filsafat dalam islam berkembang secara intensif sejak tahun 800-
an.

Masuknya filsafat dan sains Yunani kedalamislamlebiih banyak melalui Irak


dibandingkan dengan melalui daerah-daerahlain. Di sanalah timbulnya gerakan
penerjemahan kara-karya Yunani ke dalam bahasa Arab, atas dorongan khalifah Al-
Manshur, kemudian khalifah HarunAl-Rasyid, dilanjutkan oleh puteranya, khalifah
Al-Makmun. Bait Al-Hikmah didrikannya. Selain sebagai pusat penerjemahan,
masjid juga menjadi pusat pengembangan filsafat dan sains yang ditinggalkan oleh
Yunani tadi. Selain buku-buku Yunani, buku-buku Parsi dan India juga
diterjemahkan ke dalam bahasa arab.

Keseimbangan Indera, Akal dan Hati

Kemantapan hidup hanya ditentukan oleh dua hal, yaitu kaidah sains dan filsafat di
satu pihak dan akidah agama dipihak lain. Kedua-duanya telah diragukan pada masa
sofisme. Tentu saja kehidupan menjadi kacau karena sistem nilai telah kacau.Pada
abad pertengahan,terutama sejak tahun 200-an, akal kalah total dan iman menang
mutlak. Keadaan ini seharusnya telah dapat diperhitungkan sebelum terjadi.Dapat
dipahami mengapa baik Socrates maupun Kant mati-matian menghentikan
relativisme kebenaran. Pendapat yang memngatakanbahhwa kebenaran itu relatif
(termasukagama) adalah pendapat yang sangat berbahaya. Konsekuensi pandangan
ini ialah kekacauan (chaos). Karena sains itu relatif, maka tidak akan ada kebenaran
yang dapat dipegang (dipercaya) bersama. Salah satu akibatnya iala tidak akan ada
sesuatu yang menjadi tali pengikat dalam hubungan-hubungan sosial.

Untuk membuktikan kerelatifanfilsafat,cukup dilihat andalan kebenaran filsafat.


Andalan kebenaran filsafat ialah kelogisan argumennya.BilaKant ingin menegakkan
sains dengan meletakkan dasar-dasarnya pada kebenaran yanng bersifat a priori,
sedangkan a priori itu berada di dalam daerah filsafat, jadi bersifat relatif, maka
pelacakan kebenaran sains akan berakhir pada jalan buntu. Yang ditemukan pada
akhirnya ialah sains yang relatif juga. Manusia membawa sejak lahir (innate) kata
hat i(suara hati) yan bersifat imperatif. Suara hati itu ialah suara yang selallu
mengajak menjadi orang yang baik. Puncak kebaikan itu adalah Tuhan. Menurut Al-
Syaibani, manusia mempunyai tiga kekuatan atau potensi yang sama pentingnya,
laksana sebuah segitiga yang sisi-sisinya sama panjang. Potensi yang dimaksud ialah
jasmani, akal, dan roh. Kemajuan kebahagiaan, dan kesempurnaan kepribadian
manusia banyak bergantung pada keselarasan ketiga potensi itu. Islam, menurut Al-
Syaibani, tidak hanya mengakui adanya ketiga potensi tersebut, tetapi juga
meneguhkannya dan memantapkan wujudnya. Manusia bukan hanya jasmani, bukan
hanya akal dan bukan hanya roh. Manusia adalah kesatuan semuaitu yang saling
melengkapi kesempurnaan manusia.

Islam tidak dapat menerima materialisme yang mengajarkan benda terpisah dari roh,
atau sebaliknya spiritualisme yang mengajarkan roh sama sekali terpisah dari benda.
Islam tidak membenarkan akal berkuasa merajalela sehingga menjadikan
pengetahuan yang diperoleh akal menjadi tidak terkendali. Islam berpendapat bahwa
manusia hanya mungkin maju bila terjadi perkembangan yang harmonis antara
jasmani, akal, dan roh,Sebenarnya di dalam hidup in indera, akal, dan hati harus
diperhatikan sekurang-kurangnya sama besar kalau tidak dapat dikatakan hati lebih
dipentingkan untuk diperhatikan. Bila ingin sempurna, manusia harus didominasi
secara seimbang oleh indera, akal, dan rasa. Potensi itu masing-masing harus
mendapat latihan secara serentak dan seimbang. Bila salah satu telah mendominasi
lebih dari yang lain, maka kehidupan mulai terancam, sejarah telah memperlihatkan
hal itu. Manusia yang baik ialah manusia yang jasmani, akal, dan kalbunya
berkembang secra seimbang di dalam tuntunan ajaran Tuhan Yang Maha Pintar.

Aka ldan Hati pada Zaman Pascamodern


Kritik filsafat pascamodern terhadap filsafat modern terungkap dalam istilah
dekonstruksi seperti yang digunakanpara tokoh filsafat pascamodern. Yang
didekonstruksi tentu saja rasionalisme yang digunakan untuk membangun seluruh isi
kebudayaan dunia barat. Beberapa tokoh dalam filsfat pascamodern yaitu Arkoun,
Derrida, Foucault, Wittgenstein.

Mengapa filsafat rasionalisme perlu didekonstruksi?

Karena ia merupakan filsafat yang keliru dan juga keliru cara


menggunakannya.Gara-gara rasionalisme dan kekeliruan dalam menggunakan
rasionalisme itulah budaya barat hancur .Bila hubungan natara hati dan akal manusia
telah diputusan maka manusia akan memperoleh kenyataan bahwa pertanyan tentang
rumusan hidup ideal tidak pernah akan terjawab. Memilih sains dan teknologi
sebagai satu-satunya gantungan hidup, atau meletakkan sains dan teknologi sebagai
pemegang otoritas tertinggi dalam kehidupan, berarti kita telah menyerahkan
kehidupan manusia kepda alat yang dibuatnya sendiri. Paham posivistik memang
akan bermuara pada sikap sekularistik seperti itu.

Tiga dasa warsa terakhir menjelang berakhirnya abad ke 20, terjadi perkembangan
bau yang mulai menyadari bahwa manusiaa selama ini telah salah dalam menjalani
kehidupannya. Manusia mulai merindukan dimensi spiritual yang telah hilang dari
kehidupannya. Di dunia ilmu muncul pandangan yang menggugat paradigma
positivistik. Tokoh seperti Khuntelah mengisyaratkan adanya upaya pendobrakan
tatkala ia mengatakan bahwa kebenaran ilmu bukanlah suatu kebenaran suigeneris
(objektif).Dengan mengatakan itu, berarti Kuhn telah menyerang jantungnya
positivisme yang menjadikan rasionalisme sebagai andalan satu-satunya.

Haedar Nashir, dalam Agama dan Krisis Kemanusiaan Modern (1990)


menungkapkan segi menarik pada krisis manusia modern. Bagaimana pendewasaan
rasio manusia telah menjerumuskan manusia pada sekularisasi kesadaran dan
menciptakan ketidakberartian hidup. Penyakit mental justru menjadi penyakit zaman
seperti keserakahan, saling menghancurkan,sekularisasi kebudayaan, dan ada juga
pencarian makna hhidup. Tetapi akhirnya untuk mencapai tujuan hidup
manusia modern justru melakukan kekerasan. Kekerasan itu amat mungkin
berkembang karena adanya pandangan bahwaa ukuran keberhasilan seseorang
adalah sejauh mana ia mampu mengumpulkan materi dan simbol-simbol lahiriah
yang bersifat formal.

Syafi’iMa’arif dalam kata pengantarbuku Haedar Nashir itu menyatakan bahwa


modernisme telah gagal karena telah mengabaikan nillai-nilai spiritual transendental
sebagai fondasi kehidupan.Akibatnya, dunia modern tidak memiliki pijakan yang
kokoh dal membangun peradaban. Dari analisis filsafat dan sejarah kebudayaan kita
mengetahui bahwa budaya barat disusun dengan menggunakan hanya satu
paradigma, yaitu paradigmasains. Paradigma ini disusun berdasarkan warisan
Descartesdan Newton.

Proseskehancuran budaya barat yang dijelaskan Capra yakni sebagai berikut:

1. Rasionalisme

2. CartesiandanNewtonian

3. ParadigmaSains yang Tunggal

4. BudayaBarat

5. Kehancuran( kacau, penuh kontradiksi)

Dibutuhkantiga paradigma ( masing-masing untuk budaya sains, seni, dan etika)


untuk merekayasa kembali budaya dunia, ketiga paradigma itu diturunkan dari Islam.

Filsafat pascamodern tidak puas terhadap rasionalisme, karena itu rasionalisme harus
didekonstruksi, dan harus direkonstruksi filsafat baru.

Anda mungkin juga menyukai