NIM : 225211013
Kelas : MBS 1 A
Makul : Filsafat Ilmu
1.Jelaskan pengertian filsafat ilmu menurut minimal 2 ahli satu bisa di ambil dari tokoh satu
dari pendapat anda sendiri
Jawab :
Menurut Pythagoras salah seorang filsuf Yunani kuno yang sangat ahli dalam bidang
matematika dan geometri. Ketika pertama kali Pythagoras ditanya oleh orang-orang Yunani
apakah ia seorang yang arif bijaksana, seorang yang telah memiliki kebijaksanaan dan
kebenaran secara utuh (sophos), ia dengan rendah hati menjawab bahwa dirinya hanyalah
seorang filsuf (philosophos), sang pencipta kebijaksanaan dan kearifan hidup, bukan seorang
sophos, seorang yang telah memiliki kebijaksanaan dan kearifan secara penuh. Bagi
Pythagoras sang pemilik kearifan dan kebijaksanaan sejati hanyalah Tuhan semata, bukan
manusia.
Menurut pendapat saya filsafat ilmu adalah pengetahuan yang luas mengenai seluruh
kehidupan manusia bahkan seluruh dunia yang sifatnya tidak terbatas dan tidak berkesudahan
serta terus berjalan seiring dengan adanya hasrat untuk bertanya mencari kejelasan tentang
suatu hal.
Pertama, spekulatif. Filsafat dengan ciri spekulatifnya dapat menerangkan apakah yang
disebut benar atau kebenaran itu, apakah yang disebut logis itu, apakah yang disebut valid
atau sahih itu, apakah yang menjadi esensi atau hakikat kejadian manusia, alam, dan Tuhan,
apakah yang menjadi tugas pokok kehadiran dan keberadaan manusia di dunia, dan adakah
hukum yang mengatur alam dan segenap kehidupan ini.
Ketiga, mencari asas. Filsafat bukan hanya mengacu kepada bagian tertentu dari realitas,
melainkan kepada keseluruhannya. Filsafat senantiasa berupaya mencari asas yang paling
hakiki dari keseluruhan realitas.
Keempat, memburu kebenaran. Kebenaran yang diburunya adalah kebenaran hakiki tentang
seluruh realitas dan setiap hal yang dipersoalkan.
Kelima, mencari kejelasan. Salah satu penyebab lahirnya filsafat adalah keraguan. Untuk
menghilangkan keraguan diperlukan kejelasan. Berpikir secara filsafati berarti berusaha
memperoleh kejelasan.
Keenam, rasional. Berpikir secara rasional berarti berpikir logis, sistematis, dan kritis.
Berpikir logis artinya sanggup menarik kesimpulan dan mengambil keputusan yang tepat dan
benar dari premis-premis yang digunakan.
Menurut paparan dari Juhaya S. Praja aspek persamaan antara filsafat ilmu dan ilmu
pengetahuan, kedua-duanya menggunakan metode pemikiran reflektif dalam usaha untuk
menghadapi fakta-fakta dunia dan kehidupan. Keduanya menunjukkan sikap kritik, dengan
pikiran yang terbuka dan kemauan yang tidak memihak, untuk mengetahui hakikat
kebenaran. Mereka berkepentingan untuk mendapatkan pengetahuan yang teratur. Maka
dengan singkat hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat dirumuskan sebagai berikut
:
Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal (universal science). Sedangkan
ilmu-ilmu itu terbatas, khususnya lapangannya.
Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight yang lebih mendalam dengan menunjukkan
sebab-sebab yang terakhir. Sedangkan ilmu pengetahuan juga menunjukkan sebab-sebab,
tetapi tak begitu dalam. Dengan satu perkataan dapat dikatakan : ilmu mengatakan
“bagaimana” sedangkan filsafat “apa” barang-barang itu.
Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan ilmu pengetahuan tetapi sudut pandangnya
lain, jadi merupakan dua ilmu yang tersendiri. Kedua-duanya penting dan perlu, dan kedua-
duanya saling melengkapi.
4.Ada berapa teori kebenaran yang anda ketahui, sebutkan dan jelaskan
Kedua, teori kebenaran koherensi. Secara etimologis berasal dari bahasa Latin, cohaerere
yang berarti melekat, tetap menyatu, atau bersatu. Sedangkan secara terminologis, teori
koherensi merupakan teori yang menyatakan bahwa kebenaran harus berdasarkan harmoni
internal proposisi-proposisi dalam suatu sistem tertentu.
Ketiga, teori kebenaran pragmatis. Secara etimologis berasal dari bahasa Inggris, pragmatic
yang berarti berkenaan dengan hasil praktik. Sedangkan pragmatism (pragmatisme)
merupakan filsafat yang berdasarkan paham kebenaran, arti, atau nilai suatu gagasan harus
dinilai dari segi praktisnya. Jadi kebenaran dalam perspektif pragmatisme harus dilihat dari
kegunaan praktisnya.
Keempat, teori kebenaran performatif. Teori kebenaran performatif adalah teori yang
menegaskan bahwa suatu pernyataan atau ujaran itu benar apabila apa yang dinyatakan itu
sungguh terjadi ketika pernyataan atau ujaran itu dilakukan (performed).