Anda di halaman 1dari 11

OBSERVASI FILSAFAT UMUM

Dosen Pengampuh : Dr. Moh. Yasin Un Mayalibit Sag. Mag

Di Susun Oleh:

SAPUTRA ISMAIL

NIM. 020111036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMAN ISLAM NEGERI (IAIN)

FATTAHUL MULUK PAPUA


2020
FILSAFAT UMUM

a. Pengertian Filsafat

Secara Etimologis, filsafat merupakan terjemahan dari Philolophy (Bahasa


Inggris) atau Philosophia dari bahasa Yunani. Kata tersebut terdiri dari dua suku
kata yaitu Philo dan Shopia. Philo yang berarti suka atau cinta, dan Shopia berarti
kebijaksanaan. Jadi, Philoshopia berarti suka atau cinta pada kebijaksanaan.
Apabila diperhatikan bahwa nama Filosof (philosophos) pertama kali dalam
sejarah dipergunakan oleh Pythagoras (570-500 SM). Menurutnya, Filosof adalah
seorang yang ingin untuk mengetahui  segala sesuatu menurut keadaan yang
sebenarnya, keinginan tersebut semata-mata untuk mengetahui dan juga
mengatakan bahwa dalam masa Socrates dan Plato (abad ke-5 SM), nama filsafat
dan filosuf sudah lazim dipakai untuk dalam dialog plato yang berjudul Phaidros.
Mengenai Pengertian (Definisi)  filsafat tersebut, perlu dipahami bahwa filsafat
memandang alam ini sebagai suatu kesatuan yang tidak dipecah-pecah, sehingga
ia membahasnya secara keseluruhan, antara yang satu sama lainnya sehingga
berkaitan.

b. Objek Filsafat

Secara umum, filsafat mempunyai objek yaitu segala sesuatu yang ada dan
mungkin ada dan boleh juga diaplikasikan, yaitu tuhan, alam semesta, dan
sebagainya. Apabila diperhatikan secara seksama objek filsafat tersebut dapat
dikatagorikan kepada dua:

1. Objek material

Objek material ini adalah sasaran material suatu penyelidikan,


pemikiran atau penelitian keilmuan. Objek material filsafat ilmu adalah
ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah disusun secara
sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secar umum.
2. Objek formal

Objek formal merubah objek khusus filsafat yang sedalam-


dalamnya (Poedjawijatna, 1994: 8). Objek formal adalah sudut pandang
dari mana sang subjek menelaah objek materialnya. Suatu obyek material
dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang sehingga menghasilkan ilmu
yang berbeda-beda. Objek formal ini dapat dipahami melalui dua kegiatan:
a. Aktivitas berfikir murni (reflective thinking) artinya kegiatan akal manusia
dengan usaha untuk mengerti dengan usaha untuk mengerti secara
mendalam segala sesuatunya sampai ke akar-akarnya.
b. Produk kegiatan berfikir murni, artinya hasil dari pemikiran atau
penyelidikan dalam wujud ilmu atau ideologi.
Mengenai objek forma ini ada juga yang mengindentikan dengan
metafisika, yaitu hal-hal diluar jangkauan panca indra, seperti persoalan esensi
dan substansi alam, yaitu sebab utama terjadinya alam. Metafisika berasal dari
bahasa yunani, yaitu metha artinya di belakang, sedangkan fisika artinya fisik
atau nyata. Untuk itu dapat dipahami pengertian methafisika adalah pemikiran
yang jauh dan mendalam dibalik apa yang bisa dijangkau oleh panca indra
seperti Tuhan, asal alam, hakikat manusia, dan sebagainya.

c. Metode Filsafat

Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari


kenyataan. Untuk mendapatkan hal tersebut, filsafat memiliki beberapa metode
penalaran.
1. Deduksi
Secara sederhana, metode ini dapat dikatakan satu metode
penalaran yang bergerak dari sesuatu yang bersifat umum kepada yang
khusus. Contohnya:
Semua manusia akan mati
Presiden adalah manusia
Presiden akan mati
2. Induksi
Dikatakan satu metode penalaran yang bergerak dari sesuatu yang
bersifat khusus ke umum.
Ryan adalah seorang mahasiswa Aqidah Filsafat
Ryan adalah manusia
Semua mahasiswa Aqidah Filsafat adalah manusia
3. Dialektika
Secara umum, metode ini dapat dipahami sebagai cara berfikir
yang dalam usahanya memperoleh kesimpulan berstandar pada tiga hal,
yakni: tesis, antitesis dan sintesis yang merupakan gabungan dari tesis dan
antitesis. Contoh sederhana untuk metode penalaran ini adalah keluarga.
Dalam satu keluarga biasanya terdapat ayah, ibu, dan anak. Jika ayah
adalah tesis, maka ibu adalah antitesis lantas anak merupakan sintesis
karena keberadaanya ditentukan ayah dan ibu.

d. Peranan, Tujuan, dan Manfaat Filsafat

Filsafat merupakan suatu upaya berfikir yang jelas dan terang tentang
seluruh kenyataan, upaya ini menghasilkan beberapa peranan bagi manusia.
Filsafat berperan sebagai pendobrak. Artinya bahwa filsafat mendobrak
keterjungkungan pikiran manusia. Dengan memahami, dan mempelajari filsafat
manusia dapat menghancurkan kebekuan, kabakuan, bahkan keterkungkungan
pikirannya dengan kembali mempertanyakan segala. Pendobrakan ini bisa
membuat manusia terbebas dari kebekuan, dan keterkungkungan.
Jadi, bagi manusia filsafat berperan sebagai pembebas pikiran manusia.
Pembebasan ini membimbing manusia untuk berpikir lebih jauh, lebih mendalam,
lebih kritis terhadap segala hal sehingga manusia bisa mendapatkan kejelasan dan
keterangan atas seluruh kenyataan.
Jadi peranan ketiga yang dimiliki filsafat bagi manusia adalah sebagai
pembimbing. Selain memiliki peran bagi manusia, filsafat juga berperan bagi ilmu
pengetahuan umumnya. Menurut Descartes, filsafat adalah himpunan dari segala
pengetahuan yang pangkal penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam dan
manusia.
 Angapan Umum

Banyak orang memahami istilah ‘filsafat’ sebagai suatu teori umumtentang


sesuatu, khususnya tentang bagaimana mendekati suatu masalahyang besar dan
penting. Dalam media massa, contohnya, dinyatakanbahwa kelompok ini liberal,
sementara kelompok itu konservatif.Keduanya mempunyai perbedaan pendapat
tentang filsafat politik, dandinyatakan bahwa para pendiri negara kita telah
sepakat tentang suatufilsafat negara. Sistem pendidikan yang diterapkan di tanah
air jugadidasarkan atas suatu filsafat.
Istilah ‘filsafat’ juga menunjuk kepada arti pandangan hidup (viewof life)
seseorang atau sekelompok orang, atau teori umum tentang bagai-mana kita harus
mengatur hidup dan kehidupan kita. Di sini kelihatanbahwa bahwa filsafat
dipahami sebagai sesuatu yang mempunyai orientasipraktis. Bahwa ‘hidup untuk
makan’ atau ‘makan untuk hidup’ dikatakansuatu filsafat, karena secara praktis
mempengaruhi orang yang meya-kininya. Dalam konteks ini, ‘mumpungisme’
juga termasuk ‘filsafat, dansekarang banyak pengikutnya.

 Definisi

Sekarang, mari kita lanjutkan diskusi kita dengan menyimak ber-bagai definisi
filsafat menurut para ahli. Tetapi, sebelumnya barangkalikita telusuri dulu arti
etimologinya. Filsafat (dalam bahasa Arab adalahfalsafah, dan dalam bahasa
Inggris adalah philosophy) berasal dari bahasaYunani. Kata ini terdiri dari kata
‘philein’ yang berarti cinta (love) dan‘sophia’ kebijaksanaan (wisdom). Secara
etimologis, filsafat berarti berarticinta kebijaksanaan (love of wisdom) dalam
artinya sedalam-dalamnya.Seorang filosof (philosopher) adalah pencinta,
pendamba dan pencarikebijaksanaan.Menurut catatan sejarah, kata ini pertama
kali digunakan olehPythagoras, seorang filosof Yunani yang hidup pada 582-496
sebelumMasehi. Cicero (106-43 SM), seorang penulis Romawi terkenal pada
zaman-nya dan sebagian karyanya masih dibaca hingga saat ini, mencatatbahwa
kata ‘filsafat’ dipakai Pythagoras sebagi reaksi terhadap kaumcendekiawan pada
masanya yang menamakan dirinya ‘ahli pengetahuan’Pythagoras menyatakan
bahwa pengetahuan itu begitu luas dan terusberkembang.
Pernyataan Pythagoras memang diabaikan dan diselewengkanoleh banyak
pihak terutama oleh kaum ‘sophist’. Mereka seakan men-jadi orang yang paling
tahu dan bijaksana. Mereka mempergunakan kefasihan bahasa dan kelihaian
bersilat lidah untuk meyakinkan masya-rakat dan merebut pengaruh.Kata ini
kerap pula digunakan oleh Socrates (470-399 SM). Socratestidak saja terkenal
karena pemikirannya yang brillian, tetapi juga karenaia banyak mengajukan
pertanyaan.

Kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Poerwadarmintamerumuskan


bahwa filsafat adalah pengetahuan dan penyelidikandengan akal budi mengenai
sebab-sebab, asas-asas hukum dan sebagai-nya daripada segala yang ada dalam
alam semesta ataupun mengenaikebenaran dan arti ‘adanya’ sesuatu.

Menurut Plato (427-347 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuantentang


hakekat. Bagi Aristoteles (384-322 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang
kebenaran yang meliputi logika, fisika, metafisikadan pengetahuan praktis.
Menurut Bertrand Russel, filsafat adalah tidak lebih dari suatuusaha untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan terakhir, tidak secaradangkal atau dogmatis
seperti yang kita lakukan dalam kehidupansehari-hari dan bahkan dalam ilmu
pengetahuan. Akan tetapi, secarakritis dalam arti kata: setelah segala sesuatunya
diselidiki problema-problema apa yang dapat ditimbulkan oleh pertanyaan-
pertanyaanyang demikian itu, dan setelah kita menjadi sadar dari segala
kekaburandan kebingungan, yang menjadi dasar bagi pengertian kita sehari-hari
(problemen der Philosophic, 1967: 7)
.Menurut R. Beerling, bahwa filsafat adalah pemikiran-pemikiranyang bebas,
diilhami oleh rasio, mengenai segala sesuatu yang timbuldari pengalaman. (Er zijn
eigenlijksheidvragen dalam Filosofic als science-fiction, 1968: 44).
Karl Popper berkata“saya rasa kita semuanya mempunyai filsafatdan bahwa
kebanyakan dari filsafat kita itu tidak bernilai banyak. Sayakira, bahwa tugas
utama dari filsafat adalah untuk menyelidiki berbagai filsafat itu secara kritis,
filsafat mana dianut oleh berbagai orang secaratidak kritis. (dikutip dari
perdebatan televisi, 14 Nopember 1971).
Sementara itu, Immanuel Kant (1724-1804) merumuskan filsafatsebagai ilmu
pengetahuan yang menjadi pokok pangkal dan puncak segala pengetahuan yang
tercakup di dalamnya empat persoalan yaitu:Apa yang dapat kita ketahui?
Metafisika;Apa yang seharusnya dilakukan?Etika;Sampai dimanakah harapan
kita?Agama;Apa hakikat manusia?Anthropologi

A. Ciri-ciri Filsafat

Dari begitu banyak definisi yang dikutip, apakah ciri utama filsafatyang tetap
hadir? Ciri itu adalah bahwa filsafat adalah upaya manusiauntuk mendapatkan
hakikat segala sesuatu. Apakah setiap upaya manusiamenjawab persoalan hidup
dapat dikatakan berfilsafat? Tentu tidak.
Ada tiga ciri utama hingga upaya itu dapat dikatakan filsafat.
1. Universal (menyeluruh), yaitu pemikiran yang luas dan tidak
aspektertentu saja.
2. Radikal (mendasar), yaitu pemikiran yang dalam sampai kepadahasil
yang fundamental dan essensial.
3. Sistematis, yaitu mengikuti pola dan metode berpikir yang runtutdan
logis meskipun spekulatif.

Beberapa penulis menambahkan ciri-ciri lain, yaitu:


1. Deskriptif, yaitu suatu uraian yang terperinci tentang sesuatu,menjelaskan
mengapa sesuatu berbuat begitu.
2. Kritis, yaitu mempertanyakan segala sesuatu (termasuk hasil filsafat),dan
tidak menerima begitu saja apa yang terlihat sepintas, yangdikatakan dan
yang dilakukan masyarakat.
3. Analisis, yaitu mengulas dan mengkaji secara rinci dan
menyeluruhsesuatu, termasuk konsep-konsep dasar yang dengannya
kitamemikirkan dunia dan kehidupan manusia.
4. Evaluatif, yaitu dikatakan juga normatif, maksudnya upaya sungguh-
sungguh untuk menilai dan menyikapi segala persoalan yangdihadapi
manusia. Penilaian itu bisa bersifat pemastian kebenaran,kelayakan dan
kebaikan.
5. Spekulatif, yaitu upaya akal budi manusia yang bersifat
perekaan,penjelajahan dan pengandaian dan tidak membatasi hanya
padarekaman indera dan pengamatan lahiriah.

B. Cabang-cabang Filsafat

Harry Hamersma membagi cabang-cabang filsafat menjadi empat,yakni:


1. Filsafat tentang pengetahuan:
a. Epistemologi
b. Logika
c. Kritik Ilmu
2. Filsafat tentang kenyataan menyeluruh:
a. Metafisika umum (ontologi)
b. Metafisika khusus
1. teologi metafisika
2. anthropologi
3. kosmologi
3. Filsafat tentang tindakan:
a. Etika
b. Estetika
4. Sejarah filsafat.Di samping itu, masih menurut Hamersma, ada cabang-
cabangfilsafat khusus, antara lain: filsafat seni, filsafat kebudayaan,
filsafatpendidikan, filsafat sejarah, filsafat bahasa, filsafat hukum, filsafatagama,
filsafat sosial, dan filsafat politik.Menurut The Liang Gie, filsafat dibagi menjadi:
1. Metafisika (filsafat tentang hal ada)
2. Epistemologi (teori pengetahuan)
3. Metodologi (teori tentang metode)
4. Logika (teori tentang penyimpulan)
5. Etika (filsafat tentang pertimbangan moral)
6. Estetika (filsafat tentang keindahan)
7. Sejarah filsafat
Berdasarkan pembagian cabang filsafat tersebut, maka dapatdisimpulkan
bahwa tampak demikian luas bidang penelaahan filsafatitu. Padahal, cabang-
cabang tersebut masih dapat diperinci lagi menjadiranting-ranting, dan
sebagiannya bahkan berkembang menjadi bidangfilsafat yang berpengaruh. Hal
ini kembali kepada ciri filsafat bahwaia bersifat umum, universal dan ultimate
(tertinggi). Jadi, ilmu apa pundifinalkan dengan pembahasan fundamen filosofis
dari ilmu dan disiplinitu. Setelah Anda mengenal dan menguasai ilmu hukum,
contohnya,akhirnya Anda diperkenalkan dengan filsafat hukum.
Meskipun demikian, tidak berarti bahwa filsafat harus diajarkanpaling akhir,
karena mengenal dan menyadari permasalahan fisolofisdari ilmu yang sedang
Anda pelajari, membuat Anda lebih siap, lebihingin tahu dan lebih terarah
membahasa materi yang Anda terima.Manfaat lain adalah filsafat membimbing
Anda menjadi pengkaji danilmuwan yang kritis dan inovatif, bukan saja dalam
mengkaji ilmuyang sedang Anda tekuni, tetapi juga dalam mengharungi
kehidupandan menghadapi permasalahan.

C. Kegunaan Filsafat

Untuk apa kita harus belajar filsafat? Kita kan tidak kepingin jadifilosof.
Selain untuk mencukupi SKS dan memenuhi ketentuan akademis,apa memang
ada kegunaan lain dari filsafat? Jika saya ingin mengetahuijawaban filosofis
terhadap berbagai persoalan hidup dan permasalahandunia, ternyata filsafat
bukannya dapat menawarkan jawaban yangpasti dan jalan keluar yang aman.
Malah filsafat lebih banyak merupakanaktivitas olah otak (sebagai lawan dari
olahraga) yang mempersoalkanjawaban yang ada, bahkan pertanyaan yang
diajukan.
Tidak mendapatkan jawaban pasti atas pertanyaan hakikat, dantidak
memperoleh jalan keluar dari problema yang membelit tentu meng-gelisahkan.
Sesudah ada jawaban malah dipersoalkan atau mempersoal-kan yang sehari-hari
tidak menjadi persoalan, seperti yang dilakukanfilsafat, ‘kan malah
membingungkan. Tetapi mempermasalahkanhakikat persoalan dan
mempertanyakan jawaban yang dikembangkan,akan membuat kita lebih arif dan
bijaksana dalam mengarungi kehidupandan memahami alam. Lebih arif dan
bijaksana inilah merupakan faedahutama filsafat. Seperti namanya, filsafat, kita
tidak menguasai penge-tahuan, kita hanya cinta pada kebijaksanaan.

Apa faedah lain dari filsafat? Sadar atau tidak, kita berpikir,
merenung,memilih dan bertingkah laku dan bertindak berdasarkan keyakinanyang
kita panuti dan nilai merupakan permasalahan yang tidak tuntasdijawab hanya
dengan tradisi, konvensi, ilmu, atau gabung semuanya.Pencarian dan penuntasan
masalah itu akan banyak terbantu denganfilsafat. Filsafat itu adalah suatu bagian
dari keyakinan dan tindakankita, meskipun kebanyakan hal ini tanpa kita sadari.
Jika kita menyadari,maka tentu akan lebih baik. Membuat Anda lebih sadar ini
merupakan filsafat.
Barangkali, kegunaan lain filsafat adalah kemampuannya untukmemperluas
bidang-bidang keinsafan kita. Banyak orang memiliki penge-tahuan yang banyak
tetapi picik, mempunyai keterampilan yang berharga,tetapi tidak berwawasan, dan
berkuasa tetapi tidak berprikemanusiaan.Mereka tidak insyaf. Mereka laksana
katak dalam tempurung. Karenatersungkup dalam ruang kecil pengap, mereka
menyombongkan diridan mengira bahwa merekalah paling pintar, paling terampil,
paling ber-kuasa, paling ahli, dan paling segalanya. Filsafat akan mampu
menguakkanawan tebal yang meliputi surya kearifan, serta mampu
membebaskanmereka dari ‘tempurung yang menyesatkan itu’.
Ketidakmampuanfilsafat memberikan jawaban pasti terhadap permasalahan
kehidupanakan membuat kita sadar, insyaf dan tidak sombong atas
keterbatasanmanusia sebagai manusia dengan belajar filsafat kita akan lebih
manusiawi.

Anda mungkin juga menyukai