Anda di halaman 1dari 8

RESUME FILSAFAT DAAN FILSAFAT PENDIDIKAN

NAMA : SAMPANG ROTUA SIMANULLANG


NIM : 4202421013
DOSEN PENGAMPU MATKUL : FAIZAL S.Pd,M.Pd
PRODI : PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS : MIPA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


14 SEPTEMBER 2020
Pengertian Filasafat
Kata filsafat berasal dari kata “Philosophia” ( bahasa Yunani), yang artinya “mecintai kebijaksanaan”.
Sedangkan dalam bahasa Inggris, kata filsafat disebut dengan istilah “Philosophy” dan dalam bahasa Arab disebut
dengan istilah “Falsafah” yang diartikan dengan ”cinta kearifan”. Istilah “Philosophia” terdiri dari dua kata yaitu
philien yang berarti mecintai dan sophos yang berarti bijaksana. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Sedangkang orang yang berusaha mencari kebijaksanaan atau pecinta
pengetahuan disebut filsuf atau filosof.
Dari uraian tersebut, Susanto (2011:6) menyatakan bahwa menurut Istilah, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
berupaya mengkaji tentang masalah-masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya
materi maupun immateri yang secara sungguh-sungguh menemukan hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari
prinsip-prinsip kebenaran, serta berpikir secara rasional-logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan
untuk membantu menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan manusia.
Filsafat juga dapat diartikan sebagai studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis
dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan
percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan
argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah
proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.
Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat
menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi,
keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam,
sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.

Pengertian Filsafat Secara Etimologi


Secara etimologis filsafat berasal dari bahasa Yunani, philein dan sophia artinya cinta kebijaksanaan. Cinta
menunjukkan suatu sikap tahan uji dan tak mau menyerah, selalu berusaha demi tercapainya suatu maksud.
Sedangkan kebijaksanaan adalah suatu kondisi dimana orang mungkin bertindak secara komprehensif dan radikal.
Filsafat juga dapat diartikan sebagai cinta yang cenderung pada kebijaksanaan dalam melakukan sesuatu di
kehidupan sehari-hari.
Dalam bahasa Inggris, filsafat disebut degan istilah “Philosophy” dan dalam bahasa Arab disebut dengan istilah
“Falsafah” yang umumnya diartikan dengan Cinta Kearifan. Istilah dari kata “Philosophia” mempunyia akar kata
“Philien” yang artinya Mencintai dan “Shopos” yang artinya Bijaksana. Jadi, arti dari “Philosophia” ialah mencintai
akan hal-hal yang bersifat bijaksana. Dari uraian tersebut, kita dapat Memahami bahwa filsafat artinya cinta
kebijaksanaan. Dan orang-ornag yang berusaha mencari kebijaksanaan atau pengetahuan disebut denan “filsuf” atau
“Filosof”.

Pengertian Filsafat Secara Terminologi


Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf merumuskan pengertian filsafat sesuai
dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya. Menurut Cicero, filsuf Romawi mengatakan bahwa
filsafat sebagai "ibu dari semua seni" (the mother of all the arts), dan ia mendefinisikan filsafat sebagai art vitae atau
seni kehidupan. Dalam Abad Pertengahan, filsafat dianggapnya sebagai pelayan teologi. Artinya, filsafat sebagai
sarana untuk menetapkan kebenaran-kebenaran mengenai Tuhan yang dapat dicapai melalui akal manusia. Hingga
pengertian filsafat yang disampaikan pada zaman modern seperti Ernest Nagel yang mengatakan filsafat adalah suatu
komentar kritis mengenai eksistensi dan tuntutan-tuntutan bahwa kita memiliki pengetahuan mengenai hal itu, dan
filsafat dianggap membantu apa yang kabur dalam pengalaman dan objeknya. Adapun pengertian filsafat menurut
beberapa para ahli lainnya yaitu :
 Menurut Surajiyo (2010:4), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menyelediki segala sesuatu yang ada secara
mendalam dengan menggunakan akal sampai pada hakikat. Filsafat nukan mempersoalkan gejala-gejala atau
fenomena, tetapi yang dicari adalah hakikat (suatu prinsip yang menyatakan sesuatu itu adanya) dari sesuatu
fenomena.
 Susanto (2011:6) menyatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berupaya mengkaji tentang maslah-
masalah yang muncul dan berkenaan dengan segala sesuatu, baik yang sifatnya materi maupun immateri secara
sungguh-sungguh guna menemukan hakikat sesuatu yang sebenarnya, mencari prinsip-prinsip kebenaran, serta
berpikir sacra rasional-logis, mendalam dan bebas, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu menyelesaian
masalah-masalah dalam kehidupan manusia.

Tujuan dan ciri-ciri pikiran kefilsafatan


Adapun tujuan dan ciri-ciri pikiran kefilsafatan sebagai berikut :
 Ciri-ciri Berpikir Kefilsafatan

Berpikir kefilsafatan memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dari bidang ilmu dan bidang lain.
Adapun beberapa ciri berpikir kefilsafatan dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Radikal artinya berpikir sampai ke akar-akarnya, hingga sampai pada hakikat atau substansi yang dipikirkan.
2. Universal artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia. Kekhususan berpikir kefilsafatan
menurut Jaspers terletak pada aspek keumumannya.
3. Konseptual artinya merupakan hasil generalisasi dan abstraksi pengalaman manusia. Misalnya : Apakah seni itu?
Apakah keindahan itu?
4. Koheren dan konsisten (runtut). Koheren artinya sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir logis. Konsisten artinya
tidak mengandung kontradiksi.
5. Sistematik artinya pendapat yang merupakan uraian kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan
terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu.
6. Komprehensif artinya mencakup atau menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk
menjelaskan alam semesta secara keseluruhan.
7. Bebas artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran filsafati boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang
bebas, yakni bebas dari prasangka-prasangka sosial, historis, kultural, bahkan religius.
8. Bertanggungjawab artinya seseorang yang berfilsafat adalah orang yang berpikir sekaligus bertanggungjawab
terhadap hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati nuraninya sendiri.

Kedelapan ciri berpikir kefilsafatan ini menjadikan filsafat cenderung berbeda dengan ciri berpikir ilmu-ilmu
lainnya, sekaligus menempatkan kedudukan filsafat sebagai bidang keilmuan yang netral terutama ciri ketujuh.
 Tujuan Filsafat

Tujuan filsafat adalah mencari hakikat dari suatu objek atau gejala secara mendalam, sedangkan pada ilmu
pengetahuan empiris hanya membicarakan gejala-gejala. Membicarakan gejala untuk masuk kepada hakikat itulah
yang menjadi fokus filsafat.Untuk sampai kepada hakikat harus melalui suatu metode yang khas dari filsafat. Jadi,
dalam filsafat itu harus reflektif, radikal, dan integral. Reflektif di sini berarti manusia menangkap objek secara
intensional, dan sebagai hasil dari proses tersebut adalah keseluruhan nilai dan makna yang diungkapkan manusia
dari objek yang di hadapinya.
Filsafat juga bersifat integral yang berarti mempunyai kecenderungan untuk memperoleh pengetahuan yang utuh
sebagai suatu keseluruhan. Jadi, Filsafat ingin memandang objeknya secara utuh. Filsafat membahas lapisan terakhir
dari segala sesuatu atau membahas yang paling mendasar. Dan juga, filsafat bertujuan untuk mencari hakikat
kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun metafisik (hakikat keaslian).
2.5. Alasan Berfilsafat
Kekaguman atau keheranan, keraguan atau kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan merupakan 3 hal yang
mendorong manusia untuk berfilsafat. Plato (filsuf Yunani, guru dari Aristoteles ) menyatakan bahwa : Mata kita
memberi pengamatan bintang-bintang, matahari, dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan kepada kita untuk
meyelidiki. Dan dari penyelidikan ini berasal filsafat. Berbeda dengan Plato; Agustinus dan Rene Descartes
beranggapan lain. Menurut mereka, berfilsafat itu bukan dimulai dari kekaguman atau keheranan, tetapi sumber
utama mereka berfilsafat dimulai dari keraguan atau kesangsian.
Rasa heran dan meragukan ini mendorong manusia untuk berpikir lebih mendalam, menyeluruh dan kritis untuk
memperoleh kepastian dan kebenaran yang hakiki. Berpikir secara mendalam, menyeluruh dan kritis seperti ini
disebut dengan berfilsafat. Bagi manusia, berfilsafat dapat juga bermula dari adanya suatu kesadaran
Akan keterbatasan pada dirinya. Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat terbatas
Dan terikat terutama pada saat mengalami penderitaan atau kegagalan, maka dengan
Adanya kesadaran akan keterbatasannya itu manusia berfilsafat. Ia akan memikirkan bahwa diluar manusia yang
terbatas, pastilah ada sesuatu yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan kebenaran yang
hakiki.
Peranan Filsafat
Menyimak sebab-sebab kelahiran filsafat dan proses perkembangannya, sesungguhnya filsafat telah
memerankan sedikitnya tiga peranan utama dalam sejarah pemikiran manusia. Ketiga peranan yang telah
diperankankannya sebagai pendobrak, pembebas, dan pembimbing.
1. Pendobrak
Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan kebiasaan. Dalam penjara itu,
manusia terlena dlam alam mistik yang penuh sesak dengan hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai
mitos dan mite. Manusia menerima begitu saja segala penuturan dongeng dan takhayul tanpa mempersoalkannya
lebih lanjut. Orang beranggapan bahwa karena segala dongeng dan takhayul itu merupakan bagian yang hakiki dari
warisan tradisi nenek moyang, sedangkan tradisi itu benar dan tidak dapat diganggu gugat maka dongeng dan
takhayul itu pasti benar dan tidak boleh diganggu gugat.
Keadaan tersebut berlangsung cukup lama. Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan tenbok-tembok tradisi yang
begitu sakral dan selama itu tidak boleh diganggu gugat. Kendati pendobrakan itu membutuhkan waktu yang cukup
panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak yang
mencengangkan.
2. Pembebas
Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohannya. Demikian pula, filsafat membebaskan
manusia dari belenggu cara berfikir mistis dan mitis.
Sesungguhnya, filsafat telah, sedang dan akan terus berupaya membebaskan manusia dari kurangnya pengetahuan
yang menyebabkan manusia menjadi picik dan dangkal. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa filsafat membebaskan
manusia dari segala jenis “penjara” yang mempersempit ruang gerak akal budi manusia.
3. Pembimbing
Bagaimanakah filsafat dapat membebaskan manusia dari segala jenis “penjara” yang hendak mempersempit ruang
gerak akal budi manusia itu. Sesungguhnya, filsafat hanya sanggup melaksanakan peranannya sebagai pembimbing.
Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang tidak utuh dan begitu fragmentaris dengan membimbing
manusia untuk berpikir secara integral dan koheren.
Pengertian Filsafat Pendidikan
Pengertian tersebut dapat kita rumuskan dari telaah dari kedua kata yang membentuk frasenya sendiri.
Filsafat adalah kajian kritis terhadap pemikiran yang telah dialami kebenarannya. Sementara pendidikan adalah
usaha untuk mewujudkan pembelajaran yang dapat diikuti secara baik oleh peserta didik dalam mengembangkan
potensi dirinya.
Melalui penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa filsafat pendidikan adalah kajian kritis terhadap pemikiran dan
sikap yang telah dan/atau akan dibuat melalui pencarian dan analisis konsep paling mendasar untuk menciptakan
pertimbangan yang lebih baik dan sesuai dalam skop pendidikan yang berusaha untuk mewujudkan pembelajaran
yang dapat diikuti oleh peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya dari segi keilmuan, kepribadian, dan
nilai positif lainnya. Adapun menurut para ahli mengenai definisi filsafat pendidikan yaitu:
 Widodo (2015, hlm. 1) yang menyatakan bahwa filsafat pendidikan adalah suatu pendekatan dalam memahami
dan memecahkan persoalan-persoalan yang mendasar dalam pendidikan, seperti dalam menentukan tujuan
pendidikan, kurikulum, metode pembelajaran, manusia, masyarakat, dan kebudayaan yang tidak bisa dipisahkan dari
dunia pendidikan itu sendiri.
 Ali Khalil Abu ‘Ainaini merumuskan pengertian filsafat pendidikan yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis
dalam “bukunya Filsafat Pendidikan Islam” bahwa filsafat pendidikan itu sebagai “kegiatan-kegiatan pemikiran yang
sistematis, diambil dari sistem filsafat sebagai cara untuk mengatur dan menerangkan nilai-niai tujuan pendidikan
yang akan dicapai (direalisasikan).
 Dari pengertian beberapa ahli, penulis menyimpulkan bahwa Filsafat pendidikan adalah beberapa makna yang
berbeda yang berhubungan dengan berbagai istilah-istilah yang banyak digunakan dalam lapangan pendidikan
seperti ”kebebasan”, ”penyesuaian”. ”pertumbuhan”, ”pengalaman”, ”kebutuhan”, dan ”pengetahuan”.

Filsafat pendidikan juga memiliki unsur-unsur esensial dalam landasan filsa


Fat pendidikan, yaitu yaitu landasan ontologis, landasan epistemologis, dan landasan aksiologis.
1. Landasan Ontologis Pendidikan

Landasan ontologis atau sering juga disebut landasan metafisik merupakan landasan filsafat yang menunjuk pada
keberadaan atau substansi sesuatu. Misalnya, pendidikan secara ilmiah ditujukan untuk mensistematisasikan konsep-
konsep dan praktik pendidikan yang telah dikaji secara metodologis menjadi suatu bentuk pengetahuan tersendiri
yang disebut Ilmu Pendidikan.
2. Landsan Epistemologis Pendidikan

Landasan epistemologi adalah cabang filsafat yang disebut juga teori mengetahui dan pengetahuan. Epistemologi
sangat penting bagi para pendidik. Epistemologi membahas konsep dasar dan sangat umum dari proses mengetahui,
sehingga erat kaitannya dengan metode pengajaran dan pembelajaran. Sebagai contoh, seorang yang berpaham
idealisme berpegang pada keyakinan bahwa proses mengetahui atau proses kognitif sesungguhnya adalah proses
memanggil kembali ide-ide yang telah ada dan bersifat laten dalam pikiran manusia. Metode
Pembelajaran yang tepat adalah dialog Socrates. Dengan metode ini, guru berusaha menstimulasi atau membawa
ide-ide laten ke dalam kesadaran subjek didik dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada
munculnya ide-ide tersebut dalam dialog.
3. Landasan Aksiologis Pendidikan

Aksiologi merupakan cabang filsafat yang membahas teori-teori nilai dan berusaha menggambarkan apa yang
dinamakan dengan kebaikan dan perilaku yang baik. Bagian dari aksiologi adalah etika dan estetika. Etika menunjuk
pada kajian filsafati tentang nilai-nilai moral dan perilaku manusia. Estetika berkaitan dengan kajian nilai-nilai
keindahan dan seni. Landasan aksiologis ilmu pendidikan adalah konsep nilai yang diyakini yang dijadikan landasan
atau dasar dalam teori dan praktik pendidikan.

Kesimpulan

Kata filsafat berasal dari kata “Philosophia” (bahasa Yunani), yang artinya “mencintai kebijaksanaan”.
Sedangkan dalam bahasa Inggris, kata filsafat disebut dengan istilah “Philosophy” dan dalam bahasa Arab disebut
dengan istilah “Falsafah” yang diartikan dengan ”cinta kearifan”. Istilah “Philosophia” terrdiri dari dua kata yaitu
philien yang berarti mecintai dan sophos yang berarti bijaksana. Jadi dapat disimpulkan bahwa filsafat berarti cinta
kebijaksanaan.
Filsafat juga dapat diartikan sebagai studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis
dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat didalami dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari
solusi, dan memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Masalah tersebut dimasukkan ke
dalam sebuah proses dialektika (Ilmu pengetahuan tentang hukum yang paling umum yang mengatur perkembangan
alam, masyarakat, dan pemikiran).
Secara etimologi, filsafat diartikan sebagai cinta yang cenderung pada kebijaksanaan dalam melakukan sesuatu di
kehidupan sehari-hari. Dimana maksudnya yaitu bahwa ketika kita menghadapi suatu permasalahan, maka kita harus
bersikap tahan uji dan tak mau menyerah, selalu berusaha demi tercapainya suatu maksud dan juga bertindak secara
komprehensif dan radikal dalam kondisi tersebut di kehidupan sehari-hari. Sedangkan secara terminologi, filsafat
merupakan sesuatu yang sesuai dengan kecenderungan pemikiran kefilsafatan yang dimilikinya.
Filsafat pendidikan merupakan studi ihwal yang ideal dari pendidikan yang menjadi dasar kegiatan pendidikan yang
ada di sekolah dan juga lingkungan sekitar. Filsafat pendidikan juga dapat diartikan sebagai kajian kritis mengenai
suatu pemikiran dan sikap yang mendasar, untuk menciptakan pertimbangan suatu pendidikan yang lebih baik dan
sesuai dengan skop pendidikan untuk mewujudkan pembelajran yang baik dalam pengembangan potensi keilmuan.
Filsafat pendidikan juga memiliki tiga landasan utama yaitu landasan ontologi pendidikan (landasan yang
menunjukkan keberadaan atau substansi sesuatu), landasan epistomologis pendidikan (teori mengetahui dan
pengetahuan), dan landasan aksiologis pendidikan (teori-teori nilai dan usaha yang mrnggambarkan kebaikan dan
perilaku yang baik)
Filsafat memiliki tujuan yaitu untuk mencari hakikat dari suatu objek atau gejala secara mendalam dan mempunyai
kecenderungan untuk memperoleh pengetahuan yang utuh sebagai suatu keseluruhan objek secara utuh. Filsafat juga
memiliki ciri-ciri, yaitu radikal, universal, konseptual, koheren, sistematik, komprehensif, bebas, dan bertanggung
jawab.
Adapun alasan orang berfilsafat yaitu untuk mengetahui segala hal yang tidak diketahui ataupun suatu keraguan atau
sangsi mengenai sesuatu hal yang mendorong seseorang untuk berfilsafat. Dimana ia akan memikirkan bahwa diluar
manusia yang terbatas, pastilah ada sesuatu yang tidak terbatas yang dijadikan bahan kemajuan untuk menemukan
kebnaran yang hakiki.
DAFTAR PUSTAKA
Dr.H. Ramayulis, Prof.2015. Filsafat Pendidikan Islam. Kalam Mulia dari link
https://dosenmuslim.com/makalah/makalah-filsafat-pendidikan/
diunduh tanggal 12 september 2020 pkl 14.30
https://avira-artikel.blogspot.com/2012/03/alasan-manusia-berfilsafat.html diunduh tanggal 11 september 2020 pkl
15.30
https://cahayawhyra.blogspot.com/2012/11/makalah-filsafat-pendidikan.html diunduh tanggal 11 september pukul
13.20
https://fatiahblog.blogspot.com/2016/04/makalah-filsafat-umum-pengertian.html diunduh tanggal 11 september 2020
pkl 13.40

Anda mungkin juga menyukai