Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN MINI RISET

MK. MATEMATIKA FISIKA

PRODI S-1 PSPF 20 B FMIPA

Skor Nilai :

LAPORAN MINI RISET

MATEMATIKA FISIKA

“Meneliti Kesulitan Siswa SMA Dalam Menerapkan Konsep-Konsep Bilangan


Kompleks.”

(Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Matematika Fisika)

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

Anggota : Amelia Lubis (4203121073)

Eveline Novriyanti Purba (4203321003)

Natasya Audina (4202421026)

Sampang Rotua Simanullang (4202421013)

Kelas : Pendidikan Fisika B 2020

Mata Kuliah : Matematika Fisika

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Nurdin Siregar, M.Si

Dr. Eng. Jubaidah, M.Si

PROGRAM STUDI (S1) PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Nurdin Siregar, M.Si dan Ibu Dr. Eng
Jubaidah, M.Si yang sudah memberikan bimbingannya.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam
mata kuliah Matematika Fisika. Adapun tugas yang diberikan yakni tentang “MINI
RISET”.

Dalam tugas mini riset ini mahasiswa diharapkan mampu berfikir kreatif dalam
membuat soal, selain itu mahasiswa juga diharapkan menemukan masalah dalam soal dan
peserta didik yang tidak dapat menjawab soal. Dengan adanya makalah ini diharapkan
dapat membantu dalam proses pembelajaran dan mencapai standar kompetensi yang telah
ditetapkan. Selain itu dengan adanya makalah ini mahasiswa mempu membudayakan
membaca.
Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
yang disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena penulis meminta
maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Medan, 10 November 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................ ...... ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2

BAB II KONSEP DAN HIPOTESIS........................................................................... 3

2.1 Konsep ............................................................................................................... 3


2.2 Hipotesis ............................................................................................................ 7

BAB III TEKNIK PENGUMPULAN DATA .............................................................. 8

BAB VI ANALISIS DATA ..................................................................................... ..... 10

BAB V PENUTUP........................................................................................................ 12

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. .... 12


5.2 Saran .................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1,1 Latar Belakang

Bilangan kompleks merupakan salah satu terobosan penting dalam dunia


Matematika. Bagi yang telah mengikuti perkuliahan Aljabar Linear, himpunan bilangan
bulat telah dikenal sebagai suatu himpunan yang sederhana yang memiliki struktur grup,
dan lebih jauh lagi gelanggang. Struktur grup dari bilangan bulat membuat setiap
persamaan linear monik memiliki solusi. Tetapi persamaan linear umum:

ax + b = c

dengan a; b; c di suatu himpunan F menuntut struktur yang lebih canggih bagi F, yaitu
lapangan.

Tetapi lapangan ini tidak memiliki sifat berikut ini: setiap subset terbatas darinya
memiliki batas atas terkecil dan batas bawah terbesar. Sifat ini yang kemudian berakibat
setiap barisan Cauchy konvergen. Sifat ini disebut "lengkap". Kebutuhan untuk
mengkonstruksi sebuah lapangan yang lengkap yang kemudian memberikan himpunan
bilangan real. Tetapi, meskipun himpunan bilangan real memiliki sifat kelengkapan,
lapangan tersebut tidak tertutup secara aljabar: setiap polinom berderajat n memiliki n buah
pembuat nol.

Salah satu contoh klasik mengenai fakta ini adalah persamaan x2 +1 = 0 yang sama
sekali tidak memiliki akar di bilangan real. Jika akar dari persamaan ini disebut i, maka kita
dapat membentuk lapangan bilangan kompleks yang tertutup secara aljabar. Masalah yang
serius dalam hal ini adalah persamaan: x2 +1 = 0 memiliki dua akar. Akar yang manakah
yang akan kita pilih sebagai i? Ini sebabnya pendekatan yang lebih formal dan rigid
dibutuhkan untuk mendefinisikan himpunan bilangan kompleks.

1.2 Rumusan Masalah

1. Seberapa tingkat pemahaman siswa mengenai materi konsep-konsep bilangan


kompleks
2. Apa saja kesulitan yang dialami para siswa dalam menyelesaikan soal bilangan
kompleks
3. Bagaimana solusi mengatasi kesulitan yang dialami siswa mengenai bilangan
kompleks.
1
1.3 Tujuan

1. Mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi konsep-konsep bilangan


kompleks.
2. Menganalisis kesulitan yang dialami para siswa dalam menyelesaikan soal
bilangan kompleks
3. Memberikan solusi mengenai kesulitan yang dialami siswa mengenai bilangan
kompleks/

2
BAB II

KONSEP DAN HIPOTESIS

2.1 Konsep

A. Defenisi Bilangan Kompleks

Bilangan kompleks yang merupakan penggabungan dari bilangan real dan


imajiner dapat kita notasikan sebagai hubungan penjumlahan seperti berikut ini. z=x+yi

Notasi diatas x dan y merupakan bilangan riil sedangkan i merupakan imajiner


murni. Notasi bilangan kompleks bukan hanya ditulis dalam bentuk penjumlahan
melainkan juga dalam bentuk polar. Perhatikan penjelasan berikut ini. Dengan menganggap
bahwa :

r = √𝑎2 + 𝑏 2

serta
𝑏
𝜃 = 𝑎𝑟𝑐𝑡𝑎𝑛 ( )
𝑎
maka

𝑎 + 𝑏𝑖 = 𝑟(𝑐𝑜𝑠𝜃 + 𝑖 sin 𝜃 )

atau sering ditulis juga a+bi = r cis teta.


Selain bentuk penjumlahan dan bentuk polar, notasi bilangan kompleks dapat
dituliskan juga dalam Eksponen dan dalam bidang kompleks, yaitu :

𝑟𝑒 𝜃 = 𝑟 (cos 𝜃 + 𝑖 sin 𝜃 )

B.Macam-Macam Bilangan Kompleks

1. Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri atas bilangan positif, bilangan nol, dan
bilangan negatif.
Contoh:...,-2,-1,0,1,2,...

2. Bilangan Asli
Bilangan asli adalah bilang bulat positif yang diawali dari angka 1(satu)

3
Sampai tak terhingga.
Contoh:...,1,2,3,4,5,...

3. Bilangan Cacah
Bilangan cacah adalah bilangan bulat positif yang diawali ddari angka 0 (nol)
sampai tak terhingga.
Contoh:..,0,1,2,3,4,5,...

4. Bilangan Prima
Bilangan Prima adalah bilangan yang tepat mempunyai dua faktor bilangan 1(satu)
dan bilangan itu sendiri.
Contoh:2,3,5,7,11,...

5. Bilangan Komposit
Bilangan komposit adalah bilangan yang bukan 0, bukan 1, dan bukan bilangan
prima.
Contoh:4,6,8,10,12,...

6. Bilangan Rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai suatu pembagian
antara dua bilangan bulat.
1 2 3
Contoh: 2,
, 3, , 4

7. Bilangan Irrasional
Bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak dapat dinyatakan dalam pembagian
bilangan bulat.
Contoh: 𝜋 , √2, log 3

8. Bilangan Rill (Bilangan Nyata)


Bilangan rill adalah merupakan bilangan pengabungan datri bilangan rasional dan
bilangan irrasional.
1 1 1
Contoh : 2
√2 , 3 √3 , 4 𝜋 ….

4
9. Bilangan Imajiner
Bilangan imajiner adalah bilangan yang ditandai dengan i, Bilangan imajiner
didefenisikan sebagai √− 1 . Jadi , i =√− 1 dan i2 = - 1
Contoh : √− 4 = √4 × (−1) = √4 × √− 1 = 2 i

10. Bilangan Kompleks


Bilangan kompleks adalah bilangan yang merupakan pengabungan dari bilangan
rill dan bilangan imajiner
Contoh: 𝜋√−1 =𝜋𝑖
log i = log √−1

C. Penjumlahan Bilangan Kompleks

Dua bilangan kompleks adalah sama jiak bagian reaknya dan bagian imajinernya
sama.

Contoh :

x + yi = 3 – 4i

maka x = 3 dan y = -4

Penjumlahan dua bilangan kompleks seperti penjumlahan pada suku banyak .

z1 + z2 = ( a + bi ) + ( c + di )

= ( a + c ) + ( b + d )i

Sedangkan pengurangan bilangan kompleks sama dengan iners negatifnya.

z1 + z2 = z1 + (-z2 )

= ( a + bi ) + ( -c –di )

= ( a – c ) + ( b – d )i = 2 + 2i

Sifat – sifat penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks adalah :

• Tertutup
• Elemen identitas ( 0 + 0i ) = 0
• Invers aditif ( z + (-z ) ) = 0

5
D. Perkalian Bilangan Kompleks

Perkalian dua bilangan kompleks dapat dikerjakan sebagai perkalian polinom dengan
mengingat bahwa i2 = -1

( a + bi ) ( c + di ) = a(c + di) + bi(c + di)

= ac + adi + bci + bdi2

= ( ac + bd ) + ( ad + bc )i

Perkalian dua bilangan kompleks mempunyai sifat-sifat berikut :

• Tertutup
• Komutatif z1 x z2 = z2 x z1
• Elemen identitas
• Asosiatif ( z1 x z2 ) x z3 = z1 x ( z2 x z3 )
• Distributive terhadap penjumlahan z1 x ( z2 + z3 ) = z1 . z2 + z1 . z3

E. Pembagian Bilangan Kompleks

Operasi pembagian pada himpunan bilangan kompleks didefinisikan sebagai

dengan z2−1 merupakan invers perkalian dari z2. Jika z1=(x1,y1)=x1+iy1 dan z2=(x2,y2)=x2
+iy2, z2 ≠ 0, maka

6
Diperoleh rumus untuk menentukan hasil bagi dua bilangan kompleks.

2.2 Hipotesis

Dari beberapa soal yang di tentukan oleh pembuat makalah didapat hipotesis bahwa:

1. Persentase kebenaran jawaban adalah 100%


2. Metode penyelesaian soal dengan operasi bilangan kompleks.
3. Penyelesaian soal dengan operasi bilangan kompleks

7
BAB III

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Penelitian ini bersifat deskriptif. Dimana dalam penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan tingkat, jenis, dan faktor-faktor penyebab terjadi kesulitan-kesulitan
dalam memahami materi bilangan kompleks. Sehingga terjadi kesalahan pengerjaan dalam
menyelesaikan soal bilangan kompleks.

Subjek penelitian ini adalah para siswa-siswi tingkat SMA atau sekolah menengah
awal diberbagai sekolah yang terdiri dari 10 orang siswa. Intrumen penelitian ini yaitu soal
test yang berupa essay test. Test essay ini digunakan untuk mengetahui tingkat dan jenis
kesulitan siswa dalam memahami materi bilangan kompleks. Soal test essay berjumlah 5
butir soal yang valid dan terdiri dari 2 soal tingkat pengerjaan yang mudah, 2 soal dengan
tingkat pengerjaan dalam kategori sedang, dan 1 soal dengan tingkat pengerjaan dalam
kategori sulit.

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan
penyelenggaraan test atau penyebaran soal dalam bentuk essay. Soal test diberikan setelah
mendapatkan materi yang akan diteliti. Sedangkan analisis data yang dilakukan meliputi,
analisis jawaban dari soal test essay. Jawaban soal test essay dianalisis dengan langkah
sebagai berikut :

1) Jawaban siswa dikoreksi dengan berpedoman pada kunci jawaban.


2) Diberlakukan kriteria penskoran yang sama untuk seluruh butir soal.
3) Persentase kesulitan dihitung berdasarkan jawaban yang sudar diberi skor.
Perhitungan persentase kesulitan dilakukan dengan cara membandingkan antara
jumlah siswa yang menjawab soal.
Rumus yang digunakan :
𝑠
P = 𝑛 x 100%

Keterangan :
P : persentase kemampuan siswa
S : jumlah siswa yang menjawab soal
N : jumlah keseluruhan siswa

Kriteria tingkat kesulitan siswa dapat dilihat pada tabel 1.1 Kriteria ini digunakan
untuk menentukan tingkat kesulitan yang dialami oleh siswa dalam memahami indikator
bilangan kompleks.

8
Tabel 1.1 Kriteria tingkat kesulitan siswa

Persentase Kesulitan(%) Kriteria


P : 0%-20% Kategori kesulitan siswa sangat rendah
P : 21%-40% Kategori kesulitan siswa rendah
P : 41%-60% Kategori kesulitan siswa cukup rendah
P : 61%-80% Kategori kesulitan siswa tinggi
P : 81%-100% Kategori kesulitan siswa sangat tinggi

9
BAB VI

ANALISIS DATA

Soal terdiri dari 5 pertanyaan dengan tingkat kesulitan berbeda-beda.

Soal no 1 dan 2 termasuk kategori mudah.

Soal no 3 dan 4 termasuk kategori sedang.

Soal no 5 termasuk kategori sulit.

Nomor Soal Persentase Persentase Salah Persentase Tidak


Benar Menjawab

1 80% 10% 10%

2 90% - 10%

3 60% - 40%

4 70% - 30%

5 10% - 90%

Persentase 62% 2% 36%


total

Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa

Persentase benar > persentasi tidak menjawab> persentasi salah.

Pada soal no 1 yang menjawab benar sebesar 80% sedangkan yang lain tidak
menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat menentukan KPK
yaitu dengan menggunakan pohon faktor ditemukan bahwa mereka kesulitan untuk
menyelesaikan soal pada operasi perkalian.

Pada soal no 2 yang menjawab benar sebesar 90% sedangkan yang lain tidak
menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat memahami
pertanyaan, pada soal operasi pembagian.

10
Pada soal no 3 yang menjawab benar sebesar 60% sedangkan yang lain tidak
menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat menentukan pemisalan
dan menentukan KPK.

Pada soal no 4 yang menjawab benar sebesar 60% sedangkan yang lain tidak
menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat memahami pertanyaan
dan menentukan pemisalan.

Pada soal no 5 yang menjawab benar sebesar 10% sedangkan yang lain tidak
menjawab dan menjawab dengan salah. Kesulitan yang dialami saat memahami
pertanyaan.

Kesimpulan yang dapat diambil bahwa pemahaman siswa terhadap soal


keterbagian dengan tingkat mudah dan sedang cukup baik. Namun, pada tingkat soal sulit
banyak siswa yang mengalami kendala dan tidak dapat menjawab soal.Hal ini di karenakan
kurangnya tingkat pemahaman siswa menegnai konsep bilangan kompleks.

11
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil data di atas dapat diambil bahwa pemahaman siswa terhadap soal
bilangan kompleks dengan tingkat mudah dan sedang cukup baik. Namun, pada tingkat
soal sulit banyak siswa yang mengalami kendala dan tidak dapat menjawab soal. Hal ini di
karenakan kurangnya tingkat pemahaman siswa mengenai konsep konsep bilangan
kompleks.

Kesulitan rata-rata yang dialami para siswa dalam menyelesaikan soal keterbagian
adalah saat memahami pertanyaan dan memasukkan ke dalam pemisalan.

5.2 Saran

Sebaiknya bagi para guru mampu menyampaikan soal keterbagian kepada siswa-
siswi nya dalam menyampaikan konsep bilangan kompleks dan siswa seharusnya lebih
banyak lagi berlatih dalam menjawab soal-soal yang dibagikan oleh guru.

12
DAFTAR PUSTAKA

Churchill, Ruel V. (1960). Complex Variables and Applications. New York:


McGraw-Hill Publishing Company, Inc.
Kreyszig, Erwin. (1979). Advanced Engineering Mathematics. New York:
John Wiley and Son.
Paliouras, John D. (1975). Complex Variables for Scientists and Engineers.
New York: Macmillan Publishing Company, Inc.
Spiegel, Murray R. (1981). Complex Variables. Singapore: McGraw-Hill
International Book Company, Inc.
Wirodikromo, Sartono. 2006. Matematika untuk SMA Kelas XII.
Jakarta: Erlangga. Nurdin. 2011.Trajektori dalam Pembelajaran Matematika.
Edumatica Volume 01 Nomor 01, April 2011. Diambil
dari:http://download.portalgaruda.org/article.php?article=11834&val=870.
(14Februari 2018).
http://www.slideshare.net/nepriandari/isi-makalah-16707510

https://www.academia.edu/3888003/makalah_varkom_bilangan_kompleks_d
an_modulus

13
14

Anda mungkin juga menyukai