Anda di halaman 1dari 23

BILANGAN REAL DAN CONTOHNYA

PADA ARSITEKTUR
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah :
MATEMATIKA
Dosen Pengampu:
Sundayhara Outto Wasito, S.T., M.T.

Oleh:

KELOMPOK 1 :
AHMAD SYAHIDIN (NPM 22161682003)
AHMAD MUALIMU ROIF (22161682016)
FAQIH NARANTAKA K. (NPM 22161682010)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS BHINEKA PGRI TULUNGAGUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak … (nama dosen pengampu
mata kuliah) sebagai dosen pengampu mata kuliah Matematika, yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Tulungagung, 13-10-2022

Kelompok 1
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................1
KATA PENGANTAR..................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................4
1.1 Latar belakang..............................................................4
1.2 Rumusan masalah .......................................................4
1.3 Tujuan pembuatan makalah.........................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................5
2.1 Sistem bilangan real ………………………………....5
2.2 Bilangan real dan arsitektur.........................................13
BAB III PENUTUP......................................................................14
3.1 Kesimpulan..................................................................14
3.2 Saran............................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bilangan real adalah sekumpulan bilangan yang terdiri dari bilangan Rasional
dan I-Rasional. Sistem bilangan ada banyak sekali jenisnya, namun yang akan kita
bahas disini adalah bilangan real.
Penggunaan prinsip bilangan real, tanpa kita sadari sangat sering kita temui
kapanpun dan dimanapun itu. Bilangan Real merupakan prinsip dasar matematis yang
sangat berguna dalam banyak hal. Salah satunya, sangat berkaitan dengan ilmu dan
dunia Arsitektur.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apakah itu bilangan Real?
b. Bagaimana teknis perhitungan bilangan Real?
c. Apakah kaitan antara bilangan Real dan Arsitektur
d. Bagaimana agar penggunaan prinsip bilangan real dalam ilmu arsitektur dapat
memberikan hasil yang maksimal?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui detail bilangana real padailmu matematika.
b. Memberikan pemahaman hubungan dan kegunaan bilangan real dalam ilmu
aritektur.
c. Memahami dan menguasai tentang bilangan real dan dapat menggunakan
prinsip bilangan real dalam berkarier/pembelejaran sebagai arsitek.

BAB II
PEMBAHASAN

 Bilangan real adalah kumpulan dari bilangan rasional dan i rasional, yang dapat
mengukur panjang, bersamaan dengan negatifnya dan nol. Bilangan rasional adalah
gabungan dari bilangan bulat dan bilangan pecahan. Bilangan bulat adalah gabungan
dari bilangan asli, bilangan nol, dan bilangan negatif. Sedangkan bilangan I rasional,
adalah bilangan yang tidak dapat dihitung dan cenderung abstrak dalam pola nya.
Sistem bilangan adalah hal pokok dalam sebuah ilmu matematika, bisa juga
dikatakan sebagai inti dari suatu ilmu matematika itu sendiri. Sistem bilangan ini
terbagi menjadi banyak macamnya, adapun yang kami sajikan dalam makalah ini
adalah mengenai Himpunan Bilangan Real.
Himpunan bilangan real adalah himpunan bilangan yang merupakan
gabungan dari himpunan bilangan rasional dan himpunan bilangan irasional.

2.1 SISTEM BILANGAN REAL


2.1.1 HIMPUNAN
Sebelum kita bahas kedalam bilangan real, kita bahas terlebih dahulu konsep
Himpunan.
Himpunan, adalah sekumpulan obyek/unsur dengan kriteria/syarat tertentu.
Unsur-unsur dalam himpunan S disebut anggota (elemen)S .
Himpunan yang tidak memiliki anggota disebut himpunan kosong, ditulis dengan
notasi φ atau { }.
Jika a merupakan anggota himpunan S, maka dituliskan a ε S dan dibaca “a elemen
S “. Jika a bukan anggota himpunan S , maka dituliskan dan dibaca “a bukan
elemen S “.

Himpunan dapat disajikan dengan 2 cara ;


Pertama, dengan menuliskan seluruh anggotanya. Sebagai contoh, himpunan A
yang terdiri atas unsur-unsur 1,2,3,4,5,6,7,8,9 dapat dinyatakan sebagai
A={1,2,3,4,5,6,7,8,9}
Kedua, yaitu dengan menuliskan syarat keanggotaan yang dimiliki oleh seluruh
anggota suatu himpunan tetapi tidak dimiliki oleh unsur-unsur yang bukan
anggota himpunan tersebut. Apabila himpunan A di atas dinyatakan dengan cara
ini, maka dapat ditulis : A={xIx bilangan bulat positif kurang dari 10}
Himpunan A disebut himpunan bagian himpunan B, ditulis A B, jika setiap
anggota A merupakan anggota B. Beberapa himpunan bilangan yang cukup
penting adalah Himpunan semua bilangan asli adalah N={1,2,3,…} Himpunan
ini tertutup terhadap operasi penjumlahan dan operasi pergandaan. Artinya X+y
N dan x y e N untuk setiap x, y e N. Oleh karena itu, himpunan semua bilangan
asli membentuk suatu system dan biasa disebut system bilangana asli. Sistem
bilangan asli bersama-sama dengan bilangan nol dan bilangan-bilangan bulat
negative membentuk system bilangan bulat, ditulis dengan notasi Z,
Z={…, -3,-2,-1,0,1,2,3…}.

2.1.2 PENGERTIAN BILANGAN REAL


Bilangan real adalah sistem bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk
desimal. Angka desimal adalah angka berbasis 10 yang dibentuk dari angka 0, 1,
2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Bilangan ini memiliki simbol R. Bilangan real berasal dari
real (bahasa inggris) yang artinya nyata. Disebut bilangan nyata karena dapat
ditemukan pada garis bilangan. Berikut merupakan contoh bilangan real:

 -2,5 dibaca minus dua koma lima


 -1 dibaca minus satu

 1
 1,6
 1/2 = 0,5
 √2 = 1,4142 …
 e = 2,718281 …(konstanta euler)
 p = 3,141592 … (konstanta phi)
 75% = 0,75

2.1.3 JENIS DAN CONTOH BILANGAN REAL


1. BILANGAN RASIONAL, Bilangan rasional adalah suatu bilangan yang
dapat diubah ke dalam bentuk pecahan a/b, dimana a dan b merupakan
bilangan bulat, serta nilai b tidak sama dengan nol. Himpunan bilangan
rasional dilambangkan dengan huruf Q.

Bilangan rasional dapat diubah menjadi bilangan desimal. Jika diubah ke


desimal, maka angkanya akan berhenti pada suatu bilangan tertentu. Namun
jika tidak berhenti, maka akan membentuk pola pengulangan.

Contoh bilangan rasional:

 0 = 0/1 (dapat diubah ke bentuk a/b)


 5 = 5/1 (dapat diubah ke bentuk a/b)
 1,2 = 12/10 (dapat diubah ke bentuk a/b)
 1/4 = 0,25 (berhenti di suatu bilangan)
 5/4 = 0,636363… (memiliki pola pengulangan)
 √4 = 2 = 2/1 (dapat diubah ke bentuk a/b)
 20% = 20/100 (dapat diubah ke bentuk a/b)

2. BILANGAN I RASIONAL

Bilangan irasional adalah suatu bilangan yang tidak dapat diubah ke


dalam bentuk pecahan a/b. Himpunan bilangan irasional dilambangkan
dengan huruf I. Jika suatu bilangan irasional diubah menjadi bentuk pecahan
desimal, maka angkanya akan tidak akan berhenti di suatu bilangan dan tidak
membentuk suatu pola pengulangan tertentu.

Contoh bilangan irasional:

 konstanta π = 3,1415926… (tidak membentuk pola pengulangan)


 konstanta e = 2,7182818… (tidak membentuk pola pengulangan)
 √5 = 2,236067… (tidak membentuk pola pengulangan)
 √2 =1,4142135… (tidak membentuk pola pengulangan)
 √3 =1,7320508… (tidak membentuk pola pengulangan)

3. BILANGAN PECAHAN

Bilangan pecahan adalah suatu bilangan yang ditulis dalam bentuk a/b, di
mana a dan b merupakan bilangan bulat. a disebut sebagai pembilang, dan b
disebut sebagai penyebut, serta nilai b bukan nol. Bilangan pecahan memiliki
beberapa jenis, diantaranya yaitu pecahan biasa, pecahan campuran, desimal,
persen dan permil.

Contoh bilangan pecahan:

 1/2 (pecahan biasa), pecahan yang ditulis a/b


 1 2/3 (pecahan campuran), pecahan yang terdiri dari bilangan bulat dan
pecahan biasa
 0,25 (pecahan desimal), pecahan dengan penyebut sepuluh, seratus, seribu,
dan seterunya
 25% (persen), pecahan perseratus
 50‰ (permil), pecahan perseribu

4. BILANGAN BULAT

Bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan bulat
positif, bilangan nol (0) dan bilangan bulat negatif. Bilangan bulat
disimbolkan dengan huruf Z. Himpunan anggota bilangan bulat dapat
dituliskan sebagai berikut:

Contoh bilangan bulat:
Z = { …,-5, -4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, … }.

a. Bilangan Bulat Positif


Bilangan bulat positif adalah bilangan yang nilainya positif. Pada garis
bilangan, bilangan positif dimulai dari angka satu terus berlanjut ke kanan dan
seterusnya.
Contoh bilangan bulat positif:
1, 2, 3, 4, 5, dan seterusnya.

b. Bilangan Bulat Negatif


Bilangan bulat negatif adalah bilangan yang nilainya negatif. Pada garis
bilangan, bilangan negatif dimulai dari -1 terus berlanjut ke kiri dan
seterusnya.

Contoh bilangan bulat negatif:


-1, -2, -3, -4, -5, dan seterusnya.

c. Bilangan 0 (Nol)
Bilangan nol adalah angka nol (0). Nol bukan termasuk bilangan positif atau
pun bilangan negatif.

5. BILANGAN CACAH

Bilangan cacah merupakan gabungan dari bilangan nol dan bilangan asli.
Bilangan cacah adalah bilangan yang dimulai dari angka 0 dan angka
selanjutnya merupakan bilangan asli yang ditambah 1 dari bilangan semula.
Bilangan cacah dilambangkan dengan huruf C. Himpunan anggota bilangan
cacah dapat dituliskan sebagai berikut:

Contoh bilangan cacah:


C = {0, 1, 2, 3, 4, 5, … }

6. BILANGAN ASLI
Bilangan asli adalah himpunan bilangan yang dimulai dari angka 1 dan
bertambah satu-satu dari angka semula. Himpunan bilangan asli merupakan
himpunan bilangan bulat positif. Himpunan bilangan asli dilambangkan
dengan huruf A. Anggota himpunan bilangan asli dapat dituliskan sebagai
berikut:

Contoh bilangan asli:


A = {1, 2, 3, 4, 5, …}

7. BILANGAN GANJIL

Bilangan ganjil adalah himpunan bilangan bulat yang tidak habis dibagi dua.
Bilangan ganjil dapat dituliskan dalam bentuk = 2n + 1, dimana n adalah
bilangan bulat. Himpunan bilangan ganjil dilambangkan dengan huruf L.
Anggota himpunan bilangan ganjil dapat dituliskan sebagai berikut:

Contoh bilangan ganjil:


L = {…, -9, -7, -5, -3, -1, 1, 3, 5, 7, 9, …}

8. BILANGAN GENAP

Bilangan genap adalah himpunan bilangan bulat yang habis dibagi dua.
Bilangan genap dapat dituliskan dalam bentuk = 2n, dimana n adalah bilangan
bulat. Himpunan bilangan genap dilambangkan dengan huruf N. Anggota
himpunan bilangan genap dapat dituliskan sebagai berikut:

Contoh bilangan genap:


N = {…, -10, -8, -6, -4, -2, 0, 2, 4, 6, 8, 10, …}
9. BILANGAN PRIMA

Bilangan prima adalah bilangan asli yang lebih dari angka 1 dan hanya bisa
dibagi dengan angka 1 dan bilangan itu sendiri. Himpunan bilangan prima
dilambangkan dengan huruf P.

Contoh bilangan prima 1 – 100:


P = (2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, 53, 59, 61, 67, 71, 73,
79, 83, 89, 97)

10. BILANGAN KOMPOSIT

Bilangan komposit adalah bilangan asli yang lebih besar dari 1 dan memiliki
lebih dari 2 faktor pembagi. Sehingga, bilangan ini dapat dibagi lagi oleh
bilangan lainnya selain angka 1 dan bilangan itu sendiri. Himpunan bilangan
komposit dilambangkan dengan huruf K.

Contoh bilangan komposit 1-100:


K = (4, 6, 8, 9, 10, 12, 14, 15, 16, 18, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 27, 28, 30, 32, 33,
34, 35, 36, 38, 39, 40, 42, 44, 45, 46, 48, 49, 50, 51, 52, 54, 55, 56, 57, 58, 60,
62, 63, 64, 65, 66, 68, 69, 70, 72, 74, 75, 76, 77, 78, 80, 81,82, 84, 85, 86, 87,
88, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 98, 99, 100).
2.2 BILANGAN REAL DAN ARSITEKTUR
2.2.1 PENJELASAN DAN PENDAPAT

Arsitek menggunakan matematika karena beberapa alasan, salah


satunya adalah geometri. Geometri dapat mendefinisikan bentuk ruang
bangunan. Yang kedua, arsitek menggunakan matematika untuk merancang
bentuk yang dianggap cantic atau serasi. Tentunya, matematika memiliki
banyak peranan dalam arsitektur, salah satu contohnya adalah dalam
perhitungan biaya, luas, kuat tidak nya struktur, dll. Maka dari itu, matematika
dan arsitek sangat memiliki hubungan yang erat.

Matematika yang digunakan dalam arsitektur bukanlah matematika


yang sangat rumit atau matematika yang mendalam/inti. Arsitek
menggunakan matematika biasanya yang digunakan adalah prinsip
perhitungan nya. Prinsip perhitungan tersebut digunakan oleh arsitek untuk
memudahkan dalam proses perencanaan bangunan-nya. Prinsip hitungan ini
dimanfaatkan oleh arsitek untuk mengatur proporsi, bentuk, pengulangan
bentuk, dll pada bentuk bangunan. Contohnya adalah pengulangan bilangan
dengan pola bangunan yang diterapkan.

Menurut Bapak Shahibul ahsan(pakar matematika) dalam blog


pribadinya di https://shahibulahyan.wordpress.com beliau mengatakan
bahwa :

“Dalam matematika, istilah seimbang disebut sebagai “simetris” yang


merupakan bagian dari matematika, dalam hal ini ilmu geometri. Hal ini
berarti bahwa seorang arsitek telah menguasai dan mampu mengaplikasikan
ilmu matematika yang dimilikinya. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia,
dijelaskan bahwa simetri berarti seimbang (bentuk, ukuran, dsb) atau selaras.
Dalam matematika, simetri merupakan sebuah karakteristik dari bidang
geometri, persamaan dan objek lainnya. Kita dapat katakan bahwa objek yang
simetri akan mematuhi operasi simetri, ketika diperlakukan ke objek tidak
akan muncul perubahan. Bangunan BIL yang tampak pada foto tersebut
adalah salah satu objek yang simetri khususnya pada atap bangunan tersebut,
(coba dibuktikan secara langsung).

Ada 3 jenis operasi simetri yang sangat sering digunakan dalam aritektur yaitu
:
1. Refleksi

Refleksi merupakan operasi mencerminkan objek pada sebuah garis sebagai


bidang cermin.

2.  Rotasi

Rotasi merupakan operasi merotasi objek dengan titik sebagai pusat.

3. Translasi

Translasi merupakan operasi mentransformasi objek dari satu daerah ke


daerah lain dengan sebuah vektor. Simetri-simetri yang lebih rumit
merupakan kombinasi dari operasi-operasi ini.

2.2.2 MATERI UTAMA MATEMATIKA DI ARSITEKTUR

Ada 4 materi yang paling sering digunakan oleh arsitek, keempat materi
tersebut adalah :

1. Geometri
Geometri adalah cabang dari ilmu Matematika, geometri banyak mempelajari
mengenai bangunan, ruang, posisi dan sebagainya. Geometri sangat relevan
dengan Arsitektur karena Arsitektur yang biasanya berkaitan dengan ruang
ataupun bentuk.
2. Trigonometri
Trigonometri adalah ilmu yang mempelajari mengenai sudut segitiga yang
berjumlah 3. Hubungan Trigonometri dengan Arsitektur adalah ketika
menghitung sudut suatu bangunan yang sangat mempengaruhi terhadap
kekohan.

3. Kalkulus
Hampir semua prodi pasti mengajarkan Kalkulus, mahasiswa Arsitektur
dituntut untuk memahami lebih dalam mengenai Kalkulus karena akan dapat
membantu ketika menghadapi detail-detail dalam suatu konstruksi yang
membutuhkan pengitungan yang rumit, dan juga ketika dalam hal penempatan
produk-produk yang berkaitan dengan listrik.Ada baiknya jika kamu
mahasiswa Arsitektur harus mengambil kursus Kalkulus,Kalkulus itu
pelajaran yang cukup kompleks karena mencakup Integral,Differensial,Limit
hingga Deret.

4. Finite Math
Ini merupakan kebalikan dari Kalkulus, dalam hal ini kamu akan mempelajari
hubungan antar desain dan potensi keutungan.

2.2.3 CONTOH PENERAPAN PRINSIP BILANGAN REAL PADA


ARSITEKTUR

Prinsip bilangan real yang digunakan dalam arsitektur, sebenarnya sangat


simple. Namun, dalam penggunaannya, harus dilakukan dengan benar dan tidak
asal-asalan agar tercipta nya pola bangunan yang seimbang dan indah untuk
dipandang.
Contoh 1, fasad hotel Petit Boutique Solo, sumber : Ahmad syahidin(19),
Instagram @aaa_asegaff

Hotel Petit Boutique ini terletak di pusat kota solo, jawa tengah. Mengusung
gaya mini eropa. Gaya mini eropa tersebut dapat terlihat dari bentuk bangunan
yang presisi, memiliki banyak colom, menunjukkan banyak detail ornamen khas
eropa, dengan kesamaan warna cat putih di seluruh bangunan nya. Selain itu, juga
pemilihan warna ambients light berwarna warm white yang membuat
pemandangan fasad hotel sangat cantik di malam hari.
Detail penerapan prinsip bilangan real pada bangunan ini adalah ;

Pola bilangan yang diterapkan adalah rasional berulang. Rasional berulang yang
memiliki kesamaan dan bentuk yang simetris.
Contoh 2, fasad hotel Morpheus, Macau, karya Zaha Hadid sumber :
www.archdaily.com

Hotel ini menarik, karna menggabungkan 2 prinsip bilangan real yaitu rasional dan
I rasional. Bagian rasional nya dapat terlihat dari sisi kanan dan kiri bangunan,
sedangkan prinsip irasional nya dapat dilihat pada posisi tengah bangunan, yang
memiliki bentuk meliuk-liuk yang mengekpresikan keluwesan dalam ber ekspresi.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Arsitektur dan matematika, adalah 2 hal yang tidak bisa dipisahkan.
Matematika memiliki peran yang banyak dan besar dalam arsitektur, yang sebagian
besar contohnya terletak pada dimensi, besar kecil, kekuatan, proporsi, simetris, pola,
dan masih banyak lagi lannya. Prinsip matematika yang digunakan oleh para arsitek
dengan matang, akan membantu memudahkan dan memaksimalkan sebuah bangunan
arsitektur yang dirancang oleh arsitek.

3.2 SARAN
Kami segenap kelompok 1, sebagai mahasiswa arsitektur, sangat setuju jika
diadakannya pembelajaran diluar kampus untuk me review bangunan aritektur
dan membahas penerapan prinsip matematika yang digunakan dalam bangunan
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Pujian, R. (2022). Mapel. Retrieved 2022, from Mapel: https://www.mapel.id/bilangan-real/

Setiadi, M. A. (2022). Academia. Retrieved from Academia:


https://www.academia.edu/35008545/MAKALAH_HIMPUNAN_BILANGAN_REA

Anda mungkin juga menyukai