DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
M DHANIAL (7183510001)
FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “Critical Book Review”
Matematika Ekonomi & Bisnis. Penulis berterima kasih kepada dosen pengampu yang
telah membimbing penulis dalam menyusun makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga
mengharapkan kritik dan saran dari dosen pengampu dan juga pembaca yang bersifat
membangun untuk perbaikan dalam makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah
pengetahuan bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................3
B. Tujuan...................................................................................................................3
C. Manfaat.................................................................................................................3
A. Identitas Buku.......................................................................................................4
B. Ringkasan Buku....................................................................................................5
A. Kelebihan............................................................................................................72
B. Kelemahan...........................................................................................................72
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................73
B. Saran....................................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Manfaat
Bagi penulis dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang baru dengan membuat
Critical Book Report ini kita juga dapat memahami berbagai macam rumus yang
ada.
3
BAB II
ISI BUKU
A. Identitas Buku
BAB I
SIFAT-SIFAT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS
Dalam matematika murni dengan matematika ekonomi dan isnis tidak terlalu banyak
perbedaan, karena tanpa memahami matematika murni tidaklah mungkin dapat
mempelajari dan memahami matematika ekonomi dan bisnis. Hanya saja matematika
murni dipelajari sebagai dasar untuk matematika terapan. Namun, dalam mempelajari
matematika terapan ekonomi dan bisnis kita harus memilih topik-topik matematika
murni mana saja yang sering digunakan misalnya, fungsi, kalkulus, deret dan matriks.
Dalam matematika murni penggunaan simbol-simbol pada variabelnya biasanya
menggunakan simbol-simbol matematika yang umum digunakan oleh para ahli
matematika, seperti huruf akhir alfabet, yaitu X, Y dan Z. Sedangkan penggunaan
simbol-simbol variable dalam matematika ekonomi dan bisnis biasanya digunakan oleh
ahli ekonomi sesuai dengan nama variable ekonominya, misalnya harga digunakan oleh
ahli ekonomi sesuai dengan nama variable ekonominya, misalnya harga = P (price),
biaya C = (cost) dan jumlah yang diminta Q = (quantity) dan lain sebagainya.
1.2. TEORI EKONOMI, MATEMATIKA EKONOMI, EKONOMIK TRIKA
DAN STATISTIKA EKONOMI
Teori ekonomi biasanya dinyatakan dalam bentuk kualitatif. Misalnya, jika harga suatu
produk naik (turun) maka jumlah yang diminta dari barang tersebut akan berkurang
(bertambah) dengan asumsi variabel-variabel lain yang memengaruhi jumlah barang
yang diminta adalah konstan. Jadi, teori ekonomi hanya menyatakan hubungan yang
negative antara variabel harga dengan jumlah yang diminta. Teori ekonomi sendiri tidak
memberikan suatu ukuran angka yang jelas mengenai hubungan di antara kedua
variabel tersebut. Dengan kata lain, teori ekonomi tidak mengatakan berapa banyak
jumlah permintaan produk tersebut sebagai akibat adanya perubahan tertentu dari harga
barang tadi.
BAB II
MODEL EKONOMI
2.1. PENDAHULUAN
Suatu variabel adalah sesuatu yang nilainya dapat berubah-ubah dalam suatu masalah
tertentu. Dalam model matematika terdiri dari dua jenis, yaitu variabel endogen dan
eksogen. Variabel endogen adalah suatu variabel yang nilai penyelesaiannya diperoleh
dari dalan model, sedangkan variavel eksogen adalah suatu variabel yang nilainya
diperoleh dari luar modek atau sudah ditentukan berdasarkan data yang sudah ada.
Suatu konstanta adalah suatu bilangan nyata tunggal yang nilainya tidak berubah-ubah
dalam suatu masalah tertentu. Konstanta ini sama halnya dengan variabel eksogen
karena nilainya sudah tetap yang berupa data.
Parameter dapat didefinisikan sebagai suatu nilai tertentu dalam suatu masalah tertentu
dan mungkin akan menjadi yang lain pada suatu masalah yang lainnya.
Persamaan adalah suatu pernyataan bahwa dua lambang adalah sama, sedangkan
pertidaksamaan adalah suatu pernyataan yang menyatakan bahwa dua lambang adalah
tidak sama. Persamaan biasanya disimbolkan dengan tanda = (baca “sama dengan”) dan
pertidaksamaan disimbolkan dengan tanda < (baca “lebih kecil dari”) atau > (lebih besar
dari).
Himpunan bilangan nyata meliputi dua jenis bilangan, yaitu bilangan rasional, dan
bilangan irrasional. Bilangan rasional dapat dinyatakan sebagai perbandingan dari dua
bilangan bulat.Sebagai contoh, 8/2 dan 5/4. Sedangkan bilangan irrasional adalah
bilangan yang tidak dapat dinyatakan perbandingan dari dua bilangan bulat. Sebagai
contoh, akar pangkat 2 dari bilangan bulat 2 √(2) atau akar pangkat 2 dari bilangan
bulat. 3 √(3)
Perbedaan antara bilangan rasional dan bilangan nyata hanya terletak pada setiap angka
desimalnya (angka dibelakang koma). Bilangan rasional adalah bilangan yang aka
desimalnya berakhir dengan nol atau berulang. Contoh, 5/1 = 5,00 (berakhir dengan
nol). Sedangkan bilangan irrasional adalah bilangan yang angka desimalnya berakhir
dengan nol atau tidak berulang. Contoh, √2 = 1,41423.
2.5. KONSEP DAN TEORI HIMPUNAN
Konsep himpunan adalah suatu konsep yang paling mendasar bagi ilmu matematika
modern pada umumnya dan di bidang ilmu ekonomi dan bisnis pada khususnya. Karena
dalam bidang ekonomi dan bisnis terutama dalam hal pembentukan model kita harus
menggunakan sehimpunan data observasi dari lapangan.
Dua himpunan adalah sama jika setiap elemen dari dua himpunan adalah sama. Contoh,
jika A = {3,5,6,4} dan B {6,5,4,3} , maka A dan B dikatakan sama (A=B). Perlu diingat
bahwa letak elemen tidak harus sama. Tetapi jika salah satu elemennya berbeda maka
kedua himpunan tersebut tidak sama.
Himpunan khusus:
Operasi himpunan:
Operasi himpunan berbeda dengan operasi bilangan biasa, Karena operasi matematis
untuk bilangan biasa misalnya menambah dan lain sebagainya.Tetapi operasi himpunan
meliputi gabungan, irisan dan komplemen.
Pemangkatan dalam aljabar digunakan untuk menunjukan bahwa suatu variabel atau
konstanta dikalikan dengan variabel atau konstanta itu sendiri dan perkaliannya
tergantung pada bilangan yang menjadi pangkatnya. Jika variabel X adalah bilangan
nyata yang akan dipangkatkan dan n adalah bilangan bulat positif sebagai pemangkat
maka pangkat dapat didefinisikan secara umum, Xn = X1, X2, X3,… Xn
Aturan 6 : X1 = X
Aturan 7 : X0 = 1
Aturan 8 : 1n = 1
2.6.4. Pemfaktoran
Suatu faktor adalah satu di antara pengali-pengali yang terpisah dalah suatu hasil kali.
Misalnya, pernyataan matematika yang berbentuk ab + ac, maka dapat difaktorkan
menjadi a(b+c). jadi dengan kata lain pemfaktoran dapat ditulis: ab + ac = a(b+c).
Angka decimal ini berupa bilangan bulat dari 1 digit sampai seterusnya. Angka decimal
ini mengartikan bahwa jika angka itu terletak 1 digit disebelah kanan tanda koma, maka
nilainya dibagi dengan 10, jika 2 digit di bagi 100, dan seterusnya. Jadi, pembaginya
atau penyebutnya adalah 10 dipangkatkan dengan jumlah digit sebelah kanan tanda
koma.
2.7.3. Persentase
Bilangan atau persentase adalah suatu bilangan atau angka yang menunjukkan sebagai
bagian dari 100. Sebagai contoh, 15% menunjukkan 15 dari 100 atau 15 dibagi dengan
100. Tetapi secara umum persentase adalah bagian dari keseluruhan. Sebagai contoh, 4
bagian dari keseluruhan 16 sama dengan 1 bagian dari 4 atau dibagi dengan 4, dan bila
dikonversi ke angka persentase akan menjadi 25% Karena angka 25% menunjukan 25
dibagi dengan 100.
BAB III
FUNGSI
3.1. PENDAHULUAN
Penerapan fungsi dalam bidang ekonomi dan bisnis merupakan salah satu bagian yang
sangat penting untuk dipelajari bagi para mahasiswa yang belajar dibidang ekonomi dan
bisnis. Hal ini dikarenakan model-model ekonomi yang berbentuk matematika biasanya
dinyatakan dengan fungsi. Di samping itu, fungsi merupakan dasar bagi kita untuk
mempelajari tentang konsep limit dan aljabar kalkulus.
Fungsi dalam matematika menyatakan hubungan formal antara dua himpunan data.
Misalnya, himpunan data konsumsi keluarga tahunan dengan pendapatan keluarga
tahunan. Jenis fungsi dalam ekonomi dan bisnis antara lain: fungsi linier, fungsi
kuadrat, fungsi kubik, fungsi logaritma, dan fungsi eksponen.
Dalam fungsi dan hubungan kita harus memahami tentang konsep himpunan khususnya
himpunan pasangan urut (ordered pairs). Hal ini karena himpunan pasangan urut selalu
menghubunngkan dua elemen. Kedua elemen ini masing-masing dapat berbentuk
bilangan nyata atau suatu variable tertentu.
Misalkan, untuk setiap pasangan urut, dimana elemen pertama dari pasangan urut
adalah suatu variabel X dan elemen kedua dari pasangan urut adalah suatu variabel Y,
ini berarti bahwa ada hubungan di antara variabel X dan variabel Y. Dengan kata lain,
setiap himpunan pasangan berurut yang mempunyai elemen pertama, X, dan elemen
kedua, Y, akan selalu merupakan suatu hubungan di antara elemen X dan Y.
Suatu fungsi dapat juga disebut “pemetaan” atau “transformasi”. Kedua istilah ini
menyatakan suatu tindakan yang menghubungkan satu dengan lainnya. Dengan
pernyataan Y = f(X), penulisan fungsi f dapat diartikan sebagai suatu aturan di mana
himpunan X dipetakan atau ditransformasikan ke dalam himpunan Y. Hal ini dapat kita
tulis menjadi,f: X→ Y
dimana tanda anak panah menyatakan pemetaan dan huruf f melambangkan aturan
dalam pemetaan. Dalam pernyataan fungsi Y= f(X), nilai X disebut sebagai wilayah
(domain) dari fungsi, sedangkan nilai Y disebut sebagai jangkauan/kisaran/rentang
(range) fungsi.
10
Bersadarkan uraian dan ilustrasi tersebut, maka fungsi dapat didefinisikan sebagai
berikut.
Fungsi adalah suatu hubungan di mana setiap elemen dari wilayah (domain) saling
berhubungan dengan satu dan hanya satu elemen dari jangkauan (range)
3.3. VARIABEL BEBAS DAN TERIKAT
Sebagai contoh, di antara variabel harga (P) dengan variabel jumlah yang
diminta (Q). Di sini variabel harga (P) yang mempengaruhi variabel jumlah yang
diminta (Q), sehingga variabel harga (P) dianggap sebagai variabel bebas dan dapat
ditulis menjadi Q=f (P).
Misalkan di atas suatu bidang datar digambarkan suatu garis lurus horizontal dan
garis lurus vertikal yang saling berpotongan secara tegak lurus, makan akan tampak
seperti gambar di bawah ini dan gambar ini disebut sebagai bidang koordinat atau
bidang Cartesius
+Y
Kuadran II Kuadran I
-Y
11
Garis-garis lurus horizontal ini mewakili nilai-nilai dominan dan disebut sebagai
sumbu absis X, sedangkan garis lurus vertikal mewakili nilai-nilai range dan disebut
sebagai sumbu ordinat Y. Perpotongan antara sumbu absis X dan sumbu ordinat Y akan
menghasilkan titik (0,0) dan disebut sebagai titik asal (origin). Hal ini disebabkan
setiap titik pada sumbu absis X mempunyai satu nilai nol untuk range dan setiap titik
pada sumbu ordinat Y mempunyai satu nilai nol untuk domain. Selanjutnya,
perpotongan antara kedua sumbu baik sumbu absis X atau sumbu ordinat Y yang diukur
dari titik nol disebut sebagai titik koordinat atau sumbu koordinat.
Fungsi dengan satu variabel bebas berarti hanya ada satu variabel bebas yang
memengaruhi pada satu variabel terikatnya. Fungsi dengan satu variabel bebas ini dapat
dikembangkan menjadi beberapa jenis fungsi yaitu fungsi polinom, fungsi eksponen,
dan fungsi logaritma.
n
Y = a0 + a1 X + a2 X 2 + …an X
a0 , a1 , a2 , …an = konstanta.
Y=f( X 1 , X 2 , …, X n )
12
Jadi, fungsi dengan dua atau lebih variabel bebas adalah suatu fungsi yang menyatakan
bahwa terdapat dua atau lebih variabel bebas yang memengaruhi pada satu variabel
terikatnya. Fungsi semacam ini sering disebut dengan fungsi multivariat.
Range dari fungsi dengan dua atau lebih variabel bebas adalah sama dengan pada kasus
fungsi dengan satu variabel bebas. Tetapi domainnya yang berbeda. Dalam kasus ini
domainnya mencakup himpunan bilangan berurut untuk semua variabel bebas.
Aturan-aturan yang digunakan untuk menentukan tingkatan (degree) dari suatu fungsi
polynomial dengan dua atau lebih variabel bebas adalah sebagai berikut.
1. Tingkat dari suatu suku adalah sama dengan jumlah dari pangkat atau
eksponen pada variabel-variabel dalam suku itu.
2. Tingkat dari suatu polinomial adalah sama dengan tingkat suku itu dari tingkat
paling tinggi dalam polinomial.
13
BAB IV
FUNGSI LINIER
4.1. PENDAHULUAN
Fungsi linier adalah fungsi paling sederhana karena hanya mempunyai satu
variabel bebas dan berpangkat satu pada variabel tersebut. Fungsi ini sering digunakan
dalam penerapan ekonomi dan bisnis untuk menjelaskan hubungan-hubungan ekonomi
dan bisnis secara linier.
Suatu fungsi linier bila digambarkan dalam bidang Cartesius, maka grafiknya
merupakan suatu garis lurus. Kemiringan pada setiap titik yang terletak pada garis lurus
tersebut adalah sama. Kemiringan (slope) dari fungsi linier dengan satu variabel bebas
X adalah sama dengan perubahan dalam variabel terikat (dependent) dibagi dengan
perubahan dalam variabel bebas (independent). Dan biasanya dilambangkan dengan
huruf m. Jadi,
Y 2−Y
△Y
Kemiringan = m = △X
atau X 1− X 2
1
Secara geometri, kemiringan suatu garis lurus adalah tangent (tg) adalah
perbandingan antara sumbu vertikal Y dengan sumbu horizontal X.
Y Y
0 X 0 X
14
Y Y
X X
Suatu fungsi linier yang mencakup satu variabel bebas dan satu variabel terikat
mempunyai bentuk umum,
Y = a0 + a1 X
Bentuk ini disebut sebagai bentuk kemiringan titik potong (slope-intercept). Bentuk
seperti ini bila dilihat dari letak kedua variabel X dan Y, maka bentuk ini dapat disebut
sebagai bentuk eksplit. Karena variabel bebas X dan variabel terikat Y saling terpisah
oleh tanda sama dengan (=).
Akan tetapi, fungsi linier dapat juga berbentuk implisit, yaitu kedua variabel X
dan variabel Y berada pada satu ruas (kiri) dan ruas kanan dijadikan nol. Bentuk
implisit ini adalah:
AX + BY + C = 0
A
Dimana nilai kemiringannya adalah - B dan titik potong dengan sumbu Y.
15
(X, Y) yang terletak pada garis tersebut, maka dapat dinyatakan menjadi, kemiring garis
Y −Y
= X −X1 .
1
Karena kemiringan garis lurus adalah sama pada setiap titik yang terletak pada
garis tersebut, maka dapat dinyatakan dengan rumus berikut.
Y −Y1 Y2 −Y1
X − X1
= X2 − X1
Rumus ini adalah untuk menentukan persamaan garis lurus bila diketahui satu
titik dan satu kemiringan.Y- Y 1 = m (X- X 1 )
Apabila dua garis yang mempunyai kemiringan yang berbeda-beda atau sama dan juga
bila titik potong dengan sumbu Y berbeda-beda atau sama, maka bila digambarkan
dalam bidang cartesius XY akan terdapat empat kemungkinan, yaitu (1) dua garis lurus
saling berpotongan; (2) dua garis lurus saling sejajar; (3) dua garis lurus saling berimpit’
dan (4) dua garis lurus saling tegak lurus (membentuk sudut 90o ).
Y Y
a1 =/ b1 a1 = b1
a0 =/ b0 a0 =/ b0
X
0 0
16
Y Y
a1 = b1 a1 .b1 = − 1
a0 = b0 a0 =/ b0
0 (c) Berimpit
17
BAB V
SISTEM PERSAMAAN LINIER
DUA VARIABEL
18
Apabila kedua persamaan mempunyai kemiringan (slope) yang sama, maka gambarnya
akan terdapat dua kemungkinan, yaitu:
1. Kedua garis adalah sejajar dan tidak mempunyai titik potong sehingga tidak ada
penyelesain. Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem persamaan linier yang
tidak konsisten (inconsistent)
2. Kedua garis akan berimpit, sehingga penyelesaiannya dalam jumlah yang tidak
terbatas. Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem persamaan linier yang
tergantung secara linier (linearly dependent).
19
BAB VI
PENERAPAN FUNGSI LINIER
Fungsi permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang diminta oleh
konsumen dengan variabel-variabel lain memengaruhinya pada satu periode tertentu.
Fungsi penawaran menunjukkan hubungan antara jumlah produk yang ditawarkan oleh
produsen untuk dijual dengan variabel-variabel lain yang memengaruhinya pada suatu
periode tertentu.
Misalkan ada dua macam produk X dan Y yang saling berhubungan, di mana Qdx adalah
jumlah yang diminta untuk produk X; Qdy adalah jumlah yang diminta untuk produk
Y;Px adalah harga barang X; dan Py adalah harga barang Y,
20
maka fungsi permintaan untuk kedua produk tersebut dapat ditulis menjadi,
●Surplus Konsumen (consumer’s surplus – CS) adalah selisih antara jumlah maksimum
yang rela dibayar oleh seorang konsumen atas suatu produk dengan jumlah yang
sebenarnya dibayar oleh konsumen ketika membeli suatu produk di pasar.
●Surplus Produsen (producer’s surplus – PS) adalah selisih antara jumlah yang diterima
secara aktual (actually receives) oleh produsen dari penjualan suatu produk dengan
biaya minimum yang dikeluarkan oleh produsen agar bisa dijual atau ditawarkan di
pasar.
●Surplus Total adalah penjumlahan antara surplus konsumen dan surplus produsen.
PS = Surplus produsen
Salah satu jenis dari pajak penjualan adalah pajak per unit produk yang tetap. Misalkan,
jika suatu produk yang dijual dikenakan pajak t per unit, maka akan terjadi perubahan
keseimbangan pasar atas produk tersebut, baik harga maupun jumlah keseimbangan
Apabila suatu produk diberikan subsidi s per unit, maka akan terjadi perubahan
keseimbangan pasar atas produk tersebut, baik harga maupun jumlah keseimbangan.
Dengan kata lain, jika pemerintah memberikan subsidi s per unit pada produk tertentu
akan mengakibatkan harga produk tersebut turun dan jumlah yang diminta/ditawarkan
akan bertambah.
21
Pengaruh-pengaruh yang timbul dari pengenaan harga batas maksimum ini antara lain :
(1) sebagian dari para konsumen diuntungkan apabila dapat membeli produk tersebut di
pasar karena harga beli lebih murah; (2)sebagian dari para produsen dirugikan apabila
tidak dapat menjual produk tersebut dipasar karena harga jual telah menjadi rendah; (3)
terjadi kelebihan permintaan (excess demand) dari produk tersebut, sehingga
mengakibatkan antrian atau penjatahan dalam pembelian produk tersebut, atau juga
mungkin bisa terjadi “pasar gelap” (black market), jika tidak ada pengawasan yang ketat
oleh pihak pemerintah; (4) terjadinya ketidakefisienan (inefisiency) dalam
perekonomian atau yang lebih dikenal dengan istilah “kerugian bobot mati”
(deadweight loss – DWL).
Penetapan harga batas minimum ini bertujuan untuk melindungi sebagian dari produsen
yang tidak mampu untuk menjual produk pada harga keseimbangan pasar.Jadi,
penetapan harga batas minimum atas suatu produk adalah berada di atas harga
keseimbangan pasar
(pₑ) dari produk tersebut secara legal dan mengikat. Ini artinya para produsen harus
menjual dengan harga yang lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar sebagaimana
ditetapkan oleh pemerintah.
Pengaruh-pengaruh yang timbul dari pengenaan harga batas minimum ini antara
lain:
1. Sebagian dari produsen diuntungkan Karena harga jual produk menjadi lebih
tinggi
2. Sebagian dari konsumen dirugikan apabila tidak dapat membeli produk tersebut
dipasar Karena harga beli telah menjadi tinggi.
3. Terjadi kelebihan penawaran (excess supply) dari produk tersebut, sehingga
mengakibatkan pdoduk akan “membanjiri pasar”
4. Terjadinya ketidak efisienan (inefisiency) dalam perekonomian atau yang lebih
dikenal dengan istilah “kerugian bobot mati” (deadweight loss- DWL)
22
BAB VII
FUNGSI NON LINIER
Suatu parabola mempunyai satu titik puncak.Titik puncak adalah titik dimana arah
perubahan fungsi dari menaik ke menurun atau dari menurun ke menaik.
Parabola vertikel mempunyai sebuah sumbu simetri yang sejajar dengan sumbu Y.
Sumbu simetri adalah suatu garis lurus yang melalui titik puncak dan membagi
parabola menjadi dua bagian yang sama bentuknya.
7.1. RUMUS KUADRAT
−b±√b2 −4ac
Rumus kuadrat ini adalah : X 1,2 = 2a
, suku di dalam tanda akar yaitu b2 − 4ac
disebut diskriminan, (D). Nilai diskriminan menentukan apakah parabola vertikal akan
memotong, menyinggung, atau tidak memotong maupun menyinggung sumbu x.
Jika nilai b2 − 4ac adalah negatif, maka tidak terdapat titik potong dengan sumbu x.
Jika nilai b2 − 4ac adalah sama dengan nol, maka terdapat satu titik potong dengan
sumbu x.
Jika nilai b2 − 4ac adalah positif, maka terdapat dua titik potong dengan sumbu x.
23
X = f(Y) = aY 2 + bY + c
Bentuk seperti ini bila digambar dalam bidang koordinat cartesius, kurvanya adalah
parabola horizontal.Parabola ini akan terbuka ke kanan atau terbuka ke kiri
tergantung nilai koefisien a. Jika koefisien a < 0, maka parabola terbuka ke kanan,
jika koefisien a > 0 parabola terbuka ke kiri.
−(b2 −4ac) −b
Rumus titik puncak : { 4a
, 2a }
Polinomial tingkat 3 dengan satu variabel bebas disebut fungsi kubik, dan mempunyai
betuk umum :
24
Bila digambarkan dalam bidang koordinat cartesius, kurvanya akan berbentuk hiperbola
dan mempunyai sepasang sumbu asimtot. Sumbu asimtot adalahsumbu yang didekati
kurva hiperbola tetapi tidak pernah menyinggung.
Fungsi rasional yang istimewa dan diterapkan dalam ilmu ekonomi adalah berbentuk
a
Y= X atau XY = a , dimana a > 0
Kurvanya adalah hiperbola segiempat dan mempunyai satu sumbu asimtot tegak yang
berimpit dengan sumbu Y, dan satu sumbu asimtot yang berimpit dengan sumbu X.
a
Y= x (a > 0)
X
jika sumbu asimtot tegak tidak berhimpit dengan sumbu Y dan sumbu asimtot datar
tidak berimpit dengan sumbu X, maka :
(X – h)(Y – k) = C
C = konstanta positif
7.6. LINGKARAN
25
Persamaan lingkaran juga dapat diubah kedalam bentuk standara persamaan lingkaran
menjadi,
( X − h)2 + (Y − k )2 = r2
untuk mengetahui apakah suatu lingkaran ada atau tidak, dapat diketahui pada jari – jari
lingkaranya, yaitu :
AX 2 + CY 2 + DY + EY + F = 0
26
BAB VIII
PENERAPAN FUNGSI NONLINIER
P = c + bQ - aQ2
P = harga produk
a, b, c adalah konstanta
8.1. FUNGSI RASIONAL
P = harga produk
C = konstanta positif
(Q – h)(P – k) = c
P = harga produk
C = konstanta positif
P = c + bQ + aQ2
a, b, c adalah konstanta
27
Q = c + bP + aP 2
P = harga produk
a, b, c adalah konstanta
TR = penerimaan total
Jika fungsi permintaan linier dan menurun dari kiri atas ke kanan bawah berarti
harga P tidak tetap, maka perminataan total (TR) akan berbentuk fungsu kuadrat.
Maka, TR = P.Q
TR = (b – aQ)Q
TR = bQ - aQ2
Q = f(L, K, T, W)
L = tenaga kerja
K = modal
T = tanah
W = wirausaha
28
BAB IX
FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA
(b >1)
Fungsi eksponen seperti ini jika digambarkan dalam bidang Cartesius akan mempunyai
dua sifat utama. Pertama, nilai dari fungsi Y akan mendekati sumbu X ketika X
mendekati nilai negative tak hingga atau - ∞ . Dengan kata lain, Y akan mendekati nol
tetapi tidak sama dengan nol, ketika nilai X menurin. Jadi, sumbu X akan dianggap
sebagai sumber asimtot bila X mendekati nilai negative tak hingga. Kedua, nilai Y akan
menaik secara kontinu bila nilai X menaik. Dengan kata lain, fungsi x ini menaik secara
monoton, bila nilai X meningkat.
Untuk lebih jelas berikut ini akan disajikan beberapa contoh ilustrasi dari fungsi
eksponen dengan basis b yang lebih besar dari 1.
Contoh:
Jika diketahui fungsi eksponen Y= f(X) = 2x .
Penyelesaian:
Untuk menggambarkan fungsi ini pertama harus dibuat table yang menghubungkan nilai
X dan Y.
29
Hubungan antara nilai-nilai X dan Y
X -3 -2 -1 0 1 2 3
Y 1/8 ¼ 1/2 1 2 4 8
2. Fungsi Eksponen Dengan Basis 0 < b < 1.
Dalam kasus fungsi eksponen seperti ini sifat-sifatnya berlawanan dengan fungsi
eksponen dengan b > 1. Pertama, nilai dari fungsi Y akan mendekati sumbu X ketika X
mendekati positif tak hingga atau + ∞ . Jadi, sumbu X merupakan sumbu asimtot bila X
mendekati nilai positif tak hingga. Kedua, nilai Y akan menurun secara kontinu bila
nilai X menaik. Dengan kata lain, fungsi ini akan menurun secara monoton bila nilai X
meningkat. Berikut ini contoh dari fungsi eksponen bila b di antar 0 dan 1.
Contoh:
x
Jika diketahui fungsi Y = f(X) = 0, 2
Penyelesaian:
Hubungan antara nilai-nilai X dan Y
X -3 -2 -1 0 1 2 3
Y 125 25 5 1 0,2 0,044 0,008
1
F(1)= (1 + 11 ) =2
F(2)=(1 + 12 )2 = 2, 25
3
F(3)=(1 + 13 ) = 0, 37037 …
F(4)=(1 + 14 )4 = 2, 44141 …
Selanjutnya, bila nilai n diperbesar menjadi sampai tak hingga ( ∞) , maka f(n) akan
menjadi konvergen ke bilangan 2,71828…= e. jadi, dapat didefinisikan sebagai limit
n
dari (1 + 1n ) dimana n mendekati tak hingga, atau
30
5. Persamaan Eksponen
Suatu persamaan yang menggunakan variable sebagai eksponen disebut sebagai
persamaan eksponen.Persamaan ini dapat dipecahkan dengan menggunakan sifat-sifat
dasar berikut ini.
x y
Jika b = b , maka X = Y
Contoh:
x
Carilah nilai X untuk persamaan 2 = 64?
Penyelesaian:
Berdasarkan sifat di atas kita harus menyamakan basisnya, yaitu:
2x = 26 , sehingga nilai X = 6
1. Aturan-aturan Logaritma
Aturan 1: logaritma hasil kali
Aturan 2: logaritma hasil bagi
Aturan 3: logaritma pangkat dari satu variable
Aturan 4: perubahan bilangan pokok logaritma
Aturan 5: pembalikan bilangan pokok logaritma
31
BAB X
PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN
10.1. BUNGA MAJEMUK
Suatu modal awal tertentu P yang dibunga- majemukkan secara tahunan pada suku
bunga i selama t tahun akan mempunyai nilai F pada akhir tahun adalah:
Tetapi bila bunga dimajemukkan m kali dalam setahun, maka nilai F pada akhir tahun
menjadi,
Selanjutnya, apabila bunga dimajemukkan secara kontinu selama satu tahun, maka nilai
F pada akhir tahun menjadi,
F = P (1 + mi )m = p (2, 71828…) = P e
Dimana e = 2,71828…
Untuk suku bunga i selain 100% dan periode waktu n selain satu tahun
32
1. Kurva Gompertz
Kurva gompertz biasanya dinyatakan oleh persamaan
Dimana: N= jumlah penduduk pada tahun t
R= tingkat pertumbuhan (0<R<1)
a= proporsi pertumbuhan awal
c= tingkat pertumbuhan dewasa
t= jumlah tahun
2. Kurva Belajar
Selain kurva gompertz psikolog juga menggunakan kurva belajar. Bentuk kurva belajar
ini adalah:
Contoh:
Suatu barang yang dihasilkan sebanyak Y unit per hari dan selama X hari kerja produksi
dinyatakan oleh fungsi.
Y = 200(1 - e−0,1x )
Berapa unit barang yang dihasilkan per hari setelah 10 hari kerja?
Penyelesaian:
Y = 200(1 - e−0,1x ) = 200 [ 1 - e−0,1(10) ]
= 200 (1 - e1 )
= 200 (1 – 0,368)
= 200 (0,632)
= 126,4 dibulatkan 126 unit
33
BAB 11
BARISAN DAN DERET
Barisan (sequence) adalah suatu susunan bilangan yang dibentuk menurut suatu urutan
tertentu. Deret (series) adalah jumlah dari bilangan dalam suatu barisan.
Dn = S 1 + S 2 + S 3 +…+ S n
Hal tersebut dapat dinyatakan secara umum sebagai berikut.
n
Dn = ∑ S i
i=1
Untuk memperoleh jumlah suku-suku ke-n atau Dn dari suatu barisan aritmatika
dengan a sebagai suku pertama dan b sebagai beda yang sama, maka rumusnya adalah
Dn = n2 [ 2a + ( n – 1)b]
Dengan demikian, bentuk umum dari barisan geometri untuk suku ke-n adalah sebagai
berikut.
35
BAB 12
PENERAPAN BARISAN DAN DERET
12.1 PENDAHULUAN
Penerapan barisan dan deret dalam ekonomi dan bisnis sering kita temukan, terutama
dalam bidang keuangan. Bidang keuangan ini meliputi prosedur untuk
mengombinasikan antara tingkat bunga dan pertimbangan waktu ke dalam
pertanyaan-pertanyaan yang di alamatkan pada pembayaran pinjaman, nilai dari
berbagai aset-aset keuangan, dan strategi investasi.
Dalam analisis di bidang keuangan, biasanya yang mewakili variabel bebas adalah
nilai dari periode waktu dan tingkat bunga, sedangkan yang mewakili variabel terikat
adalah ukuran nilai rupiah yang berupa nilai dari suatu perkiraan baik nilai masa datang
maupun nilai sekarang, pembayaran periodik yang di butuhkan dalam suatu investasi
atau pembayaran per periode dari suatu pinjaman.
Dasar untuk mempelajari nilai waktu dari uang (time value of money), kita
sebaiknya mengggunakan alat bantu yang disebut dengan garis waktu (time line).
Garis waktu ini adalah suatu gerak yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar,
apakah di permulaan, di pertengahan atau di akhir tahun dari arus ke arus tersebut.
Bunga dalam teori bisnis merupakan suatu balas jasa yang dibayarkan bila mana jika
menggunakan uang.Kita membayar bunga kepada pihak bank jika kita meminjam uang
dari bank tersebut. Sebaliknya, pihak bank membayar bunga kepada kita
mengiventasikan uang berupa tabungan atau deposito di bank. Selanjutnya, jumlah uang
yang dipinjamkan atau di investasikan di bank disebut modal awal atau pinjaman pokok
(principal).
Misalkan investasi dari P rupiah dan jika i adalah tingkat bunga tahunan maka
pendapatan bunga (interest earned) pada akhir tahun pertama adalah Pi sehingga nilai
akumulasi dari P-adalah P+P; pada akhir pada akhir tahun ke-2,
Pendapatan bunga menurut metode ini disebut dengan bunga sederhana (simple interest)
dan dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini
36
n = jumlah tahunan
Suatu investasi dari P rupiah berada pada tingkat bunga i per tahun maka
pendapatan bunga pada tahun pertama adalah Pi, selanjutnya nilai investasi pada akhir
tahun pertama akan menjadi,
P+ Pi = P(I + i )
Hasil dari P(I + i) dianggap sebagai modal awal pada permulaan tahun kedua dan
pendapatan bunga yang diperoleh adalah:
= P(1 + 2i +
Sebagaimana kita ketahui bahwa suatu investasi dari P rupiah akan terakumulasi
di masa datang menjadi P = (1 + i) pada akhir tahun ke-n dengan tingkat bunga i
pertahun. Tetapi kadang-kadang kita perlu menentukan berapa banyak nilai dari
seseorang yang harus diinvestasikan sekarang harus mempunyai jumlah tertentu pada
akhir tahun ke-n. Dengan kata lain, kita perlu mengetahui berapa nilai uang sekarang
dari sejumlah nilai uang yang telah kita tentukan nilainya dimasa datang.
Untuk mengetahui nilai sekarang dengan bunga majemuk dari suatu nilai masa
datang dapat diperoleh dengan cara berikut.
n = Jumlah tahun
37
Serupa dengan nilai masa datang, pembayaran bunga majemuk pada nilai sekarang
dapat dilakukan beberapa kali dalam setahun.Misalkan frekuensi pembayaran bunga
dalam setahun m kali.
Pada bagian terdahulu telah dibicarakan mengenai cara memperoleh nilai masa
datang atau nilai sekarang dari sejumlah nilai uang tertentu. Tetapi, sering kali sejumlah
uang tertentu dapat didepositokan ke dalam suatu bank atau untuk pembayaran secara
periodik selama waktu tertentu. Suatu rangkaian pembayaran yang dibuat secara
periodik dan dalam jumlah uang yang tetap atau sama selama wktu tertentu disebut
dengan anuitas.
Sekarang kita misalkan satu rupiah (Rp1) didepositokan pada akhir setiap tahun
selama n tahun .pembayaran pertama dari satu rupiah dengan pendapatan bunga selama
(n – 1 ) tahun akan terakumulasi menjadi (1 + i) rupiah, dimana i adalah tingkat bunga
per tahun. Nilai yang terakumulasi dari pembayaran kedua dari Rp1 pada akhir tahun
kedua adalah (1 + i) rupiah, dan seterusnya.Dengan demikian, total nilai yang
terakumulasi dari anuitas ini adalah jumlah dari nilai-nilai yang terakumulasi dari setiap
pembayaran. Ini dilambangkan dengan sn – jadi
2 (n-2)
Sn =
1+ (1+i) + (1 + i) + ... + (1 + i) + (1 + i)(n-1)
DANA CADANGAN
Sebagian besar organisasi bisnis mempunyai sejumlah uang di kasnya pada akhir
periode waktu tertentu untuk membayar obligasi atau jenis-jenis utang lainya. Uang kas
yang akan digunakan untuk pembayaran utang-utang tersebutn dalam jumlah yang telah
ditentukan dan disepakati bersama disebut sebagaib dana cadangan (sinking fund).
Selanjutnya, pertanyaan bagi organisasi bisnis atau perusahaan tersebut adalah
beberapa banyak jumlah pembayaran per periode yang seharusnya dibuthkan agar
supaya bisa mencapai tujuan yang diinginkan di masa datang, yakni bisa melunasi utang
dari perusahaan tersebut,. Jumlah pembayaran periode ini dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus nilai masa datang dari anuitas.Jumlah setiap pembayaran setiap
periode (P) dapat ditulis kembali rumusnya.
Nilai sekarang suatu anuitas hampir sama dengan nilai masa datang dari suatu
anuitas, hany saja pembayaran per periodenya dihitung berdasarkan nilai sekarang. Jadi,
nilai sekarang dari suatu anuitas adalah jumlah dari nilai-nilai sekarang dari setiap
periode pembayaran atau penerimaaan uang tertentu.
38
Misalkan, suatu anuitas dengan pembayaran Rp1 diadakan pada akhir setiap tahun
selama n tahun. Nilai sekarang dari pembayaran pertama pada akhir tahun kedua pada
akhir tahun pertama adalah (1 + i )-1 nilai sekarang dari pembayaran pertama pada akhir
tahun kedua adalah (1 + i)-3. Dan seterusnya sampai pada pembayaran akhir tahun
ke-n.Karena nilai sekarang dari suatu anuitas adalah jumlah dari nilai-nilai sekarang dari
masing-masing pembayaran, maka rumusnya adalah sebagai berikut.
Di mana : An =
Nilai sekarang dengan anuitas
CICILAN PINJAMAN
Cicilan pinjaman (loan amortization) hampir sama dengan dana cadangan (sanking
fund). Persamaan dari kedua konsep ini adalah baik cicilan pinjaman maupun dana
cadangan bertujuan untuk pembayaran cicilan utang atau pinjaman. Untuk dana
cadangan, pembayaran cicilan utang secara periodik dilakukan saat ini agar di masa
datag dapat terlunasi.12.8 PERPUITAS
Anuitas yang telah di pelajari sebelumnya adalah anuitas yang periode pembayaranya
terbaas waktunya. Tetapi dalam anuitas yang akan dibahas adalah anuitas dimana
periode waktu pembayaran atau penerimaan adalah tidak terbatas waktu pembayaranya.
Anuitas semacam ini disebut sebagai perpuitas. Jadi, perpuitas (perpetuity) atau disebut
juga anuitas abadi adalah serangkaian pembayaran yang sama jumlah nya dan berlanjut
terus untuk selamanya.
Nilai sekarang dari perpetuitas adalah mengikuti rumus deret geometri tak
terhingga (infinite geometric series) yang konvergen.
Seseorang atau perusahaan dalam rangka membuat keputusam untuk berinvestasi atau
meminjam uang dari pihak bank atau pihak mana pun sebagai pemberi pinjaman, faktor
utama yang dianggap penting untuk diperhitungkan adalah besarnya persentase tingkat
syku bunga tahunan.Tingkat suku bunga tahunan sering di sebut juga tingkat bunga
nominal atau tingkat bunga tertera atau tingkat bunga tercatat adalah tingkat suku bunga
yang ditetapkan dalam perjanjian atau kontrak.
39
Misalkan suatu bank memberikan bunga pinjaman sebesar 12% per tahun, sedangkan
bank lainya memberikan bunga pinjaman sebesr 1% per bulan kepada nasabahnya,
maka tingkat bunga 12 % dan 1% adalah tingkat suku bunga nominal.Hal ini i
karenakan kedua tingkat suku bunga tela ditetapkan dalam perjanjian atau kontrak.
Tingkat suku bunga efektif tahunan adalah tingkat suku bunga yang di majemukkan
setiap tahun yang menghaslkan tingkat suku bunga nominal, jika dimajemukkan
sebanyak m kali per tahun.
Y= AE
AE adalah belanja yang direncanakan oleh sektor rumah tangga, perusahaan, dan
pemerintah, atau dapat ditulis sebagai menjadi:
AE = C + I + G
40
BAB 13
KALKULUS DIFERENSIAL.
13.1 PENDAHULUAN
Kalkulus terdiri dari dua bidang studi, yaitu: (1) kalkulus diferensial (2) kalkulus
intergal. Kalkulus diferensial mempelajari mengenai tingkat perubahan rata-rata atau
tingkat perubahan seketika dari suatu fungsi.Sedangkan, kalkulus intergal mempelajari
mengenai perencanaan nilai fungsi asal bila dikretahui nilai perubahanya dan juga
penentuan luas bidang du bawah kurva yang dibatasi oleh sumbu X.
13.2 KONSEP LIMIT
DEFINISI LIMIT
Misalkan, untuk bilangan tertentu L, selalu dapat di cari bilangan (L- a1 )< L dan
bilangan lainya ( L + a2 ) > L, dimana a1 dan a2 adalah
bilangan positif sembarangan,
himpunan semua bilanganyang terletak diantara ( L = a1 ) dan ( L = a2 ) disebut interval
di antara kedua bilangan tersebut. Jika ( L-a1 ) dan ( L + a2 ) dimasukkan kedalam
himpunan.
Untuk menjelaskan konsep limit dari suatu fungsi ada empat elemen yang harus
diperhatikan, yaitu:
41
Dari keempat elemen ini kita ingin mencari beberapa nilai yang mendekati variabel
terikat Y = f(X) bila variabel bebas X mendekati nilai tertentu.
13.3 KONTINUITAS
Pembahasan tentang konsep limit pada bagian terdahulu yang digunakan untuk
menentukan apakah fungsi kontinu. Hal ini dikarenakan bahwa antara konsep limit
dengan kontinuitas mempumyai hubungan yang erat. Di pandang dari segi grafik, bila
suatu fungsi dapat digambarkan di atas kertas tanpa mengangkat pena atau pensil dari
kertas tersebut, maka fungsi itu dinamakan kontinu ( berkesinambungan ). Sedangkan
jika penggambaranya terdapat garis putus-putus atau garis patah, fungsi tersebut
dinamakan diskontinu.
Untuk suatu fungsi f(X) menjadi kontinu pada titik X = N, ada tiga syarat yang
harus dipenuhi, yaitu:
Tingkat perubahan rata-rata dari suatu fungsi Y = f(X) adslsh perubahan pada
variabel terikat Y yang diakibatkan oleh perubahan satu unit dalam variabel bebas X.
Untuk mempelajari tingkat perubahan rata-rata ini, kita awali dengan fungsi linier
kemudian diikuti dengan fungsi nonlinier.
tersebut , di mana tingkat perubahan variabel Y sebagai akibat dari perubahan variabel
X selalu sama di sepanjang garis lurus tersebut.
Hasil perbedaan dari suatu fungsi f(X) adalah untuk mengukur tingkat perubahan
rata-rata dri nilai Y ketika nilai variabel X berbubah dari suatu titik ke titik lain yang
cukup besar nilainya. Akan tetapi, sering kali kita ingin mengukur tingkat perubahan
dari nilai Y ketika perubahan nilai variabel X sangat kecil. Hal ini akan menghasilkan
tingkat perubahan seketika dari suatu fungsi pada titik tersebut.
42
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa derivatif pertama dar suatui fungsi Y = f(X)
adalah limit dari hasil bagi. Oleh karena itu, untk mencari nilaii dari derivatif suatu
fungsi tersebut kita harus menggunakan dua langkah, yaitu: (1) menentukan hasil bagi
perbedaan dari fungsi tersebut.
VARIABEL BEBAS
Aturan diferensiasi untuk fungsi dengan satu variabel bebas terdiri dari: (1)fungsi
konstan, (2) fungsi pangkat, dan (3) konstanta kali dengan fungsi pangkat.
Maka dY
dX = f1(X) = 0
Derivatif dari suatu fungsi pangkat adalah dikalikan dengan koefisien pangkatnya
dikurangi satu.
43
Derivatif yang telah kita pelajari hanyalah derivatif pertama f1(X) dari fungsi Y –
f(X) akan tetapi, konsep deviratif ini dapat diperluas lagi enjadi deviratif kedua, ketiga,
dan seterusnya sampai dengan pada deviratif tingkat yang lebih tinggi.
Derivatif pertama f1 (X) dari fungsi f (X) mula-mula disebut sebagai derivatif
pertamadari fungsi tersebut. Jika derivatif pertama f1(X) mempunyai derivatif lagi
terhadap X, maka derivatif ini disebut derivatif kedua dari fungsi Y = f (X). Jadi,
derivatif kedua adalah derivatif dari pertama, dan ini dapat dolambangkan dengan f1 (X)
atau Y11..
Jika Y = f (X) = X4- 3X3 + 5X2 + 6X – 4, maka
f(4) = 24
f(5)(X) = 0
44
BAB 14
OPTIMISASI: FUNGSI DENGAN SATU VARIABEL BEBAS
45
2. Substitusikan nilai kritis X₀ ke dalam derivatif kedua,
a. Apabila derivatif kedua negatif atau f’’(x) < 0, maka titik maksimum relatif
pada [ X₀, f(X₀) ].
b. Apabila derivatif kedua nol atau f’’(X) > 0, maka titik minimum relatif pada [
X₀, f(x₀) ].
c. Apabila derivatif kedua nol atau f’’(X) – 0, maka uji derivatif kedua gagal dan
tidak dapat disimpulkan secara pasti, kita harus kembali ke uji derivatif
pertama atau uji derivatif yang lebih tinggi.
46
BAB 15
PENERAAN KALKULUS DIFERENSIAL: FUNGSI DENGAN SATU
VARIABEL BEBAS
BAB III
A. Kelebihan
▪ Buku Utama
- Buku ini banyak memuat soal-soal latihan di setiap akhir babnya, sehingga
memudahkan para mahasiswa untuk lebih memahami materi yang ada pada
buku ini.
- Memiliki cover/sampul depan yang bagus, sehingga orang-orang tertarik untuk
membacanya.
- Mudah dipahami oleh pembaca.
- Dilengkapi biodata penulis.
▪ Buku Kedua
- Buku tersebut di beberapa halaman dilengakapi catatan kaki
- Di akhir halaman buku terdapat abjad Yunani dan simbol-simbol matematika
sehingga memudahkan pembaca mengetahui cara membaca abjad dan
simbol-simbol tersebut.
- Dilengkapi latihan soal dan jawaban sehingga membantu pemahaman pembaca
akan materi yang dipelajari.
B. Kelemahan
▪ Buku Utama
- Kertas buku yang mudah terlepas/koyak.
Buku Kedua
- Bukunya yang tebal dan membuat pembaca jadi malas untuk membacanya.
- Kalimat yang dingunakan sulit untuk dipahami oleh pembaca.
72
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar
sampai kuliah.Guna agar bisa membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir
logis, analisis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan
bekerjasama.Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki
kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan
hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
B. Saran
Demi perbaikan untuk masa yang akan datang maka perlu adanya saran yang
membangun. dengan demikian saran penulis ialah sebaiknya perlu dilakukan
pengecekkan ulang sebelum pencetakkan buku, dalam arti tidak hanya pengarang
saja yang mengecek melainkan pihak-pihak yang terkait juga turut serta. Dan Bagi
para pembaca, sebaiknya menggunakan banyak referensi buku untuk mempelajari
sesuatu, agar dapat menambah wawasan dengan baik dari sudut pandang yang
berbeda-beda.
73
DAFTAR PUSTAKA
Gabisch, G. dan Lorenz, H.W., (1987), Business Cycle Theory: A survey of methods
and concepts, Springer-Verlag, 1989 edition Berlin.
BAB 1
BAB 2
MODEL-MODEL EKONOMI
Variabel adalah sesuatu yang besarnya dapat berubah, misalnya sesuatu yang dapat
menerima nilai yang berbeda. Variabel yang sering digunakan dalam ilmu
ekonomi adalah harga, laba, pendapatan, biaya, pendapatan nasional,
konsumsi, investasi, impor dan ekspor. Misalnya, harga dengan simbol P,
laba dengan π, pendapatan dengan R, biaya dengan C, dan pendapatan
nasional dengan Y.
Konstanta adalah besaran yang tidak berubah, sehingga merupakan lawan dari
variabel.
≡ R–C
π
Persamaan perilaku menunjukkan perilaku suatu variabel sebagai tanggapan
terhadap perubahan variabel lainnya. Perhatikan kedua fungsi biaya berikut
ini
C = 75 + 10Q
C = 110 + Q²
Persamaan bersyarat yang menyatakan persyaratan yang harus dipenuhi. Misalnya,
dalam model yang melibatkan konsep “ekuilibrium”, kita harus menset-up
syarat ekuilibrium yang menggambarkan prasyarat untuk pencapaian
ekuilibrium. Dua sayarat ekuilibrium yang paling terkenal dalam ilmu
ekonomi adalah
Qd = Qs [jumlah yang diminta = jumlah yang ditawarkan]
dan S = I [tabungan yang diharapkan = investasi yang diharapkan]
Penulisan Himpunan
Bila dua himpunan S1 dan S2 berisi elemen-elemen yang sama,
S1 = {2, 7, a, f} dan S2 = {2, a, 7, f)
maka S1 dan S2 dikatakan sama (S1=S2).
Kalau kita mempunyai dua himpunan,
S = {1, 3, 5, 7, 9} dan T = {3, 7}
maka T adalah himpunan bagian dari S.
Operasi Himpunan
Fungsi Konstan
Suatu fungsi yang “range”-nya (kisarannya) hanya terdiri dari satu elemen disebut
fungsi konstan. Contoh,
y = f (x) = 7
Fungsi Polinom
Fungsi konstan adalah “turunan” dari fungsi polinom. Kata polinom berarti “suku
banyak” dan fungsi polinom dari variabel x mempunyai bentuk umum,
y = a0 + a1x + a2x ² + . . . + anx ˆn
Fungsi Rasional
Fungsi Nonaljabar
Fungsi eksponensial seperti y = b^2 adalah fungsi nonaljabar karena variabel bebas
merupakan eksponen. Fungsi logaritma seperti y = logb x juga merupakan
fungsi nonaljabar. Jenis lain dari fungsi nonaljabar adalah fungsi
trigonometri.
BAB 3
Ekuilibrium dapat diartikan dalam bebagai cara, salah satu definisi e kuilibrium adalah
“suatu kumpulan variabel-vareabel yang tepilih yang saling berhubungan dan
sesuaikan satu dengan lainnya, dengan cara sdemikian rupa, sehingga tidak ada
kecenderungan yang melekat dalam model model tersebut untuk berubah’’.
Pembentukan Model
Karna hanya satu barang yang akan dibahas, maka hanya tiga varibel yang
dimasukan dalam model, yakni: Kuantitas (Quantity) barang yang diminta (Qd),
Kuantitas barang yang ditawarkan (Qs) dan harga barang (P).
Q= -c + dP
a – bP =-c + dP
atau setelah mengurangi (a + dP)dari edua bagia persamaan dan mengalikannya dengan
-1,
(b + d)P = a + c
Karena b + d tidak sama dengan 0, kita boleh membagi kedua bagian dari (b + d)P = a +
c dengan (b+d). Hasilnya adalah nilai penyelesaian P:
P= a + c / b+ d
Anggaplah fungsi permintaan linear dalam model pasar tertutup diganti dengan fungsi
permintaan kuadrat, sedangkan fungsi penawaran tetap linear. Jika menggunakan
koefisien dalam angka selain parameter, maka bentuk model berikut akan timbul:
Qd = Qs
Qd = 4 – P2
Qs = 4P – 1
Ada dua istilah persamaan kuadrat (kuadratic equation) dan fungsi kuadrat (quadratic
function). Pernyataan P2 +
4P – 5 merupakan suatu fungsi kuadrat, katakanlah f(P). Jadi
bisa ditulis,
f(P) = P2 + 4P – 5
Rumus Kuadrat
ax 2+ bx + c = 0
Utuk menggambarkan persoalannya, mari kita bahas suatu model sederhana dimana
hanya ada dua barang yang berhubungan satu sama lain. Untuk mudahnya fungsi
permintaan dan penawaran dari kedua barang diasumsikan linear. Dalam istilah
parameter, model seperti itu dapat ditulis sebagai
Qd1 – Qs1 = 0
Qd2 – Qs2 = 0
Misalkan fungsi permintaan dan penawaran secara numerik adalah sebagai berikut
Qd1 = 10 - 2P1 + P2
Qs1 = -2 + 3P1
Qd2 = 15 + P1 – P2
Qs2 = -1 + 2P2
Secara umum dengan n-barang kita dapat menyatakan fungsi permintaan dan penawaran
sebagai berikut
Y = C + I0 + G0 (a > 0, 0<b<1)
C = a + bY
dimana Y dan C berturut-turut adalah variabel endongen dari pendapatan nasional dan
rencana pengeluaran konsumsi, sedangkan I0 dan G0 berturut-turut menunjukkan
investasi dan pengeluaran pemerintah yang ditentukan secara eksogen.
BAB 4
Vektor sebagai Matriks Khusus
Contoh 1
Contoh 2
Contoh 3
Perkalian Skalar
Contoh 4
7 [3 − 1 0 5 ] = [21 − 7 0 35 ]
Contoh 5
Contoh 6
Perkalian Matriks
Contoh 7
Contoh 8
yang dibaca: “jumlah xj bila j berkisar dari 1 sampai dengan 3”. Simbol j, disebut indeks
penjumlahan, hanya menggunakan bilangan bulat. Pernyataan xj menunjukkan suatu
besaran yang akan dijumlahkan, dan merupakan fungsi j.
Perkalian Vektor
4.4 Hukum Komutatif, Asosiatif dan Distributif
Penjumlahan Matriks
Hukum Komutatif
Contoh 1
Hukum Asosiatif
(A + B) + C = A + (B + C)
Bukti (A + B) + C = [aij + bij] + [cij] = [aij + bij + cij]
= [ aij] + [bij + cij] = A + (B + C)
Perkalian Matriks
Contoh 2
Hukum Distributif
A (B + C) = AB + AC [yang mengalikan A]
(B + C) A = BA + CA [yang dikalikan A]
Matriks Identitas
Contoh 1
Matriks Nol
Contoh 2
Pertama, dalam hal sakalar, persamaan ab = 0 selalu menyiratkan bahwa a atau b sama
dengan nol, tetapi hal ini tidak terjadi dalam perkalian matriks. Maka, kita mendapatkan
AB = [2 4 1 2 ] [− 2 4 1 − 2 ] = [0 0 0 0 ] = 0
Contoh lainnya, untuk skalar, persamaan cd = ce (di mana c ≠ 0) secara tidak langsung
menyatakan bahwa d = e. Hal yang sama tidak terjadi dalam matriks. Jadi, diketahui
C = [2 3 6 9 ] D = [1 1 1 2 ] E = [− 2 1 3 2 ]
kita peroleh
CD = CE = [5 8 15 24 ]
meskipun D ≠ E.
Contoh 1
Sifat-sifat Transpos
(A’)’ = A
(A + B)’ = A’ + B’
(AB)’ = B’A’
(A + B)’ = [6 1 16 1 ] ’ = [6 16 1 1 ]
dan A’ + B’ = [4 9 1 0 ] + [2 7 0 1 ] = [6 16 1 1 ]
ditulis
AB = [3 1 0 2 ] [2 − 1 0 3 ] 16 = [6 0 0 6 ] 16 = [1 0 0 1 ]
Ini membuktikan B sebagai invers A, atau sebaliknya. Perkalian sebaliknya
BAB 5
Syarat perlu adalah bentuk prasyarat; Misalkan bahwa pernyataan p benar hanya
jika pernyataan lainnya q benar; jadi q merupakan syarat perlu oleh p. Di
tulis dalam bentuk simbol :
q
p →
yang dibaca “p hanya jika q”.
Contoh 1 Bila kita anggap p merupakan pernyataan “seseorang adalah ayah”
dan q merupakan pernyataan “seseorang adalah laki-laki”, maka
secara logis digunakan pernyataan p → q. Seseorang adalah ayah
hanya jika ia adalah laki-laki, dan laki-laki merupakan suatu syarat
p erlu untuk menjadi ayah. Namun perhatikan bahwa pernyataan
sebaliknya tidak benar; ayah bukanlah syarat perlu untuk menjadi
laki-laki.
Suatu jenis keadaan yang berbeda seperti pernyataan p benar jika q
benar, tetapi p dapat juga benar meskipun q tidak benar. Dalam
hal ini, q dikatakan sebagai syarat cukup untuk terjadinya p.
Kebenaran q mencukupi untuk pembentukan kebenaran p, tetapi
bukan merupakan kondisi atau syarat yang diperlukan p.
Dinyatakan dengan simbol
p← q
yang dibaca: “p jika q” (tanpa kata “hanya”).
Syarat cukup untuk terjadinya nonsingularitas matriks adalah bahwa garis matriks
tersebut harus bebas secara linear, atau kolom matriks tersebut harus bebas
secara linear.
BAB 6
STATIKA KOMPARATIF DAN KONSEP DERIVATIF
Analisis statis komparatif dapat bewujud kualitatif atau kuantitatif. Jika kita hanya
tertarik pada pertanyaan, misalnya, apakah kenaikan investasi I0 akan menaikkan atau
menurunkan ekuilibrium pendapatan Y*, maka analisis kualitatif karena arah perubahan
adalah satu-satunya yang akan ditinjau. Tetapi, bila kita ingin mengetahui besarnya
magnitude p erubahan dalam Y* y ang disebabkan oleh perubahan I0 yang telah
ditentukan (yakni, besarnya multiplier investasi), maka analisisnya akan menjadi
kuantitatif.
Hasil-Bagi Perbedaan
Misalkan x0 = 3 dan ∆x = 4 ; rata-rata tingkat perubahan y akan menjadi 6(3) + 3(4) =
30. Secara rata-rata, bila x berubah dari 3 ke 7, perubahan y adalah 30 unit per unit
perubahan dalam x.
BAB 7
Derivatif fungsi konstan y = k, atau f(x) = k, adalah sama dengan nol, yakni nol untuk
semua nilai x. Secara simbolis, aturan ini dapat dinyatakan sebagai: Jika diketahui y =
f(x) = k, maka derivatif adalah :
dy dk
dx
= dx
=0 atau f’(x) = 0
Selain itu, kita juga dapat menyatakan aturan ini sebagai: jika diketahui y = f(x) = k,
maka derivatif adalah
d d d
dx
y = dx
f (x) = dx
k =0
Derivatif fungsi pangkat y = f(x) xn adalah nxn−1 . Secara simbolis, hal ini
diekspresikan sebagai
d n
dx x = nxn−1 atau f’(x) = nxn−1
dy
Contoh 1 Derivatif y = x3 adalah dx
= d 3
dx
x = 3x2
d 9 8
Contoh 2 Derivatif y = x9 adalah dx x = 9x
Contoh 5 Carilah derivatif y = √x. Dalam kasus ini dilibatkan suatu akar kuadrat,
berikut:
d 1/2 1 −1/2 1 √x
dx x = 2x [= 2√x = 2x ]
7.2 Aturan Diferensiasi yang Melibatkan Dua atau Lebih Fungsi dari Variabel yang
Sama
Aturan Penjumlahan-Pengurangan
Contoh 1 Fungsi f(x) = 5x3 dan g(x) = 9x3 . Menurut aturan penjumlahan, kita
Dapatkan
dy
dx
= d
dx
(5x3 + 9x3 ) = d
dx
5x3 + d
dx
9x3 = 15x2 + 27x2 = 42x2
Aturan Hasil-Kali
= f(x)g’(x) + g(x)f’(x)
Contoh 2
d
dx [(2x + 3) (3x2 )] = (2x + 3) (6x) + (3x2 ) (2) = 2
18x + 18x
BAB 8
ANALISIS STATIS-KOMPARATIF DARI MODELFUNGSI-UMUM
8.1 Diferensial
dy
dx
= f ′ (x) = ( )∆y
∆x
Contoh 1 Carilah εd jika fungsi permintaan adalah Q = 100 – 2P. Fungsi marjinal dan
Aturan V d( uv ) = 1
v2 (v du – u d) (bandingakan dengan aturan hasil-bagi)
menulis
Kita juga bisa memperoleh derivatif total dengan metode lain: kita bisa
mendiferensiasikan terlebih dulu fungsi y = f(x, w) secara total, untuk mendapatkan
diferensial total
y = 3( 2w2 + w + 4) − w2 = 5w2 + 3w + 12
Derivatif total
dy δy dx1 δy dx2 δy
dw
= δx1 dw
+ δx2 dw
+ δw
dx1 dx2
= f1 dw + f2 dw + fw
Fungsi Implisit
y = f(x) = 3x4
disebut fungsi eksplisit, karena variabel y secara eksplisit dinyatakan sebagai fungsi x.
Namun, bila fungsi ditulis dengan cara lain dalam bentuk yang ekuivalen
y – 3x4 = 0
Dalil fungsi implisit juga muncul dalam versi yang lebih umum dan ampuh yang
menangani kondisi di mana pada kondisi ini suatu himpunan persamaan simultan
.........................
Model Pasar
Tinjaulah suatu pasar dari suatu komoditi, di mana kuantitas yang diminta (Qd) bukan
hanya fungsi dari harga P, tetapi juga dari pendapatan Y0 yang ditentukan secara
eksogen. Kuantitas yang ditawarkan Qs, di lain pihak, merupakan fungsi dari harga saja.
Bila fungsi-fungsi ini tidak diketahui dalam bentuk yang spesifik, secara umum sebagai
berikut:
Qd = Qs
δD
Qd = D(P, Y0) ( δP <0; δY δD
0>0 )
BAB 9
Esensi dari proses optimisasi adalah memperoleh himpunan nilai-nilai variabel pilihan
yang akan memberikan ekstrem yang diinginkan dari fungsi tujuan.
Karena derivatif pertama f’(x) itu sendiri adalah suatu fungsi dari x, maka harus dapat
diturunkan (didiferensiasikan) terhadap x, asalkan merupakan fungsi yang kontinu dan
halus. Hasil diferensiasi ini, yang dikenal sebagai derivatif kedua dari fungsi f,
dinyatakan dengan
n
f (x) di mana aksen rangkap menunjukkan bahwa f (x) telah didiferensiasikan terhadap
x sebanyak dua kali, dan notasi (x) yang megikuti aksen rangkap menunjukkan
sebenarnya berarti d
dx ( ) ; sehingga d
dy
dx
2
( dibaca: “d-dua”) merupakan
pembilang dan dx2 (dibaca “dx kuadrat”) sebagai penyebut dari simbol
tersebut.
f”(x) = 48x2 − 6x + 34
f”’(x) = 96x – 6
f (4) (x) = 96
f (5) (x) = 0
BAB 10
y = f(t) = bt (b > 1)
di mana y dan t masing-masing merupakan variabel tidak bebas dan variabel bebas, dan
b menunjukkan basis e ksponen yang tetap.
Bilangan e
Jika semakin besar nilai yang diberikan pada m, maka f(m) juga akan mempunyai nilai
yang makin besar; secara khusus, kita dapatkan bahwa
f(1) = (1 + 11 )1 = 2
f(2) = (1 + 12 )2 = 2, 25
f(3) = (1 + 13 )3 = 2, 37037…
f(4) = (1 + 14 )4 = 2, 44141…
10.3 Logaritma
Arti Logaritma
Bila kita mempunyai dua angka seperti 4 dan 16, yang dapat dihubungkan satu sama
lainnya oleh persamaan 42 = 16, kita defenisikan eksponen 2 sebagai logaritma dari 16
dengan bilangan pokok 4, dan di tulis sebagai
16 = 2
Logaritma biasa, yang biasanya digunakan dalam pekerjaan hitungan, antara lain adalah
sebagai berikut:
3
1000 = 3 [karena 10 = 1000]
0, 1 = − 1 [karena 10−1 = 0, 1]
0, 01 = − 2 [karena 10−2 = 0, 01]
Logaritma natural:
In e3 = e3 = 3
In e2 = e2 = 2
In e1 = e1 = 1
In 1 = e0 = 0
1
In e = e−1 = − 1
BAB 11
q(u1 , u2, u3) = d11( u2 1 ) + d12 (u1u2) + d13(u1u3) + d21 (u2u1) + d22(
u22 ) + d23(u2u3)
BAB 12
Metode Pengali-Lagrange
BAB 13
Untuk memecahkan suatu soal pemrograman linear, pendekatan yang umu adalah
metode trial dan error. Misalnya, mulai dengan mencoba suatu nilai nol untuk suatu
variabel pilihan.Menetapkan variabel sama dengan nol selalu menyederhanakan kondisi
marjinal karena menyebabkan menghilangnya variabel tertentu. Jika nilai non-negatif
yang sesuai dengan pengali Lagrange dapat ditemukan yang bisa memenuhi semua
ketidaksamaan marjinal, pemecahan nol akan menjadi optimal.