Anda di halaman 1dari 74

CRITICAL BOOK REPORT

Matematika Ekonomi dan Bisnis


(Dosen pengampu : Dr. Khairani Alawiyah Matondang,SE.,MSi )

Disusun Oleh :

DESI TAMBUNAN (7183510007)


FAHREZI TRY CAHYA PUTRA (7183210057)
MASWANI YULI SAPUTRI LUBIS (7183510030)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018


SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Critical Book Review Matematika Ekonomi ini dengan baik dan
tepat waktu.
   Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pengerjaan makalah critical book review ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah critical book review ini.

  Akhir kata kami berharap semoga makalah critical book review


bermanfaat bagi seluruh pihak. Terimakasih.

Medan, Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………….. i

DAFTAR ISI……………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………… 1

1.2 Latar belakang……………………………………………….. 1

1.2 Rumusan masalah……………………………………………. 1

1.3 Tujuan………………………………………………………… 1

BAB II ISI BUKU………………………………………………. 2

2.1 Identitas buku utama dan pembanding……………………….. 2

2.2 Ringkasan buku utama dan pembanding……………………… 3

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP………………………………………………………..26

4.1 Kesimpulan……………………………………………………………26

4.2 Saran…………………………………………………………………..26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buku yang ditulis oleh Josep Bintang Kalangi, ia lahir di Kotamobagu,
Sulawsi Utara pada tanggal 25 November 1961. Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
diperoleh dari fakultas Ekonomi, Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) Manado,
jurusan Ilmu Ekonomi, pada tahun 1986. Penulis mulai mengajar di Fakultas
Ekonomi pada tahun 1987 sebagai asisten dosen pad mata kuliah Matematika
Ekonomi dan Bisnis serta Teori Ekonomi. Kemudian pada tahun 1989, penulis
diangkat sebagai staf pengajar tetap di Fakultas Ekonomi, Universitas Sam
Ratulangi. Selanjutnya, pada tahun akademik 1991/1992, penulis mengikuti
program pascasarjana (S-2) di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pada
program studi Ilmu Manajemen dengan mengambil konsentrasi di bidang
Manajemen Pemasaran, dan meraih gelar Magister Science (M.Si) pada tahun
1994.

1.1 Rumusan Masalah


1. Agar dapat memahami Matematika Ekonomi
2. Agar dapat mengaplikasikan matematika kedalam kegiatan ekonomi
3. Agar dapat mempermudah kegiatan ekonomi dengan menggunakan
matematika ekonomi

1.2 Manfaat
1. Mengetahu arti matematika ekonomi
2. Mengetahu makna matematika ekonomi bagi kegiatan ekonomi
3. Mengetahu fungsi matematika ekonomi
BAB II
ISI BUKU

Identitas buku utama

Judul :Matematika Ekonomi Dan


Bisnis

Penulis : Joseph Bintang Kalangi

Tahun terbit : 2018

Penerbit : Salemba Empat

Kota terbit : Jakarta

ISBN : 978-979-061-541-0

(jilid lengkap)

: 978-979-061-542-7 (jilid 1)

Identitas pembanding

Judul : Dasar-Dasar Metematika Ekonomi


Penulis : Alpha C. Chiang , Kevin
Wainwright

Penerbit : Erlangga

Tahun terbit : 2006

Kota terbit : Ciracas, Jakarta

ISBN : 0-07-010910-9
Buku Utama

BAB 1
SIFAT-SIFAT MATEMATIKA EKONOMI DAN BISNIS

1. Matematika ekonomi dan matematika murni

Matematika murni dipelajari sebagai dasar untuk matematika trepan.


Namun, dalam mempelajari matematika ekonomi dan bisnis kita harus memilih
topic-topik matematika murni mana saja yang digunakan, misalnya fungsi,
kalkulus, deret dan matriks.

Nilai-nilai variable dalam matematika ekonomi dan bisnis biasanya


diasumsikan harus bernilai non-negaif. Sedangkan nilai-nilai variable dalam
matematika ekonomi murni dapat berupa negative atau positif.

2. Teori ekonomi, Matematika Ekonomi, Ekonometrika, Dan Statistika


Ekonomi

Teori ekonomi biasanya dalam bentuk kualitatif. Misalnya, jika harga


suatu barang produk naik (turun) maka jumlah yang diminta dari barang tersebut
akan berkurang (bertambah). Jadi, teori ekonomi hanya menyatakan hubungan
yang negatif antara variabel harga dengan jumlah yang diminta.
BAB 2
MODEL EKONOMI

Model-model matematika sering mencakup satu pernyataan atau sekelompok


pernyataan (statements) yang meliputi berbagai simbol Dari variabel-variabel dan
konstanta-konstanta.
Persamaan adalah suatu pernyataan bahwa dua lambang adalah sama,
sedangkan pertidaksamaan adalah suatu pernyataan yang menyatakan bahwa dua
lambang adalah tidak sama. Persamaan biasanya disimbolkan dengan tanda = dan
pertidaksamaan disimbolkan dengan tanda < (dibaca: lebih kecil) atau > (dibaca:
lebih besar dari).

Dalam matematika ekonomi dan bisnis terdapat tiga macam persamaan, yaitu

(1)Persamaan definisi; (2) persamaan perilaku; dan (3) kondisi keseimbangan.


Ketiga persamaan ini akan diuraikan satu demi satu.

1. Defenisi Dan Penulisan Himpunan


Suatu himpunan adalah suatu kelompok dari objek objek
yang berbeda. Objek-objek ini mungkin hanya berupa suatu kelompok bilangan
bilangan atau sesuatu kelompok yang lainnya.

Penulisan himpunan biasanya dilambangkan dengan suatu huruf kapital


dan elemen-elemennya didaftarkan dalam tanda kurung kurawal {}, dan elemen-
elemennya dipisahkan dengan tanda koma. Ada dua cara untuk menulis suatu
himpunan,yaitu:

1. Dengan cara mendaftarkan satu persatu. Sebagai contoh, S adalah


himpunan dari 5 bilangan bulat positif dari 1 sampai 5, maka dapat ditulis
menjadi, S= {1,2,3,4,5}
2. Dengan cara deskriptif. Misalnya B adalah suatu himpunan dari semua
bilangan bulat positif maka untuk menulis elemen-elemennya satu persatu
sangat sulit. Oleh karena itu, cara yang terbaik untuk menulis adalah:
B= {X | x bilangan positif}

2. Operasi Himpunan

Operasi himpunan berbeda dengan operasi bilangan biasa. Karena operasi


matematis untuk bilangan bisa misalnya menambah, mengurangi, mengali,
membagi, dan lain sebagainya. Tetapi operasi himpunan meliputi : Gabungan
(Union), Irisan (intersection), dan komplemen (compleent). Ketiga operasi
himpunan ini akan dibahas satu demi satu. Gabungan (union) dari dua himpunan
A dan B adalah suatu himpunan baru yang berisikan elemen-elemen baik yang
dimiliki oleh A maupun B. defenisi ini juga dapat diperluas mencakup gabungan
yang lebih dari dua himpunan.

3. Pemangkatan

Pangkat dalam aljabar digunakan untuk menunjukkan bahwa satu variabel


atau konstanta dikalikan dengan variabel atau konstanta itu sendiri dan
perkaliannya tergantung pada bilangan yang menjadi pangkatnya. Jika variabel X
adalah bilangan nyata yang akan dipangkatkan dan n adalah bilangan bulat positif
sebagai pemangkat maka pangkat dapat didefenisilam secara umum,
Xn=X1.X2.X3. …. . Xn

ATURAN-ATURAN PANGKAT

Aturan 1 : Xm.Xn=Xm+n

Aturan 2 : Xm : Xn = Xm-n

Aturan 3 : (Xm)n = Xm.n

Aturan 4 : (X.Y)n = Xn.Yn

X n
Aturan 5 : ( ) = Xn : Yn dimana (X≠0)
Y

1
Aturan 6 : X = √n X
n

m n m
n √
Aturan 7 : X = X

1
Aturan 8 : X-n = n
X

Aturan 9 : X1 = X

Aturan 10 : X0 = 1 dimana (X ≠ 0)

Aturan 11 : 1n = 1

4. Pemfaktoran

Suatu faktor adalah satu diantara pengali-pengali yang terpisah dalam


suatu hasil kali. Misalnya, pernyataan matematika yang berbentuk ab+ac, maka
dapat difaktorkan menjadi a(b + c). jadi, dengan kata lain pemfaktoran dapat
ditulis sebagai berikut.

Ab + ac = a(b + c)
5. Bilangan Pecahan

Bilangan pecahan adalah pembagian atas dua bilangan bulat yang terdiri
dari pembilang (numerator) sebagai bilangan bulat yang dibagi dan penyebut
(denominator) sebagai bilangan bulat yang membagi. Dalam penulisan penulisan
bilangan pecahan digunakan garis horizontal ( - ) atau garis miring ( / ).

3 3
Contoh : atau
4 4

Bilangan pecahan seperti contoh diatas disebut dengan bilangan pecahan biasa.
Bilangan pecahan biasa di bagi atas 3 kelompok.

1. Pecahan sebenarnya (proper fructions)


Adalah pembagian atas 2 bilangan bulat yang mempunyai nilai lebih kecil
daripada 1 (≤ 1)
2. Pecahan tak sebenarnya (inproper fructions)
Adalah pembagian atas 2 bilangan bulat yang mempunyai nilai sama
dengan atau lebih besar daripada 1 (≥ 1¿
3. Pecahan campuran (mixed fructions)
Adalah penjumlahan dari suatu bilangan bulat yang lebih besar nol dan
bilangan pecahan sebenarnya.

6. Bilangan Desimal

Bilangan atau angka desimal adalah angka-angka yang terletak disebelah


kanan tanda koma (,), bukan tanda titik.

7. Persentase
Bilangan atau angka persentase adalah suatu bilangan yang menunjukkan
sebagai bagian dari 100. Angka persentase dan bilangan pecahan mempunyai
hubungan yang erat, angka persentase dapat diubah dan dikonversi ke bilangan
pecahan dan sebaliknya. Bilangan pecahan dapat dikonversikan ke angka
15
persentase. Contoh 15% = .
100

BAB 3
FUNGSI

1. Fungsi Dan Hubungan

Misalkan untuk setiap pasangan urut, dimana elemen pertama dari


pasangan urut adalah suatu variable X dan elemen kedua dari pasngan urut adalah
suatu variable Y, ini berarti bahwa ada hubungan diantara variable X dan
variable Y.

Suatu fungsi juga disebut “pemetaan” atau “transformasi”. Kedua istilah


ini menyatakan suatu tindakan yang menghubungkan satu dengan yang lainnya.
Fungsi adalah suatu hubungan di mana setiap elemen dari wilayah (domain)
saling berhungan dengan satu dan hanya satu elemen dari jangkauan (range)

2. Sistem Koordinat Cartesius


Garis lurus horizontal ini mewakili nilai-nilai domain dan disebut sebagai
absis X, sedangkan garis lurus verrtikal mewakili nilai-nilai range dan disebut
juga sebagai sumbu koordinat Y.

+Y

Kuadran II Kuadran I

-X +X

Kuadran III Kuadran IV

3. Fungsi Dengan Dua Atau Lebih Variabel Bebas

Fungsi dengan dua atau lebih variabel bebas dapat dinyatakan dalm
bentuk umum adalah

Y = f(X1, X2, …. Xn)

Dimana : Y = Variabel terikat

X1 = Variabel bebas (i = 1,2, …,n)

n = Dua atau lebih

jadi, fungsi dengan dua atau lebih variabel bebas adalah suatu fungsi yang
menyatakan bahwa terdapat dua atau lebih variabel bebas yang memengaruhi
pada satu variabel terikatnya.
BAB 4
Fungsi Liner

Fungsi linier adalah fungsi paling sederhana mempunyai satu variabel


bebas dan berpangkat satu pada variabel tersebut. Fungsi ini sering digunakan
dalam penerapan ekonomi dan bisnis untuk menjelaskan hubungan-hubungan
ekonomi dan bisni secara linier.

1. Bentuk Umum Fungsi Linier

Suatu fungsi linier yang mencakup satu variabel bebas dan satu variabel terikat
mempunyai bentuk umum,

Y = a0 + a1X

Dimana a1 tidak sama dengan nol.


Akan tetapi, fungsi linier dapat juga berbentuk implisit, yaitu kedua
variabel X dan variabel Y berada pada satu ruas (kiri) dan ruas kanan dijadikan
nol. Bentuk implisit ini adalah :

AX + BY + C = 0

2. Hubungan Dua Garis Lurus

Apabila dua garis yang mempunyai kemiringan yang berbeda-beda atau sama dan
juga bila titik potong dengan sumbu Y berbeda-beda atau sama, mak bila
digambarkan dalam bidang Cartesius XY akan terdapat empat kemungkinan,
yaitu:

1. Dua garis lurus saling berpotongan


2. Dua garis lurus salang sejajar
3. Dua garis lurus salaing berimpit
4. Dua garis lurus saling tegak lurus (membentuk sudut 900)

saling berpotongan; (2) Dua garis lurus saling sejajar; (3) Dua garis saling
berimpit; (4) Dua garis lurus saling tegak lurus ( membentuk 90° ).
BAB 5
SISTEM PERSAMAAN LINIER

Penyelesaian suatu sistem persamaan linier adalah suatu himpunan nilai


yang memenuhi secara serentak. (simultan) semua persamaan – persamaan dari
sistem tersebut. Untuk sistem persamaan persamaan linier terdapat tiga
kemungkinan yaitu:(1)adanya penyesesaian tunggal (unik) (2) tidak ada
penyelesaian ;atau (3) sejumblah penyelesaian yang tidak terbatas.

Jadi untuk suatu sistem persamaan linier, terdapat tiga penyelesaian yang
mungkin yaitu:

1. Suatu sistem persamaan linier mempunyai suatu penyelesaaian yang


tunggal (unik) adalah sistem persamaan yang konsisten (consistent)
2. Suatu sistem persamaan linier tidak mempunyai suatu penyelesaian adalah
suatu sistem persamaan yang tidak konsisten (inconsistent)
3. Suatu sistem persamaan linier mempunyai sejumlah penyelesaia yang
tidak terbatas adalah suatu sistem persaman yang yang saling
ketergantungan diantar satu dengan yang lainya.

1. Metode Eliminasi

a. 1.Metode eliminasi ini bertujuan untuk menghapus sementara salah satu


variabel. Caranya akan ditunjukan oleh langkah langkah berikut ini.
b. 2.kalikan kedua persamaan dengan suatu nilai konstenta tertentu bila
diperlukan sehingga koefisien pada pariabel yang dipilih akan menjadi
sama
c. Jika tanda pada kedua koefisien dari variabel yang dipilih sama maka
kedua persamaam dikurangkan

2. Persamaan Ketergantungan Linier Dan Ketidakonsistenan

Apabila kedua persamaan m,empunyai kemiringan (slope) yang sama,


maka gambarya akan tedapa dua kemungkinan

 kedua garis adalah sejajar dan tidak memppunyai titik potong sehingga
tidak ada penyelesaian. Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem
persamaan linier yang tidak konsisten
 kedua garis akan berimpit, sehingga penyelesaiannya dalam jumblah yang
tidak terbatas. Kedua persamaan ini disebut sebagai sistem persamaan
linier yang tergantung secara linier
BAB 6
PENERAPAN FUNGSI LINIER

Penerapan ekonomi yang pertama adalah dalam ekonomi mikro, yaitu


dengan memperkenalkan fungsi permitaan dan penawaran, menganalisis interaksi
antara fungsi permintaan dan penawaran yang berupa keseimbangan pasar.

1. Fungsi Permintaan

Secara sistematis fungsi permintaan ditulis menjadi :

Qdx ,t : f ( P x, t , P y , t ,Y t , Pex ,t +1 , A t )

Dapat ditulis kembali secara sederhana seperti :


Qx = f(Px)

Jika ditransformasikan kedalam bentuk persamaan linier :

Qx = a + bPx

Secara sistematis fungsi penawaran dapat ditulis menjadi :

Qsx,t = f(Px,t,Tt,Pft,PR,t,Pex,t+1)

Dapat ditulis kembali secara sederhana sebagai berikut :

Qsx = g(Px)

Jika ditransformasikan kedalam bentuk persamaan linier :

Qsx = a + bPX

2. Keseimbangan Pasar Satu Macam Produk

Dapat ditulis secara matematis sebagai berikut :

Interaksi fungsi permintaan Qd = a – bP

interaksi fungsi penawaran Qs = -c + Dp

mencari keseimbangan pasar secara aljabar :

Qd = Qs

3. Keseimbangan Pasar Dua Macam Pokok

Fungsi permintaan untuk kedua produk ditulis menjadi :

Qdx = ao – a1px + a2py

Qdy = b0 + b1Px – b2Py


Sedangkan fungsi penawaran kedua produk dapat ditulis menjadi :

Qsx = -m0 + m1px + m2Py

Qsy = -n0 + n1px + n2py

4. Surplus Konsumen, Produsen Dan Total

A. Surplus konsumen

Surplus konsumen adalah selisih antara jumlah maksimum yang ral


dibayar oleh seorang konsumen atas suatu produk dengan jumlah yang sebenarnya
dibayar oleh konsumen ketika membeli suatu produk dipasar. Surplus konsumen
secara geometri adlah area yang berada dibawah kurva permintaan dan dan diatas
garis harga yang sebenarnya konsumen bayar atau harga keseimbangan dipasar .
secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

CS = OPAEQe = PAPeE

B. Surplus produsen

Surplus produsen adalah selisih antara jumlah yang diterima secara actual
oleh produsen dari penjualan suatu produk dengan biaya minimum yang
dikeluarkan oleh produsen agar bias dijual atau dipasrkan dipasar. Ditulis secara
sistematis sebagai brikut :

PS = OPeEQe – OPBEQe = PBPeE

C. Surplus total

Surplus total adalah penjumlahan antara surplus konsumen dan surplus


produsen. Secara matematis surplus total dapat tulis secra matematis yaitu :

TS =CS + PS
5. Pengaruh Terhadap Kesejahteraan

Untuk menentukan harga dan jumlah keseimbanan suatu produk sebelum kena
pajak dan setelah kena pajak dapat dijelaskan berikut ini :

Penerimaan pajak total oleh pemerintah adalah

T = (t)(Qt)

Penerimaan pajak total T oleh pemerintah ditunjukkan oleh luas jajar genjang,
luas ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

Tc = (Pt – Pe)(Qt)

Sedangkan pajak yang ditanggung produsen adalah luas segiempat dapat dihitung
dengan :

Tp = (Pe – Pr)(Qt)

Langkah berikutnya adalah untuk menentukan fungsi penawaran setelah kena


pajak dengan mengacu pada persamaan diatas yakni Pst = F(Q) + t. kemudian,
persamaan ini diubah dengan cara kedua ruas kiri dan kanan dikurangi dengan
pajak per unit (t), sehingga menjadi

Pst –t = F(Q)

Dengan demikian, fungsi penawaran setelah kena pajak dalam bentuk Q = F(P)
dapat ditulis menjadi

Qst = F(P-t)

Selanjutnya, untuk memperoleh jumlah dan harga keseimbangan pasar setelah


kena pajak dapat diperoleh dengan memecahkan persamaan dua fungsi yaitu,
fungsi permintaan Qd = f(P) dan fungsi penawaran setelah kena pajak Qst = F(P-t).
6. Pengaruh Subsidi Terhadap Kesejahteraan

Apabila satu produk diberikan subsidi per unit, maka akan terjadi
perubahan keseimbangan pasar atas produk tersebut, baik harga maupun jumlah
keseimbangan. Dengan kata lain, jika pemerintah memberikan subsidi per unit
pada produk tertentu akan mengakibatkan harga produk tersebut turun dan jumlah
yang diminta/ditawarkan akan bertambah. Hal ini biasanya dilakukan oleh
pemerintah untuk membantu kepada para konsumen yang kurang mampu untuk
membeli produk produk tertentu.

Jika fungsi permintaan adalah

Pd= f(Q);

Fungsi penawaran sebelum diberi subsidi s per unit,

Ps= F(Q);

Dan fungsi penawaran setelah diberi subsidi s per unit adalah,

Pss = F(Q) + s,

Maka jumlah dan harga keseimbangan pasar setelah diberi subsidi Es (QS, PS)
diperoleh dengan cara memecahkan persamaan fungsi permintaan dan penawaran,
setelah diberi subsidi, yaitu

Pd = f(Q) dan Pss = F(Q) + s

Sedangkan, jumlah dan harga keseimbangan pasar mula-mula E(Qe, Pe)


diperoleh dengan cara memecahkan persamaan fungsi penawaran dan permintaan,
yaitu :

Pd = f(Q) dan Ps = F(Q).

Pemberian subsidi total oleh pemerintah adalah:

S = (s)(Qs)

Besarnya subsidi yang dinikmati oleh konsumen adalah luas segi empat Pe,Ps,Es,B
atau dapat dirumuskan, yaitu :
Se = (Pe-Ps) (Q)

Sedangkan subsidi yang dinikmati oleh produsen adalah luas segi empat Pe,BAPr
atau pemberian subsidi total dari pemerintah dikurangi dengan besarnya subsidi
yang dinikmati oleh konsumen,yaitu:

Sp = T-Sc atau Sp = ( Pe-Pr)(Qt)

7. Analisis Pokok

Umumnya, baik fungsi penerimaan total maupun fungsi biaya total


dinyatakan sebagai fungsi linier.penerimaan total dari penjualan merupakan fungsi
dari jumlah produk yang di jual atau secara matematis dapat ditulis TR = f ( Q )
sedangkan biaya total ditulis TC = F ( Q ). Biaya tetap total tidak bergantung pada
jumlah produk yang dihasilkan, sehingga biaya ini tidak berubah( konstan)
walaupun berapa banyak jumlah yang dihasilkan dalam suatu skala tertentu.
Persamaan biaya total dapat ditulis secara matematis seperti : PC = FC + VQ .
persamaan penerimaan total dapat dinyatakan dalam bentuk matematis yaitu :
TR = P.Q
Apabila penerimaan total suatu perusahaan dari hasil penjualan produknya hanya
sama dengan biaya total yang dikeluarkan perusahaan, maka perusahaan tidak
mendapatkan laba ataupun rugi. Hal inilah yang disebut dengan analisis pulang
pokok atau titik impas. Secara aljabar untuk menentukan titik pulang pokok
terdapat dua rumus, yaitu rumus pulang poko dalam unit ( Q ) dan rumus pulang
pokok dalam rupiah ( penerimaan atau biaya total ).
Rumus pertama:
FC
Q=
( P−V )
Rumus kedua:
FC
TR = V
(1− )
P
8. Fungsi Belanja Konsumsi Dan Tabungan

Menunjukan hubungan antara jumlah belanja konsumsi pribadi atas barang


dan jasa saat ini oleh rumah tangga konsumen dan beberapa variable ekonomi
dalam perekonomian yang memengaruhi pada suatu periode tertentu. Rumus
fungsi konsumsi adalah C = f(Y,TP,r,W,D,CR,CC). Variabel yang mempengaruhi
ini menurut ahli ekonomi makro adda tujuh variable yang paking utama yaitu:

1) Pendapatan pribadi atau pendapatan yang siap dibelanjakan


2) Pajak perorangan
3) Tingkat bunga riel
4) Kekayaan konsumen
5) Hutang konsumen
6) Kredit konsumen yang tersedia
7) Keyakinan konsumen

FUNGSI BELANJA INVESTASI

Menunjukan hubungan antara jumlah belanja investasi oleh investor


dengan beberapa variable ekonomi dalam perekonomian yang memengaruhi pada
suatu periode waktu tertentu. Rumus fungsi belanja investasi adalah I =
f(Y,r,TB,PR,CU). Variabel yang memengaruhi ini menurut ahli ekonomi makro
ada 5 variabel yang utama yaitu:

1. Tingkat bunga
2. Pendapatan rill
3. Pajak bisnis atau perusahaan
4. Laba yang diharapkan dan keyakinan bisnis
5. Pemanfaatan kapasitas

1. Fungsi Belanja Pemerintah


Menunjukan hubungan antara jumlah belanja pemerintah dengan
kebijakan yang diputuskan oleh pemerintah. Rumus fungsi belanja pemerintah
adalah G = f(Y, Kebijakan). Variable belanja pemerintah disebut dengan variable
eksogen.

2. Fungsi Belanja Ekspor Inpor

Menunjukan hubungan antara jumlah belanja ekspor oleh pengekspor


dengan tingkat pendapatan rill atau PDB luar negeri dan tingkat pertukaran mata
uang dalam perekonomian pada suatu periode tertentu. Secara system matematis
yaitu X = f(Y*,R). Dengan demikian bila fungsi ditransformasikan ke dalam
bentuk persamaan linier, yaitu X = X0 – x1R

Sedangkan fungsi belanja impor menunjukan antara jumlah belajar impor


oleh importer dengan tingkat pendapatan rill domestik dan tingkat pertukaran
mata uang dalam perekonomian pada suatu periode tertentu. Rumus secara
matematis yaitu M = f(Y,R). dengan demikian bila fungsi ditransformasikan ke
dalam bentuk persamaan linier maka bentuk umumnya adalah: M = M0 + m1Y.

3. Fungsi Belanja Keseluruhan (Aggregate)

Menunjukan hubungan antara nilai belanja keseluruhan dan nilai dari


semua komponen belanja yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi. Secara
sistematis dituliskan sebagai berikut AE = C+I+G+(X-M). pelaku ekonomi dalam
perekonomian yakni:

1) Belanja konsumsi
2) Belanja ivestasi
3) Belanja pemerintah
4) Belanja ekspor dan impor

4. Kesimbangan Pasar Produk


Keseimbangan pasar produk disebut keseimbangan di pasar produk
apabila tingkat pendapatan yang diproduksi keseluruhan (Y) adalah sama dengan
belanja yang direncanakan keseluruhannya. Secara matematis dapat ditulis
dengan:

1
Y= AE 0
(1−( C 1+i 1−m1 ) )

BAB 7
FUNGSI NONLINIER

1. Fungsi Kuadrat

Fungsi kuadrat dengan variabel bebas adalah fingsi polinomial tingkat dua,
diman fungsi ini mempunyai bentuk umum, Y=F(X)=a0+a1x +a2x atau bila
koevisie koevisien diubah, maka bentuknya

Y=F(X)=ax+bx+c

Di mana: Y= variabel terikat

X= variabel bebas

A, b,dan c= konstanta, dan a =/ 0


2. Rumus Kuadrat

Jika Y=0, maka, bentuk umum dari funhsi kuadrat Y=ax+bx+c akan
menjadi p[rsamaan kuadrat ax+bx +c. Nilai nilai penyelesaia intuk x yang juga
disebut akar aakar persaman dari kuadrat dapat diperoleh dengan cara
memfaktorkan atau dengan menggunakan rumus kuadrat rumus kuadrat berikut
ini

3. Macam-Macam Parabola

1. Jika a>0dan D>0, maka parabola akan terbuka ke atas dan memotong
sumbu x didua titiknyang berlainan .
2. Jika a>0dan D=0,maka parabola akan terbuka ke atas dan menyinggung
sumbu x didua titik yang berimpit.
3. Jika a>0dan D<0, maka maka para boila akan terbuka ke atas dan
memotongh maupun menyinggung sumbu x .
4. Jika a<0dan D>0, maka parabola akan terbuka ke bawah dan memotong
sumbu X di dua titik yang berlainna.
5. Jika a<0dan D =0, maka parabola akan terbuka ke bawah dan tidak
memotong maupun menyinggung sumbu x

Fungsi kuadrat juga mempunyai bentuk umum yang Lain yaitu

X=f(Y) =aY+bY+c

4. Fungsi Rasional

Jika sumbu asimtot tegak tidak berimpit dengan sumbu y fdan sumbu
asimtot tidak berimpit dengan sumbu x, maka bentuk umum dari fungsi rasional
adalah

(X-h)(Y-k)+C
Di mana : h = sumbu asimtot tegak.

K = sumbu asimtot datar

(h,k) = pusat hiperbola

C = konstanta positif

5. Lingkaran

Secara geometri, suatu lingkaran didefinisikan sebagai tempat kedudukan


titik pada suatu budang yang mempunyai jarak tertentu dari suatu titik yang
disebut pusat. Jarak titik disebut jari-jari lingkaran. Bentuk umu dari persamaan
linier adalah:

AX+ CY+DY+EY+=0

BAB 8
PENERAPAN FUNGSI NONLINIER

1. Fungsi Permintaan

Dalam sesi ini akan dibahas fungsi permintaan yang nonlinier, berupa
fungsi kuadrat dan fungsi rasional.

1) Fungsi kuadrat dapat ditulis secara matematis: P = c + bQ – aQ2


2) Fungsi rasional memiliki dua macam rumus bentuk umum yaitu:
c
 P= atau P.Q = c
Q
 (Q – h)(P – k) = c

2. Fungsi Penawaran
Bentuk umum dalam matematis P = f(Q) yaitu: P = c+bQ+aQ2.
Sedangakan bila berbentuk Q = f(P) maka dalam matematisnya adalah: Q =
c+bP+aP2.

3. Keseimbangan Pasar

Keseimbangan pasar dapat diperoleh secara aljabar dengan memecahkan


fungsi penawaran dan permintaan melalui metode eliminasi atau metode
substitusi.

4. Fungsi Penerimaan Total

Penerimaan total dari suatu peruahaan adalah hasil kali antara harga per
unit produk dengan jumlah produk yang dijual. Rumus matematinya adalah: TR =
P.Q

5. Fungsi Produksi

Produksi adalah proses penggabungan atau pengombinasian faktor


produksi (input) yang mengubahnya menjadi barang atau jasa. Hubungan antara
jumlah output yang dihasilkan dan dikombinasikan dengan jumlah input yang
digunakan disebut sebagai funsi produksi atau fungsi produk total. Secara
matematis dapat ditulis Q = f(L,K,T,W).
BAB 9
FUNGSI EKSPONEN DAN LOGARITMA

1. Fungsi Eksponen

Fungsi eksponen berbeda dengan fungsi pangkat.fungsi pangkat adalah


fungsi dimana variabel beasnya dipangkatkan dengan suatu konstanta. Sedangkan
fungsi eksponen adalah suatu fungsi dimana konstantanya dipangkatkan dengan
variabel bebasnya. Dengan kata lain, fungsi eksponen adalah suatu fungsi yang
variabel bebasnya merupaka pangkat.

2. Fungsi Eksponen Dengan Basis Bebas b>6

Fungsi eksponen dengan basis b lebih besar 1 bentuknya adalah:


Di mana : Y = variabel

X = variabel beba

b = bilangan nyata positif yang lebih besar 1

3. Fungsi Eksponen Dengan Basis 0<b<1

Dengan kasus eksponen seperti ini sifaT sifatnya berlawanan dengan


fungsi eksponen dengan b >1 . pertama nila dari fungsi Y akan mendekati sumbu
X ketika X mendekati positif tak hingga .

4. Fungsi Eksponen Dengan Basis e

Basis lain adalah dapat digunakan dalam fungsi eksponen adalah


bilangngan rasional e= 2,71828..... fungsi komponen yang menggunakan basis ini
sering disebut sebagai fungsi eksponen asli. Fungsi ini memiliki arti yang khusus
dalam penerapan ekonomi dan bisnis dan juga berguna untuk matematika murni.

Selanjutnya bila njlai n diperbesar menjjadi tak hingga (∞ ¿ , maka f ( n )

Akan menjadi konvergen ke bilangan 2,71828 ... =e dapat didefinisikan sebagai


limit

5. Sifat-Sifat Eksponen

Logaritma mempunyai atura aturan seperti halnya dengan aturan aturan


ekponen. Berikut ini aturandari logaritma dengan menganggap X dan Y adalah
bilang positif dengan dan b adalah basis (b>0dan b≠0).
BAB 10
PENERAPAN FUNGSI EKSPONEN

1. Bunga Majemuk

Suatu modal awal tertentu P yang dibunga-majemukan secara tahunan


pada suku bunga i selama t tahun akan mempunyai nilai F pada akhir tahun.
Rumus secara matematis F = P(1+i)n.

2. Fungsi Pertumbuhan

Sifat utama dari fungsi pertumbuhan adalah meningkat secara monoton.


Fungsi ini mempunyai berbagai bentuk dengan atau tanpa asimtot yang
merupakan batas atas. Terdapat dua jenis fungsi pertumbuhan yang akan dibahas:

1) Fungsi Gompertz yang menggambarkan pertumbuhan penduduk


2) Fungsi pengajaran yang digunakan oleh psikolog untuk menggambarkan
pertumbuhan pendidikan manusia disebut kurva belajar.

BAB 11
BARISAN DAN DERET

1. Barisan Deret Aritmatika

Suatu barisan (sequence)adalah suatu sususnan bilanagan yang dibentuk


menurut urutan tertentu misalnya 5,8,11,14,17 .....

Masing masing sauku dalam barisan setelah suku pertama diperboleh dengan cara
menambahkan nilai 3pada suku sebelumnya atau suku yang mendahuluinya .
untuk suku pertama dan beberapa suku lainya dapat kita lihat sebagai berikut

2. Barisan Deret Geometri


Barisan geometri adalah susunan bilangan yang dibentuk menurut urutan
tertentu. Di mana susunan bilangan diantar dua suku yang berurutan mempunyai
rasio yang tetap. Rasio yang tetap ini biasanya dilambangkan dengan huruf r.

BAB 12
PENERAPAN BARISAN DAN DERET

Bab ini membahas tentang dasar nilai waktu dari uang yang menggunakan alat
bantu yang disebut dengan garis waktu. Garis waktu adalah suatu grafik yang
menunjukan arus kas masuk dan keluar.

1. Bunga Sederhana Dan Bunga Sederhana

Bunga dalam teori bisnis merupakan suatu balas jasayang dibayarkan


menggunakan uang. Pendapatan bunga akan dikenakan kepada pihak orang yang
meminjam pada bank. Bagi orang yang meminjamkan uangnya akan mendapatkan
pendapatan bunga dan tiap orang yang menerima pinjaman akan mebayar biaya
bunga. Secara matematis rumus bunga secara sederhana I = Pin.

2. Bunga Majemuk

Suatu investasi dari P rupiah berada pada tingkat bunga i per tahun maka
pendapatan bunga pada tahun pertama adalah Pi, selanjutnya nilai investasi pada
akhir tahun pertama akan menjadi P+Pi = P(1+i).

Bunga majemuk adalah pendapatan Bungan yang diinvestasikan pada modal awal
untuk setiap permulaan tahun atau periode.

3. Nilai Sekarang Dan Nilai Majemuk

Untuk mengetahui nilai sekarang dengan bunga majemuk dari suatu nilai
masa datang dapat diperoleh dengan rumus matematis sebagai berikut :
Fn
P= n
(1+i)

4. Nilai Masa Datang Dari Anuitas

Anuitas adalah suatu rangkain pembayaran yang dibuat secara periodik


dan dalam jumlah uang tetap atau sama selama waktu tertentu. Nilai anuitas di
lambingkan dengan Sn. sehingga dapat diperoleh rumus matematisnya sebagai
berikut

Sn = 1 + ( 1+ I ), ( 1 + i)2,+ … + (1 + I ) (n-2) + ( 1 + i)(n-1)

5. Dana Cadangan

Dana cadangan adalah uang kas yang akan digunakan untuk pembayaran
utang-utang tersebut dalam jumlah yang telah ditentukan dan disepakati bersama.
6. Nilai Sekarang Dari Anuitas

Nilai sekarang dari anuitas adalah jumlah dari nilai-nilai sekarang dari
setiap periode pembayaran atau penerimaan tertentu. Nilai sekarang dari anuitas
dilambangkan dengan An .rumus secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

An = (1+i)-1 + (1+i)-2 + (1+i)-3 +…+ ((1+i)-n

7. Perpetuitas

Perpetuitas disebut juga anuitas abadi adalah serangkaian pembayaran


yang sama jumlahnya dan berlanjut terus untuk selamanya. Rumus matematisnya
P P P
dapat ditulis sebagai berikut : PV = + +
(1+i) (1+i) (1+i)3
2

BAB 13
KALKULUS DIFERENSIAL:FUNGSI DENGAN SATU VARIABEL
BEBAS

1. Konsep Limit

Konsep ini merupakan suatu konsep dasar yang pentinguntuk memehami


kalkulis diferensi dan integral. Oleh karena itu, sebelum kita memehami lebih
lanjut tentang kalkulus deferensial dan integral, maka terlebih dahulu harus
memahami mengenai konsep limit secara baik.
2. Defenisi Limit

Apabila Xmendekati bilangan Ndan nilai limit Y = f(x)v adalah bilangan


L maka untuk bilanga di sekitat L yang dapat dipilih, walau bgaimanapun
kecilnya dapat dicari builangan di sekitarnya yang bersesuaiaan dengan N(kecuali
X =N) dalam dominan fungsi itu sedemikia rupa sehinga untuk nilai X dalam
bilangan di sekitar N, hasilnya terdapat atau terletak dalam bilangan di sekitar L
yang diplih

3. Limit Dari Suatu Fungsi

Untuk menjelaskan konsep lmit dari suatu fungsi ada empat elemen yang
harus diperhatikan

(1) variabel bebas X


(2) fungsi X,f(x)atau variabel terikat Y=f(x)
(3) konstanta L
(4) konstanta N

Dari elemen ini kita ingin mencapai beberapa nilai yang mendekati
variabel terikat Y=F(x) bila variabel bebas X mendekati nilai tertentu, katakanlah
N .Pendekatan seperti inilah yang dikatakan konstanta merupakan suatu limit, bila
nilai variabel X berubah ubah sedemikian rupa sehingga selisih absolut X dan N
atau [X-N] menjadi tetap lebih Kecil dari pada bagian positif yang telah
ditentukan terlebih dahulu

4. Limit Sisi Kiri Dan Sisi Kanan

Tanda negatif menunjukkan nilai yang lebih kecil dari pada N, sedangkan
lomit sisi kanan dari f(x) ditulis dengan lambang

lim ¿
x−n +¿f (x )¿

Tanda positif menunjukkan nilai yang lebih dari pada N .


Apabila limit sisi kiri dan sisi kanan memiliki nilai hinnga L yang sama ,
maka kita katakanlimit f(x)ada dan ditulis

5. Kontuinitas

Dipandang dari sisi grafik bila suatu fungsi dapat digambarkan diatas
kertas tanpa mengangkat pena atau pensil dari kertas tersebut, maka fungsi itu
dinamaka kontinu (berkesinambungan ). Sedangkan jika pengambaranya terdapat
garis putus putus atau garis patah fungsi tersebut dinamakan diskontinu

Untuk suatu fungsi f(x)menjadi kontinu pada titik X=N ada tiga siarat
yang harus dipenuhi yiaitu,

(1)f(N)harus terdefinisi

(2)limf(x)= harus ada

(3) limf(x) =g(N)

BAB 14
OPTIMISASI FUNGSI DENGAN SATU VARIABEL BEBAS

Jika fungsi f(x) dikatakan mempunyai suatu maksimum absolut pada X =


X0 jika f(X0) > f(X) pada X lainnya dalam wilayah atau dominan fungsi. Dan jika
fungsi f(X) dikatakan mempunyai suatu minimum absolut pada X = X0, jika f(X0)
> f(X) pada X lainnya dalam wilayah atau domain fungsi.

1. Uji Derivatife Pertama

1) Mencari nilai X = X0 dengan cara derifative pertama dari fungsi tersebut


disamakan dengan 0 atau f’X = 0.
2) Menyelidiki perubahan tanda yang mungkin terjadi disekitar nilai kritis X =
X0.

2. Uji Derivatife Kedua

Uji derifative kedua ini berhubungan dengan kelengkungan grafik atau


kurva dari suatu fungsi. Menurut definisi, jika derifative kedua dari fungi adalah
negative atau f”(X)<0 untuk semua X pada interval fungsi, maka kurva dari fungsi
tersebut adalah lengkung ke bawah pada interval tertentu. Berikut langkah-
langkahnya:

1) Mencari nilai kritis X = X0 dengan cara derifative pertama dari fungsi tersebut
disamakan dengan 0 atau f’X kemudian pecahkan lah nilai X ini dengan
mencari akar akar dari persamaan f’X = 0.
2) Substitusikanlah nilai kritis X0 ke dalam derifative kedua.

BAB 15
PENERAPAN KALKULUS DIFERENSIAL FUNGSI DENGAN SATU
VARIABEL BEBAS

1. Elastisitas Permintaan Dan Penawaran

Elastisitas permintaan adalah mengukur perubahan-perubahan presentasi


jumlah yang diminta oleh konsumen sebagai akibat adanya perubahan presentasi
pada harga barang itu sendiri dan variable bebas lainnya yang memengaruhi
secara parsial. Sedangkan elastisitas penawaran adalah mengukur perubahan
presentase jumlah yang ditawarkan oleh produsen sebagai akibat adanya
perusahaan presentase pada harga barang itu sendiri dan variable bebas lainnya
yang memengaruhi secara parsial.
2. Fungsi Biaya

Dalam pemanfaatannya, produsen harus membayar sebesar kemampuan


yang dihasilkan oleh sumber daya tersebut. Kemampuan suatu sumber daya yang
dapat dihasilkannya melalui penggunaan alternative terbaik sebagai biaya
kesempatan.

3. Fungsi Penerimaan

Penerimaan rata-rata AR, adalah total TR dibagi dengan jumlah produk


yang terjual, Q, dengan rumus sebagai berikut:

TR P . Q
AR = = =V
Q Q

4. Laba Maksimum

Laba adalah selisih antara penerimaan total dengan biaya total, atau secara
MTK dapat dinyatakan denga rumus sebagai berikut:

Q = TR-TC atau π = (P.Q) – (AC.Q)

5. Penerimaan Maksimum Dari Perpajakan

Penerimaan pajak total, T, yang akan diterima oleh pemerintah adalah T = Tq

6. Pengaruh Pajak Dalam Pasar Monopoli


Pengenaan pajak t per unit produk oleh pemerintah atas suatu produk yang
dihasilkan oleh seorang monopolis atau produsen akan menaikan biaya rata-rata
sebesar p yaitu ACt = AC – t

7. Model-Model Persediaan

Persediaan adalah suatu barang atau sember daya yang digunakan oleh
perusahaan atau organisasi. Tujuan dari analisis persediaan adalah untuk
menentukan kapan barang seharusnya dipesan dan berapa banyak jumlah barang
yang seharusnya dipesan.

BUKU PEMBANDING

BAB 1
SIFAT-SIFAT MATEMATIKA EKONOMI

1. Matematika versus Nonmatematika Ekonomi matematika ekonomi merupakan


pendekatan dalam analisis ekonomi.
2. Matematika Ekonomi Versus Ekonometrika berhubungan dengan pembahasan
tentang observasi empiris yang menggunakan estimasi dengan metode statistik
dan pengujian hipotesis.

BAB 2
MODEL-MODEL EKONOMI

1. Unsur-Unsur dalam Model Matematis

Variabel
Variabel adalah sesuatu yang besarnya dapat berubah, variabel yang
sering digunakan dalam ilmu ekonomi adalah
harga,laba.pendapatan,biaya,pendapatan nasional,konsumsi,investasi,impor dan
ekspor.

Konstanta
Konstanta adalah besaran yang tidak berubah, sehingga merupakan lawan
dari variabel.
 Parameter (konstanta parametrik )
Secara umum konstanta parametrik biasanya dinyatakan dengan simbol
a,b,c atau dalam abjad yunaniα , β dan γ . untuk membedakan variabel
eksogen dengan variabel endogen digunakan subcript 0.

 Persamaan dan Identitas


Persamaan ini membentuk identitas antara dua pernyataan yang mempunyai
arti persis sama. Rumus nya yaitu : π = R-C
Persamaan Perilaku
Persamaan ini menunjukkan perilaku suatu variabel sebagai tanggapan
terhadap perubahan variabel lainnya.
Persamaan bersyarat
Persamaan yang menyatakan persyaratan yang harus dipenuhi.dua syarat
ekuilibrium yang paling terkenal dalam ilmu ekonomi yaitu : Q d =Qs dan S=I
Sistem Bilangan Nyata

Seluruh bilangan seperti 1,2,3, . . . disebut bilangan positif sedangkan -1,-


2,-3 , … disebut bilangan negatif. Jika bilangan bulat positif, negatif, dal nol
kedalam suatu golongan yaitu himpunan seluruh bilangan pecahan. Selain
3 5 7
bilangan diatas ada juga bilangan pecahan yaitu , dan . Himpunan seluruh
2 4 3
bilangan bulat dan himpunan seluruh bilangan pecahan secara bersama-sama akan
membentuk himpunan seluruh bilangan rasional. Yang dapat dikatakan sebagai
1
bilangan desimal yang berakhir. Misalnya, =0,25
4

Konsep Himpunan

A. Penulisan himpunan
Secara sederhana himpunan adalah suatu kumpulan objek yang berbeda.
Objek-objek dalam suatu himpunan disebut elemen-elemen himpunan. Elemen
sederhana dapat ditulis dengan :
I ={x∨x bilangan bulat positif }
Anggota dalam suatu himpunan dinyatakan dengan simbol € yang dibaca sebagai
berikut : “suatu elemen dari”
Contoh : 2 € S , 3 € S , 8 € I , 9 € I

B. Hubungan diantara himpunan-himpunan


Bila dua himpunan dibandingkan satu dengan yang lainnya beberapa jenis
hubungan yang mungkin dapat diselidiki , bila dua himpunan S1 dan S 2 berisi
elemen yang sama maka dikatakan sama.
Contoh : S1= {2,7,a,f} dan S2 = {2,a,7,f}

C. Operasi Himpunan

Untuk mendapatkan gabungan dari dua himpunan A dan B perlu dibentuk


himpunan baru yang berisi Elemen-elemen yang dimiliki A atau B.
Himpunan gabungan menggunakan simbol : A ∪B (dibaca “a gabungan B”)
Irisan himpunan A dan B adalah suatu himpunan baru yang
berisielemenelemen milik A dan B. Himpunan irisan diberi simbol : A ∩ B (dibaca
“A irisan B”)
Jika himpunan adalah dari tujuh bilangan positif yang pertama, kita dapat
menunjuk himpunan itu sebagai himpunan universal U . Katakanlah A={3,6,7}
kita dapat mendefinisikan A sebagai komplemen A sebagai himpunan yang berisi
seluruh bilangan dalam himpunan U yang tidak ada dalam himpunan A , Yaitu :
Irisan : A ∩B={ x| x ∈ A dan x ∈ B
Gabungan : A ∪ B={ x∨x ∈ A atau x ∈ B

D. Hubungan dan Fungsi

Penting diketahui bahwa x dan y merupakan himpunan bilangan-bilangan,


hasil-kali cartesius menghasilkan himpunan pasangan orde . dengan contoh
perhitungan sebagai berikut :
x × y={ (1.3 ) , ( 1.4 ) , ( 2.3 ) , ( 2,4 ) }
Atau
x × y=( a ,b )∨a ∈ x dan b ∈ y }
Suatu fungsi disebut juga pemetaan atau transformasi . dalam pernyataannya y =
f(x). penulisan f dapat diartikan sebagai suatu aturan dimana himpunan x
dipetakan kedalam himpunan y. jadi dapat ditulis sebagai berikut :
f =x → y

2. Tipe-Tipe Fungsi

1. Fungsi konstan
Fungsi konstan adalah suatu fungsi yang “range”-nya hanya terdiri dari
suatu elemen disebut fungsi konstan.
Contoh : y = f (x) = 7

2. Fungsi folinom
Kata polinom berarti “suku banyak” dan fungsi polinom dari variabel x
mempunyai bentuk umum yaitu :
2 n
y=a0 +a 1 x+ a2 x =.. .+ an x

3. Fungsi rasional
Fungsi rasional khusus nya mempunyai penerapan menarik dalam ilmu
ekonomi adalah fungsi :
a
y= atau xy=a
x
4. Fungsi non aljabar
Fungsi eksponensial seperti y=b x adalah fungsi non aljabar karena
variabel bebas merupakan eksponen. Fungsi logaritma seperti y=log b x
juga merupakan fungsi non aljabar.

5. Penyimpangan eksponen
Fungsi eksponen mempunyai beberapa aturan yaitu :

Aturan I : x m × x n=x m+n

m
x m−n
Aturan II : n
=x
x

−n 1
Aturan III : x = n
(x ≠ 0)
x

Aturan IV : X 0=1( x ≠ 0)

1
Aturan V : x 2 =√x x

Aturan VI : ( x n ) n=x mn

Aturan VII : x m × y m ( xy )
BAB 3
ANALISIS EKUILIBRIUM DALAM EKONOMI

1. Pengertian Ekuilibrium
Ekuilibrium adalah suatu kumpulan variabel-variabel terpilih yang saling
berhubungan dan disesuaikan satu dengan yang lainnya dengan cara sedemikian
rupa , sehingga tidak ada kecendrungan yang melekat dalam model tersebut untuk
berubah.

A. Ekuilibrium pasar parsial-suatu model linear


Jika diterjemahkan kedalam pernyataan matematis,model tersebut dapat
ditulis sebagai berikut :
Qd =Q s
Qd =a−bP ( a , b>0 )
Qs =−c +dP(c , d ,>0)

B. Ekuilibrium pasar parsial-suku model non linear


Jika menggunakan koefisien dalam angka selain parameter, maka bentuk
model berikut akan timbul :
Qd =Q s
2
Q d =4− p
Qs =4 p−1

2. Rumus Kuadrat
Rumus persamaan kuadrat dalam bentuk :
ax 2 +bx +c=0 ( a≠ 0 )
Kedua akar dapat diperoleh dari rumus kuadrat :
1
−b ± ( b −4 ac )
2 2
x 1 , x 2=
2a
3. Ekuilibrium Pasar
Dalam model pasar tertutup, kondisi ekuilibrium hanya terdiri dari satu
persamaan yaitu : Qd =Qs atau E=Qd −Qs =0 , dimana E menunjukkan kelebihan
permintaan .

A. Model pasar dengan dua barang


Fungsi permintaan dan penawaran dari kedua barang diasumsikan linier,
dalam istilah parameter model seperti ini dapat ditulis sebagai :
Qd 1 −Qs 1=0
Qd 1 =a0 =a1 p 1+ a2 p2
Qs 1=b0 +b1 p1+ b2 p 2
Qd −Q s 2=0
Qd 2=α 0+ α 1 p 1+ α 2 p 2
Qs =β 0+ β1 p 1+ β2 p2

4. Ekuilibrium Dalam Analisis Pendapatan Nasional


Rumusnya yaitu : Y =C=I 0 +G0
C=a+ bY
Untuk mencari nilai penyelesaian Y (ekuilibrium pendapatan nasional) kita dapat
A + I 0 +G0
membaginya dengan : Y ¿ =
1−b
BAB 4
MODEL LINIER DAN ALJABAR MATRIKS

1. Matriks Dan Vektor


Model pasar dua barang dapat kita tulis setelah kita menghilangkan
variabel jumlah (quantity)- sebagai sistem dari dua persamaan linear.
Rumusnya yaitu :
c 1 P1 + c2 P2=−c 0
c 1 P1 + c2 P2= y 0

2. Matriks Sebagai Susunan (Array)


Rumus nya :

[ ] [] []
x1 d1
a11 a12 . . . a1 n
A= a21 a22 . . . a2 n X = x 2 d= d 2
⋮ ⋮
a m 1 am 2 . .. amn
xn dm

3. Vektor Sebagai Matriks Khusus


Untuk membedakan vektor dan vektor lainnya , kita dapat melihat simbol
dari vektor yang menggukan simbol sebagai berikut :
x ' =[ x 1 x 2 ⋯ x n ]

4. Operasi Dengan Matriks

A. Penjumlahan dan pengurangan matriks


Operasi pengurangan A-B Dapat didefenisikan dengan cara serupa ,
aturannya adalah sebagai berikut :
[ a ij ]− [ bij ] dimana [ d ij ]=[ a ij ] −[ bij ]

B. Perkalian matriks
Suatu bulangan atau skala dapat digunakan untuk mengkalikan suatu
matriks tanpa menghiraukan seberapa besar dimensi matriks itu, sedangkan
perkalian dua matriks masih tergantung dari dipenuhi atau tidaknya persyaratan
dimensi kedua matriks.

C. Penyimpangan cara penulisan ∑


Penggunaan simbol yang ditulis dibawah huruf (tikalas) tidak hanya
membantu menunjukkan posisi dari parameter dan variabel, tetapi juga
memungkinkan penulis yang singkat untuk menunjukkan jumlah suku.
Rumus umum nya yaitu :
n
c 11=∑ a ik bkj
k=1

D. Penjumlahan matriks
Penjumlahan matriks bersifat komutatif, asosiatif dan distributif.
Hukum komutatif : A+B = B+A
Hukum asosiatif : (A+B)+C = A+(B+C)
Hukum distributif : A(B+C) = AB+AC [yang mengalikan A]

5. Matriks Identitas Danmatriks Nol

A. Matriks identitas
Matriks identitas didefenisikan sebagai matriks kuadrat dengan 1 pada
diagonal utama dan 0 pada posisi lain, matriks ini dinyatakan dengan simbol
I , atau I n dimana subskipsi n menunjukkan dimesi baris maupun kolom.
B. Matriks nol
Sebagai pemeran bilangan nol, matriks nol mengikuti aturan operasi
penjumlahan dan perkalian ( dengan syarat penyesuaian) berikut ini :
A 0 0 A A
+ = + =
(m ×n) (m× n) (m× n) (m× n) (m× n)

6. Transpos Dan Invers

A. Transpos
Sifat-sifat transpos yaitu :
- (A’)’
- (A+B)’ = A’ + B’
- (AB)’ = B’A’
-Sifat pertama menyatakan bahwa transpos dari transpos adalah matriks.
-Sifat kedua menyatakan bahwa transpos dari suatu jumlah adalah jumlah dari
masing masing transpos
-Sifat ketiga adalah transpos dari suatu hasil perkalian

B. Invers
Invers matriks A dapat ditunjukkan dengan simbol A−1 hanya dapat
ditentukan bila A adalah matriks bujur sangkar, dimana dalam hal ini invers
adalah matriks yang memenuhi kondisi.
BAB 5
MODAL LINEAR DAN ALJABAR MATRIKS (LANJUTAN)

1. Syarat-Syarat Untuk Nonsingularitas Matriks

A. Syarat cukup vs syarat perlu


Syarat cukup sering digunakan dalam ilmu ekonomi, jadi penting bagi kita
untuk mengetahui artinya secara tepat sebelum meneruskan lebih lanjut.
Syarat perlu adalah bentuk persyaratan; misalnya bahwa pernyataan p benar hanya
jika pernyataan q benar. Jadi q merupakan syarat perlu p.
Suatu determinan orde 3 diasosasikan dengan matriks 3x3 .

B. Sifat-sifat dasar determinan

Sifat I : pertukaran baris dengan kolom tidak mempengaruhi nilai determinan,


dengan kata lain determinan matriks A mempunyai nilai yang sama
dengan transpos nya A’ yaitu | A| = |A’|.

Sifat II : pertukaran dua baris manapun ( atau dua kolom manapun) akan
mengubah tanda, tetapi nilai bilangan dri determinan nya tidak berubah.

Sifat III : perkalian dari satu baris (atau satu kolom) manapun dengan skala k
akan mengubah nilai determinan sebesar k kali.
Sifat IV : Pertambahan atau pengurangan dari suatu kelipatan baris manapun ke
baris yang lain akan menyebabkan nilai determinan tidak berubah.

Sifat V : Bila suatu baris (kolom) kelipatan dari baris atau kolom lainnya,maka
nilai determinannya menjadi nol.

C. Kriteris determinan untuk nonsingularitas


Jika diketahui sistem persamaan linear Ax = d , dimana A adalah matriks
koefisien n × x .

2. Ekspansi/Perluasan Determinan Dengan Kofaktor Yang Berbeda


Secara umum penggunaan jenis ekspansi yang sama dengankofaktor-
kofaktor yang berbeda seperti dijelaskan pada contoh ini terhadap determinan :

| |
a11 a12 a 13
|A| = a21 a22 a 23 akan mnghasilkan jumlah hasil perkalian yang nol sebagai
a31 a32 a 33

berikut :
3

∑ aij|c2 j|=a 11|C 12|+ a12|C 22|+ a13|C33|


i=1

¿−a 11
|a12 a13
a32 a33| | a a
| | a a
+a12 11 13 −−a 13 11 12
a31 a 33 a31 a32 |
¿−a 11 a12 a33+ a11 a13 a32+ a11 a12 a33−a12 a13 a31¿−a 11 a13 a32 + a12 a13 a31=0

3. Derivasi Aturan Cramer


Dengan menyamakan elemen-elemen yang bersesuaian pada kedua ruas
atau sisi persamaan, kita akan dapat memperoleh nilai solusiyaitu:
n
1
x 1=∑ d 1|Ci 1| x 2= n
¿ A∨¿ ∑ d 1∨C i 2∨¿ ¿
i=1

i=1

4. Catatan Untuk Sistem Persamaan Homogen


Sistem persamaan a x =d dapat mempunyai konstanta beerapapun dalam
vektor d .akan tetapi jika, d=0 yakni bila d 1=d 2=…=d n=0 maka sistem
persamaan akan menjadi :
a x =0

Kemungkinan lain hasil dapat diturunkan dari aturan cramer. Kenyataan


bahwa d=0 secara tidak langsung berarti | A j∨¿ untuk semua j , seluruh kolom
harus berisi nol sehinggal jawabannya menjadi :
|A j| 0
x j= =
| A| 0

1. Penerapan pada model pasar dan pendapatan nasional


2. Model pasar market
Model dua komoditi seperti ini dapat ditulis dengan variabel jumlah sebagai suatu
sistem dari dua persamaan linear, yaitu :
c 1 P1 + c2 P2=−c 0 y 1 P1 + y 2 P2=− y 0

3. Model pendapatan nasional


Model pendapatan nasional dapat juga diselesaikan dengan menggunakan aturan
cramer, yaitu :
y=C + I 0 G0 C=a+ bY ( a>0 , 0<b< 1 )

4. Model perekonomian tertutup


Dengan model linier ekonomi lainnya, kita dapat menganggap bahwa
perekonomian terdiri dari dua sektor, yaitu : sektor barang rill dan sektor moneter.
Y=C+I+G
C = a + b(1 – t) Y
I = d – ei
G = G0

5. Penegrtian ekonomi dari kondisi hawkins-simon


Untuk kasus dua industri, matriks leontief adalah sebagai berikut :

I − A=
[ 1−¿ a11 −a11
−a11 1−¿ a 11 ]
Atau secara ekuivalen dituliskan sebagai berikut :
a 11+a 12

BAB 6
STATIKA KOMPRATIF DAB KONSEP DERIVATIF

1. Sifat dan Statika Kompratif

Statika kompratif menelah perbandingan keadaan ekuilibrium yang


berbeda yang berhubungan dengan himpunan, nilai parameter dan variabel
eksogen yang berbeda. Misalkan perubahan ketidakekuilibrium muncul dalam
suatu model dalam bentuk perubahan nilai beberapa parameter dan variabel
eksogen, tentu saja ekuilibrium awal akan terganggu. Akibatnya, beberapa
variabel endogen harus menjalani penyesuaian tertentu. Jika dianggap bahwa
keadaan ekuilibrium baru yang relavan untuk nilai-nilai data baru dapat
ditentukan dan dicapai, maka pertanyaan yang diajukan dalam analisis statis
kompratif adalah Bagaimana membandingkan ekuilibrium yang baru dengan yang
lama. Analisis kompratif dapat berwujud kualitatif dan kuantitatif.

2. Derivatif

Beberapa sifat mengenai Derivatif yang harus diperhatikan. Pertama,


Derivatif adalah suatu fungsi; bahkan, penggunaan kata Derivatif berarti suatu
fungsi yang diturunkan. Fungsi asala y = f(x) adalah fungsi yang sederhana
(primitive function), dan derivative adalah fungsi lainnya yang diturunkan
darinya.

3. Konsep Limit

Konsep limit berhubungan dengan pertanyaan: “Berapa nilai pendekatan


suatu variabel (katakan, q) bila variabel lain (katakan, v) mendekati nili tertentu
(katakan, nol).” Agar pertanyaan ini ada artinya, tentu saja q harus merupakan
fungsi v; katakana, q = g (v).

4. Kontinuitas dan Diferensiabilitas Fungsi

Mengenai konsep limit dan penilaiannya sekarang dapat digunakan untuk


menentukan kontinuitas dan deferensiabilitas. Kontinuitas Fungsi :

Jika fungsi q = g(v) memiliki limit untuk v condong ketitik N dalam domain, dan
jika limit ini juga sama dengan g(N) yaitu, sama dengan nilai fungsi pada v = N.

2
4v
Fungsi rasional q=g( v) 2
v +1
BAB 7
ATURAN DIFERENSIASI DAN PENGGUNAANNYA DALAM
STATIKA KOMPRATIF

1. Aturan Diferensiasi Untuk Fungsi Dengan Satu Variabel

Aturan fungsi konstan

Derivatif fungsi konstan y = k atau f(x) = k, sama dengan nol, yakni nol untuk
semua nilai x. secara simbolis, aturan ini dapat dinyatakan sebagai : jika diketahui
y = f (x) = k, maka derivative adalah :
dy dk '
= =0 atau f ( x )=0
dx dx

Aturan fungsi pangkat

Derivatif fungsi pangkat (power function) y = f(x) = xn adalah nxn-1 secara


simbolis, hal ini diekspresikan sebagai :

d n n−1 ' n−1


x =n x atau f ( x ) =n x
dx

dy d 3 2
Contoh : Dereivatif y = x3 adalah = x =3 x
dx dx

2. Aturan Diferensiasi yang Melibatkan Dua atau Lebih Fungsi dari Variabel
yang sama

Aturan Penjumlahan-Pengurangan

Derivative penjumlahan (pengurangan) dari dua fungsi adalah penjumlahan


(pengurangan) dari derivatif dua fungsi :

d d d
dx
[ f ( x ) ± g ( x ) ] dx f ( x )±
dx
g ( x ) =f ' ( x ) ± g ' ( x)

Aturan Hasil-Kali
Derivatif dari hasil kali dua fungsi (yang terdiferensiasi) adalah sama dengan
fungsi yang pertama dikalikan derivatif fungsi kedua ditambah fungsi kedua
dikalikan derivatif fungsi pertama :

d d d
dx
[ f ( x ) g ( x ) ]=f ( x ) ( x ) + g ( x ) =f ( x )
dx dx

= f ( x ) g’(x) + g(x) f ' (x)

3. Catatn atas Determinan Jacobian

Derivatif parsial memberikan sarana untuk untuk menguji apakah terdapat


depedensi fungsional (linear atau nonlinear) diantara himpunan n-fungsi dalam n-
variabel. Hal ini berhubungan dengan pendapat dan determinan jacobian.

y1 = 2x1 + 3x2

2 2
y 2=4 x +12 x 1 x 2+ 9 x
1 2

BAB 8
ANALISIS STATIS-KOMPRATIF DARI MODEL FUNGSI-UMUM

1. Diferensial

Diferensial dan Derivatif

Berdasarkan defenisi, derivative dy/dx = f ´(x) merupakan limit dari suatu hasil
bagi selisih :
dy ' Δy
=f ( X ) lim ❑
dx Δ x→ 0 Δx

Diferensial dan Elastisitas-Titik

Untuk mendapatkan aproksimasi ukuran elastisitas yang disebut sebagai


elastisitas titil permintaan yang diberi simbol εd (huruf Yunani epsilon, berarti
“elastisitas”)

dQ l Q dQl d P
εd ¿ d PlP = QlP

2. Diferensial Total

Konsep diferensial dengan mudah dapat diperluaskan menjadi fungsi yang terdiri
dari dua atau lebih variabel bebas. Fungsi tabungan :

∂S ∂S
dS= dY + =di
∂Y ∂i

3. Aturan-aturan Diferensial

Satu cara langsung untuk mencari diferensial total dy, jika diketahui fungsi

y = f (x1, x2)

adalah dengan mencari derivatif parsial f1 dan f2 dan mensubstitusikannya


kedalam persamaan

dy = f1 dx1 + f2 dx2
Tetapi kadanh-kadang jauh lebih mudah apabila kita mengunakan aturan-aturan
diferensial tertentu yang, mengingat adanya kesamaan yang mencolok terhadap
rumus derivatif yang dipelajari sebelumnya.

BAB 9
OPTIMASI : VARIASI KHUSUS DARI ANALISIS EKUILIBRIUM

Dalam bagian ini kita akan beralih ke studi tentang ekuilibrium tujuan, dimana
keadaan ekuilibrium didefinisikan sebagai posisi optimum bagi unit ekonomi
tertentu.
1. Nilai Optimum dan Nilai Ekstrem

Kriteria paling umum untuk memilih diantara alternatif-alternatif ekonomi


adalah tujuan untuk memaksimumkan sesuatu atau meminimumkan sesuatu. Tetapi
dari sudut matematika murni, istilah “maksimum” dan “minimum” tidak
mempunyai kaitan dengan optimalitas. Istilah kolektif untuk maksimum dan
minimum, sebagai konsep matematika, adalah ekstremum, yang berarti nilai
ekstern.

2. Maksimum dan Minimm Relatif : Uji Derivatif-Pertama

Karena fungsi tujuan y = f (x) dinyatakan dalam bentuk umum, tidak ada
pembatasan apakah fungsinya linear atau nonlinear atau fungsinya monoton atau
mengandung bagian-bagian yang menaik atau menurun.

Uji derivatif-pertama

Uji derivatif pertama untuk ekterem relative jika derivative pertama dari
fungsi f(x) pada x = x0 adalah f ´(x0) = 0, maka nilai fungsi pada x0, f(x0) akan
merupakan

1. Maksimum relative jika derivatif f ´(x) berubah tanda dari positif menjadi
negative dari sebelah kiri titik x0 kesebelah kanannya.
2. Minimum relative jika f ´(x) berubah tanda dari negative menjadi positif
dari sebelah kiri x0 kesebelah kanannya.

Tidak maksimum relative maupun minimum relative bila f ´(x) mempunyai tanda
yang sama baik disebelah kiri maupun disebelah kanan.
BAB 10
FUNGSI EKSPONENSIAL DAN FUNGSI LOGARITMA

1. Sifat Dari Fungsi Eksponensial


Istilah eksponen (exponent) mempunyai arti indicator pangkat dimana
suatu variabel harus dipangkatkan.

Fungsi eksponensial sederhana


Dalam bentuk sederhana, fungsi eksponensial dapat digambarkan dalam bentuk :
y = f (t) =b´ (b>1)

Bentuk grafik
Beberapa fitur yang menonjol dapat dicatat dari kurva eksponensial jenis
ini. Pertama kurvanya selalu kontinu dan rata dimana pun; jadi dimanapun
fungsinya dapat diferensialkan..

Bentuk umum dari fungsi eksponensial


Perubahan eksponen ini, yang diharuskan oleh konversi basis, tidak menimbulkan
jenis fungsi yang baru.

Basis yang lebih disukai


Konversi basis ini dimungkinkan, untuk apa semua ini ingin kita lakukan?
Jawbanya adalah bahwa beberapa jenis lebih muda dikerjakan daripada yang lain,
sepanjang kita pandang dari segi matematik.

2. Logaritama

Fungsi eksponensial mempunyai hubungan erat dengan hubungan logaritma


(disingkat dengan fungsi log).

Aturan-aturan logaritma

1. Aturan 1 (log hasis kali)


2. Aturan 2 (log pecahan)
3. Aturan 3 (log pangkat)
4. Aturan 4 (konversi bilngan pokok log)
5. Aturan 5 (pembalikan bilangan pokok log)
BAB 11
KASUS LEBIH DARI SATU VARIABEL PILIHAN

Disini kita akan membahas kasus fungsi tujuan dari dua variabel pilihan, z = f
( x,y ), agar dapat mengambil manfaat dari penggambaran grafiknya.

1. Versi Diferensial dari Syarat Optimisasi

Syarat Orde Pertama

Jika diketahui fungsi z = f ( x ), kita dapat menulis diferensial dz = f 1(x) dx, dan
menggunakan dz sebagai aproksimasi atas perubahan aktual, Δz, yang disebabkan
oleh syarat perlu orde pertama untuk suatu titik ekstrem (baik maksimum maupun
minimum) sekali lagi melibatkan dz = 0, tetapi karna ada 2 variabel bebas disini,
dz sekarang merupakan diferensial total; jadi syarat orde pertama harus
dimodifikasi dalam bentuk:

dz = 0 untuk sembarang nilai dx dan dy, yang keduanya bukan 0

Jadi, versi derivatif dengan syarat orde pertama adalah

∂z ∂z
fx = fy = 0 atau = =0
∂x ∂ y

Derivatif Parsial Orde Kedua

Fungsi z = f (x,y) dapat memunculkan dua derivatif parsial orde pertama,

∂z ∂z
fx = dan fx =
∂x ∂y

fx juga merupakan fungsi y dan bahwa fy juga merupakan fungsi x, Oleh karna itu,
Kita dapat menuliskan 2 derivatif parsial kedua lagi:

( ) ( )
2 2
∂ z ∂ ∂z ∂ z ∂ ∂z
fxy = = dan fyx = =
∂x ∂ y ∂x ∂ y ∂ y∂ x ∂ y ∂ x

Diferensial Total Orde Kedua

Untuk memperoleh d 2 z , kita hanya menerapkan definisi diferensial terhadap dz


sendiri, Jadi,

2 ∂(dz ) ∂(dz )
d z = d(dz) = dx + dy
∂x ∂y

∂ ∂
= (f dx + fy dy) dx + (f dx + fy dy) dy
∂x x ∂y x

= (fxx dx + fxy dy) dx + (fyx dx + fyy dy) dy

= fxx dx2 + fxy dy dx + fyx dx dy + fyy dy2


= fxx dx2 + 2fxy dx dy + fyy dy2 ( fxy = fyx )

Syarat Maksimum Minimum


Syarat perlu orde fx = fy = 0 fx = fy = 0
pertama fxx fyy < 0 fxx fyy > 0
Syarat cukup orde dan dan
kedua ↑ fxx fyy > f 2xy fxx fyy > f 2xy

2. Bentuk Kuadrat-Suatu Ekskursi

Untuk memulainya, kita definisikan suatu bentuk sebagai ekspresi polinom di


mana setiap suku komponennya mempunyai derajat yang sama. Misalnya, 4x – 9y
+ z adalah suatu bentuk linear dalam tiga variabel, karena setiap sukunya
berderajat satu. Sebaliknya, polinom 4x2- xy + 3y2 , di mana setiap sukunya
berderajat dua (jumlah eksponen bilangan bulatnya=2), merupakan suatu bentuk
kuadrat dalam 2 variabel.

Diferensial Total Orde Kedua sebagai Suatu Bentuk Kuadrat

Mis: u ≡ dx v ≡ dy

a ≡ fxx b ≡ fyy h = fxy ( = fyx )

Maka diferensial total orde kedua:

d 2 z = fxx dx2 + 2fxy dx dy + fyy dy2

Bentuk Kuadrat TigaVariabel

Bentuk kuadrat dengan tiga variabel u1,u2, dan u3 secara umum dapat dinyatakan
sebagai:

q(u1,u2,u3) = d11(u21) + d12 (u1,u2) + d13 (u1,u3) + d21 (u2,u1) + d22 (u22) + d23 (u2,u3) +
3 3
d31(u3,u1) + d32 (u3,u2) + d33(u 3) =
2
∑ ∑ d ijuiuj
i=1 j=1

Syarat Orde Pertama untuk Titik Ekstrem

dz = f1 dx1 + f2 dx2 + f3 dx3

Dan karena dx1 dx2 dan dx3 telah berubah secara sembarang dalam variabel bebas,
yang tidak semuanya nol, maka satu-satunya jalan untuk menjamin dz sama
dengan nol adalah f1 = f2 = f3 = 0. Jadi, sekali lagi, syarat perlu untuk titik
ekstrem adalah bahwa semua derivatif parsial orde pertama adalah nol, sama
seperti kasus 2 variabel!
BAB 12
OPTIMISASI DENGAN KEDALA-KENDALA KESAMAAN

Dalam bab ini kita akan membahas kendala-kendala kesamaan saja, seperti
misalnya Q1 + Q2 = 950. Tujuan utamanya adalah ekstrema terkendala
relatif, sekalipun yang absolut.

1. Pencarian Nilai-nilai Stasioner


60−4 x
x2 = = 30 – 2x1
2

Kita dapat mengkombinasikan kendala dan fungsi objektif dengan


mensubstitusikannya. Hasilnya adalah sebuah fungsi objektif dengan hanya satu
variabel:

U = x1 ( 30 - 2x1 ) + 2x1 = 32x1 - 2x21

Metode Pengali-Lagrange

Isi pokok metode ini adalah mengubah persoalan titik ekstrem terkendala menjadi
bentuk sedemikian rupa sehingga syarat orde pertama dari persoalan ekstrem
bebas dapat dilaksanakan.

Pendekatan Diferensial Total

Apabila pendekatan diferensial-total hanya menghasilkan nilai x* dan y*, metode


pengali-Lagrange juga memberika nilai λ* sebagai hasil sampingan langsung.
Sebagaimana tampak kemudian, λ* merupakan pengukuran sensitivitas Z*
(danz*) terhadap pergeseran dalam kendala, sebagaimana yang hendak kita
tunjukan kemudian.

Interpretasi dari Pengali-Lagrange

λ, x, dan y adalah variabel endogen, variabel eksogen yang tersedia hanyalah


parameter kendala c. Suatu perubahan didalam c akan menyebabkan pergeseran
kurva kendala di dalam bidang xy dan dengan demikian mengubah pemecahan
optimalnya. Secara khusus pengaruh kenaikan pada c (anggaran yang lebih besar
atau kuota produksi yang lebih besar) menunjukan bagaimana pemecahan optimal
akan dipengaruhi oleh pengeduran (relaxtion) dan kendala.

2. Syarat Orde Kedua

Kita harus berhati-hati untuk tidak menyamaratakannya pada syarat orde kedua
yang dikembangkan untuk problem ekstrem bebas pada kasus terkendala saat ini.
Sebaliknya, kita harus menurunkan satu himpunan variabel yang baru.
Sebagaimana akan kita lihat nanti, kondisi yang baru dapat dinyatakan dalam
bentuk diferensial orde kedua d2z. Namun adanya kendala akanmemerlukan
beberapa perubahan yang jelas dalam kriterianya.

Diferensial Total Orde-Kedua

Sebagaimana telah disebutkan, karena adanya g(x,y) = c berarti bahwa dg = gx dx


+ gy dy = 0, dx dan dy keduanya tidak lagi sembarang. Tentu saja kita boleh tetap
menganggap dx sebagai perubahan sembarang, tetapi kemudian dy harus dianggap
sebagai tergantung pada dx.

Syarat Orde-Kedua

Syarat perlu orde-kedua ( second-order necessary conditions ) :

Untuk maksimum z : d2z semidefinit negatif, dengan syarat dg = 0

Untuk minimum z : d2z semidefinit positif, dengan syarat dg = 0

Syarat cukup orde-kedua ( second-order sufficient conditions ) :

Untuk maksimum z : d2z definit negatif, dengan syarat dg = 0

Untuk minimum z : d2z definit positif, dengan syarat dg = 0

BAB 13
TOPIK LANJUTAN DALAM OPTIMISASI

Dalam bab ini kita akan membahas dua topik utama, yang pertama yaitu
pemrogaman nonlinear, dan yang kedua yaitu mengulas kembali optimisasi
terkendala klasik untuk membahas beberapa topik yang belum dibahas dibab
selanjutnya.

1. Pemrogaman Nonlinear dan Kondisi Kuhn-Tucker

Dalam masalah optimisasi klasik, tanpa batasan eksplisit pada tanda dari variabel
pilihan,dan dengan tidak adanya ketidaksamaan dalam kendala, syarat orde
pertama untuk ekstremum relatif atau lokal adalah bahwa derivatif persial pertama
dari fungsi Lagrangian (yang halus) terhadap semua variabel pilihan dan pengali
Lagrange harus nol.

Langkah 1 : Dampak dari Batasan Nonnegatif

Memaksimalkan π = f ( x1 )

Dengan kendala x1 ≥ 0

Langkah 2 : Dampak dari Kendala Pertidaksamaan

Memaksimalkan π = f ( x1, x2, x3 )

Dengan Kendala g1 ( x1, x2, x3 ) ≤ r1

g2 ( x1, x2, x3 ) ≤ r2

dan x1, x2, x3 ≥ 0

2. Kualifikasi Kendala

Kondisi Kohn-Tucker merupakan syarat perlu hanya jikasuatu ketentuan tertentu


dipenuhi. Ketentuan tersebut, yang disebut Kualifikasi Kendala.

Kualifikasi Kendala

Ketidaktertaruan batasan—dengan atau tanpa titik puncak—tidak akan muncul


jika suatu kualifikasi kendala tertentu dipenuhi.

3. Aplikasi Ekonomi

Penjatahan Sembako di Waktu Perang

Memaksimalkan U = U (x,y)

Dengan Kendala Pxx + Pyy ≤ B

cxx + cyy ≤ C

dan x, y ≥ 0
Penetapan Harga Beban Puncak

Memaksimalkan π = P1Q1 + P2Q2 – b(Q1 + Q2) – cK

Q1, Q2, K

Dengan Kendala Q1 ≤ K

Q2 ≤ K

Di mana P1 = P1 (Q1)

P2 = P2 (Q2)

Dan Q1, Q2, K ≥ 0

4. Dalil Kecukupan dalam Pemrograman Nonlinear

Dalil kecukupan Kuhn-Tucker: Pemrograman Cekung

Pada masalah optimisasi klasik, syarat cukup maksimum dan minimum secara
tradisional diekspresikan dalam tanda dari derivatif atau diferensial orde-kedua.
Untuk masalah maksimisasi, Kuhn dan Tucker menawarkan pernyataan syarat
cukup berikut (dalil kecukupan) :

Memaksimalkan π = f (x)

Dengan kendala gi (x) ≤ ri ( i = 1, 2,..., m )

Dan x≥0

Dalil kecukupan Arrow-Enthoven: Pemrograman Kuasi Cekung

Memaksimalkan π = f (x)

Dengan kendala gi (x) ≤ ri ( i = 1, 2,..., m )

Dan x≥0

5. Fungsi Nilai-Maksimum dan Dalil Envelope

Dalil Envelope untuk Optimisasi yang Tidak Terkendala


Memaksimalkan U = f ( x, y, ϕ )

Syarat perlu orde-pertama adalah fx ( x, y, ϕ ) = fy ( x, y, ϕ ) = 0

Jika syarat orde-kedua dipenuhi, kedua persamaan ini secara implisit menentukan
pemecahan

x* = x* (ϕ) y* = y* (ϕ)

Jika kita memasukan pemecahan tersebut ke dalam fungsi tujuan, kita


memperoleh suatu fungsi baru

V(ϕ) = f ( x2 ( ϕ ), y* (ϕ), ϕ)

Dalil Envelope untuk Optimisasi Terkendala

g( x, y, ϕ ) = 0

Masalahnya menjadi

Memaksimalkan U = f ( x, y, ϕ )

Dengan kendala g( x, y, ϕ ) = 0

Lagrangian untuk masalah ini adalah

Z = f ( x, y; ϕ ) + λ[0 - g( x, y, ϕ )]

Dengan syarat orde pertama Zx = fx – λgx = 0

Zy = fy – λgy = 0

Zλ = - g ( x, y, ϕ ) = 0

6. Dualitas dan Dalil Envelope

Masalah primal

Memaksimalkan U = U(x, y) [Primal]

Dengan kendala Pxx + Pyy = B

Untuk soal ini, kita memiliki Lagrangian yang kita kenal baik

Z = U(x, y) + λ(B – Pxx – Pyy)

Syarat orde pertama adalah Zx = Ux – λPx = 0

Zy = Uy – λPy = 0
Zλ = B – Pxx – Pyy = 0

Masalah dual

Meminimalkan E = Pxx + Pyy [Dual]

Dengan kendala U(x, y) = U*

Lagrangianya adalah Zd = Pxx + Pyy + Pyy + µ [U* - U(x, y)]

Dan syarat orde pertamanya Zdx = Px – µUx = 0

Zdy = Py - µUy = 0

Zdλ = U* - U(x, y) = 0

BAB III

PEMABAHASAN
1. Kedua buku membahas materi yang sama dengan isi yang hampir sama.
Hanya saja pada buku Utana, materi yang disajikan berupa matematika berbau
bisnis, sedangkan pada buku buku pembanding, membahas Dasar-dasar
ekonomi.   Dalam membuktikan teorema yang disajikan, kedua buku memiliki
teknik penyajian yang sama juga.
2. Secara visual, buku utama lebih tersusun rapi dibandingkan dengan buku
pembanding, tetapi secara ekonomis, buku pembading lebih baik
dibandingkan buku utama, karena pemanfaatan kertas yang lebih maksimal,
sehingga tidak banyak bagian kosong di tiap lembar pada buku pembanding
dan juga cover buku pembanding lebih menarik perhatian pembaca atau
pembeli daripada buku utama.
3. Bahasa yang digunakan pada kedua buku mudah dipahami. Meskipun
menggunakan bahasa campur.

DAFTAR PUSTAKA

Kalangi, Josep Bintang. 2018. Matematika Ekonomi Dan Bisnis. Jakarta: Salemba
Empat.
C. Chiang Alpha dan Kevin Wainwright. 2006. Dasar-Dasar Matematika
Ekonomi. Ciracas Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai