Anda di halaman 1dari 29

CRITICAL BOOK REPORT

KALKULUS LANJUT

REZA MUHTADIN

4202530004

PROGRAM STUDI MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan


makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongannya mungkin penulis
tidak akan sanggup untuk menyusun Critical Book Report ini dengan baik.
Critical Book Report ini disusun untuk membahas materi mata kuliah
Kalkulus yang penyajiannya berdasarkan pengamatan dari satu sumber yaitu buku
dengan sedikit peringkasan. Critical Book Report ini disusun oleh penulis dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penulis maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah membantu penyusun dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih
yang sama juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua yang selalu
mendukung di saat senang maupun susah.
Penulis menyadari bahwa Critical Book Report ini memiliki banyak
kekurangan. Untuk itu saran dan kritik dari para pembaca sangat penulis harapkan
untuk menyempurnakan laporan ini sehingga menjadi lebih sempurna, baik, dan
bermanfaat

Medan, 20 Mei 2022

Reza Muhtadin

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1
1.3 Manfaat Penulisan ........................................................................................ 1
BAB II ISI BUKU ................................................................................................... 2
2.1 Buku Utama (Buku Satu) ............................................................................. 2
2.2 Buku Pembanding (Buku Dua) .................................................................. 14
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 21
3.1 Perbedaan Buku ......................................................................................... 21
3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku ................................................................ 21
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 23
4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 23
4.2 Saran........................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 24
LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Matematika merupakan salah satu displin ilmu yang mempunyai peranan
penting dalam kehidupan. Banyak kegiatan sehari-hari yang melibatkan
matematika, contoh sederhana adalah dalam proses jual beli. Selain itu,
matematika juga digunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai ilmu penunjang, seperti
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan sosial.
Mata kuliah Kalkulus merupakan Mata Kuliah yang harus dipelajari dengan
total 2 SKS oleh mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik Elektro. Mata
kuliah ini merupakan mata kuliah dasar yang penting dikuasai mahasiswa karena
banyak dipakai untuk mempelajari mata kuliah lain, oleh karena itu mata kuliah
ini menjadi prasyrat untuk mengambil beberapa mata kuliah berikutnya.
Pada kesempatan kali ini kami akan mereview beberapa buku yang menjadi
referensi mata kuliah Kalkulus ini. Kedua buku sama-sama berjudul “Matematika
Teknik I”. Kami akan mengulas perbedaan dari kedua buku

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan mengkritik buku kepemimpinan adalah :
a. Melatih dan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengkritisi
suatu buku
b. Mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan matematika
teknik I

1.3 Manfaat Penulisan


a. Dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kalkulus tentang Critical Book
Report
b. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan
khususnya tentang Kalkulus

1
BAB II
ISI BUKU

2.1 Buku Utama (Buku Satu)


Judul Buku : Matematika Teknik I
Penulis : Drs. Marsangkap Silitonga, M.Pd.
Drs. Jongga Manullang, M.Pd.
Amirhud Dalimunte, ST., M.Kom.
Penerbit : Unimed Press
Tahun Terbit : 2016
Jumlah Halaman : 95 Halaman

Ringkasan Isi Buku

1. BAB I BILANGAN REAL


Bilangan real adalah gabungan antara himpunan bilangan rasional dengan
bilangan irrasional. Dengan perluasan dari bilangan asli, bilangan cacah, bilangan
bulat, bilangan rasional dan bilangan irrasional.
Ada beberapa istilah bilangan pada Matematika yaitu:
1. Bilangan Real 5. Bilangan Cacah
2. Bilangan Rasional 6. Bilangan Asli
3. Bilangan Irrasional 7. Bilangan Prima
4. Bilangan Bulat 8. Bilangan Komposit
Sifat-Sifat Bilangan Real
1. Sifat Komutatif (pertukaran) :
2. Sifat Asosiatif (pengelompokan)
3. Sifat eksistensi bilangan 0
4. Sifat eksistensi elemen negatif atau invers penjumlahan untuk setiap a
elemen ℝ terdapat -a elemen ℝ sedemikian hingga a+(-a)= 0 dan (-a)+ a = 0
5. Sifat eksistensi elemen unit 1
6. Sifat eksistensi invers perkalian
7. Sifat Distributif (penyebaran)

2
2. BAB II BILANGAN KOMPLEKS
Bilangan kompleks adalah suatu bilangan a + bi, dimana a dan b bilangan
real, sedangkan i adalah satuan khayal (imajiner). a disebut bagian real dan b
disebut bagian khayal dari bilangan kompleks tersebut.
Bilangan kompleks = (bil.riil)+ j (bil.imajiner)
Contoh: x = 3 + j5 dengan: 3 disebut bagian riil dari x
5 disebut bagian imajiner dari x
Contoh soal bilangan kompleks
x1 = 2- j3 x2 = 5+ j4
Jawab :
x1 + x2 = (2-j3) + (5+j4) x1-x2 = (2-j3) - (5+j4)
= (2+5) + j(-3+4) = (2-5) + j(-3-4)
= 7+j = -3-j7

3. BAB III FUNGSI DAN LIMIT


1. Fungsi
DEFINISI : Suatu fungsi f ialah suatu aturan padanan yang memasangkan
tiap x dalam suatu himpunan yang disebut daerah asal (domain) dengan
sebuah nilai tunggal f(x) dari himpunan kedua yang disebut kodomain.
Himpunan nilai yang diperoleh dengan cara demikian disenut daerah nilai
(range)
Fungsi Aljabar
Fungsi aljabar terdiri atas berbagai jenis teapi yang terutama ada tiga:
a. polinom (suku banyak)
b. fungsi Rasional
c. Fungsi irrasional
2. Limit
Teorema-teorema limit
a. teorema A
andaikan n bilangan bulat positif ,k konstanta serta f dan g adalah fungsi
fungsi yang mempunyai limit di c

3
b. teorema B
jika f fungsi polinom atau fungsi rasional, maka lim 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑐) Asalkan
𝑥→𝑐

dalam kasus fungsi rasional nilai penyebutnya tidak nol di c.


3. Fungsi Trigometri
Keenam fungsi trigometri dinyatakan koordinat (x,y) dari tiik ujung sisi
terminal sudut itu yang berjarak r dari titik asal sebagai berikut .
𝑦 cos 𝜃 𝑥
sin 𝜃 = cot 𝜃 = =𝑦
𝑟 𝑠𝑖𝑛 𝜃
sin 𝜃 𝑦 1 𝑟
tan 𝜃 = =𝑥 csc 𝜃 = 𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑦
𝑐𝑜𝑠𝜃
1 𝑟
sec 𝜃 = 𝑐𝑜𝑠𝜃 = 𝑥
𝑥
cos 𝜃 = 𝑟

4. BAB IV TURUNAN (DERIVSTIF)


1. Pengertian Turunan
Turunan fungsi y terhadap x adalah
𝑑𝑦 ∆𝑦 𝑓 (𝑥 = ∆𝑥 ) − 𝑓(𝑥)
= lim = lim
𝑑𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥 ∆𝑥→0 ∆𝑥
Asalkan limit itu ada.
Proses pencarian turunan fungsi disebut sebagai pendifferensialan
sedangkan bagian kalkulus yang berhubungan dengan pendifferensialan
disebut kalkulus differensial.
2. Aturan Pencarian Turunan
Berikut ini merupakan teorema pencarian turunan untuk fungsi aljabar:
𝑑𝑦
• Aturan konstanta : 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 𝑘 → =0
𝑑𝑥
𝑑𝑦
• Aturan identitas: 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 → =1
𝑑𝑥
𝑑𝑦
• Aturan pangkat: 𝑦 = 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 𝑛 → = 𝑛𝑥 𝑛−1 \
𝑑𝑥
𝑑𝑦
• Aturan kelipatan konstanta: 𝑦 = 𝑘. 𝑓 (𝑥 ) → = 𝑘. 𝑓 ′ (𝑥 )
𝑑𝑥

• Aturan jumlah dan selisih:


𝑑𝑦 𝑑𝑢 𝑑𝑣
𝑦 = 𝑢 ± 𝑣 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢 = 𝑓 (𝑥 ) 𝑑𝑎𝑛 𝑣𝑔(𝑥 ) → = ±
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
• Aturan hasil kali:

4
𝑑𝑦 𝑑𝑣 𝑑𝑣
𝑦 = 𝑢. 𝑣 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢 = 𝑓(𝑥 ) 𝑑𝑎𝑛 𝑣 = 𝑔(𝑥 ) → = 𝑢 +𝑣
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
• Aturan hasil bagi:
𝑑𝑢 𝑑𝑣
𝑢 𝑑𝑦 𝑣 −𝑢
𝑦 = 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢 = 𝑓 (𝑥 ) 𝑑𝑎𝑛 𝑣 = 𝑔(𝑥 ) → = 𝑑𝑥 2 𝑑𝑥
𝑣 𝑑𝑥 𝑣
3. Turunan Fungsi Trigonometri
𝑑𝑦
𝑦 = tan 𝑥 → = 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑦 = sec 𝑥 → = 𝑠𝑒𝑐 𝑥. tan 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑦 = cot 𝑥 → = −𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑦 = csec 𝑥 → = −𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2𝑥. cot 𝑥
𝑑𝑥
4. Dalil (aturan) Rantai
Untuk menetukan turunan (dy/dx) dari suatu fungsi komposisi berbentuk y
= f(u), dengan u=g(x) digunakan suatu aturan yang disebut dalil rantai sbb.
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
Jika 𝑦 = 𝑓 (𝑢), 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢 = 𝑔(𝑥 ) 𝑚𝑎𝑘𝑎 = 𝑑𝑢 𝑑𝑥
𝑑𝑥

5. Turunan Tingkat Tinggi


Turunan tingkat tinggi dapat diartikan sebagai turunan dari turunan. Hal
tersebut dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut. Sebuah partikel
bergerak sepanjang garis koordinat, dengan persamaan lintasan 𝑠 = 𝑓 (𝑡) =
2𝑡 2 − 12𝑡 + 8 ( S diukur dalam sentimeter dan t diukur dalam detik).Untuk
menentukan percepatan partikel tersebut setelah waktu t detik diperlukan
turunan tingkat.
6. Pendifferensialan Implisit
Untuk menyelesaikan soal seperti ini diperlukan aturan pendiffrensialan
implisit sebagai berikut.
Untuk fungsi impilisit berbentuk:: ay m+bxn+c=0 (m,n bilangan bulat), berlaku
(𝑎𝑦𝑚 ) (𝑏𝑥 𝑛 ) 𝑑𝑐
𝑑 +𝑑 + 𝑑𝑥 = 0
𝑑𝑥 𝑑𝑥

5
5. BAB V PENGGUNAAAN TURUNAN
1. Tangen dan Normal
Untuk menentukan persamaan garis singgung (tangent) suatu kurva pada
sebuah titik, pertama-tama ditentukan turunan fungsi dititik tersebut.
Untuk menentukan persamaan garis normal ( garis tegak lurus ) terhadap
tangent, ingat bahwa gradient garis tegak lurus adalah kebalikan negative. Jadi
𝟏
gradien garis normal di titik P (x,y) adalah – 𝒅𝒚 𝐝𝐢𝐏 (𝐱, 𝐲).
𝒅𝒙

2. Gerak Kurvilinier
Rumus umum untuk suatu vektor A dengan sudut arah 𝜃 dengan besar A
adalah
𝐴 𝑋 = cos ɵ 𝐴 𝑦 = 𝐴 sinɵ

A = √𝐴 𝑥 2 + 𝐴𝑦 ²
𝐴𝑦
tan ɵ = 𝐴
𝑋

3. Laju yang Berkaitan


Setiap dua variabel yang berubah terhadap waktu dan diantara keduanya
terdapat suatu hubungan, bisa mempunyai laju terhadap waktu dari yang satu
dinyatakan dalam laju terhadap waktundari yang lainnya.
4. Masalah Maksimum dan Minimum
Karena turunan fungsi menentukan gradien garis singgung, dapat
disimpulkan bahwa: x naik mengakibatkan y naik jika turunan fungsi itu [ositif
dan sebaliknya bahwa x naik mengakibatkan y turun jika fungsi itu negative.
Kesimpulan ini bisa dinyatakan sbb:
f(x)naik jika f’(x)>0 dan f(x)turun jika f’(x)<0

6. BAB VI INTEGRAL
1. Differensial
Differensial dari suatu fungsi y = f(x) di defenisikan sebagai dy = f”(x)dx.
Dy adalah differensial dari y,sedangkan dx adalah diferensial dari x.
differensial dx didefenisikan.. Sebagai sama dengan ∆𝑥 yaitu perubahan kecil
pada x.ini didefenisikan demikian sehingga f(x)=dy/dx.

6
2. Integral Tak Tentu (Anti Turunan)
Defenisi : F disebut suatu anti turunan (integral tak tentu ) dari f pada
selang I jika F(x)=f(x) atau dF(x) untuk setiap x dalam selang I
,yang di tulis dengan ∫ 𝑓 (𝑥 ) = 𝐹 (𝑥 ) + 𝑐
Beberapa aturan yang berlaku dalam integral tak tentu dapat disebutkan
sebagai berikut:
• aturan pangkat
• sifat kelinieran integral tak tentu
• aturan pangkat yang diperumun
3. Integral Tentu
Sifat-Sifat Integral Tentu
(i) Sifat penambahan selang (iii) Nilai rata rata integral tentu
(ii) Sifat pembandingan (iv) nilai rooth, mean, square

7. BAB VII PENGGUNAAN INTEGRAL


1. Pengunaan Integral Tak Tentu (Persamaan Differensial)
• Masalah Gerak
Didalam masalah gerak, diketahui bahwa percepatan adalah laju
𝒅𝒗
perubahan kecepatan terhadap waktu yang 𝒂 = . Dari rumus ini diperoleh
𝒅𝒕

dv = a.dt. Sehingga ∫ 𝒂 𝒅𝒕 atau v = ∫ 𝒂 𝒅𝒕. Selanjutnya karena percepatan


(v) adalah laju perubahan jarak (S) terhadap waktu, didapat S = ∫ 𝒗 𝒅𝒕
• Masalah Arus Listrik
Dalam teori listrik diketahui bahwa kuat arus adalah laju perubahan
𝒅𝒒
muatan terhadap waktu yang ditulis 𝒊 = . Kalau rumus ini ditulis dalam
𝒅𝒕

bentuk differensial akan menjadi dq = id t. Selanjutnya dengan


pengintegralan menjadi 𝑞 = ∫ 𝒊. 𝒅𝒕.
2. Penggunaan Integral Tentu
• Menghitung luas bidang datar
Luas bidang yang dibatasi oleh fungsi y = f(x), sumbu x,garis = a dan
𝒃
garis x= b adalah 𝑨 = ∫𝒂 𝒇(x)dx

7
• Menghitung volume benda putar
Volume benda putar yang terbentuk apabila bidang yang di batasi y =
g(x), sumbu x, garis x = a dan garis x = b, di putar mengelilingi sumbu x
𝒃
(metode cakram) adalah V = 𝝅 ∫𝒂 [ 𝒇(𝒙)]𝟐dx.

• Menentukan Koordinat Titik Pusat Massa (Centroid)


Suatu bidang datar yang dibatasi oleh y1 =f1(x), y2 = f2(x), x1 = g1(y)
memiliki titik pusat massa ( Centroid ) di titik (x,y) dengan
𝐚ʃ𝐛 𝐱 (𝐲𝟏−𝒚𝟐)𝒅𝒙
x= 𝐚ʃ𝐛 (𝐲𝟏−𝒚𝟐)𝒅𝒙
𝐜ʃ𝐝 𝐲 (𝐱𝟏−𝒙𝟐)𝒅𝒚
ӯ= 𝐜ʃ𝐝 (𝐱𝟏−𝒙𝟐)𝒅𝒚

• Menghitung Momen Inersia


Suatu bidang datar yang dibatasi fungsi y1 = f1(x), y2 = f2(x), garis x = a
dan garis x = b mempunyai momen inersia terhadap sumbu yaitu :
Iy = k aʃb x2 (y1 – y2) dx
• Menghitung usaha dari gaya berubah (variable)
secara fisika, usaha (energi) ialah hasil kali antara suatu gaya konstan
dengan jarak yang dilalui. Usaha dapat dinyatakan sebuah integral tentu
dalam bentuk sebagai berikut. W = aʃb f(x) dx
• Menghitung gaya tekanan zat cair
Jika berat per satuan volume (berat Jenis) zat cair dinyatakan dengan w
maka tekanan pada kedalaman h adalah p = wh. Untuk air, w = 9800 N/m3
atau w = 62,4 lb/ft3.

8. BAB VIII FUNGSI TRANSENDEN


1. Fungsi Logaritma Asli
Definisi: Fungsi logaritma asli yang ditulis in didefinisikan sebagai
𝒙𝟏
In x =∫𝟏 𝒕 𝒅𝒕; 𝒙 > 𝟎

Daerah definisinya adalah himpunan bilangan rill positif


Turunan logaritma asli
Jika y = f(x) = ln x, maka turunan adalah
𝒅 𝟏
(𝒍𝒏 𝒙) ; 𝒙 ≠ 𝟎
𝒅𝒙 𝒙

8
2. Fungsi Balikan (Invers) Dan Turunannya
Untuk mendapatkan balikan dari suatu fungsi yang memiliki balikan, dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut
a. Nyatakan x dengan y dari persamaan y = f(x)
b. Nyatakan bentuk dalam y yang telah ditentukan itu, sebagai f -1(y) yaitu x
= f-1(x)
c. Ganti y dengan x dan x dengan y dalam bentuk x = f -1(y), sehingga
diperoleh y = f-1 (x)
Turunan fungsi invers
Andaikan f fungsi yang dapat diturnkan dan monoton murni dalam selang i.
apabila f(x) ≠ 0 pada semua x imempunyai balikan (invers) maka f-1 dapat
diturunkan dititik y = f(x) pada daerah nilai f dan berlakunya
𝟏
(f-1)’(y) =
𝒇′ (𝒙)
𝒅𝒙 𝟏
Rumus tersebut dapat juga ditulis sebagai 𝒅𝒚
= 𝒅𝒚/𝒅𝒙

3. Fungsi Eksponen Asli


Definisi : balikan dari ln disebut sebagai fungsi eksponen asli dan ditulis
sebagai exp. Yaitu x = exp. Y ↔ y = in x
4. Fungsi Eksponen Umum Dan Fungsi Logaritma Umum
• Fungsi eksponen umum
suatu fungsi ekponen umum dapat dinyatakan dengan y = f(x) = a x
dengan a adalah bilangan rill positif yang tidak sama dengan e. untuk a>0
dan x sebarang bilangan rill, berlaku ax =exln a
Dari definisi tersebut didapatkan ln(ax) = ln(exlna) = x ln a
• Fungsi logaritma umum
Fungsi logaritma umum ialah fungsi logaritma dengan bilangan pokok a
yaitu bilangan positif yang tidak sama deagan 1.fungsi logaritma umum
biasa ditulis y = f(x) = loga x yang didefinisikan sebagai berikut.
Jika a bilangan positif dan a ≠ 1, maka
y = loga x ↔ x = ay
berdasarkan definisi tersebut juga diperoleh
𝐥𝐧 𝒙
loga x = 𝐥𝐧 𝒂

9
5. Pertumbuhan dan peluluhan eksponensial
Bentuk persamaan differensial yang berkaitan langsung dengan fungsi
𝒅𝒚
eksponensial ialah 𝒅𝒙 = 𝒌𝒚. Dengan pemisahan variable persamaan ini menjadi
𝑑𝑦
= 𝑘 𝑑𝑡 sehingga dengan pengintegralan menghasilkan In y = kt + C.
𝑦

Apabila terdapat syarat awal bahwa y = y0 untuk t = 0, diperoleh y = y0 ekt


6. Fungsi Trigonometri Balikan (Invers)
−𝜋 𝜋
• 𝑥 = 𝑠𝑖𝑛−1 𝑦 ⟺ 𝑦 = 𝑠𝑖𝑛 𝑥; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ≤ 𝑥 ≤2
2

• 𝑥 = cos −1 𝑦 ⟺ 𝑦 = cos 𝑥; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 0 ≤ 𝑥 ≤ 𝜋


−𝜋 𝜋
• 𝑥 = tan−1 𝑦 ⟺ 𝑦 = tan 𝑥; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 < 𝑥 <2
2
𝜋
• 𝑥 = sec −1 𝑦 ⟺ 𝑦 = sec 𝑥; 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 0 ≤ 𝑥 ≤ 𝜋 𝑑𝑎𝑛 𝑥 ≠ 2

7. Fungsi Hiperbolik dan Balikannya


1 cosh 𝑥
• sinh 𝑥 = 2 (𝑒 𝑥 − 𝑒 −𝑥 ) • coth 𝑥 = sinh 𝑥
1 1
• cosh 𝑥 = (𝑒 𝑥 + 𝑒 −𝑥 ) • sech 𝑥 =
2 cosh 𝑥
sinh 𝑥 1
• tanh 𝑥 = 𝑐𝑜𝑛𝑠ℎ 𝑥 • csch 𝑥 = sinh 𝑥

9. BAB IX TEKNIK-TEKNIK PENGINTEGRALAN


1. Pengintegralan dengan penggantian (substitusi)
Apabila substitusi ini mengubah f(x)dx menjadi h(u)dud an apabila H adalah
anti turunan dari h, maka ∫ 𝒇(𝒙)𝒅𝒙 = ∫ 𝒉(𝒖)𝒅𝒖 = 𝑯𝒉(𝒖) + 𝑪 = 𝑯(𝒈(𝒙)) + 𝑪
2. Integral Trigonometri
Untuk mengintegralkan fungsi trigognometri digunakan metode penggantian
dan memakai kesamaan trigonometri yang tepat. Berikut ini adalah teknik
peintegralan fungsi trigonometri dalam berbagai jenis:
• Jenis 1 : (∫ sinx xdx, ∫ cos n xdx)
• Jenis 2 : (∫ sinm x cos n xdx)
• Jenis 3 : (∫ tann xdx, ∫ cot n xdx)
• Jenis 4 : (∫ tanm x secn xdx , ∫ cot m x cscn xdx)
• Jenis 5 : (∫ sin mx cos nxdx , ∫ sin mx sin nxdx, ∫ cos mx cos nxdx

10
3. Penggantian yang merasionalkan
𝒏
• Integran yang memuat √𝒂𝒙 + 𝒃
𝒏
Substitusi u = √𝒂𝒙 + 𝒃 untuk merasionalkan

• Integran memuat √𝑎2 − 𝑥 2 ; √𝑎2 + 𝑥 2 , dan √𝑥 2 − 𝑎2


4. Penintegralan parsial
Dalam rumus turunan hasil kali fungsi, berlaku hal sebagai berikut
𝐝(𝐮.𝐯) 𝐝𝐯 𝐝𝐮
Misalnya u = f(x) dan v = g(x). = 𝐮 𝐝𝐱 + 𝐯 𝐝𝐱 atau d(u.v) = u.dv + v.du
𝐝𝐱

Jadi ∫ 𝐮. 𝐝𝐯 = 𝐮. 𝐯 − ∫ 𝐯. 𝐝𝐮

10. BAB X BENTUK TAK TENTU DAN INTEGRAL TAK WAJAR


1. Bentuk-Bentuk Tak Tentu
a) Bentuk tak tentu jenis 0/0
b) Bentuk tak tentu jenis ∞/∞
2. Integral Tak Wajar, Batas Tak Terhingga
a) satu batas integral tak terhingga
b) Kedua batas tak terhingga
3. Integral Tak Wajar, Integral Tak Terhingga
a) integral yang tak terhingga pada titik ujung satu selang
b) Integral yang tak terhingga pada sebuah titik dalam

11. BAB XI PENGINTEGRALAN NUMERIK DAN HAMPIRAN


1. Aturan Trapesium
Nilai-nilai y yang digunakan diperoleh dari fungsi y = f(x) atau koordinat y
dari sekumpulan data. Karena AT menghampiri luar bidang di bawah kurva, maka
AT juga menghampiri nilai integral tentu yaitu
b 1 b−a
∫a f(x)dx ≈ (2 y0 + y1 + y2 + y3 + … +yn−1 + yn ) Δx Dengan Δx = n

Persamaan inilah yang disebut dengan aturan trapezium.


2. Aturan Parabola (Aturan Simpson)
Aturan simpson adalah metode pengintegralan nummerik yang pendekatannya
sama dengan aturan trapezium, tetapi menggunakan kurva dengan sekumpulan
busur busur parabolic sehingga disebut juga sebagai aturan parabola.

12
3. Deret Mc Laurin
Suatu fungsi aljabar dapat dinyatakan dengan suatu fungsi berbentuk
F(x) = 𝒂𝟎 + 𝒂𝟏 𝐱 + 𝒂𝟐 𝐱 𝟐 + … 𝒂𝒏 𝐱 𝐧 + ….
Persamaan ini disebut sebagai ekspansi deret pangakat dari f(x). masalahnya
apakah setiap fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk seperti itu.
4. Deret Taylor
Asumsi dasar dalam memformulasikan ekspansi deret taylor ialah bahwa suatu
fungsi dapat diekspansi ke dalam sebuah polinominal berbentuk
F(x) = 𝐜𝟎 + 𝐜𝟏 ( 𝐱 − 𝐱 ) + 𝐜𝟐 𝐱 (x- 𝒂 ) 𝟐 + …

13
2.2 Buku Pembanding (Buku Dua)

Judul Buku : Matematika Teknik I


Penulis : K.A. Stroud
Penerbit : Erlangga
Tahun Terbit : 2003
Edisi : Kelima Jilid I
Jumlah Halaman : 670 Halaman
Kota Terbit : Jakarta

Ringkasan Isi Buku Pembanding

1. BAB I ALJABAR
1. Bilangan
Bilangan natural umumnya disimbolkan dengan N yang terdiri dari N =
{1,2,3,4,5,…}.kemudian orang mulai memikirkan tentang nol, dan pada saat ini
orang mulai mengenal bilangan cacah. Bilangan cacah umumnya disimbolkan
dengan W yang terdri dari W= {0,1,2,3,4,5,…} bisa dibilang semua bilangan
natural adalah anggota bilangan cacah karena, irisan keduanya adalah bilangan
natural itu sendiri.
2. Operasi Bilangan
• Penjumlahan • Perkalian
• Pengurangan • Pembagian
3. Eksponen/ Pangkat
Pangkat yang dinyatakan dengan an adalah notasi yag menyatakan banyaknya
perklian a terhadap dirinya sendiri, sebanyak n kali
Contohnya ; 33 = 3.3.3 = 27
42 = 2.2 = 16

4. Logaritma
Logaritma adalah cara untuk menentukan nilai pangkat dari sebuah bentuk
bilangan berpangkat. Logaritma memiliki sifat-sifat khas, yaitu :
𝐿𝑜𝑔 𝐴 2. Log A + Log B = Log ( A.B )
1. aLog A = 𝐿𝑜𝑔 𝑎

14
𝑎
3. Log A – Log B = Log 4. Log An = n Log A
𝑏

5. Faktorial
Factorial didefenisikan sebagai perkalian berurutan mulai dari 1 hingga angka
tertentu. Tentunya ini adalah defenisi untuk angka adalah anggota bilangan cacah,
karena selama ini factorial yang diajarkan hanya sebatas itu. Misalkan n! =
1.2.3…( n-2 ) ( n – 1 )n ini adalah rumusnya factorial.
6. Binomial Newton Vs Binomial Sugi
Binomial newton ini hanya berlaku untuk pangkat n anggota bilangan cacah.
Salah satu kekurangan dari binomial adalah tidak bisa digunakan untuk pangkat n
𝑛
negative. Berikut ini adalah rumus Binomial Newton:( a + b )n = ∑𝑛𝑖=0 ( ) 𝑎𝑛−𝑖 𝑏 𝑖
𝑖
7. Pola Bilangan
Pola bilangan adalah bentuk atau struktur yang sekuensial atau memiliki
hubungan pengoperasian dari urutan dengan bentuk dan struktur sebelumnya. Pola
bilangan berarti adanya struktur yang sekuensial antara bilangan-bilangan
selanjutnya dengan bilangan-bilangan sebelumnya. Secara fundamental pola
bilangan terbagi menjadi 2 yaitu pola aritmatika dan pola geometri
8. Fraksi Parsial
Prinsip parsial dari fraksi parsial adalah mengubah sebuah persamaan rumit
menjadi bentuk parsial atau bagian yang lebih sederhana. Contohnya ada
permasalahan sebelumnya dapat disederhanakan menjadi :
𝟒𝒙−𝟓 𝟑 𝟑
∫ 𝒙𝟐−𝒙−𝟐 𝒅𝒙 = 𝒙+𝟏 + 𝒙−𝟐

2. BAB II TRIGONOMETRI
Trigonometri adalah salah satu cabang dari matematika yang mempelajari
tentang sudut sudut segitiga, sisi sisi segitiga dan hubungan dengan keduanya.
1. Teorema Phytagoras
Menurut Phytagoras ada hubungan yang menarik antara sisi sisi segitiga siku
siku. Hubungan tersebut terkenal dengan sebutan teorema phytagoras, yang
berbunyi “ Kuadrat sisi miring sebuah segitiga siku siku, sama dengan jumlah
kuadrat sisi sisi yang lainnya.

13
2. Rasio Trigonometri
Gagasan ini adalah pengembangan dari adanya rasio phytagoras yang nilainya
tetap. Berikut adalah rasio trigonometri tersebut
𝒂 𝒃 𝒂
sin ℧ cos ℧ atau ℧ =
𝑹 𝑹 𝒃

3. Sudut sudut istimewa

3. BAB III GRAFIK DAN FUNGSI


Suatu fungsi didefenisikan sebagai suatu korespondensi yang
menghubungkan suatu himpunan yang disebut daerah asal ( domain ), dengan nilai
tunggal suatu himpanan yang disebut daerah hasil atau range.
1. Pengertian Fungsi
A adalah daerah asal ( domain ), B adalahdaerah hasil fungsi ( range). Anggap
semua fungsi adalah sebuah mesin yang mengubah beberapa dari anggota
himpunan daerah asal menjadi salah satu anggota dari himpunan daerah hasil
fungsi.
2. Grafik Fungsi
Grafik fungsi adalah penggambaran sebuah fungsi ke dalam sebuah grafik,
dengankoordinat tertentu ( umumnya kartesian ). Pada koordinat kartesian, nilai
fungsi f(x) adalah koordinat y, atau y = f(x).
3. Fungsi Invers
Fungsi invers didefenisikan sebagai balika dari sebuah fungsi, dimana fungsi
invers dari sebuah fungsi tertentu akan bekerja berkebalikan dengan fungsi
tertentu. Ambil x adalah elemen dari himpunan X, yaitu himpunan dearah asal
(𝑥 ∈ 𝑋 ), dan y adalah elemen Y, yaitu himpunan daerah hasil ( 𝑦 ∈ 𝑌 ).
4. Fungsi Komposisi
Dari pembahasan diatas, kita telah mengkomposisikan f denga g. fungsi yang
dihasilkan disebut komposisi f dengan g, yang dinyatakan dengan 𝑓 °𝑔.

13
(𝑓°𝑔) (𝑥) = 𝑓(𝑔°𝑥))

5. Fungsi Limit
Menyatakan bahwa lim 𝑓 (𝑥 ) = 𝐹 berarti bahwa bila mana x dekat tetapi
𝑛−𝑐

berlainan dengan c, maka f(x) dekat ke F.

4. BAB IV TURUNAN
Pengertian turunan dapat dijelaskan sebagai berikut: jika P(a,f(a)) adalah
sembarang titik pada sebuah grafik suatu fungsi f . Titik lain pada gambar
dinotasikan dengan Q(a+h,f(a+h)),dimana h adalah beda antara absis Q dan P.
Kemiringan tali busur yang melalui titik P dan Q adalah
𝑓( 𝑎+ℎ)𝑓(𝑎)
Mpq = ℎ

1. Turunan Dengan Fungsi Limit


Turunan sebuah fungsi f adalah fungsi lain f’ ( dibaca f” aksen ) yang
𝑓(𝑥+ℎ)−𝑓(𝑥)
nilainya pada seberang bilangan x adalah f’(x) = lim
ℎ−0 ℎ

2. Turunan Sederhana
Ada 2 jenis turunan sederhana yaitu turunan polinomial dan turunan pada
trigonometri
3. Teorema Aturan Berantai
Jika kita ambil sebuah fungsi, dimana fungsi tersebut adalah kombinasi dari
beberapa fungsi dasar pembangunannya, maka penyelesaian fungsi tersebut akan
memenuhi sebuah aturan yang disebut aturan berantai.
4. Operasi Pada Turunan
Rumus cepat dari operasi turunan yaitu :
𝒅 𝒅 𝒖 𝒖′𝒗 − 𝒗′ 𝒖
(𝒖𝒗) = 𝒖′𝒗 + 𝒗′ 𝒖 ( )=
𝒅𝒙 𝒅𝒙 𝒗 𝒖²

5. Aplikasi Turunan
Aplikasi turunan sangat berguna disegala bidang ilmu. Dalam dunia teknik
turunan berperan dalam upaya optimalisasi desain dan segala urusan perhitungan
efisiensi dan ekonomis. Dalam duia perekonomiaan, turunan digunakan untuk
analisis pasar dan menentukan gradien fungsi permintaan dan penawaran.

14
5. BAB V INTEGRAL
1. Defenisi Integral
Integral adalah kebalikan dari proses diferensiasi. Integral ditemukan
menyusul ditemukannya masalah dalam diferensiasi di mana matematikawan harus
berpikir bagaimana menyelesaikan masalah yang berkebalikan dengan solusi
diferensiasi. Lambang integral adalah ʃ. Integral terbagi dua yaitu integral tak tentu
dan integral tertentu.
2. Pengintegralan Sederhana
𝑥
∫ 𝑥 ndx = 𝑛+1+c

∫ 𝑘𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥 = 𝑘 ∫ 𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥

∫(𝑓 (𝑥 ) ± 𝑔(𝑥 ))𝑑𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥 )𝑑𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥 )𝑑𝑥

3. Metode Penyelesaian Integral


a. Subtitusi
𝑑 (𝑔(𝑥 ))
∫(𝑓 о 𝑔)(𝑥 )𝑑𝑥 = ∫ 𝑓 (𝑔(𝑥 ))
𝑔′ (𝑥)
b. Partial
Didalam buku-buku kalkulus kita sering menjumpai rumus partial sebagai
berikut : ∫ 𝑢𝑑𝑣 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣𝑑𝑢
c. Residu
Metode residu (sisa) adalah metode yang didapat dari penerapan teorema
sisa pada polinomial. Permasalahan yang sering diselesaikan dengan metode
ini biasanya adalah sebuah integral sebuah fungsi dimana pembaginya adalah
sebuah fungsi polinomial.
d. Metode Trigonometri
Metode ini menggunakan fungsi trigonometri sebagai pensubtitusi pada
fungsi yang akan kita integralkan.

6. BAB VI MATRIKS
1. Matriks
Matriks adalah sebuah ruangan yang terdiri dari baris dan kolom. Jika A
adalah sebuah matriks m x n, maka dituliskan sebagai berikut:

15
𝑎11 ⋯ 𝑎𝑛1
A=( ⋮ ⋱ ⋮ )
𝑎𝑚1 ⋯ 𝑎𝑚𝑛
2. Operasi Pada Matriks
a. Penjumlahan dan Pengurangan
Dua matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan hanya jika dua matriks
tersebut memiliki banyak garis yang sama dan banyak kolom yang sama.
b. Perkalian
Perkalian matriks sebagai berikut: A x B = AB
3. Matriks Identitas
Pada matriks, ada yang disebut dengan I matriks identitas n x n di mana jika
dikalikan dengan A matriks n x n, maka hasilnya adalah matriks n x n itu sendiri.
Perkalian dengan matriks identitas bersifat komutatif.
4. Invers Matriks
Pembagian adalah perkalian suatu bilangandengan bilangan yang diinverskan.
Jika suatu bilangan dikalikan dengan inversnya sendiri, maka hasilnya adalah
satu.

7. BAB VII VEKTOR


1. Mengenal Vektor
Dalam penulisannya vektor digambarkan dengan anak panah dan dituliskan
dengan huruf yang diatasnya ada anak panahnya.
2. Komponen vektor
Vektor memiliki tiga komponen yang setiap komponen arahnya searah
dengan tiap sumbu pada koordinat kartesius tiga dimensi.
3. Magnitude vektor

Magnitude adalah nilai dari sebuah vektor. Mencari magnitude ‖→‖ dari
𝐴

komponen vektor → = axi + ayj + azk adalah sebagai berikut


𝐴

‖→‖ = √𝑎𝑥2 + 𝑎𝑦2 + 𝑎𝑧2


𝐴

16
4. Operasi Vektor
a. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
Penjumlahan dan pengurangan pada vektor memiliki arah, sehingga arah
juga memengaruhi perhitungan.
b. Perkalian Vektor dengan Skalar
Jika vektor dikalikan dengan skalar, maka langsung saja kalikan skalar
tersebut dengan tiap komponen vektor.
c. Perkalian Dot (Dot Product)
Perkalian dot adalah perkalian dua vektor yang hasil akhirnya adalah
skalar.
d. Perkalian Silang (Cross)
Perkalian cross adalah perkalian dua vektor yang hasil akhirnya adalah
vektor
5. Sudut Dua Vektor
Dua vektor 𝐴⃗ dan 𝐵
⃗⃗ akan membentuk sudut ω. Untuk mencari sudut ω bisa
menggunakan perkalian dot atau perkalian silang. Dan akan mendapatkan sudut ω
⃗⃗⃗⃗
𝐴. 𝐵 ⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑥 𝐵 ⃗⃗
dengan persamaan berikut: ω = arccos (‖𝐴⃗‖ ‖𝐵⃗⃗‖), ω = arcsin (‖𝐴⃗‖ ‖𝐵⃗⃗‖)

6. Diferensial Vektor
Diferensial vektor terhadap t didefenisikan sama seperti diferensial fungsi
𝑑 𝐴⃗ ⃗⃗⃗⃗ (𝑡+ ∆𝑡)− ⃗⃗⃗⃗
𝐴 𝐴 (𝑡)
skalar, sebagai berikut: = lim
𝑑𝑡 ∆𝑡→0 ∆𝑡

7. Operator Del
𝑑 𝑑 𝑑
Del ∇ didefenisikan secara aljabar sebagai berikut: ∇ = i 𝑑𝑥 + j𝑑𝑦 + k𝑑𝑧

a. Gradien
b. Divergensi
c. Curl
8. Integral Lintasan Vektor
Cara menghitungnya adalah dengan mengubah integral lintasan menjadi
integral biasa, baru menghitungnya. Didefenisikan dengan persamaan berikut:
W = ʃ 𝐹⃗ . d𝑟⃗

17
8. BAB VIII BILANGAN KOMPLEKS
1. Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks terbentuk atas bagian real dan imajiner. Dinyatakan dengan
z = x + iy: Rez = x, Imz = y
2. Operasi Bilangan Kompleks
Sebenarnya operasi dalam matematika hanya ada dua saja. Yaitu penjumlahan
dan perkalian, sedangkan pengurangan adalah kondisi kusus dari penjumlahan
dengan bilangan negatif dan pembagian adalah kondisi kusus perkalian dengan
bilangan invers atau balikan.
3. Modulus
𝑏
Jika bilangan kompleks dinyatakan oleh berikut ini : z = a + ib, sin ɵ = |𝑧| , cos
𝑎
ɵ |𝑧| maka yang disebut modulus adalah |𝑧| = √𝑎2 + √𝑏2

4. Konjugat Kompleks
Konjugat adalah pasangan. Setiap bilangan kompleks z memiliki pasangan
(konjugat) 𝑧⃗.
5. Teorema de Moivre
Teorema de moivre menyatakan eikƟ = (cos Ɵ + i sin Ɵ)k = cos kƟ + i sin kƟ

9. BAB IX PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA


1. Persamaan Sparabel Variabel
Sparabel Variabel adalah metode penyelesaian persamaan diferensial dengan
cara mengelompokkan fungsi-fungsi berdasarkan variabel yang sama, kemudian
diintegralkan.
2. Persamaan Eksak
Persamaan eksak adalah persamaan diferensial yang memiliki syarat tertentu,
apabila tiap bagian persamaan saling diturunkan dengan variabel pasangannya,
maka keduanya sama.
3. Persamaan tak Eksak
Persamaan tak eksak adalah persamaan differensial yang memiliki syarat
tertentu, apabila tiap bagian persamaan saling diturunkan dengan vvariabel
pasangannya, maka keduanya tidak sama.

18
4. Persamaan Diferensial Linier
Persamaan diferensial linear adalah persamaan yang memiliki bentuk umum
turunan orde satu dan pada umumnya tak eksak.
5. Persamaan Homogen
Persamaan homogen adalah persamaan diferensial yang pada awalnya berbentuk
𝑑𝑦 𝑦
f(x,y)= 𝑑𝑥 ,kemudian dapat dimodifikasi menjadi bentuk F( )=F (v).
𝑥
6. Persamaan Bernouli
Persamaan bernoli adalah salah satu bentuk persamaan diferensial. Bentuk
𝑑𝑥
umum persamaan Bernouli + 𝑃 (𝑥 )𝑦 = 𝑄 (𝑥 ) 𝑦 𝑛
𝑑𝑦

7. Persamaan diferensial Orde Dua = 0


Adalah persamaan diferensial yang memiliki komponen turunan tingkat dua.
Untuk menyelesaikan persamaan diferensial orde dua dengan cara membentuknya
menjadi persamaan kuadrat.
8. Persamaan Diferensial Orde Dua ≠ 0
Untuk persamaan diferensial orde dua yang f(x) ≠ 0 penyelesaiannya tidak
hanya complementary function tetapi juga melibatkan particular integral.

10. BAB X TRANSFORMASI LAPLACE


1. Pengertian Transformasi Laplace
Ide dasar dari transformasi Laplace adalah merubah variabel bebas (domain)
dari fungsi penyelesaian persamaan diferensial menjadi bentuk variabel bebas
(domain frekuensi) s.

2. Invers Transformasi Laplace-Sugi


Invers transformasi laplace didefenisikan sebagai balikan dari transformasi
laplace. Jadi invers transformasi laplace adalah tools untuk mengubah kembali
variabel bebas (domain frekuens) ke dalam variabel bebas (domain) asal.
3. Operasi Transformasi Laplace
𝑑𝑦
a. Mentransformasikan Turunan 𝑑𝑥
𝑑2 𝑦
b. Mentransformasikan Turunan
𝑑𝑥 2

19
𝑑𝑛 𝑦
c. Mentransformasikan Turunan 𝑑𝑥 2

4. Teorema Transformasi Laplace


Transformasi laplace memiliki sifat-sifat tetentu. Fungsi yang
ditransformasikan jika fungsi-fungsi tersebut merupakan hasil sebuah perkalian,
maka akan menghasilkan bentuk transformasi yang berbeda-beda
5. Aplikasi Transformasi laplace
Dengan transformasi laplace kita bisa menyelesaikan persamaan diferensial
dengan sangat mudah. Bentuk fungsi pada transformasi laplace memenuhi operasi
aljabar biasa, sehingga mudah untuk disederhanakan.

20
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Perbedaan Buku


Buku Utama (Diktat Matematika Teknik 1) menurut kami lebih unggul jika
dibandingkan buku pembandingkedua karena buku utama semua materi dijelaskan
secara detail sedangkan di buku kedua sangat membosankan ketika dibaca dan
penjelasan materinya kurang detail dan terperinci. Ini yang membedakan antara buku
utama dengan buku pembanding.

3.2 Kelebihan dan Kelemahan Buku

3.2.1 Buku Utama (Buku Satu)

a. Kelebihan Buku
Keunggulan dari buku utama yaitu isi dari buku ini sangat lengkap sekali,
karena setiap aspek-aspeknya dijelaskan secara rinci, dari pengertian sampai
kepada contoh-contohnya. Buku Matematika Teknik I ini terdiri dari beberapa
sub bab, masing-masing dari sub bab tersebut berisi penjelasan tentang topik
judul yang tertera dari sub babnya. Disetiap akhir babnya selalu dilampirkan
contoh soal, jadi keakuratan dari isi buku ini sangat terjamin. Bahasa yang
digunakan dalam buku ini sangat mudah sekali untuk dicerna dan dipahami,
semua yang dijelaskan dalam buku ini sangat berurutan dan bagus sekali.

b. Kelemahan Buku
Kelemahan dari buku pertama yaitu pembahasannya terlalu monoton. Ada
penulisan kata yang salah, seperti seharusnya “dan” tetapi dibuat “dari”. Dan
banyak kata-kata yang diulang-ulang.

21
3.2.2 Buku Pembanding Satu (Buku Dua)

a. Kelebihan Buku
Keunggulan dari buku pembanding yaitu sangat menarik, terutama dalam
bab 1 dibahas tentang logaritma, invert, dan ekporer secara individu. Penulis
buku ini sangat memahami bahwa setiap individu memiliki perbedaan.

b. Kelemahan Buku
kelemahan dari buku pembanding yaitu gambar yang kurang jelas,
penulisan yang sukar untuk dipahami. Isinya penuh dengan penjelasan semua,
jadi ketika kita membacanya mudah bosan. Dan kita perlu ekstra konsentrasi
(fokus) ketika memahami apa inti dari buku ini

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Matematika Teknik I ini adalah buku yang berusaha mengembangkan potensi
diri mahasiswa melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik formal
maupun non formal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu, dan
setiap individu memiliki perbedaan kemampuan dan motorik. Buku ini berbeda
dengan buku matematika lainnya. Matematika Teknik lebih sukar dan sulit dipelajari
karena membutuhkan pemahaman lebih dibanding mempelajari matematika dasar.

4.2 Saran
Saran dari kami mengenai buku Matematika Teknik I ini yaitu rumus-rumus
yang terdapat di dalam pembahasan buku tersebut harus lebih simple, jelas, dan
tepat. Dan sebagai pemula kami berharap agar contoh soal yang diberikan agar lebih
mudah untuk dipahami dan tidak sukar dimengerti. Dan semoga nantiya dengan kita
terus belajar dan memahami segala sesuatu yang ada di dalam buku tersebut kita bisa
menjadi guru yang berkualitas dan kita dapat menerapkan ilmu yang kita dapat ke
jenjang pendidikan berikutnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Silitinga, Marsangkap ; Manulang, Jongga dan Dalimunthe, Amirhud. 2016. Diktat


Kuliah Matematika I. Medan
Stroud, K.A. 2003. Matematika kalkulus. Jakarta : Erlangga

24

Anda mungkin juga menyukai