KALKULUS LANJUT
REZA MUHTADIN
4202530004
2022
KATA PENGANTAR
Reza Muhtadin
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI BUKU
2
2. BAB II BILANGAN KOMPLEKS
Bilangan kompleks adalah suatu bilangan a + bi, dimana a dan b bilangan
real, sedangkan i adalah satuan khayal (imajiner). a disebut bagian real dan b
disebut bagian khayal dari bilangan kompleks tersebut.
Bilangan kompleks = (bil.riil)+ j (bil.imajiner)
Contoh: x = 3 + j5 dengan: 3 disebut bagian riil dari x
5 disebut bagian imajiner dari x
Contoh soal bilangan kompleks
x1 = 2- j3 x2 = 5+ j4
Jawab :
x1 + x2 = (2-j3) + (5+j4) x1-x2 = (2-j3) - (5+j4)
= (2+5) + j(-3+4) = (2-5) + j(-3-4)
= 7+j = -3-j7
3
b. teorema B
jika f fungsi polinom atau fungsi rasional, maka lim 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑐) Asalkan
𝑥→𝑐
4
𝑑𝑦 𝑑𝑣 𝑑𝑣
𝑦 = 𝑢. 𝑣 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢 = 𝑓(𝑥 ) 𝑑𝑎𝑛 𝑣 = 𝑔(𝑥 ) → = 𝑢 +𝑣
𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑥
• Aturan hasil bagi:
𝑑𝑢 𝑑𝑣
𝑢 𝑑𝑦 𝑣 −𝑢
𝑦 = 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢 = 𝑓 (𝑥 ) 𝑑𝑎𝑛 𝑣 = 𝑔(𝑥 ) → = 𝑑𝑥 2 𝑑𝑥
𝑣 𝑑𝑥 𝑣
3. Turunan Fungsi Trigonometri
𝑑𝑦
𝑦 = tan 𝑥 → = 𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑦 = sec 𝑥 → = 𝑠𝑒𝑐 𝑥. tan 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑦 = cot 𝑥 → = −𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2 𝑥
𝑑𝑥
𝑑𝑦
𝑦 = csec 𝑥 → = −𝑐𝑜𝑠𝑒𝑐 2𝑥. cot 𝑥
𝑑𝑥
4. Dalil (aturan) Rantai
Untuk menetukan turunan (dy/dx) dari suatu fungsi komposisi berbentuk y
= f(u), dengan u=g(x) digunakan suatu aturan yang disebut dalil rantai sbb.
𝑑𝑦 𝑑𝑦 𝑑𝑢
Jika 𝑦 = 𝑓 (𝑢), 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑢 = 𝑔(𝑥 ) 𝑚𝑎𝑘𝑎 = 𝑑𝑢 𝑑𝑥
𝑑𝑥
5
5. BAB V PENGGUNAAAN TURUNAN
1. Tangen dan Normal
Untuk menentukan persamaan garis singgung (tangent) suatu kurva pada
sebuah titik, pertama-tama ditentukan turunan fungsi dititik tersebut.
Untuk menentukan persamaan garis normal ( garis tegak lurus ) terhadap
tangent, ingat bahwa gradient garis tegak lurus adalah kebalikan negative. Jadi
𝟏
gradien garis normal di titik P (x,y) adalah – 𝒅𝒚 𝐝𝐢𝐏 (𝐱, 𝐲).
𝒅𝒙
2. Gerak Kurvilinier
Rumus umum untuk suatu vektor A dengan sudut arah 𝜃 dengan besar A
adalah
𝐴 𝑋 = cos ɵ 𝐴 𝑦 = 𝐴 sinɵ
A = √𝐴 𝑥 2 + 𝐴𝑦 ²
𝐴𝑦
tan ɵ = 𝐴
𝑋
6. BAB VI INTEGRAL
1. Differensial
Differensial dari suatu fungsi y = f(x) di defenisikan sebagai dy = f”(x)dx.
Dy adalah differensial dari y,sedangkan dx adalah diferensial dari x.
differensial dx didefenisikan.. Sebagai sama dengan ∆𝑥 yaitu perubahan kecil
pada x.ini didefenisikan demikian sehingga f(x)=dy/dx.
6
2. Integral Tak Tentu (Anti Turunan)
Defenisi : F disebut suatu anti turunan (integral tak tentu ) dari f pada
selang I jika F(x)=f(x) atau dF(x) untuk setiap x dalam selang I
,yang di tulis dengan ∫ 𝑓 (𝑥 ) = 𝐹 (𝑥 ) + 𝑐
Beberapa aturan yang berlaku dalam integral tak tentu dapat disebutkan
sebagai berikut:
• aturan pangkat
• sifat kelinieran integral tak tentu
• aturan pangkat yang diperumun
3. Integral Tentu
Sifat-Sifat Integral Tentu
(i) Sifat penambahan selang (iii) Nilai rata rata integral tentu
(ii) Sifat pembandingan (iv) nilai rooth, mean, square
7
• Menghitung volume benda putar
Volume benda putar yang terbentuk apabila bidang yang di batasi y =
g(x), sumbu x, garis x = a dan garis x = b, di putar mengelilingi sumbu x
𝒃
(metode cakram) adalah V = 𝝅 ∫𝒂 [ 𝒇(𝒙)]𝟐dx.
8
2. Fungsi Balikan (Invers) Dan Turunannya
Untuk mendapatkan balikan dari suatu fungsi yang memiliki balikan, dapat
dilakukan dengan langkah sebagai berikut
a. Nyatakan x dengan y dari persamaan y = f(x)
b. Nyatakan bentuk dalam y yang telah ditentukan itu, sebagai f -1(y) yaitu x
= f-1(x)
c. Ganti y dengan x dan x dengan y dalam bentuk x = f -1(y), sehingga
diperoleh y = f-1 (x)
Turunan fungsi invers
Andaikan f fungsi yang dapat diturnkan dan monoton murni dalam selang i.
apabila f(x) ≠ 0 pada semua x imempunyai balikan (invers) maka f-1 dapat
diturunkan dititik y = f(x) pada daerah nilai f dan berlakunya
𝟏
(f-1)’(y) =
𝒇′ (𝒙)
𝒅𝒙 𝟏
Rumus tersebut dapat juga ditulis sebagai 𝒅𝒚
= 𝒅𝒚/𝒅𝒙
9
5. Pertumbuhan dan peluluhan eksponensial
Bentuk persamaan differensial yang berkaitan langsung dengan fungsi
𝒅𝒚
eksponensial ialah 𝒅𝒙 = 𝒌𝒚. Dengan pemisahan variable persamaan ini menjadi
𝑑𝑦
= 𝑘 𝑑𝑡 sehingga dengan pengintegralan menghasilkan In y = kt + C.
𝑦
10
3. Penggantian yang merasionalkan
𝒏
• Integran yang memuat √𝒂𝒙 + 𝒃
𝒏
Substitusi u = √𝒂𝒙 + 𝒃 untuk merasionalkan
Jadi ∫ 𝐮. 𝐝𝐯 = 𝐮. 𝐯 − ∫ 𝐯. 𝐝𝐮
12
3. Deret Mc Laurin
Suatu fungsi aljabar dapat dinyatakan dengan suatu fungsi berbentuk
F(x) = 𝒂𝟎 + 𝒂𝟏 𝐱 + 𝒂𝟐 𝐱 𝟐 + … 𝒂𝒏 𝐱 𝐧 + ….
Persamaan ini disebut sebagai ekspansi deret pangakat dari f(x). masalahnya
apakah setiap fungsi dapat dinyatakan dalam bentuk seperti itu.
4. Deret Taylor
Asumsi dasar dalam memformulasikan ekspansi deret taylor ialah bahwa suatu
fungsi dapat diekspansi ke dalam sebuah polinominal berbentuk
F(x) = 𝐜𝟎 + 𝐜𝟏 ( 𝐱 − 𝐱 ) + 𝐜𝟐 𝐱 (x- 𝒂 ) 𝟐 + …
13
2.2 Buku Pembanding (Buku Dua)
1. BAB I ALJABAR
1. Bilangan
Bilangan natural umumnya disimbolkan dengan N yang terdiri dari N =
{1,2,3,4,5,…}.kemudian orang mulai memikirkan tentang nol, dan pada saat ini
orang mulai mengenal bilangan cacah. Bilangan cacah umumnya disimbolkan
dengan W yang terdri dari W= {0,1,2,3,4,5,…} bisa dibilang semua bilangan
natural adalah anggota bilangan cacah karena, irisan keduanya adalah bilangan
natural itu sendiri.
2. Operasi Bilangan
• Penjumlahan • Perkalian
• Pengurangan • Pembagian
3. Eksponen/ Pangkat
Pangkat yang dinyatakan dengan an adalah notasi yag menyatakan banyaknya
perklian a terhadap dirinya sendiri, sebanyak n kali
Contohnya ; 33 = 3.3.3 = 27
42 = 2.2 = 16
4. Logaritma
Logaritma adalah cara untuk menentukan nilai pangkat dari sebuah bentuk
bilangan berpangkat. Logaritma memiliki sifat-sifat khas, yaitu :
𝐿𝑜𝑔 𝐴 2. Log A + Log B = Log ( A.B )
1. aLog A = 𝐿𝑜𝑔 𝑎
14
𝑎
3. Log A – Log B = Log 4. Log An = n Log A
𝑏
5. Faktorial
Factorial didefenisikan sebagai perkalian berurutan mulai dari 1 hingga angka
tertentu. Tentunya ini adalah defenisi untuk angka adalah anggota bilangan cacah,
karena selama ini factorial yang diajarkan hanya sebatas itu. Misalkan n! =
1.2.3…( n-2 ) ( n – 1 )n ini adalah rumusnya factorial.
6. Binomial Newton Vs Binomial Sugi
Binomial newton ini hanya berlaku untuk pangkat n anggota bilangan cacah.
Salah satu kekurangan dari binomial adalah tidak bisa digunakan untuk pangkat n
𝑛
negative. Berikut ini adalah rumus Binomial Newton:( a + b )n = ∑𝑛𝑖=0 ( ) 𝑎𝑛−𝑖 𝑏 𝑖
𝑖
7. Pola Bilangan
Pola bilangan adalah bentuk atau struktur yang sekuensial atau memiliki
hubungan pengoperasian dari urutan dengan bentuk dan struktur sebelumnya. Pola
bilangan berarti adanya struktur yang sekuensial antara bilangan-bilangan
selanjutnya dengan bilangan-bilangan sebelumnya. Secara fundamental pola
bilangan terbagi menjadi 2 yaitu pola aritmatika dan pola geometri
8. Fraksi Parsial
Prinsip parsial dari fraksi parsial adalah mengubah sebuah persamaan rumit
menjadi bentuk parsial atau bagian yang lebih sederhana. Contohnya ada
permasalahan sebelumnya dapat disederhanakan menjadi :
𝟒𝒙−𝟓 𝟑 𝟑
∫ 𝒙𝟐−𝒙−𝟐 𝒅𝒙 = 𝒙+𝟏 + 𝒙−𝟐
2. BAB II TRIGONOMETRI
Trigonometri adalah salah satu cabang dari matematika yang mempelajari
tentang sudut sudut segitiga, sisi sisi segitiga dan hubungan dengan keduanya.
1. Teorema Phytagoras
Menurut Phytagoras ada hubungan yang menarik antara sisi sisi segitiga siku
siku. Hubungan tersebut terkenal dengan sebutan teorema phytagoras, yang
berbunyi “ Kuadrat sisi miring sebuah segitiga siku siku, sama dengan jumlah
kuadrat sisi sisi yang lainnya.
13
2. Rasio Trigonometri
Gagasan ini adalah pengembangan dari adanya rasio phytagoras yang nilainya
tetap. Berikut adalah rasio trigonometri tersebut
𝒂 𝒃 𝒂
sin ℧ cos ℧ atau ℧ =
𝑹 𝑹 𝒃
13
(𝑓°𝑔) (𝑥) = 𝑓(𝑔°𝑥))
5. Fungsi Limit
Menyatakan bahwa lim 𝑓 (𝑥 ) = 𝐹 berarti bahwa bila mana x dekat tetapi
𝑛−𝑐
4. BAB IV TURUNAN
Pengertian turunan dapat dijelaskan sebagai berikut: jika P(a,f(a)) adalah
sembarang titik pada sebuah grafik suatu fungsi f . Titik lain pada gambar
dinotasikan dengan Q(a+h,f(a+h)),dimana h adalah beda antara absis Q dan P.
Kemiringan tali busur yang melalui titik P dan Q adalah
𝑓( 𝑎+ℎ)𝑓(𝑎)
Mpq = ℎ
2. Turunan Sederhana
Ada 2 jenis turunan sederhana yaitu turunan polinomial dan turunan pada
trigonometri
3. Teorema Aturan Berantai
Jika kita ambil sebuah fungsi, dimana fungsi tersebut adalah kombinasi dari
beberapa fungsi dasar pembangunannya, maka penyelesaian fungsi tersebut akan
memenuhi sebuah aturan yang disebut aturan berantai.
4. Operasi Pada Turunan
Rumus cepat dari operasi turunan yaitu :
𝒅 𝒅 𝒖 𝒖′𝒗 − 𝒗′ 𝒖
(𝒖𝒗) = 𝒖′𝒗 + 𝒗′ 𝒖 ( )=
𝒅𝒙 𝒅𝒙 𝒗 𝒖²
5. Aplikasi Turunan
Aplikasi turunan sangat berguna disegala bidang ilmu. Dalam dunia teknik
turunan berperan dalam upaya optimalisasi desain dan segala urusan perhitungan
efisiensi dan ekonomis. Dalam duia perekonomiaan, turunan digunakan untuk
analisis pasar dan menentukan gradien fungsi permintaan dan penawaran.
14
5. BAB V INTEGRAL
1. Defenisi Integral
Integral adalah kebalikan dari proses diferensiasi. Integral ditemukan
menyusul ditemukannya masalah dalam diferensiasi di mana matematikawan harus
berpikir bagaimana menyelesaikan masalah yang berkebalikan dengan solusi
diferensiasi. Lambang integral adalah ʃ. Integral terbagi dua yaitu integral tak tentu
dan integral tertentu.
2. Pengintegralan Sederhana
𝑥
∫ 𝑥 ndx = 𝑛+1+c
∫ 𝑘𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥 = 𝑘 ∫ 𝑓 (𝑥 )𝑑𝑥
6. BAB VI MATRIKS
1. Matriks
Matriks adalah sebuah ruangan yang terdiri dari baris dan kolom. Jika A
adalah sebuah matriks m x n, maka dituliskan sebagai berikut:
15
𝑎11 ⋯ 𝑎𝑛1
A=( ⋮ ⋱ ⋮ )
𝑎𝑚1 ⋯ 𝑎𝑚𝑛
2. Operasi Pada Matriks
a. Penjumlahan dan Pengurangan
Dua matriks dapat dijumlahkan atau dikurangkan hanya jika dua matriks
tersebut memiliki banyak garis yang sama dan banyak kolom yang sama.
b. Perkalian
Perkalian matriks sebagai berikut: A x B = AB
3. Matriks Identitas
Pada matriks, ada yang disebut dengan I matriks identitas n x n di mana jika
dikalikan dengan A matriks n x n, maka hasilnya adalah matriks n x n itu sendiri.
Perkalian dengan matriks identitas bersifat komutatif.
4. Invers Matriks
Pembagian adalah perkalian suatu bilangandengan bilangan yang diinverskan.
Jika suatu bilangan dikalikan dengan inversnya sendiri, maka hasilnya adalah
satu.
Magnitude adalah nilai dari sebuah vektor. Mencari magnitude ‖→‖ dari
𝐴
16
4. Operasi Vektor
a. Penjumlahan dan Pengurangan Vektor
Penjumlahan dan pengurangan pada vektor memiliki arah, sehingga arah
juga memengaruhi perhitungan.
b. Perkalian Vektor dengan Skalar
Jika vektor dikalikan dengan skalar, maka langsung saja kalikan skalar
tersebut dengan tiap komponen vektor.
c. Perkalian Dot (Dot Product)
Perkalian dot adalah perkalian dua vektor yang hasil akhirnya adalah
skalar.
d. Perkalian Silang (Cross)
Perkalian cross adalah perkalian dua vektor yang hasil akhirnya adalah
vektor
5. Sudut Dua Vektor
Dua vektor 𝐴⃗ dan 𝐵
⃗⃗ akan membentuk sudut ω. Untuk mencari sudut ω bisa
menggunakan perkalian dot atau perkalian silang. Dan akan mendapatkan sudut ω
⃗⃗⃗⃗
𝐴. 𝐵 ⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗
𝐴𝑥 𝐵 ⃗⃗
dengan persamaan berikut: ω = arccos (‖𝐴⃗‖ ‖𝐵⃗⃗‖), ω = arcsin (‖𝐴⃗‖ ‖𝐵⃗⃗‖)
6. Diferensial Vektor
Diferensial vektor terhadap t didefenisikan sama seperti diferensial fungsi
𝑑 𝐴⃗ ⃗⃗⃗⃗ (𝑡+ ∆𝑡)− ⃗⃗⃗⃗
𝐴 𝐴 (𝑡)
skalar, sebagai berikut: = lim
𝑑𝑡 ∆𝑡→0 ∆𝑡
7. Operator Del
𝑑 𝑑 𝑑
Del ∇ didefenisikan secara aljabar sebagai berikut: ∇ = i 𝑑𝑥 + j𝑑𝑦 + k𝑑𝑧
a. Gradien
b. Divergensi
c. Curl
8. Integral Lintasan Vektor
Cara menghitungnya adalah dengan mengubah integral lintasan menjadi
integral biasa, baru menghitungnya. Didefenisikan dengan persamaan berikut:
W = ʃ 𝐹⃗ . d𝑟⃗
17
8. BAB VIII BILANGAN KOMPLEKS
1. Bilangan Kompleks
Bilangan kompleks terbentuk atas bagian real dan imajiner. Dinyatakan dengan
z = x + iy: Rez = x, Imz = y
2. Operasi Bilangan Kompleks
Sebenarnya operasi dalam matematika hanya ada dua saja. Yaitu penjumlahan
dan perkalian, sedangkan pengurangan adalah kondisi kusus dari penjumlahan
dengan bilangan negatif dan pembagian adalah kondisi kusus perkalian dengan
bilangan invers atau balikan.
3. Modulus
𝑏
Jika bilangan kompleks dinyatakan oleh berikut ini : z = a + ib, sin ɵ = |𝑧| , cos
𝑎
ɵ |𝑧| maka yang disebut modulus adalah |𝑧| = √𝑎2 + √𝑏2
4. Konjugat Kompleks
Konjugat adalah pasangan. Setiap bilangan kompleks z memiliki pasangan
(konjugat) 𝑧⃗.
5. Teorema de Moivre
Teorema de moivre menyatakan eikƟ = (cos Ɵ + i sin Ɵ)k = cos kƟ + i sin kƟ
18
4. Persamaan Diferensial Linier
Persamaan diferensial linear adalah persamaan yang memiliki bentuk umum
turunan orde satu dan pada umumnya tak eksak.
5. Persamaan Homogen
Persamaan homogen adalah persamaan diferensial yang pada awalnya berbentuk
𝑑𝑦 𝑦
f(x,y)= 𝑑𝑥 ,kemudian dapat dimodifikasi menjadi bentuk F( )=F (v).
𝑥
6. Persamaan Bernouli
Persamaan bernoli adalah salah satu bentuk persamaan diferensial. Bentuk
𝑑𝑥
umum persamaan Bernouli + 𝑃 (𝑥 )𝑦 = 𝑄 (𝑥 ) 𝑦 𝑛
𝑑𝑦
19
𝑑𝑛 𝑦
c. Mentransformasikan Turunan 𝑑𝑥 2
20
BAB III
PEMBAHASAN
a. Kelebihan Buku
Keunggulan dari buku utama yaitu isi dari buku ini sangat lengkap sekali,
karena setiap aspek-aspeknya dijelaskan secara rinci, dari pengertian sampai
kepada contoh-contohnya. Buku Matematika Teknik I ini terdiri dari beberapa
sub bab, masing-masing dari sub bab tersebut berisi penjelasan tentang topik
judul yang tertera dari sub babnya. Disetiap akhir babnya selalu dilampirkan
contoh soal, jadi keakuratan dari isi buku ini sangat terjamin. Bahasa yang
digunakan dalam buku ini sangat mudah sekali untuk dicerna dan dipahami,
semua yang dijelaskan dalam buku ini sangat berurutan dan bagus sekali.
b. Kelemahan Buku
Kelemahan dari buku pertama yaitu pembahasannya terlalu monoton. Ada
penulisan kata yang salah, seperti seharusnya “dan” tetapi dibuat “dari”. Dan
banyak kata-kata yang diulang-ulang.
21
3.2.2 Buku Pembanding Satu (Buku Dua)
a. Kelebihan Buku
Keunggulan dari buku pembanding yaitu sangat menarik, terutama dalam
bab 1 dibahas tentang logaritma, invert, dan ekporer secara individu. Penulis
buku ini sangat memahami bahwa setiap individu memiliki perbedaan.
b. Kelemahan Buku
kelemahan dari buku pembanding yaitu gambar yang kurang jelas,
penulisan yang sukar untuk dipahami. Isinya penuh dengan penjelasan semua,
jadi ketika kita membacanya mudah bosan. Dan kita perlu ekstra konsentrasi
(fokus) ketika memahami apa inti dari buku ini
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Matematika Teknik I ini adalah buku yang berusaha mengembangkan potensi
diri mahasiswa melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik formal
maupun non formal, pada jenjang pendidikan dan jenis pendidikan tertentu, dan
setiap individu memiliki perbedaan kemampuan dan motorik. Buku ini berbeda
dengan buku matematika lainnya. Matematika Teknik lebih sukar dan sulit dipelajari
karena membutuhkan pemahaman lebih dibanding mempelajari matematika dasar.
4.2 Saran
Saran dari kami mengenai buku Matematika Teknik I ini yaitu rumus-rumus
yang terdapat di dalam pembahasan buku tersebut harus lebih simple, jelas, dan
tepat. Dan sebagai pemula kami berharap agar contoh soal yang diberikan agar lebih
mudah untuk dipahami dan tidak sukar dimengerti. Dan semoga nantiya dengan kita
terus belajar dan memahami segala sesuatu yang ada di dalam buku tersebut kita bisa
menjadi guru yang berkualitas dan kita dapat menerapkan ilmu yang kita dapat ke
jenjang pendidikan berikutnya.
23
DAFTAR PUSTAKA
24