Dosen Pengampu :
Nurul Rafiqah Nasution, M.Pd
Mata Kuliah :
Matematika SMA
Disusun Oleh:
Kelompok 10
PMM-2/ Sem. VI
Auliya Febrianti (0305171056)
Nuraini Hasanah (0305172115)
Yulia Ningsih (0305172121)
Puji syukur saya sampaikan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha
Pengasih, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah kami. Shalawat dan salam saya persembahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang membawa risalah islam sebagai pedoman
hidup untuk meraih keselamatan hidup di dunia dan juga di akhirat kelak.
Dalam penyusunan tugas ini juga tidak luput dari adanya berbagai sumber
referensi untuk memperkuat dan membuka wawasan kami tentang materi yang
saya kerjakan. Semoga adanya tugas ini, saya dapat menambah wawasan dan
ilmu tentang materi ini.
Dengan segala keterbatasan yang ada, saya menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran senantiasa saya harapkan. Semoga tugas yang saya kerjakan dapat
bermanfaat bagi saya maupun pembacanya. Aamiin.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang sangat erat dengan
suatu bilangan. Matematika juga merupakan bahasa, dimana bahasa pada
matematika tidak memiliki makna ambigu (ganda) yaitu selalu pasti. Matematika
banyak memegang peran penting dalam pemecahan masalah disetiap bidang
kehidupan. Kemampuannya menerjemahkan berbagai fenomena kehidupan dalam
bahasa matematika disebut sebagai ilmu dasar yang harus diakui oleh setiap
orang.
Hubungan antara satu elemen himpunan tepat dengan satu elemen pada
himpunan yang lain disebut fungsi. Dalam fungsi ada yang dikenal dengan grafik,
grafik fungsi ini menggambarkan hubungan matematika antara dua variabel atau
lebih.Pada dasarnya konsep “fungsi” merupakan hal yang penting dalam berbagai
cabang matematika. Dalam banyak hal fungsi diterapkan dalam berbagai bidang
untuk menyelesaikan persoalan – persoalan baik dalam bidang teknik, ekonomi,
dan bidang lain yang mempelajari hubungan – hubungan antar variabel, dimana
variabel satu sama lainnya saling pengaruh mempengaruhi dan dapat diukur,
seperti jarak dan waktu dapat diukur, sehingga dapat dikatakan bahwa jarak
adalah fungsi dari waktu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan
masalahnya sebagai berikut :
1. Apa pengertian fungsi beserta jenis – jenisnya ?
2. Apasajakah sifat – sifat fungsi ?
3. Bagaimana operasi aljabar pada fungsi ?
4. Bagaimana konsep fungsi komposisi ?
5. Bagaimana konsep fungsi invers ?
6. Bagaimana konsep invers fungsi komposisi ?
1
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat disimpulkan tujuannya
sebagai berikut
1. Untuk mengetahui pengertian fungsi beserta jenis – jenisnya
2. Untuk mengetahui sifat – sifat fungsi
3. Untuk mengetahui operasi aljabar pada fungsi
4. Untuk mengetahui konsep fungsi komposisi
5. Untuk mengetahui konsep fungsi invers
6. Untuk mengetahui konsep invers fungsi komposisi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Fungsi dan Jenis-Jenisnya
1. Fungsi
Misalkan A dan B adalah himpunan. Suatu himpunan bagian 𝑓 ⊂ 𝐴 × 𝐵
dinamakan fungsi atau pemetaan dari A ke B, ditulis 𝑓: 𝐴 → 𝐵, jika untuk setiap
elemen 𝑎 ∈ 𝐴 terdapat hanya satu 𝑏 ∈ 𝐵, sehingga pasangan terurut (𝑎, 𝑏) ∈ 𝑓.
Elemen 𝑏 ∈ 𝐵 yang memiliki hubungan dengan 𝑎 ∈ 𝐴 dinamakan peta (bayangan)
dari elemen 𝑎, ditulis 𝑏 = 𝑓(𝑎), yang bernilai unik/tungggal.
Jika 𝑓 adalah suatu fungsi 𝐴 ke 𝐵, maka:
- Himpunan 𝐴 disebut domain (daerah asal)
- Himpunan 𝐵 disebut kodomain (daerah kawan) dan himpunan anggota
𝐵 yang pasangan (himpunan C) disebut range (hasil) fungsi 𝑓.
Himpunan 𝐴 dinamakan domain (daerah asal, daerah definisi, atau
wilayah), domain fungsi 𝑓 dinyatakan dengan 𝐷𝑓 . Himpunan 𝐵 dinamakan
kodomain (daerah kawan). Himpunan peta-peta dari 𝐵 dinamakan range (daerah
nilai, daerah hasil atau jelajah). Range fungsi 𝑓 dinyatakan dengan 𝑅𝑓 . Suatu
fungsi atau pemetaan dapat disajikan dalam bentuk himpunan pasangan terurut,
rumus, diagram panah, dan diagram cartesius. 1
2. Jenis-Jenis Fungsi
a. Fungsi Konstan (fungsi tetap)
Suatu fungsi 𝑓: 𝐴 → 𝐵 ditentukan dengan rumus 𝑓(𝑥) disebut fungsi
konstan apabila untuk anggota domain fungsi selalu berlaku 𝑓 (𝑥) = 𝐶, di mana 𝐶
bilangan konstan. Untuk lebih jelasnya, pelajari contoh berikut.
b. Fungsi Linier
Suatu fungsi 𝑓(𝑥) disebut fungsi linier apabila fungsi itu ditentukan
oleh 𝑓(𝑥)𝑎𝑥 + 𝑏, di mana 𝑎 ≠ 0, 𝑎 dan 𝑏 bilangan konstan dan grafiknya berupa
garis lurus. Kurva fungsi linier adalah garis 𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝑏 yang selalu melalui titik
−𝑏
(0, 𝑏) dan ( 𝑎 , 0).
c. Fungsi Kuadrat
1
Husein Tampomas, SeribuPena Matematika untuk SMA/MA Kelas XI, (Bogor: Penerbit
Erlangga, 2007), hal.276
3
Fungsi pangkat/kuadrat dinyatakan dengan 𝑦 = 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 𝑛 , dengan 𝑛
bilangan asli. Jika:
𝑛 = 2 → grafiknya berbentuk parabola.
𝑛 = 3 → grafiknya berbentuk parabola kubik.
𝑛 = 4 → grafiknya berbentuk parabola bikuadrat.
Bentuk umum dari fungsi kuadrat ialah :
𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 𝑛 , 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 𝑛 , 𝑑𝑎𝑛 𝑦 = 𝑎𝑥 𝑛 + 𝑐
d. Fungsi identitas
Suatu fungsi 𝑓(𝑥) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota
fungsi berlaku 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 atau setiap anggota domain fungsi dipetakan pada
dirinya sendiri. Grafik fungsi identitas berupa absis maupun ordinatnya sama.
Fungsi identitas ditentukan oleh 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥.
e. Fungsi Modulus
Suatu fungsi disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi ini
memetakan setiap bilangan real pada domain fungsi ke unsur harga mutlaknya.
f. Fungsi Ganjil dan Fungsi Genap
Suatu fungsi 𝑓(𝑥) disebut fungsi ganjil apabila berlaku 𝑓 (−𝑥 ) =
−𝑓(𝑥) dan disebut fungsi genap apabila berlaku 𝑓(−𝑥 ) = 𝑓(𝑥). Jika 𝑓 (−𝑥 ) ≠
−𝑓(𝑥) maka fungsi ini tidak genap dan tidak ganjil. Untuk memahaminya, maka
lihatlah contoh berikut.
Contoh :
Tentukan fungsi 𝑓 di bawah ini termasuk fungsi genap, fungsi ganjil, atau
tidak keduanya.
a. 𝑓(𝑥 ) = 2𝑥 3 + 𝑥
b. 𝑓(𝑥 ) = 3 cos 𝑥 − 5
c. 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 2 − 8𝑥
Penyelesaian :
a. 𝑓(𝑥 ) = 2𝑥 3 + 𝑥
𝑓(𝑥 ) = 2(−𝑥)3 + (−𝑥)
𝑓(𝑥) = −(2𝑥 3 + 𝑥)
𝑥(𝑥) = −𝑓(𝑥)
Jadi, fungsi 𝑓(𝑥) merupakan fungsi ganjil.
4
b. 𝑓(𝑥 ) = 3 cos 𝑥 − 5
𝑓(−𝑥 ) = 3 cos(−𝑥 ) − 5
𝑓(𝑥 ) = 3 cos 𝑥 − 5
Jadi, fungsi tersbu merupakan fungsi genap.
c. 𝑓(𝑥 ) = 𝑥 2 − 8𝑥
𝑓(𝑥 ) = (−𝑥 )2 − 8(−𝑥)
𝑓(𝑥 ) = 𝑥 2 + 8𝑥
Fungsi 𝑓(−𝑥) ≠ 𝑓(𝑥) dan 𝑓(−𝑥 ) ≠ −𝑓(𝑥).
Jadi, fungsi tersebut tidak fungsi genap dan ganjil. 2
B. Sifat-Sifat Fungsi
1. Fungsi injektif (satu-satu)
2
Nugroho Soedyanto dan Maryanto, Matematika untuk SMA dan MA kelas XI program IPA,
(Jakarta: Pusat Perbukuan, 2008), hal.175
5
Fungsi 𝑓: 𝐴 → 𝐵 disebut fungsi surjektif (fungsi onto atau fungsi kepada)
jika setiap elemen di 𝐵 mempunyai pasangan di 𝐴 atau 𝑅𝑓 = 𝐵 terdapat 𝑦 ∈ 𝐵
terdapat 𝑥 ∈ 𝐴 sedemikian sehingga 𝑓(𝑥) = 𝑦.
3. Fungsi Bijektif
3
Ibid,... hal.280
4
Afidah Khairunnisa, “Matematika Dasar” (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2017). h. 119
6
(𝑓 + 𝑔 ) (𝑥 ) = (𝑥 + 1 ) + (𝑥 2 + 1 )
= 𝑥 2 + 𝑥 + (1 + 1)
= 𝑥2 + 𝑥 + 2
b. Operasi Pengurangan
(𝑓 − 𝑔) (𝑥) = 𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)
= (𝑥 + 1) − (𝑥 2 + 1)
= 𝑥 − 𝑥2 + 1 − 1
= −𝑥 2 + 𝑥
𝑓 𝑓(𝑥)
∶𝑥→ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑔(𝑥) ≠ 0
𝑔 𝑔(𝑥)
𝑓
Domain dari 𝑓 × 𝑔 dan 𝑔 adalah irisan dari 𝐷𝑓dan (𝐷𝑓 ∩ 𝐷𝑔).5
Contoh:
Diketahui 𝑓 (𝑥 ) = 𝑥 + 1 𝑑𝑎𝑛 𝑔(𝑥 ) = 𝑥 2 + 1. Tentukan (𝑓 × 𝑔) (𝑥) dan
𝑓
(𝑔) (𝑥)
Penyelesaian:
a. Operasi Perkalian
(𝑓 × 𝑔) (𝑥 ) = 𝑓(𝑥) × 𝑔(𝑥)
= (𝑥 + 1) × (𝑥 2 + 1)
= 𝑥 (𝑥 2 + 1) + 1(𝑥 2 + 1)
= 𝑥3 + 𝑥2 + 𝑥 + 1
b. Operasi pembagian
5
Ibid, h. 120
7
𝑓 𝑓(𝑥)
( ) (𝑥 ) =
𝑔 𝑔(𝑥)
𝑥+1
=
𝑥2 + 1
𝑥+1
=
(𝑥 + 1) (𝑥 − 1)
𝑓 1
( ) (𝑥 ) =
𝑔 𝑥−1
D. Fungsi Komposisi
1. Pengertian Fungsi Komposisi
8
Berdasarkan uraian diatas, suatu operasi berurutan yang mengerjakan 𝑔
terlebih dahulu, baru dilanjutkan oleh 𝑓 merupakan fungsi komposisi 𝑓 𝜊 𝑔,
dinyatakan dengan aturan :6
(𝑓 𝜊 𝑔) (𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥 ))
Contoh:
Diketahui :𝑓(𝑥 ) = 𝑥 + 4 dan 𝑔(𝑥 ) = 2𝑥 2 − 16𝑥 + 35. Tentukanlah:
a) 𝑓 𝜊 𝑔(𝑥)
b) 𝑔 𝜊 𝑓 (𝑥 )
Penyelesaian:
a) 𝑓 𝜊 𝑔(𝑥 ) = 𝑓(𝑔(𝑥 ))
= 𝑓 (2𝑥 2 − 16𝑥 + 35)
= 2𝑥 2 − 16𝑥 + 35 + 4
= 2𝑥 2 − 16𝑥 + 39
b) 𝑔 𝜊 𝑓(𝑥 ) = 𝑔(𝑓(𝑥 ))
= 𝑔(𝑥 + 4)
= 2(𝑥 + 4)2 − 16(𝑥 + 4) + 35
= 2(𝑥 2 + 8𝑥 + 16) − (16𝑥 + 64) + 35
= 2𝑥 2 + 16𝑥 + 32 − 16𝑥 + 64 + 35
= 2𝑥 2 + 16𝑥 − 16𝑥 + 32 − 64 + 35
= 2𝑥 2 + 3
2. Sifat-Sifat Komposisi Fungsi
Pada bagian ini, akan diperiksa apakah komposisi fungsi memiliki sifat
komutatif, asosiatif, dan identitas.
a. Tidak Komutatif
Komposisi fungsi tidak bersifat komutatif, yaitu jika 𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵 dan 𝑔 ∶
𝐵 → 𝐶 maka 𝑓 𝜊 𝑔 ≠ 𝑔 𝜊 𝑓
b. Asosiatif
Komposisi fungsi bersifat asosiatif, yaitu jika 𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵 dan 𝑔 ∶ 𝐵 → 𝐶,
dan ℎ ∶ 𝐶 → 𝐷 maka (ℎ 𝜊 (𝑔 𝜊 𝑓) (𝑥 ) = ((ℎ 𝜊 𝑔)𝜊 𝑓) (𝑥)
c. Sifat Identitas
6
Sunardi, Slamet Waluyo, dkk, “Matematika SMA/MA Kelas XI IPA”. (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2016) h. 184
9
Komposisi bersifat identitas, yaitu jika 𝐼 (𝑥 ) = 𝑥 ∶ (𝑓 𝜊 𝐼 ) maka
𝐼 ο 𝑓 (𝑥 ) = 𝑓 ο 𝐼 (𝑥) = 𝑓 (𝑥)
E. Fungsi Invers
1. Pengertian Invers Suatu Fungsi
Misalkan f adalah suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B yang
dinyatakan dalam bentuk pasangan berurutan {(a, b) | a A, b B}. Suatu relasi
dari himpunan B ke himpunan A yang anggota-anggotanya adalah pasangan
berurutan (b, a) dengan b B, a A dinamakan invers (kebalikan) fungsi f .
–1
Invers dari f dinyatakan dengan f . Dengan kata lain, invers suatu fungsi f
didefinisikan sebagai berikut.
Jika fungsi f : A B dinyatakan dengan pasangan berurutan f = {(a, b) | a
A, b B} maka invers dari fungsi f adalah f –1
: B A yang ditentukan dengan
pasangan berurutan f –1 = {(b, a) | b B, a A}.7
7
Siswanto,Umi Supraptina, Matematika Inovatif 2 (konsep dan aplikasinya), (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional,2009), hlm. 153
8
Ibid,... hlm. 154
10
Hal ini hanya terjadi apabila fungsi f : A B merupakan fungsi yang
berkorespondensi satu-satu. Jadi, syarat agar invers suatu fungsi merupakan
fungsi (fungsi invers) dapat dirumuskan sebagai berikut.
–1
Invers suatu fungsi f atau f merupakan sebuah fungsi jika fungsi f
merupakan korespondensi satu-satu. Fungsi yang berkorespondensi satu-satu
disebut fungsi bijektif.
Contoh:
Diketahui A = { 1, 3, 5} dan B = { 0, 2, 4}. Fungsi g: A B ditetukan
oleh g = {1, 0}, { 3, 2}, {5, 4}. Carilah g -1 dan selidiki apakah g-1 sebuah fungsi
Penyelesaian:
Invers g adalah g -1: B A dengan g-1 = {(0, 1), (2, 3), (4, 5)}. Tampak
bahwa g-1 merupakan sebuah relasi yang merupakan fungsi.
9
Rosihan Ari, Indriyastuti, Perspektif Matematika 2 ( Untuk Kelas XI SMA dan MA Program
Ilmu Pengetahuan Alam), (Solo: Platinum, 2008), hlm. 210
11
Carilah rumus invers dari fungsi f(x) = 3x + 2
Penyelesaian:
y = f (x)
y = 3x + 2
𝑦 −2
x= 3
𝑦−2
f -1(y) = 3
𝑥−2
f -1(x) = 3
𝑥−2
Maka,rumus inversnya adalah f -1(x) = 3
10
Ibid,…. hlm.156
12
Karena f (x) = x2 + 1 bukan fungsi bijektif maka f (x) tidak
mempunyai fungsi invers. Fungsi f (x) dapat diusahakan mempunyai
fungsi invers dengan cara membatasi domain alaminya. Misalkan domain
alaminya dipecah menjadi dua bagian seperti pada gambar dibawah
sehingga f (x) masing-masing adalah fungsi bijektif.
b. Misalkan y = f (x)
y = x2 + 1
x2 = y – 1
x = √𝑦 − 1 atau x = −√𝑦 − 1
adalah f -1( x) = − √𝑥 − 1.
2) Untuk Df = {x | x ≥ 0, x R}, dipilih tanda positif, oleh
karena itu, f -1( y) = √𝑦 − 1. Jadi, rumus fungsi invers dari f
13
Adapun grafik fungsi tersebut adalah
11
Ibid,…. hlm. 159
14
Dari contoh soal diatas dapat disimpulkan bahwa Grafik fungsi f dan
grafik fungsi f –1 simetris terhadap garis y = x.12
15
(g o f )–1 (x) = (f –1 o g –1)(x)
Dengan cara yang sama, dapat kita peroleh (f o g)–1(x) = (g–1 o f –1
)(x).
Oleh karena itu, secara umum dapat kita simpulkan sebagai berikut. Jika f –1 dan
g–1 adalah invers dari fungsi-fungsi f dan g, berlaku
(g o f )–1 (x) = (f –1 o g –1)(x)
(f o g)–1(x) = (g–1 o f –1)(x).
Contoh :
Diketahui fungsi f : R R dan g : R R (R = himpunan bilangan real)
didefinisikan oleh f(x) = 4x – 6 dan g(x) = x + 3. Tentukan fungsi (f o g)–1(x)
Penyelesaian:
Misalkan y = f (x)
y = 4x – 6
4x = y – 6
𝑦+6
x=
4
𝑦+6
f -1(y) =
4
𝑥+6
Jadi, untuk f -1(x) =
4
y = g(x)
y=x+3
x=y–3
g -1 (y) = y – 3
Jadi, untuk g -1 (x) = x – 3
Maka, (f o g)–1(x) = (g–1 o f –1)(x)
= g–1 (f –1(x))
𝑦+6
= g–1 ( )
4
𝑦+6
= −3
4
𝑦−6
=
4
𝑥−6
Sehingga, didapatkan (f o g)–1(x) = 4
16
itu. Untuk itu, kita ingat kembali sifat komposisi sebuah fungsi dengan fungsi
inversnya, antara lain
(f o f –1)(x) = (f –1 o f )(x) = I (x) = x.
Misalkan f dan g adalah fungsi pada bilangan real yang dapat
dikomposisikan dan g–1 adalah invers dari fungsi g. Berdasarkan sifat di atas,
dapat diperoleh
f (x) = I (f (x)) = (g–1 o g)( f (x))
= ((g–1 o g) o f )(x)
= (g–1 o g o f )(x)
Karena pada komposisi fungsi berlaku sifat asosiatif maka f(x) = (g–1 o (g o f ))(x).
Di samping itu,
f (x) = I (f (x)) = f ((g o g–1)(x))
= (f o (g o g–1))(x)
= (f o g o g–1)(x)
Karena pada komposisi fungsi berlaku sifat asosiatif maka
f (x) = ((f o g) o g–1)(x).
Jadi, berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan sebagai berikut.
1. Apabila diketahui g(x) dan (g o f )(x) maka f (x) = (g–1 o (g o f ))(x).
2. Apabila diketahui g(x) dan (f o g)(x) maka f (x) = ((f o g) o g–1)(x).14
Contoh:
Diketahui fungsi f dan g terdefinisi pada bilangan real dengan g(x) = x + 5.
Tentukan f (x) jika diketahui (g o f)(x) = 3x2 + 7x dan (f o g)(x) = 3x – 5.
Penyelesaian:
Agar rumus di atas dapat digunakan, kita perlu menentukan invers fungsi
g, yaitu g–1.
Misalkan g(x) = y.
y=x+5
x=y–5
g–1(y) = y – 5
Jadi, g–1(x) = x – 5.
14
Ibid,....hlm. 164
17
Untuk f (x) = (g–1 o (g o f ))(x)
= g–1 ((g o f )(x)
= g–1(3x2 + 7x)
= 3x2 + 7x + 5
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Relasi adalah hubungan atau pemasangan antara anggota himpuna A dengan
anggota himpunan B melalui suatu aturan tertentu. Secara sederhana, relasi dapat
diartikan sebagai hubungan. Hubungan yang dimaksud di sini adalah hubungan
antara daerah asal (domain) dan daerah kawan (kodomain). Relasi khusus dua
himpunan yang menghubungkan setiap anggota himpunan daerah asal dengan
tepat satu anggota kawan disebut fungsi. Dalam fungsi terdapat grafik fungsi yang
dapat menggambarkan hubungan variabel dalam persamaan fungsi. Setiap relasi
belum tentu fungsi, namun setiap fungsi adalah relasi.
Sifat-sifat fungsi yaitu : bijektif, injektif, dan surjektif. Fungsi komposisi
merupakan kombinasi dari beberapa fungsi. Penyelesaian dari contoh soal fungsi
komposisi (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) yaitu dengan cara menentukan daerah asal dan daerah hasil
dari fungsi f dan g kemudian dengan mencari daerah asal dan daerah hasil dari
fungsi (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥).
B. Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga masih dibutuhkan perbaikan
dalam segi konsep dan teori. Kami harap ini dapat menjadi bahan bacaan yang
memberi manfaat bagi pembacanya.
19
DAFTAR PUSTAKA
Sunardi, Slamet Waluyo, dkk. 2016. Matematika SMA/MA Kelas XI IPA. Jakarta:
PT Bumi Aksara
20