TRIGONOMETRI
Dosen Pengampu : Prof . Dr. Asmin Panjaitan , M.Pd.
DISUSUN OLEH :
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Trigonometri yaitu Prof. Dr. Asmin Panjaitan, M.Pd. atas materi dan
bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Critical Book Report ini dengan baik.Tak
lepas dari kekurangan penulis menyadari bahwa makalah ini belum mendekati dari kata sempurna.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Teori
Bilangan. Adapun tugas yang diberikan yakni tentang “Critical Book Report”.
Semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi para pembaca sebagai materi pembelajaran
ataupun sebagai penambah wawasan bagi kita semua. Kritik dan saran sangat dibutuhkan bagi penulis agar
penulis kedepannya bisa memperbaiki kesalahan kesalahan yang telah dibuat. Akhir kata saya ucapkan
terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai mahasiswa Jurusan Matematika, sudah menjadi kewajiban untuk mengetahui dan
memahami materi-materi ada pada jurusan matematika. Contohnya seperti integral, pembahasan
pada integral cukup luas sehingga mahasiswa di tuntut agar menguasai materi-materi itu dan dapat
di terapkan konsep-konsepnya pada kehidupan sehari-hari.
Andaikan Anda menghadapi suatu integral tak tentu. Apabila ini bentuk baku, segera dapatlah
ditulis hasilnya. Apabila tidak, carilah sebuah subtitusi yang akan mengubahnya menjadi sutu bentuk baku.
Apabila pada subtitusi yang pertama, kita tidak berhasil memperoleh bentuk baku, kita mencoba dengan
cara lain. Apabila kita berlatih cukup lama, kita akan dapat menemukan penggantian yang tepat. Metode
subtitusi ini didasarkan pada: ∫ f (x) dx = ∫ h (u) du = H (u) + C = H (g(x)) + C. Apabila pengintegralan
dengan metode subtitusi tidak berhasil, dengan menerapkan metode penggunaan ganda, yang lebih dikenal
dengan pengintegralan parsial dapat memberikan hasil. Metode ini didasarkan pada pengintegralan rumus
turunan hasilkali du afungsi. Andaikan u= u (x) dan v = v (x). Maka 𝐷 𝑥 [u(x)v(x)] = u(x)v’(x) + v (x)u’(x)
Menurut definisi, suatu fungsi rasional adalah hasilbagi dua fungsi suku banyak (polinom). Misalnya: f(x)
= 2 (𝑥+1)3 g(x) = 2𝑥+2 𝑥2−4𝑥+8 h(x) = 𝑥5+2𝑥3−𝑥+1 𝑥3+5𝑥. Fungsi f dan g dinamakan fungsi rasional
sejati oleh karena itu derajat pembilang kurang dari derajat penyebut. Fungsi rasional tidak sejati selalu
dapat ditulis sebagai jumlah fungsi suku banyak dan fungsi rasional sejati.
B. TUJUAN
3. Mahasiswa mampu menerapkan konsep integral fungsi trignometri dalam kehidupan sehari-
hari.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTITAS BUKU
BUKU 1 (BUKU UTAMA )
1. Judul Buku : Kalkulus Integral dan Aplikasinya
2. Pengarang : Didit Budi Nugroho
3. Penerbit : GRAHA ILMU
4. Kota terbit : Yogyakarta
5. Tahun terbit : 2012
6. No. ISBN : 978-979-756-836-8
2
Diandaikan bahwa suatu fungsi f(x) dapat dituliskan dalam bentuk𝑓(𝑥) =
𝑔(ℎ(𝑥)) ℎ′(𝑥). Jika kita membuat subtitusi 𝑢 = ℎ(𝑥), maka 𝑑𝑢 =
ℎ′ (𝑥) 𝑑𝑥, dan ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ∫ 𝑔 (ℎ(𝑥))ℎ′ (𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑔(𝑢)𝑑𝑢
Dalam Versi 1 dicatat bahwa variable x pada awalnya ditulis sebagai fungsi dari
variable baru u, sedangkan dalam Versi 2, variable baru ditulis u sebagai fungsi dari x.
Bedanya, untuk subtitusi 𝑥 = 𝑔 (𝑢) dalam Versi 1 harus mempunyai invers agar variable
u bisa dikembalikan ke variabel asli x di akhir proses.
Kadang-kadang, kemungkinan dari subtitusi tidak bisa terlihat secara jelas dengan
cepat, dan banyak yang terjadi trial dan error. Kenyataan bahwa suatu subtitusi tidak
terlihat bukan berarti bahwa metode tersebut gagal. Ini bisa terjadi dalam kasus ketika kita
menggunakan suatu subtitusi yang tidak sesuai. Atau barangkali kita pertama kali
melupakan modifikasi masalah.
Lebih lanjut, berikut ini diperoleh rumus-rumus integral tak tentuk untuk fungsi
pangkat, fungsi ekspoensial, fungsi trigonometri, dan fungsi hiperbolik yang sedikit lebih
umum dari pada fungsi sebelumnya. Rumus diperoleh dengan cara membuat subtitusi
𝑢 = 𝑝𝑥 + 𝑞 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑢 = 𝑝 𝑑𝑥
1
a) ∫(𝑝𝑥 + 𝑞)𝑛 𝑑𝑥 = − (𝑝𝑥 + 𝑞)𝑛+1 + 𝑘 , 𝑛 ∈ ℝ, 𝑛 ≠ 1
𝑝( 𝑛+1 )
1 1
b) ∫ 𝑝𝑥+𝑞 𝑑𝑥 = ln|𝑝𝑥 + 𝑞| + 𝑘
𝑝
1
c) ∫ 𝑎𝑝𝑥+𝑞 𝑑𝑥 = 𝑎𝑝𝑥+𝑞 + 𝑘 , 𝑎 > 0, 𝑎 ≠ 1
𝑝 ln(𝑎)
1
d) ∫ cos(𝑝𝑥 + 𝑞)𝑑𝑥 = sin(𝑝𝑥 + 𝑞) + 𝑘
𝑝
1
e) ∫ cot(𝑝𝑥 + 𝑞) csc(𝑝𝑥 + 𝑞)𝑑𝑥 = − 𝑝 csc(𝑝𝑥 + 𝑞) + 𝑘
1
f) sec ℎ2 (𝑝𝑥 + 𝑞)𝑑𝑥 = tan ℎ (𝑝𝑥 + 𝑞) + 𝑘
𝑝
2
g) ∫ sec ℎ (𝑝𝑥 + 𝑞 )𝑑𝑥 = 𝑎𝑟𝑐. tan(𝑒 𝑝𝑥+𝑞 ) + 𝑘
𝑝
2. integrasi parsial
Rumus integral parsial adalah sebagai berikut :
3
Seringkali rumus lebih mudah untuk diingatkan jika kita menuliskannya dalam bentuk
diferensial. Dimisalkan 𝑢 = 𝑓(𝑥) dan 𝑣 = 𝑔(𝑥), maka 𝑑𝑢 = 𝑓′ (𝑥)𝑑𝑥 dan 𝑑𝑣 =
𝑓 ′ (𝑥) 𝑑𝑥 dan 𝑑𝑣 = 𝑔′(𝑥)𝑑𝑥. Dengan penggunaan Aturan Subtitusi, rumus integral parsial
menjadi seperti berikut ini:
∫ 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣 𝑑𝑢
Dalam hal ini penyelesaian dituntut untuk mampu memilih u dan dv yang tepat sehingga
integral di ruas kanan bisa dihitung dengan mudah.
4
- tanm x sec n x , cot m x csc n x
- sin (mx) cos (nx), sin (mx) sin (nx) , cos (mx) cos (nx)
Beberapa variasi dari bentuk integral ini dapat dikelompokkan berdasarkan nilai dari n
yaitu n ganjil dan n genap.
Dengan cara yang sama diperoleh rumus reduksi untuk ∫ sin𝑛 𝑥𝑑𝑥, yaitu :
1 𝑛−1
∫ sin𝑛 𝑥𝑑𝑥 = − 𝑛
sin𝑛−1 𝑥 cos 𝑥 + 𝑛
∫ sin𝑛−2 𝑥𝑑𝑥
5
Beberapa variasi dari bentuk ini dapat dikelompokkan berdasarkan nilai dari m dan n yaitu
; m atau n ganjil, m dan n genap ( m = n ), atau m dan n genap ( m ≠ n )
- Bila m atau n meruakan bilangan ganjil maka untuk suku yang berpangkat ganjil dilakukan
pemfaktoran yaitu sin𝑚 𝑥 = sin𝑚−1 𝑥 sin 𝑥 atau cos𝑛 𝑥 = cos𝑛−1 𝑥 cos 𝑥. Dalam
penyelesaian digunakan identitas sin2 𝑥 + cos 2 𝑥 = 1 dan subtitusi d(sin x ) = cos x dx
atau –d( cos x ) = sin x dx.
- Bila m dan n keduanya merupakan bilangan genap ( m = n ) maka digunakan
identitas sin 2𝑥 = 2 sin 𝑥 cos 𝑥 dan cos 2𝑥 = 2 cos2 𝑥 − 1 = 1 − 2 sin2 𝑥
- Bila m dan n bilangan genap ( m ≠ n ) maka dapat diselesaikan menggunakan metode
yang dibahas pada bagian selanjutnya dengan identitas dan cara yang digunakan
tetap sama seperti m = n.
Integral bentuk ∫ tan𝑚 𝑥 sec 𝑛 𝑥𝑑𝑥 dan ∫ cot 𝑚 𝑥 csc 𝑛 𝑥𝑑𝑥 dengan n ∈ B+
Beberapa variasi dari bentuk integral ini dapat dikelompokkan berdasarkan nili dari m dan n yaitu
: m = 1 dan n = 0, m = 0 dan n = 1, m > 1 dan n = 0 atau m = 0 dan n > 1, m ≠ 0 dan n ≠ 0 dengan
m ganjil, m ≠ 0 dan n ≠ 0 dengan m genap.
1
= ∫− 𝑑 (sin 𝑥)
cos 𝑥
= − ln(cos 𝑥) + 𝐶
cos 𝑥
ii. ∫ cot 𝑥𝑑𝑥 = ∫ sin 𝑥 𝑑𝑥
= ln(sin 𝑥) + 𝐶
𝑑(sec 𝑥+ tan 𝑥)
=∫
sec 𝑥 + tan 𝑥
= ln(sec 𝑥 + cot 𝑥) + 𝐶
- Bila m > 1 dan n = 0 atau m = 0 dan n > 1 makan diselesaikan menggunakan rumus
reduksi, dengan identitas tan2 𝑥 = sec 2 𝑥 − 1 dan cot 2 𝑥 − csc 2 𝑥 − 1, yaitu :
6
i. ∫ tan𝑚 𝑥𝑑𝑥 = ∫ tan𝑚−2 𝑥 tan2 𝑥𝑑𝑥
= ∫ tan𝑚−2 𝑥 (sec 2 𝑥 − 1) 𝑑𝑥
tan𝑚−1 𝑥
= 𝑚−1
− ∫ tan𝑚−2 𝑥𝑑𝑥
cot𝑚−1 𝑥
ii. ∫ cot 𝑚 𝑥𝑑𝑥 = − 𝑚−1
− ∫ cot 𝑚−2 𝑥𝑑𝑥
- Bila m ≠ 0 dan n ≠ 0 dengan m ganjil maka integral akan mudah diselesaikan dengan
menggunakan subtitusi d ( sec 𝑥 ) = sec 𝑥 tan 𝑥 𝑑𝑥 atau d ( csc 𝑥 ) = − csc 𝑥 cot 𝑥 𝑑𝑥 dan
identitas : tan2 𝑥 = sec2 𝑥 − 1 dan cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥 − 1.
- Bila m ≠ 0 dan n ≠ 0 dengan m genap makan kan mudah diselesaikan dengan mereduksi
integran ke dalam suku-suku dari sec 𝑥 atau csc 𝑥. Metode- metode yang dikemukakan
bukanlah satu-satunya cara untuk menyelesaikan bentuk integral diatas, namun ada
beberapa cara yang lain yang dapat menggunakan subtitusi dari d (tan 𝑥 ) = sec 2 𝑥 𝑑𝑥
atau −d(cot 𝑥) = csc 2 𝑥 𝑑𝑥 untuk menyelesaikan beberapa kasus tertentu.
Bentuk diatas diselesaikan dengan mengubah integran ke dalam bentuk penjumlahan atau
pengurangan, seperti :
1
sin(𝑚𝑥) cos(𝑛𝑥) = [sin(𝑚 + 𝑛 )𝑥 + sin(𝑚 − 𝑛)𝑥 ]
2
1
sin(𝑚𝑥) sin (𝑛𝑥) = [cos(𝑚 + 𝑛 )𝑥 − cos(𝑚 − 𝑛)𝑥 ]
2
7
1
cos(𝑚𝑥) cos(𝑛𝑥) = [cos(𝑚 + 𝑛 )𝑥 + cos(𝑚 − 𝑛)𝑥 ]
2
𝑛
Bila integran memuat faktor berbentuk √𝑎𝑥 + 𝑏, maka kita dapat menyelesaikan integral
𝑛
dengan menggunakan subtitusi : u = √𝑎𝑥 + 𝑏 sehingga didapatkan
𝑛𝑢𝑛−1 𝑑𝑢
un = ax + b dan = 𝑑𝑥. Kadang- kadang kita jumpai juga suatu integral dengan
𝑎
integran dalam bentuk akar namun bukan merupakan suatu suku banyak akan tetapi
𝑛
merupakan fungsi eksponen, missal integran √1 + 𝑒 𝑥 . Maka seperti diatas juga kita ambil
𝑛𝑢𝑛−1
subtitusi 𝑢𝑛 = 1 + 𝑒 𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = ln(𝑢𝑛 − 1) 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑥 = 𝑑𝑢. Sedangkan untuk
𝑢𝑛 −1
integran yang terdiri dari beberapa bentuk akar yang pangkatnya berbeda namun dengan
fungsi dasar sama, kita dapat melakukan subtitusi dengan memisalkan u berpangkat KPK
adri akar pangkatnya. Bentuk integral setelah dilakukan subtitusi akan lebih mudah untuk
diselesaikan menggunakan metode yang dikenal sebelumnya.
Integral dengan integran memuat bentuk kuadrat ax2 + bx + c dengan b ≠ 0 dapat juga
dikerjakan dengan menggunakan subtitusi sebagai berikut :
𝑏 2 𝑏2
𝑎𝑥 2 + bx + c = a (𝑥 + ) +𝑐−
2𝑎 4𝑎
8
𝑏
Bila disubtitusikan𝑢 = 𝑥 + ke bentuk kuadrat diatas di dapatkan bentuk :
4𝑎
𝑏2
𝑎𝑢2 + 𝑑 ; 𝑑 = 𝑐 −
4𝑎
≥ pangkat Q(x) atau n > m, mak a dilakukan pembagian terlebih dahulu sehingga
ℎ (𝑥)
didapatkan bentuk : ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ∫ [𝑅(𝑥) + ] 𝑑𝑥 dengan R(x) merupakan hasil
𝑔 (𝑥)
ℎ(𝑥)
bagi P(x) oleh Q(x) dan 𝑔(𝑥) adalah sisa pembagian dengan pangkat h(x) < pangkat g(x).
Jika pangkat P(x) < pangkat Q(x) atau n< m, maka penyelesaian integral tersebut
bergantung pada faktor-faktor dari Q(x). setiap suku banyak dengan koefisien real dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari faktor-faktor linear dan kuadrat sedemikian hingga
tiap-tiap faktor mempunyai koefisien real.
𝑃 (𝑥) 𝐴1 𝐴2 𝐴𝑛
Maka ≡ + +⋯+ dengan 𝐴1 , 𝐴2 … 𝐴𝑛 konstanta yang akan
𝑄 (𝑥) 𝑎1 𝑥+𝑏1 𝑎2 𝑥+𝑏2 𝑎𝑛 𝑥+𝑏𝑛
dicari.
9
Misal 𝑄(𝑥) = ( (𝑎1 𝑥 + 𝑏1 )𝑃 dengan p ∈ B+.
𝑃 (𝑥) 𝐴1 𝐴2 𝐴𝑃−1 𝐴𝑃
Maka 𝑄 (𝑥) = (𝑎𝑖 𝑥+𝑏𝑖 )𝑃
+ (𝑎𝑖 𝑥+𝑏𝑖 )𝑃−1
+ ⋯+ (𝑎𝑖 𝑥+𝑏𝑖 )2
+ (𝑎𝑖 𝑥+𝑏𝑖 )
𝑃 (𝑥) 𝐴1 𝑥+ 𝐵1 𝐴2 𝑥+ 𝐵2 𝐴𝑛 𝑥+ 𝐵𝑛
Maka 𝑄 (𝑥) = (𝑎1 𝑥 2 + 𝑏1 𝑥+ 𝑐1 )
+ (𝑎2 𝑥 2 + 𝑏2 𝑥+ 𝑐2 )
+ ⋯+ (𝑎𝑛 𝑥 2 + 𝑏𝑛 𝑥+ 𝑐𝑛 )
Dengan 𝐴1, 𝐴2, … 𝐴𝑛 , 𝑑𝑎𝑛 𝐵1, 𝐵2, … 𝐵𝑛 , konstanta yang akan dicari.
10
C. PENILAIAN BUKU
Kelebihan buku 1 (buku utama)
Adapun kelebihan dari buku 2 (buku pembanding) adalah :
1. Rumus-rumus yang dijabarkan lebih sederhana.
2. Terdapat rumus-rumus umum yang dapat langsung digunakan dan mudah
dipahami oleh pembaca.
3.Terdapat latihan soal yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan
mahasiswa terhadap materi yang dijelaskan.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan kritik terhadap buku ini, adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami materi teknik-teknik pengintegralan dengan baik
melalui dari beberapa sumber yang berbeda sehingga wawasan yang didapat oleh
mahasiswa semakin banyak.
2. Mahasiswa mampu menerapkan konsep-konsep materi pengintegralan
trigonometri dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dari penilaian terhadap buku yang telah dijabarkan diatas, terlihat bahwa buku 1
(buku utama) lebih banyak memiliki keunggulan dari dapa buku 2 (buku
pembanding). Ini berarti bahwa buku 1 lebih baik untuk dijadikan sumber referensi
beajar dari pada buku 2.
B. SARAN
Saran yang diberikan adalah agar penulis dapat mengembangkan dan memperbaiki kembali
buku ini agar wawasan yang didapat oleh mahasiswa semakin banyak juga, walaupun kedua
buku ini sudah cukup bagus untuk digunakan oleh mahsiswa sebagai media pembelajaran.
12
DAFTAR PUSTAKA
Mursita, Danang. 2004. Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi. Bandung. REKAYASA
SAINS.
Nugroho, Didit Budi. 2012. Kalkulus Integral dan Aplikasinya, Yogyakarta, GRAHA ILMU.
13