Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REPORT

TRIGONOMETRI
Dosen Pengampu : Prof . Dr. Asmin Panjaitan , M.Pd.

DISUSUN OLEH :

NAMA : REGINA SRI REZEKI SINAGA


NIM : 4183311017
KELAS : MATEMATIKA DIK B 2018

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Trigonometri yaitu Prof. Dr. Asmin Panjaitan, M.Pd. atas materi dan
bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Critical Book Report ini dengan baik.Tak
lepas dari kekurangan penulis menyadari bahwa makalah ini belum mendekati dari kata sempurna.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah Teori
Bilangan. Adapun tugas yang diberikan yakni tentang “Critical Book Report”.

Semoga makalah ini dapat membawa manfaat bagi para pembaca sebagai materi pembelajaran
ataupun sebagai penambah wawasan bagi kita semua. Kritik dan saran sangat dibutuhkan bagi penulis agar
penulis kedepannya bisa memperbaiki kesalahan kesalahan yang telah dibuat. Akhir kata saya ucapkan
terimakasih.

Medan, Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................................................... 1
B. TUJUAN ........................................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 2
A. IDENTITAS BUKU ......................................................................................................................... 2
B. RINGKASAN ISI BUKU ................................................................................................................. 2
C. PENILAIAN BUKU ....................................................................................................................... 11
BAB III ....................................................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................................................. 12
A. KESIMPULAN ............................................................................................................................... 12
B. SARAN ........................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai mahasiswa Jurusan Matematika, sudah menjadi kewajiban untuk mengetahui dan
memahami materi-materi ada pada jurusan matematika. Contohnya seperti integral, pembahasan
pada integral cukup luas sehingga mahasiswa di tuntut agar menguasai materi-materi itu dan dapat
di terapkan konsep-konsepnya pada kehidupan sehari-hari.

Andaikan Anda menghadapi suatu integral tak tentu. Apabila ini bentuk baku, segera dapatlah
ditulis hasilnya. Apabila tidak, carilah sebuah subtitusi yang akan mengubahnya menjadi sutu bentuk baku.
Apabila pada subtitusi yang pertama, kita tidak berhasil memperoleh bentuk baku, kita mencoba dengan
cara lain. Apabila kita berlatih cukup lama, kita akan dapat menemukan penggantian yang tepat. Metode
subtitusi ini didasarkan pada: ∫ f (x) dx = ∫ h (u) du = H (u) + C = H (g(x)) + C. Apabila pengintegralan
dengan metode subtitusi tidak berhasil, dengan menerapkan metode penggunaan ganda, yang lebih dikenal
dengan pengintegralan parsial dapat memberikan hasil. Metode ini didasarkan pada pengintegralan rumus
turunan hasilkali du afungsi. Andaikan u= u (x) dan v = v (x). Maka 𝐷 𝑥 [u(x)v(x)] = u(x)v’(x) + v (x)u’(x)
Menurut definisi, suatu fungsi rasional adalah hasilbagi dua fungsi suku banyak (polinom). Misalnya: f(x)
= 2 (𝑥+1)3 g(x) = 2𝑥+2 𝑥2−4𝑥+8 h(x) = 𝑥5+2𝑥3−𝑥+1 𝑥3+5𝑥. Fungsi f dan g dinamakan fungsi rasional
sejati oleh karena itu derajat pembilang kurang dari derajat penyebut. Fungsi rasional tidak sejati selalu
dapat ditulis sebagai jumlah fungsi suku banyak dan fungsi rasional sejati.

B. TUJUAN

Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah :

1. Memenuhi tugas mata kuliah Trigonometri.

2. Mahasiswa mampu memahami tentang pengplikasian trigonometri dengan integral

3. Mahasiswa mampu menerapkan konsep integral fungsi trignometri dalam kehidupan sehari-
hari.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. IDENTITAS BUKU
 BUKU 1 (BUKU UTAMA )
1. Judul Buku : Kalkulus Integral dan Aplikasinya
2. Pengarang : Didit Budi Nugroho
3. Penerbit : GRAHA ILMU
4. Kota terbit : Yogyakarta
5. Tahun terbit : 2012
6. No. ISBN : 978-979-756-836-8

 BUKU 2 (BUKU PEMBANDING)


1. Judul Buku : Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi
2. Pengarang : Danang Mursita
3. Penerbit : REKAYASA SAINS
4. Kota terbit : Bandung
5. Tahun terbit : 2004
6. No. ISBN : 979-97478-2-1

B. RINGKASAN ISI BUKU


 Ringkasan Buku I ( Buku Utama )
1. Integrasi dengan subtitusi sederhana.
Teknik ini tidak dapat selalu digunakan. Kita dapat menggunakan rumus ini apabila ;
Pertama, kita tidak mengetahui antideratif dari fungsi dan yang kedua, tidak ada jalan
sederhana dimana kita dapat menggambarkannya untuk menolong jika kita mencari suatu
subtitusi yang sesuai dalam kasus dimana teknik ini dapat digunakan.
- Aturan subtitusi Versi 1
Jika kita membuat subtitusi 𝑥 = 𝑔(𝑢), dimana 𝑑𝑥 = 𝑔′(𝑢)𝑑𝑢,
Maka ∫ 𝑓 (𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑓 (𝑔(𝑢)) 𝑔′ (𝑢) 𝑑𝑢 .
- Aturan subtitusi Versi 2

2
Diandaikan bahwa suatu fungsi f(x) dapat dituliskan dalam bentuk𝑓(𝑥) =
𝑔(ℎ(𝑥)) ℎ′(𝑥). Jika kita membuat subtitusi 𝑢 = ℎ(𝑥), maka 𝑑𝑢 =
ℎ′ (𝑥) 𝑑𝑥, dan ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ∫ 𝑔 (ℎ(𝑥))ℎ′ (𝑥) 𝑑𝑥 = ∫ 𝑔(𝑢)𝑑𝑢
Dalam Versi 1 dicatat bahwa variable x pada awalnya ditulis sebagai fungsi dari
variable baru u, sedangkan dalam Versi 2, variable baru ditulis u sebagai fungsi dari x.
Bedanya, untuk subtitusi 𝑥 = 𝑔 (𝑢) dalam Versi 1 harus mempunyai invers agar variable
u bisa dikembalikan ke variabel asli x di akhir proses.
Kadang-kadang, kemungkinan dari subtitusi tidak bisa terlihat secara jelas dengan
cepat, dan banyak yang terjadi trial dan error. Kenyataan bahwa suatu subtitusi tidak
terlihat bukan berarti bahwa metode tersebut gagal. Ini bisa terjadi dalam kasus ketika kita
menggunakan suatu subtitusi yang tidak sesuai. Atau barangkali kita pertama kali
melupakan modifikasi masalah.
Lebih lanjut, berikut ini diperoleh rumus-rumus integral tak tentuk untuk fungsi
pangkat, fungsi ekspoensial, fungsi trigonometri, dan fungsi hiperbolik yang sedikit lebih
umum dari pada fungsi sebelumnya. Rumus diperoleh dengan cara membuat subtitusi
𝑢 = 𝑝𝑥 + 𝑞 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑢 = 𝑝 𝑑𝑥
1
a) ∫(𝑝𝑥 + 𝑞)𝑛 𝑑𝑥 = − (𝑝𝑥 + 𝑞)𝑛+1 + 𝑘 , 𝑛 ∈ ℝ, 𝑛 ≠ 1
𝑝( 𝑛+1 )
1 1
b) ∫ 𝑝𝑥+𝑞 𝑑𝑥 = ln|𝑝𝑥 + 𝑞| + 𝑘
𝑝
1
c) ∫ 𝑎𝑝𝑥+𝑞 𝑑𝑥 = 𝑎𝑝𝑥+𝑞 + 𝑘 , 𝑎 > 0, 𝑎 ≠ 1
𝑝 ln(𝑎)
1
d) ∫ cos(𝑝𝑥 + 𝑞)𝑑𝑥 = sin(𝑝𝑥 + 𝑞) + 𝑘
𝑝
1
e) ∫ cot(𝑝𝑥 + 𝑞) csc(𝑝𝑥 + 𝑞)𝑑𝑥 = − 𝑝 csc(𝑝𝑥 + 𝑞) + 𝑘
1
f) sec ℎ2 (𝑝𝑥 + 𝑞)𝑑𝑥 = tan ℎ (𝑝𝑥 + 𝑞) + 𝑘
𝑝
2
g) ∫ sec ℎ (𝑝𝑥 + 𝑞 )𝑑𝑥 = 𝑎𝑟𝑐. tan(𝑒 𝑝𝑥+𝑞 ) + 𝑘
𝑝

2. integrasi parsial
Rumus integral parsial adalah sebagai berikut :

∫ 𝑓(𝑥)𝑔′ (𝑥)𝑑𝑥 = 𝑓 (𝑥)𝑔(𝑥) − ∫ 𝑔 (𝑥)𝑓 ′ (𝑥)𝑑𝑥

3
Seringkali rumus lebih mudah untuk diingatkan jika kita menuliskannya dalam bentuk
diferensial. Dimisalkan 𝑢 = 𝑓(𝑥) dan 𝑣 = 𝑔(𝑥), maka 𝑑𝑢 = 𝑓′ (𝑥)𝑑𝑥 dan 𝑑𝑣 =
𝑓 ′ (𝑥) 𝑑𝑥 dan 𝑑𝑣 = 𝑔′(𝑥)𝑑𝑥. Dengan penggunaan Aturan Subtitusi, rumus integral parsial
menjadi seperti berikut ini:

∫ 𝑢 𝑑𝑣 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣 𝑑𝑢

Dalam hal ini penyelesaian dituntut untuk mampu memilih u dan dv yang tepat sehingga
integral di ruas kanan bisa dihitung dengan mudah.

3. integral Fungsi Trigonometri


Integral Trigonometri melibatkan kombinasi-kombinasi aljabar dari enam fungsi
trigonometri dasar. Pada dasarnya kita bisa menggunakan identitas trigonometri untuk
mengintegralkan beberapa kombinasi dari fungsi trigonometri.
- Pangkat sinus, cosinus dan tangent
Sering dapat kemungkinan untuk mentransformasikan suatu integral ke suatu bentuk
pangkat dari fungsi trigonometri dasar. Berikut contoh bagaimana menggunakan identitas
trigonometri dan metode subtitusi untuk menghitung integral pangkat dari fungsi
trigonometri dasar.
Suatu pangkat pangkat ganjil dari sinus, cosinus atau tangent memampukan kita untuk
memisahkan suatu faktor tunggal dan dan mengubah faktor genap yang tersisa. Jika
integran memuat pangkat genap, maka strategi itu akan gagal.
Berbeda dari sinus dan cosinus, untuk megintegralkan pangkat dari tangent tidak
dipengaruhi oleh apakah n adalah bilangan ganjil atau genap. Dalam kasus ini kita
menggunakan identitas.
tan2 (𝑥) = sec 2 (𝑥) − 1

 Ringkasan Buku 2 ( Buku Pembanding )

1. Integral Fungsi Trigonometri


Bentuk integral yang dicakup disini adalah bentuk integral dari ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 dengan f(x)
merupakan fungsi :
- sinm x cos n x

4
- tanm x sec n x , cot m x csc n x
- sin (mx) cos (nx), sin (mx) sin (nx) , cos (mx) cos (nx)

Integral bentuk ∫ cosn 𝑥 𝑑𝑥 dan ∫ sinn 𝑥 𝑑𝑥 dengan n ∈ B*

Beberapa variasi dari bentuk integral ini dapat dikelompokkan berdasarkan nilai dari n
yaitu n ganjil dan n genap.

- Misal n bilangan ganjil, maka sinn x cosn x berturut-turut difaktorkan menjadi


sin x sin𝑛−1 x dan cos x cos𝑛−1 x dengan (n-1) merupakan bilangan genap. Untuk
mencari solusi digunakan identitas sin2 𝑥 + cos 2 𝑥 = 1 dan digunakan subtitusi d(sin x
) = cos x dx dan –d( cos x ) = sin x dx
- Misal n bilangan genap, maka sinn x cos n x berturut-turut diuraikan sehingga menjadi
jumlah suku-suku dalam sinus dan cosinus, yaitu digunakan identitas cos 2x = 2cos2 x
– 1 = 1 – 2sin2 x
- Untuk n cukup besar bentuk integral ∫ sinn 𝑥𝑑𝑥 dan ∫ cosn 𝑥𝑑𝑥 dapat juga dihitung
dengan rumus reduksi, yaitu integral diatas dinyatakan dalam suku-suku dari integral
yang sejenis namun untuk pangkat yang lebih rendah. Akan diberi rumus untuk reduksi
∫ cosn 𝑥𝑑𝑥sebagai berikut :
Misal cosn x = cosn-1 xcosx,
u = cosn-1 x
dv = cos x dx
Maka: du = -(n-1) cosn-2 xsin x dx
v = sin x
Dengan menggunakan metode integral bagian didapatkan :
∫ cosn 𝑥𝑑𝑥 = ∫ cosn−1 𝑥𝑐𝑜𝑠𝑥𝑑𝑥
∫ cosn 𝑥𝑑𝑥 = ∫ 𝑢 𝑑𝑣
n
∫ cos 𝑥𝑑𝑥 = uv – ∫ 𝑣 𝑑𝑢
= cosn-1 xsinx + (n-1) ∫ sin2 𝑥cos𝑛−2 𝑥𝑑𝑥
= cosn-1 xsinx + (n-1) ∫(1 − cos 2 𝑥) cos 𝑛−2 𝑥𝑑𝑥
= cosn-1 xsinx + (n-1) ∫ cos 𝑛−2 𝑥𝑑𝑥 − (𝑛 − 1) ∫ cos𝑛 𝑥𝑑𝑥

Bila suku paling kanan dipindahkan ke ruas kiri maka didapatkan :

𝑛 ∫ cos 𝑛 𝑥𝑑𝑥 = cos 𝑛−1 𝑥sin𝑥 + (𝑛 − 1) ∫ cos𝑛−2 𝑥𝑑𝑥


1 𝑛−1
Atau ∫ cos𝑛 𝑥𝑑𝑥 = 𝑛
cos 𝑛−1 𝑥sinx + 𝑛
∫ cos𝑛−2 𝑥𝑑𝑥

Dengan cara yang sama diperoleh rumus reduksi untuk ∫ sin𝑛 𝑥𝑑𝑥, yaitu :
1 𝑛−1
∫ sin𝑛 𝑥𝑑𝑥 = − 𝑛
sin𝑛−1 𝑥 cos 𝑥 + 𝑛
∫ sin𝑛−2 𝑥𝑑𝑥

Integral bentuk ∫ sin𝑚 𝑥cos𝑛 𝑥𝑑𝑥 dengan m,n ∈ B+.

5
Beberapa variasi dari bentuk ini dapat dikelompokkan berdasarkan nilai dari m dan n yaitu
; m atau n ganjil, m dan n genap ( m = n ), atau m dan n genap ( m ≠ n )

- Bila m atau n meruakan bilangan ganjil maka untuk suku yang berpangkat ganjil dilakukan
pemfaktoran yaitu sin𝑚 𝑥 = sin𝑚−1 𝑥 sin 𝑥 atau cos𝑛 𝑥 = cos𝑛−1 𝑥 cos 𝑥. Dalam
penyelesaian digunakan identitas sin2 𝑥 + cos 2 𝑥 = 1 dan subtitusi d(sin x ) = cos x dx
atau –d( cos x ) = sin x dx.
- Bila m dan n keduanya merupakan bilangan genap ( m = n ) maka digunakan
identitas sin 2𝑥 = 2 sin 𝑥 cos 𝑥 dan cos 2𝑥 = 2 cos2 𝑥 − 1 = 1 − 2 sin2 𝑥
- Bila m dan n bilangan genap ( m ≠ n ) maka dapat diselesaikan menggunakan metode
yang dibahas pada bagian selanjutnya dengan identitas dan cara yang digunakan
tetap sama seperti m = n.

Integral bentuk ∫ tan𝑚 𝑥 sec 𝑛 𝑥𝑑𝑥 dan ∫ cot 𝑚 𝑥 csc 𝑛 𝑥𝑑𝑥 dengan n ∈ B+

Beberapa variasi dari bentuk integral ini dapat dikelompokkan berdasarkan nili dari m dan n yaitu
: m = 1 dan n = 0, m = 0 dan n = 1, m > 1 dan n = 0 atau m = 0 dan n > 1, m ≠ 0 dan n ≠ 0 dengan
m ganjil, m ≠ 0 dan n ≠ 0 dengan m genap.

- Bila m = 1 dan n = 0 maka akan mendapatkan integral berikut :


sin 𝑥
i. ∫ tan 𝑥𝑑𝑥 = ∫ cos 𝑥 𝑑𝑥

1
= ∫− 𝑑 (sin 𝑥)
cos 𝑥

= − ln(cos 𝑥) + 𝐶
cos 𝑥
ii. ∫ cot 𝑥𝑑𝑥 = ∫ sin 𝑥 𝑑𝑥
= ln(sin 𝑥) + 𝐶

- Bila m = 0 dan n = 1 dilakukan manipulasi intergasi sebagai berikut :


sec 𝑥+ tan 𝑥
i. ∫ sec 𝑥𝑑𝑥 = ∫ sec 𝑥 (sec 𝑥+ tan 𝑥) 𝑑𝑥

sec2 𝑥+ sec 𝑥 tan 𝑥


=∫ sec 𝑥+ tan 𝑥
𝑑𝑥

𝑑(sec 𝑥+ tan 𝑥)
=∫
sec 𝑥 + tan 𝑥

= ln(sec 𝑥 + cot 𝑥) + 𝐶

ii. ∫ csc 𝑥𝑑𝑥 = -ln(csc 𝑥 + cot 𝑥) + 𝐶

- Bila m > 1 dan n = 0 atau m = 0 dan n > 1 makan diselesaikan menggunakan rumus
reduksi, dengan identitas tan2 𝑥 = sec 2 𝑥 − 1 dan cot 2 𝑥 − csc 2 𝑥 − 1, yaitu :

6
i. ∫ tan𝑚 𝑥𝑑𝑥 = ∫ tan𝑚−2 𝑥 tan2 𝑥𝑑𝑥

= ∫ tan𝑚−2 𝑥 (sec 2 𝑥 − 1) 𝑑𝑥

= ∫ tan𝑚−2 𝑥𝑑(tan 𝑥) − ∫ tan𝑚−2 𝑥 𝑑𝑥

tan𝑚−1 𝑥
= 𝑚−1
− ∫ tan𝑚−2 𝑥𝑑𝑥

cot𝑚−1 𝑥
ii. ∫ cot 𝑚 𝑥𝑑𝑥 = − 𝑚−1
− ∫ cot 𝑚−2 𝑥𝑑𝑥

iii. ∫ sec 𝑛 𝑥𝑑𝑥 = ∫ sec 𝑛−2 𝑥 sec 2 𝑥𝑑𝑥

= ∫ sec 𝑛−2 𝑥𝑑 (tan 𝑥)

sec𝑛 𝑥 tan 𝑥 𝑛−2


= 𝑛−1
− 𝑛−1
∫ sec 𝑛−2 𝑥𝑑𝑥

csc𝑛−2 𝑥 cot 𝑥 𝑛−2


iv. ∫ csc 𝑛 𝑥𝑑𝑥 = − 𝑛−1
+ 𝑛−1
∫ csc 𝑛−2 𝑥 𝑑𝑥

- Bila m ≠ 0 dan n ≠ 0 dengan m ganjil maka integral akan mudah diselesaikan dengan
menggunakan subtitusi d ( sec 𝑥 ) = sec 𝑥 tan 𝑥 𝑑𝑥 atau d ( csc 𝑥 ) = − csc 𝑥 cot 𝑥 𝑑𝑥 dan
identitas : tan2 𝑥 = sec2 𝑥 − 1 dan cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥 − 1.
- Bila m ≠ 0 dan n ≠ 0 dengan m genap makan kan mudah diselesaikan dengan mereduksi
integran ke dalam suku-suku dari sec 𝑥 atau csc 𝑥. Metode- metode yang dikemukakan
bukanlah satu-satunya cara untuk menyelesaikan bentuk integral diatas, namun ada
beberapa cara yang lain yang dapat menggunakan subtitusi dari d (tan 𝑥 ) = sec 2 𝑥 𝑑𝑥
atau −d(cot 𝑥) = csc 2 𝑥 𝑑𝑥 untuk menyelesaikan beberapa kasus tertentu.

Integral bentuk ∫ sin(𝑚𝑥) cos(𝑛𝑥)𝑑𝑥, ∫ sin(𝑚𝑥) sin(𝑛𝑥)𝑑𝑥, ∫ cos(𝑚𝑥) cos(𝑛𝑥)𝑑𝑥.

Bentuk diatas diselesaikan dengan mengubah integran ke dalam bentuk penjumlahan atau
pengurangan, seperti :

1
sin(𝑚𝑥) cos(𝑛𝑥) = [sin(𝑚 + 𝑛 )𝑥 + sin(𝑚 − 𝑛)𝑥 ]
2

1
sin(𝑚𝑥) sin (𝑛𝑥) = [cos(𝑚 + 𝑛 )𝑥 − cos(𝑚 − 𝑛)𝑥 ]
2

7
1
cos(𝑚𝑥) cos(𝑛𝑥) = [cos(𝑚 + 𝑛 )𝑥 + cos(𝑚 − 𝑛)𝑥 ]
2

2. Integral dengan Subtitusi


 Subtitusi Trigonometri
Metode subtitusi Trigonometri dapat digunakan untuk menghitung integral dengan bentuk integran
adalah : √𝑎2 − 𝑥 2, √𝑎2 + 𝑥 2 , √𝑥 2 − 𝑎2 . Subtitusi yang digunakan berturut-turut :
x = a sin t , x = a tan t dan x = a sec t. didapatkan diferensiasinya : dx = a cos t dt,
dx = a sec2t dt dan dx = a sec t tan t dt. Oleh karena itu diperoleh :
𝜋 𝜋
√𝑎2 − 𝑥 2 = a cos 𝑡 dengan - 2 ≤ 𝑡 ≤ 2
𝜋 𝜋
√𝑎2 + 𝑥 2 = a tan 𝑡 dengan - 2 ≤ 𝑡 ≤ 2
𝜋 3𝜋
√𝑥 2 − 𝑎2 = a sec 𝑡 dengan 0 ≤ 𝑡 < 2 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝜋 ≤ 𝑡 < 2

 Subtitusi bentuk Akar

𝑛
Bila integran memuat faktor berbentuk √𝑎𝑥 + 𝑏, maka kita dapat menyelesaikan integral
𝑛
dengan menggunakan subtitusi : u = √𝑎𝑥 + 𝑏 sehingga didapatkan

𝑛𝑢𝑛−1 𝑑𝑢
un = ax + b dan = 𝑑𝑥. Kadang- kadang kita jumpai juga suatu integral dengan
𝑎

integran dalam bentuk akar namun bukan merupakan suatu suku banyak akan tetapi
𝑛
merupakan fungsi eksponen, missal integran √1 + 𝑒 𝑥 . Maka seperti diatas juga kita ambil
𝑛𝑢𝑛−1
subtitusi 𝑢𝑛 = 1 + 𝑒 𝑥 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 = ln(𝑢𝑛 − 1) 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑥 = 𝑑𝑢. Sedangkan untuk
𝑢𝑛 −1

integran yang terdiri dari beberapa bentuk akar yang pangkatnya berbeda namun dengan
fungsi dasar sama, kita dapat melakukan subtitusi dengan memisalkan u berpangkat KPK
adri akar pangkatnya. Bentuk integral setelah dilakukan subtitusi akan lebih mudah untuk
diselesaikan menggunakan metode yang dikenal sebelumnya.

 Subtitusi bentuk kuadrat

Integral dengan integran memuat bentuk kuadrat ax2 + bx + c dengan b ≠ 0 dapat juga
dikerjakan dengan menggunakan subtitusi sebagai berikut :

𝑏 2 𝑏2
𝑎𝑥 2 + bx + c = a (𝑥 + ) +𝑐−
2𝑎 4𝑎

8
𝑏
Bila disubtitusikan𝑢 = 𝑥 + ke bentuk kuadrat diatas di dapatkan bentuk :
4𝑎

𝑏2
𝑎𝑢2 + 𝑑 ; 𝑑 = 𝑐 −
4𝑎

3. Integral Fungsi Rasional


 Pecahan parsial
𝑃 (𝑥)
Integran berbentuk fungsi rasional yaitu : 𝑓 (𝑥) = , P(x) dan Q(x) suku
𝑄 (𝑥)

𝑎0 𝑥 𝑛 +𝑎1 𝑥 𝑛−1 +⋯+ 𝑎𝑛


banyak atau dapat dituliskan menjadi : 𝑓(𝑥) = jika pangkat P(x)
𝑏0 𝑥 𝑚 +𝑏1 𝑥 𝑚−1 +⋯+ 𝑏𝑚

≥ pangkat Q(x) atau n > m, mak a dilakukan pembagian terlebih dahulu sehingga
ℎ (𝑥)
didapatkan bentuk : ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 = ∫ [𝑅(𝑥) + ] 𝑑𝑥 dengan R(x) merupakan hasil
𝑔 (𝑥)
ℎ(𝑥)
bagi P(x) oleh Q(x) dan 𝑔(𝑥) adalah sisa pembagian dengan pangkat h(x) < pangkat g(x).

Jika pangkat P(x) < pangkat Q(x) atau n< m, maka penyelesaian integral tersebut
bergantung pada faktor-faktor dari Q(x). setiap suku banyak dengan koefisien real dapat
dinyatakan sebagai perkalian dari faktor-faktor linear dan kuadrat sedemikian hingga
tiap-tiap faktor mempunyai koefisien real.

Ada 4 kasus dalam pemfaktoran penyebut ( Q(x) ) yaitu :


a) Faktor linear dan tidak berulang
b) Faktor linear dan berulang
c) Faktor kudratik dan tidak berulang
d) Faktor kuadratik berulang.

Kasus 1: penyebut terdiri dari faktor – faktor linear tidak Berulang.

Misal 𝑄 (𝑥) = (𝑎1 𝑥 + 𝑏1 )(𝑎2 𝑥 + 𝑏2 ) … (𝑎𝑛 𝑥 + 𝑏𝑛 )

𝑃 (𝑥) 𝐴1 𝐴2 𝐴𝑛
Maka ≡ + +⋯+ dengan 𝐴1 , 𝐴2 … 𝐴𝑛 konstanta yang akan
𝑄 (𝑥) 𝑎1 𝑥+𝑏1 𝑎2 𝑥+𝑏2 𝑎𝑛 𝑥+𝑏𝑛

dicari.

Kasus 2 : penyebut terdiri dari faktor-faktor Linear Berulang

9
Misal 𝑄(𝑥) = ( (𝑎1 𝑥 + 𝑏1 )𝑃 dengan p ∈ B+.

𝑃 (𝑥) 𝐴1 𝐴2 𝐴𝑃−1 𝐴𝑃
Maka 𝑄 (𝑥) = (𝑎𝑖 𝑥+𝑏𝑖 )𝑃
+ (𝑎𝑖 𝑥+𝑏𝑖 )𝑃−1
+ ⋯+ (𝑎𝑖 𝑥+𝑏𝑖 )2
+ (𝑎𝑖 𝑥+𝑏𝑖 )

Dengan 𝐴1, 𝐴2, … 𝐴𝑃−1, 𝐴𝑃, konstanta yang akan dicari.

Kasus 3 : penyebut terdiri dari faktor-faktor kuadrat tidak berulang

Misal 𝑄(𝑠) = (𝑎1 𝑥 2 + 𝑏1 𝑥 + 𝑐1 )(𝑎2 𝑥 2 + 𝑏2 𝑥 + 𝑐2 ) … (𝑎𝑛 𝑥 2 + 𝑏𝑛 𝑥 + 𝑐𝑛 )

𝑃 (𝑥) 𝐴1 𝑥+ 𝐵1 𝐴2 𝑥+ 𝐵2 𝐴𝑛 𝑥+ 𝐵𝑛
Maka 𝑄 (𝑥) = (𝑎1 𝑥 2 + 𝑏1 𝑥+ 𝑐1 )
+ (𝑎2 𝑥 2 + 𝑏2 𝑥+ 𝑐2 )
+ ⋯+ (𝑎𝑛 𝑥 2 + 𝑏𝑛 𝑥+ 𝑐𝑛 )

Dengan 𝐴1, 𝐴2, … 𝐴𝑛 , 𝑑𝑎𝑛 𝐵1, 𝐵2, … 𝐵𝑛 , konstanta yang akan dicari.

Kasus 4 : penyebut terdiri dari faktor-faktor kuadrat berulang.

Misal 𝑄(𝑥) = ( (𝑎𝑖 𝑥 2 + 𝑏𝑖 + 𝑐𝑖 )𝑃

𝑃 (𝑥) 𝐴1 𝑥+ 𝐵1 𝐴2 𝑥+ 𝐵2 𝐴𝑃−1 𝑥 +𝐵𝑃−1 𝐴𝑃 𝑥 +𝐵𝑃


Maka 𝑄 (𝑥) = (𝑎𝑖 𝑥 2 +𝑏𝑖 + 𝑐𝑖 )𝑃
+ (𝑎𝑖 𝑥 2 +𝑏𝑖 + 𝑐𝑖 )𝑃−1
+ ⋯+ (𝑎𝑖 𝑥 2 +𝑏𝑖 + 𝑐𝑖 )2
+ (𝑎𝑖 𝑥 2 +𝑏𝑖 + 𝑐𝑖 )

10
C. PENILAIAN BUKU
 Kelebihan buku 1 (buku utama)
Adapun kelebihan dari buku 2 (buku pembanding) adalah :
1. Rumus-rumus yang dijabarkan lebih sederhana.
2. Terdapat rumus-rumus umum yang dapat langsung digunakan dan mudah
dipahami oleh pembaca.
3.Terdapat latihan soal yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan
mahasiswa terhadap materi yang dijelaskan.

 Kelebihan buku 2 (buku pembanding)


Adapun kelebihan dari buku 1 (buku utama) adalah :
1. Pada buku ini terdapat lebih banyak teknik pengintegralan .
2. Pada bagian integral subtitusi ada beberapa teknik pengintegralan yang
dijelaskan.
4. Setelah setiap pembahasan materi , disajikan beberapa contoh soal yang
dijabarkan cukup jelas.

 Kekurangan buku 1 (buku utama)


Adapun kekurangan dari buku ini adalah :
1. Teknik pengintegralan yang dijabarkan tidak selengkap pada buku kedua.

 Kekurangan buku 2 (buku pembanding)


Adapun kekurangan dari buku ini adalah :
1. Soal latihan yang dijabarkan tidak cukup banyak.
2. Ada beberapa rumus yang kurang mudah untuk dipahami oleh pembaca.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah melakukan kritik terhadap buku ini, adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah :
1. Mahasiswa mampu memahami materi teknik-teknik pengintegralan dengan baik
melalui dari beberapa sumber yang berbeda sehingga wawasan yang didapat oleh
mahasiswa semakin banyak.
2. Mahasiswa mampu menerapkan konsep-konsep materi pengintegralan
trigonometri dalam kehidupan sehari-hari.
3. Dari penilaian terhadap buku yang telah dijabarkan diatas, terlihat bahwa buku 1
(buku utama) lebih banyak memiliki keunggulan dari dapa buku 2 (buku
pembanding). Ini berarti bahwa buku 1 lebih baik untuk dijadikan sumber referensi
beajar dari pada buku 2.

B. SARAN
Saran yang diberikan adalah agar penulis dapat mengembangkan dan memperbaiki kembali
buku ini agar wawasan yang didapat oleh mahasiswa semakin banyak juga, walaupun kedua
buku ini sudah cukup bagus untuk digunakan oleh mahsiswa sebagai media pembelajaran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mursita, Danang. 2004. Matematika Dasar untuk Perguruan Tinggi. Bandung. REKAYASA
SAINS.
Nugroho, Didit Budi. 2012. Kalkulus Integral dan Aplikasinya, Yogyakarta, GRAHA ILMU.

13

Anda mungkin juga menyukai