Anda di halaman 1dari 18

Makalah

Integral

Disusun Oleh Kelompok 2:


Apri Zulchoir Laoli
Artika Rani
Aulia Khairunnisak
Aulia Rachman Nst
Azzellia Febriati Dewi
Chafifah
Cindy Ramadani
Citra Novianti
Deska Fitri
Devida

Prodi : Ekonomi Syariah


Semester :3
Dosen : Dana Syahputra Barus S. Pd, M.E

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


SYEKH H. ABDUL HALIM HASAN AL - ISHLAHIYAH
BINJAI
T.A 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul Makalah Integral ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dari Bapak Dana Syahputra Barus S. Pd, M.E pada mata kuliah
Mateatika Ekonomi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang integral pada matematika ekonomi bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dana Syahputra Barus
S. Pd, M.E, selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Binjai, 27 November 2020

Kelompok 2

i
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................................ii

BAB I : Pendahuluan.....................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................1

C. Tujuan..................................................................................................................1

BAB II : Pembahasan....................................................................................................2

A. Pengertian Integral...............................................................................................2

B. Integral Tak Tentu................................................................................................3

C. Integral Parsial.....................................................................................................4

D. Integral Tertentu...................................................................................................6

E. Integral Tertentu dan Luas Daerah.......................................................................7

F. Luas Daerah Antara Fungsi 𝒇𝒇 dan Sumbu 𝒙𝒙........................................................................8

G. Luas Daerah yang Dibatasi oleh Dua Buah Kurva............................................11

BAB III : Penutup........................................................................................................12

A. Kesimpulan........................................................................................................12

Daftar Pustaka..............................................................................................................14
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki
sifat universal, dimana matematika ini memiliki peran penting
di semua bidang ilmu pengetahuan. Melalui perkembangan
penalaran dan abstraksi, matematika berkembang dari
pencacahan, perhitungan, pengukuran dan pengkajian
sistematis terhadap bangun dan pergerakan benda - benda
fisika. Matematika secara praktis menjadi salah satu kegiatan
manusia sejak adanya rekaman tertulis.
Salah satu cabang dari Ilmu Matematika yang patut di
pelajari adalah Integral. Integral adalah lawan dari proses
diferensial. Dengan makalah integral ini diharapkan pembaca
dapat mengetahui lebih dalam apa itu integral dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
disini penulis akan membahas lebih lanjut mengenai integral.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan integral?
2. Apa yang dimaksud dengan integral tak tentu?
3. Apa yang dimaksud dengan integral tertentu?
4. Apa yang dimaksud dengan integral luas daerah?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian integral.
2. Untuk mengetahui integral tak tentu.
3. Untuk mengetahui integral tertentu.
4. Untuk mengetahui integral luas daerah.

1
BAB II
Pembahasan

A. Pengertian Integral
Secara sistematis, istilah integral adalah menentukan suatu fungsi yang
turunanya atau diferensialnya diberikan. Dengan kata lain, Integral atau
pengintegralan merupakan operasi invers dari diferensial atau pendiferensialan.
Integral dapat diaplikasikan dalam penentuan luas daerah yang dibatasi oleh
kurva-kurva fungsi, volume benda padat, panjang busur lengkungan suatu
fungsi, dan beberapa aplikasi lainnya.1
Secara umum teori integral dapat di kelompokkan menjadi 2 bagian:
1. Integral tak tentu
Metode yang dapat digunakan untuk mengamati kejadian-kejadian
yang nilai variabel-variabelnya bersifat tak terbatas. Integral tak tentu
adalah kebalikan dari diferensial, yakni suatu konsep yang
berhubungan dengan proses penemuan suatu fungsi asal apabila
turunan dari fungsi nya diketahui.
2. Integral tertentu
Metode yang digunakan untuk mengamati kejadian-kejadian yang
nilai variabel-variabelnya bersifat tertentu. Integral tertentu
merupakan suatu konsep yang berhubungan dengan proses pencarian
luas suatu area yang batas batas atau limit dari area tersebut sudah
tertentu.

1
Smith, “Integral Antidiferensial”,
(https://sites.google.com/site/belajarmeyenangkan/home/matematika, diakses pada 26
November 2020, pukul 11.08)
B. Integral Tak Tentu
Metode integral jenis ini memiliki aturan-aturan dasar
yang memungkinkan proses integrasi suatu fungsi dapat berjalan dengan baik. 2
Aturan integral menyatakan:
𝒇𝒇(𝒙𝒙)𝒅𝒅𝒙𝒙 = 𝑭𝑭(𝒙𝒙) + 𝑪𝑪
Di mana C merupakan konstanta dan F(x) merupakan fungsi yang
diintegralkan, atau yang dinaikkan tingkatannya.

1. Kaidah-Kaidah Integral Tak Tentu


a. Formula Pangkat
𝑥𝑥𝑛𝑛+1
Rumus :⌠⌠xxnnddxx ∫ 𝑥𝑥𝑛𝑛𝑑𝑑𝑥𝑥 = + 𝑘𝑘, dimana 𝑛𝑛 ≠ −1
𝑛𝑛+1
𝑥𝑥7+1
𝑥𝑥7𝑑𝑑𝑥𝑥 = + 𝑘𝑘
7+1
Contoh : ∫ 𝑥𝑥8
= + 𝑘𝑘
8
b. Formula Logaritmis
1
Rumus : ∫ 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝑙𝑙𝑛𝑛 𝑥𝑥 + 𝑘𝑘
𝑥𝑥
13
Contoh : ∫ 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 13 𝑙𝑙𝑛𝑛 𝑥𝑥 + 𝑘𝑘
𝑥𝑥
c. Formula Eksponensial
Rumus : ∫ 𝑒𝑒𝑥𝑥𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝑒𝑒𝑥𝑥 +
𝑘𝑘

Contoh : ∫ 𝑒𝑒 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝑒𝑒 𝑑𝑑(𝑥𝑥 + 5) + 𝑘𝑘


𝑥𝑥+5 𝑥𝑥+5

= 𝑒𝑒𝑥𝑥+5 + 𝑘𝑘
d. Formula Penjumlahan
Rumus : ∫ 𝑓𝑓(𝑥𝑥) + 𝑔𝑔(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 = ∫ 𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 + ∫ 𝑔𝑔(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥
= 𝐹𝐹(𝑥𝑥) + 𝐺𝐺(𝑥𝑥) + 𝑘𝑘
𝑥𝑥 5+1 3𝑋𝑋 3+1
Contoh : ∫ 𝑓𝑓 (𝑥𝑥5 ) + 𝑔𝑔 (3𝑥𝑥 3 )𝑑𝑑𝑥𝑥 = +
5+1 3+1
𝑥𝑥 6 3𝑋𝑋 4
= + + 𝑘𝑘
6 4

2
Muhammad Teguh, Matematika Ekonomi (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2020), hal. 165
e. Formula Pengurangan
Rumus : ∫ 𝑓𝑓(𝑥𝑥) − 𝑔𝑔(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 = ∫ 𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 − ∫ 𝑔𝑔(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥
= 𝐹𝐹(𝑥𝑥) − 𝐺𝐺(𝑥𝑥) + 𝑘𝑘
𝑥𝑥 3𝑋𝑋
Contoh : ∫ 𝑓𝑓(𝑥𝑥4) − 𝑔𝑔(3𝑥𝑥 2)𝑑𝑑𝑥𝑥 = 4+1 − 2+1
4+1 2+1
𝑥𝑥 3𝑋𝑋
= 5 − 3 + 𝑘𝑘
5 3

f. Formula Perkalian
Rumus : ∫ 𝑛𝑛𝑓𝑓(𝑥𝑥) = 𝑛𝑛 ∫ 𝑓𝑓(𝑥𝑥) 𝑑𝑑𝑥𝑥
Contoh : ∫ 5𝑥𝑥 3𝑑𝑑𝑥𝑥 = 5 ∫ 𝑥𝑥3 𝑑𝑑𝑥𝑥
1
5�
3+1 𝑥𝑥3+1� + 𝑘𝑘
1 5
5 � 𝑥𝑥 � + 𝑘𝑘 = 𝑥𝑥4 + 𝑘𝑘
4

4 4

g. Formula Substitusi
𝑑𝑑𝑑𝑑
Rumus : ∫ 𝑓𝑓(𝑢𝑢) 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝑓𝑓(𝑢𝑢)𝑑𝑑𝑢𝑢 = 𝐹𝐹(𝑢𝑢) + 𝑘𝑘
𝑑𝑑𝑥𝑥

𝑢𝑢 = 𝑔𝑔(𝑥𝑥) ∫ 𝑑𝑑𝑢𝑢 = 𝑠𝑠𝑢𝑢𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑠𝑢𝑢𝑠𝑠𝑠𝑠 ∫ 𝑑𝑑𝑥𝑥


Contoh : ∫ 9(𝑥𝑥2 + 3𝑥𝑥 + 5)8 (2𝑥𝑥 + 3)𝑑𝑑𝑥𝑥
Misalkan: 𝑢𝑢 = 𝑥𝑥2 + 3𝑥𝑥 + 5
𝑑𝑑𝑑𝑑
= 2𝑥𝑥 + 3
𝑑𝑑𝑥𝑥
𝑑𝑑𝑑𝑑
𝑑𝑑𝑥𝑥 = 2𝑥𝑥+3

= ∫ 9(𝑥𝑥2 + 3𝑥𝑥 + 5)8 (2𝑥𝑥 + 3)𝑑𝑑𝑥𝑥


𝑑𝑑𝑑𝑑
= ∫ 9𝑢𝑢8 (2𝑥𝑥 + 3)
2𝑥𝑥+3

= ∫ 9𝑢𝑢8𝑑𝑑𝑢𝑢 = 9𝑢𝑢 8+1 = 9 𝑢𝑢 9 + 𝑐𝑐


1
9
8+1

= (𝑥𝑥2 + 3𝑥𝑥 + 5)9 + 𝑐𝑐

C. Integral Parsial
Integral parsial adalah teknik pengintegralan dengan cara
parsial. Yaitu teknik penyelesaian dengan cara pemisalan,
karena komponen yang diintegralkan memuat variabel yang
sama namun berbeda fungsi. Biasanya, integral parsial ini
digunakan untuk menyelesaikan persamaan yang cukup
komplek.3 Bentuk umum integral parsial adalah sebagai
berikut.

� 𝒇𝒇(𝒙𝒙)𝒈𝒈(𝒙𝒙)𝒅𝒅𝒙𝒙 = � 𝒖𝒖 𝒅𝒅𝒅𝒅 = 𝒖𝒖𝒅𝒅 − � 𝒅𝒅 𝒅𝒅𝒖𝒖

Adapun keterangan masing-masing variabel adalah


sebagai berikut.
u = f(x), sehingga du = f(x)dx
dv = g(x)dx, sehingga v = g(x)dx
Langkah-langkah menyelesaikan integral parsial adalah:
1. Pilih 𝑢𝑢 = 𝑓𝑓(𝑥𝑥) dan 𝑑𝑑𝑑𝑑 = … 𝑑𝑑𝑥𝑥
2. Cari du dan v
3. Ubah soal aslinya menjadi ∫ 𝑢𝑢 𝑑𝑑𝑑𝑑
4. Selesaikan 𝑢𝑢𝑑𝑑 – ∫ 𝑢𝑢 𝑑𝑑𝑑𝑑
Catatan: Penyelesaian integral parsial dapat lebih dari satu
kali proses.

Contoh:
Berapakah hasil dari ∫ 𝑥𝑥(𝑥𝑥 + 4)5𝑑𝑑𝑥𝑥
Misalkan: 𝑢𝑢 = 𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑑𝑑 = (𝑥𝑥 + 4)5
1
𝑑𝑑𝑢𝑢 = 𝑑𝑑𝑥𝑥 𝑑𝑑 = (𝑥𝑥 + 4)6
6
1 1
�(𝑥𝑥(𝑥𝑥 + 4)5𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝑥𝑥 (𝑥𝑥 + 4)6 − � (𝑥𝑥 + 4)6 𝑑𝑑𝑥𝑥
6 6
1 1 1
= 𝑥𝑥(𝑥𝑥 + 4)6 − ∙ (𝑥𝑥 + 4)7 + 𝑐𝑐
6 6 7
1 1
= 𝑥𝑥(𝑥𝑥 + 4)6 − (𝑥𝑥 + 4)7 + 𝑐𝑐
6 42
1
= (𝑥𝑥 + 4)6 [7𝑥𝑥 − (𝑥𝑥 + 4)] + 𝑐𝑐
42
1
= (𝑥𝑥 + 4)6 (6𝑥𝑥 − 4) + 𝑐𝑐
42

3
Eka Viandari, “Integral Parsial – Matematika G12”
(https://www.quipper.com/id/blog/mapel/matematika/integral-parsial-
matematika-g12/, diakses pada 26 November, pukul 14.20)
1
= (3𝑥𝑥 − 2) (𝑥𝑥 + 4)6 + 𝑐𝑐
21

D. Integral Tertentu
Integral tertentu adalah bentuk pengintegralan dimana hasil integralnya
berupa nilai tertentu.𝑏𝑏Bentuk umumnya adalah:
𝑏𝑏
𝑓𝑓 (𝑥𝑥) 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝑓𝑓(𝑥𝑥) 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝐹𝐹(𝑥𝑥)]𝑏𝑏 = 𝐹𝐹(𝑥𝑥 = 𝑠𝑠) − 𝐹𝐹(𝑥𝑥 = 𝑎𝑎)
∫𝑎𝑎 ∫𝑎𝑎 𝑎𝑎

Dimana 𝑓𝑓 fungsi yang kontinu pada suatu interval dan 𝐹𝐹 merupakan


antiderivatif dari 𝑓𝑓 untuk 𝑥𝑥 = 𝑎𝑎 dan 𝑥𝑥 = 𝑠𝑠 pada interval, dimana 𝑎𝑎 ≤ 𝑐𝑐 ≤
𝑠𝑠.4
Integral tertentu memiliki beberapa sifat-sifat seperti berikut:
𝑏𝑏
1. ∫ �𝑓𝑓 (𝑥𝑥) ± 𝑏𝑏 𝑏𝑏
∫ 𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 ∫ 𝑔𝑔(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥
𝑔𝑔(𝑥𝑥𝑎𝑎 )�𝑑𝑑𝑥𝑥 = ±
𝑎𝑎 𝑎𝑎
Contoh: 𝑓𝑓(𝑥𝑥) = 6𝑥𝑥 − 5: 𝑔𝑔(𝑥𝑥) = 5 − 4𝑥𝑥; 𝑥𝑥 = 1 dan 𝑥𝑥 = 3
3 3
∫ (6𝑥𝑥 − 5)𝑑𝑑𝑥𝑥
1 ∫1 (5 − 4𝑥𝑥)
+
3
(6𝑥𝑥 − 5)𝑑𝑑𝑥𝑥 = 3𝑥𝑥 2 − 5𝑥𝑥|3
∫1 1

= [3(3)2 − 5(3)] − [3(1)2 − 5(1)] = 14


3
(5 − 4𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 = 5𝑥𝑥 − 2𝑥𝑥 2|3
∫1 1

= [5(3) − 2(3)2] − [5(1) − 2(1)2] = −6


3 3
∫1 (6𝑥𝑥 − 5)𝑑𝑑𝑥𝑥 + ∫1 (5 − 4𝑥𝑥 ) = 14 − 6 = 8
𝑏𝑏
2. ∫ 𝑘𝑘 𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝑏𝑏
∫𝑎𝑎 𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥
𝑘𝑘 𝑎𝑎
3 3
3 𝑥𝑥2

Contoh: ∫1 2𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 2 ∫1 𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 2 �


1
��
2

=2 − � = 2[4.5 − 0.5] = 8
(3) 1
𝑐𝑐
� 2� �2
2 2
3. ∫ 𝑐𝑐 𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 =
0
2
Contoh: 2𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝑥𝑥 2|2 = (2)2 − (2)2 = 0
∫2 2
𝑏𝑏 𝑐𝑐 𝑏𝑏
4. ∫ 𝑎𝑎𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 ∫𝑎𝑎 𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 ∫𝑐𝑐 𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥
= +
4
Yuliarto Nugroho, Ferdinand D. Saragih, Mendjain Sinaga,
Matematika Ekonomi Dan Bisnis (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), hal.
128
Contoh: 3
2𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝑥𝑥2|3 = (3)2 − (1)2 = 8
∫1 1
2
2𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝑥𝑥2|2 = (2)2 − (1)2 = 3
∫1 1
3
2𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 𝑥𝑥2|3 = (3)2 − (2)2 = 5
∫2 2
3 2 3
∫1 2𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥 = ∫1 2𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥 + ∫2 2𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥 = 8
Catatan: a < c < b
𝑎𝑎 𝑏𝑏
5. ∫ 𝑏𝑏 𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 = − ( )
𝑎𝑎 ∫ 𝑓𝑓 𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥
2
Contoh: ∫12𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥 = − ∫
2 2𝑥𝑥 𝑑𝑑𝑥𝑥 = − 𝑥𝑥2
|1 = −( (1)2 − (2)2 = 3
2

E. Integral Tertentu dan Luas Daerah


Salah satu penerapan dari integral tertentu adalah
menghitung luas daerah di bawah kurva atau di antara kurva.
Suatu daerah di bawah kurva dapat dihitung menggunakan
integral dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Batas-batas daerah tersebut diketahui. Daerah yang dapat
dihitung luasnya perlu diketahui:
a. Batas kiri dan kanannya,
b. Batas atas dan bawahnya.
Bentuk-bentuk batas daerah bisa berupa fungsi konstanta,
fungsi linier atau nonlinier (kuadrat, pangkat 3, akar
pangkat). Bila salah satu batas belum diketahui, maka perlu
dicari terlebih dahulu sehingga luas daerah dapat dihitung.
2. Gambar daerah bila daerah tersebut masih dinyatakan dalam bentuk batas-
batasnya. Kemampuan menggambar kurva atau garis sangat diperlukan agar
dapat menghitung luas daerah.
3. Gunakan formula yang tepat untuk menghitung jenis-jenis
daerah tertentu. Perhatikan gambar-gambar daerah dan
rumus yang bersesuaian.
F. Luas Daerah Antara Fungsi 𝒇𝒇 dan Sumbu 𝒙𝒙
Integral tertentu dapat digunakan untuk menghitung luas
5
suatu daerah dibawah kurva 𝑓𝑓 dan sumbu 𝑥𝑥. Ada beberapa
kasus yang dapat ditemukan seperti:
1. Kasus 𝑓𝑓(𝑥𝑥) > 0
Jika nilai dari fungsi kontinu 𝑓𝑓 positif atau 𝑓𝑓(𝑥𝑥) > 0
pada interval 𝑎𝑎 ≤ 𝑥𝑥 ≤ 𝑠𝑠, maka kurva fungsi 𝑓𝑓(𝑥𝑥) akan
berada diatas sumbu 𝑥𝑥, dan luas daerah yang dibatasi
oleh kurva (𝑥𝑥), sumbu 𝑥𝑥, 𝑥𝑥 = 𝑎𝑎 dan 𝑥𝑥 = 𝑠𝑠 dapat
dinyatakan sebagai berikut:
𝒙𝒙=𝒃𝒃

𝑳𝑳 = � 𝒇𝒇(𝒙𝒙)𝒅𝒅𝒙𝒙 = 𝑭𝑭(𝒙𝒙 = 𝒃𝒃) − 𝑭𝑭(𝒙𝒙 = 𝒂𝒂)


𝒙𝒙=𝒂𝒂

Contoh: Luas daerah yang dibatasi kurva 𝑦𝑦 = −𝑥𝑥2 + 3𝑥𝑥


sumbu-x, 𝑥𝑥 = 0 dan 𝑥𝑥 = 2?
Dapat digambarkan sketsa grafik seperti berikut:

𝑥𝑥=2 1 3 2
𝐿𝐿 = ∫𝑥𝑥=0 2 + 3𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥 = − 𝑥𝑥) + (𝑥𝑥)2 �
(−𝑥𝑥 2 0
( 3
3

5
Ibid, hal. 131
1 3 1 3
= ��− (2)3 + (2)2� − �− (0)3 + (0)2��
3 2 3 2
8 12 16 36 10
= �− + � = �− + �=� �
3 2 6 6 3

2. Kasus 𝑓𝑓(𝑥𝑥) < 0


Jika nilai dari fungsi kontinu 𝑓𝑓 negatif atau 𝑓𝑓(𝑥𝑥) < 0
pada interval 𝑎𝑎 ≤ 𝑥𝑥 ≤ 𝑠𝑠, maka kurva fungsi 𝑓𝑓(𝑥𝑥) akan
berada dibawah sumbu 𝑥𝑥, dan luas daerah yang dibatasi
oleh kurva (𝑥𝑥), sumbu 𝑥𝑥, 𝑥𝑥 = 𝑎𝑎 dan 𝑥𝑥 = 𝑠𝑠 dapat
dinyatakan sebagai berikut:
𝒙𝒙=𝒃𝒃

𝑳𝑳 = − � 𝒇𝒇(𝒙𝒙)𝒅𝒅𝒙𝒙 = −[𝑭𝑭(𝒙𝒙 = 𝒃𝒃) − 𝑭𝑭(𝒙𝒙 = 𝒂𝒂)]


𝒙𝒙=𝒂𝒂

= |𝑭𝑭(𝒙𝒙 = 𝒃𝒃) − 𝑭𝑭(𝒙𝒙 = 𝒂𝒂)|


Contoh: Luas suatu daerah dibatasi kurva 𝑦𝑦 = −6, 𝑥𝑥
= 1 dan 𝑥𝑥 = 2, serta sumbu 𝑥𝑥.
Dapat digambarkan sketsa grafik sebagai berikut:

𝐿𝐿 = − 2
(6)𝑑𝑑𝑥𝑥 = −(6𝑥𝑥)|2 = −[(−(6𝑥𝑥)) − (−(6𝑥𝑥))]
∫1 1

= −��−6(2)� − �−6(1)�� = −(−12 + 6) = 6


3. Kasus 𝑓𝑓(𝑥𝑥) < 0 dan 𝑓𝑓(𝑥𝑥) > 0
Jika nilai dari fungsi kontinu 𝑓𝑓 negatif atau 𝑓𝑓 (𝑥𝑥) < 0
dan positif atau 𝑓𝑓 (𝑥𝑥 ) > 0 pada interval 𝑎𝑎 ≤ 𝑥𝑥 ≤ 𝑠𝑠,
maka kurva fungsi 𝑓𝑓(𝑥𝑥) akan berada dibawah dan diatas
sumbu 𝑥𝑥, maka luas daerah yang dibatasi oleh kurva
(𝑥𝑥), sumbu 𝑥𝑥, 𝑥𝑥 = 𝑎𝑎 dan 𝑥𝑥 = 𝑠𝑠 dapat dinyatakan
sebagai berikut:
𝒙𝒙=𝒃𝒃 𝒙𝒙=𝒄𝒄 𝒙𝒙=𝒃𝒃

𝑳𝑳 = � 𝒇𝒇(𝒙𝒙)𝒅𝒅𝒙𝒙 = � 𝑭𝑭′(𝒙𝒙)𝒅𝒅𝒙𝒙 − � 𝑭𝑭′(𝒙𝒙)𝒅𝒅𝒙𝒙


𝒙𝒙=𝒂𝒂
𝒙𝒙=𝒂𝒂 𝒙𝒙=𝒄𝒄
𝒙𝒙=𝒄𝒄 𝒙𝒙=𝒃𝒃

= � 𝒇𝒇(𝒙𝒙)𝒅𝒅𝒙𝒙 + � � 𝒇𝒇(𝒙𝒙)𝒅𝒅𝒙𝒙�
𝒙𝒙=𝒂𝒂 𝒙𝒙=𝒄𝒄

Dimana:
𝑥𝑥=𝑐𝑐
a. ∫ 𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥; luas daerah diatas sumbu 𝑥𝑥
𝑥𝑥=𝑎𝑎
𝑥𝑥=𝑏𝑏
b. ∫ 𝑥𝑥=𝑐𝑐 𝑓𝑓(𝑥𝑥)𝑑𝑑𝑥𝑥; luas daerah diatas sumbu 𝑥𝑥
Contoh: Luas daerah yang dibatasi kurva 𝑦𝑦 = 4(𝑥𝑥
+ 1)(𝑥𝑥 − 1)(𝑥𝑥 − 3) berada di atas sumbu-x untuk
−1 ≤
𝑥𝑥 ≤ 1 dan berada di bawah sumbu-x untuk 1 ≤ 𝑥𝑥 ≤ 3?
Dapat digambarkan sketsa grafik seperti berikut:
G. Luas Daerah yang Dibatasi oleh Dua Buah Kurva
Jika 𝑓𝑓 dan 𝑔𝑔 dua fungsi kontinu pada interval tertutup
[𝑎𝑎, 𝑠𝑠] dan jika 𝑓𝑓(𝑥𝑥) ≥ 𝑔𝑔(𝑥𝑥) pada [𝑎𝑎, 𝑠𝑠], maka luas daerah
yang dibatasi oleh 𝑦𝑦1 = 𝑓𝑓(𝑥𝑥) dan 𝑦𝑦2 = 𝑔𝑔(𝑥𝑥), 𝑥𝑥1 = 𝑎𝑎 dan 𝑥𝑥2 =
𝑠𝑠 adalah6:
𝒃𝒃

𝑳𝑳 = �[𝒇𝒇(𝒙𝒙) − 𝒈𝒈(𝒙𝒙)] 𝒅𝒅𝒙𝒙


𝒂𝒂

Contoh: Luas daerah yang dibatasi oleh kurva 𝑦𝑦 = 𝑥𝑥 3, 𝑦𝑦 = 𝑥𝑥,


𝑥𝑥 = 2, dan 𝑥𝑥 = 4?

𝐿𝐿 = 24
𝑥𝑥�
4 (𝑥𝑥 3) − 𝑑𝑑𝑥𝑥 𝑥𝑥4
∫[ 2 4 − 2 2
(𝑥𝑥)] =
(4) (4) (2) (2)
�� 4 − 2� − � 4− 2�� = [(64 − 8) − (4 − 2)]
4 2 4 2

= (56) − (2) = 54

6
Ibid, hal. 135
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
1. Integral adalah menentukan suatu fungsi yang turunanya
atau diferensialnya diberikan. Dengan kata lain, Integral
atau pengintegralan merupakan operasi invers dari
diferensial atau pendiferensialan.
2. Metode yang dapat digunakan untuk mengamati kejadian-kejadian yang
nilai variabel-variabelnya bersifat tak terbatas. Integral tak tentu adalah
kebalikan dari diferensial, yakni suatu konsep yang berhubungan dengan
proses penemuan suatu fungsi asal apabila turunan dari fungsi nya
diketahui.
3. Metode yang digunakan untuk mengamati kejadian-kejadian yang nilai
variabel-variabelnya bersifat tertentu. Integral tertentu merupakan suatu
konsep yang berhubungan dengan proses pencarian luas suatu area yang
batas batas atau limit dari area tersebut sudah tertentu.
4. Suatu daerah di bawah kurva dapat dihitung menggunakan integral
dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Batas-batas daerah tersebut diketahui. Daerah yang dapat dihitung
luasnya perlu diketahui:
1) Batas kiri dan kanannya,
2) Batas atas dan bawahnya.
Bentuk-bentuk batas daerah bisa berupa fungsi konstanta, fungsi linier
atau nonlinier (kuadrat, pangkat 3, akar pangkat). Bila salah satu batas
belum diketahui, maka perlu dicari terlebih dahulu sehingga luas
daerah dapat dihitung.
b. Gambar daerah bila daerah tersebut masih dinyatakan dalam bentuk
batas-batasnya. Kemampuan menggambar kurva atau garis sangat
diperlukan agar dapat menghitung luas daerah.

Anda mungkin juga menyukai