AL-‘AMAL WA AL-SANA’
Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah–Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Tafsir Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang “Al-‘Amal
Wa Al-Sana’”.
Dalam makalah ini, akan dijelaskan tentang amal atau perbuatan dalam
islam. Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, baik dalam penyusunan kata, bahasa, dan sistematika
pembahasannya. Oleh sebab itu kami sangat mengharapkan masukan atau kritikan
serta saran yang bersifat membangun untuk mendorong kami menjadi lebih baik
ke depannya.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang sudah
berkenan membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat,
khususnya bagi kami dan pembaca. Amin..
Penulis
Kelompok 6
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Masalah...............................................................................................1
PEMBAHASAN.....................................................................................................2
PENUTUP.............................................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Amal dalam bahasa Indonesia berarti perbuatan baik atau buruk. Dalam
pemakaian sehari-hari, kedua kata itu dipandang sebagai kata kembar yang
mempunyai satu arti, sehingga keduanya sering dimajemukkan dalam ungkapan
"amal perbuatan”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Selain kata amal dan fi’il, beberapa pengertian lain seperti kata Al-
sunu’ dan Al-kasbu. Banyaknya penyebutan kata kerja yang demikian banyak
ini menunjukkan betapa pentingnya segala bentuk kerja produktif dan
aktivitas yang menghasilkan di dalam Al-Qur’an.
1. Al-‘Amal
Kata kerja di dalam al-Qur’an, diungkapkan setidaknya melalui
empat kata, al-‘amal, al-sunu’, al-fi’il dan al-kasbu. Kata al-‘amal
merupakan kata yang paling banyak disebut di Al-Qur’an. Ditemukan kata
‘amal dengan segala derivasinya. Disebut sebanyak 360 kali.
Konsep amal dalam pada umumnya berkenaan dengan persoalan-
persoalan yang bersifat eskatologis atau keakhiratan. Tidak kalah
menariknya, kata amal yang diartikan sebagai perbuatan yang
menghendaki perilaku, ternyata perilakunya cukup beragam. Pelaku kata
amal itu adalah Allah SWT. Disamping itu, pelaku lain adalah jin,
malaikat, setan, dan manusia itu sendiri. Perbuatan itu mencakup kebaikan
dan kejahatan, perbuatan baik yang selalu dianjurkan disebut dengan salib
(amal shalihat) dan perbuatan jelek yang diperintahkan untuk dijauhi.
Diungkap dengan kata syyi’at.1
1
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat Ekonomi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), hal.
133-134
2
2. Al-Sunu’
Kata sunu’ yang memiliki arti khusus. Sunu’ adalah daya cipta
manusia yang lahir dari keterampilan dan keahlian tertentu. Dalam makna
lain, kata sunu’ adalah profesi yang pada gilirannya akan melahirkan
profesionalisme.
3. Fi’il
4. Al-Kasbu
Kata kasbu dengan segala derivasinya disebut di dalam Al-Qur’an
sebanyak 67 kali di dalam 27 surah dan 60 ayat. Kata kasbu mengacu
kepada perbuatan, sama ada perbuatan baik ataupun buruk. Kata kasb di
dalam Al-Qur’an mengacu kepada perbuatan secara umum, perbuatan
2
Ibid, hal. 137-139
3
jelek umum, perbuatan baik tertentu, perbuatan jelek tertentu, perbuatan
tentang harta dan rezeki.3
Al-Kasb (kerja) menurut Al-Syaibani merupakan upaya mencari
harta melalui berbagai hal dengan cara yang tidak dilarang dalam Islam.
Dalam ilmu ekonomi, biasanya disebut dengan aktifitas produksi. Aktifitas
produksi secara Islam dan konvensional berbeda, perbedaan dalam
ekonomi Islam adalah tidak semua aktifitas akan menghasilkan barang
atau jasa, karena erat kaitannya dengan halal dan haram sesuatu barang
dalam cara memeroleh.4
3
Ibid, hal. 141
4
Diakses melalui tautan http://www.forshei.org/2018/01/konsepsi-makna-al-kasb-pekerjaan-
layak.html#:~:text=Al%2DKasb%20(kerja)%20menurut,guna%20mencari%20ridha%20allah
%20SWT., pada 21 Oktober 2020, pukul 15.53 WIB
5
Al-Qur’an, surat At-Taubah :105
4
bertujuan untuk menghasilkan barang atau jasa. Inilah yang disebut kerja
dalam makna yang luas.6
Al-Kahfi Ayat 79
َ ك ۚ َسأُنَبِّئُكَ بِتَأْ ِوي ِل َما لَ ْم تَ ْستَ ِطع َّعلَ ْي ِه
ص ْبرًا ُ ال ٰهَ َذا فِ َرا
َ ِق بَ ْينِى َوبَ ْين َ َق
6
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat Ekonomi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), hal.
135-136
7
Al-Qur’an, surat Al-Kahfi:79
8
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat Ekonomi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), hal.
137
5
(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap
sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.9
9
Al-Qur’an, surat Al-Naml: 88
10
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat Ekonomi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), hal.
138
11
Al-Qur’an, surat Al-Baqarah: 197
6
memerintahkan kepada orang yang melaksanakan haji untuk melakukan
kebaikan.
An-Nisa Ayat 32
۟ صيبٌ ِّم َّما ٱ ْكتَ َسب َ ْض ۚ لِّلر َّ ََواَل تَتَ َمنَّوْ ۟ا َما ف
َ ض َل ٱهَّلل ُ بِ ِهۦ بَ ْع
ِ َُوا ۖ َولِلنِّ َسٓا ِء ن
صيبٌ ِّم َّما ِ َِّجا ِل ن ٍ ض ُك ْم َعلَ ٰى بَع
۟ ُل±َٔٱ ْكتَ َس ْبنَ ۚ َوسْٔـ
وا ٱهَّلل َ ِمن فَضْ لِ ِٓۦه ۗ إِ َّن ٱهَّلل َ َكانَ بِ ُك ِّل َش ْى ٍء َعلِي ًم َ
12
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat Ekonomi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), hal.
140
13
Al-Qur’an, surat An-Nisa:32
7
Berbuat sungguh-sungguh untuk mendapatkan semua itu diperintahkan
Allah dalam ayat tersebut.14
Yasin Ayat 71
ْ َأَ َولَ ْم يَ َروْ ۟ا أَنَّا خَ لَ ْقنَا لَهُم ِّم َّما َع ِمل
َت أَ ْي ِدينَٓا أَ ْن ٰ َع ًما فَهُ ْم لَهَا ٰ َملِ ُكون
14
Jalaluddin Rahman, Konsep Perbuatan Manusia Menurut Al- Qur’an: Suatu kajian Tafsir
Tematik, (Jakarta: Bulan Bintang, 1992) hal. 141
15
Al-Qur’an, surat Yasin: 71
16
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat Ekonomi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), hal.
145
8
janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.17
17
Al-Qur’an, surat An-Nisa:29
18
Azhari Akmal Tarigan, Tafsir Ayat Ekonomi, (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2012), hal.
146
19
Ibid, hal. 149
9
kehendak mencapai cita-cita, berusaha mencintai pekerjaan dan ilmu
pengetahuan, sabar dan tawakkal dalam rangka menghasilkan sesuatu.20
Dalam perspektif Islam, bekerja bukan sekedar untuk
mengumpulkan harta. Tidak pula dalam jangka waktu yang pendek, saat
ini dan di sini. Namun lebih jauh dari itu, kerja dalam perspektif Islam
memiliki jangka waktu yang cukup jauh, masa akan datang bahkan hatta
yaumi al-qiyamah. Point penting yang harus dicatat adalah, dampak kerja
atau balasan kerja yang akan kita peroleh sangat tergantung dari apa dan
bagaimana kita mengerjakannya. Pekerjaan yang dilakukan dengan baik,
akan menghasilkan kebaikan itu sendiri. Sebaliknya, pekerjaan yang buruk
atau sesuatu yang dilakukan dengan cara yang buruk, akan berdampak
buruk. 21
Pekerjaan yang halal dan yang haram dalam Islam dapat dilihat
dari dua sisi.
1. Pekerjaan yang halal (bertani, berdagang dan sebagainya) namun
dalam pelaksanaannya melanggar aturan syari‘at.
2. Pekerjaan yang nyata-nyata diharamkan Allah seperti mencuri,
merampok, praktek rentenir (membungakan uang), melacurkan diri
dan lain-lain.
Pekerjaan dalam Islam bukan hanya dilihat dari sudut ekonomi
untuk meraih keuntungan tetapi juga memiliki dimensi etis. Artinya,
pekerjaan-pekerjaan yang haram mengasumsikan adanya pihak lain yang
dirugikan atau dikorbankan. Ini tentu saja bertentangan dengan asas-asas
ekonomi Islam yang sangat menjunjung nilai-nilai kemaslahatan dan
saling tolong menolong. Implikasinya lebih jauh adalah pekerjaan yang
haram akan menghasilkan sesuatu yang diharamkan pula. Pada akhirnya
barang yang haram ini pula yang dijadikan untuk memenuhi kebutuhan
hidup, seperti memberi makan keluarga. Pada hal dalam ajaran Islam
dijelaskan, makanan yang haram atau sesuatu yang diperoleh dari yang
haram, tidak saja diharamkan tetapi juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan jiwa manusia yang tidak baik.22
20
Ibid, hal. 150
21
Ibid, hal. 152-153
22
Ibid, hal. 154
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
DAFTAR PUSTAKA
http://www.forshei.org/2018/01/konsepsi-makna-al-kasb-pekerjaan-
layak.html#:~:text=Al%2DKasb%20(kerja)%20menurut,guna%20mencari
%20ridha%20allah%20SWT.