Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH Al-QUR’AN DAN KEUTAMAANNYA

“AL-QUR’AN DAN KEUTAMAANNYA ”

 DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


1

1.RIANTONO
2.FIKRI

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS TARBIYAH DANNTADRIS INSTITUT ISLAM NEGERI
BENGKULU TAHUN 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah laporan ini dengan

baik.

Makalah tentang”AL’QUR’AN DAN KEUTAMAANNYA”. Kami menyadari bahwa dalam


penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan memerlukan banyak

perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk penyempurnaan makalah.

Pada kesempatan ini, dengan tulus ikhlas kami menyampaikan terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan partisipasinya baik

dalam bentuk moril maupun materil untuk keberhasilan dalam penyusunan

makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada kami dan pembaca

untuk kabahagiaan di dunia dan akhirat. Aamiin.

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................... 2

C. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Posisi islam dalam al’quran............................................................ 3

B. Hukum membaca al-qur’an.................................................................................... 6

C. Keutamaan membaca al-qur’an......................................................................... 12

D Hukum ilmu tajuit................................................................................ ...........19

BAB lll penutup

A. Kesimpulan ..................................................................................... 13

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah

Sebelum kita masuk pada pokok pembahasan kita, lebih baik kita ketahui bahwa tajwid adalah suatu
bahan yang sangat berguna bagi kita ketika membaca al-qur’an apalagi yang berkenaan dengan
bagaimana cara menyebut huruf yang tepat atau dengan benar. Jadi untuk itu perlu kita pelajari dan
kita ketahui bersama tempta-tempat keluarnya huruf dan sifat-sifatnya. Yang selanjutnya di pakai
sebagai bahan latihan secara individu dengan terus menerus, agar dapat tepat sesuai dengan kaidah-
kaidah pengucapan huruf yang benar.

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

A. Posisi islam dalam al-quran

B. Hukum membaca al-quran

C. Keutamaan membaca al-qur’an

D. Hukum ilmu tajuid

III. Tujuan Masalah

Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah:

1. Supaya kita tau tentang islam dalam al-qur’an

2. Supaya kita tau apa saja hukum al-qur’an

3. Supaya kita tau apa saja ke utamaan al-qur’an

BAB ll

A .POSISI ISLAM DALAM AL-QUR’AN

Dalam buku Ushul Fikih 1 (2018) karya Rusdaya Basri, kedudukan Al Quran dalam Islam adalah
sebagai sumber hukum umat Islam dari segala sumber hukum yang ada di bumi.

Firman Allah SWT dalam Al Quran Surat An-Nisa ayat 59 yang artinya.

"Hai, orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah RasulNya, dan ulil amri di antara kamu.
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al
Quran) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian.
Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."
Al Quran dan hadis merupakan dua hal pokok dalam ajaran Islam. Keduanya merupakan hal sentral
yang menjadi jantung umat Islam.

Karena seluruh bangunan doktrin dan sumber keilmuan Islam terinspirasi dari dua hal pokok
tersebut.

Kedudukan Al Quran sebagai sumber utama dan pertama bagi penetapan hukum, maka bila
seseorang ingin menemukan hukum untuk suatu kejadian.

B. HUKUM MEMBACA AL-QUR’AN

Hukum Membaca Alquran Tanpa Wudhu

Kita memang dibolehkan membaca Alquran dalam keadaan tidak bersuci atau tidak berwudhu tanpa
menyentuhnya (bersifat hafalan). Namun hukum membaca Alquran tanpa wudhu adalah haram jika
kita menyentuhnya. Perintah ini telah dijelaskan dalam firman Allah, yang berbunyi:

Baca Juga:

Hukum Membaca Alquran tapi Tidak Menutup Aurat

"Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan" (Al Waqi’ah: 79).

Dan juga dalam hadits shahih yang berbunyi:

“Tidak boleh menyentuh Alquran kecuali orang yang dalam kondisi suci" (Muwaththa’ Imam Malik,
kitab al-Qur’an, Hal. 199; Sunan ad-Darimi, kitab ath-Thalaq (2183)).

Dengan demikian sudah jelas bahwa kita harus bersuci dari hadas kecil dan hadas besar jika
memegang mushaf.

Jika memang diperlukan kita bisa menyentuhnya dengan membuat perantara antara tangan dengan
mushaf agar tidak bersentuhan secara langsung. Maka hal ini boleh dilakukan jika keadaan tidak
memungkinkan untuk kita berwudhu
C. KEUTAMAAN MEMBACA AL-QUR’AN

Ada banyak keutamaan membaca Alquran dan manfaat membaca Alquran setiap hari yang bisa
didapatkan selain berpahala. Membaca Alquran akan memberikan kita derajat yang lebih tinggi di
mata Allah SWT, akan dilindungi oleh malaikat, akan mendapatkan rahmat dan syafaat, hidup
menjadi lebih tentram dan damai, dan masih banyak manfaat lainnya yang bisa dirasakan jika kita
rutin membaca Alquran seperti sabda rasulullah :

“ Baginda Rasulullah berkata bacalah olehmu Alquran karena sesungguhnya akan menjadi pemberi
syafaat pada hari kiamat nanti untuk siapa saja yang membacanya".

Selain itu, kita juga sangat dianjurkan untuk membaca Alquran karena dapat dijadikan sebagai cara
agar hati tenang jika sedang berada dalam kegelisahan. Fungsi Alquran bagi umat manusia adalah
sebagai petunjuk dan pedoman bagi manusia dalam menjalani kehidupan di dunia yang akan
memberikan petunjuk ke jalan yang benar dan diridhoi oleh Allah SWT.

Itulah hukum membaca Alquran tanpa wudhu yang perlu kamu perhatikan. Jangan sampai
diabaikan.

D. HUKUM ILMU TAJUIT

Hukum bacaan nun mati bertemu suatu huruf. Hukum ini di bagi dalam beberapa kategori dikutip
dari ilmutajwid

1. Idzhar Halqi

Idzhar Halqi merupakan salah satu cabang /bagian dari Hukum Izhar yang terdapat dalam Ilmu
Tajwid. Idzhar mempunyai makna terang atau jelas. Disebut Izhar Halqi hal ini disebabkan oleh
makhraj dari huruf-huruf tersebut keluarnya dari dalam tenggorakan (halq).

Hukum Idzhar Halqi ini berlaku bila terdapat Nun Sukun ( ْ‫ ) ن‬ataupun juga tanwin (dhomah tanwin (
‫)ـٌــ‬, kasroh tanwin (‫ )ـٍـــ‬dan fathah tanwin (‫)ـًــ‬/ sesudahnya bertemu dengan huruf-huruf = Alif (‫)ا‬,
‘Ain (‫)ع‬, Ghain (‫)غ‬, Ha (‫)ح‬, Kha (‫)خ‬, Ha’ ( ‫ )ﮬ‬dan Hamzah ( ‫ ) ء‬, akan tetapi nun mati ( ْ‫ ) ن‬ataupun juga
tanwin ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ ـًـــ‬jarang sekali ketemu dengan huruf hijaiyzah Hamzah ( ‫) ء‬, namun huruf Hamzah
ini merupakan salah satu bagian dari huruf Idzhar Halqi.
Cara membaca Idzhar Halqi adalah wajib terang/jelas, dan tidak boleh dengan berdengung.

Contoh Idzhar Halqi dalam Al Qur’an Untuk Huruf Alif

َ ‫ = َومِن َشرِّ غَ اسِ ٍق إِ َذا َو َق‬waminng syarri ghoosiqin idzaa waqoba


‫ب‬

Contoh di atas terdapat dalam Al Qur’an surat Al ‘Falaq ayat yang ke-3, yaitu kasroh tanwin dan
ketemu dengan huruf alif (hamzah), cara membacanya yaitu terang /jelas yaitu qin (ghoo siqin
idzaa).

2. Idgham Bighunnah

Hukum Idgham Bighunnah dan ini sering sekali disebut dengan Idgham Ma’al Ghunnah yaitu suatu
hukum tajwid yang berlaku ketika ada Nun mati / nun disukun [ ْ‫ ] ن‬atau tanwin ( ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ ) ـًـــ‬yang
bertemu dengan huruf Mim [‫]م‬, Nun [‫]ن‬, Waw [‫]و‬, dan huruf Ya [‫ ]ي‬dan tidak dalam satu kata /
kalimat atau harus secara terpisah.

Bi berarti dengan. Ghunnah berarti dengung dan Idgham maknanya adalah meleburkan satu huruf
yang berada di depan ke dalam huruf yang ada sesudahnya, atau bisa dikatakan dengan bahaa Arab
adalah di-tasydid-kan.

Cara membaca dari Idgham Bighunnah yaitu dengan cara meleburkan ْ‫[ ن‬nunt mati ] ataupun
tanwin, baik itu dhommah tanwin [‫]ـٌـــ‬, kasroh tanwin [‫]ـٍـــ‬, ataupun fathah tanwin [‫ ]ـًـــ‬menjadi suara
huruf yang ada di depannya mim [‫]م‬, nun [‫]ن‬, waw[‫ ]و‬dan ya [‫]ي‬, atau dari keempat huruf tersebut
seolah-olah seperti diberi tanda tasydid, dan diiring dengan menggunakan suara yang berdengung 1
Alif – 1 1/2 Alif atau sekitar 2 sampai 3 harakat.

Contoh Hukum Idgham Bighunnah (Ma’al ghunnah)

a. Contoh Nun [ ْ‫ ]ن‬Sukun dan Tanwin[ًٍ‫ ]ٌٌٍـ‬bertemu Ya [‫]ي‬

‫ لِ َمنْ َي َرى‬: Tulisan aslinya adalah liman yaraa, dan dibacanya adalah limayyaraa

ُ‫ اَنْ َي ُت ْوب‬: tulisan aslinya an yatuuba dan dibacanya adalah ayyatuuba

b. Contoh Nun [ ْ‫ ]ن‬Sukun dan Tanwin[ًٍ‫ ]ٌٌٍـ‬bertemu waw [‫]و‬


‫ مِنْ َو َرائ ِِه ْم‬: Tulisan aslinya adalah man waraa ihim, dan dibacanya adalah mawwaraa ihim

c. Contoh Nun [ ْ‫ ]ن‬Sukun dan Tanwin[ًٍ‫ ]ٌٌٍـ‬bertemu mim [‫]م‬

‫ َن ُكنْ َم َع ًك ْم‬: Tulisan aslinya adalah nakun ma‘akum, dan dibacanya adalah nakumma‘akum

3. Idgham bilaghunnah

Hukum Idgham Bilaghunnah yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada Nun Sukun ( ْ‫ ) ن‬atau
juga tanwin ( ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ ) ـًـــ‬yang ketemu dengan huruf hijaiyah lam ( ‫ ) ل‬atau huruf hijaiyah Ro ( ‫) ر‬, dan
dibaca dengan tidak menggunakan suara yang berdengung

Bila maknanya adalah dengan tidak [tanpa]. Ghunnah maknanya adalah berdengung.

Sementara itu Idgham maknanya adalah meleburkan / menggabungkan satu huruf hijaiyah ke dalam
huruf hijaiyah sesudahnya, atau bisa dikatakan dengan istilah di-tasydid-kan.

Cara membacanya yaitu dengan cara meleburkan huruf hijaiyah ْ‫ ن‬atau tanwin [ ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ ] ـًـــ‬tersebut
menjadi suara huruf hijaiyah sesudahnya yaitu huruf lam / ‫ ل‬ataupun huruf ro / ‫ر‬, atau dengan
cara lafaz yang kedua huruf hijaiyah tersebut seakan-akan diberi tanda tasydid, dengan tanpa dikuti
dengan suara berdengung (ghunnah).

Contoh bacaan idgham Bilaghunnah untuk nun mati / tanwin bertemu huruf lam

ِ‫ مِنْ لَ ُد ْنك‬: Tulisan aslinya adalah min ladunka, tetapi dibaca milladunka

‫ لَطِ يْفٌ لِ َما‬: Tulisan aslinya adalah lathiifun limaa, tetapi dibaca lathiifullimaa

4. Iqlab

Iqlab yaitu salah satu dari hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf Nun Sukun ( ْ‫ ) ن‬ataupun juga
tanwin ( ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ ) ـًـــ‬yang ketemu dengan huruf hijaiyah Ba ( ‫ ) ب‬. Secara harfiah, Iqlab mempunyai
arti menggantikan atau mengubah sesuatu dari bentuk aslinya.
Cara membaca Iqlab yaitu dengan cara menggantikan / mengubah huruf ْ‫ ن‬ataupun tanwin ,‫ ـٍـــ‬,‫ـًـــ‬
‫ ـٌـــ‬jadi suara huruf mim sukun ( ‫) ْم‬, oleh karenanya ketika nun mati ataupun tanwian akan bertemu
dengan huruf ba (‫ ب‬, maka bibir atas dan bibir bawah tersebut posisinya tertutup, dan juga diiringi
dengan suara dengung kurang lebih 2 harakat.

Hukum Iqlab di dalam Al-Quran, biasanya sudah ditandai dengan huruf mim kecil ( ‫ – ) م‬dan huruf
tersebut diletakkan di atas – antara ْ‫ ن‬atau ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ ـًـــ‬dengan huruf ‫ ب‬.

Contoh Hukum Iqlab :

‫ َمنْ ِب َخ َل‬: mambakhila

5. Idzhar Wajib atau Mutlak

Idzhar Wajib adalah merupakan salah satu bagian dari Hukum Idzhar yang teradapat dalam ilmu
tajwid. Bagian ilmu idzhar yang lain adalah idzhar halqi. Cara membaca dari hukum idzhar adalah
terang / jelas dan tidak mendengung.

Dalam Hukum Idghom Bighunnah diterangkan bahwasannya apabila ada Nun Sukun ( ْ‫ ) ن‬dan
dibelakangnya teradapat huruf ( ‫ ) ي ـ و ـ ن ـ م‬tetapi dalam satu kata (biasanya tersambung), maka
harus dibaca terang /jelas dan tidak berdengung, dan ini disebut dengan Idzhar Wajib/Idzhar Mutlak.

Dalam Al Qur’an, idzhar wajib / mutlak ada 4 yaitu :

1. ‫ ُد ْن َيا‬: dunyaa

2. ٌ‫ ُب ْن َيان‬: bunyaanun

3. ٌ‫ قِ ْن َوان‬: qinwaanun

4. ٌ‫ صِ ْن َوان‬: sinwaanun

6. Idzhar Khalqi
Idzhar Halqi merupakan salah satu cabang /bagian dari Hukum Izhar yang terdapat dalam Ilmu
Tajwid. Idzhar mempunyai makna terang atau jelas. Disebut Izhar Halqi hal ini disebabkan oleh
makhraj dari huruf-huruf tersebut keluarnya dari dalam tenggorakan (halq).

Hukum Idzhar Halqi ini berlaku bila terdapat Nun Sukun ( ْ‫ ) ن‬ataupun juga tanwin (dhomah tanwin (
‫)ـٌــ‬, kasroh tanwin (‫ )ـٍـــ‬dan fathah tanwin (‫)ـًــ‬/ sesudahnya bertemu dengan huruf-huruf = Alif (‫)ا‬,
‘Ain (‫)ع‬, Ghain (‫)غ‬, Ha (‫)ح‬, Kha (‫)خ‬, Ha’ ( ‫ )ﮬ‬dan Hamzah ( ‫ ) ء‬, akan tetapi nun mati ( ْ‫ ) ن‬ataupun juga
tanwin ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ ـًـــ‬jarang sekali ketemu dengan huruf hijaiyzah Hamzah ( ‫) ء‬, namun huruf Hamzah
ini merupakan salah satu bagian dari huruf Idzhar Halqi.

Contoh Hukum Izhar Halqi :

1. Nun mati ( ْ‫ )ن‬atau tanwin (‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ )ًـــ‬bertemu dengan huruf Alif (‫)ا‬:

Contohnya : ‫ = َمنْ ا ُ ْوت َِي‬man uutiya

7. Ikhfa’ haqiqi

Ikhfa’ Haqiqi bila dilihat berdasarkan asal hurufnya [harfiah /etimologi] mempunyai arti
menyembunyikan atau bisa juga berarti menyamarkan.

Di dalam ilmu tajwid. apabila ada Nun disukun ( ْ‫ ) ن‬dan juga tanwin ( ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫) ـًـــ‬, baik itu fathah
tanwin, kasrah tanwin dan juga dhomah tanwin kemudian dibelakangnya terdapat huruf hijaiyah
yang berjumlah 15 (lima belas) maka hukumnya adalah ikhfa’ haqiqi. Ikhfa Haqiqi maknanya adalah
menyamarkan /menyembunikan huruf Nun Sukun ( ْ‫ ) ن‬ataupun juga tanwin (fathah tanwin ( ‫)ـٌـــ‬,
kasrah tanwin ( ‫)ـٍـــ‬, dhomah tanwin ‫ ) ـًـــ‬masuk ke dalam huruf hijaiyah yang berada di belakangnya
(sesudahnya). Huruf hijaiyah tersebut ada 15 huruf di bawah ini, yaitu :

‫ت – ث – د – ذ – ز – س – ش – ص – ض – ط – ظ – ف – ق – ك‬.

Ke-15 huruf hijiayiah di atas tersebut tidak mengandung tasydid dan kita harus membacanya dengan
dengung [ghunnah].

Cara membaca ikhfa’ haqiqi yaitu dengan cara mengeluarkan suara ْ‫ ن‬atau ‫ ـٌـــ‬,‫ ـٍـــ‬,‫ ـًـــ‬dari dalam
rongga hidung sampai dengan terlihat samar atau bisa juga menjadi suara “NG” atau “N” , sesudah
itu disambut dengan dengung sepanjang 1 – 1 1/2 Alif atau bisa kurang lebih 2 – 3 harakat,
kemudian setelah itu barulah masuk untuk membaca huruf sesudah nun mati ataupun tanwin
tersebut.

Sebagai contoh :‫ مِن دُون ِِه َما‬: Minnnn . . duunihimaa atau Minnnngduunihimaa
‫ = ت – مِنْ َتحْ ِت َها‬Minngtahtihaa

Hukum bacaan mim mati

Selain itu, ada juga hukum bacaan yang didasarkan pada pertemuan mim mati dengan huruf
tertentu di antaranya adalah sebagai berikut.

8. Idzhar Syafawi

Idzhar Syafawi yaitu bagian dari ilmu tajwid yang terjadi ketika huruf hijaiyah Mim Sukun ( ‫ ) ْم‬ketemu
dengan seluruh huruf hijaiyah, selain huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba.

Idzhar berarti terang [jelas] atau tak berdengung. Syafawi berarti bibir; sebab huruf hijaiyah Mim
makhrajul hurufnya yaitu bertemunya bibir di bagian bawah dan bibir di bagian atas.

Dalam istilah yang ada di dalam ilmu tajwid, Idzhar Syafawi yaitu melafalkan huruf-huruf hijiayah
yang ketemu dengan huruf Mim Sukun dengan terang dan jelas, dan ini tidak disertai dengan
berdengung [ghunnah]. Dan dalam Idzhar Syafawi bisa terjadi dalam satu kalimat [kata], ataupun di
luar kalimat [kata] yang terpisah.

Contoh Idzhar Syafawi

‫ = ُه ْم َنا ِئم ُْو َن‬hum naaaaaimuuna

‫ = قُ ْل َن َع ْم َواَ ْن ُت ْم‬qul na‘am wa antum

9. Ikhfa syafawi

Ikhfa Syafawi yaitu suatu hukum tajwid yang terjadi ketika ada huruf hijaiyah Mim Sukun ( ‫ ) ْم‬ketemu
dengan huruf hijaiyah Ba ( ‫ ) ب‬.

Ikhfa’ berarti menyembunyikan atau menyamarkan. Syafawi berarti bibir


Disebut dengan Ikhfa Syafawi sebab makhraj dari huruf hijaiyah Mim dan huruf hijaiyah Ba adalah
pertemuan antara bibir bawah dan bibir atas.

Hukum Ikhfa Syafawi ini sangat berbeda dengan hukum Idgham Bighunnah, Iqlab, atau Ghunnah
Musyaddadah di huruf hijaiyah Mim – di dalam Al-Quran Al Karim – khusus untuk hukum Ikhfa
Syafawi ini tak diberikan tanda tasydid ataupun tanda yang lain, sama halnya seperti pada hukum
Ikhfa Haqiqi. Akan tetapi, pada hukum Ikhfa Syafawi ini tetaplah wajib dibaca dengan dengung
sekitar 2 – 3 harakat atau 1 1/2 alif, sebab bila hukum Ikhfa Syafawi ini tidak didengungkan, maka
hukumnya akan berubah jadi hukum Izhar.

Cara membaca dari hukum Ikhfa Syafawi yaitu dengan membaca lebih dulu HURUF HIJIAYAH
sebelum mim sukun, setelah itu masuk ke dalam huruf Mim Sukun dengan cara mengeluarkan irama
dengungnya hukum dari ikhfa Syafawi [yaitu dengan cara menahan huruf hijaiyah mim secara samar-
samar]; “immng.. / ummmng.. / ammmng… ” sehingga ketika akan ketemu dengan huruf hijaiyah ‫ب‬
maka bibir atas dan bibir bawah dalam posisi yang tertutup.

‫ = ِا َن ُه ْم ِبدَال َِك‬innahummng bidzaalika

َ ‫ = َترْ ِمي ِْه ْم ِبح َِج‬tarmiihimmmng bihijaarotin


‫ار ٍة‬

10. Idgham Mitslain atau Idgham Mimi

Idgham Mitslain atau Idgham Mimi merupakan hukum tajwid yang terjadi khusus untuk huruf
hijaiyah Mim Sukun ( ‫ ) ْم‬ketemu dengan huruf hijaiyah Mim yang mempunyai harakat [ ‫ ُم‬, ‫] َم ِم‬.
Disebut dengan Mitslain sebab terjadinya sebiaj pertemuan dua huruf hijaiyah yang makhraj dan
juga sifatnya adalah sama persis [identik], tetapi khusus bagi huruf hijaiyah Mim Sukun yang ketemu
huruf Mim yang mempunyai harakat. Dan selain dari huruf hijaiyah Mim tersebut di atas, maka
hukum yang berlaku bagi pertemuan 2 [dua] huruf yang sama yaitu huruf sukun dan huruf
berharakat yaitu Hukum Mad Tamkin dan Hukum Idgham Mutamasilain.

Dinamai dengan Idgham sebab cara untuk membacanya yaitu dengan cara meleburkan
[menggabungkan] satu huruf hijaiyah ke dalam huruf hijaiyah sesudahnya, atau istlah lainnya adalah
dengan di-tasydid-kan.

Hukum dari Idgham Mitslain adalah dibaca dengan mendengung [makhraj huruf hijaiyah mim-nya
jelas dan mengalun] kurang lebih sekitar 2 – 3 harakat [1 Alif hingga 1 1/2 alif]
Di dalam Al-Quran Al Kariim ayat yang mengandung hukum Idgham Mitslain telah ada tanda
tasydidnya. Tasydid Idgham Mitslain merupakan Tasydid Hukum, yaitu sebuah tanda tasydid yang
ada dan diberikan sebab terjadinya suatu hukum peleburan atau pertemuan.

Contoh Idgham Mitslain atau Idgham Mimi

‫ = لَ ُه ْم َما َي َتقُ ْو َن‬lahummmmaa yattaquuna

‫ = ُه ْم َما ِا ْن َفقُ ْوا‬hummmmaa infaquu

11. Qalqalah

Qalqalah adalah hukum bacaan tajwid, apabila huruf ba (‫)ب‬, jim (‫)ج‬, dal (‫)د‬, ta (‫)ط‬, dan qaf (‫ )ق‬atau
dapat disingkat ‘baju di toko’ mendapat sukun di tengah kalimat atau wakaf di akhir kalimat.Cara
membaca Qalqalah adalah memantul.

Hukum bacaan qalqalah terdiri dari dua macam, yaitu qalqalah sugra dan kubra.

Qalqalah Sugra adalah setiap huruf qalqalah yang mendapat sukun di tengah kata.

Qalqalah Kubro adalah setiap huruf qalqalah yang berada di akhir kalimat karena mendapat wakaf.

BAB lll

C. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa ilmu tajwid dan makhorijul
hurufnya itu sangat penting kita pelajari apalagi kita sebagai umat islam sepatutnya kita mengetahui
tentang tajwid dan makhrajnya supaya pembacaan al-qur’an bisa menjadi lebih baik, dengan adanya
ilmu tersebut kita bisa menjadi paham mana bacaan yang harus di baca sesuai dengan tajwid dan
makhrajnya. Untuk itu pelajarilah sebaik mungkin. Sehingga, kita dapat ilmunya dan hidaya allha
swt.Aamiin

Anda mungkin juga menyukai