Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MAD THABI’I MAD WAJIB MUTTASIL DAN MAD JAIZ MUNFASIL


Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan Baca Tulis Al-Qur’an

Dosen Pengampu :
Dwi Ayu Widyaningsih,ME

Disusun Oleh :
Feronika Putri (231402048)
Renita Saputri (231402029)
Ririn Agustina (231402030)

FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
INSTITUT AL-MA’ARIF WAY KANAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, petunjuk, serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membawa risalah Ilmu Tajwid
sebagai penjelasan dan pedoman dalam membaca Al-Qur'an dengan sebaik-baiknya. Makalah ini
berjudul "Hukum Bacaan Mad Thabi'i Mad Wajib Muttashil Dan Mad Jaiz Munfasil." merupakan
bagian dari upaya kami untuk memahami dan memperdalam ilmu Tajwid sebagai kunci utama dalam
membaca Al-Qur'an dengan tajwid yang benar. Kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT
atas nikmat-Nya yang melimpah, serta kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan,
bantuan, dan motivasi dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam makalah ini, kami akan membahas secara mendalam tentang hukum bacaan mad thabi'i, mad
wajib muttashil dan mad jaiz munfasil konsep penting dalam ilmu Tajwid. Kami akan menjelaskan
pengertian, jenis-jenis, dan contoh-contohnya agar pembaca dapat memahami dengan lebih baik
tentang kedua hukum bacaan ini. Tujuan utama kami adalah untuk memberikan pemahaman yang
jelas dan komprehensif tentang ilmu Tajwid ini sehingga pembaca dapat membaca Al-Qur'an dengan
lebih baik dan benar sesuai dengan tuntunan agama.

Way Kanan, 11 September 2023


Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.Mad Thabi'i................................................................................................................2
B.Mad Wajib Muttashil.................................................................................................3
C.Mad Jaiz Munfasil.....................................................................................................4
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................6
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara – cara membaca Al-Qur’an dengan
sebaik – baiknya. Memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan
(mulut) dari kesalahan membaca merupakan tujuan dari Ilmu Tajwid. Belajar Ilmu Tajwid hukumnya
fardhu kifayah, sedang membaca Al-Qur’an dengan baik (sesuai dengan Ilmu Tajwid) hukumnya
fardhu ‘Ain. Banyak dalil wajib mewajibkan mempraktekan tajwid dalam setiap pembacaan Al-
Qu’an.
Maka dari itu dalam ini kami akan menjelaskan salah satu hukum bacaan dalam ilmu Tajwid yaitu
mad jaiz munfashil dan mad jaiz muttashil
BAB II
PEMBAHASAN

A.Mad Thabi’i

Pengertian Mad Thobi'i dalam bahasa Arab adalah mad (‫ )المد‬yang memiliki arti memanjangkan.
Secara istilah diartikan sebagai memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf-huruf mad. Dikutip
dari buku Dasar-dasar Ilmu Tajwid (2020), Mad Thobi’I adalah mad yang terjadi apabila ada huruf
alif (‫ )ا‬terletak sesudah harakat fathah, huruf ya sukun (‫ )ي‬terletak sesudah harakat kasrah, dan huruf
waw mati (‫ )و‬sesudah harakat dammah.
Adapun cara baca Mad Thobi’I harus mengikuti ketentuan yang sama dengan hukum bacaan mad
secara umum yang ada. Hukum bacaan ayat di Al-Quran dilakukan ketika ketentuan mad thabi'i
muncul yaitu ketika:
a. Huruf alif (‫ )ا‬sesudah harakat fathah.
b. Huruf ya (‫ )ي‬sukun atau mati sesudah harakat kasrah.
c. Huruf wawu (‫ )و‬sukun sesudah harakat dhammah.
Cara baca dan melafalkan mad thobi'i dilafalkan dengan panjang 2 harakat atau 2 ketukan. Setiap
menemukan ayat yang mengandung mad thobi'i, dalam membaca Al-Quran umat Islam wajib
membaca ayat tersebut sesuai kaidah mad thobi'i dengan panjang 2 harakat.
Contoh Mad Thobi'i Alif (‫)ا‬
Hukum bacaan mad thobi'i berlaku, salah satunya ketika ada huruf berharakat fathah bertemu diikuti
huruf alif (‫)ا‬. Berikut adalah sejumlah contohnya diambil dari sejumlah ayat dalam Al-Quran.
1. QS. Al-Humazah Ayat 3
‫سب أَن َمالَهۥ أ َ ْخلَدَهۥ‬
َ ْ‫يَح‬
Latinnya: "Yaḥsabu anna mālahū akhladah"
Artinya: "Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengkekalkannya," (QS. Al-Humazah, ayat 3)
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan ‫ َمالَه‬di mana ada huruf mim (‫)م‬
َ berharakat fathah yang diikuti
dengan huruf alif (‫)ا‬. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat atau dua
ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
2. QS. An-Nas Ayat 1
‫اس‬ ِ ‫قلْ اَع ْوذ بِ َر‬
ِ ‫ب الن‬
Latinnya: “Qul a’uuzu birabbin naas”
Artinya: “Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia” (QS. An-Nas, ayat 1).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan ‫اس‬ ِ ‫ الن‬dimana ada huruf nun (‫ )ن‬berharakat fathah yangdiikuti
dengan huruf alif (‫)ا‬. Maka bacaantersebut dibaca panjang amun tidak lebih daridua harakat atau dua
ketukan. Selain itu, madthobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengungdan samar.
Contoh Mad Thobi'i Ya (‫)ي‬
Hukum bacaan mad thobi'i berlaku, salah satunya ketika ada huruf berharakat fathah bertemu diikuti
huruf ya sukun (‫)ي‬. Berikut adalah sejumlah contohnya diambil dari sejumlah ayat dalam Al-Quran.
1. QS. Al-Fiil Ayat 1

ِ ‫ب ْٱلف‬
‫ِيل‬ ْ َ ‫ْف فَعَ َل َربُّكَ بِأ‬
ِ ‫ص َٰ َح‬ َ ‫أَل َ ْم ت ََر َكي‬
Latinnya: "Alam tara kaifa fa’ala rabbuka bi`aṣ-ḥābil-fīil"
Artinya: "Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara
bergajah?" (QS. Al-Fiil, ayat 1).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan ‫ ْٱلفِي ِل‬di mana ada huruf wawu ( ِ‫ )ف‬berharakat kasrah yang diikuti
dengan huruf ya (‫ )ي‬sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat
atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
2. QS. Asy-Syura Ayat 3

َ ‫لَعَلكَ بَاخِ ع ن ۡـف‬


‫سكَ اَّل يَك ۡون ۡوا م ۡؤمِ ن ِۡي َن‬
Latinnya: La’allaka baakhi’un nafsaka allaa yakuunuu mu’miniin
Artinya: “Boleh jadi engkau (Muhammad) akan membinasakan dirimu (dengan kesedihan), karena
mereka (penduduk Makkah) tidak beriman” (QS. Asy-Syura, ayat 3).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan َ‫ م ۡؤمِ ن ِۡين‬di mana ada huruf nun (‫)ن‬
ِ berharakat kasrah yang diikuti
dengan huruf ya (‫ )ي‬sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua harakat
atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.

Contoh Mad Thobi'i Wawu (‫)و‬


Hukum bacaan mad thobi'i berlaku, salah satunya ketika ada huruf berharakat dammah bertemu
diikuti huruf wawu (‫ )و‬sukun. Berikut adalah sejumlah contohnya diambil dari sejumlah ayat dalam
Al-Quran.
1. QS. An-Nas Ayat 1
‫اس‬ ِ ‫قلْ اَع ْوذ ِب َر‬
ِ ‫ب الن‬
Latinnya: “Qul a’uuzu birabbin naas”
Artinya: “Katakanlah, Aku berlindung kepada Tuhannya manusia” (QS. An-Nas, ayat 1).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan ‫ اَع ْوذ‬di mana ada huruf 'ain (‫ )ع‬berharakat dammah yang diikuti
dengan huruf wawu (‫ )و‬sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua
harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
2. QS. Al-Fiil Ayat 5
‫صف مأْكول‬
ْ َ‫فَ َجعَلَه ْم َكع‬
Latinnya: "Fa ja’alahum ka’aṣfim ma`kụl"
Artinya: "Lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat)," (QS. Al-Fiil, ayat 5).
Dalam ayat tersebut terdapat bacaan ‫ مأْكول‬di mana ada huruf kaf (‫ )ك‬berharakat dammah yang diikuti
dengan huruf wawu (‫ )و‬sukun. Maka bacaan tersebut dibaca panjang amun tidak lebih dari dua
harakat atau dua ketukan. Selain itu, mad thobi'i juga tidak boleh dibaca dengan dengung dan samar.
B.Mad Wajib Muttashil
Mad wajib muttasil adalah mad thabi'i yang bertemu dengan hamzah (‫ )ء‬dalam satu
kalimat.Panjang bacaan mad wajib muttasil adalah empat-lima harakat (ketukan) atau sampai dengan
dua setengah alif. Pemahaman tentang mad ini juga dijelaskan dalam Kitab Nazham Hidayatush
Shibyan berikut ini,

‫صل َك َجا َءتِ ْه‬ ِ ‫َوا ِْن ت َََله ْال َه ْمز فِى كَ ِل َمتِ ْه *** فَ َو‬
ِ ‫اجب مت‬

Artinya: "Apabila ada huruf mad yang setelahnya berupa huruf hamzah dan terdapat dalam satu kata,
maka disebut mad wajib muttasil seperti lafaz Allah ‫"جاءته‬
Tiga huruf mad yang dimaksud adalah wawu mati (‫ )و‬yang berada setelah huruf yang berharakat
dhammah ( - ), ya' mati (‫ )ي‬yang berada setelah huruf yang berharakat kasrah ( ِ- ), dan alif (‫ )أ‬yang
berada setelah huruf yang berharakat fathah ( ‫) ﹷ‬.

Contoh Mad Wajib Muttasil dalam Al Qur’an :


QS At Taubah ayat 37 Mad thabi'i (waw) bertemu hamzah berharakat dhammah ‫ لَه ْم سوء أ َ ْع َما ِل ِه ْم‬dibaca
lahum sū`u a'mālihim
QS Al Mursalaat ayat 43 Mad thabi'i (ya) bertemu hamzah berharakat fathatain ‫ َوا ْش َربوا َهنِيئًا‬dibaca
wasyrabụ hanī`am
QS Al Quraisy ayat 2 Mad thabi'i (alif) bertemu hamzah berharakat kasrah ِ‫ ِرحْ لَةَ ال ِشتَاء‬dibaca riḥlatasy-
syitā`i
QS Al Bayyinah ayat 5 Mad thabi'i (alif) bertemu hamzah berharakat fathah ‫ حنَفَآ َء‬dibaca ḥunafā`a
QS Al Baqarah ayat 13 Mad thabi'i (alif) bertemu hamzah berharakat dhammah ‫سفَ َهاء‬
ُّ ‫ هم ال‬dibaca
humus-sufahā`
QS Al Maun ayat 6 Mad thabi'i (alif) bertemu hamzah berharakat dhammah َ‫ ي َرآءون‬dibaca yurā`ụn
QS An Nasr ayat 1 Mad thabi'i (alif) bertemu hamzah berharakat fathah ‫ اِذَا َجآ َء‬dibaca iżā jā`a
QS An-Naziat ayat 27 Mad thabi'i (alif) bertemu hamzah berharakat dhammah ‫ أ َ ِم الس َماء‬dibaca amis-
samā`

ً ‫ َما ًء ثَجا‬dibaca mā`an ṡajjājā


QS An-Naba ayat 14 Mad thabi'i (alif) bertemu hamzah berharakat fathah ‫ج‬
Fushilat ayat 44 Mad thabi'i (alif) bertemu hamzah berharakat dhammah ‫ َو ِشفَاء‬dibaca wasyifaa'
QS Al Fajr ayat 23 Mad thabi'i (ya) bertemu hamzah berharakat fathah ‫ َو ِجي َء‬dibaca wajii-a

C.Mad Jaiz Munfasil


Mad jaiz munfashil adalah salah satu cabang mad far'i dalam ilmu tajwid. Mad secara bahasa
berarti "memanjangkan" atau "tambah." Kata ini diambil dari bahasa Arab "al-mad" (‫)المد‬. Artinya,
hukum bacaan mad adalah memanjangkan suara dengan suatu huruf di antara huruf-huruf mad atau
lain (layyin) ketika bertemu dengan hamzah (‫ )ء‬atau sukun (‫ )ه‬karena adanya sebab.
Sedangakan "jaiz" berarti "boleh," dan "munfasil" berarti "terpisah." Jadi, pengertian mad jaiz
munfashil adalah hukum bacaan dalam ilmu tajwid apabila ada mad thabi'i yang berada di akhir kata,
kemudian terdapat hamzah pada kata setelahnya dan tidak ada pemisah di antara mad dan hamzah
tersebut.
Mad jaiz munfashil adalah mad thabi'i yang bertemu dengan hamzah, namun tidak dalam satu kata.
Cara membacanya dipanjangkan sampai dua setengah alif atau lima harakat. Contoh mad jaiz
munfashil adalah lafadz "‫( "ّل اِلَ ْي‬la ilay), di mana mad thabi'i berada di akhir kata "‫ "ّل‬dan bertemu
dengan hamzah pada kata "‫ "اِلَ ْي‬tanpa ada pemisah di antara keduanya.

Cara Baca Mad Jaiz Munfashil


Mad jaiz munfashil adalah salah satu cabang mad thabi'i yang telah mengalami perubahan dalam
cara membacanya karena bertemu dengan huruf mati/sukun (‫ )ه‬atau hamzah (‫ )ء‬pada kata yang
berbeda setelahnya. Ada perbedaan pendapat di antara ulama qira'at tentang cara membaca mad jaiz
munfashil.
Berdasarkan pendapat pertama, mad jaiz munfashil dibaca dengan memanjangkan dua setengah
alif atau lima harakat. Jadi, jika terdapat mad thabi'i yang berada di akhir kata, dan kemudian bertemu
dengan huruf mati/sukun (‫ )ه‬atau hamzah (‫ )ء‬pada kata selanjutnya tanpa ada pemisah di antara
keduanya, maka mad tersebut dibaca dengan panjang dua setengah alif atau lima harakat.
Misalnya pada ‫( ّل اِلَ ْي‬la ilay), mad thabi'i pada kata "‫ "ّل‬dipanjangkan sampai dua setengah alif atau
lima harakat ketika bertemu dengan huruf hamzah pada kata "‫ "اِلَ ْي‬tanpa pemisah di antara keduanya.
Beberapa ulama qira'at juga menyatakan bahwa mad jaiz munfashil dapat dibaca dengan
memanjangkan dua harakat saja, sama seperti mad thabi'i pada umumnya. Contohnya, ‫ي‬ ْ َ‫( ّل اِل‬la ilay),
mad thabi'i pada kata "‫ "ّل‬dibaca dengan panjang dua harakat ketika bertemu dengan huruf hamzah
pada kata "‫ "اِلَ ْي‬tanpa pemisah di antara keduanya.Namun, disarankan untuk mengikuti pendapat yang
lebih umum yaitu membaca mad jaiz munfashil dengan panjang lima harakat atau lima ketukan.
Pendapat ini lebih banyak dianut karena menjamin kesesuaian dengan hukum bacaan mad jaiz
munfashil dalam ilmu tajwid secara umum.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari Uraian penjelasan di atas sudah kita ketahui bahwa Mad artinya memanjangkan suatu Bacaan.
Dan kita dapat kita bedakan Mad Jaiz Munfashil terjadi apabila ada mad thobi`I, bertemu dengan
huruf hamzah di lain kalimat. Berbeda dengan mad wajib muttashil. Jika mad wajib muttashil ialah
jika ada mad thabi`I bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat, maka Mad Jaiz Munfashil dilain
kalimat.
DAFTAR PUSTAKA

Kitab Sulamul Walid/Kitab Hidayaus Sibyan.


Zarkasyi Imam, 2014, Pelajaran Tajwid, Gontor : Trimurni.
Drs. Moh. Syamsi Dkk, 2004. Rangkuman Pengetahuan Agama Islam.. Surabaya : Amelia.

http://www.mazipin.com/2016/01/hukum-bacaan-mad-wajib-muttasil-dan.html

Anda mungkin juga menyukai