PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara-cara membaca Alquran
dengan sebaik-baiknya. Memelihara bacaan Alquran dari kesalahan dan Perubahan serta
memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca merupakan Tujuan dari Ilmu Tajwid.
Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedang Membaca Alquran dengan baik
(sesuai dengan Ilmu Tajwid) hukumnya fardhu,Ain. Banyak dalil wajib mewajibkan
mempraktekan tajwid dalam setiap Pembacaan Alquran.
Alquran dipelajari untuk memahami makna atau pesan dibalik teks. Maka Untuk
mendapatkan makna yang sesuai dengan Alquran perlu memahami qira‟atDan cara membaca
Alquran dengan benar, cara membaca Alquran dengan baik Dan benar bisa dipelajari dengan
Ilmu Tajwid.
Dalam ajaran Islam, bukan hanya membaca Alquran saja yang menjadi Ibadah dan amal
yang mendapat pahala dan rahmat, tetapi mendengarkan Alquranpun begitu pula. Malahan
sebagian ulama mengatakan, bahwa mendengarkan orang membaca Alquran pahalanya sama
dengan orang yang membacanya. Mendengarkan bacaan Alquran dengan baik, dapat
menghibur perasaan sedih, menenangkan jiwa yang gelisah dan melunakkan hati yang keras,
serta mendatangkan petunjuk.
Dalam Qs Al-a‟raaf ayat 204 Allah Swt berfirman:
ْ َواِذَا قُ ِرئَ ا ْلقُ ْر ٰا ُن فَا
َستَمِ عُ ْوا لَ ٗه َواَ ْن ِصت ُْوا لَعَلَّكُ ْم ت ُْر َح ُم ْون
Ayat ini termasuk bagian dari apa yang diperintahkan kepada Nabi Muhammad Saw,
untuk beliau sampaikan karena itu ia dimulai dengan kata dan yakni dan sampaikan juga
bahwa apabila dibacakan Alquran maka dengarkanlah ia dengan tekun. Dapat juga dikatakan
bahwa ayat yang lalu berbicara tentang fungsi dan keistimewaan Alquran serta rahmat yang
dikandungnya.Karena itu sangnat wajar jika ayat ini memerintahkan agar percaya dan
mengagungkan wahyu Ilahi dan karena itu apabila dibacakan Alquran oleh siapapun, maka
bersopan santunlah terhadapnya karena ia merupakan firman-firman Allah Swt,serta
petunjuk untuk kamu semua dan karena itu pula dengarkanlah ia dengan tekun lagi
bersugguh-sungguh,
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Melansir pada buku yang berjudul Dasar-dasar Ilmu Tajwid oleh Dr. Marzuki, M.Ag. dan
Sun Choirul Ummah, S.Ag., M.S.I., ilmu tajwid secara etimologis, kata tajwid berasal dari
Bahasa Arab jawwada – yujawwidu – tajwid yang berarti tahsin atau memperbaiki.Sedangkan
secara terminologis, tajwid menurut ‘Athiyyah Qabil Nashar, ilmu tajwid ialah ilmu yang
membahas kata-kata ayat (ayat-ayat) Al-Qur’an dari segi pemberian huruf pada haknya yang
berupa sifat-sifat yang lazim yang diperlukan, seperti isti’la’ dan istifal, atau mustahaq huruf
dari hukum-hukum bacaan yang muncul dari sifat-sifat tersebut, seperti hukum bacaan
tafkhim, tarqiq, idgham, izhar, dan lain sebagainya.
Menurut istilah, tajwid adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum-hukum dan kaidah-
kaidah yang menjadi landasan wajib ketika membaca Al-Qur’an, sehingga sesuai dengan
bacaan Rasulullah SAW. Abu Nizhan dalam bukunya yang berjudul, Buku Pintar Al-Qur’an
dijelaskan tajwid biasa disebut sebagai ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara
mengucapkan kalimat-kalimat Al-Qur’an.Selanjutnya, terkait dengan membaca Al-Qur’an
dengan memperhatikan ilmu tajwid, Nabi Muhammad SAW bersabda,
ُعلَّ َمه
َ َخي ُْركُ ْم َمنْ تَعَلَّ َم ا ْلقُ ْرآنَ َو
Artinya: “Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.”
(HR. Bukhari no. 5027)
Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah Fardhu Kifayah, yang artinya jika sebagian dari
kelompok kaum muslim telah mempelajari dan menerapkan ilmu tajwid, maka kewajiban
sebagian lainnya dapat digugurkan.Menurut para ulama, hukum mempelajari ilmu tajwid
adalah Fardhu Kifayah yang ditanggung oleh kelompok-kelompok umat.Kemudian bagi
mereka yang telah memperlajari tajwid makan hukum mengamalkan tajiwd adalah Fardhu Ain
atau wajib disetiap kali membaca Alquran Sehingga dapat disimpulkan, walaupun hukum
mempelajari ilmu tajwid adalah Fardhu Kifayah, namun dalam prakteknya, membaca Al
Quran haruslah dengan baik dan benar atau Fardu Ain.
3
Sebenarnya, Tajwid adalah sekelompok aturan untuk membantu umat Islam membaca
kata-kata Al-Qur’an dengan cara yang paling benar. Ini membantu dalam menyesuaikan
pengucapan setiap huruf selama pembacaan.Gagasan mempelajari Tajwid tidak ada pada saat
turunnya wahyu karena semua orang Arab berbicara dalam tajwid. Kemudian Al Quran
disebarkan secara lisan pada awalnya, tetapi bahkan versi awal dari buku tertulis terlihat sangat
berbeda dari versi hari ini. Tanda-tanda tambahan dan titik-titik yang ada pada beberapa huruf
tidak ada.
Karena semakin banyak orang non-Arab yang masuk Islam, tanda-tanda ini perlahan
ditambahkan untuk membantu mereka membaca dengan Tajwid. Mereka hanya ada untuk
membantu meniru bacaan sesuai dengan Rasulullah. Pertumbuhan Islam memungkinkan
berbagai budaya dan bahasa bercampur. Banyak dialek dan bahasa yang lahir dalam proses
tersebut, sehingga orang Arab pun harus belajar Tajwid karena tidak datang secara alami lagi.
Manfaat tajwid tidak hanya mempercantik bacaan, tetapi belajar Tajwid juga akan
memastikan pesan tidak terdistorsi karena kesalahan. Membaca tanpa Tajwid dapat mengubah
arti kata karena ada aturan yang ditetapkan untuk membedakan huruf yang sama.Bahkan
perpanjangan yang salah dapat mengubah artinya. Ada banyak manfaat membaca Al-Qur'an ,
tetapi berikut ini adalah hadits yang secara khusus menggambarkan pahala membaca yang
diriwayatkan oleh 'Aisyah radhiyallahu 'anhu:
“Seseorang yang membaca Al-Qur’an dengan indah, lancar, dan tepat akan ditemani oleh para
malaikat yang mulia. Adapun orang yang membacanya dengan susah payah, terbata-bata atau
terbata-bata dalam ayat-ayatnya, dia akan mendapat dua kali lipat pahala.” [Al-Bukhari]
Mempelajari cara mengaji dengan indah juga memberikan manfaat tambahan yaitu ingin
lebih sering melafalkan Al-Qur’an karena terdengar enak di telinga. Yang terpenting, Allah
akan memperhatikan usaha dan waktu yang dilakukan oleh hamba-Nya untuk melafalkan
kalimat-kalimat-Nya bahkan jika itu tidak pernah mencapai kesempurnaan.
Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah dipelajari melalui pendengaran dan latihan untuk
meniru bacaan yang sempurna.Dibawah ini adalah aturan dari ilmu tajwid:
4
1.hukum nun mati atau tanwin
Dalam ilmu tajwid, hukum nun mati atau tanwin dapat dibagi menjadi empat jenis, di
antaranya:
Secara bahasa, izhar halqi artinya jelas atau tampak. Sementara itu, secara istilah jenis
hukum tajwid yang satu ini memiliki pengucapan nun sukun atau tanwin yang sesuai dengan
makhrajnya. Adapun huruf izhar halqi, yaitu Alif atau Hamzah, Kha’,’Ain, Ha’, Ghain, dan
Ha’.
Iqlab merupakan hukum bacaan dalam Al-Qur’an yang terjadi bila nun mati atau tanwin
bertemu dengan huruf Ba’. Hal tersebut menyebabkan jenis bacaan ini memunculkan bunyi
huruf mim mati. Sebab, iqlab memiliki arti mengganti suatu huruf menjadi huruf lainnya.
pada hukum ikhfa haqiqi, Ayat dibaca dengan samar. Ikhfa berarti menyamarkan. Hukum bacaan ini
5
Seperti namanya, hukum tajwid yang satu ini merupakan pertemuan antara mim mati
dengan huruf tertentu. Adapun hukum mim mati terbagi menjadi tiga macam, antara lain:
Hukum bacaan yang satu ini yakni pertemuan antara mim ( ) مdengan huruf Ba’( ) ب. Cara
bacanya pun hampir sama dengan hukum bacaan iqlab.
Hukum bacaan yang juga disebut dengan idgham mutamasilain ini terjadi saat mim mati( م
)bertemu huruf mim( ) م. Cara melafalkan nya, yakni dengan merangkap huruf mim disertai
dengungan.
Izhar syafawi terjadi saat mim mati ( ) مbertemu dengan salah satu huruf hijaiyah selain
mim ( ) مdan ba’( ) ب.Sama halnya dengan izhar halqi, cara membaca hukum bacaan yang satu
ini harus jelas.
Idgham shaghir adalah hukum bacaan bila huruf yang diidghamkan (huruf pertama) berupa
huruf mati, sedangkan huruf kedua berupa huruf hidup. Hukum bacaan idgham shaghir terbagi
menjadi tiga jenis, di antaranya:
Idgham mutamatsilain, yaitu hukum bacaan tajwid yang terjadi jika suatu huruf bertemu
dengan huruf yang sama. Misalnya huruf Dal( ) دbertemu dengan huruf Dal( ) د.
Idgham mutajanisain merupakan hukum bacaan ketika dua huruf yang memiliki makhraj
yang sama. Akan tetapi tak memiliki sifat yang sama dan saling bertemu. Misalnya, huruf Ta’
bertemu Tha( ) ت, Dzal, ( ) ذdan huruf Zha ( ) ز, Dal( ) دbertemu Ta’ ( ) تdan sebagainya.
Idgham mutaqaribain, yaitu bertemunya dua huruf yang memiliki makhraj dan sifat yang
hampir sama, seperti huruf Mim bertemu Ba’( ) ب, huruf Kaf bertemu Qaf( ) ق
6
4.Hukum mad
Jenis hukum tajwid yang satu ini terdiri dari huruf alif, wau, dan ya’ dalam kondisi mati.
Hukum mad memiliki panjang yang bergantung pada harakat pada huruf. Jenis hukum mad,
yaitu:
Mad thabi’i atau mad asli merupakan bacaan mad yang terjadi bila terdapat alif setelah
fathah, ya’ sukun setelah kasrah, dan wau sesudah dhammah. Cara membacanya harus
sepanjang dua harakat atau satu alif.
Mad far’i adalah mad yang merupakan hukum tambahan dari mad thabi’i (sebagai hukum
asalnya), yang disebabkan oleh hamzah atau sukun. Mad far’i terbagi menjadi 14 macam, salah
satunya mad wajib muttasil.
5.Hukum qalqalah
Qalqalah dapat dipahami sebagai getaran atau pantulan. Sementara menurut istilah dalam
ilmu tajwid, qalqalah berarti memantulkan getaran suara ketika membaca lafal yang terdapat
pada huruf qalqalah yang berharakat sukun atau diwaqafkan. Adapun huruf qalqalah terdiri
lima jenis, yakni ba’, jim, dal, tha, dan qaf. Qalqalah terbagi menjadi dua macam, yaitu:
Jenis qalqalah yang satu ini terjadi apabila huruf qalqalah berada di tengah lafal dengan
harakat sukun. Cara membacanya yakni dengan menyertakan pantulan yang tak terlalu kuat.
Berbeda dengan jenis qalqalah sebelumnya, qalqalah kubra terjadi apabila ada salah satu
huruf qalqalah yang berada di akhir lafal yang berharakat sukun, fathah, kasrah, damah, dan
tanwin, tetap dibaca waqaf dengan pantulan yang pun cukup kuat.
7
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Tajwid adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang menjadi
landasan wajib ketika membaca Al-Qur’an, sehingga sesuai dengan bacaan Rasulullah
SAWManfaat tajwid tidak hanya mempercantik bacaan, tetapi belajar Tajwid juga akan
memastikan pesan tidak terdistorsi karena kesalahan..
3.2 Saran
Saran yang mampu diberikan penulis yaitu hendaknya setiap hukum-hukum bacaan padaal-
Qur’an ditaati sesui dengan ketentuan atau hukum ilmu tajwid.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.liputan6.com
https://www.ayovaksindinkeskdi.id
https://www.google.com/amp/s/www.inews.id
https://www.detik.com/edu/detikpedia