Ibadah ini
bahkan memiliki balasan pahala yang luar biasa, di mana keutamaan dari
membaca Al-Qur'an ini satu hurufnya diganjar dengan satu kebaikan dan dilipatkan
menjadi sepuluh kebaikan.
"Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu berkata: "Rasulullah Saw bersabda: "Siapa
yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan
tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak
mengatakan satu huruf 'Alif Laam Miim' akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf
dan Miim satu huruf." (HR. Tirmidzi).
Membaca Al-Qur'an memang memberikan banyak pahala serta keutamaan yang
besar bagi seseorang. Namun, dalam membaca Al-Qur'an, kita tidak bisa asal
membacanya begitu saja. Setiap kata dalam Alquran memiliki arti, dan jika salah
dalam membacanya, bisa mengubah arti dari kata tersebut.
Dalam membaca Al-Qur'an, ada ilmu yang disebut dengan tajwid. Tajwid adalah
kata yang berasal dari bahasa Arab, yaitu jawwada, yujawwidu, tajwiidan, yang
artinya membaguskan.
Sedangkan menurut istilah yang melansir dari tajwid.web.id, tajwid adalah ilmu untuk
mengetahui bagaimana cara melafalkan huruf yang benar dan di benarkan, baik
berkaitan dengan sifat, mad, dan sebagainya, misalnya Tarqiq, Tafhim dan selain
keduanya.
Pada pengertian tajwid tersebut dijelaskan bahwa ilmu tajwid berkaitan dengan
pelafalan huruf-huruf hijaiyah dan tata cara dalam melafalkan huruf-huruf tersebut
dengan baik dan benar. Karena akan ada huruf-huruf yang dibaca panjang, tebal,
tipis, berhenti terang, berdengung, dan sebagainya.
Imam Jalaluddin As-Suyuty memberikan pengertian tentang tajwid, di mana tajwid
adalah,
1. Agar pembaca dapat melafalkan setiap huruf Hijaiyah dengan benar, yang sesuai
dengan makhraj dan sifatnya.
2. Agar dapat memelihara kemurnian bacaan Al-Qur'an melalui tata cara membaca
yang benar, sehingga keberadaan bacaan Al-Qur'an saat ini sama dengan bacaan
yang pernah diajarkan oleh Rasulullah. Allah SWT juga berfirman dalam salah satu
ayatnya:
"Sesungguhnya mengumpulkan Alqur’an dan membacanya adalah tanggung jawab
kami, jika kami telah membacakan, maka kamu ikuti bacaan itu." (Q.S. Al-Qiyamah :
17-18).
3. Menjaga lisan pembaca, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
terjerumus ke perbuatan dosa.
Pentingnya Tajwid
Al-Qur'an adalah firman Allah SWT, pesan ilahi, rahmat, dan petunjuk dari Allah
SWT untuk seluruh umat manusia. Al-Qur'an berisi pengetahuan, aturan, dan
rekomendasi tentang segala aspek untuk kehidupan di dunia dan di akhirat. Jadi,
sangat penting membaca Al-Qur'an dengan tajwid untuk menghindari kesalahan
dalam mengucapkan setiap kata-kata dalam Al-Qur'an. Pasalnya, melakukan
kesalahan dalam satu huruf, dapat menyebabkan kesalahpahaman atau salah tafsir
terhadap keseluruhan ayat.
Mempelajari aturan tajwid membantu kita mengucapkan huruf Arab persis seperti
yang seharusnya dilafalkan, sehingga kata-kata kita memiliki arti yang diinginkan.
Misalnya, ilmu ini mengajarkan kita bahwa " "صdan " "سdiucapkan secara berbeda.
Menurut Muhammad Mahmud, hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu kifayah,
yaitu kewajiban yang boleh diwakilkan oleh sebagian orang Muslim saja. Namun
untuk praktik, ilmu tajwid adalah fardu ain, sehingga wajib dilakukan oleh setiap
kaum muslimin.
Dilihat dari hukum tersebut, ilmu tajwid dapat diklasifikasikan sebagai ilmu yang
dapat membantu perbaikan bacaan Alquran. Allah SWT berfirman,
"Dan bacalah Alquran itu dengan bacaan yang tartil." (Q.S. Al-Muzammil : 4).
Pada firman di atas disebutkan lafal "tartil" di mana lafal tersebut memiliki dua
makna.
Pertama: makna hissiyah, yaitu dalam membaca Al-Qur'an diharapkan dalam
kondisi yang tenang, pelan, tidak terburu-buru, disuarakan dengan baik, bertempat
di tempat yang baik, dan tata cara lainnya yang berhubungan dengan segi indrawi
(penglihatan).
Kedua: makna maknawi, yaitu dalam membaca Al-Qur'an harus dengan ketentuan
tajwidnya, baik berkaitan dengan makhraj, sifat, mad, waqaf, dan sebagainya.
Makna kedua inilah yang pernah disebutkan oleh Ali bin abi Thalib, bahwa yang
dimaksud tartil adalah ilmu tajwid yang berarti,
Itulah hukum mempelajari ilmu tajwid beserta dalil dan hadist yang
menjelaskannya. Semoga bermanfaat!
(RDY)
ِإَّن اَّلِذيَن َي ْتُلوَن ِك َت اَب ِهَّللا َو َأَقاُموا الَّص اَل َة َو َأْن َفُقوا ِمَّما َر َز ْق َن اُه ْم ِس ًّر ا َو َع اَل ِنَي ًة َي ْر ُجوَن ِتَج اَر ًة َلْن
ِلُيَو ِّفَي ُهْم ُأُجوَر ُه ْم َو َي ِز يَد ُه ْم ِمْن َفْض ِلِهۚ ِإَّن ُه َغ ُفوٌر َش ُك وٌر# َت ُبوَر
Dalam ayat ini Allah menjanjikan kepada ahlul Quran (para pembaca
Alquran yang mengamalkannya) pahala yang besar, dan Dia
memberikan tambahan kepada mereka karunia yang tidak diketahui
besarnya kecuali oleh-Nya. Sungguh, beruntunglah orang-orang yang
disifati sesuai dengan ayat tersebut.
من قرأ حرفا من كتاب هللا فله حسنة والحسنة بعشر أمثالها ال أقول الم حرف ولكن ألف حرف والم
حرف وميم حرف
Hal ini berlaku baik bagi yang sudah mahir maupun yang masih
terbata-bata. Rasulullah SAW bersabda:
له أجران، والذي يقرأ القرآن ويتتعتع فيه وهو عليه شاق،الماهر بالقرآن مع السفرة الكرام البررة
َأُّي ُك ْم ُيِحُّب َأْن َي ْغ ُد َو ُك َّل َي وٍم إلى: َفقاَل،َخ َر َج َر سوُل ِهللا َص َّلى ُهَّللا عليه وسَّلَم َو َن ْح ُن في الُّص َّفِة
، يا َر سوَل ِهللا: َو اَل َقْط ِع َر ِح ٍم ؟ َفُقْلَن ا، َفَي ْأِتَي منه بَن اَقَت ْي ِن َك ْو َم اَو ْي ِن في غيِر إْث ٍم، َأْو إلى الَع ِقيِق، ُبْط َح اَن
َخ ْيٌر له ِمن، َأْو َي ْق َر ُأ آَي َت ْي ِن ِمن ِك َت اِب ِهللا َع َّز َو َج َّل، َأفال َي ْغ ُد و َأَح ُد ُك ْم إلى الَم ْس ِج ِد َفَي ْع َلُم: قاَل، ُنِحُّب ذلَك
َو ِمْن َأْع َد اِدِهَّن ِمَن اإلِبِل، َو َأْر َب ٌع َخ ْيٌر له ِمن َأْر َب ٍع، َو َث اَل ٌث َخ ْيٌر له ِمن َث اَل ٍث، َن اَقَت ْي ِن
"Rasulullah SAW keluar dan kami berada di Shuffah saat itu, lalu
beliau bersabda: 'Siapa di antara kalian yang suka setiap hari pergi ke
lembah Buth-han atau lembah Aqiq kemudian pulang membawa dua
unta yang gemuk tanpa berbuat dosa dan tanpa memutuskan
hubungan silaturahim?'
Kami menjawab: 'Wahai Rasulullah, kami menginginkan hal tersebut'.