Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Baca Tulis Al-Qur’an


Kaidah Ilmu Tajwid ( Pengertian, Peletak dan Tujuan)

Makalah ini disusun guna untuk memenuhi Tugas terstruktur Mata Kuliah
Baca Tulis Al-Qur’an
Desen pengampu : Ibu Yeni Rosnaeni, S.Pd.I

Disusun Oleh :

 Irfan Hilmi Labib


 Muzdalifah
 Suci Nurani

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STAIC)
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM CIREBON (PAI)
2019

1
Kata Pengantar

Alhamdulillah kami ungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberi nikmat
sehat sehingga dapat menyelesaikan tugas Makalah dengan tepat waktu. Sholawat dan Salam
Kami haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. Beserta keluarganya, sahabatnya,
umatnya hingga akhir zaman, amin ya Robbal alamin.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai pihak
sehingga kami ucapkan Terima kasih

Akhir kata kami berharap semoga makalah kegiatan Kaidah Ilmu Tajwid ( Pengertian, Peletak
dan Tujuan) ini bisa memberikan manfaat untuk pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………1

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………..2

BAB I PENDAHULUAN………………………………………..…………………….....3

A. LATAR BELAKANG ……………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………….4

A. Pengertian Ilmu Tajwid ……………………………………………………………4

B. Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid…………………………………………………..5

C. Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid…………………….…………………………….6

D. Membaca Al-Qu’an dengan Tajwid………………………………………………7

E. Dalil-Dalil Mempelajari Ilmu Tajwid………………………………………………8

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………9

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………….9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..12

3
BAB I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Ilmu Tajwid adalah sebuah ilmu tentang kaidah serta cara – cara membaca Al-
Qur’an dengan sebaik – baiknya. Memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan dan
perubahan serta memelihara lisan (mulut) dari kesalahan membaca merupakan tujuan dari
Ilmu Tajwid. Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedang membaca Al-Qur’an
dengan baik (sesuai dengan Ilmu Tajwid) hukumnya fardhu ‘Ain. Banyak dalil wajib
mewajibkan mempraktekan tajwid dalam setiap pembacaan Al-Qu’an.

Salah satunya adalah “Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan / tartil
(bertajwid)”  [Q.S Al-Muzzammil (73):4]. Salah satu ayat ini sudah jelas bahwa Allah
SWT memerintahkan Nabi SAW untuk membaca Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya
dengan tartil, yaitu memperindah penucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).

Pengenalan Ilmu tajwid untuk anak-anak tingkat madrasah ataupun setara dengan
SD sudah diajarkan, namun permasalahannya adalah siswa kurang memperhatikan guru
saat mengajar dikarenakan Ilmu Tajwid ini susah dan membosankan untuk dipelajari.
Seperti yang diketahui bersama permasalahan ini disebabkan karena kurangnya motivasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu sangatlah penting bagi para guru
dalam menemukan metode-metode yang efektif untuk meningkatkan motivasi siswa-
siswi mereka.

4
BAB II

Pembahasan

A. Pengertin Ilmu Tajwid


Kita sebagai ummat Islam mempunyai kitab suci yang bernama Al-Qur’an dan
juga mempunyai kitab tuntunan Al-Hadist. Al-Qur’an dan Hadist ini tersusun dari Bahasa
Arab yang indah. Dan sebagai ummat Islam, kita harus merasa wajib untuk bisa
membaca Al-Qur’an dan Hadist tersebut dengan baik dan benar, sekaligus terasa indah
untuk didengar. Maka dari itulah wajib untuk kita belajar Ilmu Tajwid.

Selain itu, begitu pentingnya mempelajari ilmu tajwid karena dengan kita
mengenal dan memahaminya. Insya Allah bacaan Al-Qur’an kita menjadi benar baik itu
sesuai dengan pelafadzan atau juga sesuai dengan artinya.

Tajwid sendiri jika dilihat dari bahasa berasal dari kata ” Jawwada ” (-‫يجوّد‬-‫جوّد‬
‫ )تجويدا‬yang mempunyai arti melakukan sesuatu dengan indah, bagus, dan membaguskan.
Sedangkan di dalam Ilmu Qiraah, tajwid mempunyai arti mengeluarkan huruf dari
tempatnya yang sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki huruf tersebut.

Sedangkan jika dilihat dari segi istilah, Tajwid ini adalah ilmu untuk
membaguskan pembacaan pada kitab suci Al-Qur’an disertai dengan kaidah-kaidah ilmu
tajwid yang berlaku pada setiap huruf.

Imam Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan juga bahwa Tajwid ialah
mengeluarkan tiap huruf dari makhrojnya dengan memberikan hak untuk setiap huruf
(hak tersebut adalah sifat yang melekat pada tiap huruf seperti Iqlab, Qalqalah,  dll) serta
mustahaq huruf (sifat huruf yang dikarenakan sebab tertentu seperti Iqlab, izhar, dll).

Jadi bisa kita simpulkan disini, pengertian Ilmu Tajwid adalah Ilmu yang
mempelajari tentang bagaimana cara mengucapkan atau melafadzkan tiap huruf-huruf
yang berada di dalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadist atau juga yang lainnya.

5
B. Tujuan mempalajari ilmu tajwid

Sebagai disiplin ilmu, tajwid mempunyai tujuan tersendiri.


Sedangkan tujuanya mengacu pada pegertian tajwid diatas. adapun tujuan yang dimaksud
adalah :
 Agar pembaja dapat melafalkan huruf-huruf Hijaiyah dengan benar, yang di sesuaikan
dengan mahraj dan sifatnya.

 Agar dapat memelihara kemurnian bacaan Alqur’an melalui tata cara membaca alqur’an
yang benar, sehinga keberadaan bacaan Alqur’an dewasa ini sama dengan bacaan yang
pernaj diajarkan oleh Rasulullah, mengingat bacaan Alqur’an bersifat “ tanqifi’’, yakni
mengikuti apa yang diajarkan rasulullah saw. Allah berfirman :

١٨-١٧ : ‫اِ َّن َعلَ ْينَا َج ْم َعهُ َوقُرْ اَنَهُ فَا ِء َذأَقَ َر ْأنَهُ فَاتَّبِ ْع قُرْ اَنَهُ (القيامة‬

Sesungguhnya mengumpulkan Alqur’an dan membacanya adalah tangung jawab kami,


jika kami telah membacakan, maka kamu ikuti bacaan itu.” (Q.S. 75, Al-qiyamah: 17-
18)
     3. Menjaga lisan pembaca, agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan
terjerumus ke perbuatan dosa.

Dari ketiga tujuan tersebut, maka dalam proses belajar-mengajar ilmu tajwid harus
mempunyai kiat tersendiri untuk memenuhi tujuan yang di inginkan. Kiat yang
dimaksudkan dapat berupa upaya sebagai berikut :

 Antara guru dan siswa dalam proses belajar-mengajar harus berhadap-hadapan, sehingga
siswa mengerti benar suara yang dialunkan sekaligus dapat melihat mimik gurunya.
Demikian itu sangat membantu dalam mengetahui kedudukan huruf secara pasti, baik
berkaitan dengan mahraj maupun sifatnya.
 Setelah pemberian teori ilmu tajwid, seorang guru langsung mempraktekkan
teorinya, sehinga apa yang sudah dimiliki siswa tidak terlupakan dan memberikan
pengalaman praktek secara benar.
 Perlu pembiasaan membaca secara tekun, rajin, dan tabah bagi siswa dan seorang
guru tetap memperhatikan bacaan siswanya.
 Dalam praktek membaca Alqur’an, tidak perlu mengejar kuantitas (membaca yang
banyak) tetapi yang lebih penting adalah meraih kualitas (biar sedikit asalkan benar),
karena dengan belajar praktek sedikit yang benar maka mempermudah praktek
selanjutnya. Sebaliknya, jika yang sudah dibaca itu banyak kesalahan, maka lebih
sulit memperbaikinya

6
C. Hukum Mempelajari Ilmu tajwid

Menurut Muhammad Mahmud, hukum mempelajari ilmu tajwid adalah fardu


kifayah(wajib refresentatif), yaitu kewajiban yang boleh diwakilkan oleh sebagian orang
muslim saja, namun praktek pengamalannya fardu ain (wajib personal), yaitu kewajiban
yang harus dilakukan oleh seluruh pembaca Alqur’an.

Dlihat dari hukum tersebut, ilmu tajwid dapat diklasifikasikan sebagai ilmu


alat yang dapat membantu perbaikan membaca Alqur’an, sehinga jika ilmu alat sudah
dikuasai, mengharuskan adanya praktik, sampai alat itu benar-benar berfungsi sebagai
penunjang yang dituju. Allah berfirman:

٤: ‫ المزمل‬. ‫َو َرتِّ ِل ْالقُرْ اَ َن تَرْ تِ ْياًل‬


"Dan bacalah Alqur’an itu dengan bacaan yang tertil " ( Q.s : Al-muzammil :4 )

Pada firman diatas disebutkan lafal “ tartil” yang sebenarnya lafal tersebut mempunyai
dua makna.
Pertama : makna hissiyah, yaitu dalam pembacaan Alqur’an diharapkan tenang, pelan,
tidak tergesah-gesah, disuarakan dengan baik, bertempat ditempat yang baik dan tata cara
lainnya yang berhubungan dengan segi-segi inderawi ( penglihatan ).
Kedua : makna maknawi, yaitu dalam membaca Alqur’an diharuskan dengan ketentuan
tajwidnya, baik berkaitan dengan makhraj, sifat, mad, waqaf dan sebagainya. Makna
kedua inilah yang pernah diyatakan oleh kholifah Ali bin abi Thalib, bahwa yang
dimaksud tartil adalah ilmu tajwid yang berarti:

ِ ُ‫ْرفَةٌ ْال ُوق‬


‫وف‬ ِ ‫تَحْ ِسي ُْن ْال ُحر‬ 
ِ ‫ُوف َو َمع‬
"Perbaikan bacaan huruf-hurufnya serta mengetahui tempat pemberhentian kalimat ”

Cukup sampai disini untuk pembahasan tentang Pengertian ilmu tajwid, tujuan dan
hukum mempelajarinya.
Semoga menambah wawasan dan dapat menggerakkan hati kita untuk
menjalankannya, amin ya mujiibassa-iliin.

7
D. Membaca Al-Qur’an dengan bertajwid dan tidak bertajwid

Dalam membaca Al-Quran agar dapat mempelajari, membaca dan memahami isi dan
makna dari tiap ayat Al-Quran yang kita baca, tentunya kita perlu mengenal, mempelajari
ilmu tajwid yakni tanda-tanda baca dalam tiap huruf ayat Al-Quran. Guna tajwid ialah
sebagai alat untuk mempermudah, mengetahui panjang pendek, melafazkan dan hukum
dalam membaca Al-Quran.

Tajwīd (‫)تجويد‬ secara harfiah mengandung arti melakukan sesuatu dengan elok dan


indah atau bagus dan membaguskan, tajwid berasal dari kata ” Jawwada ” (-‫وّد‬€‫يج‬-‫وّد‬€‫ج‬
‫)تجويدا‬ dalam bahasa Arab. Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari
tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Jadi ilmu tajwid adalah suatu
ilmu yang mempelajari bagaimana cara melafazkan atau mengucapkan huruf-huruf yang
terdapat dalam kitab suci Al-Quran maupun Hadist dan lainnya.

Dalam ilmu tajwid dikenal beberapa istilah yang harus diperhatikan dan diketahui
dalam pembacaan Al-Quran, diantaranya :
1.   Makharijul huruf, yakni tempat keluar masuknya huruf
2. Shifatul huruf, yakni cara melafalkan atau mengucapkan huruf
3.  Ahkamul huruf, yakni hubungan antara huruf
4. Ahkamul maddi wal qasr, yakni panjang dan pendeknya dalam melafazkan
ucapan dalam tiap ayat Al-Quran
5. Ahkamul waqaf wal ibtida’, yakni mengetahui huruf yang harus mulai dibaca dan
berhenti pada bacaan bila ada tanda huruf tajwid
6. Al-Khat dan Al-Utsmani

Mengenal, mempelajari dan mengamalkan ilmu tajwid berserta pemahaman akan ilmu
tajwid itu sendiri merupakan hukum wajib suatu ilmu yang harus dipelajari, untuk menghindari
kesalahan dalam membaca ayat suci Al-Quran dan melafazkannya dengan baik dan benar
sehingga tiap ayat-ayat yang dilantunkan terdengar indah dan sempurna.

8
E. Dalil-Dalil yang Menjelaskan untuk Memahami Tajwid

Berikut ini ada dalil atau pernyataan shahih dari Allah SWT yang mewajibkan setiap
HambaNya untuk membaca Al-Quran dengan memahami tajwid, diantaranya :

1. Dalil pertama di ambil dari Al-Quran. Allah SWT berfirman dalam ayatNya yang artinya
“Dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan/tartil (bertajwid)”[QS:Al-Muzzammil (73): 4].
Ayat ini jelas menunjukkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad untuk
membaca Al-Quran yang diturunkan kepadanya dengan tartil, yaitu memperindah
pengucapan setiap huruf-hurufnya (bertajwid).

2. Dalil kedua diambil dari As-Sunnah ( Hadist ) yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah r.a.
(istri Nabi Muhammad SAW), ketika beliau ditanya tentang bagaimana bacaan Al-Quran
dan sholat Rasulullah SAW, maka beliau menjawab: ”Ketahuilah bahwa Baginda S.A.W.
Sholat kemudian tidur yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi, kemudian
Baginda kembali sholat yang lamanya sama seperti ketika beliau tidur tadi, kemudian tidur
lagi yang lamanya sama seperti ketika beliau sholat tadi hingga menjelang shubuh.
Kemudian dia (Ummu Salamah) mencontohkan cara bacaan Rasulullah S.A.W. dengan
menunjukkan (satu) bacaan yang menjelaskan (ucapan) huruf-hurufnya satu persatu.”
(Hadits 2847 Jamik At-Tirmizi).

3.        Dalil ketiga diambil dari Ijma atau pendapat para ulama besar Islam. Yakni kesepakatan
para ulama yang dilihat dari zaman Rasulullah SAW hingga sampai saat ini, yang
menyatakan bahwa membaca Al-Quran dengan ber-Tajwid merupakan hukum atau sesuatu
yang fardhu dan wajib.

9
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Ilmu Tajwid merupakan ilmu yang membahas tata cara mengucapkan setiap huruf dari
tempat keluarnya serta memberikan haq dan mustahaq dari sifat-sifatnya. Oleh karena itu, secara
umum tajwid merupakan tata cara membaca al-Qur`an dengan baik dan benar. Istilah yang
dikenal dalam membaca al-Qur`an dengan baik dan benar dinamakan tartil.

Di era modern, mengkaji tajwid secara manual dapat ditemukan dalam mushaf-mushaf yang
dikreasikan dengan warna-warni. Di satu sisi, inovasi tersebut dapat menjadi sarana memotivasi
umat Islam dalam belajar tajwid. Tetapi, alangkahbijak jika penggunaan al-Qur`an tajwid
tersebut dibarengi dengan pembelajaran secara langsung (musyafahah dan talaqqi) kepada guru
yang mumpuni dalam bidangnya.

Daftar Pustaka

http://www.masyadi.com/2015/03/hukum.bacaan.nun.mati.sukun.dan.tanwin.bertemu.hijaiyah.ht
ml
http://belajarmembacaalquran.com/membaca-al-quran-dengan-tajwid/
http://lentera2013.blogspot.co.id/2015/12/makalah-ilmu-tajwid.html
http://pecintamakalah.blogspot.co.id/2015/11/makalahilmu-tajwid.html

10

Anda mungkin juga menyukai