Disusun Oleh :
1. POPPY AWLIDA
2. ROBI AGUS RIANDI
3. MIFTAHUL JANNAH
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Penyusun
i
DAFTAR ISI
C. Tujuan ................................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 13
B. Saran ................................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Tajwid adalah sebuah disiplin ilmu yang menguraikan dan
mempelajari cara bacaan Alquran dengan baik dan benar. Diantara hal-hal
yang diuraikan dalam Ilmu tajwid adalah tempat keluar huruf, hubungan antar
huruf, tentang panjang pendeknya, dan cara bagaimana memulai dan
menghentikan bacaan. 1
Mempelajari Ilmu Tajwid secara mendalam tidak diharuskan untuk
setiap orang karena dihukumkan fardu kifayah atau merupakan kewajiban
kolektif yaitu cukup diwakili oleh beberapa orang saja. Namun jika dalam
suatu kaum itu tidak ada seseorang pun yang mempelajari Ilmu Tajwid maka
berdosa lah kaum itu. Sedangkan untuk penerapan Ilmu Tajwid dalam
membaca Alquran merupakan kewajiban perorangan, tidak bisa diwakilkan
oleh orang lain. Sebab membaca Alquran dengan ber tajwid hukumnya fardu
„ain.2
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa dalam membaca Alquran dengan
aturan tajwid yang diwajibkan bagi setiap orang dan tidak bisa diwakilkan
oleh orang lain, maka diharuskan untuk mempelajari bagaimana cara
membaca Alquran dengan baik dan benar. Adapun jalan yang ditempuh untuk
menunaikan kewajiban tersebut yaitu dengan mempelajari Ilmu Tajwid secara
keseluruhan, agar ketika membaca terhindar dari kesalahan-kesalahan.
Alquran senantiasa terpelihara dan terjaga dari kesalahan yang
mengakibatkan perubahan makna. Di sinilah gunanya mempelajari Ilmu tajwid
untuk menyempurnakan bacaan dari kesalahan lisan, menjaga dari
perubahan makna, di samping itu juga kita mendapatkan kebahagiaan hidup
1
United Islamic Cultural Centre Of Indonesia, Tajwid Qarabasy (Jakarta Timur,
2005) hlm. 5.
2
Acep Lim Abdurohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap (Bandung: CV
Penerbit Diponegoro, 2016), hlm. 6.
1
di dunia dan akhirat..3
Seperti orang yang mengemudi tapi tidak mengetahui rambu-rambu lalu
lintas, dia hanya mengetahui jalan tetapi tidak tahu jalan mana yang boleh
dilewati dan jalan mana yang tidak boleh dilewati. Akibatnya dapat
mengganggu keamanan lalu lintas serta orang itu sendiri yang akan
menanggung risiko atas kesalahan yang dia lakukan. Begitulah perumpamaan
seseorang yang membaca Alquran tanpa mengetahui dan menggunakan Ilmu
Tajwid.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi ilmu tajwid ?
2. Sebutkan dan jelaskan dasar hukum mempelajari ilmu tajwid ?
3. Apa fadhilah mempelajari, mengajar dan tilawah Al-Quran ?
4. Sebutkan tujuan mempelajari ilmu tajwid?
5. Jelaskan tingkatan dalam membaca Al – Quran ?
6. Apa saja cara membaca Al-Quran yang dilarang ?
7. Apa saja macam-macam lahn dalam membaca Al-Quran dan contohnya ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi ilmu tajwid ?
2. Untuk mengetahui dasar hukum mempelajari ilmu tajwid ?
3. Untuk mengetahui fadhilah mempelajari, mengajar dan tilawah Al-Quran ?
4. Untuk mengetahui tujuan mempelajari ilmu tajwid?
5. Untuk mengetahui tingkatan dalam membaca Al – Quran ?
6. Untuk mengetahui cara membaca Al-Quran yang dilarang ?
7. Untuk mengetahui macam-macam lahn dalam membaca Al-Quran dan
contohnya ?
3
Moh. Wahyudi, lmu Tajwid Plus (Surabaya: Halim Jaya, 2007), hlm. 3.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu tajwid adalah suatu ilmu pengetahuan tentang tata cara membaca Al-
Qurr’an dengan baik dan tertib sesuai makhraj-nya, panjang pendeknya, tebal
tipisnya, berdengung atau tidaknya, irama dan nadanya, serta titik komanya yang
4
Endad Musaddad, Qira’atul Qur’an Wa Tahfidz (Banten : FTK Banten Press
dan LP2M IAIN SMH Banten, 2014, cetakan keenam), hlm. 11.
5
Ismail Tekan, Tajwid Alqur’anul Karim Pembahasan secara praktis populer
dan sistematis (Jakarta: Pustaka Alhusna Baru, 2004, cetakan ketujuh belas), hlm. 13.
3
telah dianjurkan Rasulullah SAW kepada para sahabat-Nya sehingga menyebar
luas dari masa ke masa.6
Sabda Rasulullah SAW : “Bacalah Alquran sesuai dengan cara dan suara
orang-orang Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang fasik dan berdosa
besar. Maka sesungguhmya akan datang beberapa kaum setelah ku melakukan
Alquran seperti nyanyian dan rohbaniah (membaca tanpa tadabur) dan nyanyian.
Suara mereka tidak dapat melewati tenggorokan mereka (tidak dapat meresap ke
hati). Hati mereka dan orang-orang simpati kepada mereka telah terfitnah (keluar
dari jalan yang lurus).8
6
Tombak Alam, Ilmu Tajwid (Jakarta: Amzah, 2015, cetakan ke - 5), hlm. 1.
7
Ibid., hlm 1.
8
Endad Musaddad, Op.Cit., hlm. 13.
4
C. Keutamaan Membaca Dan Menghafal Al-Qur’an
9
Tombak Alam, Op.Cit., hlm. 52.
10
Endad Musaddad, Op.Cit., hlm. 3.
5
2. Hafizh Al Qur’an lebih berhak menjadi imam shalat berjama’ah.
Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah untuk menjaga lidah agar terhindar
dari kesalahan dalam membaca Al Quran.Para ulama tajwid secara umum telah
mengistilahkan kesalahan dengan istilah al-lahn yang terdiri dari dua macam,
yang tujuannya agar kita dapat menjadikannya sebagai ukuran untuk
menggolongkan bentuk-bentuk kesalahan yang terjadi pada bacaan al-Quran
masing-masing kita. Sebagaimana yang disebutkan oleh syaikh Mahmud Khalil
al-Hushari al-Qari dalam kitabnya Ahkamu Qiraatil Quranil Karim, hal. 34-35.
6
menyalahi 'urf qurro (seperti 'ain dibaca hamzah, atau merubah harokat
fathah menjadi dhommah, dll). Melakukan kesalahan ini dengan sengaja
hukumnya haram.
2. Allahnul khofiyyu, adalah kesalahan yg terjadi ketika membaca lafazh-
lafazh dalam Al Quranyg menyalahi 'urf qurro, namun tidak sampai
merubah arti. Seperti tidak membaca ghunnah,kurang panjang dalam
membaca mad wajib muttashil, dll. Melakukan kesalahan ini dengan
sengaja hukumnya makruh.
1) At-Tahqiq, adalah bacaan seperti tartil tetapi lebih tenang dan perlahan-
lahan.
2) At-Tadwir, adalah bacaan yang sedang tidak perlu cepat atau tidak terlalu
lambat, pertengahan antara al-Hadr dan at-Tartil.
3) Al-Hadr, adalah bacaan cepat dengan tetap menjaga hukum tajwid- nya.
4) 4) At-Tartil, adalah bacaan yang perlahan-lahan dan jelas, mengeluarkan
setiap huruf dan makhraj-nya dan menerapkan sifat-sifatnya serta
mentadabburi maknanya.11
11
Ahmad Annuri, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu
Tajwid (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), hlm. 29-30.
7
Dari kedua teori di atas tidak ada perbedaan mengenai tingkatan atau
tempo dalam membaca al-Qur’an, hanya saja menurut Annuri tingkatan tersebut
ada empat yaitu at-tahqiq, at-tadwir, al-hadr, dan at- tartil. Sedangkan menurut
Syaiful ada tiga tingkatan, dimana dari keempat tingkatan yang dikemukakan oleh
Annuri yang tidak termasuk tingkatan atau tempo dalam membaca al-Qur’an yaitu
at-tartil.
Yaitu: Qori' membaca dengan mimik atau gaya yang dibuat sedih atau
hampir menangis yang bertujuan semata-mata sebagai daya tarik bagi pendengar.
3. At Tar’id ( wُ Gْ xِ ْIﱠXNَ) ا
Yaitu: Qori' mengalunkan suara yang terlalu bergetar sehingga suara orang
yang kedinginan atau kesakitan.
ْ ﱠXNَ) ا
4. At Tathrib ( ُyْhIِ z
12
Ahmad Syaiful Anam dan Amalia M.N, Pengantar Ilmu Tahsin Kunci Mudah
& Praktis Memaca Al-Qur’an (Surakarta: Yuma Pustaka, 2013). hlm. 6.
8
5. At Tarji ’( {ُ Gْ |ِ ْIﱠXNَ) ا
Yaitu: Qari' membaca dengan nada rendah kemudian tinggi dengan nada
rendah lagi dan tinggi lagi dalam satu mad.
Yaitu: Qori' membaca bersamaan beberapa orang (koor) suatu ayat yang
panjang dengan bergantian berhenti untuk bernafas, sehingga jadilah ayat yang
panjang itu bacaan yang tak terputus-putus.
Selain dari keenam cara (model) membaca Al-Qur'an diatas, masih ada
beberapa cara (model) yang lain yang dilarang, antara lain:
a) Qori' membaca dengan tempo yang amat lambat hingga huruf keluar menjadi
tidak jelas dan terseret seperti orang yang malas berjalan.
b) Qori, membaca dengan sentakan-sentakan atau kejutan pada tempat- tempat
tertentu dan biasanya hanya untuk menarik perhatian pendengar.
c) Qori' membaca dengan memutus-mutuskan suara pada tempat tertentu seperti
saktah dengan tujuan untuk memberi penekanan pada tempat tersebut.
d) Qori' membaca dengan tempo yang amat cepat terutama pengucapan huruf
pertama bacaan (Ibtida') hingga tidak terdengar dengan jelas.
e) Qori' membaca dengan terlalu ringan atau lemah pengucapan sifat qalqalah
hingga membentuk bunyi harakat baru.
f) Qori' membaca dengan menebalkan huruf yang seharusnya tipis atau
sebaliknya.
g) Qori' membaca dengan melebihkan ukuran Mad Ashliy hingga melewati tiga
harokat atau terlalu pendek hingga kurang dari dua harokat.
Lahn jali adalah kesalahan yang dapat merubah makna dan juga
membatalkan shalat. Dinamakan “kesalahan besar” karena kesalahan ini
diketahui oleh ulama qiro’ah maupun orang awam, seperti:
9
1. Merubah huruf
ِ Rْ … ﱠN)وا
Kata (e ِ Rْ † ﱠN)وا.
َ dibaca (e َ
2. Merubah harakat
Harakat pada setiap kata bahasa Arab bukan hanya hiasan saja,
melainkan berfungsi untuk menunjukkan makna. Karena itu kita tidak
boleh mengganti harakat ketika membaca Al-Qur’an seperti mengganti
fathah dengan dhammah, dll. Contoh:
ِ Rْ … ﱠN)وا
Kata (e َ dibaca ( ُeRْ … ﱠN)وا.
َ
Kata ( َُˆَ ^فh) dibaca ( ُُˆَ ^فh).
َ w ﱠi
Kata (ق َ )و
َ dibaca (ق
َ wَ i
َ )و.
َ
Kata (Fَ ˆِ َf) dibaca (Fَ ِˆ ﱠf).
10
b) Lahn Khafi (Samar)
Ghunnah adalah bacaan dengung dan diterapkan pada mim dan nun
yang bertasydid serta pada hukum idgham bighunnah, iqlab, ikhfa haqiqi,
idgham mitslain, dan ikhfa syafawi. Nah, apabila hukum-hukum tersebut
tidak disertai dengan ghunnah maka termasuk lahn khafi.
Kita ketahui bahwa ada mad yang dibaca 2harakat, 4harakat dan 6
harakat. Apabila kita membaca mad ashli yang harusnya dibaca 2harakat
saja namun dibaca 4harakat atau lebih, maka itu termasuk kesalahan.
Sebaliknya bila kita membaca mad lazim yang memang para imam qiraat
sepakat untuk membaca 6 harakat tapi dibaca hanya 4 harakat atau 2
harakat itu juga termasuk lahn.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap muslim di wajibkan membaca Al-Quran secara baik dan benar.
Oleh sebab itu setiap muslim diwajibkan belajar memahami tata cara dalam
membaca Al- Quran/ ilmu tajwid.
Ilmu tajwid yaitu ilmu yang membahas tentang tata cara membaca
Al- Quran dengan baik dan benar, yang berisi tentang cara membaca,
kapan bacaan harus di baca panjang, pendek, berdengung , jelas, samar-samar
dan dimana harus berhenti, Serta mengetahui makharijul huruf yang benar dan
tepat.
B. Saran
Bacalah Al-Quran dengan menggunakan ilmu tajwid dan dalam
membacanya haruslah tartil tidak usah terlalu terburu-buru. Karena dapat merusak
makna dari bacaan Al- Quran.
12
DAFTAR PUSTAKA
Annuri, Ahmad. 2010. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an & Pembahasan Ilmu
Tajwid. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Syaiful, Ahmad Anam dan Amalia M.N. 2013. Pengantar Ilmu Tahsin Kunci
Mudah & Praktis Memaca Al-Qur’an. Surakarta: Yuma Pustaka.
13