Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

PENGAPLIKASIAN TAJWID DAN MEMBACA AL-QUR'AN, Al - FATIHAH DAN SURAH-SURAH PENDEK

Dosen pengampu: Drs. H. M. Ilyas, M.A.

Di susun oleh:

Kelompok 3

RIA GUSMARITA

12092021010267

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

STAI AULIAURRASYIDIN TEMBILAHAN

2022/2023

KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT telah member rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul
"PENGAPLIKASIAN TAJWID DAN MEMBACA AL-QUR'AN, Al - FATIHAH DAN SURAH-SURAH PENDEK"
ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Dengan adanya makalah ini,
penulis sangat berharap dapat menambah pengetahuan mengenai segala hal yang berkaitan dengan
Pendidikan Agama Islam dan Kurikulum dan dapat menerapkannya dengan baik di dalam dunia
pendidikan.
Kami sebagai pemateri, juga penulis makalah ini, mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak
yang telah ikut terlibat ataupun membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini, terutama pada
Bapak Drs. H. M. Ilyas, M.A. selaku dosen pengampu Kajian Pendidikan Agama Islam. Mengingat
makalah ini masih sangat jauh dari kata memuaskan, penulis berharap agar bisa membuat makalah yang
lebih baik lagi pada kesempatan yang akan datang.

Tembilahan, 27 Februari 2023

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan kalamullah yang diturunkan kepadaNabi Muhammad SAW melalui
Malaikat Jibril secara mutawatir sertamembacanya adalah ibadah. Al-Qur’an berisi ilmu
pengetahuan,hukum-hukum, kisah-kisah, falsafah, akhlak, peraturan-peraturan yang mengatur
tingkah laku dan tata cara hidup manusia baik sebagai makhluk individual maupun sosial, serta
menjadi petunjuk bagipenghuni langit dan bumi.Mengingat begitu pentingnya Al-Qur’an dalam
kehidupanmanusia, maka belajar membaca, memahami, menghayati, dan mengamalkan isi
kandungan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah kewajiban bagi seorang
muslim.
Al-Qur’an sebagai kitab suci rahmatan lil ‘alamin, rahmat bagi seluruh alam yangdidalamnya
mengandung berbagai macam ilmu, hukum, teologi, sosial, dan sebagainya.Untuk itu perlu
mengetahui dan memahami perbedaan bacaan al-quran serta implikasinyaterhadap makna dari
lafal itu sendiri.Al-Qur’an dipelajari untuk memahami makna atau pesan dibalik ayatnya. Maka
untuk mendapatkan makna yang sesuai dengan Al-Qur’an perlu memahami qira’at dan
caramembaca Al-Qur’an dengan benar, cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar bias
dipelajari dengan ilmu Tajwid.Ilmu tajwid merupakan suatu disiplin ilmu yang bermanfaat untuk
menghindari agar tidak terjadi kesalahan dan perubahan bacaan al-Qur’an serta memelihara
lisan dari kesalahanmembacanya. Adapun membaca al-Qur’an sesuai dengan ilmu tajwid
merupakan suatu kewajiban bagi orang yang membacanya.
Pengenalan Ilmu tajwid untuk anak-anak tingkat madrasah ataupun setara dengan SD sudah
diajarkan, namun permasalahannya adalah siswa kurang memperhatikan guru saat mengajar
dikarenakan Ilmu Tajwid ini susah dan membosankan untuk dipelajari. Seperti yang diketahui
bersama permasalahan ini disebabkan karena kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Oleh karena itu sangatlah penting bagi para guru dalam menemukan metode-
metode yang efektif untuk meningkatkan motivasi siswa-siswi mereka.
Belajar Ilmu Tajwid hukumnya fardhu kifayah, sedang membaca Alquran dengan baik (sesuai
dengan Ilmu Tajwid) hukumnya fardhu 'Ain. Banyak dalil wajib mewajibkan mempraktekan
tajwid dalam setiap pembacaan Alquran. Alquran dipelajari untuk memahami makna atau pesan
dibalik teks. Maka untuk mendapatkan makna yang sesuai dengan Alquran perlu memahami
qira‟atdan cara membaca Alquran dengan benar, cara membaca Alquran dengan baik dan benar
bisa dipelajari dengan Ilmu Tajwid

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Ilmu Tajwid
2. Tujuan dan manfaat mempelajari Ilmu Tajwid
3. Jenis-jenis Tajwid Al-Qur'an
4. Keutamaan Membaca Al-Qur'an
5. Membaca Al-Qur'an dan Surah Al-fatihah serta Surah-surah pendek
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menambah wawasan mengenai Ilmu tajwid
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat mempelajari Ilmu Tajwid
3. Untuk mengetahui apa-apa saja jenis tajwid dalam Al-Qur'an
4. Untuk mengetahui jenis-jenis tajwid dalam Al-Qur'an
5. Untuk mengetahui apa saja keutamaan dalam membaca Al-Qur'an

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tajwid
Secara etimologi kata tajwid berasal dari bahasa Arab yaitu Jawwada yujawwidu-tajwidan yang
berarti membaguskan atau membuat jadi bagus. Sedangkan menurut istilah tajwid adalah
mengeluarkan (mengucapkan) setiap huruf dari makhraj (tempat keluar) nya dengan
memberikan haq dan mustahaqnya. Haq huruf artinya ialah sifat-sifat asli yang tidak pernah
terlepas dari huruf tersebutdan selalu bersama, seperti sifat al-Isti‟lah (lidah nai ke langit-
langit), alIstifaal (lidah turun dari langit-langit), syiddah (tertahannya suara), Rakhawwah
(terlepasnya suara) dan lain-lain, sedangkan mustahaq huruf artinya adalah sifat-sifat yang
„aridhah atau baru, yang datang dan pergi pada kondisi tertentu karena adanya beberapa
penyebab, seperti tarqiiq yang muncul sifatnya dari istifaal atau tafkhiim yang muncul dari sifat
isti‟laa‟. Begitu juga dengan bacaan idzhar, idgham, ikhfa‟ dan lain-lain 1
Beberapa pengertian ilmu tajwid antara lain:
 menurut Imam Dzarkasyi, ilmu tajwid adalah pengetahuan tentang kaidah serta cara-cara
membaca Al Qur’an dengan sebaik-baiknya. 2
 Menurut Abdullah Asy’ari, ilmu tajwid adalah ilmu yang digunakan untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya membunyikan huruf-huruf dengan betul, baik huruf yang berdiri
sendiri maupun huruf dalam rangkaian. 3

1
Asep lim Abdurrohim, Pedoman Ilmu Tajwid Lengkap, (Bandung: CV. Penerbit Diponegoro ,2003),hlm. 5

2
Imam Dzarkasyi, Pelajaran Tajwid, (Ponorogo: Trimurti ,1955),hlm 6

3
Abdullah Asy'ari, Pelajaran Tajwid, (Surabaya: Apollo Lestari, 1987),hlm. 7
Menurut ulama tajwid, tajwid ialah mengeluarkan bacaan pada tiaptiap huruf sesuai
dengan tempat keluarnya huruf atau makhrarij al-huruf dan memberikan haqnya huruf
serta musytahaq huruf baik yang berkaitan dengan sifat, panjang pendek bacaan atau
mad, bacaan yang ditipiskan atau tarqiq, bacaan yang ditebalkan atau tafkhiim dan lain-
lain.
Dari pengertian tersebut maka dapat di simpulkan bahwa ilmu tajwid adalah ilmu cara
membaca Al Qur’an secara tepat, yaitu dengan mengeluarkan bunyi huruf dari asal tempat
keluarnya (makhraj) sesuai dengan sifatnya dan konsekuensi dari sifat yang dimiliki huruf
tersebut, mengetahui di mana harus berhenti (waqf) dan di mana harus memulai bacaannya
kembali (ibtida’).
B. Manfaat dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tajwid
Manfaat mempelajari ilmu tajwid adalah

1. Sarana untuk mendapatkan kemuliaan Allah dan Rasulullah SAW

2. Lisan menjadi terbiasa untuk membaca Al-Qur'an dengan baik dan benar

3. Di akhirat kelak akan di kumpulkan bersama dengan para malaikat yang mulia

4. Bacaan Al-Qur'an yang di bacakan lebih Indah dan lebih mudah di nikmati oleh para
pendengar bacaaan Al-Qur'an
5. Menghindarkan lisan dari gagap saat melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an. 4

Tujuan mempelajari ilmu tajwid adalah

Tujuan mempelajari ilmu tajwid yang pertama tak lain untuk menyempurnakan bacaan al-
Qur‟an seperti yang diajarkan Nabi Muhammad saw. karena lafazh beliau adalah lafazh
yang lebih fasih di antara manusia lainnya dan juga al-Qur‟an diturunkan kepada beliau.
Yang kedua yaitu untuk menjaga lisan dari kesalahan saat dalam keadaan membaca al-
Qur‟an,serta memelihara dari perubahan bacaan. 5

C. Kaidah-kaidah Ilmu Tajwid

1. Nun Sukun dan Tanwin

Nun sukun atau nun mati merupakan huruf nun yang tidak berharakat fathah, kasrah
ataupun dhammah, pada huruf nun sukun hanya terdapat harakat atau tanda sukun.
Sedangkan tanwin secara etimologi ialah diambil dari kata nawwana yang berarti
menyuarakan. Secara istilah ialah : “Nun bersukun yang bertemu dengan akhir isim yang
tampak dalam bentuk suara dan ketika washal, tidak dalam penulisamn dan pada saat
waqaf.”
Adapun perbedaanya adalah jika nun sukun bersifat permanen dan hurufnya selalu ada

4
Agus Salim Marpaung dkk, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur'an & Ilmu Tajwid, (Medan: CV. Pusdikra Mitra Jaya, 2021),hlm. 5

5
Muhammad Amri Amir, Ilmu Tajwid Praktis, (Bandung: CV pustaka Baitul Hikmah Harun Ar-rasyid, 2019),hlm.3
dan harus selalu dibaca baik itu ketika washal maupun ketika waqaf. Sedangkan yang
dimaksud tanwin ialah tetap dibaca dan terdengar nyata seperti nun sukun tapi bukan
berbentuk huruf nun melainkan hanya dalam bentuk harakat, dan hanya dibaca ketika
washal sedangkan ketika waqaf ia tidak dibaca tanwin melainkan menjadi hukum bacaan
mad iwadh. Adapun pembagian huruf un sukun dan tanwin terbagi menjadi lima macam,
yaitu;
a). Idzhar Halqi
Idzhar berarti dibaca jelas. Apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan huruf-huruf
halqiah maka hukumnya dinamakan idzhar halqi. Dan cara membacanya adalah harus
dibaca dengan terang dan jelas, karena tempat keluarnya suara dari mulut berada di
tenggorokan atau kerongkongan.Dibaca sepanjang dua harakat, tidak memantul, tidak
berdengung, dan apa lagi disamarkan.Huruf izhar ada 6 yaitu hamzah ( ‫)ء‬, ha (‫)هـ‬, ha (‫)ح‬,
kha (‫)خ‬, 'ain (‫)ع‬, ghain (‫)غ‬

Nun sukun bertemu huruf Ha

Kasrahtain bertemu huruf 'Ain

Dhammahtain bertemu huruf Ghain

b). Idgham Bi Ghunnah

Idgham artinya : Memasukkan atau mentasydidkan, Bighunnah artinya: dengan


mendengungkan Huruf idgham bi ghunna ada empat ,yaitu: ‫ي‬, ‫و‬, ‫م‬, ‫ن‬. Prosesnya
adalah nun sukun atau tanwin dimasukkan atau ditasydidkan kedalam salah satu
hurup yang empat itu dengan suara didengungkan.

Kasrahtain bertemu huruf Waw

Nun sukun bertemu huruf Ya

Fathahtain bertemu huruf Mim


c). Idgham Bila Ghunnah

Bila Ghunnah artinya tanpa berdengung. Apabila ada Nun sukun dan tanwin bertemu
dengan salah satu hurup lam (‫ )ل‬atau Ra (‫ )ر‬maka hukum bacaannya disebut: Idgham
bila Ghunnah Cara membaca idgham bila ghunnah ialah suaru nun sukun/tanwin
dimasukkan kedalam salah satu huruf tersebut dan tidak dengan berdengung.

Nun sukun bertemu huruf Lam

Fathahtain bertemu huruf Ra

d). Iqlab

Secara bahasa iqlab berarti membalik atau mengubah. Yaitu mengubah bunyi nun
sukun/tanwin menjadi seperti huruf mim sukun, karena sesudah huruf nun sukun/
taanwin itu adalah huruf ba‟ (‫)ب‬. Cara membacanya adalah huruf nun sukun/tanwin
dimasukkan kedalam huruf ba‟ seutuhnya dan disuarakan dengan berdengung.

Nun sukun bertemu huruf Ba

e). Ikhfa Haqiqi

Ikhfa‟ artinya samar atau tertutup. Dibaca ikhfa‟ apabila nun sukun/tanwin
berhadapan dengan huruf ikhfa‟ yang berjumlah lima belas maka dinamakan ikhfa‟
haqiqi;

‫ت‬,‫ ث‬,‫ج‬,‫ د‬,‫ ذ‬,‫ ش‬,‫ س‬,‫ ش‬,‫ ص‬,‫ ض‬, ‫ ط‬, ‫ ظ‬,‫ ف‬, ‫ ق‬,‫ك‬

Dibaca dengan cara menggabungkan antara bunyi nun sukun/tanwin dengan


samar-samar disertai berdengung.

Dhammantain bertemu huruf Ta

Nun sukun bertemu huruf Dzal


2. Mim Sukun

Jika ada mim mati (mim sakinah) bertemu denga huruf hijiyah yang lain maka hukum
bacaannya terbagi menjadi tiga, yaitu:
a) Idgham Mimi

Yaitu ketika setelah mim sukun, terdapat huruf mim, maka harus dibaca idgham
dengan tetap menjaga bunyi ghunnah.Dibaca idgham mimi jika terdapat huruf mim
mati dan seudahnya juga huruf mim. Cara membaca idgham mimi ialah harus
dimasukkan (ditasydidkan) ke huruf yang kedua.

Mim sukun bertemu huruf Mim

b) Ikhfa Syafawi
Dinamakan ikhfa‟ syafawi karena ketika ada huruf mim mati dan sesudahnya adalah
huruf ba‟, maka dibaca dengan cara samar-samar dengan disertai dengung, dengan
kedua bibir tertutup karena kedua huruf tersebut keluar dari makhraj bibir.

Mim sukun bertemu huruf Ba

c) Idzhar Syafawi

Idzhar syafawi ialah jika ada mim mati dan berhadapan langsung dengan huruf
hijaiyah yang lainnya kecuali huruf ba‟ dan mim. Cara membaca Idzhar Syafawi
adalah dibaca dengan jelas dan tidak berdengung saat mim mati berhadapan selain
huruf mim dan ba‟.6

Mim sukun bertemu huruf Ta.

Mim sukun bertemu huruf 'Ain

Mim sukun bertemu huruf Waw

3. Mim Tasydid dan Nun Tasydid


6
Zulkarnain Umar, Panduan Ilmu Tajwid Praktis, (PekanBaru: Universitas Islam Riau Press, 2020),hlm 18-23
Hukum mim tasydi dan nun tasydid dikenal dengan istilah ghunnah musyaddadah.
Ghunnah berarti berdengung, sedangkan musyaddadah berarti bertasydid. Dibaca
ghunnah jika ada mim tasydid atau nun tasydid. Cara membacanya dengan suara
ditekan dan ditahan 2 harokah serta mendengung.

4. Qalqalah

Qalqalah berarti memantulkan. Huruf qalqalah ada 5 yaitu;‫ ج‬, ‫ بج‬, ‫ ط‬,‫ ق‬qalqalah dibagi
menjadi dua yaitu

a) Qalqalah Sughra
Qalqalah artinya memantulkan, sedangkan sughra diartikan tipis. Disebut Qalqalah
sughra jika ada huruf (‫د‬, ‫ ج‬, ‫ ب‬, ‫ ط‬,‫ ) ق‬yang mati di tengah-tengah kalimat. Harus

dibaca dengan jelas dan memantul.

b) Qalqalah Kubra

Qalqalah kubra artinya suara pantulan dibaca tebal dan jelas, jika huruf qalqalah
yang di sukunkan karena waqaf (berhenti) dan terdapat di akhir bacaan.

5. Alif Lam atau Lam Ta‟rif (‫)ال‬

Lam ta‟rif (‫ )ال‬adalah huruf lam setelah hamzah washal yang terdapat pada kalimat
isim. Cara membaca alif lam terbagi menjadi dua, yaitu:

a) Alif-lam Qamariyyah
Alif lam qamariyyah disebut juga dengan istilah idzhar qamariyyah. Idzhar
qamariyyah ialah apabila ada alif-lam yang berhadapan atau dihubungkan
dengan huruf qamariyyah ‫ه‬,‫م‬, ‫ء‬,‫ ب‬, ‫ ع‬,‫ غ‬,‫ ج‬,‫ ح‬,‫ خ‬,‫ ك‬,‫ و‬,‫ ف‬,‫ ق‬, ‫ ي‬.Cara
membacanya yaitu huruf lam harus dibaca jelas. Qamariyyah artinya sebangsa
bulan artinya lam-ta‟rif itu dibaca terang.

Alif lam bertemu huruf Ha

. b) Alif-lam Syamsyiyah

Alif lam Syamsiyyah disebut juga dengan istilah idgham syamsiyyah. Idgham
syamsiyyah adala jika ada lam-ta‟rif dan huruf sesudahnya adalah huruf
syamsiyyah yaitu

‫ط‬,‫ ص‬-‫ث‬,‫ ز‬,‫ ت‬,‫ ض‬,‫ ذ‬,‫ ن‬,‫ د‬,‫ س‬,‫ ظ‬,‫ ش‬,‫ ش‬,‫ل‬

Cara membaca idgham syamsiyyah adalah huruf lamnya harus dimasukkan


(diidghamkan) ke dalam salah satu huruf syamsiyyah, seakan-akan huruf lam itu
menghilang dari bacaan.

Alif lam syamsyiyah bertemu huruf Sin

Alif lam syamsyiyah bertemu huruf Dal

6. Lam Jalalah

Lam Jalalah ialah Lam (‫ )ل‬yang ada dalam lafadz Allah. Hukum Lam Jalalah terbagi
menjadi dua, yaitu:

a) Tafkhiim (dibaca tebal) yaitu huruf lam dalam lafadz Allah SWT., dan huruf
sebelumnya adalah fathah atau dhammah, cara membacanya harus dibaca
tebal (tafkhim).
b) Tarqiq (dibaca tipis) yaitu apabila huruf lam yang berada lafadz Allah SWT.,
dan huruf sebelumnya berharakat kasrah, cara membacanya harus dibaca
tipis (tarqiq). 7

7. Idgham

Idgham artinya memasukkan ke dalam sesuatu. idgham terdiri dari tiga macam,
yaitu:

a) Idgham Mutamatsilain

Mutamatsilain berarti menggabungkan huruf yang mati kepada huruf hidup


dalam jenis yang serupa. Dengan demikian, idgham mutamatsilain terjadi jika
dua huruf yang serupa, baik makhraj maupun sifatnya bertemu. Misalnya, huruf
ba‟ dengan ba, ta‟ dengan ta‟, dan seterusnya

b) Idgham Mutajanisain
Mutajanisain berarti memasukkan huruf yang mati kedalam huruf hidup dalam
makhraj yang sama tapi huruf dan sifatnya berbeda.seperti (syin sukun bertemu
Dzal, Ta sukun bertemu Tho, Tho sukun bertemu Ta, Ta sukun bertemu Dal, Dal
sukun bertemu Ta dan Dzal sukun bertemu Zho).Huruf huruf Idgham
Mutajanisain adalah
‫ت‬,‫ ط‬,‫ د‬, ‫ ذ‬, ‫ ظ‬,‫ث‬

Ta sukun bertemu huruf Tho

Dal sukun bertemu huruf Ta

c) Idgam Mutaqaribain

Mutaqaaribain yaitu menggabungkan huruf yang mati kedalam huruf yang


makhrajnya berdekatan dan masih hidup. Idgham mutaqaaribain ialah

7
Achmad Annuri, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur'an dan Ilmu Tajwid, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011),hlm 107-115
pertemuan antara dua huruf yang makhrajnya hampir sama dan sifatnya juga
berbeda.seperti lam sukun bertemu ra dan qaaf sukun bertemu kaaf

Qaaf sukun bertemu huruf Kaaf

Lam sukun bertemu huruf Ra

8. Tafkhim dan Tarqiq


a). Tafkhim

Tafkhim menurut bahasa berarti menebalkan atau dibaca tebal.Secara istilah


tafkhim ialah menebalkan huruf dalam pengucapan makhrajnya dan
menguatkan sifatnya. Contohnya seperti Ra' berharakat fathah dan
dhammah.

b). Tarqiq
Tarqiq dari segi bahasa berarti meng(k)uruskan atau menipiskan. Sedangkan
secara istilah tarqiq ialah mengucapkan huruf dengaan ringan atau tipis dan
tidak sampai memenuhi mulut ketika diucapkan.Contohnya Ra' berharakat
kasrah, jika sebelum Ra' ada ya sukun.

9. Mad

Mad (menambah panjang, memanjangkan). Secara istilah suara bacaan


dipanjangkan jika bertemu dengan salah satu huruf mad (asli).

Yaitu: ‫ا‬, ‫و‬, ‫ي‬

a). Mad Thabi'i

Jika ada huruf Mad dan huruf sebelumnya adalah huruf hidup maka
dinamakan mad thabi‟ii. Dibaca panjang selama 2 harakat. Mad thabii seperti
fathah bertemu alif sukun, kasrah bertemu ya sukun dan dhamah bertemu
waw sukun

Fathah bertemu huruf Alif

Kasrah bertemu huruf Ya

Dhammah bertemu huruf Waw

b). Mad Wajib Muttasil

Mad wajib (harus dipanjangkan) muttashil (bersambung) adalah jika ada mad
thabi‟ii terdapat huruf hamzah dalam satu kata. Dibaca panjang 5 harakat
atau dua setengah alif

c). Mad Jaiz Munfashil

Mad Jaiz (boleh dipanjangkan) Munfashil ( terpisah. Maksudnya antara


huruf mad dan hamzah itu tidak dalam satu kalimat. Maka, boleh tetapi
lebih baik dibaca seperti mad wajib muttasil.

d). Mad Lazim Mukhaffaf Kilmi

Mad lazim (harus dibaca panjang) mukhaffaf (ringan) kilmi (kalimat)ialah


jika mad thabi‟ii berhadapan dengan huruf yang mati. Maka, dibaca
panjang selama enam harakat
e) Mad Lazim Mutsaqqal Kilmi

Mad lazim (harus dibaca panjang) mutsaqqal kilmi ialah jika ada mad asli
terdapat huruf yang bertasydid berada pada satu kata. Dibaca sepanjang 6
harakat

f) Mad Layyin

Mad layyin ialah jika ada huruf waw atau ya‟ sukun sedangkan sebelumnya
ada huruf yang harakatnya adalah fathah

g) Mad Aridh Lissukun

Mad arid (halangan atau rintangan) lissukun ialah berhenti diakhir kata
atau kalimat dan huruf yang di waqafkan adalah salah satu huruf mad
thabi‟ii. Cara membacanya yaitu boleh dibaca 6 harakat, 4 harakat atau 2
harakat

h) Mad Shilah Qashirah


Mad shilah qashirah ialah jika sebelum huruf ha‟ dhamir terdapat huruf
yang berharakat. Cara membacanya adalah dibaca sepanjang 2 harakat.
i) Mad Shilah Thawilah
Mad silah thawilah (panjang) yaitu jika ada mad shilah qashirah
berhadapan dengan huruf hamzah. Dibaca panjang selama dua, empat,
atau lima harakat.

j) Mad Iwadh

Mad iwadh (pengganti) yaitu jika ada tanwin pada akhir kata. Ketika
menghentikan bacaan maka tanwinnya dihilangkan dan diganti dengan
mad thabi‟ii.

k) Mad Badal

Mad badal ialah berkumpulnya huruf hamzah dengan huruf mad,dan


dibaca sepanjang dua harakat.

l) Mad Lazim Harfi Musyabba'

Jika setelah huruf mad pada pembukaan surat atau fawatih as-suwar di
idgham maka hukumnya disebut mad lazim harfi musyabba‟ dan
hurufnya 14

,‫ م‬,‫ ك‬,‫ ل‬,‫ ع ش‬,‫ ه‬,‫ ص‬,‫ط‬,‫ا‬,‫ر‬,‫ي‬,‫ح‬,‫س‬,‫ ق‬,‫ن‬

dibaca dengan cara dipanjangkan 6 harakat.


m) Mad Lazim Harfi Mukhaffaf

Jika diawal fawatih as-Suwar atau pada pembukaan surah dalam Al-
Qur'an terdapat salah satu huruf yang lima, yaitu; ‫ه‬, ‫ر‬,‫ط‬,‫ ي‬,‫ح‬. Maka
hukumnya disebut mad lazim harfi mukhaffaf, dibaca sepanjang 2
harakat atau seperti mad thabi‟i.

n) Mad Tamkin

Mad tamkin ialah apabila terdapat ya‟ mati dan sebelumnya terdapat
huruf ya‟ bertasydid dan berharakat kasrah. Dibaca panjang dua, empat
sampai enam harakat

o) Mad Farq

Mad farq (pembeda) adalah bacaan mad mad yang fungsinya menjadi
pembeda antara pertanyaan dan kabar. Dan hanya ada di beberapa
tempat dalam al-Qur‟an, yaitu pada QS, Yunus: 59, QS. AN Naml: 59
dan QS. AL-An‟am: 143-144. Dibaca panjang enam harakat untuk
membedakan apakah itu pertanyaan atau hanya sekedar keterangan
atau kabar. 8

10. Waqaf

8
Ulil Albab Arwani, Kitab Tajwid, (Jawa Tengah:Mubarokatan Thoyyibah, 2019)
Waqaf (pemberhentian atau menahan), dan secara istilah yaitu memutuskan
suara bacaan sebentar dimaksudkan untuk mengambil nafas dan kemudian
dilanjutkan lagi untuk menyambung bacaannya. Waqaf terbagi menjadi 4
bagian, yaitu:
a) Waqaf Ikhtibari

Yaitu berhenti membaca untuk bernafas, namun maksud dan tujuannya


untuk melatih atau mendidik cara mewaqafkan jika sewaktu-waktu
berhenti mendadak.

b) Waqaf Idhthiraari
Yaitu berlaku saat terpaksa karen nafas pendek, bersin, lupa atau tidak
mampu meneruskan bacaan. Waqaf ini mengharuskan untuk
mengulangi kalimat sebelumnya agar maksud dan tujuan ayat dapat
tersampaikan dengan sempurna.

c) Waqaf Intizhari

Yaitu berhenti membaca untuk jam‟ul qiraat/ mengumpulkan macam-


macam bacaan qiraat. Waqaf ini hanya berlaku bagi pembaca al-Qur‟an
yang belajar menjamak dalam qiraat Sab‟ah atau qiraat „Asyr.

d) Waqaf Ikhtiyari
Yaitu berhenti pada akhir kalimat dan tanpa disebabkan oleh kondisi
apapun seperti waqaf-waqaf di atas. Waqaf ini dibagi menjadi 5 bagian,
yaitu
Waqaf lazim (wajib berhenti). Waqaf ini dalam mushaf biasa diberi tanda
mim (‫ )م‬dan tidak dibolehkan mengulang dari kata sebelumnya.
Waqaf Tam (berhenti yang sempurna). Waqaf tam dam mushaf biasa
diberi tanda ‫قلى‬
Waqaf Kaf (mencukupi untuk berhenti). Waqaf kaf dalam mushaf biasa
diberi tanda ‫ صلى‬atau ‫ج‬
Waqaf Hasan (cukup baik untuk berhenti), dalam mushaf biasa diberi
tanda ‫صــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــــلى‬
Waqaf Qabih (tidak baik untuk berhenti
D. Keutamaan Membaca Al-Qur‟an
Semua perbuatan baik pasti akan mendapatkan balasan yang baik pula, apa lagi kalau
perbuatan itu berhubungan dengan al-Qur‟an, membaca alQur‟an memiliki berbagai
keutamaan, di antaranya:
a) Membaca al-Qur‟an bernilai pahala dan balasan yang besar dari Allah SWT.
b) Bagi yang membaca al-Qur‟an, maka ia akan ditempatkan bersamadengan malaikat-
malaikat yang mulia. Rasulullah bersabda: “orang yang membaca al-Qur‟an dan pandai
dalam membacanya ia bersama para malaikat yang mulia. Dan yang membaca al-Qur‟an
dengan mengeja dan ia membacanya dengan sulit ia mendapatkan dua pahala.”(Hadis
muttafaqun „alaih dan lafal ini dari muslim).”
c) Al-Qur‟an akan akan menjadi pembela di hari akhir bagi setiap orang yang membacanya.
d) Bagi muslim yang membaca al-Qur‟an akan mendapatkan keberkaha yang melimpah
e) Seseorang yang menjadika al-Qur‟an sebagai bacaan yang paling utama, maka ialah
manusia yang terbaik. Rasulullah SAW bersabda: “Sebaikbaik manusia adalah orang yang
belajar dan mengajarkan al-Qur‟an.” (HR Bukhari).
f) Bagi umat islam yang membaca al-Qur‟an, maka akan mendapatkan nikmat yang lebih
besar.
g) Seseorang muslim yang menjadikan al-Qur‟an sebagai bacaan yang paling utama, maka
derajatnya akan di angkat setinggi-tingginya
Surah Al-Fatihah

Surah Al-Kausar

Surah Al-Ikhlas
Surah Al-Falaq

Surah An-Nas

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologi kata tajwid berasal dari bahasa Arab yaitu Jawwada yujawwidu-tajwidan yang
berarti membaguskan atau membuat jadi bagus. Sedangkan menurut istilah tajwid adalah
mengeluarkan (mengucapkan) setiap huruf dari makhraj (tempat keluar) nya dengan
memberikan haq dan mustahaqnya. Jadi ilmu tajwid adalah ilmu cara membaca Al Qur’an secara
tepat, yaitu dengan mengeluarkan bunyi huruf dari asal tempat keluarnya (makhraj) sesuai
dengan sifatnya dan konsekuensi dari sifat yang dimiliki huruf tersebut, mengetahui di mana
harus berhenti (waqf) dan di mana harus memulai bacaannya kembali (ibtida’).
Jenis-jenis ilmu tajwid dalam Al-Qur'an yaitu Nun Sukun dan Tanwin seperti (Idzhar Halqi,
Idgham Bigunnah, Idgham Bilagunnah, Ikhfa Haqiqi dan Iqlab) , Mim Sukun seperti (Idgham
mimi, Ikhfa Syafawi dan Idzhar Syafawi), Mim Tasydid dan Nun Tasydid, qalqalah seperti
(qalqalah Sugra dan qalqalah Kubra), Alif lam atau Lam Ta'arif seperti (Alif Lam Syamsiyah dan
Alif Lam Qamariyah) ,Idgham seperti (Idgham mutamatsilain, idgham mutajanisain dan idgham
mutaqaribain), Mad seperti (Mad thabi'i, mad wajib muttasil, mad wajib munfashil, mad jaiz
munfashil, mad lazim mukhaffaf kilmi, mad lazim mutsaqal kilmi, mad layyin, mad aridh lissukun,
mad shilah qashirah, mad shilah thawilah, mad iwadh, mad badal, mad lazim harfi musyaba' dan
mad lazim harfi mukhaffaf)
B. Saran
Demikian makalah yang telah diselesaikan oleh penulis. Semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi setiap pembaca dan semua kalangan khususnya para pendidik serta calon pendidik.Untuk
memperbaiki kualitas, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
makalah ini menjadi lebih baik. Dan saya sebagai penulis makalah ini memohon maaf atas segala
kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Asep lim Abdurrohim. 2003. Pedoman Ilmu Tajwid. Bandung: CV. Penerbit Diponegoro

Imam Dzarkasyi. 1955. Pelajaran Tajwid. Ponorogo: Trimurti

Abdullah Asy'ari. 1987. Pelajaran Tajwid. Surabaya: Apollo Lestari

Agus Salim Marpaung dkk. 2021. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur'an & Ilmu Tajwid. Medan: CV.
Pusdikra Mitra Jaya

Muhammad Amri Amir. 2019. Ilmu Tajwid Praktis. Bandung: CV pustaka Baitul Hikmah Harun Ar-
rasyid

Zulkarnain Umar. 2020. Panduan Ilmu Tajwid Praktis. PekanBaru: Universitas Islam Riau Press

Achmad Annuri. 2011. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur'an dan Ilmu Tajwid. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar

Ulil Albab Arwani. 2019. Kitab Tajwid. Jawa Tengah:Mubarokatan Thoyyibah

Syaikh Manna Al-Qathan. 2005. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur-an. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Anda mungkin juga menyukai