Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Quran adalah kalam Allah yang bersifat mukjizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril untuk disampaikan kepada umat muslim
dengan lafal dan maknanya dari Allah SWT yang dinukilkan secara mutawatir, membacanya
termasuk ibadah, dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-nas.

Al-Qur’an merupakan kitab suci ummat Islam yang diharapkan menjadi pembimbing
dan pedoman dalam kehidupan. Didalamnya terkandung berbagai nilai dan konsep bagi
pemecahan masalah yang dihadapi manusia, baik masalah keagamaan maupun masalah sosial
kemasyarakatan, namun dalam kenyataannya masih banyak diantara ummat Islam yang
belum dapat membaca al-Qur’an secara baik dan benar, apalagi untuk memahami serta
menghayati kandungan isinya. Buta aksara membaca al-Qur’an ini diperkirakan masih
banyak terdapat dalam masyarakat muslim Indonesia khususnya di Surabaya, seperti
pengenalan huruf, membaca kata atau kalimat dan pemahaman kandungan isinya.1

Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadith dari Hajjaj bin Minhal dari Shu’bah
dari Alqamah bin Marthad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdi ar-Rahman as-Sulami dari
Uthman bin Affan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

ُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar al-Qur`an dan mengajarkannya.”

Oleh karena itulah, kita sebagai seorang guru hendaknya dapat mengajarkan Al-
Qur’an dengan baik dan benar agar terbentuknya Generasi penerus yang gemar membaca al
quran dan tahfids Qur’an. Memberikan pengajaran al-Qur`an dengan menggunakan metode
yang dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

1
http://digilib.uinsby.ac.id/4162/4/Bab%201.pdf Diakses 30 Oktober 2022,Hal.1

1
Berdasarkan latar belakang di atas, agar pembahasan masalah dalam makalah ini
dapat dipahami dengan jelas, maka penulis merasa harus membuat rumusan suatu rumusan
masalah, sebagai berikut :
1. Pengertian Metode Pengajaran .
2. Pengertian Al-Qur’an.
3. Pengertian Qira’ah Al-Qur’an
4. Metode pengajaran Al-Qur’an
5. Macam-macam metode pengajaran Al-Qur’an yang dapat kita gunakan
6. Pentingnya pengajaran Al-Qur’an pada anak
7. Factor – factor yang mempengaruhi kemampuan membaca al-quran.

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pada penulisan makalah
ini, sebagai berikut :
1. Agar mengetahui Pengertian Metode Pengajaran
2. Mengetahui Pengertian Al-Qur’an
3. Mengetahui Qira’ah Al-Qur’an
4. Agar mengetahui Metode pengajaran Al-Qur’an
5. Agar mengetahui Macam-macam metode pengajaran Al-Qur’an yang dapat kita gunakan
6. Mengetahui Pentingnya pengajaran Al-Qur’an pada anak
7. Agar mengetahui Faktor-faktor yang harus harus diperhatikan dalam Metode Pengajaran

BAB II

2
PEMBAHASAN

1. Pengertian Metode Pengajaran


Metode menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cara yang teratur dan terpikir baik-baik
untuk mencapai maksud, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan pengertian metode dalam proses
belajar mengajar adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan hasil yang diinginkan. Metode
pengajaran secara etimologi dalam pendidikan kata metode berasal dari bahasa Yunani.
Secara etimologi (bahasa), kata metode berasal dari dari dua suku perkataan, yaitu metha dan
hodos. Metha artinya melalui atau melewati dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Dalam
Bahasa Arab metode dikenal dengan istilah tharigah yang berarti langkahlangkah strategis
yang harus dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan dalam bahasa Inggris
metode disebut method yang berarti cara dalam bahasa Indonesia.
Metode pengajaran juga dapat diartikan sebagai suatu sistem atau cara kerja yang teratur
untuk memudahkan pelaksanaan belajar dan mengajar guna mencapai tujuan pengajaran yang
telah ditetapkan. Metode mengajar harus sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai, dengan
kata lain metode mengajar harus tunduk pada tujuan.Tujuan , yang hendak dicapai dapat
berupa pengetahunan.2
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, susunan W.J.S. Poerwadarminta, bahwa metode
adalah “cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud”. Sedangkan
dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer pengertian metode adalah “cara kerja yang
sistematis untuk mempermudah sesuatu kegiatan dalam mencapai maksudnya”.”" Dalam
metodologi pengajaran agama Islam pengertian metode adalah suatu cara, seni, dalam
mengajar."3
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan Metode merupakan metode pengajaran adalah
cara menyampaikan bahan ajar dalam proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai suatu
tujuan pembelajaran.

2. Pengertian Al-Qur’an

2
Andri suryana,Arvin Fauzan Subandi DKK, Pendidikan Dan Pengajaran Dalam Al-Quran Persepektif
Tafsir Manajemen Pendidikan,Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia,2022.Hal.90
3
M.Yusni Amru Ghazali,Fazar Kurnianto,Buku pintar Al-Quran,Segala hal yang perlu kita ketahui
tentang Al-Qur’an,Lingkar Kalam Jakarta:2022,Hal.4

3
Menurut Syekh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam Ushal Aff at-Tafsir, kata
Al-Qur'an merupakan kata benda infinitif (mashdar) dari kata gara'a yang artinya
membaca atau mengumpulkan. Penjelasannya, jika makna Al-0ur'an adalah membaca,
maka Al-Our'an berarti sesuatu yang dibaca, sedangkan jika bermakna mengumpulkan,
maka Al-Gur'an berarti yang mengumpulkan (bacaan), Penjelasan Syeikh Muhammad bin
Shalih al-Utsaimin ini senada dengan Manna' Khalil Qur'an dalam Mabdhits Aff Ulam
Al-Gur'dn. Qur'an menjelaskan bahwa kata gara'a artinya mengumpulkan dan
menghimpun. Sedangkan gira'ah artinya menghimpun huruf-huruf dan kata-kata dalam
suatu kalimat yang rapi. Kedua penjelasan di atas berhubungan dengan ayat,4
Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya untuk
membimbing umat manusia ke jalan yang lurus dan benar, menjadi manusia yang ideal,
Secara bahasa, salah satu makna Al-Qur'an adalah bacaan (dari garaa-yagra'u-guran).
Dengan demikian, secara tersirat, Al-Qur'an mendorong umat manusia untuk membaca
Al-Our'an, juga membaca apa pun selainnya. Wahyu pertama sendiri yang diturunkan
kepada Rasulullah menggunakan kata dasar ini, yaitu igra' (bacalah). Yakni, perintah
untuk membaca ayat-ayat Allah, baik yang sifatnya guraniah (Al-Qur'an) maupun yang
sifatnya kauniah (alam semesta, semua yang ada di diri manusia dan di luar dirinya).
Membaca Al-Qur'an dengan demikian adalah sebuah kemestian, terutama dalam
sebuah masyarakat yang mayoritas muslim seperti Indonesia. Karena menurut Rasulullah,
ada pahala bagi pembaca Al-Qur'an, dan Al-Qur'an pada hari kiamat akan menjadi
penolong bagi pembacanya. Namun, membaca di sini bukanlah semata-mata membaca.
Membaca mesti dilanjutkan dengan upaya memahami. Setelah memahami, kemudian
melaksanakannya. Dengan demikian, Al-Qur'an kemudian benar-benar menjadi
jiwa bagi pembacanya yang dengan itu segala tindakannya, sikapnya, dan cara
berpikirnya selalu dilandasi Al-Qur'an, Al-Qur'an menjadi akhlaknya sehari-hari, sumber
motivasi, penuntun, dan rahmat bagi kita semua. Di sinilah perlunya penghayatan dan

pendalaman.5

3. Pengertian Qira’ah Al-Qur’an


4
M.Yusni Amru Ghazali,Fazar Kurnianto,Buku pintar Al-Quran,Segala hal yang perlu kita ketahui
tentang Al-Qur’an,Lingkar Kalam Jakarta:2022,Hal.6
5
Ahsin Sakho Muhammad,Luthfi Fatullah, Ensiklopedia Al-Quran dan Hadis Per Tema; Bagian 4
Agama Islam,Jakarta: Elex Media Komputindo,digital book 2021,Hal.ii

4
Al-qira 'at menurut bahasa adalah bentuk jam' dari qira 'ah, masdar sama'i dari qara 'a, yagra'
qira'ah.' sedangkan menurut istilah, az-Zargani mendefiniskan :

“Menurut istilah, qira 'at adalah suatu madzhab imam dari imam- imam qira 'at yang berbeda
dengan lainnya dalam pembacaan al-Qur'an tetapi sama dalam periwayatan dan tharig, baik
perbedaan itu dalam pengucapan huruf atau lahjahnya ”.
Abu Syamah mendefinikan qira'at :

“Qira 'at adalah ilmu tentang cara mengucapkan kalimat-kalimat al-qur'an dan perbedaannya
dengan menyandarkan kepada perawinya”
Abd al-Qadir Muhammad Manshur mendefinisikan Qira'at :

“Ilmu Qira 'at adalah ilmu tentang cara mengucapkan kalimat- kalimat al-Qur'an dan
perbedaannya yang disandarkan kepada perawinya”
Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan, bahwa Qira'at, atau Ilmu Qira'at adalah ilmu
yang membahas tentang cara membaca kalimat-kalimat al-Qur'an dan perbedaannya sesuai
dengan bacaan yang diriwayatkan oleh para imam Qira'at ari Rasulullah SAW. Ilmu Qira'at
bersumber dari Rasululllah SAW. tetapi istilah ini belum ada pada masa Rasulullah. Istilah
Ilmu Qira'at ini muncul pada masa tabi'in. Ulama yang pertama kali menulis Ilmu Qira'at
adalah Abu Ubaid al-Qasim ibn Sallam (l. 157 H.— w. 224H.),' sedangkan yang pertama kali
menulis kitab al-Qira'at as-Sab' adalah Abu Bakr ibn Mujahid (I. 245 H. — w. 324
H. )."sehingga bisa dipastikan bahwa istilah Qira'at muncul pada masa ini. Peletak pertama
Ilmu Qira'at adalah Abu Ubaid al-Qasim ibn baliam. 1on ai-yazari menyebulkan, banwa
ulama yang pertama

5
kali meneliti Ilmu Qira'at dan menjelaskan yang gira'at syadz serta mengkaji tentang
sanadnya, membedakan yang shahih dari yang maudhu', adalah Harun ibn Musa al-Qari' (w.
179 H.), sedangkan yang pertama kali menyusun kitab Ilmu Oira'at adalah Abu Ubaid al-
Gasim ibn Sallam."6
Pengertian Qira'ah Al-Qur'an Qiro'at menurut Bahasa adalah jama' dari kata Qiro'ah yang
berarti cara membaca. Kata Qiro'ah merupakan masdar dari Fiil Qoro'a, Yaqro'u menjadi
Qiro'atan. tetapi Qiro'ah Al-Qur'an Menurut Istilah adalah

Artinya: "Yaitu suatu aliran pengucapan Al-Gur'an yang diikuti oleh imam dari aliran ahli Al-
Qur'an dan sestem itu mempunyai sanad yang kuat sampai dari Rasul SAW.” Definisi ini
dapat kita pahami yang dimaksud “Qiraat” adalah suatu aliran mengenai baca Al-Qur'an
mempunyai
sanad yang mutawatir dari nabi Muhammad SAW. Sehingga sampai pada murid-muridnya.
Imam Muhammad Abdul Adhim Az-Zargani dalam defenisi dijelaskan bahwa perbedaan itu
dalam pengucapan huruf dan keadaan bentuk huruf, tentusaja hal ini mempunyai bahwa
masing-masing Imam giraat yang telah diakui kemahsyurannya berdeda dalam
pengucapannya (ucapan huruf), tetapi yang dimaksud berbeda-beda di situ bukan berarti,
tiap-tiap huruf pasti berbeda dengan yang lain, melainkan ada kaitan-kaitan tertentu yang ada
perbedaannya, sedangkan perbedaan itu bermacam-macam sebabnya, tetapi tidak keluar dari
sumber, yaitu berasal dari Nabi Muhammad SAW. Itu sendiri yang kesemuanya bertitik tolak
dari hadits Nabi:

Artinya: “Sesungguhnya Al-Gur'an itu diturunkan atas tujuh macam bacaan, maka bacalah
mana yang mudah dari padanya. Setelah membaca hadits ini, jelaslah bahwa Al-Qur'an
diturunkan dengan tujuh huruf. Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an itu diturunkan tidak hanya
satu cara bacanya tetapi tujuh macam bacaan. Dari hasil penelitian Al-Jaziri, dapat
menyimpulkan bawahwa qira'ah dapat dikelompokkan dalam lima bagian:
6
Abdur Rokhim Hasan, Qira’at al-Qur’an dan tafsirnya,Jakarta: Alumni PTIQ,2020.Hal.1-6

6
1. Qira'ah mutawatir, yaitu yang disampaikan oleh sekelompok orang mulai dari awal
sampai akhir sanad, yang tidak mungkin bersepakat untuk merbuat dusta.
2. Qira'ah masyhur, yaitu yang memiliki sanad shahih, tetapi tidak tetapi tidak sampai pada
kualitas mutawatir, sesuai dengan kaidah bahasa arab dan tulisan mushaf Usmani, mashur
dilakangan Qurra', dibaca sebagaimana ketentuan yang telah ditetapkan oleh Al-Jaziri,
dan tidak termasuk gira'ah yang keliru dan menyimpan. Umpamanya Qira'ah dari imam
tujuh yang disampaikan melalui jalur berbeda-beda.
3. Qira'ah Ahad, yaitu yang memiliki sanad sahih, tetapi menyalahi tulisan mushaf Usmani
dan kaidah Bahasa arab, tidak memiliki kemashyuran, dan tidak dibaca seperti ketentuan
yang telah ditetapkan oleh Al-Jaziri. At-Turmudzi dalam kitab /ami-nya dan Al-Hakim
dalam Mustadrak-nya, menempatkan gira'at seperti ini dalam bahasa khusus, di antaranya
riwayat yang dikeluarkan Al-Hakim melalui Ashim Al-Jahdiri, dari Abi Bakrah yang
menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW. membacakan ayat: (Q.S.Al-Rahman
ayat: 76).

Abu Hurairah, Al-Hakim Mengeluarkan Riwayat bahwa Nabi membaca ayat: (Q.S. As-
Sajdah: 17)

4. Qira'ah Syaz (Menyimpang), yaitu yang sanadnya tidak sahih. Telah banyak kitab yang
ditulis untuk jenis qira'ah ini.
5. Qira'ah Mudhu (palsu), seperti Qira'ah Al-Khazzai.
Assayuti menambahkan jenis gira'ah yang kenam ini, yaitu yang menyerupai hadits
mudraj, yakni adanya sisipan pada bacaan dengan tujuan penafsiran.32 Umpamanya
gira'ah Abi Waggash yang berbunyi (Q.S. An-Nisa:12)

7
4. Metode pengajaran Al-Qur’an
Metode pengajaran Al-Qur'an adalah cara atau jalan dipergunakan yang dilalui dalam
proses belajar mengajar Al-Qur'an kepada peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit
untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya
suatu informasi secara lengkap atau tidak. Bahkan sering disebutkan cara atau metode
kadang lebih penting daripada materi itu sendiri. Oleh sebab itu pemilihan metode
pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait,
sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan serta mencpai tujuan secara sistematis dan
tepat. Rasulullah SAW. Mengekspresikan apa yang ingin diajarkan malalui tindakan dan
kemudian menerjemahkan tindakan kedalam kata-kata. Bagaimana memuja Allah
SWT. Bagaimana bersikap sederhana, bagaimana duduk dalam shalat dan do'a,
bagaimana adab-adab membaca Al-Qur'an, bagaimana makan, bagaimana tertawa, dan
lain sebagainya. Menjadi acuan bagi para sahabat, sekaligus merupakan materi
pendidikan yang tidak langsung. Mendidik dengan contoh (keteladanan) adalah satu
metode pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya. Segala yang dicontohkan oleh
Rasulullah SAW. Dalam
kehidupannya, merupakan cerminan kandungan Al-Qur'an secara utuh, sebagaimana
firman Allah swt. Sebagai berikut
(Q.S. al-Ahzab: 21)

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia
banyak menyebut Allah."Metode pengajaran Al-Quran adalah cara penyampaian bahan
pengajaran dalam proses kegiatan belajar mengajar Al-Qur'an. Sesuai dengan kekhususan
yang ada pada masing-masing bahan atau materi pembelajaran Al-Qur'an, baik yang sudah
lama dipakai ditengah-tengah masyarakat maupun metode yang sekarang untuk
mempermudah belajar Al-Qur'an bagi, generasi kegenerasi dalam mengembangkan

8
pembelajaran Al-Qur'an dengan mudah. Dengan demikian metode pengajaran adalah salah
satu cara yang dipilih dan dilakukan guru ketika berinteraksi dengan anak didik dalam upaya
menyampaikan bahan pengajaran tertentu, agar bahan pengajaran tersebut mudah dicenak
dan dipahami sesuai dengan pembelajaran yang ditargetkan. Menurut Wina Sanjaya metode
adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan recana yang sudah disusun dalam
kegiatan motiagar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.Syarat-syarat yang harus
Diperhatikan seorang guru dalam menggunakan metode pembelajaran adalah sebagai berikut:
a. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motivasi, minat atau gairah
belajar Siswa,
b. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untu belajar lebih lanjut,
seperti melakukan inovasi dan eksporasi:
c. Metode yang digunakan harus dapat memberikani kesempatan bagi siswa untuk
mewujudkan hasil karya.
d. Metode yang digunakan harus dapat menjemin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa.
e. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajr sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.
f. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan
sikap siswa dalam kehidupan sehari-hari.7

5. Macam-macam metode pengajaran Al-Qur’an


Macam-macam metode pengajaran Al-Qur’an yang dapat kita gunakan Dapat Kita
Gunakan Di antaranya:
a) Metode Ceramah
Metode Ceramah Metode ceramah merupakan cara menyampaikan materi ilmu
pengetahuan dan agama kepada anak didik dilakukan secara lisan. Yang perlu
diperhatikan, hendaknya ceramah mudah dipahami serta mampu menstimulasi pendengar
(anak didik) untuk melakukan hal - hal yang baik dan benar dari isi ceramah yang
disampaikan.
1) Kelebihan Metode Ceramah

7
Nur'aini, Metode Pengajaran Alquran dan Seni Baca Alquran dengan Ilmu Tajwid,Semarang:2020,H.21-
23

9
Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan aktifitas yang sama,

sehingga guru dapat mengawasi murid.

2) Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang
singkat murid dapat menerima pelajaran.8
b) Metode Iqro
Metode ini merupakan salah satu metode yang populer di Indonesia. Menggunakan panduan
buku yang terdiri dari 6 jilid. Dilengkapi buku tajwid praktis dan dalam waktu relatif singkat.
Metode ini dalam praktek pelaksanaannya tidak membutuhkan alat-alat yang bermacam-
macam dan metode ini dapat ditekankan pada bacaan (mengeluarkan bacaan huruf atau suara
huruf Al-qur'an) dengan fasih dan benar sesuai dengan makhrojnya dan bacaannya. K.H.
As'ad Humam adalah pembuat dan penyusun metode Iqro. Ia menyusun Iqro sejak bertemu
dan belajar pada K.H. Dachlan Salim Zarkasyi, yang lebih dulu mencetuskan metode belajar
membaca Al-Qur'an dengan metode Qiroati. Metode Iqra' mulai diperkenalkan pada 1988,
sebagai pengembangan dari metode Qiroati.
1) Kelebihan metode Iqro :
Murid lebih mudah menerima materi melalui jilid-jilid Iqra Anak didik dapat membaca
huruf Al-Qur'an dengan lancar dan sesuai dengan makhrojnya Anak didik dapat membaca
Al-Qur'an dengan lancar sesuai dengan bacaan kalimatnya (tajwid).
c) Metode Ummi
Metode Ummi merupakan metode membaca Al-Qur'an yang langsung memasukkan dan
mempraktekkan bacaan tartil sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Dalam pengajarannya,
metode Ummi memiliki perbedaan jilid untuk anak-anak dan untuk orang dewasa. Untuk
anak-anak, metode Ummi mengajarkan dengan 6 jilid sedangkan untuk orang dewasa
diajarkan dengan menggunakan 3 jilid dan langsung diteruskan dengan Al-Qur'an.
Metode penyampaian yang digunakan adalah metode Klasikal Baca Simak, metode
penyampaian ini mempunyai kelebihan dalam penyampaian materi. Kelebihan tersebut
terletak pada realisasi untuk mewujudkan peningkatan kemampuan siswa dalam ranah
kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Setelah diterapkan kepada siswa, mereka mampu
membaca Al-Qur'an sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid yang benar (tartil), siswa merasa
senang dan semangat dalam belajar Al-Qur'an, siswa mampu membaca bacaan dengung
dan jelas, bacaan panjang dan pendek, serta mampu membedakan lafadz Allah (tafkhim

8
Idid,Hal.25

10
dan tarqiq), siswa mampu mengoreksi kesalahannya sendiri dan menghafal juz 30 juz 29
bahkan lebih dari 2 juz.
d) Metode Qiroati
Pendekatan terbaik dalam mempelajari Al-qur'an adalah Tallaqi dan Musyafahah yaitu
berhadapan langsung antara guru dan murid, seperti yang dilakukan oleh
Malaikat Jibril dengan Rosulullah SAW ketika pertama kali wahyu diturunkan.

Metode Qiroati adalah suatu cara cepat yang digunakan untuk baca Al-Qur'an yang
langsung memasukkan dan mempraktekkan bacaan dengan cara tartil sesuai dengan
qoidah ilmu tajwid.
e) Metode Qiro'aty disusun oleh H. Dahlan Salim Zarkasyi pada tahun 1986. Metode ini
lebih menekankan pada praktek baca Al-qur'an sesuai dengan qoidah ilmu tajwid. Sesuai
dengan latar belakang atau sejarah awal adanya metode qiroati ini. Pengajar qiraati harus
melalui tahap-tahapan sebelum ia mengajari siswa. Kelebihan metode Qiroati yakni
pembelajaran menjadi terfokus pada siswa karena setelah materi, siswa langsung
mempraktikan misalnya melalui setoran individu
f) Metode Tartil
Metode Tartil memiliki pedoman yakni buku Tartil yang disusun oleh H. Gazali, SMIQ,
M.A. Metode Tartil adalah cara membaca Al-Qur'an dengan cara pelan dan perlahan serta
mengucapkan huruf-huruf dari makhrajnya dengan tepat. Membaca dengan pelan dan
tepat maka dapat terdengar dengan jelas masing- masing hurufnya, dan tajwid nya.
Dengan metode ini siswa, baik anak-anak maupun orang dewasa mampu membaca Al-
Qur'an dengan harmonisasi nada-nada. Metode tartil merupakan merode memperindah
suara bacaan Al-Qur'an dan tentu saja sesuai dengan mahraj-mahrajnya agar makna yang
terkandung di dalamnya tidak rusak dan berpindah arti. Dalam Al-qur'an ditegaskan
Allah.
Kelebihan metode Tartil ini siswa secara praktis, efektif, efisien serta cepat memahami
pembelajaran Al-Qur'an.
g) Metode Yanbu'a
Metode Yanbu'a adalah suatu kitab Thoriqoah (metode) untuk mempelajari baca dan
menulis serta menghafal Al-qur'an dengan cepat, mudah dan benar yang bisa diterapkan
untuk anak maupun orang dewasa. Dirancang dengan Rosm Usmaniy dan menggunakan
tanda-tanda waqof yang ada di dalam Al-qur'an Rosm Usmaniy, yang dipakai di Negara-
negara Arab dan Negara Islam. Munculnya metode Yanbu'a ini adalah suatu usulan dan
11
dorongan alumni pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an, agar para alumni selalu ada hubungan
dengan pondok. Buku panduan metode belajar membaca Al-Qur'an ini mulai terbit pada
awal 2004, dan terdiri dari 6 jilid. Disusul buku pegangan pengajar dan buku materi
hafalan.
Metode ini menekankan penggunaan Mushaf Rasm Usmani ala Timur Tengah yang
banyak dipakai di negara-negara Islam. Kelebihan metode ini ada pada sanadnya yang
bersambung kepada para ahli Al-Qur'an dan huffazh yang berguru pada Kiai Arwani
Kudus.

h) Metode An-Nahdliyah
Adalah salah satu metode pembelajaran membaca Al-Qur'an yang lebih ditekankan pada
kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan menggunakan ketukan atau titian murotal.
Yang menjadi ciri khas metode An Nahdliyah yakni, materi pelajaran disusun secara
berjenjang dalam buku paket 6 jilid. Pengenalan huruf sekaligus diawali dengan latihan
dan pemantapan makharijul huruf dan sifatul huruf dan penerapan qaidah tajwid
dilaksanakan secara praktis dan dipandu dengan titian murattal.
i) Metode Al Barqy
Metode ini dinilai sebagai metode cepat membaca Al-Qur'an yang paling awal. Metode
Al Barqy ini ditemukan dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel Surabaya, K.H
Muhadjir Sulthon pada 1965. Metode al-Barqy ini juga disebut ANTI LUPA karena
mempunyai struktur yang apabila pada saat siswa lupa dengan huruf-huruf / suku kata
atau yang biasa disebut kata kunci yang telah dipelajari, maka ia akan dengan mudah
dapat mengingat kembali tanpa bantuan guru. Pemberian julukan Anti Lupa itu sendiri
adalah dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Agama RI (Kemenag saat
itu). Metode Al-Barqy ini diperuntukkan bagi siapa saja mulai anak-anak hingga orang
dewasa. Metode ini mempunyai keunggulan anak tidak akan mudah lupa sehingga secara
langsung dapat mempermudah dan mempercepat siswa belajar membaca. Waktu yang
diperlukan untuk belajar membaca Al-Qur'an menjadi semakin singkat.
Kelebihan metode Al-Barqy yaitu:
1) Menggunakan sistem 8 Jam, artinya hanya dengan waktu 8 jam murid dapat membaca
dan menulis huruf Al-Qur'an.
2) Praktis untuk segala umur.

12
3) Menggunakan metode yang aktual yaitu SAS (Struktur Analitik Sintetik) yang
memudahkan murid belajar al-Qur'an.
4) Memperhatikan pendekatan, sistematika dan teknik dalam pembelajaran.9
Adapun beberapa Pendekatan yang digunakan Guru Al-Qur’an hadits dalam
meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an. Seorang guru tentunya ingin selalu sukses
dalam setiap mendidik para siswanya, dan tentunya dalam melaksanakan hal tersebut
diperlukan pendekatan yang digunakan guru agar tujuan pembelajaran Al-Qur’an dapat
terwujud, di bawah ini akan dijelaskan beberapa pendekatan yang digunakan guru Al-Qur’an
dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an:
a. Pendekatan pembiasaan Pembiasaan adalah alat pendidikan. Bagi anak yang masih kecil,
pembiasaan ini sanga pengting. Karenan dengan pembiasaan itulah akhirnya suatu
aktivitas akan menjadi milik anak dikemudian hari. Pembiasaan yang baik akan
membentuk sosok manusia yang berkepribadian yang baik pula. Sebaliknya,pembiasaan
yang buruk akan membentuk sosok manusia yang berkepribadian buruk pula. Anak kecil
memang belum mempunyai kewajiban, tetapi sudah mempunyai hak, salah satu cara
untuk memberikan haknya dibidang pendidikan adalah dengan cara memberikan
kebiasaan yang baik dalam kehidupan mereka.
b. Pendekatan individual Masing – masing anak didik memang mempunyai karakteristik
yang tersendiri yang berbeda dari satu anak didik dengan anak didik lainya. Perbedaan
anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru bahwa strategi pembelajaran harus
memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek individual ini. Bila tidak, maka strategi
belajar tuntas atau mastery learning yang menuntut penguasaan penuh kepada anak didik
tidak akan pernah menjadi kenyataan. Pada kasus – kasus tertentu yang timbul dalam
kegiatan pembelajaran, dapat diatasi dengan pendekatan individual. Misalnya anak didik
yang suka bicara, caranya dengan memisahkan /memindahkan salah satu dari anak didik
tersebut pada tempat yang terpisah dengan jarak

6. Pentingnya pengajaran Al-Qur’an pada anak


Pembelajaran Alquran menyangkut proses belajar yang berkaitan dengan cara
membaca, menulis, dan memahami Alquran. Suatu pembelajaran yang selalu
berhubungan dengan aktivitas kehidupan manusia untuk mendapat kebahagian dunia dan
akhirat, sedangkan pembelajaran Alquran yang dilakukan pada anak usia dini.

9
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6315198/7-metode-belajar-membaca-al-quran-dan-masing-
masing-kelebihannya

13
Pembelajaran Alquran pada anak usia dini dimaksud adalah memberikan rangsangan
bagi anak untuk belajar Alquran dengan metode yang sesuai. Optimalisasi kecerdasan
dimungkinkan apabila sejak usia dini anak telah mendapatkan stimulasi yang tepat untuk
perkembangan otak.
Pada saat bayi dilahirkan sudah dibekali Tuhan dengan struktur otak yang lengkap,
namun baru mencapai kematangannya setelah pengaruh pendidikan di luar kandungan.
Otak manusia terdiri dari dua belahan, kiri (left hemisphere) dan kanan (right hemisphere)
yang disambung oleh segumpal serabut yang disebut corpuss callasum. Kedua belah otak
tersebut memiliki fungsi, tugas, dan respon berbeda dan harus tumbuh dalam
keseimbangan. Belahan otak kiri berfungsi untuk berfikir rasional, analitis, berurutan,
linier, saintific, seperti membaca, bahasa, dan menghitung. Adapun belahan otak kanan
berfungsi untuk mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Pelaksanaan pembelajaran
pendidikan anak usia dini memberikan banyak pelajaran menulis, menghitung, dan
membaca seperti yang dilakukan dewasa ini, akan mengakibatkan fungsi imajinasi dan
kreativitas pada belahan otak kanan akan terabaikan. Idealnya pengajaran al-Quran pada
anak adalah dengan mengolah dan mengembangkan seoptimal mungkin agar mempunyai
perlintasan yang baik antara kedua belahan otak tersebut.
Dalam Islam anak adalah amanah di tangan orang tua, yang harus dijaga dan dirawat.
Anak dititipkan Allah pada orang tuanya selama beberapa waktu, agar mereka merawat
hak-hak Allah, serta mengarahkannya pada syari’at Islam dan hukum-hukum Nya.10

7. Factor – factor yang mempengaruhi kemampuan membaca al-quran

Pencapaian kemampuan-kemampuan untuk setiap tingkatan pada setiap ranah


mempunyai implikasi terhadap penetapan jenis metode pembelajaran. Ketepatan pemilihan
metode akan menghasilkan kualitas hasil belajar yang tinggi, bahkan dapat mencapai tingkat
efisiensi yang tinggi pula. Untuk mencapai kemampuan yang bersifat menyatakan tidak usah
menggunakan variasi metode yang terlalu rumit, tetapi misalnya cukup menggunakan metode
yang hanya untuk menyampiakan informasi. Tetapi sebaliknya apbila kemampuan belajar
yang diharapkan itu menyangkut psikomotor yang tinggi maka harus menggunakan variasi
metode yang sekiranya warga belajar dapat menampilkan/mempraktekan kemampuan
tertentu.11
10
http://repository.uinsu.ac.id/153/4/BAB%20II.pdf
11
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195404021980112001-IHAT_HATIMAH/
FAKTOR_PEMILIHAN_METODE_PEMBELAJARAN.pdf

14
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan membaca Al-Quran Menurut Mulyono
Abdul Rahman kemampuan belajar membaca AlQur’an secara umum dipengaruhi oleh
adanya faktor internal maupun faktor eksternal.

a. Faktor Internal Merupakan faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri. faktor ini
sangat besar sekali pengaruhnya terhadap kemajuan belajar siswa khususnya pula
penguasaan membaca Al-Qur‟an siswa. Adapun yang termasuk faktor internal adalah
sebagai berikut:
1) Bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, pembawaan) yang dibawa sejak lahir. Dengan
demikian bakat adalah kemampuan manusia untuk melakukan sesuatu kegiatan yang
sudah ada sejak manusia itu ada. Atau secara sederhana bakat merupakan
kemampuan/ potensi yang dimiliki oleh setiap orang sejak dia lahir. Walaupun
demikian bakat setiap orang tidaklah sama. Setiap orang mempunyai bakat
sendirisendiri yang berbeda dan ini merupakan anugerah dari Tuhan. Dalam hal
belajar bakat mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap proses pencapaian
prestasi seseorang. Dan karena perbedaan bakat yang dimiliki setiap orang maka ada
kalanya seorang itu belajar dapat dengan cepat/lambat.
2) Minat adalah kecenderungan jiwa yang tetap ke jurusan sesuatu hal yang berharga
bagi orang. Sesuatu yang berharga bagi seseorang adalah sesuatu kebutuhan.
Inteligensi adalah kemampuan untuk memudahkan penyesuaian secara tepat terhadap
berbagai segi dari keseluruhan lingkungan seseorang. Kemampuan/inteligensi
seseorang ini dapat terlihat adanya beberapa hal, yaitu: a. Cepat menangkap isi
pelajaran b. Tahan lama memusatkan perhatian pada pelajaran dan kegiatan c.
Dorongan ingin tahu kuat, banyak inisiatif d. Cepat memahami prinsip dan pengertian
e. Sanggup bekerja dengan pengertian abstrak f. Memiliki minat yang luas. Inteligensi
ini sangat dibutuhkan sekali dalam belajar, karena dengan tingginya inteligensi
seseorang maka akan lebih cepat menerima pelajaran yang diberikan.
b. Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa. Adapun
faktor eksternal yang mempengaruhi kemampuan membaca AlQur‟an adalah sebagai
berikut:
1) Guru adalah seorang tenaga professional yang dapat menjadikan murid-muridnya
mampu merencanakan, menganalisa dan mengumpulkan masalah yang dihadapi.
Dengan demikian, seorang guru hendaklah mempunyai cita-cita yang tinggi,
berpendidikan luas, berkepribadian kuat dan tegar serta berkeprikemanusiaan yang

15
mendalam. Dengan kepribadian seorang guru maka diharapkan siswa akan mampu
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dengan bimbingan belajar terutama
masalah belajar.
2) Kurikulum adalah merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing
peserta didiknya ke arah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi
sejumlah pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental. Dalam proses belajarnya, siswa
akan dengan santai dan gembira melakukan aktivitas belajar. Apalagi proses
pembelajaran Al-Qur‟an Hadist yang merupakan kesulitan bagi siswa apabila
penetapan kurikulum yang tidak sesuai maka akan malah menjadi aktor penghambat
kemajuan prestasi belajar siswa.
3) Lingkungan masyarakat, Lingkungan masyarakat yang dimaksud disini adalah
lingkungan di luar sekolah, lingkungan masyarakat dapat berarti lingkungan keluarga
dan lingkungan sekelilingnya. Lingkungan masyarakat ini sangat besar sekali
pengaruhnya dalam ikut serta menentukan keberhasilan proses pendidikan, karena
lingkungan masyarakat lingkungan yang secara langsung12

12
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/1911/2/BAB%20II.pdf

16
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mudah-mudahan dengan mengetahui Metode Pengajaran Al-Qur’an ini akan membantu
para pendidik untuk mengajarkan Al-Qur’an kepada peserta didik dengan baik dan benar, dan
semoga dengan menggunakan metode ini akan mempercepat pemahaman peserta didik untuk
mengetahui, memahami dan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar karena Al-Qur’an
merupakan kitab suci ummat Islam yang diharapkan menjadi pembimbing dan pedoman
dalam kehidupan.

B. Saran
Penulis menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Karena itu penulis
berharap masukan dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA
1. http://digilib.uinsby.ac.id/4162/4/Bab%201.pdf Diakses 30 Oktober 2022,Diakses 2-11-22
2. Suryana Andri,Arvin Fauzan Subandi DKK, Pendidikan Dan Pengajaran Dalam Al-
Quran Persepektif Tafsir Manajemen Pendidikan,Jawa Timur: Uwais Inspirasi
Indonesia,2022.
3. Ghazali Amru M.Yusni,Fazar Kurnianto,Buku pintar Al-Quran,Segala hal yang perlu
kita ketahui tentang Al-Qur’an,Lingkar Kalam Jakarta:2022
4. M.Yusni Amru Ghazali,Fazar Kurnianto,Buku pintar Al-Quran,Segala hal yang perlu
kita ketahui tentang Al-Qur’an,Lingkar Kalam Jakarta:2022
5. Ahsin Sakho Muhammad,Luthfi Fatullah, Ensiklopedia Al-Quran dan Hadis Per Tema;
Bagian 4 Agama Islam,Jakarta: Elex Media Komputindo,digital book 2021
6. Nur'aini, Metode Pengajaran Alquran dan Seni Baca Alquran dengan Ilmu
Tajwid,Semarang:2020
7. https://www.detik.com/jabar/berita/d-6315198/7-metode-belajar-membaca-al-quran-dan-
masing-masing-kelebihannya Diakses 3-11-22
8. http://repository.uinsu.ac.id/153/4/BAB%20II.pdf Diakses 3-11-22
9. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/195404021980112001-
IHAT_HATIMAH/FAKTOR_PEMILIHAN_METODE_PEMBELAJARAN.pdf Diakses 3-11-22
10. http://repo.iain-tulungagung.ac.id/1911/2/BAB%20II.pdf Diakses 3-11-22

18

Anda mungkin juga menyukai