Anda di halaman 1dari 30

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam kehidupan seharihari.


Pembelajaran mempunyai peranan dan fungsi yang cukup penting bagi kehidupan manusia,
baik pendidikan dalam aspek kognitif, afektif (sikap, maupun psikomotorik). Oleh karena
itu, sudah menjadi suatu keharusan bagi manusia untuk dapat merasakan proses tersebut.
pembelajaran diakui sebagai kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai
kemajuan peradaban. Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk
menyongsong hari esok yang lebih cerah dan lebih manusiawi. Sedangkan, dalam
menjalankan sebuah aktivitas sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dengan adanya
sebuah perencanaan.

Maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses menyiapkan dan menentukan
seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang akan dilakukan.
Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud
menjadi suatu kenyataan. Perencanaan merupakan titik awal dalam dalam melakukan suatu
kegiatan. Perencanaan akan memberikan arah, menjadi standar kerja, memberi kerangka
pemersatu dan membantu memperkirakan peluang yang ada. Dalam melaksanakan suatu
kegiatan baik kecil maupun besar dalam suatu lembaga harus melalui perencanaan, khusunya
dalam organisasi pendidikan yaitu sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, agar pembahasan masalah dalam makalah ini
dapat dipahami dengan jelas, maka penulis merasa harus membuat rumusan suatu rumusan
masalah, sebagai berikut :
1. Tahapan mengenai tujuan perencanan Pembelajaran ?
2. Pengertian dan Manfaat Perencanaan Pembelajaran ?

1
3. Fungsi Perencanaan Pembelajaran ?
4. Prinsip prinsip Perencanaan Pembelajaran ?
5. Langkah Langkah Perencanaan Pembelajaran?
6. Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran?
7. Penyusunan Silabus
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ?
9. Kompetensi Guru Mendisain Pembelajaran ?

C. Tujuan Penulisan

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari pada penulisan
makalah ini, sebagai berikut :
1. Agar mengetahui Tahapan mengenai tujuan perencanan pembelajaran
2. Agar mengetahui apa itu perencanaan dan pembelajaran dan manfaatnya
3. Mengetahui konsep seperti apa dari tujuan perencanaan pembelajaran
4. Mengetahui masalah yang terdapat pada Fungsi perencanaan pembelajaran
5. Agar dapat Mengetahui tujuan perencanaan pembelajaran
6. Mengetahui Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran
7. Agar mengetahui cara Penyusunan Silabus
8. Agar mengetahui pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
9. Mengetahui masalah yang terdapat Kompetensi Guru Mendisain Pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Tahapan Mengenai Tujuan Perencanan Pembelajaran

Magajar merupakan pekerjaan dan tugas yang kompleks dan sulit Oleh karena itu,
tugas dan pekerjaan mengajar memerlukan persiapan dan perencanaan yang baik
sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Murdin dan Usman, (2002:
86), mengajar merupakan tugas yang perlu dipertanggungawabkan.1 Maka dalam proses
mengajar diperlukan perencanaan dan persiapan yang mantap sebelum memberikan
suatu materi terhadap peserta didik dan dinilai pada akhir kegiatan proses pembelajaran
apakah kita sudah mencapai tujuan dalam proses pembelajaran yang telah kita
rencanakan.
Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang
menekankan pada hubungan sistematik antara berbagai komponen dalam pembelajaran.
Hubungan sistematik ini mempunyai arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu
pembelajaran yang fungsinya saling berhubungan satu sama lain. Pembelajaran sebagai
sistem memerlukan langkah perencanaan program pembelajaran, agar rencana
pembelajaran yang disusun oleh guru dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan
pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang berkualitas tentu saja memiliki
pedoman yang komprehensif tentang skenario pembelajaran yang diinginkan oleh guru
hal ini bertujuan agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien sesuai dengan
tuntutan kebutuhan siswa.
Pelaksanaan pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan program yang
baik pula. Itu berarti keberhasilan belajar siswa sangat ditentukan oleh perencanaan yang
dibuat guru. Untuk itu, penyusunan perencanaan pembelajaran mutlak dilakukan oleh
guru pada saat akan melaksanakan tugasnya dalam memberikan materi pembelajaran.
Artinya, guru tidak akan dapat mengajar dengan optimal apabila tidak memiliki
persiapan yang dikembangkan sebelumnya (Sanjaya,2008: 23-25).2

1
Hamzah,Kurikulum dan Pembelajaran,Semarang:CV,Pilar Nusantara,2020,hal.85
2
https://www.google.co.id/books/edition/PERENCANAAN_DAN_STRATEGI_PEMBELAJARAN_PE/kiIlEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&pg=PA7&printsec=frontcover . DIAKSES 11-10-22

3
Dengan demikian ajar memerlukan persiapan dan perencanaan yang baik, sehingga dapat
mencapai hasil yang diharapkan. Menurut Sanjaya (2013:23) menjelaskan perencanaan
dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kebutuhan serta dokumen
yang lengkap, kemudian menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut. Ketika merencanakan maka pola pikir diarahkan bagaimana agar tujuan itu
dapat dicapai secara efektif dan efisien3

Menurat Kunandar (ANT: 236), dalam garis besarnya implementasi kurikulum


mencakup dea kematan pokok, yatu (1) pengembangan program, (2) pelaksanaan
pembelajaran dan (3) evaluasi. kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah
kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Kemampun ini
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Belajar dan
membelajarkan terjadi peda saat berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Sebagai proses, belajar dan membelajarkan memerlukan
perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan unsur-unsur tujuan, bahan
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, metode dan alat bantu membelajarkan serta penilaian
evaluasi. Pada tahap berikutnya adalah andakan atau praktek membelajarkan, Sluhibbin Syah
(1595: 217) mengatakan bahwa Adapun tinjauan tentang proses pembelajaran harus melalui
tiga tahap, yaitu: 1. “Tahap pra intruksional vaitu persiapan sebelum mengajar dimulai, 2
Tahap intrukseonal, yaitu saat mengajar. 3. Tahap evaluasi yaitu penilaian hasil belajar. 4

Sebelum guru melakukan kegiatan pembelajaran, seorang guru harus membuat


perencanaan pembelajaran terlebih dahulu, melalui Tahapan tahapan mencapai tujuan
pembelajaran, Tujuan pembelajaran dapat dijalankan sesuai rencana apabila perencanaan
yang dibuat sesuai dengan keadaan didalam kelas serta menggunakan metode yang tepat dan
guru dapat melakukan evaluasi penilaian hasil belajar tujuannya untuk mengetahui apakah
rencana pembelajaran yang dibuat diikuti oleh seluruh peserta didik.

B. Pengertian dan Manfaat Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan merupakan salah satu dari empat fungsi manajemen yang penting dan
saling terkait satu sama lain dan merupakan fungsi awal dari aktivitas manajemen dalam
mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Anderson (2009) menyatakan perencanaan adalah
pandangan masa depan dan menciptakan kerangka kerja untuk mengarahkan tindakan
3
Rusydi Ananda,Perencanaan Pembelajaran,Medan:Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan
Indonesia,2019,Hal.4
4
Hamzah,Kurikulum dan Pembelajaran,Semarang:CV,Pilar Nusantara,2020,hal.86

4
seseorang dimasa depan. Artinya, perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Proses suatu perencanaan
harus dimulai dari penetapan tujuan yang akan dicapai melalui analisis kemampuan siswa,
materi pelajaran yang akan disampaikan dan perilaku yang diharapkan setelah pembelajaran,
sehingga dapat memilih dan menetapkan strategi, pendekatan atau metode yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran merupakan
totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan
evaluasi dan dilanjutkan dengan followup. Untuk itu, perencanaan harus dilaksanakan dengan
baik agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan/ Pelaksanaan perencanaan dapat disusun
berdasarkan kebutuhan dalam jangka tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan.
Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat dilaksanakan dengan
mudah dan tepat sasaran. Menurut Sa'ud dan Makmun (2005) bahwa, perencanaan memiliki
arti penting yang harus dilakukan dengan baik, yaitu:

a. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan


kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan- kegiatan yang ditujukan
kepada pencapaian tujuan pembangunan:
b. Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (forecasting)
terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui:
c. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif
tentang cara terbaik (the best alternative) atau kesempatan untuk memilih
kombinasi cara yang terbaik (the best combination),
d. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas:
e. Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar —
untuk — mengadakan pengawasan atau evaluasi keberhasilannya.

Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa peran guru sebagai subjek dalam


membuat perencanaan pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program pengajaran
sesuai pendekatan dan metode yang akan digunakan. Pembelajaran merupakan suatu sistem
yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek produk dan
aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa
mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran (Sanjaya, 2011).
Lebih lanjut, Komalasari (2013) menyatakan pembelajaran suatu sistem atau proses
membelajarkan pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis

5
agar pembelajaran dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Sedangkan,

Hamalik (2006) menyimpulkan ada 3 (tiga) rumusan tentang pembelajaran yang dianggap
lebih tepat, yaitu:

1. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasikan lingkungan untuk menciptakan


kondisi belajar bagi peserta didik,
2. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga
masyarakat yang baik:
3. Pembelajaran adalah suatu proses membantu peserta didik menghadani kehidunan
masvarakat sehari-hari.5

Perencanaan menurut Ely (dalam Suwardi, 2007: 30) yang terdapat (dalam
Drs.H.Hamzah 2020: 86) Kurikulum dan Pembelajaran , perencanaan berarti suatu proses atau cara
berfikir yang dapat membantu menciptakan hasil yang diharapkan. Kemudian Kauman
mengatakan bahwa perencanaan berarti suatu proveksi tentang apa yang diperlukan dalam
rangka mencapai tujuan yang di dalamnya mencakup berbagai elemen. Perencanaan
pembelajaran adalah suatu proses atau cara berpikir mengenai sesuatu hal yang akan
dilakukan dengan tujuan agar diri seseorang berubah, Perubahan tersebut mencakup aspek
kognitif, afektif dam psikomotornya (Suwardi, Perencanaan pembelaan merupakan suatu
perencanaan pemikiran yang dibuat oleh guru secara sistematis berupa prinsip-prinsip
mengajar yang akan diterapkannya pada situasi khusus dalam pengajaran di kelas, sebab itu,
seorang gura haras berpikir dan berbuat dalam perencanaan pengajaran secara seksama dalam
meningkatkan pembelajaran bagi siswanya dan memperbaiki kualitas pengajarannva.
Perencanaan pembelajaran merupakan suatu persiapan pemikiran yang sistematis berupa
pensip-pninsip mengajar yang akan diterapkan dalam situasi khusus dalam pengajaran di
kelas.

Perencanaan pembelajaran dibuat guru dalam bentuk silabus dan Kencana


pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu
proses atu cara berfikir mengenai sesuatu hal yang akan dilakukan dengan tujuan agar diri

5
Salamun dkk,Inovasi Perencanaan Pembelajaran (Yayasan kita menulis,2021)hal,15-16
https://www.google.co.id/books/edition/Inovasi_Perencanaan_Pembelajaran/c6BQEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=Pengertian%20Perencanaan%20Pembelajaran&pg=PA16&printsec=frontcover

6
seorang dapat berubah. Perubahan tersebut mencakup aspek kogrutif, afektif, maupun
psikomotornya.6

Manfaat memahami perencanaan pembelajaran memiliki peran penting dalam


meningkatkan mutu pembelajaran. Seorang pendidik perlu terampil dalam merencanakan
suamu proses pembelajaran. Karena dalam proses pembelajaran memerlukan acuan au
landasan yang jelas agar perilaku setiap individu yang melakukan aktivitas pembelajaran
akan terkendali serta terarah ke arah pencapaian tujuan, baik tujuan pembelajaran secara
khusus, maupun tajuan pembelajaran secara umum.

Manfaat dan Pentingnya Perencanaan Pembelajaran Banyak manfaat yang diperoleh


dari perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:

a) Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.


b) Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang
terlibat dalam kegiatan. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru
maupun unsur murid.
c) Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
d) Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
e) Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya. Perencanaan memiliki arti
penting sebagai berikut:
1) Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan
kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan
kepada pencapaian tujuan pembangunan. Dengan perencanaan, maka dapat
dilakukan suatu perkiraan (fore-castin9 terhadap hal-hal dalam masa
pelaksanaan yang akan dilalui.
2) Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif
tentang cara terbaik (the best alternatif
3) Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas.
4) Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar
untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi,
termasuk pendidikan.7
C. Fungsi Perencanaan Pembelajaran
6
Hamzah,Kurikulum dan Pembelajaran,Semarang:CV,Pilar Nusantara,2020,hal.86
7
Ahmad Nursobah,Perencanaan Pembelajaran MI/SD ,Lekoh Barat:Duta Media,2019,Hal.8

7
Saat memulai proses pembelajaran, seorang guru terlebih dahulu diawal dengan
kegiatan perencanaan pembelajaran. Guru sebagai perancang pengajaran pedu memiliki
pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun desain pengajaran. Desain pengajaran
merupakan alat yang dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
secara efektif.8

Perencanaan pembelajaran merupakan rancangan proses yang dibuatguru berupa


Langkah-langkahuntuk menyajikan satu topik materi kepada siswa, berdasarkan pada
komponen pembelajaran (materi, media, metode, sumber belajardan lingkungan) dalam kurun
waktu tertentu,untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.9

Perencanaan pembelajaran penting untuk memperbaiki pembelajaran, dan bermanfaat


sebagai petunjuk dan pedoman sebagai alat ukur dalam proses pembelajaran10

Pengetahuan guru tentang cara menyusun desain pengajaran tidak secara omatis dapat
menjamin guru menjadi terampil dalam menyusun desain pelajaran, Hal demikian
memadukan tahapan dalam kerja sama guru dengan guru lain (terutama mengajar mata
pelajaran yang sama). Dengan mergkomunikasikan desain pengajaran yang dibuat kepada
guru yang lain, diharapkan guru tersebut akan memberikan umpan balik tentang desain
pengajaran itu Umpan balik itu dapat digunakan untuk menyempurnakan desain pengajaran
berikutnya.

Perencanan persiapan mengajar menurut Mulyasa (2014) berfungsi agar dapat


mendorong guruagar lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang
matang. Oleh kerena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib memiliki persiapan,
baik persiapan tertulis maupun persiapan tidak “tertulis, Pengembangan persiapan mengajar
harus memperhatikan minat dan perhatan peserta didik terhadap materi standar yang
dijadikan bahan kajian.11

D. Prinsip prinsip Perencanaan Pembelajaran


Pengembangan Perencanaan Pembelajaran harus memperhatikan minat dan perhatian
peserta didik terhadap materi standar kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam
hal ini, harus diperhatikan agar guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi

8
Hamzah,Kurikulum dan Pembelajaran,Semarang:CV,Pilar Nusantara,2020,hal.88
9
Yowelna Tarumasely,Buku Ajar Perencanaan Pembelajaran,Lamongan:Academia Publication,2022,hal.13
10
https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Perencanaan_Pembelajaran/AbVmEAAAQBAJ?
hl=id&gbpv=1&dq=C.%09Fungsi%20Perencanaan%20Pembelajaran&pg=PA14&printsec=frontcover
11
Loc.cit,Hal.88

8
juga harus berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah dan nafsu belajar,
mendorong peserta didik untuk belajar, dengan menggunakan berbagai variasi media dan
sumber belajar yang sesuai, serta menunjang pembentukan kompetensi dasar
(Mulyasa,2009: 157). Untuk kepentingan tersebut, ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam melakukan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran, yaitu
sebagai berikut:
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran harus jelas.
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi siswa.
3. Kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam rencana pembelajaran harus
menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan diwujudkan.
4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
5. Harus ada koordinasi antara komponen pelaksanaan program di sekolah, terutama
apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim atau dilaksanakan di luar kelas agar
tidak mengganggu jam-jam pelajaran (Hamdani, 2011: 204). Dalam kaitannya dengan
Perencanaan Pembelajaran, terdapat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan,
yakni:
a) Persiapan dipandang sebagai suatu proses yang secara kuat diarahkan pada
tindakan mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi, dan mungkin
akan melibatkan orang lain seperti pengawas dan komite sekolah.
b) Persiapan diarahkan pada tindakan dimasa mendatang (futureaction), yang
dihadapkan kepada berbagai masalah, tantangan serta hambatan yang tidak
jelas dan tidak pasti. Sementara itu, pengetahuan tentang masa depan sangat
terbatas sehingga mempersulit prediksi, khususnya memperkirakan kegiatan
dalam kelas. Apalagi dalam era globalisasi sekarang ini. Tidak menutup
kemungkinan apa yang direncanakan sebenarnya sudah dimiliki oleh peserta
didik.
c) Rencana pembelajaran erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat
dikerjakan, karena itu RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara
optimal dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.12

12
Buna’I,Perencanaan dan strategi pembelajaran Pendidikan agama islam,Surabaya:CV.Jakad media
publishing,copyright2021,Hal.19

9
Seorang pendidik yang melibatkan proses aktifitas kegiatan suatu perencanaan harus
mengetahui dan memahami prinsip-prinsip perencanaan. Agar dapat mengimplemen
tasikannya dalam kehidupan nyata di masyarakat. Prinsip perencanaan pempelajaran yang
bertumpu pada 4 (empat) pilar pendidikan menurut UNESCO (Jones, 2018), yaitu:Y
Learning to knowPilar pertama learning to know memiliki makna, bahwa pembelajaran
merupakan proses "menjadi tahu” dari sebelumnya yang “tidak mengetahui” sesuatu. Peserta
didik dibekali dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mengembangkan
intelektualitasnya. “ Learning to do Pilar kedua learning to do memiliki makna, bahwa
setelah atau bersamaan dengan peserta didik mendapat pembekalan pengetahuan, ia harus
menerima pula bekal beriktnya yaitu kemampuan yang bersifat keterampilan dalam
mengerjakan sesuatu, yang tercakup dalam ranah psikomotor. “ Learning to be Pilar ketiga
learning to be merupakan pembekalan untuk menyempurnakan dua pilar sebelumnya, yaitu
setelah peserta didik memiliki pengetahuan dan keterampilan, Langkah selanjutnya tentunya
dengan berbekal ilmu pengetahuan dan teknologi, maka si pemilik ilmu pengetahuan dan
teknologi itu “ Learning to live together Pilar keempat learing to live together merupakan
upaya memadukan ketiga pilar yang terdahulu dan mengimplementasikannya dalam
kehidupan nyata di masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka prinsip
perencanaan pengajaran merupakan sebuah langkah dalam menetapkan suatu perencanaan
pengajaran yang dilakukan pendidik (guru), agar apa yang harus dilakukannya dalam
mengimplementasikan pembelajaran bagaimana melakukannya dan mengimplementasikan
pembelajaran, serta kapan melakukannya dalam mengimplementasikan pembelajaran. 13

Aspek yang perlu diperhantkan dalam perencanaan pengajaran yaitu:

1. Karikulum. Dalam perencanaan, hal utama yang pedu mendapat perhatian adalah
kurikulum dalam GBPP telah tercantum tujuan kunikuler, tujuan instruksional, pokok
bahasan serta jam pelajaran uncak mengajar pokok bahasan tersebut.
2. Kondisi: Sekolah. Perencanaan pengajaran perlu meniperbatikan keadaan sekolah,
teratama tersedianya sarana prasarana dan alat bantu pelajaran.
3. Kemampuan dan perkembangan siswa serta kesdaan guru dalam mengajar (Ibrahim
dan Syaodih, 1996: 63-65). Pembentukan kompetensi ini perlu diusahakan melibatkan
peserta didik seoptimal mungkin. Hal ini penting untuk menantakan perserajuan ago
kesimpulan tentang gagasan yang bisa diambil atxu tindakan yang akan dilakukan

13
Farid wajdi, Buku ajar perencanaan pengajaran panduan di perguruan tinggi,Kota Malang: Ahlimedia
press,Januari 2021,hal.106

10
berkenaan dengan topik yang akan dibicarakan. Menurut Mulyasa, harus diperhatikan
agar guru jangan hanya berperan sebagi motifator, tetapi harus berperan sebagai
motivator yang dapat membangkitkan gairah belajar siswa.14

Terdapat beberapa prinsip perencanaan pembelajaran yang secara relatif berlaku umum
diantaranya: (1) prinsip perkembangan, (2) prinsip perbedaan individu, (3) prinsip minat dan
kebutuhan anak, dan (4) prinsip motivasi (Sagala,2012).

1) Prinsip Perkembangan Pada prinsipnya peserta didik yang sedang belajar berada
dalam proses perkembangan dan akan terus berkembang. Kemampuan anak pada
jenjang usia dan tingkatan kelas berbeda-beda sesuai perkembangannya. Anak
pada jenjang usia kelas yang lebih tinggi memiliki kemampuan lebih tinggi dari
yang di bawahnya. Pada waktu pemilihan bahan dan metode mengajar, guru
hendaknya memperhatikan dan menyesuaikan dengan kemampuan anak, karena
perubahan ada yang cepat dan ada yang lambat. Oleh karena itu guru hendaknya
mengerti dan bersabar dalam melaksanakan tugas pelayanan belajar bagi peserta
didiknya.
2) Prinsip Perbedaan Individu Tiap peserta didik memiliki ciri dan pembawaan yang
berbeda, menerima pengaruh dan perlakuan dari keluarga yang masing-masing
juga berbeda. Untuk dapat memberikan bantuan belajar bagi peserta didik, maka
guru harus dapat memahami dengan benar ciri-ciri dari peserta didiknya tersebut,
baik dalam menyiapkan dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan
tugas- tugas dan pembimbingan belajar peserta didik. Guru hendaknya
menyesuaikan dengan ciri peserta didiknya masing-masing dengan melakukan
penyesuaian belajar dengan memperhatikan perbedaan individu ini
3) Prinsip Minat dan Kebutuhan Anak Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan
sendiri-sendiri. Dalam hal pembelajaran, bahan ajar dan penyampaian sedapat
mungkin disesuaikan dengan minat dan kebutuhan anak tersebut. Walaupun
hampir tidak mungkin menyesuaikan pembelajaran dengan minat dan kebutuhan
setiap peserta didik, meskipun demikian sedapat mungkin perbedaan- perbedaan
minat dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Pembelajaran perlu memperhatikan
minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian.
4) Prinsip Motivasi Motivasi memiliki peranan yang cukup besar dalam upaya
belajar, tanpa adanya motivasi hampir tidak mungkin peserta didik melakukan
14
Hamzah,Kurikulum dan Pembelajaran,Semarang:CV,Pilar Nusantara,2020,hal.88

11
kegiatan belajar. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guru dalam perencanaa
pembelajaran untuk membangkitkan motivasi belajar peserta didik yaitu:
a) Mempersiapkan untuk menggunakan cara atau metode dan media mengajar
yang bervariasi.
b) Merencanakan dan memilih bahan yang menarik minat dan dibutuhkan
peserta didik.
c) Memberikan sasaran antara, sasaran akhir belajar adalah lulus ujian atau
naik kelas. Sasaran akhir ini baru dicapai diakhir tahun, untuk
membangkitkan motivasi belajar maka diadakan sasaran antara seperti ujian
semester, tengah semester, ulangan akhir dan sebagainya.15

E. Langkah Langkah Perencanaan Pembelajaran

Berdasarkan komponen-komponen dalam sistem pembelajaran, selanjutnya kita dapat


menentukan langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:

1. Merumuskan Tujuan Khusus Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama guru


adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Mengapa
guru harus merancang tujuan khusus? Sebab tujuan yang bersifat umum dirumuskan
oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menerjemahkan tujuan umum
pembelajaran menjadi tujuan yang spesifik. Tujuan yang spesifik itu dirumuskan sebagai
indikator hasil belajar. Fungsi rumusan pembelajaran khusus adalah sebagai teknik untuk
mencapai tujuan pembelajaran umum. Dengan demikian, maka pencapaian tujuan-tujuan
khusus dalam proses pembelajaran, merupakan indicator pencapaian tujuan umum.
Rumusan tujuan pembelajaran, harus mencakaup 3 aspek penting yang diistilahkan oleh
Bloom (1956) merupakan domain kognitif, afektif, dan domain psikomotorik
a) Domain kognitif
Domain kognitif adalah tujuan pembelajaran yang ber- kaitan dengan
pengembangan aspek intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan
informasi. Penguasaan pengetahuan dan informasi seperti penguasaan
mengenai data dan fakta, konsep, generalisasi dan prinsip merupakan materi
pelajaran yang akan membantu bahkan merupakan hal yang penting untuk

15
Saringatun Mudrikah Dkk,Perencanaan Pembelajaran disekolah Teori dan Implementasi,Jakarta: Pradina
Pustaka,2021,Hal.90

12
proses pembelajaran pada tahap yang lebih tinggi. Semakin kuat seseorang
dalam menguasai Domain keterampilan adalah domain yang menggam-
barkan kemampuan atau keterampilan (skill) seseorang yang dapat dilihat dari
unjuk kerja atau performance. Keterampilan merupakan tujuan pembelajaran
khusus yang berhubungan dengan kemampuan motorik (domain
psikomotorik). Keterampilan bisa berupa keterampilan fisik dan keterampilan
nonfisik. Keterampilan fisik adalah keterampilan seseorang untuk
mengerjakan sesuatu dengan menggunakan otot, sedangkan keterampilan
nonfisik adalah keterampilan seseorang dalam menggunakan otak sebagai alat
utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu persoalan.

b) Pengalaman Belajar
Langkah yang kedua dalam merencanakan pembelajar- an adalah memilih
pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Belajar bukan hanya sekadar mencatat dan menghafal, akan tetapi
proses berpengalaman. Oleh sebab itu, siswa harus dorong secara aktif
melakukan kegiatan tertentu. Walaupun tujuan pembelajaran hanya sebatas
memahami data atau fakta, akan tetapi sebaiknya hal itu tidak cukup hanya
diberikan saja oleh guru, akan tetapi siswa didorong untuk mencari dan
menemukan sendiri fakta tersebut, misalnya melalui wawancara, observasi, dan
lain sebagainya. Adakalanya proses pembelajaran juga dilakukan dengan
simulasi atau dramatisasi. Hal ini sangat penting manakala tujuan yang hendak
dicapai bukan hanya sekadar untuk mengingat, akan tetapi juga menghayati
suatu peran tertentu, yang Atau mungkin kita memberi kesempatan pada siswa
untuk menceritakan suatu gambar atau foto. Biarkan siswa untuk
menginterpretasikan, mengkritisi, dan lain sebagainya. Melalui gambar atau foto
kita dapat melati kemampuan siswa untuk mengembangkan kemampuan
berimajinasi yang dapat merangsang perkembangan mental dan kecerdasan
siswa. Dalam kasus yang lain kita juga bisa memfasilitasi siswa untuk belajar
secara kelompok. Aktivitas pembelajaran semacam ini sangat baik untuk
memberikan pengalaman pada siswa agar mampu bersosialisasi atau mampu
berhubungan sosial dengan orang lain. Hal ini juga sangat penting, sebab pada

13
akhirnya manakala siswa sudah kembali ke masyarakat, mereka membutuhkan
kemampuan untuk hidup bersama dengan orang lain.

c) Kegiatan Belajar Mengajar


Langkah ketiga dalam menyusun perencanaan pem- belajaran dengan
pendekatan sistem adalah menentukan kegiatan belajar mengajar. Menentukan
kegiatan belajar mengajar yang sesuai, pada dasarnya kita dapat merancang
melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual. Pendekatan
kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan
pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara
kelompok baik dalam kelompok besar ataupun kelompok kecil: sedangkan
pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara
mandiri melalui bahan belajar yang dirancang sedemikian rupa, sehingga siswa
dapat belajar menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing. Ketiga jenis
tujuan pembelajaran seperti tujuan kognitif, afektif dan psikomotorik, pada
dasarnya dapat menggunakan pendekatan pembelajaran klasikal, pembelajaran
melalui kelompok atau pembelajaran secara individual, hal ini sangat tergantung
pada tujuan khusus yang ingin dicapai. Tentu

d) Orang-orang yang Terlibat


Perencanaan pembelajaran dengan pendekatan system juga bertanggung jawab
dalam menentukan orang yang akan membantu dalam proses pembelajaran.
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran khususnya yang
berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan juga tenaga
profesional.Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola
pembelajaran. Dalam pelaksanaan peran tersebut di antaranya guru bertungsi
sebagai penyampai intormasi. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan
tugasnya secara baik, maka guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara
serta berkomunikasi, menggunakan berbagai media seperti, OHP, LCD, papan
tulis, dan lain sebagainya. Kemampuan- kemampuan ini sangat diperlukan
dalam memerankan sebagai penyampai informasi. Peran yang lain sebagai guru
adalah mengatur lingkungan belajar untuk memberikan pengalaman belajar

14
yang memadai bagi setiap siswa. Kemampuan yang dimiliki guru untuk hal itu
menggambarkan tingkat profesional dan keterampilan guru. Guru dituntut untuk
dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat belajar dengan
penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.

e) Bahan dan Alat


Penyeleksian bahan dan alat juga merupakan bagia dari sistem perencanaan
pembelajaran. Penentuan bahan dan alat dapat mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
1) Keberagaman kemampuan intelektual siswa.
2) Jumlah dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai
siswa.
3) Tipe-tipe media yang diproduksi dan digunakan secara khusus.
4) Berbagai alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5) Bahan dan alat yang dapat dimanfaatkan.
6) Fasilitas fisik yang tersedia.

Sejalan dengan Widodo dan Jasmani, M. Atwi Suparman (2012) menyatakan bahwa bahan
ajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1) Self instructional, yang berarti bahan ajar dapat dipelajari sendiri oleh siswa
karena disusun untuk maksud tersebut.
2) Self explanatory power, yaitu bahan ajar mampu menjelaskan sendiri karena
menggunakan bahasa yang sederhana, isinya runtut, dan tersusun secara
sitematik,
3) Self paced learning, yaitu siswa dapat mempelajari bahan ajar dengan
kecepatan yang sesuai dengan dirinya tanpa perlu menunggu siswa lain yang
lebih lambat atau merasa ketinggalan dari siswa yang lebih cepat.
4) Self contained, yaitu bahan ajar itu lengkap dengan sendirinya sehingga siswa
tidak perlu tergantung dengan bahan ajar lainnya, kecuali bila bermaksud
untuk memperkaya dan memperdalam pengetahuannya. Individualized
learning materials, yaitu bahan ajar didesain sesuai dengan kemampuan dan
karakteristik siswa yang sedang mempelajarinya.16
f) Fasilitas Fisik
16
Ana Widyastuti Dkk, Perencanaan Pembelajaran,Jakarta:Yayasan Kita Menulis 2021, Hal 49.

15
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan
proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat media,
laboratorium, atau ruangan untuk kelas berukuran besar (semacam aula). Guru
dan siswa akan bekerja sama, menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan
alat, berdiskusi, dan lain sebagainya. Kesemuanya itu, hanya dapat digunakan
melalui proses perencanaan yang matang melalui pengaturan secara profesional
termasuk adanya sokongan finansial sesuai dengan kebutuhan.17

Perencanaan pengajaran untuk jangka waktu yang singkat menurut Roestiyah (1994:45-47)
adalah sebagai berikut

1. Setiap guru harus merumuskan tujuan Instnaksional yang akan diajarkan.


2. Guru harus menguasai materi pelajaran yang akan diberikan kepada siswa.
3. Seorang guru harus memiliki banyak sumber-sumber belajar.
4. Seorang guru harus banyak menguasai sistem pengajaran.
5. Seorang guru harus mampu memanfaatkan media pendidikan yang ada secara tepat.
6. Guru harus merincikan kegiatan pembelajaran.
7. Guru harus menguasai pengertian, tujuan dan Teknik evaluasi dengan baik.18

Persiapan mengajar gura dalam pembelajaran meliputi beberapa aspek, di antaranya


adalah:

1) Kesiapan dari segi materi ajar. Guru dengan kompetensinya senantiasa menyiapkan
meteri dengan penguasaan dan pemahaman yang ada, guru telah menyiapkan materi ajar
sesuai dengan standar yang ada. Guru menguasai bahan ajar sesuai kurikulum yang ada,
dan kainnya dengan matapelajaran yang di ajarkannva.
2) kesiapan dari segi sumber/bahan/alat dan perangkat pembelajaran. Sumber yang
digunakan guru dalam menunjang proses pembelajaran yang dimaksudkan di sini adalah
buku-buku rujukan, seperti referensi atau literavar-literatur, baik yang digunakan untuk
menyusun” silabus dalam pembelajarkan ataupun bahan ajar yang disampaikan Ketika
pembelajaran berlansung.
3) Kesiapan dari seorang guru metode dan media pembelajaran. Dalam pembelajaran guru
menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi, latihan dan kerja kelompok.
Metode ini juga dapat digunakan sesuai dengan topik dan materi atau karakteristik dari

17
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,Jakarta:Kencana,2015,Hal 40.
18
Hamzah,Kurikulum dan Pembelajaran,Semarang:CV,Pilar Nusantara,2020,hal.90

16
bidang studi yang diasuh oleh guru yang bersangkutan. Sementara untuk menunjang
pembelajaran juga dibutuhkan media pembelajaran. Guna sebagai perancang pengajaran
perlu memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menyusun perencanaan pengajaran.
Desain pengajaran merupakan alat yang dapat membantu gura dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran secara efektif, Pengetahuan guru tentang cara menyusun desain
pengajaran tidak secara otomatis dapat menjamin guru menjadi terampil dalam
menyusun desain pelajaran.19

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang harus


dimiliki guru, yang akan tertuju pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran
sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu:20

1) Identifikasi Kebutuhan

Identifikasi kebutuhan bertujuan antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta
didik agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian dari kehidupan dan mereka merasa
memilikinya.

2) Identifikasi Kompetensi

Kompetensi yang harus dipelajari dan dimiliki peserta didik perlu dinyatakan
sedemikian rupa agar dapat dinilai, sebagai wujud hasil belajar yang mengacu pada
pengalaman langsung. Penilaian pencapaian kompetensi perlu dilakukan secara objektif
bersarkan kinerja peserta didik, dengan bukti penguasaan mereka terhadap suatu kompetensi
sebagai hasil belajar. Dengan demikian, dalam pembelajaran yang dirancang berdasarkan
kompetensi, penilaian tidak dilakukan berdasarkan pertimbangan yang bersifat subjektif."

3) Penyusunan Program Pembelajaran

Perencanaan pada dasarnya adalah proses menerjemahkan kurikulum yang berlaku


menjadi program-program pembelajaran. Ada beberapa program yang harus dipersiapkan
guru sebagai proses penerjemahan kurikulum yakni program menyusun alokasi waktu,
program tahunan, program semester, silabus, dan program harian atau RPP.“

19
Ibid,Hal 91
20
Irjus Indrawan,Menjadi guru PAUD BMJI PLUS TERINTEGRASI YANG PROFESIONAL,Bengkalis-Riau:Dotplus
publisher,2020,hal.30-31

17
F. Jenis-jenis Perencanaan Pembelajaran

Dasar atau perencanaan metode kurikulum pada tingkat instruksional atau mikro
sebagai penjabaran dari kurikulum pada tingkat mikro, masih belam ada dan sedang
berkembang, Semua ini dapat dibuktikan dengan belum disosialisasikannya kurikalam
secara global ke seluruh nusantara. Contohnya, di lapangan yang pemalis celid masih ada
sekolah dan gura yang belam menggra dasar dan acuan kurikalam yang dipakainya. Maka
dari ini ,kegiatan belajar mengajar belum dapat tercapai secara permanen dan sesuai
kurikulum. Serta kurikulum yang baik perlu didasarkan atas tiga prinsip yaitu
meningkatkan kualitas hidup acak didik pada jenjang sekolah, menjadikan kehidupan
actual anak ke arah perkembangan dalam suatu kehidupan yang bulat dan menyeluruh
dan mengembangkan aspek kualitatif kehidupan sebagai suatu uji coba atau keberhasikan
sekalah (Arifin, 2003:30).
kunandar (2007) pengembangan program kurikulum merupakan rencana
pembelajaran yang meliputi:
1. Pengembangan program tahunan. Program — tahunan merupakan program umum setiap
mata pelajaran untuk setiap kelas, program dikembangkan oleh mutu tata pelajaran yang
bersangkutan. Program im perlu dipersapkan dan dikembangkan oleh gura sebelam ahun
ajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya,
Sumber-sumber yang dapat dijadikan bahan pengembangan program tahunan ini, antara
lain: Daftar standat kompetensi, ruang lingkup dan urutan kompetensi dan kalender
pendidikan.
2. Program Semester, Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang
hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut Proeram semester ini
merupakan penjabaran dari program tahunan. Pada umuamoara program semester ini
berisikan tenang kegiatan bulanan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu
yang direncanakan dan keterangan- keterangan.
3. Program modul Program modul adalah program yang dikembangkan dari seiap
kompetensi dan pokok bahasan yang akan disampaikan yang merupakan penjabaran dan
program semester dan berisi lembar kegiatan peserta didik, lembar kerja, kun lembar

18
kerja, lermbart soal, leribar jawaban dan kanci jawaban, Dengan program ini diharapkan
peserta didik dapat belajar secara mandiri.
4. Program mingguan dan harian. Program ani merupakan penjabaran dari program
semester dan program modul Miclabui program ini dapat diketahui tujuan-tujuan yang
telah dicapai dan yang perlu diulang bagi setiap peserta didik. Adalaha program Ind juga
diideneitikasikan kemajuan belajar setiap peserta didik, sehingga dapat diketahui pesera
didik yang mendapat kesulitan dalam setiap modul yang dikerjakan dan peserta didik
sang memiliki kecepatan belajar di atas rata-tata kelas. Bagi peserta didik yang cepat
bisa diberikan pengayaan, sedang bagi yang lambat dilakukan pengulangan modul untuk
mencapai tujuan yang belum tercapai dengan menggutakan waktu cadangan.
5. Program pengayaan dan remedial Program ini merupakan pelengkap dan penjabaran dan
program mingguan dan harian. Berdasarkan hasil analisa terhadap kegiatan belajar dan
tugas-tugas modul, hasil ces dan ulangan dapat diperoleh tingkat kemampuan belajar
setiap peserta didik.
6. Program bunbingan dan kodselng Dalan pelaksanaan KTSP, sekalah kewajiban
memberikan program pengembangan din melalui bimbingan dan konseling kepada
peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan karir.21

Oemar Hamalik (2005) jenis perencanaan pembelajaran meliput


a. Perawanaan Permukaan (Perdnsrmary Pebeoang). Perencanaan ini sangat diperlukan
bagi guru-guru yang baru berrugas. Karena dari permulaan tugasnya ia gura perlu
mengadakan serangkaian penyesuaian din terhadap situasi-srtuasi baru,membantu siswa
yang mengalami frustasi dan rasa tak aman karena baru rasuk sekolah, menimbulkan
kesan yang
menyenangkan bagi siswa-siswa agar menjadi betah bersekolah, dan lain-lain, Gura yang
memperoleh keterangan dan pengetahuan yang lengkap dan telid tentang tugas-tugas
yang akan dikerjakan. Baik tentang sekolah, siswa, hubungannya dengan staf gura
lainnya, dan dengan seburah staf dan karyawan lainnya serta masyarakat sekitar sekolah,.
b. Pererwanaan Tahunan. Perencaan ini berfungsi sebagai rencana jangka panjang (general
long-rang planning)| untuk sekolah, Disusun berdasarkan kurikulum yang memberikan
bahan-bahan tentang pengerahuan dan keterampilan yang diperlukan bagi siswa pada
serap kelas/tingkat. Langkah- langkah yang ditempuh ialah sebagai berikut: a)

21
Hamzah,Kurikulum dan Pembelajaran,Semarang:CV,Pilar Nusantara,2020,hal.96

19
Menentukan tujuan-tujuan dari pelajaran ita, 5) Menyusun skop pelajaran berdasarkan
tujuan yang dicapai, Mengorganisasikan & isi pelajaran dalam bentuk masalah-masalah
atau unit-unit atau unit minat siswa dan dj Menentukan metode mengajar untuk setiap
pokok unit. Langkah-langkah tersebut hendaknya senantiasa mempertimbangkan
kebutuhan, minat, dan (kemampuan) peserta didik. Dalam rencana ani dicantumkan
pula jenis perlengkapan yung diperlukan selama proses pembelajaran.
c. Perencanaan untuk Hari Pertama, rencana ini perlu dibuat guru, agar ia dapat
menghadapi hari pertama dani tugasnya secara efekif dan menimbulkan kesan yang
menyenangkan bagi siswa-siswa sebagai landasan yang baik untuk hari berikutnya.
Selain dari itu, seringkali ada sebagian siswa yang pernah mendapatkan pengalaman
yang kurang menyenangkan dari guru sebelumnya sehingga Ia memasuki kelas sudah
dibekali dengan perasaan tidak senang terhadap pelajaran yang diajarkan okeh guru baru
Rencana han pertama ini memuat hal-hal, antara lain: melaksanakan hal yang bersifat
rutin, prosedur dan bahan pengajaran, pengataran tempat duduk siswa, cara pendekatan
guru terhadap siswa, misalnya mengadakan diskusi, demonstrasi, menugaskan seorang
siswa untuk mencentakan pengalamannya (semasa liburan) di depan kelas, pendekatan
informal, memberikan keterangan- keterangan pendahuluan tentang tujuan-tujuan
pembeljaran,
dan bahan-bahan bacaan yang drwajibkan. Direncanakan juga tentang kemungkinan
partisipasi siswa serta tugas- Tugas barisi dalam pertemuan selanjutnya Kesan pertama
yang harus ditampilkan oleh seorang guru pada saar mengajar adalah baik, Baik dari segi
penampilan, sikap, matur kata, serta mampu memberikan rasa nyaman kepada setiap
siswa, agar mereka dapat bersemangat untuk mengikut pelajaran pada pertemuan
benkutnya.
d. Mengikutsertakan Siswa dalam Perencanaan, Dalam batas- batas tertentu, guru dapat
mengikutsertakan siswa dalam membuat perencanaan pembelajaran. Dengan alasan yang
mendukung pandangan ini ialah guru menghargai pribadi siswa, Kepada mereka perlu
diberikan kesempatan menyumbangkan bahan pikrrannya seperti dalam diskusi
kekompok. Namun demikian, gura tetap harus meribust dulu suatu fest dan telah
mengadakan penjajakan sebelumnya tentang kebutahan dan minat mereka. Sehingga ada
kalanya guru mengikut sertakan siswa dalam perencanaan pembelajaran.
e. Perencanaan Bersama. Penyusunan rencana adalah menjadi tanggung jawab bersama
dari semua guru, kepala sekolah, penilik, dan pengawas. Mereka bersama-sama di dalam

20
suatu kekampok kerja menyusun suatu rencana yang luas yang dapat membekali
pegangan atau pedoman bagi semua guru yang dapat menyusun suatu unit belajar yang
disesuaikan dengan kebutuhan kelasnya masing-masing.22

G. Penyusunan Silabus
1. Pengertian Silabus

Sebelum membahas rencana silabus, terlebih dahulu harus memahami yang namanya
silabus dan Langkah pengembangannya, sebab rencana pengajaran dikembangkan
berdasarkan rumusan silabus yang telah ditetapkan. Silabus merupakan seperangkat rencana
dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya. Oleh karena itu, silabus harus disusun
secara sistematis dan berisikan komponen- komponen yang saling berkaitan untuk
memenuhi objek pencapaian kompetensi dasar (Hamid, 2012: 243).

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/ atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup identitas mata pelajaran, standar kompetensi (SK)
dan kompetensi dasar (KD), materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar (Komalasari, 2010: 180). Silabus merupakan
penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, serta materi
pokok yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan
kompetensi dasar. Silabus bisa dikatakan sebagai seperangkat rencana dan pengaturan
tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar. Atas dasar
tersebut silabus dirancang sesuai dengan standar isi dan sesuai dengan kondisi setiap
sekolah. 23

2. Manfaat Silabus

Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti


pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan
system penilaian (Majid, 2012: 40). Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan
rencana pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu standar kompetensi maupun
satu kompetensi dasar yang mana silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk
merencanakan pengelolaan kegiatan belajar secara klasik, kelompok kecil, atau
pembelajaran secara individual serta bermanfaat untuk mengembangkan sistem penilaian
22
Hamzah,Kurikulum dan Pembelajaran,Semarang:CV,Pilar Nusantara,2020,hal.97-98
23
Buna’I,Perencanaan dan strategi pembelajaran Pendidikan agama islam,Surabaya:CV.Jakad media
publishing,copyright2021,Hal.73

21
yang dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi sistem penilaian selalu mengacu
pada standar kompetensi, kompetensi dasar dan pembelajaran yang terdapat di dalam
silabus. Silabus bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan kegiatan
pembelajaran misalnya kegiatan belajar secara klasik, kelompok kecil atau pembelajaran
secara individual. Selain dari itu manfaatnya untuk mengembangkan sistem penilaian.

3. Prinsip Pengembangan Silabus

Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus antara lain:

a) Ilmiah Silabus harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk mencapai kebenaran ilmiah
tersebut, dalam penyusunan silabus dilibatkan para pakar di bidang keilmuan masing-
masing mata pelajaran, sebab silabus merupakan garis-garis besar materi pembelajaran
yang akan dipelajari siswa.
b) Memperhatikan Perkembangan dan Kebutuhan Siswa Cakupan, kedalaman, tingkat
kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan tingkat
perkembangan fisik dan psikologis siswa
c) Sistematis Silabus dianggap sebagai sistem yang merupakan komponen-komponen yang
saling berhubungan antara satu dengan yang lain, makanya penyusunan silabus
dilakukan secara sistematis, sejalan dengan pendekatan sistem atau langkah-langkah
pemecahan masalah. Komponen pokok silabus terdiri dari standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator dan materi pelajaran.
d) Relevan, Konsistensi dan Kecukupan Dalam penyusunan silabus diharapkan adanya
kese- suaian, keterkaitan, konsistensi dan cakupan antara standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran pengalaman belajar siswa, sistem
penilaian dan sumber belajar.
e) Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata dan peristiwa yang terjadi.
f) Fleksibel Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntunan masyarakat.
g) Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi [(kognitif,
afektif dan psikomotor).
4. Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok
dalam sebuah sekolah/madrasah atau beberapa sekolah,

22
a) kelompok Musyawarah Guru Mata Pelaparan (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru
(PEG, dan Dinas Pendikan: Disusun oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenah karakter peserta didik, kondisi sekolah madrasah dan lingkungannya.
Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah/madrasah dapat
mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah/ madrasah tersebut.
b) SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampa dengan kelas VI, menyusun silabus secara
bersama. Di SMP/MTs untu mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara
Bersama oleh guru yang terkait,
c) Sekolah/ Madrasah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri,
bergabung dengan sekolah-sekolah madrasah-madrasah lain melalui forum
MGMP/PKG untuk bersama-sama mengembangkan silabus yang akan dirunakan aleh
sekolah-sekolah madrasah dalam lingkup MGMP PEG setempat.
d) Dinas Pendidikan/ Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang agama
setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan membentuk sebuah tim yang
terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya masing-masing,
5. Karaktensok Mata Pelajaran dan Peserta Didik Setiap mata pelajaran memiliki cin khas
atau karakteristik terteritu yang dapat membedakannya dengan mata pelajaran lainnya.
Misalnya jika dicontohkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI,
khususnya di Sekolah Menengah Pertanta (SMP). Adapun karakteristik mata pelajaran
PAI di SMP adalah sebagai berikut:
a. PAI merupakan mara pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang
terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagnan yang tidak dapat
dipisahkan dari ajaran Islam.
b. Dtinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pebjaran pokok yang
menjadi satu komponen yang tdak dapat dipisahkan dengan mata pelaparan lin yang
bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Semua mara
pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seining dan sejalan dengan tujuan yang
Ingimn dicapai mata pelajaran PAI.
c. Diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya di SMP, bertujuan untuk terbentuknya
peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt., berbudi pekertiyang luhur
(berakhlak sang mulia, dan memiliki pengetahuan yang cukup tentang Islam, terutama

23
sumber ajaran dan sendi-sendi Islam lainnya, sehingga dapat dijadikan bekal untuk
memelajari berbagai bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa haru terbawa oleh pengaruh-
pengaruh negatif yang mungkin diimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut.
d. PAI tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat menguasai berbagai kapan keislaman,
tetapi PAI lebih menekankan bagainana peserta didik mampu menguasai kajian tersebut
sekaligus dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-cengah
masyarakat. Dengan demikian, PAI tdak hanya menekankan pada aspek kogoiit sapa,
tetapi yang lebih pening adalah pada aspek efektif dan psikomotonnya.
e. Secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketertuan-ketertuan yang ada pada dua
sumber pokok ajaran Islam, yaitu alCJuran dan al-Sunnah/al- Hadits Nabi Muhammad
Saw. (dalil “ag. Dengan melalui metode Ijuhad (dalil para ulama mengembangkan
prinsip-pansip PAI tersebut dengan lebih rinci dan mendetsil dalam bentuk figih dan
hasil-hasil ijahad lainnya.24

5. Proses Pengembangan Silabus

Untuk memudahkan guru dan kepala sekolah maka perlu memahami proses
pengembangannya baik yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan revisi
(Mulyasa, 2009:2006).

a. Perencanaan

Dalam perencanaan tim harus mengumpulkan informasi dan referensi serta mengidentifikasi
sumber belajar termasuk nara sumber yang diperlukan dalam pengembangan silabus dengan
memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi seperti komputer dan internet.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penyusunan silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran serta menentukan materi standar


yang memuat kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan indikator hasil
belajar.
2) Menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran.
3) Menentukan alat evaluasi berbasis kelas (EBK) dan alat ujian berbasis sekolah atau
school based exam (SBE).
24
Ibid,Hal.102

24
4) Menganalisis kesesuaian silabus dengan pengorgani- sasian pengalaman belajar dan
waktu yang tersedia sesuai dengan kurikulum beserta perangkatnya.

c. Penilaian Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan dengan
menggunakan model-model penilaian.

d. Revisi Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis
kualitas silabus, penilaian ahli dan uji lapangan.

6. Tugas dan Tanggung Jawab Pengembangan Silabus Pengembangan silabus melibatkan


berbagai pihak (Mulyasa,2009: 196):

a. Balitbang DEPDIKNAS

Peran dan tanggung jawabnya ialah mengembangkan model silabus, melakukan


penelitian berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian, membuat contoh
silabus yang efektif dan efisien bersama-sama dengan BSNP.

b. BSNP DEPDIKNAS

Peran dan tanggung jawabnya ialah membuat contoh silabus yang efektif dan efisien
serta mudah diterapkan dalam pembelajaran di sekolah, memberikan pelayanan kepada tim
perekayasa kurikulum tingkat provinsi, menyelenggarakan25

H. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


1. Pengertian Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dibuat setelah guru membuat silabus mata
pelajaran. RPP dapat dianggapsebagai skenario pembelajaran bagi seorang guru dalam
mengajar. Kompetensi, media pembelajaran, metodepembelajaran, rencana kegiatan
pembelajaran sampai penulisanada dalam RPP. Untuk menghasilkan sebuah RPP yang
berbasis kompetensi, guru perlu memahami mengenai seluk beluk pengembangan RPP. RPP
dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa dalam upaya mencapai
kompetensi dasar. Setiapguru dalam satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspirasi,
menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif serta
memberikanruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandiriansesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik sertapsikologis peserta didik. RPP untuk setiap KD

25
Ibid,Hal.107

25
dapatdilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih (ModulPLPG, 2012: 451).
Pengembangan RPP perlu dilakukan sebagaimana amanatpada PP No. 19 Tahun 2005 Pasal
20. Perencanaan prosespembelajaran meliputi silabus dan RPP yang memuat sekurang-
kurangnyatujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metodepembelajaran, strategi
pembelajaran, sumber belajar, danpenilaian hasil belajar.26

2. Langkah-langkah Menyusun RPP.


Pengembangan rencana pembelajaran sebagai acara pembelajaran sebelum melakukan proses
pembelajaran merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam konteks mensukseskan
implementasi KBK di kelas. disebut anchor point, yaitu: 1) tujuan pengajaran ; 2) materi
pelajaran/bahan ajar, metode dan pendekatan mengajar, media pengajaran dan pengalaman
belajar dan 3) evaluasi keberhasilan. Dari uraian tersebut, setidaknya ada empat langkah
dalam merancang pembelajaran, yaitu:
1. Perencanaan untuk mengapresiasikan keragaman.
2. Merumuskan tujuan atau komponen.
3. Menyusun rencana implementasi pembelajaran dalam kelas
4. Menentukan model penilaian (evaluasi). Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran di
kelas, perlu dibuat rencana pelaksanaan pembelajaran. Komponen RPP berdasarkan Standar
Proses No. 65 tahun 2013 meliputi: 1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan 2)
Identitas mata pelajaran atau tema/sub tema 3) Kelas/Semester. 4) Materi pokok 5) Alokasi
waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan
mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus
dicapai; 6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan; 7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi; 8) Materi
pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam
bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi; 9) Metode
pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik mencapai KD 95 yang disesuaikan dengan karakteristik
peserta didik dan KD yang akan dicapai; 10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses
pembelajaran untuk menyampaikan materi pelajaran; 11) Sumber belajar, dapat berupa buku,
media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan; 12) Langkah-

26
Elbadiansyah Masyni, Belajar & Pembelajaran,Jakarta:Sebatik,2021,Hal.226

26
langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan penutup; dan 13)
Penilaian hasil pembelajaran.27

I. Kompetensi Guru Mendisain Pembelajaran

A. KOMPETENSI GURU

1. Pengertian

Standar yang dimaksud adalah suatu kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan
berdasarkan atas sumber, prosedur dan manajemen yang efektif (Arikunto, 1988:98). Jadi,
secara konseptual, standar berfungsi sebagai alat untuk menjamin bahwa program-program
pendidikan suatu profesi dapat memberikan kualifikasi kemampuan sesuai dengan ketentuan.
Sedangkan kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang
harus dimiliki seseorang sebagai syarat keberhasilan dalam melaksanakan tugas. Depdiknas
merumuskan definisi kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau
dijadikan syarat dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan berprilaku layaknya seorang guru
untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
Sedangkan tujuan dari standar kompetensi guru adalah untuk memperoleh acuan baku dalam
pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan
kualitas proses pembelajaran.

A. Kompetensi Pedagogik

1) Memahami karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional,
dan intelektual.
2) Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. Menguasai
kurikulum yang terkait dengan bidang pengembangan yang diampu.
3) Terampil melakukan kegiatan pengembangan yang mendidik.
4) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan penyelenggaraan
kegiatan pengembangan yang mendidik.
5) Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik.
6) Berkomunikasi secara efektif, impatik, dan santun dengan peserta didik.
27
http://repository.uinsu.ac.id/8483/1/Buku%20Perencanaan%20Pembelajaran-full.pdf Diakses 12-10-22

27
7) Terampil melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8) Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran.
9) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Bertindak
sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia
10) Menampilakn diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta
didik dan masyarakat.
11) Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantab, stabil, dewasa, arif,dan berwibawa.
12) Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa
percaya diri.
13) Menjunjung tinggi kode etik potensi guru.

B. Kompetensi Sosial

1) Bersikap inklusif, bertindak objectif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis
kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.
2) Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesame pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua, dan masyarakat
3) Beradaptasi di tempat bertugas diseluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki
keragaman sosial budaya.
4) Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan
atau berbentuk lain.28

2. Kompetensi Pedagogik Guru dalam Rangka Peningkatan Mutu Pembelajaran Di samping


motivasi guru kompetensi guru juga merupakan aspek penting dalam penyelenggaraan
pendidikan di sekolah atau madrasah. Setiap guru wajib memenuhi kualifikasi dan juga
menguasai kompetensi sebagai pendidik sebagai modal dasar dalam pelaksanakaan tugasnya.
Kompetensi guru merupakan perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang
direfleksikan dalam kebiasaan pemikiran dan tindakan. Kompetensi guru dapat pula
dipandang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksankan tugas-tugas sebagai
pendidik.29

28
Setiyadi Cahyono Putro,Ahmad Mursyidun Nidhom,Perencanaan Pembelajaran,Malang:Ahli Media
Press,2021,Hal.3
29
http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/TADIBUNA/article/view/570.Diakses 30-10-22

28
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perencanaan pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama tidak hanya
menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa
secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Tujuan
akhir dari proses ini adalah perubahan perilaku siswa.

perencanaan pembelajaran juga merupakan proses pengambilan keputusan hasil


berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan
tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan
tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses
pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Dalam melakukan perencanaan pembelajaran, harus juga memperhatian prinsip-
prinsip yang bisa menghantarkan pada sebuah tujuan. Dengan demikian, hasil akhir dari
proses pembelajaran akan menciptakan kualitas sumberdaya manusia yang mumpuni.

B. Saran
Penulis menyadari jika dalam tulisan ini masih banyak kekurangan. Karena itu penulis
berharap masukan dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.

29
DAFTAR PUSTAKA
1. Hamzah,Kurikulum dan Pembelajaran,Semarang:CV,Pilar Nusantara,2020,hal.85

2. https://www.google.co.id/books/edition/PERENCANAAN_DAN_STRATEGI_PEMBELAJARAN_PE/

kiIlEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&pg=PA7&printsec=frontcover . DIAKSES 11-10-22


3. Ananda Rusydi,Perencanaan Pembelajaran,Medan:Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan

Indonesia,2019,
4. Salamun dkk,Inovasi Perencanaan Pembelajaran, Jakarta: Yayasan kita menulis,2021

5. https://www.google.co.id/books/edition/Inovasi_Perencanaan_Pembelajaran/c6BQEAAAQBAJ?

hl=id&gbpv=1&dq=Pengertian%20Perencanaan
%20Pembelajaran&pg=PA16&printsec=frontcover Diakses 14-10-22
6. Nursobah Ahmad,Perencanaan Pembelajaran MI/SD ,Lekoh Barat:Duta Media,2019

7. Tarumasely Yowelna,Buku Ajar Perencanaan Pembelajaran,Lamongan:Academia

Publication,2022,hal.13
8. https://www.google.co.id/books/edition/Buku_Ajar_Perencanaan_Pembelajaran/

AbVmEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=C.%09Fungsi%20Perencanaan
%20Pembelajaran&pg=PA14&printsec=frontcover. Diakses 2-11-22
9. Buna’I,Perencanaan dan strategi pembelajaran Pendidikan agama islam,Surabaya:CV.Jakad

media publishing,copyright2021.
10. wajdi Farid, Buku ajar perencanaan pengajaran panduan di perguruan tinggi,Kota Malang:

Ahlimedia press,Januari 2021


11. Mudrikah Saringatun Dkk,Perencanaan Pembelajaran disekolah Teori dan Implementasi,Jakarta:

Pradina Pustaka,2021
12. Widyastuti Ana Dkk, Perencanaan Pembelajaran,Jakarta:Yayasan Kita Menulis 2021

13. Sanjaya Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran,Jakarta:Kencana,2015

14. Indrawan Irjus,Menjadi guru PAUD BMJI PLUS TERINTEGRASI YANG PROFESIONAL,Bengkalis-

Riau:Dotplus publisher,2020
15. Masyni Elbadiansyah, Belajar & Pembelajaran,Jakarta:Sebatik,2021
16. http://repository.uinsu.ac.id/8483/1/Buku%20Perencanaan%20Pembelajaran-full.pdf Diakses

12-10-22
17. Putro Cahyono Setiyadi,Ahmad Mursyidun Nidhom,Perencanaan Pembelajaran,Malang:Ahli

Media Press,2021,Hal.3
18. http://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/TADIBUNA/article/view/570.Diakses 30-10-22

30

Anda mungkin juga menyukai