Keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh perencanaan yang matang. Perencanaan yang dilakukan dengan baik, maka setengah keberhasilan sudah dapat tercapai, setengahnya lagi terletak pada pelaksanaan. Menurut Bintoro Tjokroamidjojo (1977) dalam Sa'ud dan Makmun (2007: 4) menyatakan bahwa "Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses mempersiapkan kegiatan- kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu". Sebagaimana pendapat Tjokroamidjojo, Kauffman (1972) dalam Fattah (2006: 49) menyatakan bahwa "Perencanaan adalah proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu se-efesien dan se-efektif mungkin". Dipertegas oleh B. Uno (2006) bahwa “perencanaan yakni suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipasif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapan”. Sedangkan menurut buku ini perencanaan merupakan merupakan kegiatan merumuskan tujuan – tujuan yang akan dicapai dalam sebuah kegiatan. Jadi,dapat kita simpulkan bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pemecahan masalah dengan mempersiapkan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun pembelajaran atau pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam membantu membimbing dan mengarahkan siswa untuk memiliki pengalaman belajar. Dari pengertian tersebut, maka perencanaan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan tersebut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikan bahan serta media atau alat apa yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran tersebut. Dari penjelasan diatas kita mengetahui bahwa perencanaan pembelajaran memiliki bebrapa karakteristik, diantaranya : Ditujukan untuk siswa Memiliki tahap – tahap Sitematis Pendekatan sistem Didasarkan pada proses belajar manusia
2. Prinsip – prinsip rencana pembelajaran
Berdasarkan pengertian-pengertian perencanaan pembelajaran di atas dapat ditarik suatu penegasan, bahwa perencanaan pembelajaran adalah sebagai kegiatan yang terus menerus dan menyeluruh, dimulai dari penyusunan suatu rencana, evaluasi pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tujuan yang sudah ditetapkan. Sementara dalam prakteknya, pengembangan perencanaan pembelajaran harus memperhatikan prinsip-prinsip sehingga proses yang ditempuh dapat dapat dilaksanakan secara efektif, diantara prinsip-prinsip tersebut adalah: 1. Kompetensi yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran harus jelas, makin konkrit kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan- - kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut. 2. Perencanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa 3. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam perencanaan pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan. 4. Perencanaaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya.
3. Fungsi rencana pembelajaran
Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran berlangsung. Terdapat beberapa fungsi perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar yaitu: 1. sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan; 2. sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan; 3. sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid; 4. sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja; 5. untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja; 6. untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat, dan biaya. 4. Langkah – langkah pengembangan rencana pembelajaran 5. Keputusan situsional dalam implementasi rencana pembelajaran 6. Hal hal yang perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan rencana pembelajaran