Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : BAMBANG SUDARMAJI

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 855772828

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4505/PEMBAHARUAN DALAM PEMBELAJARAN DI SD

Kode/Nama UT Daerah : 118/PALEMBANG

Masa Ujian :2023/2024 Genap (2024.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Carl Rogers, seorang psikolog humanis, menekankan pentingnya pendekatan yang berpusat pada
siswa dalam proses pembelajaran. Dia percaya bahwa pembelajaran yang efektif terjadi ketika
siswa merasa dihargai, dipahami, dan didukung oleh guru mereka. Rogers mengidentifikasi tiga
prinsip utama yang harus dipegang oleh guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif:
a. Sikap Penerimaan (Acceptance):
- Guru harus menerima siswa apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan mereka.
- Guru harus menunjukkan empati dan pengertian terhadap perasaan dan pengalaman siswa.
- Guru harus menghormati siswa sebagai individu yang unik dan berharga.
b. Pemahaman Empatik (Empathic Understanding):
- Guru harus berusaha memahami dunia dari sudut pandang siswa.
- Guru harus mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan siswa dan berusaha
memahami perasaannya.
- Guru harus memantulkan kembali pemahaman mereka kepada siswa untuk memastikan
mereka dimengerti.
c. Keaslian (Genuineness):
- Guru harus menjadi diri mereka sendiri dan tulus dalam interaksi mereka dengan siswa.
- Guru harus terbuka dan jujur dengan siswa.
- Guru harus menunjukkan rasa hormat yang tulus kepada siswa.
Penerapan prinsip-prinsip ini dalam pembelajaran dapat membantu menciptakan lingkungan
belajar yang positif dan aman di mana siswa merasa nyaman untuk mengambil risiko,
mengeksplorasi ide-ide baru, dan belajar dari kesalahan mereka. Hal ini ultimately dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan membantu mereka mencapai potensi penuh
mereka. Penerapan Prinsip Rogers dalam Pembelajaran:
- Guru dapat menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa, seperti
pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kooperatif, dan pembelajaran mandiri.
- Guru dapat memberikan umpan balik yang konstruktif dan membangun kepada siswa untuk
membantu mereka belajar dari kesalahan mereka.
- Guru dapat menciptakan ruang kelas yang inklusif dan ramah di mana semua siswa merasa
diterima dan dihargai.
Kesimpulan:
Prinsip-prinsip Carl Rogers tentang pendidikan dan pembelajaran dapat membantu guru untuk
menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif di mana siswa dapat berkembang dan
mencapai potensi penuh mereka. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, guru dapat membantu
siswa untuk menjadi pembelajar yang mandiri, kreatif, dan kritis.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP SDN N 183 OKU

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas : 4 (Empat)
Materi Pelajaran : Menulis Puisi
Model Pembelajaran : Quantum Teaching and Learning (QTL) dengan Filosofi TANDUR

A. Tujuan Pembelajaran:
Tujuan Umum:
- Peserta didik dapat memahami konsep puisi dengan baik.
- Peserta didik dapat menulis puisi dengan kreatif dan menarik.
Tujuan Khusus:
- Setelah mengikuti pembelajaran, peserta didik dapat:
- Mendefinisikan puisi dengan tepat.
- Mengidentifikasi unsur-unsur puisi.
- Menulis puisi dengan memperhatikan unsur-unsur puisi.
- Membaca puisi dengan ekspresif.
- Langkah-langkah Pembelajaran:

B. Kegiatan Pembelajaran
a. Tahap Persiapan (T)
Guru:
- Menyiapkan materi pembelajaran, yaitu materi tentang puisi, contoh-contoh puisi, dan lembar
kerja untuk menulis puisi.
- Menyiapkan media pembelajaran, yaitu papan tulis, spidol, dan video tentang puisi.
- Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan kondusif.
Peserta didik:
- Menyiapkan buku tulis, pulpen, dan alat tulis lainnya.
- Memperhatikan penjelasan guru dengan seksama.

b. Tahap Penciptaan Kegairahan (A)


Guru:
- Memulai pembelajaran dengan menayangkan video tentang puisi yang menarik dan inspiratif.
- Memberikan pertanyaan kepada peserta didik tentang puisi, seperti: "Apa yang kalian ketahui
tentang puisi?" atau "Apa puisi favorit kalian?".
- Memberikan contoh-contoh puisi yang indah dan menarik untuk dibaca oleh peserta didik.

c. Tahap Penemuan (N)


Guru:
- Menjelaskan definisi puisi dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta
didik.
- Mengidentifikasi unsur-unsur puisi, yaitu tema, rima, irama, diksi, dan majas.
- Memberikan contoh-contoh unsur-unsur puisi dalam puisi yang telah dibaca sebelumnya.
- Membagikan lembar kerja kepada peserta didik untuk menulis puisi dengan menggunakan
unsur-unsur puisi yang telah dipelajari.

d. Tahap Pengembangan (D)


Guru:
- Berjalan berkeliling kelas untuk membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam
menulis puisi.
- Memberikan bimbingan dan arahan kepada peserta didik untuk mengembangkan ide-ide
kreatif mereka dalam puisi.
- Memotivasi peserta didik untuk menyelesaikan puisi mereka dengan baik.

e. Tahap Refleksi dan Umpan Balik (U)


Guru:
- Meminta beberapa peserta didik untuk membacakan puisi mereka di depan kelas.
- Memberikan komentar dan saran kepada peserta didik tentang puisi mereka.
- Meminta peserta didik untuk memberikan komentar dan saran kepada teman-temannya
tentang puisi mereka.
- Menyimpulkan pembelajaran dengan menekankan kembali pentingnya unsur-unsur puisi
dalam penulisan puisi.

C. Penilaian:
a. Penilaian sikap:
- Partisipasi aktif dalam pembelajaran.
- Kerja sama dalam kelompok.
- Kedisiplinan dalam mengikuti pembelajaran.
b. Penilaian pengetahuan:
- Tes tertulis tentang materi puisi.
- Lembar kerja tentang penulisan puisi.
- Penilaian keterampilan:
- Membaca puisi dengan ekspresif.
- Menulis puisi dengan kreatif dan menarik.
c. Sumber Belajar:
- Buku teks Bahasa Indonesia kelas 4.
- Internet.
- Video tentang puisi.
3. Selain tujuan pendidikan, struktur pendidikan dan pengajaran, serta metode kurikulum, terdapat
beberapa aspek lain yang mendukung terciptanya suatu inovasi pendidikan, yaitu:
a. Sumber Daya Manusia (SDM) yang Berkualitas:
- Guru yang Kreatif dan Inovatif: Diperlukan guru yang kreatif dan inovatif untuk
mengembangkan dan menerapkan ide-ide baru dalam pembelajaran. Guru harus memiliki
kemampuan untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan berkolaborasi dengan orang
lain.
- Tenaga Kependidikan yang Mendukung: Diperlukan tenaga kependidikan yang
mendukung, seperti kepala sekolah, staf administrasi, dan petugas perpustakaan, untuk
membantu guru dalam menerapkan inovasi pendidikan.
- Pemimpin Pendidikan yang Visioner: Diperlukan pemimpin pendidikan yang visioner
untuk mendorong dan mendukung inovasi pendidikan di sekolah. Pemimpin pendidikan
harus memiliki visi yang jelas tentang masa depan pendidikan dan mampu menginspirasi
orang lain untuk mencapai visi tersebut.
b. Sarana dan Prasarana yang Memadai:
- Ruang Kelas yang Nyaman dan Kondusif: Diperlukan ruang kelas yang nyaman dan
kondusif untuk mendukung pembelajaran yang efektif. Ruang kelas harus dilengkapi
dengan peralatan dan teknologi yang memadai untuk mendukung proses belajar mengajar.
- Perpustakaan yang Lengkap: Diperlukan perpustakaan yang lengkap dengan berbagai
macam buku dan sumber belajar lainnya untuk membantu siswa dalam belajar.
- Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang Canggih: Diperlukan TIK yang canggih
untuk membantu guru dalam mengajar dan siswa dalam belajar. TIK dapat digunakan
untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan interaktif.
c. Budaya Sekolah yang Mendukung Inovasi:
- Budaya Terbuka dan Toleran: Diperlukan budaya sekolah yang terbuka dan toleran
terhadap ide-ide baru. Sekolah harus mendorong guru dan siswa untuk berani mencoba
hal-hal baru dan tidak takut untuk gagal.
- Budaya Kolaborasi: Diperlukan budaya kolaborasi di sekolah agar guru dan siswa dapat
saling bekerja sama untuk mengembangkan dan menerapkan inovasi pendidikan.
- Budaya Belajar Sepanjang Hayat: Diperlukan budaya belajar sepanjang hayat di sekolah
agar guru dan siswa terus belajar dan berkembang.
d. Dukungan dari Orang Tua dan Masyarakat:
- Keterlibatan Orang Tua: Diperlukan keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak
mereka. Orang tua harus mendukung guru dan sekolah dalam menerapkan inovasi
pendidikan.
- Keterlibatan Masyarakat: Diperlukan keterlibatan masyarakat dalam mendukung inovasi
pendidikan. Masyarakat dapat membantu menyediakan sumber daya, seperti dana, waktu,
dan keahlian, untuk membantu sekolah dalam menerapkan inovasi pendidikan.
4. Meningkatkan mutu guru merupakan kunci utama dalam memajukan sektor pendidikan. Guru
bagaikan jantung pendidikan, tanpa denyut dan peran aktif guru, kebijakan pembaharuan
pendidikan secanggih dan sebagus apapun akan tetap sia-sia.
Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu guru:
a. Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi:
- Pendidikan dan Pelatihan:
Memberikan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan bagi guru untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mereka dalam bidang pedagogik, bidang studi yang
mereka ajar, dan teknologi informasi dan komunikasi. Memberikan kesempatan bagi guru
untuk mengikuti program studi lanjut, seperti magister dan doktor di bidang pendidikan.
- Sertifikasi Guru:
Melaksanakan program sertifikasi guru secara berkala dan berkelanjutan untuk
memastikan guru memiliki kualifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan standar
nasional. Memberikan penghargaan dan insentif bagi guru yang telah tersertifikasi.
b. Pengembangan Profesi Guru:
- Pemberian Kesempatan untuk Berbagi Praktik Terbaik:
Mendorong guru untuk saling berbagi praktik terbaik dalam pembelajaran melalui
seminar, workshop, dan publikasi ilmiah. Memberikan penghargaan kepada guru yang
berprestasi dan memiliki praktik terbaik dalam pembelajaran.
- Pemberian Dukungan untuk Penelitian Tindakan Kelas:
Mendorong guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran di kelas mereka. Memberikan dana dan sumber daya yang diperlukan untuk
mendukung penelitian tindakan kelas.
- Pemberian Kesempatan untuk Menjadi Guru Pembimbing:
Memberikan kesempatan bagi guru yang berpengalaman untuk menjadi guru pembimbing
bagi guru-guru lain. Memberikan penghargaan kepada guru pembimbing yang telah
berjasa dalam membimbing guru-guru lain.
c. Peningkatan Kesejahteraan Guru:
- Peningkatan Gaji dan Tunjangan:
Memberikan gaji dan tunjangan yang layak bagi guru agar mereka dapat hidup sejahtera
dan fokus pada tugas mereka. Memberikan tunjangan kesehatan dan tunjangan pensiun
yang memadai bagi guru.
- Pemberian Fasilitas Kerja yang Memadai:
Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung pembelajaran di
sekolah, seperti ruang kelas yang nyaman, perpustakaan yang lengkap, dan teknologi
informasi dan komunikasi yang canggih. Memberikan tunjangan untuk pengadaan buku
dan alat belajar mengajar bagi guru.
d. Peningkatan Keterlibatan Masyarakat:
- Pembentukan Komite Sekolah:
Membentuk komite sekolah yang melibatkan orang tua, masyarakat, dan pemangku
kepentingan lainnya untuk membantu meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Memberikan kesempatan kepada komite sekolah untuk memberikan masukan dan saran
kepada sekolah dalam hal peningkatan mutu guru.
- Kerjasama dengan Organisasi Profesi Guru:
Bekerjasama dengan organisasi profesi guru untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
kesejahteraan guru. Mendukung organisasi profesi guru dalam menyelenggarakan
kegiatan pelatihan, seminar, dan workshop bagi guru.
e. Peningkatan Kebijakan dan Regulasi:
- Penyusunan Kebijakan yang Pro-Guru:
Menyusun kebijakan yang berpihak pada guru dan mendukung peningkatan mutu guru.
Memberikan regulasi yang jelas dan tegas tentang tugas, kewajiban, dan hak guru.
- Peningkatan Anggaran untuk Pendidikan:
Meningkatkan anggaran untuk pendidikan agar dapat dialokasikan untuk program-
program peningkatan mutu guru. Memastikan anggaran untuk pendidikan digunakan
secara efektif dan efisien untuk mendukung program-program peningkatan mutu guru.

5. Berdasarkan pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Hari, berikut adalah kegiatan siswa yang
termasuk active learners, structure learners, pembelajaran personal, dan pembelajar terfokus:
a. Active Learners (Pembelajar Aktif)
- Siswa yang aktif bertanya kepada Pak Hari tentang alat serbaguna dan penggunaannya.
- Siswa yang antusias mengikuti instruksi Pak Hari untuk berkumpul dengan kelompok dan
mengambil alat dan bahan yang telah disediakan.
- Siswa yang aktif berdiskusi dengan teman-temannya dalam kelompok tentang cara
menggunakan alat serbaguna dan menyelesaikan tugas dalam LKPD.
- Siswa yang mencoba berbagai bentuk potongan sayuran dengan alat serbaguna.
Contoh:
- Siswa yang bertanya kepada Pak Hari, "Pak Hari, alat ini bisa digunakan untuk memotong apa
saja?"
- Siswa yang bersemangat untuk mencoba alat serbaguna dan menyelesaikan tugas dalam
LKPD.
b. Structure Learners (Pembelajar Terstruktur)
- Siswa yang mengikuti instruksi Pak Hari dengan seksama.
- Siswa yang menyelesaikan tugas dalam LKPD dengan rapi dan teratur.
- Siswa yang memperhatikan penjelasan Pak Hari dengan seksama.
- Siswa yang mengikuti langkah-langkah dalam LKPD dengan terstruktur.
Contoh:
- Siswa yang menunggu instruksi Pak Hari sebelum memulai aktivitas.
- Siswa yang menyelesaikan tugas dalam LKPD sesuai dengan petunjuk yang diberikan.
c. Pembelajaran Personal (Personalized Learning)
- Siswa yang menyelesaikan tugas dalam LKPD sesuai dengan kemampuan dan kecepatan
mereka sendiri.
- Siswa yang memilih bentuk potongan sayuran yang ingin mereka buat dengan alat serbaguna.
- Siswa yang menggunakan strategi belajar mereka sendiri untuk menyelesaikan tugas dalam
LKPD. Siswa yang belajar dari pengalaman mereka sendiri dalam menggunakan alat
serbaguna.
Contoh:
- Siswa yang memilih untuk memotong sayuran menjadi bentuk dadu, sedangkan siswa lain
memilih untuk memotong sayuran menjadi bentuk irisan.
- Siswa yang menggunakan buku panduan atau video tutorial untuk membantu mereka
menggunakan alat serbaguna.
d. Pembelajar Terfokus (Focused Learners)
- Siswa yang fokus pada tugas yang mereka kerjakan.
- Siswa yang tidak mudah teralihkan oleh hal-hal lain di sekitar mereka.
- Siswa yang menyelesaikan tugas dalam LKPD dengan tekun.
- Siswa yang terus berusaha untuk menyelesaikan tugas meskipun ada kesulitan.
Contoh:
- Siswa yang tidak mudah teralihkan oleh percakapan teman-teman mereka di sekitar mereka.
- Siswa yang terus mencoba berbagai bentuk potongan sayuran dengan alat serbaguna sampai
mereka berhasil.
Pembelajaran yang dilakukan oleh Pak Hari sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran aktif,
yaitu:
- Siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar.
- Siswa belajar dengan melakukan.
- Siswa belajar dari pengalaman mereka sendiri.
- Siswa belajar dengan berkolaborasi dengan orang lain.
Pembelajaran ini juga sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran personal, yaitu:
- Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan individu siswa.
- Siswa memiliki pilihan dan kontrol atas pembelajaran mereka.
- Siswa belajar dengan cara mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai