Anda di halaman 1dari 10

IMPLEMENTASI ULUMUL QUR’AN DALAM

KEHIDUPAN SEHARI –HARI


M. Iqbal Romadhan
Ekonomi Syari’ah, Bengkalis, Provinsi Riau, Indonesia
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Bengkalis
miqbalrhmdn@gmail.com

Abstract :
Al-Quran is a guide in daily life and the foundation for Muslims in carrying out
their lives in the world, because in it there are various rules, both related to the rules of the
world and the hereafter. The teachings contained in the Qur'an guide humans to the right path
and not get lost so that humans have true and straight beliefs and beliefs, good rules and laws,
as well as noble and commendable morals in achieving happiness in this world and in the
hereafter.
Understanding of the Qur'an must be understood by all Muslims who believe in it,
especially from an early age so that it is more memorable and meaningful. Following are
some examples of the application of the Al-Quran in everyday life that must be understood
and applied to Muslims, namely: Utilizing free time to master a skill field as a provision for
the future, Having a high enthusiasm for seeking knowledge for the benefit of the world and
the hereafter, Expanding association with good and pious friends, so that we can get used to
being led to the right path, Studying and understanding more deeply the Al-Quran and
Hadith, so that we can understand and more easily apply it in everyday life. Al-Quran
guidance in human life.

Keywords : Al –Qur'an, Application

Abstrak :
Al-Quran merupakan pedoman dalam kehidupan sehari-hari dan landasan bagi kaum
muslimin dalam menjalankan hidupnya di dunia, karena di dalamnya terdapat berbagai
aturan, baik yang berhubungan dengan aturan dunia maupun akhirat. Ajaran yang terkandung
dalam al-Qur'an, membimbing manusia ke jalan yang benar dan tidak tersesat sehingga
manusia memiliki kepercayaan dan akidah yang benar dan lurus, peraturan dan hukum yang
baik, serta akhlak mulia dan terpuji dalam mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
Pemahaman terhadap al-Qur'an wajib dipahami oleh seluruh umat kaum muslimin
yang mengimaninya terlebih sejak dini agar lebih membekas dan bermakna. Berikut ini ada
beberapa contoh penerapan Al-Quran di dalam kehidupan sehari-hari yang harus dipahami
dan di terapkan bagi kaum muslimin, yaitu :Memanfaatkan luangnya waktu untuk menguasai
suatu bidang keterampilan sebagai bekal menghadapi masa datang,Memiliki semangat
mencari ilmu yang tinggi untuk kepentingan dunia dan akhirat,Memperluas pergaulan dengan
teman-teman yang baik dan soleh, agar kita bisa terbiasa terbawa ke jalan yang benar,
Mempelajari dan memahami lebih dalam Al-Quran serta Hadistnya, agar kita bisa paham dan
lebih mudah di terapkan di kehidupan sehari-hari. Petunjuk Al-Quran dalam kehidupan
manusia. 
Kata Kunci : Al –Qur’an , Penerapan
A. PENDAHULUAN

Allah SWT sebagai pencipta semua makhluk yang ada dan menempatkan manusia
sebagai makhluk yang paling sempurna seperti dalam firmannya.

4 ‫س ِن تَ ْق ِوي ۖ ٍْم‬
َ ْ‫لَقَ ْد خَ لَ ْقنَا ااْل ِ ْن َسانَ فِ ْٓي اَح‬.

(Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya)1

Dengan sifat ar-rahman dan Rohim Allah menurunkan pedoman sebagai hidayah
untuk mencapai kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat agar kebahagiaan itu dapat dicapai
manusia perlu adanya petunjuk yang kebenarannya tidak disangsikan oleh lagi oleh manusia
Tuhan sendiri menjanjikan bagi setiap hambanya yang mengikuti petunjuknya mereka akan
memperoleh kebahagiaan. Alquran sebagai pedoman pertama dan utama umat Islam
diturunkan dalam bahasa Arab namun yang menjadi masalah dan pangkal perbedaan adalah
kapasitas manusia yang sangat terbatas dalam memahami Alquran.

Para ulama membuat rambu-rambu dalam memahami Alquran terlebih lagi


penyebaran Islam semakin meluas dan kebutuhan pada pemahaman Alquran sangat
mendesak hasil jerih payah para ulama menghasilkan cabang ilmu Alquran yang sangat
banyak ilmu Quran itu sangat banyak ulumul Quran adalah sekumpulan ilmu yang membahas
tentang berbagai segi dari Alquran ilmu ini juga disebut dengan Ushul Al tafsir sebab
cakupan pembahasan dalam Alquran dikuasai oleh seorang mufassir.2

Khususnya generasi muslim pada masa mendatang diharapkan menyerang ilmu dari
berbagai sumber sehingga dapat memperoleh pengetahuan yang mengkomprehensif dan
mampu menyeleksi informasi yang diperolehnya terutama yang berhubungan dengan ulumul
Quran. Ulumul Quran sudah dibakukan menjadi salah satu ilmu di setiap pada perguruan
tinggi maupun di lembaga tertentu. Tujuannya ialah untuk mempersiapkan manusia dengan
seperangkat instrumen ilmu dasar yang digunakan untuk menggali kandungan Alquran.Di
dalam jurnal ini penulis akan mengorek tentang ulumul Quran dan perkembangannya untuk
menerapkan pada kehidupan sehari-hari.3

B. PENGERTIAN ULUMUL AL-QUR’AN


1
QS. AT-TIN[95]:4
2
Ahmad font denfer, Ilmu Alquran : pengenalan dasar, terj. Ahmad Nasir Budiman (Jakarta : rajawali,
1988 .)hlm. 1
3
Muhammad 'abd nl 'azhim al-zarqani, manahil al-irfan fi ulum Al-Qur'an , jilid 1, (Beirut: Dar Al Fikr, T. Th)
hlm.26
Istilah ulum Alquran (ulum Al-Qur'an : ilmu-ilmu Al-Qur'an).Kata ulum jamak dari
ilm, artinya Alfahm wa Al idrak (paham dan menguasai). 4 Ulumul Alquran seperti yang
dikenal sekarang tidak muncul sekaligus menjadi satu kumpulan yang sempurna melalui
proses yang cukup lama Ulul Alquran mengalami perkembangan yang sangat simultan dan
berkesinambungan
Proses kemajuan itu akibat dari adanya sikap para ulama yang memiliki
kecenderungan yang berbeda dalam menggali Alquran diantara mereka ada yang
menitikberatkan kepada masalah Rasm (penulisan), asbab annuzul (sebab dan turun), ijaz
(kemukjizatannya) dan (balaghah) gaya sastra. Jadi, tiap ulama mempunyai ketertarikan
tersendiri pada Alquran sehingga ilmu-ilmu tersebut masih belum teratur rapi dan berada
pada tokohnya masing-masing.5
Imam Syafi'i mengindikasikan bahwa ulum Alquran itu sangat banyak Ulum Alquran
adalah sekumpulan ilmu yang membahas tentang berbagai segi dari Alquran para ulama
mendefinisikan ulum Alquran sebagai ilmu yang membahas hal-hal yang berhubungan
dengan Alquran dari segi aspek turun sistematika pengumpulan dan penulisan bacaan tafsir
dan kemukjizatan serta nasikh dan mansukh.6 Sebagian ulama mengatakan bahwa ilmu-ilmu
ini juga disebut dengan Ushul Al tafsir sebab cakupan pembahasan dalam ulum AlQuran
berkaitan dasar-dasar memahami Alquran karena itu seluk-beluk Ulul Alquran mutlak harus
dikaji dan dikuasai oleh seorang mufasir.7
Adapun mengenai definisi Ulumul Quran berdasarkan istilah, para ulama
mengungkapkannya dengan redaksi yang tidak terlalu berbeda sebagaimana dijelaskan
berikut ini:
1) Menurut Manna al-Qaththan: Ulumul Quran adalah ilmu yang mencakup pembahasan
yang berkaitan dengan al-Quran dari sisi informasi tentang asbab al-nuzul (sebab-
sebab turunya al-Quran), kodifikasi dan tertib penulisan al-Quran, ayat-ayat yang
diturunkan di Mekkah (Makkiyah) dan ayat-ayat yang diturunkan di Madinah
(Madaniyah), dan hal-hal lain yang berkaitan dengan al-Quran.
2) Menurut al-Zarqani : Ulumul Quran adalah beberapa pembahasan yang berkaitan
dengan al-Quran dari sisi turun, urutan penulisan, kodifikasi, cara membaca,
4
Almanna' Khalil Al qhatan , studi ilmu ilmu Alquran, terj. Mudzakir As,Cet.2, (Jakarta: Litera antar
Nusa ,1994),helm,8
5
Muhammad 'abd nl 'azhim al-zarqani, manahil al-irfan fi ulum Al-Qur'an , jilid 1, (Beirut: Dar Al
Fikr, T. Th) hlm.26

6
Muhammad Quraish Shihab, sejarah & ulumul Al -Quran,( Jakarta : Pustaka Firdaus,1996),hlm.149
7
Qaththan, studi ilmu-ilmu AlQuran, blm.9
kemukjizatan, nasikh, mansukh, penolakan hal-hal yang dapat menimbulkan keraguan
terhadapnya serta hal lainnya”.
3) Menurut Abu Syahbah: Ulumul Quran adalah ilmu yang memiliki objek-objek
pembahasan yang berhubungan dengan al-Quran, mulai dari proses penurunan, urutan
penulisan, penulisan, kodifikasi, cara membaca, penafsiran, kemukjizatan nasikh-
mansukh, muhkammutasyabih, serta pembahasan lainnya.
4) Menurut Ash-Shabuny: Ulumul Quran adalah seluruh pembahasan yang berhubungan
dengan al-Quran al-Karim yang abadi, baik dari segi penyusunannya,
pengumpulannya, sistematikanya, perbedaan antara surat Makiyah dan Madaniyah,
pengetahuan tentang nasikh dan mansukh, pembahasan tentang ayat-ayat yang
muhkamat dan mutasyabihat, serta pembahasan lain yang berhubungan dengan al-
Quran al-Majid”.
Definisi-definisi tersebut di atas telah disepakati oleh para ulama dan ahli ushul serta
mempunyai maksud yang sama meskipun dengan redaksi yang agak berbeda, bahkan mereka
sependapat bahwa Ulumul Quran adalah sejumlah pembahasan yang berkaitan dengan al-
Quran, dan pembahasan itu menyangkut materi-materi yang selanjutnya menjadi pokok-
pokok bahasan Ulumul Quran.8

C. RUANG LINGKUP ULUMUL AL- QUR’AN

Berdasarkan pengertian ‘Ulumul AL-Qur’an di atas dapat dipahami tentang ruang


lingkup Ulumul Al-Qur’an, yaitu semua ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an berupa
ilmu agama dan ilmu ‘Ibrah Al-Qur’an.9
As-Shiddiqie sebagaimana yang dikutip oleh Ramli Abdul Wahid mengatakan bahwa
segala macam pembahasan ‘Ulumul Qur’an kembali kepada beberapa pokok persoalan
sebagai berikut:
a. Persoalan Nuzul, ayat-ayat Makiyah atau Madaniyah, sebab turun ayat, yang mula-
mula turun dan yang terakhir turun, yang berulang-ulang turun, yang turun terpisah
pisah, dan yang turun sekaligus.
b. Persoalan sanad, meliputi hal-hal yang berhubungan dengan sanad yang muthawatir,
yang ahad, yang Syaz, bentuk-bentuk Qiraat, para periwayat dan penghafal Al-
Qur’an dan cara tahammul ( penerimaan riwayatnya)

8
Nahar, Syamsu. "Studi Ulumul Quran." (2015).hlm 2.
9
Ahmad Syadali, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), h. 11
c. Persoalan adab Qiraat, masalah waqaf (berhenti), ibtida’ (cara memulai),
imalah( cara memanjangkan) takhfif Hamzah (cara meringankan Hamzah), idgham
(memasukkan bunyi huruf nun mati ke dalam huruf sesudahnya) 2. Persoalan yang
menyangkut lafaz Al-Qur’an yaitu Gharib (pelik), Mu’rab (menerima perubahan
akhir kata), majaz (metafora), musytarak, muradif (sinonim), isti’arah (metaphor),
tasybih (penyerupaan).
d. Persoalan makna al-Qur’an yang berhubungan dengan hukum yaitu ayat yang
bermakna umum yang dikhususkan oleh sunnah, yang nash, yang zhahir, yang
mujmal (global), yang munfashal (yang terinci), yang manthuq (makna yang
berdasarkan pengutaraan), nasikh mansukh, mutlaq (tidak terbatas) dan muqayyad
(terbatas) dan lain sebagainya
e. Persoalan makna Al-Qur’an yang berhubungan dengan lafaz fashl (pisah), washal
(berhubungan), ijaz ( singkat), ithnab ( panjang) musawah (sama) dan Qashr
(pendek).10
Sedangkan ruang lingkup ‘Ulum Al-Qur’an ini bila ditinjau dari segi pokok
bahasannya  secara garis besar terdapat dua kelompok besar yaitu:
a. Ilmu Riwayah, yaitu ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti
yang membahas tentang macam-macam Qira’at, tempat turun ayat-ayat Al-Qur’an,
waktu-waktu turunnya, dan sebab-sebabnya.
b. Ilmu Dirayah, yaitu ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yakni ilmu yang
diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam seperti memahami lafaz yang
gharib serta mengetahui ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.
Sedangkan al-Suyuthi dalam kitab al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur’ân menyebutkan lebih
dari 100 cabang ilmu. Diantara cabang-cabang ‘Ulum Al-Qur’an, para ulama sepakat
menyatakan terdapat cabang-cabang terpenting sebagai berikut:
a. ‘Ilmu asbâb al-Nuzûl ( ilmu tentang sebab-sebab turunnya ayat-ayat Al-
Qur’an)
b. ‘Ilmu I’jâz al-Qur’ân (ilmu tentang kemukjizatan Al-Qur’an)
c. ‘Ilmu nâsikh wa al-Mansûkh (Ilmu tentang ayat yang menghapus hukum ayat
lain dan ayat yang dihapuskan hukumnya oleh ayat lain).
d. ‘Ilmu ahkâm al-Qur’ân (ilmu tentang hukum-hukum Al-Qur’an).
e. ‘Ilmu Fadhâil Al-Qur’an (Ilmu tentang keutamaan-keutamaan Al-Qur’an).
f. ‘Ilmu Ta’wil Al-Qur’an (ilmu tentang takwil Al-Qur’an )
10
Ramli Abdul Wahid, op.cit., h8
g. ‘Ilmu Muhkâm wa al-Mutasyâbih (Ilmu tentang ayat-ayat yang jelas dan yang
samar).
h. Târikh Al-Qur’an wa al-Tadwînih wa nashkhih wa kuttâbih wa ras,ih ( sejarah
Al-Qur’an, pembukuannya, salinannya, penulis-penulisnya dan bentuk
tulisannya).
i. ‘Ilmu I`râbal-Qur’ân (ilmu tentang tatabahasa Al-Qur’an).
j. ‘Ilmu al-Qirâ’at (ilmu tentang bacaan-bacaan Al-Qur’an).
k. Ilmu Munâsabah (ilmu tentang sistematika Al-Qur’an).11

D. URGENSI MEMPELAJARI ULUMUL AL-QUR’AN


Adapun tujuan dari mempelajari ‘Ulumul Qur’an adalah:
a. Agar dapat memahami kalam Allah ‘Aza Wajalla sejalan dengan keterangan yang
dikutip oleh para sahabat dan para tabi’in tentang interprestasi mereka terhadap Al-
Qur’an
b. Agar mengetahui cara dan gaya yang digunakan oleh para mufassir (ahli tafsir) dalam
menafsirkan Al-Qur’an dengan disertai penjelasan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir
yang ternama serta kelebihan-kelebihannya.
c. Agar mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-Qur’an
d. Mengetahui ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan dalam menafsirkan Al-Qur’an 12
Hubungan ‘Ulumul Qur’an dengan tafsir juga dapat dilihat dari beberapa hal yaitu:
1. Fungsi ‘Ulumul Qur’an sebagai alat untuk menafsirkan, yaitu:
a. Ulumul Qur’an akan menentukan bagi seseorang yang membuat syarah atau
menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an secara tepat dapat dipertanggung jawabkan.
Maka bagi mafassir ‘Ulumul Qur’an secara mutlak merupakan alat yang harus
lebih dahulu dikuasai sebelum menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an.
b. Dengan menguasai ‘Ulumul Qur’an seseorang baru bisa membuka dan
menyelami apa yang terkandung dalam Al-Qur’an
c. ‘Ulumul Qur’an sebagai kunci pembuka dalam menafsirkan ayat Al-Qur’an
sesuai dengan maksud apa yang terkandung di dalamnya dan mempunyai
kedudukan sebagai ilmu pokok dalam menafsirkan Al-Qur’an.
2. Fungsi ‘Ulumul Qur’an sebagai Standar atau Ukuran Tafsir

11
Fitrawansah, Fitrawansah, et al. "Kumpulan Makalah Ulumul Qur'an." 1-254.
12
Muhammad ‘Ali Al-Shabuni, loc., h.18
Apabila dilihat dari segi ilmu, ‘Ulumul Qur’an sebagai standar atau ukuran tafsir
AlQur’an artinya semakin tinggi dan mendalam ‘Ulumul Qur’an dikuasai oleh seseorang
mufassir maka tafsir yang diberikan akan semakin mendekati kebenaran, maka dengan
‘Ulumul Qur’an akan dapat dibedakan tafsir yang shahih dan tafsir yang tidak shahih. Ada
beberapa syarat dari ahli tafsir (mufassir) yaitu:
a Akidahnya bersih
b Tidak mengikuti hawa nafsu
c Mufassir mengerti Ushul at-Tafsir
d Pandai dalam ilmu riwayah dan dirayah hadits
e Mufassir mengetahui dasar-dasar agama
f Mufassir mengerti ushul fiqh
g Mufassir menguasai bahasa Arab13

Manfaat mempelajari Ulumul Qur’an yaitu antara lain :


1) Menambah khazanah ilmu pengetahuan yang penting yang berkaitan dengan al-Quran
al-Karim.
2) Membantu umat Islam dalam memahami al-Qur’an dan menarik (istinbath) hukum
dan adab dari al-Qur’an, serta mampu menafsirkan ayat-ayatnya.
3) Mengetahui sejarah kitab al-Qur’an dari aspek nuzul (turunnya), periodenya, tempat-
4) tempatnya, cara pewahyuannya, waktu dan kejadian -kejadian yang melatar-
belakangi turunnya al-Qur’an.
5) Menciptakan kemampuan dan bakat untuk menggali pelajaran, hikmah dan hukum
dari al-Qur’an al-Karim.
6) Sebagai senjata dan tameng untuk menangkis tuduhan dan keraguan pihak lawan yang
7) menyesatkan tentang isi dan kandungan dari al-Qur’an.
Letak urgensi dalam mempelajari Ulumul Qur’an yaitu pemahaman yang baik
terhadap Ilmu ini merupakan neraca yang sangat akurat dan dapat dipergunakan oleh
mufassir dalam memahami firman Allah dan mencegahnya secara umum untuk
melakukan kesalahan dan kedangkalan dalam tafsir al-Qur’an.
Ulumul Qur’an sangat erat kaitannya dengan ilmu tafsir. Seseorang tidak akan
mungkin dapat menafsirkan al-Qur’an dengan benar dan benar tanpa mempelajari Ulumul

13
Ibid., h. 218-219
Qur’an. Sama halnya dengan posisi dan urgensi ilmu nahwu bagi orang yang mempelajari
bahasa Arab agar terhindar dari kesalahan berbahasa baik lisan maupun dalam konteks
tulisan. Sebagaimana pentingnya ushul fiqhi dan gawa'id fiqhiyah bagi ilmu fiqhi, dan ilmu
mushthalah hadis sebagai alat untuk mengkaji hadis Nabi Saw. Tujuan utama Ulumul Qur’an
adalah untuk mengetahui arti-arti dari untaian kalimat al-Qur’an, penjelasan ayat-ayatnya dan
keterangan makna-maknanya dan hal-hal yang samar, mengemukakan hukum-hukumnya dan
selanjutnya melaksanakan tuntunannya untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.14

E. PENUTUP
KESIMPULAN
Para ulama membuat rambu-rambu dalam memahami Alquran terlebih lagi
penyebaran Islam semakin meluas dan kebutuhan pada pemahaman Alquran sangat
mendesak hasil jerih payah para ulama menghasilkan cabang ilmu Alquran yang sangat
banyak ilmu Quran itu sangat banyak ulumul Quran adalah sekumpulan ilmu yang membahas
tentang berbagai segi dari Alquran ilmu ini juga disebut dengan Ushul Al tafsir sebab
cakupan pembahasan dalam Alquran dikuasai oleh seorang mufassir.

Ulumul Alquran seperti yang dikenal sekarang tidak muncul sekaligus menjadi satu
kumpulan yang sempurna melalui proses yang cukup lama Ulumul Alquran mengalami
perkembangan yang sangat simultan dan berkesinambungan Proses kemajuan itu akibat dari
adanya sikap para ulama yang memiliki kecenderungan yang berbeda dalam menggali
Alquran diantara mereka ada yang menitikberatkan kepada masalah Rasm (penulisan), asbab
annuzul (sebab dan turun), ijaz (kemukjizatannya) dan (balaghah) gaya sastra. Imam Syafi'i
mengindikasikan bahwa ulum Alquran itu sangat banyak Ulum Alquran adalah sekumpulan
ilmu yang membahas tentang berbagai segi dari Alquran para ulama mendefinisikan ulum
Alquran sebagai ilmu yang membahas hal-hal yang berhubungan dengan Alquran dari segi
aspek turun sistematika pengumpulan dan penulisan bacaan tafsir dan kemukjizatan serta
nasikh dan mansukh.
Adapun tujuan dari mempelajari ‘Ulumul Qur’an adalah: a. Agar dapat memahami
kalam Allah ‘Aza Wajalla sejalan dengan keterangan yang dikutip oleh para sahabat dan para
tabi’in tentang interprestasi mereka terhadap Al-Qur’an b. Agar mengetahui cara dan gaya
yang digunakan oleh para mufassir (ahli tafsir) dalam menafsirkan Al-Qur’an dengan disertai
penjelasan tentang tokoh-tokoh ahli tafsir yang ternama serta kelebihan-kelebihannya.
14
Jull, Muhamad Rifky. "Muh Rifky Juliana Ulumul Qur'an." (2021).
Fungsi ‘Ulumul Qur’an sebagai Standar atau Ukuran Tafsir Apabila dilihat dari segi
ilmu, ‘Ulumul Qur’an sebagai standar atau ukuran tafsir AlQur’an artinya semakin tinggi dan
mendalam ‘Ulumul Qur’an dikuasai oleh seseorang mufassir maka tafsir yang diberikan akan
semakin mendekati kebenaran, maka dengan ‘Ulumul Qur’an akan dapat dibedakan tafsir
yang shahih dan tafsir yang tidak shahih.

DAFTAR PUSTAKA
Al –Qur’an Word
Budiman, A. N. (1988). Ilmu Al-Qur’an: Pengenalan Dasar. Jakarta: Rajawali.
Al-Zarqani, M. A. A. A. (1995). Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân. Mesir: Isa al-Bābi al-Halabi,
l957.

Al-Qattan, M. K. (2001). Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an. terj. Mudzakir AS, Jakarta.

Al-Zarqani, M. A. A. A. (1995). Manâhil al-‘Irfân fî ‘Ulûm al-Qur’ân. Mesir: Isa al-Bābi al-Halabi,


l957.

Muhammad Quraish Shihab. (1996) . Sejarah & Ulumul Al -Quran,Jakarta : Pustaka Firdaus,1999

Al-Qaththan, S. M. (2018). Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an. Pustaka Al-Kautsar.

Nahar, S. (2015). Studi Ulumul Quran.

Syadali, A., & Rofi’i, A. (1997). Ulumul qur’an I. Bandung: Pustaka Setia.

Wahid, R. A. (2015). Perkembangan Metode Pemahaman Hadis Di Indonesia. Journal Analytica


Islamica, 4(2), 231-243.

Fitrawansah, F., Rismawati, R., Syawal, M., Ermiati, E., Saputri, A. A., & Hisbullah, H. Kumpulan
Makalah Ulumul Qur'an.

Jull, Muhamad Rifky. (2021). "Muh Rifky Juliana Ulumul Qur'an."

Anda mungkin juga menyukai