Anda di halaman 1dari 11

Relevansi Al-Qur’an Di Setiap Zaman dan Tempat

Diajukan untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Al-Qur’an dan Isu-isu Aktual
Dosen pengampu : Najib, M.Ag.
Disusun oleh :
Ahmad Nizamuddin Abdullah (200103020039)
Ahmad Shaufi (200103020036)
Muhammad Rizqy (190103020080)
Noor Khatimah (200103020010)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
JURUSAN ILMU Al-QUR'AN DAN TAFSIR
BANJARBARU
2023
A. Pendahuluan

Al-Qur’an merupakan pedoman atau tujuan yang menunjukkan arah


kehidupan manusia dari pertama kali di turunkan nya al-Qur’an kepada Nabi
Muhammad SAW.

Al-Qur’an terus berkembang di zaman Nabi Muhammad sampai pada akhir


nya al-Qur’an itu menjadi sebuah kitab suci bagi umat islam. Dari zaman ke
zaman dan dari tempat ke tempat al-Qur’an ada dimana-mana, ada di suatu
zaman atau tempat dimana al-Qur’an dijadikan tujuan dan pedoman hidup,
maka dengan itu al--qur’an menjadi relevan. Atau sebaliknya atau al-Qur’an
hanya sebatas bacaan.

Relevan atau tidak nya al-Qur’an tergantung bagaimana manusia itu


memahami al-Qur’an tersebut. Walaupun manusia tidak dapat sepenuh nya
memahami keagungan al-Qur’an, tetapi al-Qur’an tetap menjadi sumber
petunjuk dan pedoman yang relevan bagi umat manusia pada setiap zaman dan
tempat, penting bagi setiap muslim untuk terus mempelajari, memahami, dan
mengamalkan ajaran al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

1
B. Relevansi Al-Qur’an

Al-Quran adalah kitab suci bagi umat Islam yang berisi ajaran Allah SWT
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui wahyu.1 Al-Qur'an sangat
penting dalam kehidupan umat Islam karena merupakan pedoman dan sumber
ajaran yang dapat mengantarkan manusia ke jalan yang benar dan membawa
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.2

Relevansi al-Qur’an di setiap zaman dan tempat dalam artian bahwa al-
Qur’an seusai, cocok, berhubungan dalam setiap keadaan, dimanapun dan
kapanpun, para ulama sering menyebutnya dengan istilah al-Qur’an shâlih li kulli
makân wa zamân.

Keterlibatan Al-Qur'an ada pada nilai-nilai moral yang dikandungnya.3 Al-


Qur'an mengajarkan manusia untuk bersikap adil, jujur, berbuat baik untuk orang
lain, menunjukkan empati dan menghindari perbuatan yang merusak. Nilai-nilai
tersebut merupakan dasar untuk membentuk kepribadian manusia yang berkualitas
dan dapat membangun masyarakat yang rukun dan damai. Oleh karena itu, Al-
Qur'an menjadi rujukan utama bagi umat Islam dalam berperilaku dan berinteraksi
dengan lingkungan sekitarnya.4

Selain itu, pentingnya Al-Quran juga terlihat dalam masalah-masalah sosial


dan kekinian yang dihadapi umat manusia saat ini.5 Al-Quran memberikan solusi
dan petunjuk bagi umat manusia untuk menghadapi berbagai masalah di dunia
seperti masalah ekonomi, politik, sosial dan lingkungan. Al-Qur'an menekankan

1
Subhi al-Shalih, Mabahits fi Ulum al-Quran. (Beirut: Dar al-Ilmi li al-Malayin, 1977),
18.
2
Agus Salim Syukran, “FUNGSI AL-QUR’AN BAGI MANUSIA.” Al-I‘jaz, Vol. 1, No.1,
Juni 2019, 96.
3
Asep Saepul Milah Romli, “PESAN AL-QUR’AN TENTANG AKHLAK: Analisis
Hermeneutis Doubble Movement Fazlurrahman Terhadap Q.S al-Hujurat Ayat 11-13.” JIQTAF
Jurnal Studi al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 1, No. 1, April 2021, 77.
4
Abd. Mukhid, “KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL-QUR’AN.”
Nuansa: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam, Vol. 13 No. 2 Juli – Desember 2016,
321.
5
Anwar Taufik Rakhmat dan Aam Abdussalam, “Metode Tafsir Maudhu’i dan
Hermeneutika Dalam Kajian Tafsir Al-Quran.” Mauriduna: Journal of Islamic Studies, Vol. 3, No.
2, November 2022, 209.

2
pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan kebaikan
bersama, serta memperhatikan kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan.6
Dengan demikian, Al-Qur'an menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk menghadapi
berbagai tantangan di dunia modern ini.

C. Apakah Benar Al-Qur’an Shâlih li Kulli Zamân wa Makân?

Pernyataan Al-Qur’an Shâlih li Kulli Zamân wa Makân menjadi perdebatan


dalam Islam maupun diluar Islam, apakah benar al-Qur’an mampu menjawab setiap
pertanyaan, apakah al-Qur’an mampu menyelesaikan setiap permasalahan.
Adapula pernyataan al-Islâm Shâlih li Kulli Zamân wa Makân7 atau ad-Din al-
Islâm Shâlih li Kulli Zamân wa Makân,8 yang jika kita membahas agama Islam itu
sendiri memiliki banyak aliran yang bisa dikatakan hasil dari pemahaman yang
berbeda tentang al-Qur’an, maka bisa saja pemahaman aliran tertentu tidak lagi
relevan pada zaman dan tempat yang berbeda, sehingga kita memfokuskan pada
sumber utama agama Islam itu sendiri, yaitu al-Qur’an.

Al-Qur’an sebagai teks yang terbatas,9 tidak akan berubah atau bertambah
sampai hari kiamat kelak, maka yang dipertanyakan bukan al-Qur’annya tetapi
manusia yang membaca al-Qur’an tersebut, mampukah manusia memahami dan
menerapkan ajaran Al-Qur`an dengan tepat, dibutuhkan pemahaman yang baik
tentang bahasa Arab dan konteks sosial, sejarah, dan budaya saat Al-Qur'an
diwahyukan. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian dan pemahaman yang
mendalam untuk mengambil hikmah dan manfaat yang tepat dari Al-Qur'an.

6
Slamet Firdaus, “Al-Qur’an dan Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan di Indonesia:
Analisis Maqashid Syariah untuk Pencapaian SDGs” Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum
Ekonomi Islam, Vol. 07, No. 02, Desember 2022, 130.
7
Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi, Tafsîr Al-Sya’râwî. (Kairo: Dar Ihkbar al-Yaum,
1991), 11463.
8
Hikmatiar Pasya, “Studi Metodologi Tafsir Asy-Sya’rawi” STUDIA QURANIKA Jurnal
Studi Qur’an, Vol. 1, No. 2 Januari 2017, 146.
9
Thias Arisiana dan Eka Prasetiawati, “WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG KHAMR
MENURUT AL-QURTHUBI DALAM TAFSIR AL-JAMI’ LI AHKAM AL-QUR’AN” Fikri:
Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya, Vol. 4, No. 2, Desember 2019, 245.

3
Lalu bagaimana dengan istilah ulumu al-Qur’an tentang naskh dan mansukh
dalam al-Qur’an, yang seakan-akan dengan pemahaman naskh dan mansukh
menyatakan bahwa ada ayat yang tidak relevan lagi,10 sehingga harus di-naskh oleh
ayat yang lain.

Konsep naskh dan mansukh mengacu pada praktek di mana beberapa ayat
di dalam Al-Quran telah ditiadakan atau dihapuskan oleh ayat-ayat lain yang
diturunkan kemudian. Dalam beberapa kasus, ayat-ayat sebelumnya telah
dihapuskan dan diganti dengan ayat-ayat baru yang memberikan aturan yang lebih
spesifik atau perintah yang berbeda.11

Meskipun konsep naskh dan mansukh dalam Al-Quran dapat menyebabkan


beberapa ketidakjelasan dalam interpretasi teks, hal itu tidak mengurangi relevansi
Al-Quran dalam kehidupan orang-orang Muslim. Al-Quran tetap menjadi sumber
utama ajaran dan panduan bagi umat Islam dalam kehidupan sehari-hari, dan masih
dianggap sebagai sumber otoritatif dalam hal hukum, etika, moral, dan spiritualitas.

Sementara konsep naskh dan mansukh dapat mempengaruhi interpretasi


teks Al-Quran, para ulama dan cendekiawan Islam telah mempelajari dan
memahami konsep ini dengan cermat dan hati-hati. Mereka mengakui bahwa Al-
Quran harus dipahami sebagai satu kesatuan, dan bahwa ayat-ayat yang terkait
dengan konsep naskh dan mansukh harus dipahami dalam konteks keseluruhan Al-
Quran.

Dengan demikian, relevansi Al-Quran tidak bertentangan dengan konsep


naskh dan mansukh. Meskipun ada ayat-ayat yang telah dihapuskan atau diganti
oleh ayat-ayat baru, Al-Quran tetap menjadi kitab suci penting dan relevan bagi
umat Islam, karena memberikan panduan dan ajaran yang relevan dalam kehidupan
sehari-hari.

10
Mohammad Umar Said, “Nāsikh-Mansūkh dalam Al-Qur’ān; Teori dan Implikasi dalam
Hukum Islam” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 5, No. 2, Januari-Juni 2020, 175.
11
Mohammad Umar Said, “Nāsikh-Mansūkh dalam Al-Qur’ān; Teori dan Implikasi dalam
Hukum Islam” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 5, No. 2, Januari-Juni 2020, 181.

4
D. SDGs dalam Relevansi Al-Quran

Sustainable Development Goals (SDGs) / Tujuan Pembangunan


Berkelanjutan (TPB) ialah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan
ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, pembangunan yang menjaga
keberlanjutan kehidupan sosial masyarakat, pembangunan yang menjaga kualitas
lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya
tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke
genarasi berikutnya.12 TPB/SDGs merupakan penyempurnaan dari Tujuan
Pembangunan Millenium yang lebih komprehensif dengan melibatkan lebih banyak
negara baik negara maju maupun negara berkembang, memperluas sumber
pendanaan, menekankan pada hak asasi manusia, inklusif dengan pelibatan
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) dan media, Filantropi dan pelaku Usaha, serta
Akademisi dan Pakar.

Dalam hal ini tujuan SDGs/TPB mencakupi keselarasan dalam hal relevansi
Al-Qur’an dilihat dari beberapa aspek yang ada didalam tujuan SDGs/TPB yang
memiliki 17 tujuan yaitu; 1. Tanpa kemiskinan, 2. Tanpa kelaparan, 3. Kehidupan
sehat dan sejahtera, 4. Pendidikan berkualitas, 5. Kesetaraan gender, 6. Air bersih
dan sanitasi layak, 7. Energi bersih dan terjangkau, 8. Pekerjaan layak dan
pertumbuhan ekonomi, 9. Industri, inovasi dan infrastruktur, 10. Berkurangnya
kesenjangan, 11. Kota dan pemukiman yang berkelanjutan, 12. Konsumsi dan
produksi yang berkelanjutan, 13. Penanganan perubahan iklim, 14. Ekosistem
lautan, 15. Ekosistem daratan, 16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang
tangguh, 17. Kemitraan untuk mencapai tujuan.

Indonesia telah berhasil mencapai sebagaian besar terget MDGs


(Millennium Development Goals), namun masih terdapat beberapa indikator yang
harus dilanjutkan dalam pelaksanaan TPB/SDGs antara lain penurunan angka
kemiskinan berdasarkan garis kemiskinan nasional, peningkatan konsumsi

12
Arifin Rudiyanto,Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs),Edisi II (Jakarta,Kediputian Bidang
Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional,2020), 1.

5
minimum dibawah 1.400 kkal/kapita/hari, penurunan angka kematian ibu,
penanggulangan HIV/AIDS, penyediaan air bersih dan sanitasi di daerah perdesaan
serta disparitas capaian target antar provinsi yang masih lebar.13

TPB/SDGs menjaga peningkatan kesejahteraan masyarakat, sama halnya


dengan al-Qur’an shâlih li kulli makân wa zamân terdapat beberapa ayat Al-Qur’an
yang menjelaskan bahwa pada kehidupan manusia memiliki kesejahteraan dalam
kehidupan sehari-hari seperti misalnya Al-Qur’an menerangkan ayat tentang kaum
Nabi Musa Q.S Al-Baqarah: 61 yang tidak tahan hanya makan dengan satu macam
makanan tetapi mereka mendapat kemiskinan karena mereka tidak bersyukur.
ۤ ْۢ ْۢ ِ ٍ ِ ‫واِ ْذ قُ ْلتم مٰيو مسى لَن نَّصِِب ع ملى طَع ٍام َّو‬
‫ض ِم ْن بَ ْقلِ َها َوقِثَّا ِٕى َها‬ ‫ر‬َ‫اْل‬
ْ ‫ت‬ِ
ُ ْ ُ ُ‫ك ُُيْر ِْج لَنَا ِمَّا ت‬
‫ب‬ ‫ن‬
ْ َ َّ‫احد فَ ْادعُ لَنَا َرب‬ َ َ َْ ْ ُْ ْ ُ َ
‫صًرا فَاِ َّن لَ ُك ْم َّما‬ ِ ِ ِ ِ ِ َ َ‫صلِ َها ۗ ق‬ ِ ِ
ْ ‫ال اَتَ ْستَ ْبدلُْو َن الَّذ ْي ُه َو اَ ْد مٰن ِِبلَّذ ْي ُه َو َخ ْْيٌ ۗ ا ْهبِطُْوا م‬ َ َ‫َوفُ ْوم َها َو َع َدس َها َوب‬
ِ‫ت ماّلل‬
ِ ‫ك ِِبَََّّنُم َكانُوا ي ْك ُفرو َن ِِبميم‬ ِ‫ب ِمن ماّللِ ۗ مذل‬ ِ ۤ ِ
ٰ ُْ َ ْ ْ َ ٰ َٰ ٍ ‫ض‬
َ ‫غ‬
َ ‫ب‬ ْ ُ َ‫ت َعلَْي ِه ُم ال ٰذلَّةُ َوالْ َم ْس َكنَةُ َو‬
‫و‬ ‫ء‬ ‫ِب‬ ْ َ‫ض ِرب‬
ُ ‫َساَلْتُ ْم ۗ َو‬
‫ص ْوا َّوَكانُ ْوا يَ ْعتَ ُد ْو َن‬ ِ َ ِ‫وي ْقتُلُو َن النَّبِيي بِغَ ِْي ا ْْل ِق ۗ مذل‬
َ ‫ك ِبَا َع‬ ٰ َ ْ َ ٰ ْ ََ

Artinya “(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan
hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada
Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti
sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia
(Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari
sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang
kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka
(kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya
mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak

13
Arifin Rudiyanto,Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs),Edisi II (Jakarta,Kediputian Bidang
Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional,2020) h. 1.

6
(alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan
selalu melampaui batas”.

Pada ayat diatas menunjukkan bahwa dalam hal beribadah tentu didasari
dengan rasa bersyukur jika diberi nikmat dalam mendapatkannya haruslah berusaha
dan tidak lupa akan bersyukur, ini juga menjadi tolak ukur dalam kesejahteraan
manusia dalam kasus tanpa kemiskinan pada tujuan TPB/SDGs pada tujuan
pertamanya yaitu tanpa kemiskinan.

Dalam hal ini pada tujuan SDGs/TPB yang bertujuan tanpa kemiskinan
pada kebijakan RP JMN 2020-2024 yang sesuai untuk pengurangan kemiskinan
dilakukan melalui dua strategi utama, yaitu penurunan beban pengeluaran melalui
bantuan sosial serta peningkatan pendapatan melalui program produktif14 hal ini
cukup relevan dengan penjelasan yang ada didalam Al-Qur’an itu sendiri.

14
Arifin Rudiyanto,Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs),Edisi II (Jakarta,Kediputian Bidang
Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional,2020), 6.

7
E. Kesimpulan

Al-Qur'an sangat penting dalam kehidupan umat Islam karena merupakan


pedoman dan sumber ajaran yang dapat mengantarkan manusia ke jalan yang
benar dan membawa kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.

Adapula pernyataan al-Islâm Shâlih li Kulli Zamân wa Makân atau ad-Din


al- Islâm Shâlih li Kulli Zamân wa Makân, yang jika kita membahas agama
Islam itu sendiri memiliki banyak aliran yang bisa dikatakan hasil dari
pemahaman yang berbeda tentang al-Qur’an, maka bisa saja pemahaman aliran
tertentu tidak lagi relevan pada zaman dan tempat yang berbeda, sehingga kita
memfokuskan pada sumber utama agama Islam itu sendiri, yaitu al-Qur’an.

Al-Qur’an sebagai teks yang terbatas, tidak akan berubah atau bertambah
sampai hari kiamat kelak, maka yang dipertanyakan bukan al-Qur’annya tetapi
manusia yang membaca al-Qur’an tersebut, mampukah manusia memahami
dan menerapkan ajaran Al-Qur`an dengan tepat, dibutuhkan pemahaman yang
baik tentang bahasa Arab dan konteks sosial, sejarah, dan budaya saat Al-Qur'an
diwahyukan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Arisiana, Thias dan Eka Prasetiawati, “WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG


KHAMR MENURUT AL-QURTHUBI DALAM TAFSIR AL-JAMI’ LI
AHKAM AL-QUR’AN” Fikri: Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya,
Vol. 4, No. 2, Desember 2019.

Firdaus, Slamet, “Al-Qur’an dan Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan di


Indonesia: Analisis Maqashid Syariah untuk Pencapaian SDGs” Al-
Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi Islam, Vol. 07, No. 02,
Desember 2022.

Mukhid, Abd., “KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL-QUR’AN.”


Nuansa: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam, Vol. 13 No.
2 Juli – Desember 2016.

Pasya, Hikmatiar, “Studi Metodologi Tafsir Asy-Sya’rawi” STUDIA QURANIKA


Jurnal Studi Qur’an, Vol. 1, No. 2 Januari 2017.

Rakhmat, Anwar Taufik dan Aam Abdussalam, “Metode Tafsir Maudhu’i dan
Hermeneutika Dalam Kajian Tafsir Al-Quran.” Mauriduna: Journal of
Islamic Studies, Vol. 3, No. 2, November 2022.

Romli, Asep Saepul Milah, “PESAN AL-QUR’AN TENTANG AKHLAK:


Analisis Hermeneutis Doubble Movement Fazlurrahman Terhadap Q.S al-
Hujurat Ayat 11-13.” JIQTAF Jurnal Studi al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 1,
No. 1, April 2021.

Rudiyanto, Arifin, 2020. Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan


Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals
(SDGs), Jakarta:Kediputian Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam,
Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.

9
Said, Mohammad Umar, “Nāsikh-Mansūkh dalam Al-Qur’ān; Teori dan Implikasi
dalam Hukum Islam” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 5,
No. 2, Januari-Juni 2020.

al-Shalih, Subhi, Mabahits fi Ulum al-Quran. Beirut: Dar al-Ilmi li al-Malayin,


1977.

al-Sya’rawi, Muhammad Mutawalli, Tafsîr Al-Sya’râwî. Kairo: Dar Ihkbar al-


Yaum, 1991.

Syukran, Agus Salim, “FUNGSI AL-QUR’AN BAGI MANUSIA.” Al-I‘jaz, Vol.


1, No.1, Juni 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai