1
B. Relevansi Al-Qur’an
Al-Quran adalah kitab suci bagi umat Islam yang berisi ajaran Allah SWT
yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui wahyu.1 Al-Qur'an sangat
penting dalam kehidupan umat Islam karena merupakan pedoman dan sumber
ajaran yang dapat mengantarkan manusia ke jalan yang benar dan membawa
kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.2
Relevansi al-Qur’an di setiap zaman dan tempat dalam artian bahwa al-
Qur’an seusai, cocok, berhubungan dalam setiap keadaan, dimanapun dan
kapanpun, para ulama sering menyebutnya dengan istilah al-Qur’an shâlih li kulli
makân wa zamân.
1
Subhi al-Shalih, Mabahits fi Ulum al-Quran. (Beirut: Dar al-Ilmi li al-Malayin, 1977),
18.
2
Agus Salim Syukran, “FUNGSI AL-QUR’AN BAGI MANUSIA.” Al-I‘jaz, Vol. 1, No.1,
Juni 2019, 96.
3
Asep Saepul Milah Romli, “PESAN AL-QUR’AN TENTANG AKHLAK: Analisis
Hermeneutis Doubble Movement Fazlurrahman Terhadap Q.S al-Hujurat Ayat 11-13.” JIQTAF
Jurnal Studi al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 1, No. 1, April 2021, 77.
4
Abd. Mukhid, “KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL-QUR’AN.”
Nuansa: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam, Vol. 13 No. 2 Juli – Desember 2016,
321.
5
Anwar Taufik Rakhmat dan Aam Abdussalam, “Metode Tafsir Maudhu’i dan
Hermeneutika Dalam Kajian Tafsir Al-Quran.” Mauriduna: Journal of Islamic Studies, Vol. 3, No.
2, November 2022, 209.
2
pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan kebaikan
bersama, serta memperhatikan kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan.6
Dengan demikian, Al-Qur'an menjadi inspirasi bagi umat Islam untuk menghadapi
berbagai tantangan di dunia modern ini.
Al-Qur’an sebagai teks yang terbatas,9 tidak akan berubah atau bertambah
sampai hari kiamat kelak, maka yang dipertanyakan bukan al-Qur’annya tetapi
manusia yang membaca al-Qur’an tersebut, mampukah manusia memahami dan
menerapkan ajaran Al-Qur`an dengan tepat, dibutuhkan pemahaman yang baik
tentang bahasa Arab dan konteks sosial, sejarah, dan budaya saat Al-Qur'an
diwahyukan. Oleh karena itu, dibutuhkan penelitian dan pemahaman yang
mendalam untuk mengambil hikmah dan manfaat yang tepat dari Al-Qur'an.
6
Slamet Firdaus, “Al-Qur’an dan Pembangunan Lingkungan Berkelanjutan di Indonesia:
Analisis Maqashid Syariah untuk Pencapaian SDGs” Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum
Ekonomi Islam, Vol. 07, No. 02, Desember 2022, 130.
7
Muhammad Mutawalli al-Sya’rawi, Tafsîr Al-Sya’râwî. (Kairo: Dar Ihkbar al-Yaum,
1991), 11463.
8
Hikmatiar Pasya, “Studi Metodologi Tafsir Asy-Sya’rawi” STUDIA QURANIKA Jurnal
Studi Qur’an, Vol. 1, No. 2 Januari 2017, 146.
9
Thias Arisiana dan Eka Prasetiawati, “WAWASAN AL-QUR’AN TENTANG KHAMR
MENURUT AL-QURTHUBI DALAM TAFSIR AL-JAMI’ LI AHKAM AL-QUR’AN” Fikri:
Jurnal Kajian Agama, Sosial dan Budaya, Vol. 4, No. 2, Desember 2019, 245.
3
Lalu bagaimana dengan istilah ulumu al-Qur’an tentang naskh dan mansukh
dalam al-Qur’an, yang seakan-akan dengan pemahaman naskh dan mansukh
menyatakan bahwa ada ayat yang tidak relevan lagi,10 sehingga harus di-naskh oleh
ayat yang lain.
Konsep naskh dan mansukh mengacu pada praktek di mana beberapa ayat
di dalam Al-Quran telah ditiadakan atau dihapuskan oleh ayat-ayat lain yang
diturunkan kemudian. Dalam beberapa kasus, ayat-ayat sebelumnya telah
dihapuskan dan diganti dengan ayat-ayat baru yang memberikan aturan yang lebih
spesifik atau perintah yang berbeda.11
10
Mohammad Umar Said, “Nāsikh-Mansūkh dalam Al-Qur’ān; Teori dan Implikasi dalam
Hukum Islam” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 5, No. 2, Januari-Juni 2020, 175.
11
Mohammad Umar Said, “Nāsikh-Mansūkh dalam Al-Qur’ān; Teori dan Implikasi dalam
Hukum Islam” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 5, No. 2, Januari-Juni 2020, 181.
4
D. SDGs dalam Relevansi Al-Quran
Dalam hal ini tujuan SDGs/TPB mencakupi keselarasan dalam hal relevansi
Al-Qur’an dilihat dari beberapa aspek yang ada didalam tujuan SDGs/TPB yang
memiliki 17 tujuan yaitu; 1. Tanpa kemiskinan, 2. Tanpa kelaparan, 3. Kehidupan
sehat dan sejahtera, 4. Pendidikan berkualitas, 5. Kesetaraan gender, 6. Air bersih
dan sanitasi layak, 7. Energi bersih dan terjangkau, 8. Pekerjaan layak dan
pertumbuhan ekonomi, 9. Industri, inovasi dan infrastruktur, 10. Berkurangnya
kesenjangan, 11. Kota dan pemukiman yang berkelanjutan, 12. Konsumsi dan
produksi yang berkelanjutan, 13. Penanganan perubahan iklim, 14. Ekosistem
lautan, 15. Ekosistem daratan, 16. Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang
tangguh, 17. Kemitraan untuk mencapai tujuan.
12
Arifin Rudiyanto,Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs),Edisi II (Jakarta,Kediputian Bidang
Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional,2020), 1.
5
minimum dibawah 1.400 kkal/kapita/hari, penurunan angka kematian ibu,
penanggulangan HIV/AIDS, penyediaan air bersih dan sanitasi di daerah perdesaan
serta disparitas capaian target antar provinsi yang masih lebar.13
Artinya “(Ingatlah) ketika kamu berkata, “Wahai Musa, kami tidak tahan
hanya (makan) dengan satu macam makanan. Maka, mohonkanlah kepada
Tuhanmu untuk kami agar Dia memberi kami apa yang ditumbuhkan bumi, seperti
sayur-mayur, mentimun, bawang putih, kacang adas, dan bawang merah.” Dia
(Musa) menjawab, “Apakah kamu meminta sesuatu yang buruk sebagai ganti dari
sesuatu yang baik? Pergilah ke suatu kota. Pasti kamu akan memperoleh apa yang
kamu minta.” Kemudian, mereka ditimpa kenistaan dan kemiskinan, dan mereka
(kembali) mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena sesungguhnya
mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak
13
Arifin Rudiyanto,Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs),Edisi II (Jakarta,Kediputian Bidang
Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional,2020) h. 1.
6
(alasan yang benar). Yang demikian itu ditimpakan karena mereka durhaka dan
selalu melampaui batas”.
Pada ayat diatas menunjukkan bahwa dalam hal beribadah tentu didasari
dengan rasa bersyukur jika diberi nikmat dalam mendapatkannya haruslah berusaha
dan tidak lupa akan bersyukur, ini juga menjadi tolak ukur dalam kesejahteraan
manusia dalam kasus tanpa kemiskinan pada tujuan TPB/SDGs pada tujuan
pertamanya yaitu tanpa kemiskinan.
Dalam hal ini pada tujuan SDGs/TPB yang bertujuan tanpa kemiskinan
pada kebijakan RP JMN 2020-2024 yang sesuai untuk pengurangan kemiskinan
dilakukan melalui dua strategi utama, yaitu penurunan beban pengeluaran melalui
bantuan sosial serta peningkatan pendapatan melalui program produktif14 hal ini
cukup relevan dengan penjelasan yang ada didalam Al-Qur’an itu sendiri.
14
Arifin Rudiyanto,Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Aksi Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB)/ Sustainable Development Goals (SDGs),Edisi II (Jakarta,Kediputian Bidang
Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional,2020), 6.
7
E. Kesimpulan
Al-Qur’an sebagai teks yang terbatas, tidak akan berubah atau bertambah
sampai hari kiamat kelak, maka yang dipertanyakan bukan al-Qur’annya tetapi
manusia yang membaca al-Qur’an tersebut, mampukah manusia memahami
dan menerapkan ajaran Al-Qur`an dengan tepat, dibutuhkan pemahaman yang
baik tentang bahasa Arab dan konteks sosial, sejarah, dan budaya saat Al-Qur'an
diwahyukan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Anwar Taufik dan Aam Abdussalam, “Metode Tafsir Maudhu’i dan
Hermeneutika Dalam Kajian Tafsir Al-Quran.” Mauriduna: Journal of
Islamic Studies, Vol. 3, No. 2, November 2022.
9
Said, Mohammad Umar, “Nāsikh-Mansūkh dalam Al-Qur’ān; Teori dan Implikasi
dalam Hukum Islam” MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Vol. 5,
No. 2, Januari-Juni 2020.
10