Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

LIVING AL-QUR’AN
DI
S
U
S
U
N
OLEH :
FITRIA NURLITA (202033012)

DOSEN PENGAMPU :
Dr.RUHAMA WAZNA,S.Th.I,M.A.

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE
TAHUN 2022-2023
PEMBAHASAN

A. Definisi Living Al-qur’an


Living AlQuran merupakan metode pembelajaran yang menjadikan suatu fenomena
yang hidup di tengah kalangan masyarakat muslim terkait dengan Alquran dan dapat kita
definisikan bahwa living Alquran Ini adalah sebuah kajian Alquran yang sangat melekat
dengan sebuah praktek sosial dan antropologi sehingga kajian tersebut dapat dijadikan
sebagai kajian ilmiah yang menghidupkan Alquran di kalangan masyarakat muslim dan
nilai-nilai Alquran hidup bersamaan dengan masyarakat dalam keseharian sehingga
menyatu dalam diri umat Islam dengan beragam praktek.Living Quran juga bisa kita
simpulkan bahwa living Quran adalah penelitian sosial sesuai fenomena keagamaan dan
berkaitan dengan Alquran.1
Jadi dapat kita simpulkan bahwa living Quran adalah suatu penelitian tentang ayat-
ayat Alquran yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari di kalangan masyarakat dan
pemaknaan ayat Alquran tersebut yang tidak mengacu pada teks-teks Alquran. Dan
intinya bahwa living Quran ini adalah fenomena Alquran yang melekat dalam kehidupan
kita sehari-hari dan dapat dipahami dan dialami oleh masyarakat muslim akan fungsi
Alquran di luar kondisi tekstualnya.
Living Quran dapat juga diartikan sebagai studi tentang beragam fenomena atau
fakta sosial yang berhubungan dengan kehadiran Alquran di dalam sebuah kelompok
masyarakat tertentu yang kemudian diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2Baru-
baru ini para pengkaji al-Qur'an mulai memperhatikan hal yang timbul karena al-Qur'an
diluar teksnya, yang berwujud penarikan al-Qur'an ke kepentingan praktis di kehidupan
umat di luar aspek tekstual dan mengkaji fenomena sosial yang lahir dari adanya interaksi
antara manusia dengan Al-Qur‟an, studi living Qur‟an menggunakan ilmu-ilmu sosial
sebagai perangkat metodologinya sebagai cara untuk memahami fakta sosial yang terjadi
di masyarakat.

1
Aini,Andrika Fithrotul,Pengantar Kajian Living Qur’an,Lamongan : CV.Pustaka Djati,2021.
2
Muhammad Mansur, “Living Qur‟an dalam Lintasan sejarah studi Alquran”, Metode Penelitian Living Qur’an
dan Hadits, (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 8.
B. Sejarah Kajian Living Al-Qur’an
Sejarah kajian Living Quran muncul sejak masa awal Islam, yakni pada masa
Rasulullah SAW. Pada hakikatnya ini sudah terjadi, adanya praktek memperlakukan Al
Quran, Surat-surat atau ayat-ayat tertentu dalam Al Quran untuk kehidupan umat.
Seperti hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah r.a. berkata bahwa Nabi Muhammad
SAW pernah membaca surat al-Mu'awwidhatain, yaitu surat al Falaq dan al-Nas ketika
beliau sedang sakit sebelum Rasulullah wafat. Riwayat lain juga telah menyebutkan,
bahwa sahabat Nabi pernah mengobati seseorang yang tersengat hewan berbisa dengan
membaca Al-Fatihah.
Keterangan riwayat hadis di atas, menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW
dan para sahabat pernah melakukan praktek ruqyah, yaitu mengobati dirinya sendiri dan
juga orang orang lain yang menderita sakit dengan membacakan ayat tertentu di dalam Al
Quran. Sejak awal mula masa Islam, dimana Nabi Muhammad SAW masih hadir di
tengah-tengah umat, praktek interaksi antara umat Islam dengan Al Quran tidak terbatas
pada pemahaman teks semata, tetapi bisa menyentuk aspek yang sama sekali di luar teks.
Praktek yang telah di lakukan Nabi Muhammad SAW, dengan membaca surah
Mu'awwidhatan. Untuk mengobati sakitnya yang sudah di luar teks. Karna secara
semantis antara makna teks dengan penyakit yang di derita oleh Nabi Muhammad SAW
sama sekali tidak berkaitan. Seperti itu juga hal praktek yang dilakukan oleh sahabat Nabi
yang membacakan surah al Fatihah untuk mengobati orang yang terkena sengatan
kalajengking. Rangkaian surat al Fatihah secara makna adalah sama sekali tidak ada
kaitannya dengan sengatan kalajengking.
Berdasarkan beberapa praktek interaksi umat Islam pada masa awal, dapat
dipahami jika kemudian berkembang pemahaman di masyarakat tentang fadilah atau
khasiat serta keutamaan surat-surat tertentu atau ayat-ayat tertentu di dalam Al-Quran
sebagai obat dalam arti yang sesungguhnya, yaitu untuk menyembuhkan penyakit fisik.
Selain beberapa fungsi tersebut, Al-Quran juga tidak jarang dianggap bermanfaat
dari bentuk fisiknya, yaitu ayat Al-Qur’an yang dituliskan dalam kertas atau benda-beda
tertentu atau yang biasa disebut rajah, jimat, isim atau sebagainya, yang dipercayai
sebagai penyembuh, keselamatan atau pengasihan. atau ada juga yang memahami Al-
Quran sebagai fungsi yang lain seperti menjadi solusi atas persoalan psikologi yakni
sebagai motivasi, atau persoalan ekonomi, yaitu sebagai alat untuk memudahkan
datangnya rezeki.
Akan tetapi, banyak sekali yang bermunculan ketika Al Quran sudah diyakini
bahwa proses membumikan ayat dengan perkembangan tafsir sudah sangatlah luas
sampai ke era modern sekarang ini. Karena hubungan Al Quran dengan ilmu
pengetahuan bukanlah dinilai dari banyaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang
tersimpul didalamnya serta bukan pula menunjukan sebuah kebenaran teori-teori
ilmuannya.3
C. Fadhail Al-Qur’an
Fadhail dalam bahasa Arab adalah bentuk jama' dari Fadhilah yang artinya
"Kedudukan yang tinggi dalam keutamaan". Dengan demikian, bentuk sederhana
Fadhilah Al-qur’an boleh dipahami sebagai sesuatu yang berkaitan dengan keunggulan,
keutamaan atau keistimewaan yang di kandung oleh ayat maupun surah dalam al-Qur’an.
Keterkaitan manusia terhadap sesuatu bergantung pada keilmuan tentang kelebihan
atau kegunaan sesuatu itu. Agar manusia tertarik pada al-Qur’an, sehingga Rasulullah
memberi banyak Fadhilah Al-qur’an. Walaupun demikian, ketertarikan manusia terhadap
al-Qur’an pun sangat bergantung pada keimanan dan keyakinan pada janji Allah dan
Rasul-Nya. Misalnya Umar bin Khattab tertarik pada al-Qur’an saat dilantunkan Firman
Allah, yang artinya: "Taha, tidaklah Kami turunkan al-Qur’an ini agar kamu sengsara".
Fadhail Al-Quran juga terdiri dari Hadis-hadis, namun karya-karya Fadhail Al
Quran sangat erat sekali hubungannya dengan ilmu al-‘Quran dan Tafsir. Hal ini
dikarenakan beberapa alasan. Diantaranya:
 Pertama: Termaksud ke dalam jajaran ilmu-ilmu Al Quran
 Kedua: Salah satu dari tujuan penulisan karya Fadhail Al Quran yaitu untuk
memahami Al Quran, sepertimana yang telah diturunkan kepada Rasulullah
SAW. Karena di dalam karya Fadhail Al Quran juga terdapat pembahasan
mengenai Qiraat, tadabur, cara memahami dan meningkatkan kepercayaan
terhadap Al Quran, serta mengamalkan Al Quran bahagia di dunia maupun
di akhirat.
3
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur'an, Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat (Jakarta: Mizan,
1992), cet. I, hal.59.
 Ketiga: Bahwasanya terdapat hubungan yang sangat erat antara Fadhail Al
Quran dengan Tafsir.

D. Fungsi Al-qur’an di Masyarakat


Al-Quran mencakup setiap aspek kehidupan yang perlu diketahui sebagai
masyarakat muslim. Hal yang terbaik dari semua pendidikan di dunia ini adalah al-
Quran dan memperolehnya adalah wajib bagi setiap Muslim.Fungsi al-qur’an di kalangan
masyarakat merupakan kitab suci umat Islam yang memiliki banyak manfaat bagi umat
manusia. Al-quran diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh manusia melalui malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai Rosul yang dipercaya menerima mukjizat
Alquran, Nabi Muhammad SAW menjadi penyampai, pengamal, serta penafsir pertama
dalam al-quran. Selain itu, al-Qur‘an juga berperan sebagai sarana ibadah untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt melalui membacanya dan menangkap pesan-pesan
yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, fungsi al-Qur‘an di kalangan masyarakat juga
menjadi peran yang sangat penting dan harus kita terapkan dalam sehari karena al-qur’an
juga pedoman hidup masyarakat muslim maupun masyarakat yang non muslim.
Al-qur’an bisa menjadi obat penyakit mental di mana membaca Al Quran dan
mengamalkannya dapat terhindar dari berbagai hati atau mental. Meskipun Al Quran
hanya sebatas tulisan saja, namun membacanya dapat memberikan pencerahan bagi stiap
masyarakat yang menjadikannnya sebagai pedoman hidupnya.
Di dalam al-Quran terdapat banyak pengajaran, nasihat-nasihat, peringatan tentang
kehidupan bagi orang-orang yang bertakwa, yang berjalan di jalan Allah. Nasihat yang
terdapat di dalam Al Quran biasanya berkaitan dengan sebuah peristiwa atau kejadian,
yang bisa dijadikan pelajaran bagi orang-orang di masa sekarang atau masa setelahnya.
Jadi fungsi al-Qur’an di kalangan masyarakat itu sangatlah penting untuk di
terapkan dalam keseharian masyarakat muslim.Karena al-Qur’an ini banyak fungsi yang
memberi petunjuk jalan kehidupan kita jauh lebih baik.

E. Kajian Living Al-qur’an Sebagai Religious Research

Anda mungkin juga menyukai