Anda di halaman 1dari 13

Tradisi Membaca Surat Yasin Setelah Maghrib dan Surat Al Waqiah Setelah Sholat

Shubuh Studi Living Qur’an Di Ma’had Ishlahul Furqon Amtsilati Ngadiluwih Kediri

Desriana Alva Fauziyah

desrianaf12@gmail.com

Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir

Abstrak

Al-Quran menjadi sumber yang paling utama dalam menjalani kehidupan sehari-hari, menjadi hal yang
tak biasa ketika al-qur’an tidak dibaca dengan jiwa yang utuh dan difahami untuk diaplikasikan di
kehidupan sehari-hari. Bahkan Al-Qur’an menjadi suatu tradisi yang ketika dibaca rutin dapat
menimbulkan reaksi atau dampak yang nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
mendeskripsikan bagaimana proses dan reaksi dari adanya tradisi membaca surat yasin setelah maghrib
dan surat waqiah setelah shubuh di Ma'had Ishlahul Furqon Amtsilati Ngadiluwih Kediri. Untuk
mengetahui makna tradisi tersebut penulis melibatkan pengasuh, pengurus dan juga santri. Penelitian
ini bersifat penelitian lapangan (field research), yakni penelitian yang berbasis data-data lapangan yang
terkait dengan subjek penelitian. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan
pendekatan etnografi, yaitu pekerjaan dengan mendeskripsikan suatu kebudayaan dengan metode
obeservasi, dokumentasi dan wawancara.

Kata Kunci : Al-Qur’an, Tradisi, Yasin-waqiah,

Pendahuluan

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang penting dan segalanya bagi umat islam, karena selain
sebagai pedoman hidup juga menjadi paduan bagaimana seorang muslim dan muslimah berperilaku,
berbicara, dan beribadah. Setiap permasalahan yang terjadi, semuanya akan kembali kepada dasar
hukumnya. Al-Qur’an sangatlah luar biasa karena menjadi mukjizat yang paling tinggi yang diturunkan
oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat jibril. 1 Al-Qur’an menjadi sebuah
kitab suci yang terakhir turun yang harus dibaca, dipahami dan ditafsirkan. Hal ini karena adanya reaksi

1
Ahmad Zuhdi Dkk, Studi Al-Qur’an, Cet 8 (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press, 2018), 6.
dan tindakan yang beragam, bahkan menjadi suatu hal yang bernilai tinggi dan mulia ketika Al-Qur'an
tidak hanya dipahami secara batas sesuatu yang bernilai ibadah.

Al Quran berfungsi sebagai pengusung perubahan, pencerah dari kegelapan dan kejumudan,
pendobrak penggerak transformasi masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik. Sedangkan dalam
ranah sirri, al-qur'an menjadi syifa'(obat, penawar, pemberi solusi) untuk pribadi yang tengah dirundung
kesedihan, ditimpa musibah, serta didera persoalan hidup. dalam hal ini, ayat-ayat al-qur'an berfungsi
sebagai terapi psikis, penawar dari persoalan hidup yang dialami seseorang. Jiwa yang sebelumnya resah
dan gelisah berubah menjadi tenang dan damai ketika membaca dan meresapi makna ayat-ayat
tersebut.

Al-Qur’an bersifat mutlak dan Allah menjamin siapa saja yang membaca dan mengamalkannya.
Tidak akan mengalami perubahan dan pembenahian sampai akhir zaman. Maka dari itu, begitu
pentingnya keberadaan al-Qur’an dalam kehidupan manusia, khususnyaumat islam yang senantiasa
menjadikan kalam Allah ini sebagai pedoman dalam berucap dan bersikap dalam kehidupan. Seiring
berjalannya waktu, Al-Qur’an dipahami dengan berbagai keberagaman dan memunculkan ilmu-ilmu
baru. Salah satu diantaranya adalah dengan membumikan Al-Quran yakni dengan menjadikannya
sandaran kehidupan, dengan membacanya, mempelajari isi kandungannya, pesan-pesan di dalamnya
dan tak lupa mempraktekkan dalam kehidupan. Hal tersebut merupakan wujud implementasi dari
konsep memahami Al-Qur’an sebagai pedoman hidup yang melatar belakangi oleh budaya sosial di
masyarakat.

Sebagai umat muslim seyogyanya kita harus bisa berinteraksi lebih dengan Al-Qur’an, dalam hal
ini bisa mencakup membaca, memahami, dan mengamalkan isi al-qur’an dalam kehidupan sehari-hari.
Ada beberapa tujuan umat muslim dalam membaca al-qur’an, ada yang membaca ayatnya beserta
artinya, ada yang fokus membaca ayat dan kandungannya, ada juga yang membacanya untuk
menghilangkan kesedihan, kegundahan, kegelisahan sehingga bisa memperoleh ketenangan dalam
jiwanya dan semua membaca al-qur’an sesuai dengan keyakinannya.

Menurut beberapa riwayat yang ada rasulullah dulu pernah melakukan terapi orang yang sakit
dengan perantara bacaan al fatihah dan surat al muawwidzatain sebagai penangkal sihir. Hal ini terus
berlangsung generasi ke generasi yang selanjutnya hingga sampai sekarang tetap dilestarikan, sebagai
contoh selain Al-quran dijadikan sebagai obat dan terapi, surat yasin ini juga dibaca ketika ada orang
yang sedang mengalami sakaratul maut dengan tujuan agar meninggal dengan husnul khotimah. Selain
surat yasin, surat al-waqiah juga dipercaya untuk jalbu rizqi( menarik rezeki), tidak hanya itu surat al-
waqiah juga menjadi wasilah yang diyakini menjadi jalan kemudahan untuk segala permasalahan.

Menurut pengasuh ma'had Ishlahul Furqon Amtsilati Ngadiluwih Kediri, yaitu Abah Achyar
Sya'roni Al-Hafidz tradisi tersebut telah ada sejak masa awal berdirinya Ma'had Ishlahul Furqon Amtsilati
yaitu pada tahun 2002, pada saat itu santri yang tinggal di ma'had tersebut sangatlah masih sedikit
sekitar 6 santri dan santri tersebut berasal dari daerah Demak-Jawa Tengah, tradisi tersebut terus
dilestarikan dari satu generasi ke generasi seterusnya hingga sampai saat ini, tradisi tersebut tetap
terlaksana dan diikuti oleh seluruh santri, para pengurus dan pengasuh pondok.

Metode Penelitian

Studi Living Qur’an

Living Qur'an muncul bermula dari fenomena Qur'an in Everyday In Life, yaitu makna dan
pengaplikasian al-Qur'an difahami dan di alami masyarakat muslim. 2 Pengaplikasian Al-Qur'an seperti ini
muncul karena adanya praktik pemaknaan Al-Qur'an yang tidak mengacu pada pemahaman atas pesan
tekstualnya, tetapi berlandaskan anggapan adanya "fadhilah" dari poin-poin tertentu teks Al-Qur'an bagi
kepentingan dalam keseharian kehidupan umat. Misalnya, pengamalan penggunaan Al-Qur'an dalam
fenomena sosial di masyarakat tertentu, penggalan ayat-ayat al-qur'an tersebut kemudian dijadikan
sebagai obat(Syifa), doa-doa yang diyakini sebagai penghindar dari bahaya dan sebagainya.

Istilah Living Qur'an menjadi bentuk pemahaman bahwa teks quran selalu hidup meskipun
tanpa pembaca. Sebagaimana dalam paradigma resepsi bahwa teks dan pembaca itu mempunyai peran
masing-masing dalam membentuk pemahaman. Merujuk pada penjelasan Ahmad Rafiq bahwa antara
teks dan pembaca mempunyai hubungan yang inter relational atau saling menghubungkan. Oleh karena
itu, keduanya harus mempunyai peran yang sama yakni membangun makna. Struktur teks mempunyai
makna tersendiri berdasarkan bentuk linguistiknya dan pembaca juga mempunyai ruang tersendiri
untuk membentuk makna.

Fenomena Al-Qur'an menempatkan Al-Qur'an secara sosio-antropologis yang sinkronik bukan


teologis. Fenomena Al-Qur'an di masyarakat selalu berubah dan berbeda disetiap tempat dan waktu.
Kajian ini disebut dengan kajian living karena orang-orang bertemu sesuatu atau merespon hadirnya Al-

2
M. Mansur, Living Qur‘an dalam Lintasan Sejarah Studi Al-Qur‘an, n.d., 5.
Qur'an dalam kehidupannya dalam bentuk yang selalu berikehidupannya dalam bentuk yang selalu
berubah dan berbeda.3

Secara ontologis, kajian living qur'an berpusat pada manusia sebagai penerima teks. Personal
atau masyarakat menerima teks dengan adanya proses resepsi dalam dirinya. Setiap Penerima teks pasti
terjadi secara unik, selalu berubah, dinamis ,dan juga secara kontekstual. Pembaca teks Al-Qur’an
mempraktikkan hasil pemaknaan terhadap Al-Qur’an dalam kehidupan keseharian. Apabila ditarik ke
belakang, maka pemaknaan yang akan membawa pemahaman bahwa dalam kehidupan keseharian
umat islam tidak akan terlepas dari usaha menanamkan dan mempraktikkan makna-makna yang ada
dalam teks ayat-ayat Al-Qur’an.

Menurut Heddy Shri Ahisma Putra mengklasifikasikan pemaknaan terhadap Living Quran
menjadi tiga kategori. Pertama, Living Qur’an merupakan sosok Nabi Muhammad SAW yang
sesungguhnya. Hal ini didasarkan pada keterangan dari Siti Asiyah ketika ditanya tentang akhlak Nabi
Muhammad Saw, maka beliau menjawab bahwa akhlaq Nabi Muhammad SAW adalah Al-Qur’an.
Dengan demikian, Nabi Muhammad bukti bahwa al-Qur’an itu hidup. Yang kedua, ungkapan Living
Qur’an juga bias mengacu kepada masyarakat yang kehidupan sehari-harinya menggunakan Al-Quran
sebagai kitab acuannya. Mereka hidup sesuai dengan apa yang diperintahkan di dalam al-qur’an dan
menjauhi hal-hal yang dilarang didalamnya, sehingga masyarakat tersebut seperti al-qur’an yang hidup,
al-Qur’an yang mandarah daging dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ketiga, Living Qur’an juga dapat
diartikan bahwa Al-Qur’an adalah bukanlah hanya sebagai kitab, tetapi sebuah kitab yang hidup, yaitu
didalam perwujudannya kehidupan sehari-hari begitu terasa dan nyata, serta beraneka ragam
tergantung pada bidang kehidupannnya. 4 Dapat disimpulkan bahwa Living Qur’an adalah suatu kajian
ilmiah dalam ranah studi Al-Qur’an yang meneliti dialektika antara Al-Qur’an dengan kondisi realita
sosial di masyarakat. Living Qur’an juga bisa diartikan praktek-praktek pelaksaan ajaran Al-Qur’an di
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Seringkali praktek-praktek yang dilakukan dimasyarakat
tersebut berbeda dengan tekstual dari ayat-ayat atau surat-surat yang di dalam al-Qur’an itu sendiri. 5

Observasi

3
Aini,Adrika Fithrotul. Pengantar Kajian Living Qur’an.(Lamongan: CV.Pustaka Djati: 2021), hal. 12-13
4
Heddy_Shri-Ahimsa-Putra, The Living Qur'an: Beberapa Prespektif Antropologi,(Jurnal Walisongo 20) No. 1(2013) : 236-37
5
Didi Junaedi, “Living Qur’an: Sebuah Pendekatan Baru Dalam Kajian Alquran”, Journal of Quran and Hadist Studies, Vol. 4, No. 2 (2015),
Dalam melakukan penelitian, observasi menjadi salah satu cara untuk memperoleh data yang
akurat. Secara umum, observasi diartikan dengan pengamatan atau penglihatan. Sedangkan secara
khusus, observasi diartikan dengan mengamati dalam rangka memahami, mencari jawaban, serta
mencari bukti terhadap fenomena sosial tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi. 6 Observasi
adalah mengumpulkan data secara langsung dari lapangan. Data yang diobservasi berupa gambaran
tentang sikap perilaku, serta tindakan keseluruhan interaksi antar manusia. Data observasi juga bias
hanya sebatas pada interaksi antar masyarakat tertentu. Proses observasi dimulai dengan
mengidentifikasi tempat yang akan diteliti. Dilanjutkan dengan pemetaan, sehingga memperoleh
gambaran umum tentang sasaran penelitian. Selanjutnya, menentukan siapa yang akan diobservasi,
kapan, berapa lama dan bagaimana. 7 Dalam penelitian studi living Qur’an, metode observasi menjadi
peranan yang paling penting, yang akan memberikan gambaran yang nyata yang ada di lapangan.

Wawancara

Wawancara menjadi cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab pihak terkait yang
dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian. Metode wawancara dalam
penelitian living qur’an adalah suatu yang niscaya. Seorang peneliti tidak akan mendapatkan data yang
valid dari sumber utamanya, jika dalam penelitian tenttang aktivitas yang berkaiytan dengan fenomena
living qur’an di suatu komunitas tertentu, tidak melakukan wawancara dengan para responden dan
partisipan. Dalam penelitian living qur’an yang bertujuan untuk mengetahui fenomena interaksi
masyarakat dengan Al-Qur’an, maka metode wawancara ini sangat diperlukan. Jika seorang penliti ingin
melakukan penelitian tentang praktek pembacaan surat tertentu di dalam al-Qur‘an, yang dilakukan
suatu komunitas masyarakat tertentu, maka seorang peneliti dalam melakukan wawancara dengan para
responden dan partisipan yang terlibat langsung dalam pelaksanaan ritual tersebut. Peneliti bisa
menanyakan tentang apa latar belakang ritual pembacaan surat tertentu dalam al-Qur‘an itu, apa
motivasinya, kapan pelaksanaannya, berapa kali dibaca, siapa pesertanya, bagaimana prosesi ritualnya,
apa faktor pendukung dan penghambatnya, serta bagaimana pengaruhnya dalam kehidupan sehari-hari
dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang relevan dengan maksud dan tujuan peneltian.

Dokumentasi

6
Muhammad Yusuf, Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur‘an, dalam Sahiron Syamsuddin (ed.),
Metode Penelitian Living Qur‘an dan Hadis, 2007, 39.
7
J.R Raco, Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya, n.d., 112
Metode dokumentasi merupakan suatu cara mengumpulkan data-data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen terulis, gambar maupun elektronik. 8 Penelitian
Living Qur’an tentang fenomena ritual keagamaan yang terjadi di masyarakat akan semakin kuat jika
disertai dengan dokumentasi. Dokumentasi yang dimkasud bisa berupa dokumen yang tertulis seperti
agenda kegiatan, daftar hadir peserta, materi kegiatan, tempat kegiatan dan lain sebagainya, bisa juga
berupa dokumeen tervisualisasikan, seperti foto kegiatan atau rekaman dalam bentuk video, atau juga
audio. Dengan melihat dokumen yang ada, maka peneliti bisa melihat perkembangan tersebut dari
waktu ke waktu, sehingga dapat di analisia bagaimana respon masyarakat dengan kegiatan tradisi
tersebut.9

Kajian living Qur’an berusaha memotret fenomena sosial berupa praktek keagamaan dalam
sebuah masyarakat yang didasarkan atas pemahamannya terhadap Al-Qur’an. Dengan kata lain, praktek
ritual keagamaan tersebut berupa bacaan surat atau ayat tertentu, misalnya yang dilakukan oleh suatu
masyarakat berdasarkan keyakinan mereka yang bersumber dari interaksi dengan Al-Qur’an. Karena
yang dikaji dalam Living Qur’an ini berupa fenomena sosial, maka model penelitian yang dipakai adalah
model penelitian sosial. Dalam hal ini, metode penelitian kualitatif lebih tepat digunakan dalam kajian
Living Qur’an ini.

PEMBAHASAN

Letak Geografis dan Latar Belakang Tradisi Membaca Surat Yasin dan Surat Al-Waqiah di
Ma’had Ishlahul Furqon Amtsilati Ngadiluwih Kediri

Ma’had Ishlahul Furqon Amtsilati merupakan pondok pesantren yang menekankan santri belajar
pada pada kitab kuning terutama kitab Amtsilati dan Tahfidz Al-Qur’an. Ma’had Ishlahul Furqon
Amtsilati terletak di jalan raya tambangan dusun Ngadiloyo Desa Ngadiluwih kecamatan Ngadiluwih.
Sejarah pembacaan Surat Yasin setelah Maghrib dan Surat Al-Waqiah ini merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan oleh para santri Ma’had dan beserta pengasuh sejak awal berdirinya ma’had sekitar pada
tahun 2002 hingga sampai saat ini. Pada saat awal mula ma’had ini berdiri santri yang mukim di ma’had
jumlahnya sedikit sekali sekitar ada 6 santri, yang pada saat itu mayoritas santri berasal dari daerah
Demak Jawa Tengah. Kegiatan ini ditetapkan oleh pengasuh ma’had sebagai kegiatan rutin yang wajib
diikuti oleh semua santri baik santri putra maupun santri putri yang dilaksanakan setelah selesai dzikir

8
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan,‖ 2007, 221.
9
Ahmad Atabik, The Living Qur‘an: potret budaya tahfiz al-quran di nusantara‖ 8, no. 1 (2014).
sholat maktubah. Sebagaimana para santri dituntut untuk tidak hanya fokus menjalankan pendidikan
formal saja, tetapi santri juga diajarkan untuk menghidupkan mengaplikasikan ajaran yang ada di dalam
al-quran dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, para santri juga wajib mengikuti kegiatan
mengaji kitab kuning tepatnya kitab nahwu Amtsilati. Salah satu contoh dari pengaplikasian tersebut
ialah dengan membaca surat Yasin setelah Maghrib dan surat Al-Waqiah setelah sholat Shubuh.

Surat Yasin merupakan surat yang menempati urutan ke 36 didalam al-quran mushaf ustmani,
sedangkan kalau berdasarkan asbabun nuzulnya adalah surat yang ke 41. Surat Yasin ini terdiri dari dua
suku kata, yaitu yaa dan siin, sebagaimana sama dengan surat-surat Al-Qur’an lainnya yang di awali
dengan huruf abjad atau biasa disebut dengan fawatihus suwar yang secara makna hanya Allah sajalah
yang Maha Tahu. Dialah yang maha mengetahui hikmah dibalik itu, sekalipun ada sebagian ulama yang
menakwilkan dengan berbagai macam makna. Ada yang mengatakan bahwa Yaasiin itu adalah
ringkasan dari Yaa Insaanu yang artinya “Hai Manusia”, ada sebagian pula yang menakwilkan sebagai
salah satu dari nama Nabi Muhammad SAW akan tetapi pendapat yang terbaik adalah mengembalikan
semua itu kepada sang pencipta, Allah SWT. 10

Surat Yasin tergolong ke dalam Surat Makiyyah karena ayatnya turun tepat pada waktu Nabi
berada di Kota Mekkah, jumlah ayat dari surat Yasin ini adalah 83 ayat dan sebagaimana yang
disampaikan oleh putra abah kyai, yaitu Gus Zain bahwa surat yasin ini merupakan Qalbu Qur’an atau
biasa disebut dengan jantungnya Al-Qur’an. Sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik ra. Ia berkata
bahwa Rasulullah SAW bersabda “setiap sesuatu mempunyai hati dan hatinya Al-Qur’an adalah Surat
Yasin”.

Menurut putra kyai, gus zain tradisi ini merupakan aurod (wirid) yang harus dilakukan oleh para
santri ma’had dan tradisi ini merupakan ijazah dari guru/kyai pengasuh ma’had ketika mengenyam
pendidikan di pondok pesantren. Ijazah untuk membaca surat Yasin berasal dari pengasuh abah kyai
yaitu kyai Abdul Syukur pendiri Pondok Pesantren Al-Ishlah Dlopo Kediri, sedangkan Surat Al-Waqiah
sendiri juga merupakan ijazah dari pengasuh ibu Nyai ketika proses pendidikan di Pondok Al-Falah Ploso
Mojo. Gus Zain juga menyampaikan bahwa surat yasin ini wajib dibaca dan diamalkan oleh para santri
Ma’had karena ruhnya santri itu berada pada surat yasin karena santri yang sedang menjalankan
pendidikan di ma’had tersebut santri yang sedang menjalani proses menghafal Al-Qur’an selain itu
background dari ma’had sendiri merupakan keluarga yang hafidz al-qur’an. 11

10
Fachrurazi H., Terjemahan Yaasiin Fadhilah Berikut Doa-doa, (Bandung: Sinar Baru Algensindo), 4
11
Gus Zain (Putra Pengasuh Ma'had Ishlahul Furqon Amtsilati), Wawancara, Kediri 8 Maret 2023.
Didalam hadis riwayat Abu Hurairairah dijelaskan bahwa barangsiapa yang membaca Surat Yasin
pada malam hari dengan mengharapkan ridho dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya. Atas dasar
itu keluarga ma'had percaya bahwa dengan mengamalkan bacaan surat yasin setelah maghrib dapat
diampuni dosa-dosanya, menenangkan jiwa ketika sedang ada masalah asalkan dibacanya dengan
istiqomah, awal mula pembacaan yasin setelah maghrib ijazah dari seorang kyai dari daerah dlopo yang
pada saat itu pengasuh sedang menimba ilmu di lembaga tersebut lalu seiring dengan berjalannnya
waktu pengasuh mendirikan ma'had sang pengasuh mengajarkan dan menerapkannya pada seluruh
santriwan-santriwati di Ma'had Ishlahul Furqon Amtsilati ini.

Selain membaca dan mengamalkan Surat Yasin setelah dzikir sholat Maghrib, ma’had Ishlahul
Furqon ini juga membaca dan mengamalkan Surat al-Waqiah yang rutin dibaca setelah dzikir Sholat
shubuh. Amalan mengamalkan Surat Al Waqiah ini merupakan ijazah dari Kyai atau Guru dari Ibu nyai
Pengasuh. Ibu Nyai percaya bahwa dengan membaca surat tersebut akan memudahkan semua urusan
kita, dan melancarkan rezeki, tidak hanya itu dengan membaca surat ini merupakan wasilah agar para
santri dimudahkan dalam proses menghafal Al-Qur’an.

Surat Al-Waqiah ini merupakan surat yang begitu luar biasa dan termasuk dari salah satu surat
yang super dahsyat, surat ini begitu banyak bagi keutamaan bagi yang senantiasa membaca dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Surat ini termasuk salah satu surat yang membuat
Rasulullah berubah. Ibnu Abbas r.a berkata, “ Abu Bakar ash-Shiddiq Saw, “Wahai Rasulullah, engkau
telah berubah. “ Beliau berkata. “Aku berubah karena surat Hud, al-Waqi’ah, al-Mursalat, an Naba’ dan
at-Takwir”. Surat al-Waqi’ah juga salah satu surat yang turun sebelum Nabi Muhammad saw berhijrah
ke madinah, yaitu pada saat suratsurat yang turun pada masa itu bertujuan untuk meningkatkan iman
kaum muslimin yang baru memeluk islam. Demikian pendapat mayoritas pakar ilmu al-Qur’an.
Sementara ulama berpendapat bahwa ada beberapa ayat yang turun setelah Nabi Muhammad saw
hijrah. Al-Qurthubi misalnya mengemukakan riwayat yang bersumber dari sahabat Nabi Muhammad
saw. Ke Mekkah, sedang ayat 39-40 turun dalam perjalanan Nabi Muhammad Saw. ke Madinah pada
perang Tabuk. Namun riwayat-riwayat ini tidak mendapat dukungan pakar-pakar al-Qur’an. 12

Surat al-Waqi’ah sendiri merupakan surat ke-56 yang ada dalam juz ke-27, yang berasal dari
bahasa Arab ,‫ الواقعة‬al-Waqi’ah, yang berarti “Hari Kiamat” surat ini tergolong makkiyah, kecuali ayat 81
dan 82 tergolong madaniyyah. Surat al-Waqi’ah diturunkan sesudah surat Taha. Surat al-Waqi’ah
Memiliki 96 ayat yang kesemua ayat tersebut dianugrahkan kepada Nabi Muhammad Saw sebelum
12
Beliau hijrah ke Madinah atau tepatnya Beliau masih berdomisil di Makkah, oleh sebab itu surat al-
Waqi’ah digolongkan ke dalam surat Makkiyah. Surat ini tergolong makkiyah, kecuali ayat 81 dan 82
tergolong madaniyyah.13 Dinamakan surat al-Waqi’ah karena sesuai dengan ayat yang pertama yakni al-
Waqi’ah atau memiliki arti kiamat. Sedangkan isi dari surat al-Waqi’ah menceritakan tentang bagaimana
hari kiamat tersebut akan terjadi dan juga balasan bagi orang mukmin dan juga orang kafir. Surat ini
berisi gambaran tentang hura-hura yang terjadi di hari kiamat, pada waktu dihisab manusia terbagi
menjadi tiga golongan, pertama golongan yang bersegera menjalankan kebaikan al-Sabiqun, yang kedua
golongan kiri yang celaka ashab al-Syimal, dan serta balasan yang diperoleh oleh masing-masing
golongan. Surat ini juga berisi bantahan Allah SWT. terhadap orang yang mengingkari keberadaan tuhan,
hari kebangkitan, dan adanya hisab. Diterangkan juga bahwa al-Qur’an berasal dari lauh al-Mahfuzh. 14

Di dalam Surat Al-Waqiah juga terdapat kandungan, doa, kabar gembira dan sejarah, yang dapat
menjadikan hati pembaca terbuka akan nilai kebesatran dan kekuasaan-Nya. Hal ini dikarenakan, banyak
pelajaran dan hikmah dari ayat-surat al-Waqiah yang menjelaskan tentang dahsyatnya peristiwa hari
kiamat, pedihnya orang yang masuk dalam golongan kiri, kerugian bagi yang mendustakan nik mat-Nya,
penyesalan bagi mereka ketika bertempat tinggal di neraka. Tetapi sebaliknya juga, berbahagialah orang
yang masuk pada golongan kanan dan orang-orang yang bersegera dalam menjalankan kebajikan,
karena mereka masuk ke dalam surga yang belum pernah ada selama didunia. 15

Pengaplikasian Pembacaan Surat Yasin Setelah Sholat Maghrib Dan Surat Al-Waqiah Setelah
Sholat Shubuh di Ma’had Ishlahul Furqon Amtsilati Ngadiluwih Kediri

Pembacaan Surat Yasin Setelah Maghrib dan Surat Al-Waqiah Setelah Shubuh rutin setiap hari
dilaksanakan di Ma'had Ishlahul Furqon Amtsilati, kegiatan ini dilakukan oleh santri baik Santriwan
ataupun santriwati, selain itu juga diikuti oleh pengurus dan pengasuh pondok tersebut. Pembacaan
Surat Yasin Setelah Maghrib dan Surat Al-Waqiah Setelah Shubuh ini dilakukan di Masjid Sabilillah yang
merupakan tempat peribadatan atau keagamaan seluruh santri, dan pada saat pembacaan surat ini
semua santri dipisahkan atau diberi pembatas antara santriwan santriwati dengan dibatasi satir atau
diberikan pembatas yang berada ditengah-tengah masjid agar tidak mengganggu kekhusyukan seluruh
santri. Dalam pembacaan surat yasin setelah maghrib dan surat al waqiah setelah shubuh pihak ma’had
tidak menetapkan peraturan khusus kepada seluruh santri dalam hal berpakaian seperti berbaju putih,
13
Ahmad al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi Juz 27 (CV. Toha Putra, Semarang), 228.
14

15
Surahmat, Kritik Pemahaman Hadits Nabi Tentang Keutamaan Surat Al-Waqiah (Jurnal, Inovatif: Volume 1, No. 1 2015), 66-
67.
tetapi hanya diwajibkan untuk memakai pakaian yang menutup aurat, sopan dan berpeci bagi santri
putra, sedangkan untuk santri putri diwajibkan untuk memakai mukena untuk yang sedang suci dan
menggunakan kerudung bagi santri yang berhalangan.

Pembacaan Surat Yasin setelah Maghrib dan Surat Al Waqiah setelah Shubuh ini dipimpin
langsung oleh pengasuh ma’had sendiri yaitu Abah Kyai Akhyar , beliau yang memimpin langsung sholat
jamaah setiap harinya sekaligus pembacaan surat yasin setelah maghrib dan surat al waqiah setelah
subuh ini kecuali jika memang ada udzur atau halangan tertentu maka akan digantikan oleh putra
pengasuh atau pengurus ma’had. Dalam tradisi pembacaan Al-Qur’an di ma’had Ishlahul Furqon
Amtsilati Kediri ini menjadi dua waktu, yaitu yang pertama dibaca ketika setelah selesai melaksanakan
dzikir sholat fardhu dan yang kedua Surat Yasin dibaca ketika selesai Sholat Maghrib dan Surat Al-
Waqiah setelah Sholat Shubuh yang dipimpin langsung oleh pengasuh dan diikuti oleh pengurus dan
seluruh santriwan santriwati. Adapun tradisi membaca surat Yasin setelah Sholat Maghrib dan Surat Al-
Waqiah setelah Sholat Shubuh ini merupakan surat dalam Al-Qur’an yang ditetapkan pengasuh ma’had
sebagai amalan sehari-hari dan harus diamalkan oleh seluruh santri karena tradisi ini merupakan ijazah
yang disampaikan langsung oleh pengasuh kyai dari pendiri ma’had Ishlahul Furqon Amtsilati ini.

Selain rutin membaca surat Yasin diwaktu setelah dzikir sholat Maghrib, surat yasin ini juga
dibaca ketika hari jumat setelah sholat shubuh berjamaah. Yakni membaca surat yasin fadhilah, sebelum
membaca surat Yasin fadhilah sang Ibu Nyai memimpin tawasul atau kirim surat alfatihah untuk
dzuriyah dan para guru sesepuh yang sudah meninggal dunia. Surat yasin fadhilah ini diijazahkan
langsung kepada ibu nyai dari pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Ploso Mojo Kediri. Yang
membedakan dari penelitian sebelumya, ialah ketika surat yasin fadhilah ini dibaca tepat pada ayat ke
58 ini dibaca sebanyak 23 kali setelah itu berhenti terus berdoa secara sirri dengan tujuan agar
hajatyang dimiliki para santri dikabulkan, mendapat ridho dari Allah dan agar santri di mudahkan dan
dilancarkan dalam proses menghafal Al-Qur’an. 16

Reaksi Atas Bacaan Surat Yasin Dan Surat Al-Waqiah

Tradisi pembacaan surat Yasin Setelah Maghrib dan Surat Al-Waqiah setelah Shubuh merupakan
kegiatan rutinitas kebiasaan yang sudah ada sejak berdirinya ma’had dengan sejarah awalnya yang
digunakan sebagai bentuk olah batiniyah atau riyadhoh serta dengan adanya rutinitas tersebut para
santri dapat merasakan keberkahan ilmu yang didapatkannya dan merasakan fadhilah-fadhilah dari

16
Ibu Nyai (Pengasuh Ma'had Ishlahul Furqon Amtsilati), Wawancara, Kediri 10 Januari 2023.
surat tersebut serta dijadikan sebagai rutinitas dan wajib untuk dilakukan oleh para santri putra putri
dan para pengurus.

Selain itu kegiatan rutinitas tersebut harus dilakukan serta dilestarikan saat menjalankan
rutinitas tersebut haruslah bersungguh-sungguh dan istiqomah, dikarenakan sebuah pemberdayaan
suatu rutinitas yang telah menjadi kebiasaan jika tidak dilakukan secara istiqomah hanya akan menjadi
sia-sia, serta rutinitas kebiasaan tersebut tidaklah terlepas dari perasn seorang pemimpin yang mana
telah menetapkan kegiatan tersebut untuk dijadikan sebuah kebiasaan di ma’had tersebut.

Banyak yang percaya bahwa Al-Qur’an memiliki nilai spiritual yang dapat membawa hal baik saat
diamalkan dengan cara dibaca secara rutin, termasuk jika pembacanya memilih ayat-ayat tertentu.
Dalam hal ini Rasulullah SAW pun menyebutkan bahwa ada beberapa surat di dalam al-qur’an yang baik
diamalkan di waktu-waktu tertentu. Pengetahuan hal tersebut bahkan sudah sangat familiar sekali
dikalangan kaum muslim, khususnya mereka yang merupakan para santri. Kembali mengenai tradisi
membaca surat Al-Waqiah tentunya banyak ragam manfaat yang sudah banyak dirasakan oleh santri.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh al Harits bin Abu Usamah dalam Musnad-nya, Ibnu Sunniy
dalam Amalul Yaum wal Lailah, dan Al Baihaqi dalam Syu'abul Iman dari Abdullah bin Mas'ud RA yang
mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :

‫من قرأ سورة الواقعة في كل ليلة لم تصبه فاقة أبدا‬

Artinya: "Barang siapa membaca surah Al Waqiah setiap malam, maka dia tidak akan jatuh miskin
selamanya.".17

Dari hadist tersebut bisa dipahami memang surat ini sangat dekat hubungannya dengan rezeki.
Dengan kata lain, surat Al-Waqiah ini memang salah satu surat yang mampu mendatangkan atau
memperlancar rezeki yang berhubungan dengan harta. Di samping itu perlu diketahui juga bahwa
fadhilah terbanyak dari surat Al-Waqi’ah ini juga berhubungan dengan kekayaan dan rezeki dalam hal
materi.

Secara ringkas ada beberapa fadhilah atau manfaat dari surat Al-Waqiah yang perlu diketahui.
Diantaranya adalah menjauhkan dari kemiskinan, mendapatkan limpahan rezeki, dikabulkan hajatnya,
dijadikan hartawan yang dermawan dan serta mempermudah jalan keluarnya roh dari jasad seseorang.
Selebihnya, manfaat tersebut ternyata juga dirasakan oleh kakak penulis yang merupakan objek

17
Ahmad Al-Hasyimi, Syarah Mukhtaarul Ahaadiit, Hadis-hadis Pilihan Berikut
Penjelasannya, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2014, hlm. 881;
penelitian kali ini. Menurut Gus Zain (Putra pengasuh Ma’had) semenjak rutin menjalankan rutinan
tersebut, beliau mendapatkan kemudahan dalam hal rezeki. Selama ini, tidak banyak masalah ekonomi
yang menerpa dan kemudahan berbagai urusan pun di dapatkan. Ini merupakan pengalaman pribadi
yang telah dibuktikannya sejauh ini. Berdasarkan pengalaman tersebut, kini beliau mengajarkannya
pada anak cucunya untuk juga mengamalkan pembacaan surat ini secara rutin.

Pengaplikasian Surat Yasin dan Surat Al-Waqiah oleh santri yang terdapat di ma’had ini
didasarkan atas emosional pelakunya sebagaimana Ustadzah Niswatul dalam pernyataannya :” tentunya
hati menjadi tenang, dalam artian karena tradisi ini sudah dijalani dari dulu dari pihak ma’had, maka
kalau ditinggalkan satu kali pun entah itu dengan alasan apa pun rasanya akan ada yang kurang, ada
yang janggal dalam hati. Seperti dalam seharian kita melakukan aktivitas seperti ada yang lupa, ada yang
tertinggal,ada yang kurang. Justru dengan hal ini maka kita akan ketergantungan dan tentunya
menambah nilai positif dalam tingkatan beribadah. Apalagi kan sebagai penghafal qur’an yang pasti
punya tanggungan buat murojaah, jadi kalau sehari ndak murajaah itu pasti kayak beban, nah dengan
kita membaca surat yasin dan surat al-waqiah itu seakan-akan sudah mewakili.” Niswatul merupakan
pengurus dari ma’had tersebut . Inti dari yang ia sampaikan bahwa ketika seseorang yang sudah
terbiasa mengamalkan surat yasin dan surat al-waqiah pasti akan meraskan sesuatu yang mengganjal
didalam dirinya. Terdapat rasa ketenangan di dalam diri ketika mengaplikasikannya. Sebagai seorang
penghafal al-Qur’an, maka wajib baginya untuk selalu mengulang hafalan kapanpun dan dimanapun dia
berada. Ketika seorang penghafal Al-Qur’an sibuk atau merasa malas untuk mengulang hafalannya,
maka surat yasin dan surat al-waqiah ini dianggap sudah mewakili sebagai surah yang dimurajaah ketika
malam setelah sholat maghrib dan pagi hari setelah shubuh. 18

Kemudian penulis mendapatkan pernyataan yang sama dengan pengurus ma’had putri Ustadzah
Khoiriyah dari wawancara bersama dengan Ustadzah Niswatul, yang mana mereka juga merasakan
ketenangan batin serta mendapatkan rahmat. Ustadzah Khoiriyah mengatakan : Manfaat yang saya
dapatkan sendiri setelah membaca surat Yasin dan Surat Al-Waqiah ini diantaranya merasa tenang,
nyaman ketika duduk dan bisa didoakan oleh malaikat. Karena saya percaya bahwa ketika kita duduk di
suatu majelis ilmu malaikat pasti mengaminkan doa kita. Selain itu saya percaya bahwa dengan
membaca surat tersebut, apa yang saya harapkan dimudahkan oleh Allah dan insyaallah Allah ridho
dengan apa yang saya lakukan.” Begitu pun dengan yang disampaikan Ustadzah Niswatul, bahwa
dengan membaca Surat Yasin dan Surat Al-Waqiah bisa membuat tenang, bisa mengirimkan hadiah

18
Ustadzah Niswatul (Santri Ma'had Ishlahul Furqon Amtsilati), Wawancara, Kediri 8 Maret 2023.
berupa doa kepada kedua orang tua atau saudara yang telah meninggal dunia. Sama dengan apa yang
disampaikan oleh Ustadzah Khoiriyah juga merasakan hal yang sama ketika ia membaca surat Yasin dan
Surat Al-Waqiah bisa menjadi tenang dan merasakan bahwa hari-harinya menjadi mudah dilewati
apalagi ketika masih dalam proses menghafal Al-Qur’an. 19

Sedangkan untuk wawancara selanjutnya yakni Ustadz Doni, memiliki pendapat yang cukup
berbeda dengan Ustadzah Niswatul dan Ustadzah Khoiriyah. Dalam penjelasannya Ustadz Doni
merasakan manfaatnya tidak hanya dibaca tetapi juga dengan mentadabburi surat penting tersebut.
Menurutnya stelah membaca surat Yasin dan Surat Al-Waqiah sambil dipahami maknanya beliau seperti
mendapatkan nasihat atau siraman rohani dari Al-Quran. Dalam pernyataannya Ustadz Doni
mengatakan bahwa: “Jika makna Al-Qur’an digali satu persatu maka banyak pelajaran, manfaat dan
hikmah yang bisa didapat diantaranya seperti mendapat nasihat baru setiiap kali membacanya. Saya
merasakan bahwa di Al-Qur’an terdapat fungsi sebagai pembeda hal yang haq dan bathil. Dengan
adanya Al-Qur’an kita bisa memahami mana yang baik untuk kita dan orang lain serta mana yang bathil.
Dan dengan membaca surat Yasin ketika kita membacanya ini menjadikan nasihat bagi kita agar kita
memperbanyak amal ibadah dan kebaikan kepada sesama”.

19
Ustadzah Khoiriyah (Santri Ma'had Ishlahul Furqon Amtsilati), Wawancara, Kediri 8 Maret 2023

Anda mungkin juga menyukai