Yang diampu Oleh Bapak Ecep Ismail, M. Ag, dan Dr. Asep Abdul Muhyi, M. Ag
Oleh:
FAKULTAS USHULUDDIN
BANDUNG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat yang sempurna yang Allah turunkan
melalui perantara makhluk-Nya yang sempurna, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Bagi umat Islam, Al-Qur’an merupakan kitab suci yang menjadi pedoman utama
dan petunjuk dalam kehidupan. Al-Qur’an juga menjadi kitab suci penyempurna
dari kitab-kitab sebelumnya. Kitab suci Al-Qur’an dibaca, dipelajari, dipahami,
dikaji, diyakini, dan juga diamalkan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia
sekaligus menjadi kunci dalam memperoleh kebahagiaan akhirat.
Menurut Prof. Quraisy Shihab dalam buku yang beliau tulis yang berjudul
“Wawasan Al-Qur’an” dijelaskan bahwa tidak ada satupun bacaan yang sama
seperti Al-Qur’an bahkan tidak ada satupun yang mendekatinya, dan itu mencakup
seluruh kandungan di dalamnya, baik susunan kalimatnya, pemilihan kosakatanya,
teks bahasa yang tertulis maupun yang tersirat, bahkan sampai hikmah yang
menjadi pemahaman akhir didalamnya, dan itu semua akan menimbulkan dampak
dan respon yang berbeda sesuai cakrawala keilmuan yang dimiliki seseorang
tersebut. Namun hal itu semua pasti akan menimbulkan kebenaran. Al-Qur’an
bagaikan permata yang dapat memancarkan cahaya bagi siapapun yang
menjadikannya tuntunan hidup, akan tetapi cahaya yang memancar itu dapat
diterima dan disimpulkan berbeda-beda sesuai pemahaman dan sudut pandang
masing-masing individu.1
Menjadi suatu hal yang berharga bagi seorang muslim apabila ia dapat
berinteraksi dengan Al-Qur’an, baik itu berupa interaksi tulisan, interaksi lisan,
maupun interaksi perbuatan, baik berupa pengalaman, pemikiran, spiritual, maupun
emosional. Berinteraksi dengan Al-Qur’an dapat menghasilkan sebuah pemahaman
dan penghayatan terhadap ayat-ayat tertentu. Penghayatan dan pemahaman
terhadap Al-Qur’an secara individual yang dikomunikasikan dan diungkapkan
secara verbal maupun non verbal ini dapat mempengaruhi individual lainnya
sehinggap dapat membentuk kesadaran bersama, d an dalam hal tertentu dapat
1Quraisy Shihab, Wawasan Alquran: Tafsir Maudhu’I atas Berbagai Persoalan Umat , Cet IX (Bandung:
Mizan, 1999), hal.3
melahirkan tindakan-tindakan yang kolektif dan terorganisir. Berinteraksi dengan
Al-Qur’an ini meliputi berbagai macam kegiatan, seperti membaca Al-Qur’an,
memahami Al-Qur’an, maupun menafsirkan Al-Qur’an.
Living Qur’an yang sesungguhnya ialah bermula dari sebuah fenomena Qur’an
in Everyday Life, yaitu makna dan fungsi Al-Qur’an yang benar-benar dipahami
dan dialami oleh kaum Muslimin. Adapun asal mula terciptanya kajian living
Qur’an ini memang benar adanya, dan sudah ada dalam sejarah peradaban islam,
hanya saja karena saat itu di dunia Muslim telah terkontaminasi oleh berbagai
pendekatan ilmu sosial yang telah dipengaruhi budaya barat, maka membuat
kehadiran Al-Qur’an tampak tidak mendapatkan porsinya sebagai objek studi.
Adapun para tokoh yang menyatakan tentang definisi dari living qur’an,
diantaranya:
Melihat fenomena yang terjadi pada saat ini minat umat Islam sangat besar
untuk memahami Alquran terutama dalam hal membaca dan mengahafal
Alquran. Membaca Alquran tidak bisa disamakan dengan membaca bahan
bacaan lainnya. Alquran adalah kalam Allah yang ayat-ayatnya tersusun secara
rapi serta penjelasannya yang begitu terperinci. Sedangkan mengahafal Alquran
adalah salah satu cara untuk memelihara kemurnian Alquran. 2 Oleh karena itu,
membaca dan menghafal Alquran mempunyai etika. Diantara etika-etika itu
adalah membacanya dengan tartil adalah dengan perlahan-lahan, sambil
memperhatikan huruf-huruf dan barisnya, harus ikhlas dalam mempelajarinya,
dan selalu berusaha berakhlak dengan akhlak Alquran.3
Terlepas dari hal itu semua, para santri di lingkungan Pondok Pesantren,
khususnya di Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri
merupakan para santri yang dapat disebut sudah termasuk mampu dalam
memahami Al-Qur’an, baik dalam hal membaca, maupun menghafal Al-
Qur’an, baik itu dalam memahami tentang kandungan ayat, tentang cara, etika,
maupun keutamaannya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1) Secara Teoritis
Dari segi aspek akademik, penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan serta pustaka keislaman khususnya pada kajian Living Qur’an di
Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, sehingga diharapkan penelitian ini bisa
berguna menjadi suatu rujukan referensi untuk penelitian yang berkaitan
dengan fenomena yang terjadi kalangan masyarakat muslim dalam
memanfaatkan Al-Qur’an atau menggunakkan Al-Qur’an.
2) Secara Praktis
Secara praktis, penelitian ini juga dimaksud untuk membantu meningkatkan
kesadaran masyarakat muslim dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Khususnya bagi para santri Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung
Cabang Putri agar semakin cinta terhadap Al-Qur’an dengan senantiasa
membaca, memahami, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.
E. Kerangka Teori
Praktik Shalat Hajat Li-Hifdzil Qur’an merupakan salah satu kegiatan sosial,
karena dalam praktiknya tidak hanya bisa dilakukan secara individual, akan tetapi
bisa juga dilakukan secara bersama-sama (berjama’ah). Shalat Hajat Li Hifdzil
Qur’an ini menjadi suatu fenomena praktik shalat yang di dalam nya menggunakkan
surat-surat tertentu dalam Al-Qur’an yang berbeda disetiap rakaat nya. Shalat Hajat
Li Hifdzil Qur’an ini terdiri dari 4 Raka’at dengan 2 salam. Adapun ketentuan dari
Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an ini sebagai berikut:
Ketentuan lebih rincinya akan saya jawab pada bab selanjutnya. Serta
pelaksanaan Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an ini tidak hanya untuk dirinya sendiri,
tetapi juga untuk seluruh umat muslim yang menghafal atau memiliki hafalan Al-
Qur’an dengan harapkan dapat kemudahan dan kecerdasan terhadap hafalan Al-
Qur’an. Kemudian makna yang tersembunyi dibalik tradisi ini akan peneliti ungkap
lebih luas dalam bab selanjutnya.
F. Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini adalah tradisi pelaksanaan Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an,
yaitu pelaksanaan Shalat Hajat yang dikhususkan hanya bagi para santri penghafal
Al-Qur’an di Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri, yang
dilakukan setiap malam jum’at sebelum tidur dan hasil dari proses tersebut .
G. Tinjauan Pustaka
4 Rahma Sugihartati, Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori Sosial Kontemporer (Kencana : 2014) hlm.
4
dilakukan. Dalam hal ini ada beberapa penelitian yang memiliki tema
berdekatan diantaraya :
5Amalia Rizky, “AMALAN SHOLAT HIFDZIL QUR’AN: KAJIAN LIVING QUR’AN DI PPTQ AL-HIDAYAH
TULUNGAGUNG”. (IAIN Tulungagung, 2019)
Penelitian ini tergolong dalam library research dengan
menggunakan analisis deskriptif. Analisis yang telah dilakukan
untuk menjawab rumusan masalah, maka ditemukan kesimpulan
bahwa; pertama, hadis sholat Taqwiyatul Hifzhi dalam kajian
semiotika Michael Riffaterre memiliki sebuah ketidaklangsungan
ekspresi yang berupa adanya penciptaan arti (creating of meaning)
dalam setiap fragmennya. Hal tersebut terlihat dari makna yang
dihasilkan dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik bahwa dari
fragmen yang disebutkan, semuanya memunculkan makna baru.
Kedua, Pemahaman hadis sholat Taqwiyatul Hifzhi dan
hubungannya dengan menghafal Al-Qur’an yang dikaji dengan
analisis semiotika menghasilkan makna bahwa untuk menguatkan
hafalan haruslah didasari dengan kesungguhan hati untuk siap
menghadapi berbagai cobaan mendasar yaitu maksiat. Serta
bersungguh-sungguh dalam berusaha dan meminta kepada Allah,
karena dua faktor tersebut merupakan inti dari bentuk implementasi
hadis sholat Taqwiyatul Hifzhi.6
3. Nur Lailatul Charisma, Linandha Shinta Enjelita, Nurul Fahmi
Mustafidah, Mutimmatul Hasanah, Ni'matul Mukaromah,
Muhammad Anwar Idris (2022), dalam Artikelnya yang berjudul
Praktik Salat Taqwiyatul Hifdzi Bagi Penghafal Al-Qur’an di
Pondok Pesantren An-Nur 1 Putri Malang. Artikel ini membahas
tentang praktik salat sunnah taqwiyatul hifdzi di Pondok Pesantren
An-Nur 1 Putri Bululawang Malang. Peneliti akan mengkaji tentang
praktik, faktor serta pengaruh keberagamaan salat taqwiyatul hifdzi
bagi santri penghafal al-Qur’an. Metode wawancara, observasi,
dokumentasi dan pendekatan fenomenologi serta pemanfaatan
pendekatan living hadits digunakan dalam penelitian ini. Adapun
hasil penelitian ini, bahwa salat taqwiyatul hifdzi di Pondok
Pesantren An-Nur 1 Putri Malang dilakukan dengan berjamaah pada
hari Kamis malam Jum’at kliwon. Hadits Nabi menjadi alasan
6Muhammad Asnajib, “HADIS SHOLAT TAQWIYATUL HIFZHI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN (Kajian Semiotika
Michael Riffaterre)”. (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2021).
normatif praktik tersebut serta ijazah yang diberikan pengasuh
kepada santri menjadi alasan historis yang melatarbelakangi praktik
tersebut. Manfaat yang diperoleh para pelaku setelah melaksanakan
salat tersebut antara lain: memperkuat hafalan al-Qur’an, nadzam,
diberikan kemudahan dan kefahaman dalam materi pelajaran
diniyah serta mendekatkan diri kepada Allah. 7
4. Abdul Munif Utsman (2016), dalam Artikelnya yang berjudul
SHOLAT TAQWIYATUL HIFDZ. Artikel ini menjelaskan tentang
Dasar dari pelaksanaan sholat ini adalah hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Hakim dan Imam Tirmidzi dan Tata Cara Pelaksanaan
Sholat TAQWIYATUL HIFDZ: 1. Dilakukan pada akhir malam
jum`at, atau tengahnya atau awalnya namun yang terbaik adalah
akhirnya, 2. Dilakukan dengan empat raka’at satu salaman tanpa
tasyahud awal atau satu salaman dengan tasyahud awal atau dua
salaman, dengan niat shalat sunnah muthlak, 3. Raka’at pertama,
membaca Fatihah dan surat Yasin, yang kedua Fatihah dan surat ad -
Dukhon, yang ketiga membaca Fatihah dan surat as-Sajdah, yang
keempat membaca Fatihah dan surat al-Mulk. 4. Jika belum hapal
bisa dilakukan dengan memegang mushaf lalu membacanya atau
jika tidak mampu bisa diganti dengan surat-suratan pendek
(semampunya). 5. Setelah Tasyahud, dalam ini terdapat dua
kemungkinan terhadap maksud perkataan Nabi” Lalu ketika kau
telah selesai dari Tasyahhud” ; yang pertama sesudah membaca
tasyahud tapi sebelum salam, yang kedua sesudah salam. 6. Akan
tetapi yang paling masyhur adalah sebelum salam. Maka, sesudah
bersyahadat membaca hamdalah dan bersholawat kepada Nabi
Muhammad Saw dan juga nabi-nabi yang lain, lalu memintakan
ampunan bagi mukminin dan mukminat dan juga bagi saudara-
sa8 udara yang telah mendahului kita. 7. Setelah itu membaca do`a.
7 Nur Lailatul Charisma, Linandha Shinta Enjelita, Nurul Fahmi Mustafidah, Mutimmatul Hasanah, Ni'matul
Mukaromah, Muhammad Anwar Idris (2022), “ Praktik Salat Taqwiyatul Hifdzi Bagi Penghafal Al-Qur’an di
Pondok Pesantren An-Nur 1 Putri Malang”. (UIN Raden Intan Malang, 2022)
8 Unknown. (2016). Sholat Taqwiyatul hifdz. Retrieved July 7, 2023, from Blogspot.com website:
https://abdulmunifutsman.blogspot.com/2016/11/sholat -taqwiyatul-hifdz.html
H. Metodologi Penelitian
1) Jenis Penelitian
2) Pendekatan Penelitian
3) Lokasi Penelitian
9Ida Zahara Adibah, “Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam,” Inspirasi: Jurnal Kajian Dan Penelitian
Pendidikan Islam 1, no. 1 (2017): 1–20.
Terusan Pasir Impun No. 47 RT 02 RW 09, Kampung Cibentar Desa
Cikadut Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Peneliti melakukan
penelitian dilokasi tersebut karena berkaitan langsung dengan interaksi
manusia terhadap Al-Qur’an (Living Quran) yaitu rutinitas pelaksanaan
Shalat Hajat yang dikhususkan hanya bagi para santri penghafal Al-Qur’an
di Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri, yang
dilakukan setiap malam jum’at sebelum tidur. Selain itu, lokasi tersebut juga
mudah dijangkau posisinya.
5) Metode Pengumpulan
Data Dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang akurat
maka perlu beberapa teknik diantaranya teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi.
7) Tahapan Penelitian
BAB II, Gambaran Umum Lokasi Penelitian, terdiri dari Letak Geografis,
Profil Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri., struktur
kepengurusan, Jumlah Dewan Asatidz dan Santri. Terdiri dari sejarah dimulainya
Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an, Dalil pelaksanaan Shalat Hajat li Hifdzil Qur’an, isi
dari hasil observasi lapangan yang menggunakan wawancara para pengajar dan juga
santri yang terlibat dalam kegiatan rutinitas Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an di
Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri
BAB III, berupa penutup yang berisi tentang kesimpulan, saran, daftar putaka
dan lampiran-lampiran hasil penelitian atau look book.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia Rizky, “AMALAN SHOLAT HIFDZIL QUR’AN: KAJIAN LIVING QUR’AN DI PPTQ
AL-HIDAYAH TULUNGAGUNG”. (IAIN Tulungagung, 2019).
Arham bin Ahmad Yasin., Agar Sehafal Al-Fatihah, 10-11.Yusuf Qardhawi, Berinteraksi
dengan Alquran, (Jakarta: Gema Insani, 1999).
Ida Zahara Adibah, “Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam,” Inspirasi: Jurnal Kajian Dan
Penelitian Pendidikan Islam 1, no. 1 (2017).
Nur Lailatul Charisma, Linandha Shinta Enjelita, Nurul Fahmi Mustafidah, Mutimmatul
Hasanah, Ni'matul Mukaromah, Muhammad Anwar Idris (2022), “
Praktik Salat Taqwiyatul Hifdzi Bagi Penghafal Al-Qur’an di Pondok
Pesantren An-Nur 1 Putri Malang”. (UIN Raden Intan Malang, 2022)
Quraisy Shihab, Wawasan Alquran: Tafsir Maudhu’I atas Berbagai Persoalan Umat, Cet IX
(Bandung: Mizan, 1999).
Unknown. (2016). Sholat Taqwiyatul hifdz. Retrieved July 7, 2023, from Blogspot.com
website: https://abdulmunifutsman.blogspot.com/2016/11/sholat-taqwiyatul-hifdz.html