Anda di halaman 1dari 14

TRADISI SHALAT HAJAT LI HIFDZIL QUR’AN (SHALAT UNTUK

KECERDASAN DAN KEKUATAN HAFALAN AL-QUR’AN)

(Kajian Living Qur’an di Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung


Cabang Putri)

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Living Qur’an

Yang diampu Oleh Bapak Ecep Ismail, M. Ag, dan Dr. Asep Abdul Muhyi, M. Ag

Oleh:

HANY SITI NURLATIFAH


NIM. 1201030067

JURUSAN ILMU Al-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

BANDUNG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan salah satu mukjizat yang sempurna yang Allah turunkan
melalui perantara makhluk-Nya yang sempurna, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Bagi umat Islam, Al-Qur’an merupakan kitab suci yang menjadi pedoman utama
dan petunjuk dalam kehidupan. Al-Qur’an juga menjadi kitab suci penyempurna
dari kitab-kitab sebelumnya. Kitab suci Al-Qur’an dibaca, dipelajari, dipahami,
dikaji, diyakini, dan juga diamalkan untuk memperoleh kebahagiaan di dunia
sekaligus menjadi kunci dalam memperoleh kebahagiaan akhirat.

Menurut Prof. Quraisy Shihab dalam buku yang beliau tulis yang berjudul
“Wawasan Al-Qur’an” dijelaskan bahwa tidak ada satupun bacaan yang sama
seperti Al-Qur’an bahkan tidak ada satupun yang mendekatinya, dan itu mencakup
seluruh kandungan di dalamnya, baik susunan kalimatnya, pemilihan kosakatanya,
teks bahasa yang tertulis maupun yang tersirat, bahkan sampai hikmah yang
menjadi pemahaman akhir didalamnya, dan itu semua akan menimbulkan dampak
dan respon yang berbeda sesuai cakrawala keilmuan yang dimiliki seseorang
tersebut. Namun hal itu semua pasti akan menimbulkan kebenaran. Al-Qur’an
bagaikan permata yang dapat memancarkan cahaya bagi siapapun yang
menjadikannya tuntunan hidup, akan tetapi cahaya yang memancar itu dapat
diterima dan disimpulkan berbeda-beda sesuai pemahaman dan sudut pandang
masing-masing individu.1

Menjadi suatu hal yang berharga bagi seorang muslim apabila ia dapat
berinteraksi dengan Al-Qur’an, baik itu berupa interaksi tulisan, interaksi lisan,
maupun interaksi perbuatan, baik berupa pengalaman, pemikiran, spiritual, maupun
emosional. Berinteraksi dengan Al-Qur’an dapat menghasilkan sebuah pemahaman
dan penghayatan terhadap ayat-ayat tertentu. Penghayatan dan pemahaman
terhadap Al-Qur’an secara individual yang dikomunikasikan dan diungkapkan
secara verbal maupun non verbal ini dapat mempengaruhi individual lainnya
sehinggap dapat membentuk kesadaran bersama, d an dalam hal tertentu dapat

1Quraisy Shihab, Wawasan Alquran: Tafsir Maudhu’I atas Berbagai Persoalan Umat , Cet IX (Bandung:
Mizan, 1999), hal.3
melahirkan tindakan-tindakan yang kolektif dan terorganisir. Berinteraksi dengan
Al-Qur’an ini meliputi berbagai macam kegiatan, seperti membaca Al-Qur’an,
memahami Al-Qur’an, maupun menafsirkan Al-Qur’an.

Seiring dengan perkembangan zaman, mengkaji kitab suci Al-Qur’an


mengalami pengembangan wilayah kajian, berawal dari kajian teks hingga kajian
sosial budaya, yang kemudian sering disebut dengan istilah Living Qur’an.

Living Qur’an yang sesungguhnya ialah bermula dari sebuah fenomena Qur’an
in Everyday Life, yaitu makna dan fungsi Al-Qur’an yang benar-benar dipahami
dan dialami oleh kaum Muslimin. Adapun asal mula terciptanya kajian living
Qur’an ini memang benar adanya, dan sudah ada dalam sejarah peradaban islam,
hanya saja karena saat itu di dunia Muslim telah terkontaminasi oleh berbagai
pendekatan ilmu sosial yang telah dipengaruhi budaya barat, maka membuat
kehadiran Al-Qur’an tampak tidak mendapatkan porsinya sebagai objek studi.

Adapun para tokoh yang menyatakan tentang definisi dari living qur’an,
diantaranya:

1) M. Mansur, berpendapat bahwa pengertian the living qur’an sebenarnya


bermula dari fenomena Qur’an in Eveyday Life, yang tidak lain adalah
“makna dan fungsi Al-Qur’an yang benar-benar dipahami dialami
masyarakat Muslim.’’
2) M. Yusuf, mengatakan bahwa ‘’respon sosial (realitas) terhadap AlQur’an
dapat dikatakan Living Qur’an. Baik itu Al-Qur’an dilihat masyarakat
sebagai ilmu (science) dalam wilayah profane (tidak keramat) di satu sisi
dan sebagi buku petunjuk (hudaa) dalam yang bernilai sakral (sacred) di sisi
yang lain.

Sebagai seorang muslim yang mencintai Al-Quran, selain wajb mengimani


Al-Quran tanpa ada keraguan sedikitpun, juga dianjurkan untuk merealisasikan
lima metode terhadapnya. Yaitu metode : Tilawah (membaca Alquran dengan
baik dan benar), Tahfidz (menghafal), Tafsir (mengkaji/menjelaskan), Tathbiq
(menerapkan/mengamalkan), dan Tabligh (menyampaikan/mendakwahkan).

Melihat fenomena yang terjadi pada saat ini minat umat Islam sangat besar
untuk memahami Alquran terutama dalam hal membaca dan mengahafal
Alquran. Membaca Alquran tidak bisa disamakan dengan membaca bahan
bacaan lainnya. Alquran adalah kalam Allah yang ayat-ayatnya tersusun secara
rapi serta penjelasannya yang begitu terperinci. Sedangkan mengahafal Alquran
adalah salah satu cara untuk memelihara kemurnian Alquran. 2 Oleh karena itu,
membaca dan menghafal Alquran mempunyai etika. Diantara etika-etika itu
adalah membacanya dengan tartil adalah dengan perlahan-lahan, sambil
memperhatikan huruf-huruf dan barisnya, harus ikhlas dalam mempelajarinya,
dan selalu berusaha berakhlak dengan akhlak Alquran.3

Terlepas dari hal itu semua, para santri di lingkungan Pondok Pesantren,
khususnya di Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri
merupakan para santri yang dapat disebut sudah termasuk mampu dalam
memahami Al-Qur’an, baik dalam hal membaca, maupun menghafal Al-
Qur’an, baik itu dalam memahami tentang kandungan ayat, tentang cara, etika,
maupun keutamaannya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, kemudian peneliti merumuskan beberapa


masalah pokok dari penelitian ini, diantaranya:

1. Apa yang dimaksud dengan Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an?


2. Bagaimana prosesi pelaksanaan Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an sebagai media
kemudahan dan mencerdaskan hafalan Al-Qur’an?
3. Apa saja pengaruh yang dirasakan oleh para santri setelah mengamalkan Shalat
Hajat Li Hifdzil Qur’an sebagai media untuk kemudahan dan mencerdaskan
hafalan Al-Qur’an?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini didasarkan pada kemampuan untuk


merumuskan masalah dan mengukur ketuntasan penelitian. Tujuan dari penelitian
ini yaitu untuk:

1) Untuk mengetahui definisi dari Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an.

2 Arham bin Ahmad Yasin., Agar Sehafal Al-Fatihah, 10-11.


3 Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Alquran, (Jakarta: Gema Insani, 1999), 231.
2) Untuk Mengetahui prosesi pelaksanaan Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an sebagai
media kemudahan dan mencerdaskan hafalan Qur’an.
3) Untuk Mengetahui pengaruh yang dirasakan oleh para santri setelah
mengamalkan Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an sebagai media kemudahan dan
mencerdaskan hafalan Qur’an.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini secara garis besar sebagai berikut:

1) Secara Teoritis
Dari segi aspek akademik, penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan serta pustaka keislaman khususnya pada kajian Living Qur’an di
Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, sehingga diharapkan penelitian ini bisa
berguna menjadi suatu rujukan referensi untuk penelitian yang berkaitan
dengan fenomena yang terjadi kalangan masyarakat muslim dalam
memanfaatkan Al-Qur’an atau menggunakkan Al-Qur’an.
2) Secara Praktis
Secara praktis, penelitian ini juga dimaksud untuk membantu meningkatkan
kesadaran masyarakat muslim dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.
Khususnya bagi para santri Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung
Cabang Putri agar semakin cinta terhadap Al-Qur’an dengan senantiasa
membaca, memahami, serta mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-
hari.

E. Kerangka Teori

Kerangka pemikiran merupakan gambaran secara garis besar mengenai


berjalannya penelitian yang sesuai dengan judul yang telah dibuat dari latar
belakang masalah yang telah dijelaskan pada poin sebelumnya. Kerangka
pemikiran disusun berdasarkan penalaran yang logis, berlangsungnya penelitian ini
mulai dari pembahasan hingga ditarik suatu kesimpulan dari hasil penelitian. Dalam
melakukan praktik Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an dalam tradisi malam jum’at ini
peneliti dalam mengungkap makna tradisi dan dampak dari tradisi tersebut dengan
menggunakan teori Fenomenologi dan Sosiologi yang ditawarkan oleh Ěmile
Durkheim dan Herbert Spencer mengkaji fungsionalisme equilibrium bahwa
masyarakat berada dalam keadaan yang harmonis. 4

Praktik Shalat Hajat Li-Hifdzil Qur’an merupakan salah satu kegiatan sosial,
karena dalam praktiknya tidak hanya bisa dilakukan secara individual, akan tetapi
bisa juga dilakukan secara bersama-sama (berjama’ah). Shalat Hajat Li Hifdzil
Qur’an ini menjadi suatu fenomena praktik shalat yang di dalam nya menggunakkan
surat-surat tertentu dalam Al-Qur’an yang berbeda disetiap rakaat nya. Shalat Hajat
Li Hifdzil Qur’an ini terdiri dari 4 Raka’at dengan 2 salam. Adapun ketentuan dari
Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an ini sebagai berikut:

• Pada rakaat pertama, setelah Al-Fatihah membaca surat Yasin,


• Pada rakaat kedua, setelah membaca Al-Fatihah membaca surat Ad-
Dukhan
• Rakaat pertama pada shalat ke 2 setelah Al-Fatihah membaca surat As-
Sajdah
• Rakaat kedua, setelah Al-Fatihah membaca surat Al-Mulk.

Ketentuan lebih rincinya akan saya jawab pada bab selanjutnya. Serta
pelaksanaan Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an ini tidak hanya untuk dirinya sendiri,
tetapi juga untuk seluruh umat muslim yang menghafal atau memiliki hafalan Al-
Qur’an dengan harapkan dapat kemudahan dan kecerdasan terhadap hafalan Al-
Qur’an. Kemudian makna yang tersembunyi dibalik tradisi ini akan peneliti ungkap
lebih luas dalam bab selanjutnya.

F. Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini adalah tradisi pelaksanaan Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an,
yaitu pelaksanaan Shalat Hajat yang dikhususkan hanya bagi para santri penghafal
Al-Qur’an di Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri, yang
dilakukan setiap malam jum’at sebelum tidur dan hasil dari proses tersebut .

G. Tinjauan Pustaka

Penelitian seputar pelaksanaan Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an di pondok


pesantren diberbagai komunitas, Lembaga dan masyarakat lumayan banyak

4 Rahma Sugihartati, Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori Sosial Kontemporer (Kencana : 2014) hlm.
4
dilakukan. Dalam hal ini ada beberapa penelitian yang memiliki tema
berdekatan diantaraya :

1. Amalia Rizky Firlana (2019), dalam artikelnya yang berjudul


AMALAN SHOLAT HIFDZIL QUR’AN: KAJIAN LIVING
QUR’AN DI PPTQ AL-HIDAYAH TULUNGAGUNG. Artikel ini
membahas tentang pemaknaan shalat Hifdzil Qur’an yang berlokasi
di Ponpes Tahfidz Al-Qur’an Al-Hidayah Tulungagung dengan
pendekatan fenomenologi dan metode observasi-wawancara dengan
teknik purposive sampling. Penelitian ini menghasilkan adanya
transmisi ketersambungan sanad dengan PP Putri Al-Fattah
Mangunsari, dan tranformasi perbedaan cara melakukan shalat
hifdzil Qur’an. Konstruksi sosial yang terjadi pada amalan shalat
hifdzil Qur’an di PPTQ Al-hidayah dibagi menjadi 3; (1)
eksternalisasi: amalan shalat hifdzil Qur’an dijadikan sebagai
peraturan wajib oleh pengasuh dan pengurus; (2) obyektivasi:
pengamal merasa terbiasa karena intensitas, dan; (3)internalisasi:
pengamal memahami makna dan merasakan efek setelah melakukan
amalan shalat hifdzil Qur’an.5
2. Muhammad Asnajib (2021), dalam Tesisnya yang berjudul
PEMAHAMAN HADIS SHOLAT TAQWIYATUL HIFZHI DALAM
MENGHAFAL AL-QUR’AN (Kajian Semiotika Michael Riffaterre).
Tesis ini membahas tentang hadis mengenai sholat Taqwiyatul
Hifzhi sebagai amalan untuk memperkuat hafalan dan
mengembalikan hafalan yang telah terlepas. Dari hadis sholat
Taqwiyatul Hifzhi tersebut, penulis mencoba memaknainya dengan
metode semiotika Michael Riffaterre untuk menemukan makna
terbaru dengan mengkaji terlebih dahulu hadis tersebut dari sisi
kebahasaan atau semiotik tingkat pertama, setelah itu dilanjutkan
dengan pencarian makna atau signifikansi dengan menggunakan
berbagai sumber yang dihubungkan dengan intertekstualitas.

5Amalia Rizky, “AMALAN SHOLAT HIFDZIL QUR’AN: KAJIAN LIVING QUR’AN DI PPTQ AL-HIDAYAH
TULUNGAGUNG”. (IAIN Tulungagung, 2019)
Penelitian ini tergolong dalam library research dengan
menggunakan analisis deskriptif. Analisis yang telah dilakukan
untuk menjawab rumusan masalah, maka ditemukan kesimpulan
bahwa; pertama, hadis sholat Taqwiyatul Hifzhi dalam kajian
semiotika Michael Riffaterre memiliki sebuah ketidaklangsungan
ekspresi yang berupa adanya penciptaan arti (creating of meaning)
dalam setiap fragmennya. Hal tersebut terlihat dari makna yang
dihasilkan dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik bahwa dari
fragmen yang disebutkan, semuanya memunculkan makna baru.
Kedua, Pemahaman hadis sholat Taqwiyatul Hifzhi dan
hubungannya dengan menghafal Al-Qur’an yang dikaji dengan
analisis semiotika menghasilkan makna bahwa untuk menguatkan
hafalan haruslah didasari dengan kesungguhan hati untuk siap
menghadapi berbagai cobaan mendasar yaitu maksiat. Serta
bersungguh-sungguh dalam berusaha dan meminta kepada Allah,
karena dua faktor tersebut merupakan inti dari bentuk implementasi
hadis sholat Taqwiyatul Hifzhi.6
3. Nur Lailatul Charisma, Linandha Shinta Enjelita, Nurul Fahmi
Mustafidah, Mutimmatul Hasanah, Ni'matul Mukaromah,
Muhammad Anwar Idris (2022), dalam Artikelnya yang berjudul
Praktik Salat Taqwiyatul Hifdzi Bagi Penghafal Al-Qur’an di
Pondok Pesantren An-Nur 1 Putri Malang. Artikel ini membahas
tentang praktik salat sunnah taqwiyatul hifdzi di Pondok Pesantren
An-Nur 1 Putri Bululawang Malang. Peneliti akan mengkaji tentang
praktik, faktor serta pengaruh keberagamaan salat taqwiyatul hifdzi
bagi santri penghafal al-Qur’an. Metode wawancara, observasi,
dokumentasi dan pendekatan fenomenologi serta pemanfaatan
pendekatan living hadits digunakan dalam penelitian ini. Adapun
hasil penelitian ini, bahwa salat taqwiyatul hifdzi di Pondok
Pesantren An-Nur 1 Putri Malang dilakukan dengan berjamaah pada
hari Kamis malam Jum’at kliwon. Hadits Nabi menjadi alasan

6Muhammad Asnajib, “HADIS SHOLAT TAQWIYATUL HIFZHI DALAM MENGHAFAL AL-QUR’AN (Kajian Semiotika
Michael Riffaterre)”. (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2021).
normatif praktik tersebut serta ijazah yang diberikan pengasuh
kepada santri menjadi alasan historis yang melatarbelakangi praktik
tersebut. Manfaat yang diperoleh para pelaku setelah melaksanakan
salat tersebut antara lain: memperkuat hafalan al-Qur’an, nadzam,
diberikan kemudahan dan kefahaman dalam materi pelajaran
diniyah serta mendekatkan diri kepada Allah. 7
4. Abdul Munif Utsman (2016), dalam Artikelnya yang berjudul
SHOLAT TAQWIYATUL HIFDZ. Artikel ini menjelaskan tentang
Dasar dari pelaksanaan sholat ini adalah hadits yang diriwayatkan
oleh Imam Hakim dan Imam Tirmidzi dan Tata Cara Pelaksanaan
Sholat TAQWIYATUL HIFDZ: 1. Dilakukan pada akhir malam
jum`at, atau tengahnya atau awalnya namun yang terbaik adalah
akhirnya, 2. Dilakukan dengan empat raka’at satu salaman tanpa
tasyahud awal atau satu salaman dengan tasyahud awal atau dua
salaman, dengan niat shalat sunnah muthlak, 3. Raka’at pertama,
membaca Fatihah dan surat Yasin, yang kedua Fatihah dan surat ad -
Dukhon, yang ketiga membaca Fatihah dan surat as-Sajdah, yang
keempat membaca Fatihah dan surat al-Mulk. 4. Jika belum hapal
bisa dilakukan dengan memegang mushaf lalu membacanya atau
jika tidak mampu bisa diganti dengan surat-suratan pendek
(semampunya). 5. Setelah Tasyahud, dalam ini terdapat dua
kemungkinan terhadap maksud perkataan Nabi” Lalu ketika kau
telah selesai dari Tasyahhud” ; yang pertama sesudah membaca
tasyahud tapi sebelum salam, yang kedua sesudah salam. 6. Akan
tetapi yang paling masyhur adalah sebelum salam. Maka, sesudah
bersyahadat membaca hamdalah dan bersholawat kepada Nabi
Muhammad Saw dan juga nabi-nabi yang lain, lalu memintakan
ampunan bagi mukminin dan mukminat dan juga bagi saudara-
sa8 udara yang telah mendahului kita. 7. Setelah itu membaca do`a.

7 Nur Lailatul Charisma, Linandha Shinta Enjelita, Nurul Fahmi Mustafidah, Mutimmatul Hasanah, Ni'matul
Mukaromah, Muhammad Anwar Idris (2022), “ Praktik Salat Taqwiyatul Hifdzi Bagi Penghafal Al-Qur’an di
Pondok Pesantren An-Nur 1 Putri Malang”. (UIN Raden Intan Malang, 2022)
8 Unknown. (2016). Sholat Taqwiyatul hifdz. Retrieved July 7, 2023, from Blogspot.com website:

https://abdulmunifutsman.blogspot.com/2016/11/sholat -taqwiyatul-hifdz.html
H. Metodologi Penelitian
1) Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah empiris atau jenis


penelitian sosiologis. Yaitu penelitian yang menjelaskan tentang perilaku
manusia dan lingkungannya. Fokus utama dari penelitian empiris adalah
informasi yang dapat diamati dari dunia nyata atau pengalaman langsung
darinya, yang tidak lain adalah data. Kemudian data-data yang diperlukan
dalam penelitian dikumpulkan dan dikembangkan dengan beberapa konsep.
Setelah data yang dibutuhkan terkumpul kemudian menuju pada identifikasi
masalah sehingga dapat menyelesaikan masalah. Dalam melakukan
penelitian empiris sering juga disebut sebagai penelitian lapangan (field
research), langkah-langkah yang di gunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif, yang mengungkapkan dan menemukan apa itu Shalat
Hajat Li Hifdzil Qur’an serta apa pengaruh kepada para santri dan
bagaimana dampak yang dirasakan oleh para santri tahfidz putri Madinatul
Ulum Bandung setelah mengamalkan shalat tersebut.

2) Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah pendeketan


sosiologis. Pendekatan sosiologis dapat dipahami sebagai ilmu tentang
pengetahuan keadaan masyarakat dalam penelitian ini adalah pendekatan
sosiologis. Pendekatan sosiologis meliputi fenomena yang ada di
masyarakat, perubahan kondisi sosial masyarakat. atau hubungan
masyarakat sebagai makhluk individu dan juga sosial. Objek dari
pendekatan sosial dalam penelitian ini adalah manusia, manusia selain dari
bentuk fisiknya di dalam jing jugs memiliki akal dan nafsu keinginan
sehingga akan dapat membentuk perbuatan dan keyakinan yang kuat. 9

3) Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Darul Hadits


dan Tahfidzul Qur’an Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri, di Jl.

9Ida Zahara Adibah, “Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam,” Inspirasi: Jurnal Kajian Dan Penelitian
Pendidikan Islam 1, no. 1 (2017): 1–20.
Terusan Pasir Impun No. 47 RT 02 RW 09, Kampung Cibentar Desa
Cikadut Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Peneliti melakukan
penelitian dilokasi tersebut karena berkaitan langsung dengan interaksi
manusia terhadap Al-Qur’an (Living Quran) yaitu rutinitas pelaksanaan
Shalat Hajat yang dikhususkan hanya bagi para santri penghafal Al-Qur’an
di Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri, yang
dilakukan setiap malam jum’at sebelum tidur. Selain itu, lokasi tersebut juga
mudah dijangkau posisinya.

4) Jenis dan Sumber Data

Yang dimaksdu dengan sumber data adalah dari mana penelitian


tersebut didapatkan atau diperoleh berkaitan dengan hal itu, Sumber data
dalam penelitian ini ada dua yaitu :

a) Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti


sendiri. Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini adalah
dengan mendapatkan informasi langsung dari masyarakat atau
narasumber dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan melalui
wawancara.

Adapun yang menjadi data primer dalam penelitian ini


adalah hasil wawancara dari salah satu pengurus pondok yang juga
merupakan guru tahfidz Pondok Pesantren Madinatul Ulum
Bandung Cabang Putri dan beberapa santriah nya.

b) Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh orang


lain. Yang bertujuan untuk menguatkan data primer, data ini bisa
berbentuk buku-buku, file dokumen, majalah, skripsi, jurnal atau
pun kitab yang membahas seputar keutamaan Shalat Hajat Li Hifdzil
Qur’an.

5) Metode Pengumpulan
Data Dalam penelitian ini untuk mendapatkan hasil yang akurat
maka perlu beberapa teknik diantaranya teknik observasi, wawancara dan
dokumentasi.

a. Observasi Lapangan Penulis melakukan peninjauan langsung ke


lapangan yaitu dengan melakukan kunjungan ke Pondok
Pesantren Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri, dan melihat
secara langsung keadaan di lapangan.
b. Wawancara Untuk mendapatkan informasi guna melengkapi
data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis
melakukan wawancara kepada para narasumber dengan
memberikan pertanyaan secara langsung tatap muka. Adapun
narasumber dalam penelitian ini meliputi pengurus atau Unstadz
dan beberapa dari santri.
c. Dokumentasi Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
yang berhubungan dengan penelitian diantaranya adalah mecari
file, jurnal atau literatur yang berada di Pondok Pesantren
Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri. Dokumen tersebut
meliputi sejarah berdirinya pondok pesantren , fotofoto kegiatan
dan sebagainya. Dokumen tersebut digunakan untuk mendukung
data-data yang diperoleh dari metode observasi dan wawancara.
6) Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah dengan


menggunakan content analysis, yang merupakan analisis yang meneliti serta
membahas masalah secara teliti dan objektif. Teknik ini digunakan
berdasarkan analisis isi dalam pesan, data-data yang diteliti sesuai dengan
topik yang diakaji.

7) Tahapan Penelitian

Ada beberapa tahapan penelitian yang harus dilakukan untuk


meneliti pembahasan ini, diantaranya adalah :

a. Perencanaan Penelitian Yakni melakukan analisis dengan maksud untuk


mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan,
kesempatan, hambatan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan.
b. Pengumpulan Data Pada tahap ini melakukan pengumpulan data-data
seperti arsip-arsip dan bahan-bahan Pustaka yang berhubungan dengan
analisis yang akan dilakukan. Selain itu juga penulis menggunakan
observasi lapangan dengan wawancara untuk mendapatkan data suatu
kegiatan yang sedang diteliti.
c. Analisis Penelitian Tahap ini adalah tahapan yang terakhir setelah
melakukan pengumpulan data , pada tahap ini yang dilakukan adalah
analisis penelitian hingga menemukan suatu hasil yang diinginkan.

I. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam penelitian ini penulis akan mendeskripsikan mengenai tahapan-tahapan


pembahasan dalam proses penelitian yang tersusun dari tiga bab, dimana masing -
masing bab nya memiliki spesifikasi pembahasan tentang topik-topik tertentu,
yakni sebagai berikut :

BAB I, berupa pendahuluan. Bab ini menyajikan hal-hal yang melatarbelakangi


suatu masalah, perumusan masalah dari latar belakang, tujuan dilakukannya
penelitian serta manfaat penelitian, tinjaun Pustaka, kerangka teori, metodologi
penelitian dan sistematikan penulisan penelitian, landasan Teori, membahas
tinjauan teoritis mengenai Living Quran. Penulis akan memaparkan dasar teori
mengenai tema yang dibahas dalam penelitian ini. Diantaranya meliputi: pengertian
Living Quran, konsep Living Quran, tradisi Islam, teori Antropologi dan sosiologi
fungsional.

BAB II, Gambaran Umum Lokasi Penelitian, terdiri dari Letak Geografis,
Profil Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri., struktur
kepengurusan, Jumlah Dewan Asatidz dan Santri. Terdiri dari sejarah dimulainya
Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an, Dalil pelaksanaan Shalat Hajat li Hifdzil Qur’an, isi
dari hasil observasi lapangan yang menggunakan wawancara para pengajar dan juga
santri yang terlibat dalam kegiatan rutinitas Shalat Hajat Li Hifdzil Qur’an di
Pondok Pesantren Madinatul Ulum Bandung Cabang Putri

BAB III, berupa penutup yang berisi tentang kesimpulan, saran, daftar putaka
dan lampiran-lampiran hasil penelitian atau look book.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia Rizky, “AMALAN SHOLAT HIFDZIL QUR’AN: KAJIAN LIVING QUR’AN DI PPTQ
AL-HIDAYAH TULUNGAGUNG”. (IAIN Tulungagung, 2019).

Arham bin Ahmad Yasin., Agar Sehafal Al-Fatihah, 10-11.Yusuf Qardhawi, Berinteraksi
dengan Alquran, (Jakarta: Gema Insani, 1999).

Ida Zahara Adibah, “Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam,” Inspirasi: Jurnal Kajian Dan
Penelitian Pendidikan Islam 1, no. 1 (2017).

Muhammad Asnajib, “HADIS SHOLAT TAQWIYATUL HIFZHI DALAM MENGHAFAL AL-


QUR’AN (Kajian Semiotika Michael Riffaterre)”. (UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2021).

Nur Lailatul Charisma, Linandha Shinta Enjelita, Nurul Fahmi Mustafidah, Mutimmatul
Hasanah, Ni'matul Mukaromah, Muhammad Anwar Idris (2022), “
Praktik Salat Taqwiyatul Hifdzi Bagi Penghafal Al-Qur’an di Pondok
Pesantren An-Nur 1 Putri Malang”. (UIN Raden Intan Malang, 2022)

Quraisy Shihab, Wawasan Alquran: Tafsir Maudhu’I atas Berbagai Persoalan Umat, Cet IX
(Bandung: Mizan, 1999).

Rahma Sugihartati, Perkembangan Masyarakat Informasi dan Teori Sosial Kontemporer


(Kencana : 2014).

Unknown. (2016). Sholat Taqwiyatul hifdz. Retrieved July 7, 2023, from Blogspot.com
website: https://abdulmunifutsman.blogspot.com/2016/11/sholat-taqwiyatul-hifdz.html

Anda mungkin juga menyukai