MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al-qur’an dan Hadist
Dosen Pengampu : Yusuf Fauzi,Lc., M.Th.I.
Oleh :
SEMESTER 2
TADRIS MATEMATIKA
FEBRUARI 2020
0
KATA PENGANTAR
Penyusun
1
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Simpulan…………………………………………………………………………
B. Saran ……………………………………………………………………………
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-qur’an merupakan kitab suci yang berisi petunjuk untuk kehidupan
umat manusia di dunia ini. Oleh karena itu, menjadi amat penting bagi kita
sebagai umat islam untuk memahami Al-qur’an dengan sebaik-baiknya sehingga
Al-qur’an bisa kita pahami dengan benar lalu kita gunakan sebagai pedoman
hidup di dunia ini dengan sebenar-benarnya. Al-qur’an adalah risalah Allah
kepada manusia semuanya. Maka tidaklah aneh apabila Al-qur’an dapat
memenuhi semua tuntutan kemanusiaan.
Al-qur’an terdiri dari 30 juz, 144 surat, 6666 ayat, 77.439 kosa kata, dan
325.345 huruf. Turunnya Al-qur’an dalam kurun waktu 22 tahun 2 bulan 22 hari,
dibagi menjadi dua fase. Pertama diturunkan di Mekkah yang disebut dengan
ayat-ayat Makiyah dan yang kedua diturunkan di Madinah disebut dengan ayat-
ayat Madaniyah. Al-qur’an sebagai kitab terakhir dimaksudkan untuk menjadi
petunjuk bagi seluruh umat manusia sampai akhir zaman. Di dalam Al-qur’an
terkandung nilai-nilai yang luhur yang mencakup seluruh aspek kehidupan
manusia dalam berhubungan dengan Tuhan maupun hubungan manusia dengan
alam sekitarnya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Al-qur’an ?
2. Apa kedudukan dan fungsi Al-qur’an ?
3. Bagaimana sejarah Al-qur’an ?
4. Bagaimana Proses pewahyuan Al-qur’an ?
5. Bagaimana sejarah penghimpunan dan pembukuan Al-qur’an ?
31
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Al-Qur’an
Pengertian diatas dapat kita baca dalam surah Al-Qiyamah ayat 17-18 sebagai
berikut:
)18-17 : َف ِإ َﺫﺍ ق ََرأ ْ نَه فَاتَّب ِْع ق ُْرانَه (القيامةـ. عل َيْنَا َج ْم َعه َوق ُْرانَه
َ اِ ّ َن
4
Menurut M. Quraish Shihab, Al-Qur’an secara umum berarti bacaan yang
sempurna. Beliau merupakan suatu nama pilihan Allah SWT yang tepat, karena
tiada suatu bacaanpun sejak manusia mengenal tulis baca lima ribu tahun yang
lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an, bacaan sempurna lagi mulia. 3
Dan juga Al-Qur’an mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun
qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain
dalam suatu ucapan yang tersusun rapih. Al-Qur’an pada mulanya seperti
qira’ah, yaitu mushdar dari kata qara’a, qira’atan, qur’anan.4
Dari beberapa definisi yang telah disebutkan, dapat dikatakan bahwa
unsur-unsur yang melekat pada Al-Qur’an adalah:
1. Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
2. Kallamulah
3. Melalui perantara Malaikat Jibril
4. Pedoman atau petunjuk hidup bagi umat muslim
5. Dibaca dan dipelajari
6. Membaca Al-Qur’an dicatat sebagai amal ibadah
7. Al-Qur’an adalah Mukjizat
8. Berbahasa Arab
3
M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor: Pustaka
Litera Antar Nusa, 2015), hal 15.
4
Manna Khalil Al-Qhattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,
2015), hal. 15. 3
5
Sebagai Petunjuk
Di dalam Al-Qur’an terdapat petunjuk-petunjuk hidup bagi umat Islam, yang
dapat digunakannya dalam mengambil dan mempertimbangkan keputusan
dalam hidupnya. Selain digunakan sebagi petunjuk umat Islam, Al-Qur’an
juga dapat digunakan sebagai petunjuk bagi semua orang tidak hanya bagi
mereka yang beragama islam dan bertakwa. Karena, kandungan didalam Al-
Qur’an terdapat yang bersifat universal atau umum diantaranya yang
berkaitan dengan ilmu pengetahuan.
1. Sebagai Pembeda
Fungsi lain dari Al-Qur’an adalah sebagai pembeda atau pemisah, maksud
dari kata pembeda dari bagian ini yaitu Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai
pembeda maupun pemisah antara yang benar dan yang salah atau dengan
kata lain antara yang hak dan yang batil. Di dalam Al-Qur’an kita dijelaskan
mengenai berbagai macam hal yang termasuk kriteria dari yang benar
maupun yang salah. Jadi, dengan belajar Al-Qur’an seharusnya kita
mengetahui hal-hal yang dilarang dan diperbolehkan oleh Allah SWT. Segala
sesuatu yang dihalalkan olehnya pasti memiliki manfaat bagi umat manusia
dan segala sesuatu yang dilarangnya terdapat dampak yang tidak baik bagi
kedepannya baik dapat berdampak langsung di dunia maupun di akhirat.
2. Sebagai Nasihat
Al-Qur’an merupakan mukjizat bagi Nabi Muhammad, di dalam Al-Qur’an
terdapat nasihat-nasihat yang dapat digunakan oleh umat Islam di dunia
dalam menjalankan kehidupannya. Di dalamnya juga terdapat nasihat-
nasihat dalam memecahkan masalah yang terjadi di kehidupan sehari-hari
baik bersifat duniawi maupun akhirat.
3. Sebagai Obat
Fungsi dari Al-Qur’an yang lain yaitu sebagai obat. Penyakit pada manusia
bukan hanya penyakit fisik namun terdapat penyakit lain diantranya
penyakit iri, dengki, marah. Dengan membaca dan mengamalkan Al-Qur’an
dalam kehidupan sehari-hari dapat menghindarkan kita dari berbagai macam
penyakit tersebut.
C. Sejarah Al-Qur’an
6
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW pertama kali pada
tanggal tujuh belas bulan ramadhan di gua hira atau tanggal 6 Agustus 610 M
saat Nabi Muhammad berusia 40 tahun. Surat pertama yang yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW adalah surat Al-‘Alaq ayat 1-5. Penurunan Al-
Qur’an terjadi secara berangsur-angsur selama kurang lebih 23 tahun dengan
waktu 13 tahun saat Nabi Muhammad menetap di Mekkah dan 10 tahun saat
beliau tinggal di Madinah. Al-Qur’an itu sendiri terdiri dari 30 juz, 144 surat dan
susunan-susunan yang berada di dalamnya. Di antara hikmah diturunkan Al-
Qur’an secara berangsur-angsur adalah:
5
M. Zain, M. Ag, Pengantar ‘Ulumul Qur’an dan ‘Ulumul Hadis, (Banda Aceh: Yayasan
PeNa Banda Aceh, 2016), hal. 6.
7
D. Proses Pewahyuan Al-Qur’an
6
H.R Ath-Thabarani
8
Cara penurunan wahyu oleh malaikat kepada rasul, Nabi
Muhammad SAW menerima wahyu dari Malaikat Jibril dalam dua cara, yang
pertama merupakan cara yang paling berat bagi Nabi Muhammad SAW.
Yaitu, penurunan wahyu Al-Qur’an terdengar seperti suara lonceng yang
berbunyi keras.7 Sebagaimana sesuai dengan firman Allah SWT dalam Surat
Al-Muzzamil ayat 5 yang berbunyi :
Yang kedua, Malaikat Jibril a.s datang kepada Nabi Muhammad SAW
untuk menyampaikan wahyunya dengan keadaan seperti manusia biasa,
yaitu menyerupai laki-laki.7 Al-Qur’an tidak pernah diturunkan kecuali melalui
Malaikat Jibril a.s
1. Periode Pertama
Kemudian, setelah itu, kandungan wahyu Ilahi berkisar dalam tiga hal.
Pertama, pendidikan bagi Rasulullah saw., dalam membentuk
kepribadiannya.
7
M. Zain, M. Ag, Pengantar ‘Ulumul Qur’an dan ‘Ulumul Hadis, (Banda Aceh:
Yayasan PeNa Banda Aceh, 2016), hal. 8
9
Ketiga, keterangan mengenai dasar-dasar akhlak Islamiah, serta
bantahan-bantahan secara umum mengenai pandangan hidup masyarakat
jahiliah ketika itu. Ini dapat dibaca, misalnya, dalam surah Al-Takatsur, satu
surah yang mengecam mereka yang menumpuknumpuk harta; dan surah Al-
Ma'un yang menerangkan kewajiban terhadap fakir miskin dan anak yatim
serta pandangan agama mengenai hidup bergotong-royong.
2. Periode Kedua
Dan, di lain pihak, ayat-ayat kecaman dan ancaman yang pedas terus
mengalir kepada kaum musyrik yang berpaling dari kebenaran, seperti: Bila
mereka berpaling maka katakanlah wahai Muhammad: "Aku pertakuti kamu
sekalian dengan siksaan, seperti siksaan yang menimpa kaum 'Ad dan
Tsamud" (QS 41:13).
3. Periode Ketiga
8
10
Dengan satu susunan kata-kata yang membangkitkan semangat
seperti berikut ini, Al-Qur’an menyarankan: Tidakkah sepatutnya kamu
sekalian memerangi golongan yang mengingkari janjinya dan hendak
mengusir Rasul, sedangkan merekalah yang memulai peperangan.
11
Dalam penulisan Al-Qur’an Nabi Muhammad menunjuk juru tulis
wahyu secara resmi, yaitu ‘Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan,
Ubay bin Ka’ab, dan Zaid bin Tsabit. Dan sebagian akan berinisiatif sendiri
dalam penulisan wahyu tersebut diantaranya ‘Amir bin Fuhayrah, Tsabit
bin Sammas, Mughirah bin Syu’bah, Yazid, dan Zubair bin ‘Awwam.
Naskah-naskah wahyu tersebut disimpan di dalam rumah Nabi
Muhammad saw dan para penulisnya menyalinnya agar dapat mereka
simpan sendiri. Catatan mengenai Al-Qur’an pada masa Nabi Muhammad
sama sekali tidak tercampur dengan catatan-catatan lainnya karena
dengan tegas Nabi Muhammad memberikan arahan bahwa yang ditulis
hanyalah ayat-ayat Al-Qur’an, selain Al-Qur’an dilarang ditulis. Karena
adanya larangan tersebut maka pencampuran antara ayat Al-Qur’an dan
hadits dapat dihindari dalam catatan yang mereka buat. 8 Naskah yang
disimpan di dalam rumah Nabi Muhammad, diperkuat dengan tulisan-
tulisan milik para penulis wahyu dan hafalan para sahabat, maka
penghimpunan Al-Qur’an dalam bentuk catatan dan hafalan.
10
8
Subi Shalih, Mabahits fi ‘Ulum al-Qur’an diterjemahkan oleh H. Muhammad
Zaini (Beirut: dar al-‘Ilm al-Malayin, 1977), hal. 73-74.
12
Dengan demikian, tercatat dalam sejarah, bahwa Abu Bakar
merupakan orang pertama yang melakukan penghimpunan Al-Qur’an
dengan ide yang dicetuskan oleh Umar bin Khattab serta Zaid bin Tsabit
dikenal sebagai orang pertama yang melaksanakan penulisan
penghimpunan Al-Qur’an dalam satu mushaf.
13
orang yang mempunyai mushaf yang berlainan dengan mushaf yang
disepakati untuk membakarnya.
12
BAB III
A. Kesimpulan
14
Al-qur’an adalah wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi
Muhammad saw melalui malaikat jibril a.s. yang dijadikan pedoman atau
petunjuk hidup bagi umat islam. Al-qur’an pertama kali diturunkan pada tanggal
17 Ramadhan atau 6 Agustus di Gua Hira dengan diturunkannya surat Al ‘alaq
ayat 1-5. Al-qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantara
malaikat jibril dalam keadaan penyamaran seperti manusia ataupun lonceng
yang keras. Dalam penghimpunan Al-qur’an, Abu bakar lah yang pertama kali
memberi perintah penghimpunan ayat-ayat Al-qur’an dan khalifah utsman bin
affan lah yang memberikan perintah agar mushaf disalin dan diperbanyak.
B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Kami
sadar makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangat kami harapkan. Guna kesempurnaan makalah
kami selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin, et. 2005. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum.
Bogor : Ghalia Indonesia.
El-Mazni, H.Aunur Rafiq, Lc. MA. 2006. Pengantar studi ilmu Al-qur’an.
Jakarta timur : pustaka Al-kautsar.
15
Ghazali, Abd Moqsith, Luthfi Assyaukanie dan Ulil Abshar-Abdalla. 2009.
Metodologi studi Al-qur’an. Jakarta : Gramedia Purstaka Utama.
16