Anda di halaman 1dari 12

“Makalah Menguraikan dan memahami konsep Al - Qur'an sebagai sebuah paradigma

serta penerapan paradigma Qur'ani dalam kehidupan modern.”


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun oleh :
Raihan Widi Nugraha - A15.2021.01994
Irsyad Nafi Fachrezi - A15.2021.01976
Nisrina Puspa Kirana - A15.2021.02060
Calista Putri Yandra Agustina - A15.2021.02087
Ferdi Fernanda - B11.2021.07002

ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG
2022/2023
ABSTRAK

Islam dalam bentuknya lengkap dengan pedoman beramal dalam segala segi kehidupan
beragama. Al-Quran sebagai sumber primer ajaran Islam tak pernah sepi dari pemerhati yang
terkesima dengan kekayaan dimensi yang dimiliki oleh al-Quran dari klasik hingga pada
masa kontemporer, dari era agraris sampai pada era pasca industrial. Sehingga dapat
dimengerti bahwa paradigma al-Quran yang dimaksudkan berarti suatu konstruksi
pengetahuan yang memuat konsep-konsep dan saling terkait satu sama lainnya yang
memungkinkan realitas dipahami sebagaimana al-Quran memahaminya.

LATAR BELAKANG

Al-Quran sebagai sumber primer ajaran Islam tak pernah sepi dari pemerhati yang
terkesima dengan kekayaan dimensi yang dimiliki oleh al-Quran dari klasik hingga pada
masa kontemporer, dari era agraris sampai pada era pasca industrial. Kekuatan daya
dorong sentripetal dan sentrifugal menjadikan al-Quran sebagai pusat gravitasi umat
manusia pada umumnya. Sebagai pendekatan telah ditawarkan, mulai dari linguistik, ushul
fiqh, hermeneutik, sampai pada pendekatan integratif telah mengalami perkembangan
signifikan dalam produksi dan reproduksi ide secara berkesinambungan. Namun tak dapat
disangsikan bahwa al-Quran masih merupakan sebuah teks statis, dan tak mampu berbicara
apa-apa tanpa refleksi manusia. Selanjutnya, interpretasi manusia tak berarti apa-apa tanpa
aplikasi dan penerjemahan dalam realitas objektif dalam lingkup ruang dan waktu yang
mengitarinya. Mungkin, pemikiran tersebut layak dipertimbangkan sebagai tawaran alternatif
untuk menjawab kegelisahan umat Islam abad dua satu, sebab sejatinya realitas sosial selama
ini kurang mendapat ruang dalam studi keislaman khususnya studi al-Quran yang
berdasarkan bahwa ilmu pengetahuan islam bersifat rasional, empiris dan berasaskan pada
wahyu dengan mencanangkan lima agenda reinterpretasi menuju reaktualisasi Islam.
Baginya, perumusan paradigma al-Quran dalam sebuah kerangka teoritis sudah semakin
mendesak untuk dijadikan sebagai referensi dalam menganalisa realitas. Paradigma menjadi
sebuah konsep popular yang dibicarakan oleh Thomas S. Khun.16Istilah seperti kerangka
teoritis (theoretical framework), kerangka konseptual (conceptualframework), kerangka
pemikiran (frameofthinking), orientasi teoritis (theoreticalorientation), sudut pandang
(perspective), atau pendekatan (approach) memiliki pengertian yang kurang lebih sama
dengan paradigma. Heddy dan Ahimsa Putra mendefenisikan paradigma sebagai
seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis membentuk sebuah
kerangka pemikiran yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan
kenyataan atau masalah yang dihadapi. Islam umumnya dan intetelektual muslim Islam
khususnya terbiasa dengan analisis sosial untuk mengembangkan konsep-konsep dalam
al-Quran. Dialektika penafsir dengan al-Quran menciptakan pendekatan yang ditawarkan
dalam jagad raya ilmu tafsir. Pendekatan ini manganggap bahwa pada dasarnya kandungan
al-Quran terbagi menjadi dua bagian sentral, bagian pertama berisi konsep-konsep dan bagian
kedua memuat kisah-kisah sejarah dan amtsal (perumpamaan). Dalam bagian pertama,
didapati sejumlah istilah al-Quran yang merujuk pada pengertian-pengertian normatif yang
khusus, doktrin-doktrin etik, aturan-aturan legal, dan ajaran keagamaan pada umumnya, baik
itu konsep yang telah dikenal komunitas Arab saat al-Quran diturunkan maupun konsep
etiko-religius yang ingin diperkenalkan, begitu pula, konsep yang bersifat abstrak seperti
Allah, malaikat dan juga hari akhir atau kiamat yang bersifat konkret dan dapat diamati
layaknya konsep fakir-miskin, dsb.

RUMUSAN MASALAH
Menguraikan dan memahami konsep Al - Qur'an sebagai sebuah paradigma serta penerapan
paradigma Qur'ani dalam kehidupan modern.

TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk memahami konsep Al -Qur'an sebagai sebuah paradigma.
2. Untuk mengetahui pentingnya paradigma Qur'ani dalam kehidupan modern.
3. Untuk mengetahui perspektif Historis, Filosofis, Psikologis, Sosiologi, dan Pedagogis
tentang paradigma Qur'ani untuk Kehidupan Modern
4. Untuk memahami cara membangun Paradigma Qurani dalam Menyelesaikan Masalah
dalam Kehidupan Modern
5. Untuk memahami esensi dan urgensi paradigma Qur'ani dalam kehidupan modern.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Paradigma Qur’ani

Secara etimologis kata paradigma dari bahasa Yunani yang asal katanya adalah para dan
digma. Para mengandung arti di samping, di sebelah, dan keadaan lingkungan. Digma
berarti sudut pandang, teladan, arketif, dan ideal". Dapat dikatakan bahwa paradigma
adalah cara pandang, cara berpikir, cara berpikir tentang suatu realitas.

Adapun secara terminologis paradigma adalah cara berpikir berdasarkan pandangan yang
menyeluruh dan konseptual terhadap suatu realitas atau suatu permasalahan dengan
menggunakan teori-teori ilmiah yang sudah baku, eksperimen, dan metode keilmuan
yang bisa dipercaya. Dengan demikian, paradigma Qurani adalah cara pandang dan cara
berpikir tentang suatu realitas atau suatu permasalahan berdasarkan Al-Quran.

Semua orang menyatakan bahwa ada suatu keyakinan dalam hati orang orang beriman,
Al- Quran mengandung gagasan yang sempurna mengenai kehidupan Al-Quran
mengandung suatu gagasan murni yang bersifat metahistoris. Menurut Kuntowijoyo
(2008), Al-Quran sesungguhnya menyediakan kemungkinan yang sangat besar untuk
dijadikan cara berpikir, Pengembangan eksperimen- eksperimen ilmu pengetahuan
berdasarkan paradigma Al-Quran jelas akan memperkaya khazanah ilmu pengetahuan
umat manusia. Kegiatan itu mungkin bahkan tentu saja akan menjadi rambahan baru bagi
munculnya ilmu-ilmu pengetahuan alternatif. Premis-premis normatif Al-Quran dapat
dirumuskan. menjadi teori-teori yang empiris dan rasional. Struktur transendental
Al-Quran adalah sebuah ide normatif filosofis vang dapat dirumuskan meniadi
paradigma teoretis.

Paradigma Qurani akan memberikan kerangka bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan


empiris dan ilmu pengetahuan rasional yang orisinal, dalam arti sesuai dengan kebutuhan
pragmatis masyarakat Islam yaitu untuk mengaktualisasikan misinya sebagai khalifah di
muka bumi.

B. Pentingnya Paradigma Qurani Untuk Kehidupan Modern


Umat islam sangat mengagungkan al-Quran. Al-Quran merupakan sumber utama dan
petunjuk hidup bagi umat manusia. Al-Quran berisi tetang segala aspek dalam kehidupan
manusia dan memberikan petunjuk kehidupan yang sempurna. Umat islam wajib untuk
mentaati dan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah SWT dalam Al-Quran
untuk mencapai kemuliaan dan kesejahteraan dalam hidup.

Menurut Yusuf al-Qardhawi, tujuan diturunkannya Al-Quran terbagi menjadi tujuh, yaitu
adalah sebagai berikut:

1. Meluruskan akidah manusia

2. Meneguhkan kemuliaan manusia an hak-hak asasi manusia

3. Mengarahkan manusia untuk beribadah secara baik dan benar kepada Allah

4. Mengajak manusia untuk menyucikan rohani

5. Membangun rumah tangga yang sakinah dan menempati posisi terhormat bagi
perempuan

6. Membangun umat menjadi saksi atas kmanusiaan

7. Megajak manusia agar saling menolong

C. Mencermati Sumber Historis, Filosofis, Psikologis, Sosiologi, dan Pedagogis tentang


paradigma Qurani untuk Kehidupan Modern

Sejarah peradaban islam pemah mengalami masa keemasan islam. Masa Keeamsan
tersebut terjadi kemajuan yang luar biasa dalam sejarah islam dalam berbagai aspek
kehidupan sperti ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi, teknologi dan ilmu
pengetahuan, pertahanan dan keamanan. Masa tersebut memudahkan umat muslim untuk
memperluas dakwah dan semakin mudah diterima di belahan dunia lainnya karena pada
masa itu islam merupakan pusat peradaban dan mempunyai kekuatan yang besar dala
ekonomi dan politik.

Sejarah keemasan tersebut tidak lepas dari Al-Quran. Paradigma qurani menuntun umat
muslim pada mas tersebut untuk menjadi sumber pembelajaran dan dasar ilmu dan
petunjuk di segala aspek kehidupan dan masalah yang dihadapi. Penerapan paradigma
Al-Quran pada masa itu juga mengikuti Nabi Muhammad sebagai teladan dalam
menerapkan Al-Quran dengan sempurna. "Akhlak Rasulullah adalah Al-Quran" menuut
jawaban Aisyah r.a. ketika ditanya oleh para sahabat tentang akhlak rasulullah.

Para sahabat menjadikan Rasulullah sebagai panutan, figur, dan pemimpin. Setiap
perbuatan yang Rasulullah kerjakan, maka mereka pun melaksanakannya dan setiap
larangan yang Rasululullah tinggalkan, maka mereka pun meninggalkannya. Para
sahabat merupakan generasi terbaik dalam kacamata Islam sebab mereka hidup langsung
di bawah bimbingan Rasulullah saw. Generasi berikutnya, yaitu tabiin mengikuti
Al-Quran sebagau sumber ajaan dan petunjuk dan Rasulullah sebagai teladan mereka.
Sikap mereka menjadikan generasi tersebut sebagai generasi terbaik dan istimewa.

Kemajuan pada zaman tersebut juga menjadikan ilmu dan pengetahuan sebagai hal yang
penting untuk dikuasai setelah menjadikan Al-Quran sebagai paradigma kehidupan,
sebagai salah satu faktor penting penyebab kelajuan pada zaman keemasan islam. Para
khalifah masa dinasti Umayyah dan Abbasiyah sangat mengutamakan dan mendorong
masyarakatnya untuk menguasai ilmu dan perkembangan teknologi. Salaha satya adalah
dengan memerintahkan ahli ilmu istana utuk menerjemahkan karya-karya asing kedalam
bahasa arab agara masyarakat lebih mudah untuk memperlajarinya. Karya-karya kuno
juga dikaji dalam berbagai bidag seperti kedokteran dan astronomi.

Abad berikutnya sekitar abad keseuluh muncul dua orang penerjamah yang memeilki
peran penting dan produktif yaitu yahya Ibn 'Adi(974) dan Ali Isa Ibnu Ishaq Ibn Zera
(1008). Penerjemah ini kemudian banyak berperan dalam memperbaiki terjemah dan
menulisan komentar terhadap karya-karya filsuf dunia seperti Aristoteles. Sikap
Pemimpin yang mendukung kemajuan Iptek inilah yang menyebabkan masyarakat
mudah untuk belajar dan menambah semangt keilmuan untuk terus bergerak maju.

D. Membangun Paradigma Qurani dalam Menyelesaikan Masalah dalam Kehidupan


Modern

Keberhasilan pembangunan yang membawa kemajuan, kemakmuran, dan pemerataan


ekonomi dan sosial adalah ciri utama kehidupan modern. Menurut Nurcholis Madjid
(2008) menyatakan bahwa tolak ukur pembangunan yang berhasil adalah sebagai berikut.

1. Tingkat produksi dan pendapatan lebih tinggi


2. Kemajuan dalam pemerintahan sendiri yang demokratis, mantap,dan sekaligus
tanggap terhadap kebutuhan kebutuhan dan kehendak kehendak rakyat

3. Pertumbuhan hubungan sosial yang demokratis, termasuk kebebasan yang luas,


kesempatan untuk mengembangkan diri, dan penghormatan kepada kepribadian
individu

4. Tidak mudah terkena komunisme dan totalitarianisme lainnya, karena


alasan-alasan tersebut.

Konsep Islam memandang bahwa kemajuan dan kemodeman yang seimbang adalah
sesuatu yang harus diraih dan diperjuangkan tanpa henti. Islam melarang untuk berhenti
dalam perjuangan. pengembangan ekonomi yang berlandaskan paradigma Qurani tentu
akan melahirkan konsep dan kegiatan ekonomi yang bebas bunga dan spekulasi yang
dapat merugikan. Prinsip ekonomi Islam adalah tidak boleh rugi dan tidak boleh
merugikan orang lain. Riba dan gharar jelas merupakan sesuatu yang dapat merugikan
pihak tertentu.

Paradigma Qurani dalam menyikapi segala persoalan harus tetap dilaksanakan oleh
umat Islam agar tidak kehilangan jati dirinya dalam menghadapi tantangan di zaman
modern. Kehidupan modern yang hakikatnyanya adalah pelaksanaan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi akan memberi manfaat dan terus berkembang untuk
membawa kemajuan yang harus dilandasi dan dalam petunjuk Al- Quran agar umat
Islam tidak terjebak dalam kehidupan sekularis. Kehidupan sekularis hanya akan
mengikis keimanan yang ada di hati umat Islam dan akan melahirkan generasi yang
ambivalen. Yaitu generasi yang bercabang dua hanya mencintai kehidupan dunia dan
melupakan kehidupan yang sebenarnya yaitu akhirat.

Umat Islam akan maju jika Alquran menjadi tuntunan utama dan Rasulullah sebagai suri
tauladan. sebaliknya jika umat Islam menjauhkan diri dari Alquran maka umat Islam
akan jauh tertinggal. Paradigma Qurani adalah proses menghadapi realitas sekaligus
tujuan yang harus dicapai dalam perjalanan hidup umat Islam. Perkembangan dunia
yang masuk era modern. Langkah-langkah untuk lebih maju agar tidak tertinggal oleh
peradaban barat, menurut pemikiran Ismail Raji Al faruqi yaitu kunci sukses dunia islam
tentu saja adalah kembali kepada Alquran. Beliau menjabarkan dengan langkah sebagai
berikut.
1. Memadukan sistem pendidikan Islam,dikotomi pendidikan umum dan pendidikan
agama harus dihilangkan

2. Meningkatkan fisik Islam dengan cara memukulkan identitas Islam melalui dua;
tahap pertama yaitu mewajibkan bidang studi sejarah peradaban Islam dan yang
kedua yaitu islamisasi ilmu pengetahuan

3. Untuk mengatasi persoalan metodologi yang ditempuh langkah-langkah berupa


penegasan prinsip-prinsip pengetahuan Islam sebagai berikut.

A. The unity of Allah

B. The unity of creation

C. The unity of truth and knowledge

D. The unity of life

E. The unity of humanity

Kemudian, Al faruqi menyebutkan bahwa langkah-langkah kerja yang harus ditempuh


adalah sebagai berikut.

1. Menguasai disiplin ilmu modem

2. Menguasai warisan khazanah Islam

3. Membangun relevansi yang islami bagi setiap bidang kajian atau wilayah
penelitian pengetahuan modern. Mencari jalan dan upaya untuk menciptakan
sintesis kreatif antara warisan Islam dan pengetahuan modern

4. Mengarahkan pemikiran Islam pada arah yang tepat yaitu sunnatullah.

E. Pentingnya Paradigma Qurani dalam Mengahadapi kehidupan modern.

Fakta sejarah bahwa kemajuan, kedamaian, keamanan dan kesejahteraan yang telah
dicapai pada masa keemasan Islam adalah wujud dari aktualisasi Al-Quran sebagai
paradigma kehidupan. Kemajuan itu kembali akan diraih dan akan menjadi milik umat
Islam, jika umat Islam sekarang bersikap yang sama terhadap Al-Quran sebagaimana
umat pada zaman keemasan bersikap terhadap Al-Quran yakni menjadikan Al-Quran
sebagai paradigma dan akhirnya menjadi hidayah dalam segala aspek sekaligus sebagai
paradigma pemecahan problem kehidupannya. Paradigma Qurani telah berkontribusi
dalam mewujudkan kemajuan dan kemodernan pada zaman keemasan Islam yang
ditandai dengan kemajuan pesat perkembangan Iptek di dunia Islam, yang berimplikasi
terhadap kemajuan di bidang lainnya; ideologi. politik, ekonomi, budaya, militer,
pendidikan, perdamaian, keamanan, kesejahteraan dan lainnya.
BAB III
PENUTUPAN

Al Quran tidak hanya mengandung pokok-pokok ajaran agama yang meliputi akidah, syariah
dan akhlak, yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan dengan sesama
manusia dan lingkungannya.
Al Quran merupakan kitab suci yang tidak hanya untuk bangsa yang hidup pada awal abad
ke-7 M, tetapi juga untuk semua masyarakat saat ini dan hingga akhir zaman nanti.
Karena Al Quran tidak hanya berisi tentang pokok-pokok ajaran agama, Al-Quran juga
membawa misi perubahan untuk masyarakat mewujudkan peradaban baru berkat
kemampuannya mengembangkan iptek dan hukum-hukum Ilahi, baik yang terdapat dalam
kitab suci maupun yang terbentang di alam jagad raya.
Banyak sekali hal yang telah ditemukan dan memberi manfaat besar bagi dunia berkat adanya
informasi dalam Al Quran. Namun demikian masih terdapat lebih banyak lagi bentuk
kemukjizatan yang masih menjadi misteri yang tak terungkap dan menunggu kesanggupan
manusia untuk membuktikan kebenarannya
Kita sebagai masyarakat di era modern perlu dan harus memperbaiki interaksi dengan Al
Quran, meningkatkan kualitas interaksi dengan Al-Quran, bukan hanya sekedar membacanya
sebagai bentuk beribadah. Tetapi juga sebagai perenungan hidup
Oleh karena itu kita harus mulai belajar meyakini Al-Quran sebagai pandangan hidup dan
petunjuk bagi kehidupan manusia sehingga dapat menjadi petunjuk bagi arah perjalanan
bangsa ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. 2010. Al-Qura/ an dan Modernitas. Jurnal Ilmiah Keislaman 2:


195-206
https://id.scribd.com/document/502420415/Paradigma-qurani-untuk-Kehidupan
-Modern
https://kulino.dinus.ac.id/pluginfile.php/1771953/mod_resource/content/1/RPS%
20Agama%20r.01.pdf
SARAN
Al-Quran sebagai paradigma sudah menjadi landasan dasar dari tradisi keilmuan dalam islam.
Paradigma dalam Al-Quran digunakan sebagai penghubung antara wahyu, akal dan ilmu
pengetahuan. Dengan begitu kegunaan Al-Quran sudah sesuai dan menjadikanya pedoman
orang beragama islam dengan baik dan benar, dan dapat diterima di semua kalangan manusia
beragama islam.sebagai umat muslim kita juga harus mnjadikan Al-Quran sebagai pedoman
hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai