Anda di halaman 1dari 10

KONSEP DAN KARAKTERISTIK PARADIGMA

QURANI UNTUK MENGHADAPI KEHIDUPAN


MODERN

Kelompok 6:
1. Muhammad Adid Praditya Rahman
2. Harfika Syam
3. Yustika Putri
4. Isna Aulia
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW lima belas abad silam dengan
sebuah awalan perintah untuk membaca (Iqra’) yang dalam konteks luas menjadi seruan
untuk membaca, mengkaji, menganalisis, dan meneliti fenomena diri dan sekitar yang dalam
aplikasi turunannya dikemudian hari telah melahirkan sebuah masyarakat berpendidikan dan
menghasilkan sebuah karakter peradaban Islami yang kemudian menjadi titik tolak peradaban
Barat yang kini menghegemoni arah sejarah peradaban manusia masa kini.

Paradigma dipandang sebagai suatu hal yang penting karena kemampuannya


membedah realitas empirik dan keluwesannya dalam menyikapi persoalan yang akan
dipecahkan. Dengan kata lain, paradigma adalah suatu sudut pandang yang dipakai untuk
memahami suatu fenomena secara lebih lengkap.

Terutama pada era modern ini, Al-Qur'an dijadikan sebagai paradigma


kehidupan karena dapat memberikan kemajuan terhadap umat islam. Tidak sebagai sumber
ajarannya saja, Al-Quran juga dijadikan paradigma dalam pengembangan iptek, budaya dan
bahkan al quran bisa mengatasi dan menghadapi berbagai masalah kehidupan umat islam.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan Karakteristik paradigma Qurani untuk menghadapi
kehidupan modern? Dan mengapa paradigma itu sangat penting?
2. Bagaimana cara kita membangun paradigma Qurani dalam kehidupan
modern?
3. Bagaimana sumber sejarah peradaban Islam tentang paradigma Qurani dalam
menghadapi kehidupan modern?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dan Karakteristik Paradigma Qurani Untuk Menghadapi Kehidupan Modern


Secara etimologis kata paradigma berasal dari bahasa Yunani, yaitu para dan
digma. Para mengandung arti di samping, di sebelah, dan keadaan lingkungan. Digma
berarti sudut pandang, teladan, arketif, dan ideal. Secara garis besar, paradigma
merupakan cara pandang dan cara berpikir tentang sebuah realitas. Adapun secara
terminologis paradigma adalah cara berpikir berdasarkan pandangan yang menyeluruh
dan konseptual terhadap suatu realitas atau suatu permasalahan dengan menggunakan
teori-teori ilmiah yang sudah baku, eksperimen, dan metode keilmuan yang bisa
dipercaya.
Menurut Kuntowijoyo (2008), Al-Qur'an mengandung muatan-muatan keilmuan
yang sangat layak untuk dijadikan sebuah paradigma dan akan memperkaya khazanah
ilmu pengetahuan umat manusia, Kegiatan tersebut tentu saja akan menjadi stimulus baru
bagi munculnya alternatif kreatif ilmu pengetahuan, Kuntowijoyo memaknal paradigma
Qur'ani sebagai cara pandang, yakni cara Alquran memandang semua realita.
Cara pandang dan cara berpikir tentang suatu permasalahan berdasarkan alquran
karena mengandung gagasan yang sempurna mengenai kehidupan dan dapat dirumuskan
menjadi teori teori yang empiris dan rasional
Paradigma qurani sangat penting bagi kehidupan modern
1. Meluruskan akidah manusia.

2. Memeguhkan kemuliaan manusia dan hak manusia.


3. Mengarahkan manusia agar beribadah secara baik dan benar.
4. Mengajak manusia menyucikan rohani.
5.membangun rumah tangga yang sakinah.

6. Membangun umat menjadikan saksi atas kemanusiaan


7.mengajak agar saling tolong.
Sumber historis,filosofis,psikologis,sosiologis dan pedagogis Ada masa keemasan
islam yaitu karena umat islam berada dalam puncak kemajuan dalam berbagai aspek
kehidupannya(ideologi, politik,sosial budaya, ekonomi, pengetahuan dan
teknologi,pertahanan dan keamanan) karna itu islam menjadi pusat peradaban dan super
power dalam ekonomi dan politik. Hal itu karena menjadikan alquran sebagai paradigma
kehidupan.

Membangun argumen Kemajuam dicapai dengan keberhasilan membangun iptek


dan hal itu akan membawa perubahan dahsayt. Kemajuan melahirkan kehidupan modern.
Bagi umat islam.
kemoderenan tetap harus dikembangkan di atas paradigma alquran. Alquran
adalah landasan,pedoman paradigma agar dapat menyejahterakan manusia dunia dan
akhirat.

Mendeskripsikan esensi dan urgensi paradigam dalam menghadapi kehidupan


Modern Ciri kehidupam modern ialah pembangunan yang membawa
kemajuan,kemakmuran dan pemerataan. Kunci sukses dunia islam adalah kembali kepada
alquran. Al faruqi menjabarkan dengan langkah berikut:

-Memadukam sistem pendidikan islam.


-Meningkatkan visi islam.
-penegasan prinsip pengetahun islam (the unity of Allah,creation,truth and
knowlage,humanity, is life)

Dalam konsep Islam, kemajuan dan kemoderenan yang integral adalah sesuatu
yang harus diraih dan merupakan perjuangan yang tak boleh berhenti. Berhenti dalam
proses pencapaiannya berarti berhenti dalam perjuangan suatu sikap yang dilarang dalam
Islam. yang dijelaskan dalam QS. Az Zumar ayat 53:

Artinya : “Katakanlah, ‘Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka
sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.”...
Al-Quran memiliki sumber norma dan etik yang sempuma bagi umat muslim dan harus
dijadikan paradigma dalam melihat dan mengembangkan segala persoalan Paradigma Qurani
dalam menyoroti segala persoalan harus tetap menjadi komitmen umat Islam agar umat tidak
kehilangan jati dirinya dalam menghadapi tantangan modernitas. Kehidupan modern yang
pada hakikatnya merupakan implementasi kemajuan Iptek (ilm pengetahuan dan teknologi)
akan memberi manfaat dan terus berkembang untuk membawa kemajuan yang harus
dipandu dan diarahkan oleh wahyu (Al-Quran) agar umat tidak terjebak dalam kehidupan
sekularis. Hal ini jelas bukan tujuan kemajuan Islam itu sendin. Sekularisasi hanya akan
mengikis keimanan yang ada di hati umat dan akan melahirkan generasi yang ambivalen
(bersikap mendua) dalam kehidupan. Di satu sisi ia sebagai seorangmuslim, di sisi lam ia
meminggirkan ajaran Islam dari dirinya dan kehidupannya sehingga Islam lepas dari aktivitas
hidupnya, yaitu suatu sikap hipokrit yang harus dijauhkan dari kepribadian umat Islam. Umat
Islam akan maju kalan Al-Quran menjadi tuntunan dan Rasulullah sebagai panutan Umat Islam
akan tertinggal, dan masuk pada simasi stagnasi kalau Al-Quran dijauhkan dari kehidupan
dirinya. Paradigma Qurani adalah proses menghadapi realitas sekaligus mjuan yang harus
digapai dalam perjalanan hidup umat Islam.
Sejarah membuktikan kemunduran umat Islam pada abad ke 18, yang biasa disebut
abad stagnasi keilmuan, adalah karena beberapa faktor :
1. Karena umat Islam meninggalkan peran Al-Quran sebagai paradigma dalam menghadapi
segala persoalan
2. Hilangnya semangat ijtihad di kalangan umat Islam
3. Kesalahan lainnya, memut Muhammad Iqbal, karena umat Islam menerima paham Yunani
mengenai realitas yang pada pokonya bersifat statis, sedangkan jiwa Islam bersifat dinamis
dan berkembang
4. Para ilmuwan keliru memahami pemikiran Al-Ghazali, yang dianggapnya al-Ghazali
mengharamkan filsafat dalam bukunya "Tabalutul Falasafah", padahal Al-Ghazali menawarkan
sikap kritis, analitis dan skeptis terhadap filsafat, agar dikembangkan lebih jauh dalam upaya
menggimakan paradigma Qurani dalam pengembangan falsafah.

5. Karena sikap para khalifah yang berkuasa pada zaman itu tidak mendukung pengembangan
keilmuan karena takut kehilangan pengaruh yang berakibat terhadap hilangnya kekuasaan
mereka.
Dengan meminjam istilah Bung Karno, para khalifah mengambil abu peradaban Islam
bukan apinya dan bukan rohnya. Sebaliknya, Barat mengambil apinya dan meninggalkan
abunya. Karena sikap demikian, kehidupan politik umat Islam pun pada abad itu menjadi
lemah, pecah, dan semrawat di tengah hegemoni kekhilafahan Islam yang mulai memudar
dalam menghadapi peradaban Barat yang mulai menggeliat dan perlahan maju dengan
percaya diri. Perkembangan berikutnya, dunia Islam masuk dalam perangkap kolonialisme
Barat dan bangsa Barat menjadi penjajah yang menguasai segala aspek di dunia Islam.
B. Alasan Paradigma Qur’ani Sangat Penting bagi Kehidupan Moderen

Paradigma Qur'ani ini sangat penting bagi kehidupan modern karena bagi umat Islam
Al-Qur'an merupakan pedoman dan sumber utama dalam semua bidang kehidupan. Al-
Qur'an sendiri mengarahkan kita untuk berjalan di atas shirathal mustaqiim yang diartikan
sebagai "Jalan lurus Allah SWT" agar kemudian kita dapat mengakhiri tugas kehidupan secara
husnul khatimah. Jadi, kita sebagai manusia dituntut untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai
tempat penyuluhan, kemudian menjadikannya sebagai suluh kehidupan. Karena Al-Qur'an
bisa menjadi sumber ajaran tentang teologi, hukum, tasawuf, pemikiran, reformasi,
pendidikan, akhlak dan aspek lainnya. Bukan hanya itu, Al-Qur'an juga menjadi tolok ukur
benar atau salah, baik atau buruk, dan indah atau jelek.
Dosa hukumnya bagi kita para umat muslim, untuk menjadikan sumber lain selain Al-
Qur'an sebagai pedoman. Itu sama halnya seperti kita tidak konsisten dalam berislam,
munafik, dan dalam pandangan Al-Qur'an, kita telah melakukan tindakan tidak terpuji.

Al-Qur'an itu bukan hanya menjadi sumber inspirasi bagi kita, tetapi juga merupakan
pedoman dan landasan bagi paradigma menuju modernitas supaya dapat berkembang serta
menyejahterakan manusia, baik di dunia maupun akhirat. Imam Junaid al-Bagdadi salah satu
ulama tasawuf, mengatakan bahwa “Meskipun orang tahu segala sesuatu tetapi jika dia tidak
mengenal Allah sebagai Tuhannya, maka identik dengan tidak tahu sama sekali”. Seperti yang
dikatakan Beliau, bahwa landasan atau dasar ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
ma'rifatullah, dan Al-Qur'an adalah paradigma untuk pengembangan IPTEK.
Pandangan al-Qur’an mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi sudah ada sejak
diturunkannya wahyu pertama yaitu surah al-Alaq ayat 1-5.

Artinya: “(1)Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, (2) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Mulia.
((4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. (5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak
diketahuinya.”
Iqra yang mempunyai arti bacalah, Dapat dipahami sebagai menyampaikan, menelaah,
mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik yang tertulis maupun tidak.
Sedangkan melalui objeknya, perintah iqra itu mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkau
oleh manusia, hal ini ditafsirkan oleh Quraish shihab. (shihab, 1996 : 433). Membaca
merupakan kunci ilmu pengetahuan dan menuntut ilmu merupakan hal yang wajib bagi kita
semua, tidak peduli tua atau muda, kita semua diwajibkan untuk menuntut ilmu hingga akhir
hayat.

Kemajuan peradaban manusia tidak lepas dari pekembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi ( iptek ). Perkembangan iptek tidak hanya didasari murni dari pemikiran manusia,
tetapi Allah SWT telah memberikan petunjuk kepada manusia melalui turunnya al-Qur’an.
Bahkan banyak ayat al-Qur'an yang memprediksi bagaimana perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang akan datang.

Dahulu kerajaan islam lah yang menguasai iptek di seluruh dunia. Berbagai inovasi
berlian lahir dari pemikiran para ilmuwan muslim dan tak jarang lahir ilmuwan muslim yang
terkenal dan karyanya sangat berpengaruh bagi kehidupan kita semua sebagai umat manusia
bahkan hingga saat ini, sebut saja salah satu ilmuwan islam yang paling berpengaruh hingga
saat ini yaitu avicenna atau yang biasa kita kenali sebagai Ibnu Sina, beliau merupakan bapak
kedokteran modern. kondisi saat ini cukup memprihatinkan mengingat dahulu islam lah yang
memimpin perkembangan iptek.

C. Sumber Historis, Filosofis, Psikologis, dan Sosiologis tentang Paradigma Qur'ani untuk
Kehidupan Moderen
Dalam sejarah peradaban islam ada suatu masa yang disebut masa keemasan
Islam. Disebut masa keemasan Islam karena umat Islam berada dalam puncak kemajuan
dalam berbagai aspek kehidupan, yakni : ideology, politik, soosial budaya, ekonomi, ilmu
pengetahuan dan teknologi, pertahanan dan keamanan. Kekuasaan politik semakin luas
yang implikasinya kemakmuran ekonomi juga semakin terbuka tambah subur dan tentu
lebih merata. Factor-faktor yang menyebabkan umat Islam bisa maju pada saat itu dan
dalam waktu yang amat lama, karena umat Islam menjadikan Al-Qur’an sebagai
paradigma kehidupan. Pada zaman keemasan Islam, Al-Qur’an dijadikan sebagai
paradigma dalam segala aspek kehidpan dan Rasulullah saw. Menjadi role model (uswatun
hasanah) dalam mengimplementasikan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari hari.
Hasil penelitiannya menetapkan ada lima nilai etika yang perlu dikembangkan
manusia, yaitu :
1)Hati
2)Keberanian
3)Kesetiaan
4)Kkejujuran
5)Kesabaran
Faktor penyebab kemajuan pada zaman keemasan Islam adalah sikap umat Islam
yang mencintai dan mementingkan penguasaan Iptek. Sejarah membuktikan para khalifah
baik dari Dinasti Umayyah maupun Dinasti Abbasiyah, semisal Khalifah Al-Mansur, Al-
Ma’mun (813-833), Harun Ar-Rasyid (786-809), mendorong masyarakat untuk menguasai
dan mengembangkan Iptek. Al-Mansur telah memerintahkan penerjemahan buku-buku
ilmiah dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab. Harun memerintahkan Yuhana (Yahya
Ibnu Masawaih (w. 857)), seorang dokter istana, untuk menerjemahkan buku-buku kuno
mengenai kedokteran. Pada abad berikutnya sekitar pertengahan abad ke-10 muncul dua
orang penerjemah yang sangat penting dan produktif yaitu Yahya Ibn Adi (974) dan Abu
Ali Isa Ibnu Ishaq Ibn Zera (w. 1008). Yahya banyak memperbaiki terjemahan dan menulis
komentar mengenai karya-karya Aristoteles seperti Categories, Shopist, Poetics,
Matephiysics, dan karya Plato seperti Timaesus dan Laws. Yahya juga dikenal sebagai ahli
logika dan menerjemahkan The Prolegomena of Ammocius dan sebuah kata pengantar
untuk Isagoge-nya Pophyrius (Amsal Bakhtiar, 2004). Setiap ilmuwan yang berhasil
menerjemahkan suatu karya yang berasal dari bahasa asing, maka khalifah menghargai
karya itu ditimbang dan diganti dengan emas sesuai dengan berat buku yang ia hasilkan.
Ini merupakan suatu apresiasi akademis yang sangat prestisius dan membanggakan.
Penghargaan terhadap seseorang pada saat itu dilihat dari sisi keimanan dan keilmuannya.
Banyak masyarakat yang memuliakan para ilmuwan dan ulama.
Oleh karena itu, ulama dengan ilmu dan akhlaknya menjadi panutan dalam
keseharian. Fatwa para ulama bukan hanya ditaati oleh masyarakat, tetapi juga oleh para
raja. Perkembangan Iptek sangat pesat dengan lahirnya pusat-pusat keilmuan dan
penelitian di berbagai kota-kota besar di Negara Islam. Mekah, Madinah, Bagdad, Kairo,
Damaskus, Samarkand menjadi tempat favorit untuk belajar para mahasiswa dari berbagai
penjuru dunia.
Karena kemajuan itu pula, maka dunia Islam menjadi pusat peradaban, dan dunia
Islam menjadi super-power dalam ekonomi dan politik. faktor-faktor yang menyebabkan
umat Islam bisa maju pada saat itu dan dalam waktu yang amat lama (lebih dari lima
abad.), maka jawabannya tentu saja karena umat Islam menjadikan Al-Quran sebagai
paradigma kehidupan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma Qurani adalah cara pandang dan cara berpikir tentang suatu
permasalahan berdasarkan Al-Quran.
Pentingnya membangun paradigma Qurani dalam kehidupan sehari-hari akan
menciptakan pribadi yang berperilaku dengan selalu berpedoman pada Al-Quran.

B. Saran
Harapan penulis untuk para pembaca adalah dapat membangun paradigma Qurani,
karena Al-Quran bagi umat Islam adalah sumber primer dalam segalasegi kehidupan. Al-
Quran adalah sumber ajaran teologi, hukum,mistisisme, pemikiran, pembaharuan,
pendidikan, akhlak danaspek-aspek lainnya. Tolak ukur benar/salah, baik/buruk, dan
indah/jelek adalah Al-Quran.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.studocu.com/id/document/universitas-airlangga/agama-
islam/mendeskripsikan-esensi-dan-urgensi-paradigma-qurani-dalam-menghadapi-
kehidupan-modern/18466523
https://prezi.com/mbufyvojbfwg/menelusuri-konsep-dan-karakteristik-paradigma-qurani-
untuk-m/?fallback=1
https://brainly.co.id/tugas/34685821
https://kumparan.com/dewa-ayu-madeista-putri-c/paradigma-qurani-dalam-
perkembangan-iptek-1wyqLaOs5tb

https://www.kompasiana.com/putri87421/619fa0c662a70440b9621032/pentingnya-
penanaman-paradigma-qur-ani-dalam-menghadapi-perkembangan-iptek

Anda mungkin juga menyukai