Anda di halaman 1dari 12

METODOLOGI STUDI AL-QURAN

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah

Metodelogi Studi Islam

Dosen Pengampu : Dr.Suhada,S.Ag,M.Ag

Di susun oleh kelompok 4 :

Anggi Haryanto (21.01.00.047)

Muhamad Raihan (21.01.00.080)

Firda Amalia (21.01.00.058)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA

ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

AL-HIKMAH YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM

AL-MAHBUBIYAHJAKARTA

2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga dengan hal itu penulis telah
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Salawat dan Salam kita
ucapkan untuk junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah menghantarkan
umat manusia ke jalan yang di Ridhoi Allah SWT.

Pada kesempatan ini, penulis bersyukur dalam menyelesaikan tugas


makalah pada materi kuliah Metodologi Studi Islam yang dibimbing oleh dosen
pengampu, bapak Dr. Suhada, S.Ag, M.Ag dengan judul makalah “Metodologi
Studi Al-Qur ‘an”.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan


dan kekurangan, Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi terkait tema


pembahasan serta dapat memberikan manfaat dan wawasan yang lebih banyak,
dan meningkatkan pengetahuan kita.

Jakarta, 4 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii


DAFTAR ISI .....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2
A. Pengertian Studi Al-Qur’an ..................................................................... 2
B. Urgensi Studi Al-Qur’an ......................................................................... 3
C. Pengembangan Metodologi dan Aplikasinya dalam Memahami
Al-Qur’an ............................................................................................... 4
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 8
A. Kesimpulan ............................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Al- Qur’an sebagai pedoman hidup Islam lebih banyak menyajikan


suatu masalah secara garis besar atau prinsip- prinsip- pokoknya
saja.Kebenaran alQur’an yang demikian menjadi salah satu keistimewaannya,
sehingga terus menerus menjadi objek kajian para intelektual sepanjang masa.

Al Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw sebagai sumber


dari segala hal yang berhubungan dengan Agama Islam, yang berkaitan
dengan masalah tersebut yaitu meliputi al Qur’an sebagai sumber Islam, ilmu-
ilmu al Qur’an, metode dan corak penafsiran, pendekatan, serta model
penelitian al Qur’an.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Studi Al-Quran?
2. Apa Urgensi dari Studi Al-Quran?
3. Bagaimana Pengembangan Metodologi Dan Aplikasinya Dalam
Memahami Al-Quran?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Studi Al-Quran.
2. Mengetahui Urgensi dari Studi Al-Quran.
3. Mengetahui Bagaimana Pengembangan Metodologi Dan aplikasinya
Dalam Memahami Al-Quran.

1
Fashlul Rahman, metodologi studi Al-Qu’ran. (academia.edu), diakses dari
https://www.academia.edu/36065325/METODOLOGI_STUDI_AL_QURAN, pada tangal 3
Oktober 2022.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Al-Qur’an


Studi al-Qur’an terdiri dari 2 (dua) kata, yaitu Studi dan al-Qur’an.
Studi dapat diartikan dengan penelitian , kajian atau menelaah. Secara
etimologi alQuran bentuk masdhar yang berasal dari kalimat : “qaraa’a ,
yaqra’u , qira’atan , atau qur’anan” yang berarti mengumpulkan (al-Jam’u)
dan menghimpun (al-dhammu) huruf-huruf serta kata-kata dari satu bagian ke
bagian lain secara teratur.2Dikatakan al-Qur’an karena ia berisikan inti sari
semua kitabullah dan inti sari dari ilmu pengetahuan.
Sedangkan al-Qur’an secara terminology dibahas dalam kitab attbyan
fi ulumil qur’an adalah Firman Allah yang mengagumkan yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara Malaikat Jibril yang di
tuliskan di dalam mushaf mushaf yang di nukil / di riwayatkan kepada kita
secara mutawatawatir,dan bernilai dengan suatu ibadah ketika membacanya
yang di dahului dengan surah Al-Fatihah dan di akhiri dengan surah an-naas.3
Ash-Sobuni juga menyebutkan Al-Qur’an itu sendiri mempunyai
banyak nama, yaitu al-furqon (pembeda) ,al-Kitab (kitab) Ad-Dzikru
(Pengingat), At-tanzil (yang diturunkan). sedangkan sifat-sifatnya adalah An-
nur (cahaya), Hudan (petunjuk), Syifa’ (obat), Rahmah (penyayang),
Maw’idhah (Pemberi Mauidhah), Mubarak (diberkahi), Mubin
(penjelas),‘aziz (agung), Basyiratan (pemberi berita gembira), Wanadiran
(pemberi peringatan).4
Nurhakim, dalam bukunya Metodologi Studi Islam,mengatakan
bahwa untuk menstudi al Qur’an sebagai studi Islam, diperlukan minimal
seperangkat ilmu yang pernah ditemukan oleh para ilmuan muslim. Ilmu

2
Manna’ Al-Qathan, Mabahits fi ’Ulum Al-Qur’an, (Riyadh: Maktabah Ma’arif, 1981) h.104
3
Muhamad Ali Ash-Sobuni ‘Attibyan Fi ulum Al-Qur’an, (Makkah Al-mukarromah: Maktabah
darul kutub, 1390), h. 10.
4
Ibid,h.11

2
3

tersebut menjadi cabang ilmu-ilmu al Qur’an yang kemudian disebut ilmu-


ilmu tafsir. Diantaranya5:
1. Ilmu Asbabun Nuzul
2. Ilmu Makki-wal Madani
3. Ilmu Tarikh Al-Qur’an
4. Ilmu Lughoh Wal Qiro’ah
5. Ilmu Qowa’id At-tafsir
6. Ilmu gaya dan struktural Al-Qur’an.

B. Urgensi Studi Al-Qur’an


Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.Untuk
disampaikan kepada umat manusia, sudah barang tentu memiliki sekian
banyak fungsi, baik Nabi Muhammad itu sediri maupun bagi kehidupan
manusia secara keseluruhan.6 Di antara urgensi al-Qur’an adalah sebagai:
1. Bukti kerasulan Muhammad dan kebenaran ajarannya.
2. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia,
yang tersimpul dalam keimanan akan keesaan Allah dan kepercayaan
akan kepastian adanya hari pembalasan
3. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan
normanorma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia
dalam kehidupannya secara individual dan kolektif
4. Petunjuk syari’at dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar
hukum yang harus diikuti dalam hubungannya dengan Tuhan dan
hubungan sesama manusia, atau dengan kata lain, al-Qur’an adalah
petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus ditempuh demi
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

5
Nurhakim, M. Metodologi Studi Islam, (Malang: Universitas Muhammadiyah, 2014) . h. 67
6
Yasir, Muhammad. Makna Toleransi dalam al-Qur’an. Jurnal Ushuluddin Vol.XX11 No.2,
(Juli, 2014), h. 176
4

Fungsi al-Qur’an adalah sebagai Hujjah umat manusia yang


merupakan sumber nilai objektif, universal, dan abadi, karena ia diturunkan
dari Dzat Yang Maha Tinggi. Kehujjahan al-Qur’an dapat dibenarkan, karena
ia merupakan sumber dari segala macam aturan tentang hukum, sosial
ekonomi, kebudayaan, pendidikan, moral, dan sebagainya, yang harus
dijadikan pandangan hidup bagi seluruh umat Islam dalam memecahkan
setiap persoalan. Demikian juga al-Quran berfungsi sebagai hakim yang
memberikan keputusan terakhir mengenai perselisihan di kalangan para
pemimpin dan lain-lain.

Dalil-dalil tentang pentingnya mempelajar al-Qur’an :

1) Surah Yunus 57-58


ٌ‫ور َوهد ًى َو َرحْ َمة‬ َ ‫يََٰٓأَيُّ َها ٱلنَّاس قَ ْد َجا َٰٓ َءتْكم َّم ْو ِع‬
ُّ ‫ظةٌ ِمن َّر ِبك ْم َو ِشفَا َٰٓ ٌء ِل َما فِى ٱل‬
ِ ‫صد‬
۟ ‫ض ِل ٱللَّ ِه َوبِ َرحْ َمتِ ِهۦ فَبِذَلِكَ فَ ْليَ ْف َرح‬
َ‫وا ه َو َخي ٌْر ِم َّما يَجْ َمعون‬ ْ َ‫) ق ْل بِف‬٧٥( َ‫ِل ْلمؤْ ِمنِين‬
)٧٥(

Yang artinya : Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu


pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang
berimanKatakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah
dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah
lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan” Katakanlah: “Dengan kurnia
Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia
Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan”.
2) Hadis nabi

‫علَ ْي ِه‬ َ ‫ قا َل رسول اللَّ ِه‬: ‫رضي اللَّه عنه قال‬


َ ‫صلى الله‬ َ َ‫عن عثمانَ بن عفان‬
‫ « خَيركم َم ْن ت َ َعلَّ َم الق ْرآنَ َوعلَّمه » رواه البخاري‬: ‫سلَّم‬
َ ‫و‬

Artinya : Dari Usman bin Affan ra, Rasulullah saw. bersabda,“Sebaik-


baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR.
Bukhari).
5

C. Pengembangan Metodologi Dan Aplikasinya Dalam Memahami Al-


Qur’an

Menurut hasil penelitian Quraish Shihab, bermacam-macam metode


tafsir dan coraknya telah diperkenalkan dan diterapkan oleh pakar-pakar al
Qur’an. Metode penafsiran al Qur’an tersebut secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua bagian.7 yaitu :

1. Tafsir bi Al-Ma’tsur (riwayah)


Al-Farmawi8 menjelaskan , tafsir bil ma’tsur disebut pula tafsir bi-
riwayah dan an-naql adalah penafsiran yang mendasarkan pada penjelasan
al qur’an itu sendiri, penjelasan rasul, penjelasan para sahabat melalui
ijtihatnya dan aqwan tabi’in. jadi menurut kami tafsir bil matsur adalah
suatu metode penafsiran yang menggunakan cara mengutip dan
mengambil rujukan dari pada al quran itu tersendiri, Hadis hadis nabi ,
kutipan para sahabat maupun tabi’in.
2. Tafsir bi Al-Ra’y (diroyah)
Secara etimologi, ra’yi berarti keyakinan (I’tiqod), analogi (Qiyas
dan Ijtihad.9 Dan ra’yi dalam terminologi tafsir adalah ijtihad. Sedangkan
menurut definisinya, Tafsir bir-ra’yi adalah penafsiran al- Qur’an yang
didasarkan pada pendapat pribadi mufassir.10
Sedangkan menurut Al-Farmawi adalah mentafsirkan al-Qur’an
dengan ijtihad setelah terlebih dahulu mengetahui kosa kata bahasa arab
ketika digunakan berbicara beserta muatan muatan artinya.11 Untuk
menafsirkan Al-Qura’an dengan Ijtihat, mufassir pun dibantu oleh syi’ir

Jahiliyah, asbabun nuzul, nasikh mansukh sebagaimana dijelaskan

7
Nata, A, Metodologi Studi Islam(1st ed.), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003).
8
Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an /Tafsir, (Jakarta: Bulan
Bintang, 1980), h. 227
9
Basuni faudah, tafsir-tafsir al-qur’an,teremjahan (Bandung: Pustaka Bandung, 1987),
h. 62.
10
Manna’ al-Qattan,op.cit, h. 488
11
Al- Farmawi, abd Havy, Al Bidayah fi at-tafsir al-Maudhu’I, (Mesir: Maktabah Aljumhuriyah
), h.26-27
6

tentang syarat-syarat menjadi mufasir12. jika ditelusuri perkembangan


tafsir Al-Qur’an sejak dahulu sampai sekarang,maka dapat ditemukan
bahwa penafsiran Al-Qur’an secara garis besar melalui empat macam
metode,yaitu13 :

a. Metode Tafsir Tahlily


Metode Tafsir Tahlily adalah suatu metode tafsir yang
bermaksudmenjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dari seluruh
aspeknya. Di dalam tafsirnya, penafsir mengikuti runtutan ayat
sebagaimana yang telahtersusun di dalam mushaf. Penafsiran memulai
uraiannya denganmengemukakan arti kosa kata diikuti dengan
penjelasan mengenai artiglobal ayat.
Metode Tahlily kebanyakan dipergunakan para ulama masa-
masaklasik dan pertengahan. Di antara mereka, sebagian mengikuti
pola pembahasan secara panjang lebar (ithnab), sebagian mengikuti
polasingkat (ijaz) dan sebagian mengikuti pula secukupnya
(musawah). Mereka sama-sama menafsirkan Al-Qur’an dengan
metode tahlily, namun dengan corak yang berbeda.
b. Metode Tafsir Ijmaly
Metode Tafsir Ijmaly adalah suatu metode Tafsir yang
menafsirkanayat-ayat Al-Qur’an dengan cara mengemukakan makna
global. Di dalam sistematika uraiannya, penafsir akan membahas ayat
demi ayat sesuaidengan susunan yang ada di dalam mushaf; kemudian
mengemukakanmakna global yang dimaksud oleh ayat tersebut.

c. Metode Tafsir Muqaran

12
Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 13
13
Zulfikarnasution, (2011). “Metodologi Studi Al Qur’an”. Diakses dari https:// zulfikar nasu
tion.wordpress.com, pada tanggal 3 Oktober 2022
7

Yang dimaksud dengan metode ini adalah mengemukakan


penafsiranayat-ayat Al-Qur’an yang ditulis oleh sejumlah para
mufassir. Objek kajian tafsir dengan metode muqaran dapat
dikelompokkan kepada tiga perbandingan,yaitu:

1) Perbandingan ayat Al-Qur’an dengan ayat lain

2) Perbandingan ayat Al-Qur’an dengan hadits

3) Perbandingan penafsiran mufassir dengan mufassir yanglain.

d. Metode Tafsir Maudhu’i


Metode tafsir Maudhu’iy juga disebut dengan dengan metode
tematik yaitu menghimpun ayat-ayat Al-Qur’an yang mempunyai
maksud yang sama, dalam arti, sama-sama membicarakan satu topik
masalah dan menyusunnya berdasar kronologis serta sebab turunnya
ayat-ayat tersebut.Tafsir Maudhu’iy mempunyai dua bentuk, yaitu:
1) Tafsir yang membahas satu surat secara menyeluruh dan utuh
dengan menjelaskan maksudnya yang bersifat umum dan
khusus,menjelaskan korelasi antara berbagai masalah yang
dikandungnya,sehingga surat itu tampak dalam bentuknya yang
betul-betul utuhdan cermat.
2) Tafsir yang menghimpun sejumlah ayat dari berbagai surat
yangsama-sama membicarakan satu masalah tertentu; ayat-ayat
tersebut disusun sedemikian rupa dan diletakkan di bawah satu
tema bahasan, dan selanjutnya ditafsirkan secara Maudhu’i.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Studi al-Qur’an adalah penelitian , kajian , tentang al-Qur’an, dengan


segala aspeknya. Sedangkan Metode Studi al-Qur’an adalah Ilmu dan uraian
tentang berbagai metode atau cara meneliti , mengkaji serta menelaah al-
Qur’an dengan segala aspeknya.

Al-Qur’an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.Untuk


disampaikan kepada umat manusia, sudah barang tentu memiliki sekian
banyak fungsi, baik Nabi Muhammad itu sediri maupun bagi kehidupan
manusia secara keseluruhan.

Lalu dalam mempelajadi al quran. Menurut hasil penelitian Quraish


Shihab, bermacam-macam metode tafsir dan coraknya telah diperkenalkan
dan diterapkan oleh pakar-pakar al Qur’an. Metode penafsiran al Qur’an
tersebut secara garis besar dapat dibagi menjadi dua bagian,yaitu :

1) Tafsir bi Al-Ma’tsur

2) Tafsir bi Al-Ra’y

8
DAFTAR PUSTAKA

Al- Farmawi, abd Havy, Al Bidayah fi at-tafsir al-Maudhu’I, (Mesir: Maktabah


Aljumhuriyah )

Basuni faudah, tafsir-tafsir al-qur’an,teremjahan (Bandung: Pustaka Bandung,


1987)

Fashlul Rahman, metodologi studi Al-Qu’ran. (academia.edu), diakses dari


https://www.academia.edu/36065325/METODOLOGI_STUDI_ALQURAN

Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an /Tafsir, (Jakarta:


Bulan Bintang, 1980)

Manna’ Al-Qathan, Mabahits fi ’Ulum Al-Qur’an, (Riyadh: Maktabah Ma’arif,


1981)

Muhamad Ali Ash-Sobuni ‘Attibyan Fi ulum Al-Qur’an, (Makkah Al-mukarromah:


Maktabah darul kutub, 1390)

Nata, A, Metodologi Studi Islam(1st ed.), (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,


2003)

Nurhakim, M. Metodologi Studi Islam, (Malang: Universitas Muhammadiyah,


2014)

Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2008)

Yasir, Muhammad. Makna Toleransi dalam al-Qur’an. Jurnal Ushuluddin


Vol.XX11 No.2, (Juli, 2014)

Zulfikarnasution, (2011). “Metodologi Studi Al Qur’an”. Diakses dari https://


zulfikarnasution.wordpress.com.

Anda mungkin juga menyukai