Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir
Disusun oleh :
KELAS 4C
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Aziz, M. Pd. I selaku rektor Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan kontribusi
menyediakan fasilitas untuk menunjang proses perkuliahan kami.
2. Bapak Ahmad Saddad, M.Ag selaku dosen pengampu mata kuliah “Metode
Penelitian Al-Qur’an dan Tafsir” yang telah memberikan tugas serta membimbing
kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Teman-teman kelas 4C Program Studi IAT yang berbahagia.
Dalam penulisan makalah ini, mengingat dengan kemampuan dan pengetahuan yang
terbatas, maka kritik beserta saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan makalah ini. Kami berharap dari makalah yang kami susun ini dapat
bermanfaat dan menambah wawasan bagi kami maupun pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
4
al-huda, at-tanzil, dan al-fuqron) yang disematkan untuk al-qur’an tidak memiliki
makna apapun. Upaya penafsiran terhadap al-qur’an mulai era intelektual muslim
klasik bahkan sampai modern merupakan perwujudan atas kepedulian terhadap
ajaran-ajaran al-qur’an yang harus dipegang oleh seluruh penghuni peradaban
bumi.
Muhammad arkoun, intelektual muslim kontemporer memberikan
pandangan, bahwa al-qur’an memberikan kemungkinan-kemungkinan arti yang
tidak terbatas. Kesan yang diberikan oleh setiap ayat-Nya mengenai pemikiran
dan penjelasan pada tingkat wujud adalah suatu kemutlakan yang pasti. Dengan
demikian ayat selalu terbuk untuk diinterpretasi baru, tidak pernah dan tertutup
dalam interpretasi tunggal. Hal ini merupakan karakteristik al-qur’an sebagai
wahyu tidak terlepas dari ruang lingkup kebutuhan manusia, khususnya pada
konteks saat al-qur’an diturunkan.1
Proses interpretasi terhadap Al-Qur’an telah melalui proses Panjang untuk
menghadirkan kandungan ayat-ayat al-qur’an. bahkan intrpretasi terhadap al-
qur’an dibutuhkan aspek yang lebih metodologis didalamnya, guna menjawab dan
menyelesaikan problema-problema saat ini yang berbeda dengan masa dulu.
Karena factor tersebut munculah metode interpretasi atau penafsiran al-qur’an
yang berupa Tafsir Maudhu’i. makalah ini mencoba membedah terkait
pemahaman tafsir Maudhu’I yang akan disusun kedalam empat sub bab, yaitu
Hakikat penelitian tematik, Macam-macam riset tematik, Langkah-langkah
metodis, dan Contoh-contoh penelitian tematik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
Ahmad Izzan and dkk, Tafsir Maudhu’i: Metode Praktis Penafsiran Al-Qur’an, 1st ed. (Bandung:
Humaniora Utama Press, n.d.). Hlm 4
5
2. Mengetahui macam-macam riset tafsir tematik/maudhu’i.
3. Mengetahui Langkah-langkah metodis dalam penafsiran tematik/maudhu’i.
4. Mengetahui contoh-contoh dari penafsiran tematik/maudhu’i.
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Penelitian Tematik
7
4. Informasi yang di peroleh hanya berdasarkan pada tema .
5. Peneliti tidak bisa bebas menentukan judul penelitian karena harus
berkaitan dengan tema.
Jenis Masalah yang Dapat Diteliti
Pada dasarnya semua aspek masalah yang mengandung tema dapat
diselesaikan secara umum, dengan kata lain peneliti mempunyai tema yang
bersifat umum kemudian dalam prosesnya akan di spesifisikan menjadi sesuatu
yang lebih khusus. Dalam penelitian tematik, hal terpenting yang harus dilakukan
peneliti adalah menentukan tema, karena hal tersebut membantu peneliti yang
meneliti suatu masalah bersifat umum yang akan di khususkan lagi terkait tema
tersebut.
1. Tematik Surat
Model kajian tematik dengan meneliti surat-surat tertentu. Misalnya,
meriset tema Penafsiran Surat al-Ma’un “Kajian tentang pesan-pesan moral
dalam Surat Al-Ma’un”. Sebagai peneliti dalam hal ini adalah menjelaskan
bagaimana penafsiran ayat-ayat surat al-Ma’un, dimana ayat itu turun,
bagaimana situasi dan kondisi yang melingkupi disaat ayat itu turun, apa saja
isi pokok pikiran dari surat al-Ma’un dan apa pesan-pesan moral di dalamnya.
Pendekatan yang dipakai juga tergantung objek formal yang mau dikaji.
Misalnya menggunakan pendekatan linguistik, stilistika Alquran atau
hermeneutik.
2. Tematik Term
Model kajian tematik yang secara khusus meneliti term (istilah-
istilah) tertentu dalam Alquran. Misalnya penafsiran term “Fitnah” dalam
Alquran. Berapa kali kata tersebut disebut dalam Alquran, apa saja maknanya,
dan dalam konteks apa saja kata tersebut disebut dalam Alquran. Hal-hal
seperti itulah yang harus dicermati dan di uraikan. Pendekatan semantik dalam
konteks riset ini tepat untuk dipilih. Karena dalam pendekatan semantik akan
tampak dinamika perkembangan makna fitnah, baik sinkronik maupun
diakronik, bagaimana pula jaringan makna dalam lingkup semantik dapat
8
dieksplorasi dengan baik, sehingga mampu menangkap world view
(pandangan dunia) Alquran tentang term fitnah.
3. Tematik Konseptual
Konsep tertentu yang secara eksplisit tidak disebut dalam Alquran,
tetapi secara substansial ide tentang konsep itu ada dalam Alquran. Misalnya
tema “Difable dalam Perspektif Alquran”. Term “difable” jelas tidak disebut
secara eksplisit dalam Alquran, tetapi ayat yang berbicara tentang orang
difabel dapat ditemukan di berbagai ayat Alquran. Kita dapat mencari melalui
term al-a’ma (orang buta), al-shumm (tuli), al-bukm (bisu).
4. Tematik Tokoh
Kajian tematik yang dilakukan melalui tokoh. Misalnya ada tokoh
yang punya pemikiran tentang konsep-konsep tertentu dalam Alquran.
Misalnya “Konsep Poligami Menurut Fakhruddin al-Razi dalam Tafsir al-
Kabir”. Ada pula tokoh-tokoh yang disebut dalam Alquran yang biasanya di
ungkap dalam ayat-ayat kisah. Hal ini juga bisa diteliti untuk melihat
bagaimana peran tokoh tersebut dan apa pesan-pesan moral yang ada di balik
kisah tokoh itu.2
َ ظ ْل ٌم
ع ِظ ْي ٌم ُ َ…ا َِّن الش ِْركَ ل
2
Mustaqim, Abdul. 2019. Metode Penelitian Alqur’an dan Tafsir. Yogyakarta: Idea Press
9
“Sesungguhnya syirik adalah dzulmun (penganiayaan) yang besar”
“Di sisi Allah Mafatih al-ghaib (kunci-kunci pembuka ghaib), tidak ada yang
mengetahuinnya kecuali Allah”
3
Izzan and dkk, Tafsir Maudhu’i: Metode Praktis Penafsiran Al-Qur’an. Hlm 31
10
ayat-ayat yang bertema hukum, seperti Tafsir Ahkam al-Qur’an karya Abu
Bakar Ahmad bin Ali ar-Razy al-Jashshash, dan lain-lain.4
3. Mempelajari ayat demi ayat yang membahas tentang tema yang dipilih
sambil memperhatikan asbab an-Nuzul.
4
Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, 1st ed. (Jl. Kertamukti No.63, Pisangan, Ciputat, Tangerang: Lentera Hati,
2013). Hlm 387
5
Badri Khaeruman, Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an, 1st ed. (Jl. BKR (Lingkar Selatan) No. 162-
164, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2004). Hlm 103
11
8. Setelah tergambar keseluruhan kandungan ayat-ayat yang dibahas,
langkah berikutnya adalah menghimpun masing-masing ayat pada
kelompok uraian ayat dengan menyisihkan yang terwakili, atau
mengompromikan antara yang ‘Am (umum) dan Khash (khusus),
Muthlaq dan Muqayyad, atau yang pada lahirnya bertentangan, sehingga
kesemuannya bertemu dalam satu muara, tanpa perbedaan atau paksaan.
Sehingga lahir satu simpulan tentang pandangan al-qur’an menyangkut
tema yang dibahas.6
6
Shihab, Kaidah Tafsir. hal 388
7
E. Haikcal Firdan El-Hady, “Perempuan Berkepribadian Tangguh Dan Durhaka Dalam Al- Quran ‘Kajian
Tafsir Tematik,’” al munir: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (2002).
12
bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dalam konteks pendidikan
modern.
5. Penelitian Tematik tentang Kekuatan Spiritual dalam Al-Qur'an
Penelitian ini akan memeriksa konsep-konsep spiritualitas, ketakwaan,
dan kekuatan batin yang diajarkan dalam Al-Qur'an, serta dampaknya
terhadap kesejahteraan psikologis dan kesehatan mental.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian merupakan langkah-langkah sistematis dan objektif yang
bertujuan untuk menjawab suatu permasalahan dengan mengumpulkan dan
menganalisis data melalui metode yang tepat sesuai peruntukkannya. Sedangkan
fungsi hakikatnya penelitian yaitu untuk mencari jawaban terhadap suatu masalah
yang disitu disertai penjelasannya. Selain itu, penelitian juga menjembatani
pemecahan masalah dari rumusan masalah penelitian.
Salah satu kelebihan penelitian tematik adalah memudahkan peneliti untuk
melakukan penelitian. Terlepas dari kelebihannya, penelitian tematik juga
memiliki kekurangan, salah satunya adalah bersifat terikat dan mempunyai ruang
lingkup yang sempit. Macam-macam riset tematik itu ada 4, diantaranya adalah
tematik surat, tematik term, tematik konseptual dan tematik tokoh.
14
DAFTAR PUSTAKA
El-Hady, E. Haikcal Firdan. “Perempuan Berkepribadian Tangguh Dan Durhaka Dalam
Al- Quran ‘Kajian Tafsir Tematik.’” al munir: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
(2002).
Izzan, Ahmad, and dkk. Tafsir Maudhu’i: Metode Praktis Penafsiran Al-Qur’an. 1st ed.
Bandung: Humaniora Utama Press, n.d.
Khaeruman, Badri. Sejarah Perkembangan Tafsir Al-Qur’an. 1st ed. Jl. BKR (Lingkar
Selatan) No. 162-164, Bandung: CV PUSTAKA SETIA, 2004.
Shihab, Quraish. Kaidah Tafsir. 1st ed. Jl. Kertamukti No.63, Pisangan, Ciputat,
Tangerang: Lentera Hati, 2013.
15