Anda di halaman 1dari 20

KARAKTERISTIK METODOLOGI PENAFSIRAN ALQURAN

KITAB TAFSIR ALMISBAH KARYA M. QURAISH SHIHAB

(Studi Tafsir Nusantara)

Proposal Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Tugas Akhir Skripsi

Disusun Oleh :

Parid Rojab Asyhari

NIM 17.01.069

PROGRAM STUDI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

SEKOLAH TINGGI ILMU ALQURAN ALMULTAZAM

KUNINGAN JAWA BARAT 1443 H/20


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................1

KERANGKA SKRIPSI...........................................................................................2

A. Latar Belakang Masalah............................................................................4

B. Identifikasi Masalah..................................................................................7

C. Batasan Dan Perumusan Masalah.............................................................7

D. Tujuan Penelitian.......................................................................................8

E. Manfaat Penelitian.....................................................................................8

F. Tinjauan Pustaka........................................................................................9

G. Kerangka Teori........................................................................................10

H. Metodologi Penelitian.............................................................................14

I. Sistematika Penulisan..............................................................................15

J. Jadwal Penyelasaian................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

1
KERANGKA SKRIPSI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

PERNYATAAN PENULIS

LEMBAR PENGESAHAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

ABSTRAK

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


B. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
2. Pembatasan Masalah
3. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penelitian
E. Kajian Pustaka
F. Metodologi Penelitian
G. Sistematika Penelitian

BAB II : MUHAMMAD QURAISH SHIHAB DAN TAFSIRNYA

A. Biografi Muhammad Quraish Shihab


1. Latar Belakang Pendidikan Dan Karir Dalam Hidupnya
2. Karya-karya
B. Deskripsi Umum Kitab Tafsir Al-Misbah
1. Latar belakang dan Tujuan dalam Penyusunan
2. Sistematika Kitab

2
BAB III : KARAKTERISTIK METODOLOGI KITAB TAFSIR AL-
MISBAH

A. Sumber- sumber Penafsiran Kitab Tafsir Al-Misbah


1. Penafsiran Al-Qur’an dengan Al-Qur’an.
2. Penafsiran Al-Qur’an dengan Hadits.
3. Penafsiran Al-Qur’an dengan Qaul Sahabat dan Tabiin
4. Penafsiran Al-Qur’an dengan menukil pendapat Ulama
5. Penafsiran Al-Qur’an dengan berdasarkan Sumber-sumber
Isroiliyat
6. Penafsiran Al-Qur’an Berdasarkan Pendapatnya Sendiri
B. Thariqoh Penafsiran.
C. Metode Penafsiran Kitab Tafsir Al-Misbah.
D. Contoh penafsiran Ayat.
E. Corak penafsiran Kitab Tafsir Al-Misbah.

BAB IV : PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kerangka Metodologi
2. Penilain Terahdap Kitab Tafsir Al-Misbah
B. Saran-saran

DAFTAR PUSTAKA

CURICULUM VITAE

3
A. Latar Belakang Masalah.
Al-Quran merupakan mukjizat yang diturunkan Alloh SWT. melalui
Rasul-Nya yakni baginda alam habibana maulana Muhammad
SHALALLOHU ALAIHI WASALAM. Yang tidak bisa diragukan lagi
kebenerannya.1

Al-Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam, dan juga merupakan


pedoman hidup bagi setiap manusia. Al-Qur’an bukan sekedar memuat
petunjuk tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur
hubungan manusia dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan
alam sekitarnya (Choiruddin Hadliri:1993) Dengan demkian, untuk dapat
memahami ajaran Islam secara sempurna, maka langkah pertama yang
harus dilakukan adalah memahami Al-Qur’an.

Al-Qur’an, sebagaimana diketahui, diturunkan dalam bahasa Arab, baik


lafal maupun uslubnya. Namun demikian, tidaklah berarti bahwa semua
orang Arab, atau orang yang mahir dalam bahasa Arab, dapat memahami
Al-Qur’an secara rinci. Bahkan menurut Ahmad Amin (1975) para Sahabat
sendiri tidak sanggup memahami kandungan Al-Qur’an dengan hanya
sekedar mendengarkannya dari Rasulullah Shalallohu Alaihi Wasalam,
karena menurut beliau, memahami Al-Qur’an tidak cukup dengan
menguasai bahasa Arab saja. T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy (1980) menyatakan
bahwa : untuk dapat memahami Al-Qur’an dengan sempurna, bahkan untuk
menterjemahkannya, diperlukan sejumlah ilmu pengetahuan yang disebut
dengan ilmu-ilmu Al-Quran, atau didalam istilah bahasa Arab dikenal
dengan istilah ulum al-Qur`an2.

Diskursus tentang kajian Al-Qur’an dan penafsirannya dalam konteks di


Indonesia agak berbeda dengan kajian yang terjadi di dunia Arab. Hal ini
disebabkan dunia Arab merupakan tempat turunnya Al-Qur’an, sekaligus
tempat dipahami dan diamalkannya Al-Qur’an awal mulanya. Perbedaan itu
lebih disebabkan karena perbedaan latar belakang budaya dan bahasa.
1
M. Abduh, Risalatu at-Tauhid. Terj. Firdaus, Rasalh Tauhid, ( Jakarta : Bulan Bintang.
1979), hlm. 185
2
Wahyudin dan M. Saifulloh, Ulum Al-Quran dan Sejarahnya (Jakarta: 2013)

4
Bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur’an (bilisani qaumih) adalah bahasa
orang Arab, maka di antara mereka tidak mengalami permasalahan yang
berarti dalam memahami bahasa Al-Qur’an, meskipun tingkat kecerdasan
mereka berbeda-beda. Ini tentu berbeda apabila Al-Qur’an dipahami oleh
selain orang Arab (ajam) dan tidak mengetahui secara langsung turunnya
Al-Qur’an. Oleh karena itu, untuk memahami ayat-ayat Al-Qur’an para
ulama nusantara terlebih dahulu memulai dengan menerjemahkan ayat-ayat
Al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia, setelah itu kemudian dilanjutkan
dengan pemberian penafsiran yang lebih luas dan detail.

Dalam sejarah dunia Islam, kajian terhadap Al-Qur’an telah dilakukan


semenjak zaman Rasulullah (sebagai penafsir pertama) hingga masa kini.
Usia penafsiran Al-Qur’an juga sama dengan usia Al-Qur’an itu sendiri.
Berjuta-juta karya tafsir Al-Qur’an telah dihasilkan oleh para ulama’.
Kajian Al-Qur’an terus dilakukan dengan berbagai metode, sistematika dan
pendekatannya. Bahkan bukan hanya kaum muslimin saja yang telah
mengkaji Al-Qur’an. Para sarjana Barat juga telah banyak menghasilkan
karyanya terkait dengan studi Al-Qur’an. Dengan motivasi yang berbeda-
beda. Dari motivasi keilmuan sehingga motivasi kritik terhadap eksistensi
Al-Qur’an sendiri. Tercatat dalam sejarah, kajian mereka terhadap Al-
Qur’an dimulai sejak abad ke-3 H atau abad ke-9 M.

Dalam lintas sejarah Nusantara, Al-Qur’an diajarkan dan dipelajari


seiring dengan masuknya Islam di Nusantara. Bermula dari era Tarjuman
Al-Qur’an yang dikarang oleh Abdul Rauf al-Singkili hingga era Tafsir Al-
Misbah,tafsir di Indonesia telah melewati generasi satu ke generasi lain.
Dari model penulisan ke model penulisan yang lain. Dari sistematika
penulisan yang masih sangat tradisional kepada sistematika penulisan yang
sudah modern. Dari tidak menggunakan metode penafsiran hingga
menggunakan metode penafsiran sesuai dengan yang telah diletakkan oleh
para mufassir.

Munculnya kajian Al-Qur’an dan penafsirannya di Indonesia ini sebagai


pertanda bahwa terdapat respon yang baik dari masyarakat Indonesia

5
terhadap kitab sucinya, meskipun tidak sesemarak apa yang telah
dikaryakan oleh orang-orang Arab. Walaupun demikian perlu disyukuri
adanya ulama’-ulama’ Nusantra di Indonesia telah mampun menafsirkan
ayat-ayat Al-Qur’an 30 Juz lengkap semisal, Abdul Rauf al-Sinkili dengan
karya Tarjuman al-Mjstafid, Hamka dengan karya Tafsir al-Azhar, dan
Quraish Shihab dengan karya Tafsir al-Mishbah.

Tidak berhenti dari semua itu bahwasanya para mufassir memilik


keunikan- keunikan masing-masing dalm menafsirkan al –Quran. Dimulai
dari metodologi dan corak tafsirnya.

Mengenai metode dan corak penafsiran merupakan hal penting dalam


menggali makna al-Qur`an maupun dapat dipahami dan dipelajari. Makna-
makna al-Qur`an merupakan suatu khazanah agung yang harus digali
dengan cara yang sebaiknya. Konsep metode dan corak penafsiran yang
jelas bertujuan membebaskan pesan-pesan moral Al-Qur’an dari kekeliruan.
Hawa nafsu tidak layak berperan dalam penafsiran ini,namun suatu sikap
yang loyal untuk menerapkan konsep metode dan corak penafsiran secara
benar dapat mencurahkan segenap kemampuan intelektual baik yang
menyangkut kaidah-kaidah penafsiran maupun bidang-bidang intelektual
terkait lainnya.

Keberadaan metode dan corak penafsiran berkembang sesuai dengan


kebutuhan manusia dalam merespon gejala-gejala dan problematika dalam
kehidupan.

Pertumbuhan metode dan corak penafsiran al-Qur`an (walaupun tidak


disebut sistematikanya) berawal pada masa Rasul, dilanjutkan oleh para
sahabat, Tabi’in dan Tabi’ Tabi’in. Masa ini merupakan periode awal dalam
sejarah penafsiran al-Qur`an, dan berakhir pada tahun 150 H.3

Metode dan corak penafsiran berkembang pada periode al-tadwîn


(pembukuan), pada akhir dinasti Umayyah dan awal Dinasti ‘Abbasiyah 4
3
M. Quraish Shihab, Membumi al-Quran ; Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat, (Bandung; Mizan, 1994) cetakan ke 15, hal. 71
4
Manna’ Khalîl al-Qattan, Studi Ilmu-ilmu al-Qur`an, (Bogor; Pustaka Litera Antarnusa,
1996) cetakan ke -3, hal. 476.

6
dampak dari gencarnya penerjemahan berbagai bidang ilmu. Pada masa
pemerintahan ‘Umar ‘Abdul ‘Azîz inilah sebagai pintu gerbang munculnya
berbagai metode dan corak penafsiran al-Qur`an, juga sebagai implikasi dari
berkembang ilmu pengetahuan beserta berbagai cabang-cabangnya.
Perkembangan metode dan corak penafsiran al-Qur`an dilatarbelakangi oleh
perbedaan kecenderungan, interest, motivasi, keilmuan, masa, lingkungan,
darimasing-masing mufassir yang tersebut.5

Memperhatikan persoalan diatas, menarik untuk dikaji secara ilmiah


bagaimana karakteristik metodologi Quraish Shihab dalam membuat kitab
tafsir Al-Misbah. Disamping penulis, belum menemukan adanya skripsi
tentang khusus yang membahas secara rinci mengenai karakteristik
metodologi Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah .

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tertulis diatas, memberikan informasi
berikut tentang masalah yang akan digunakan sebagai bahan penelitian ;

a. Pentingnya belajar tafsir.


b. Bagaimana Sejarah tafsir secara global?
c. Bagaimana sejarah tafsir di Nusantara?
d. Bagaimana karakteristik metodologi penulisan Tafsir ?

C. Batasan Dan Perumusan Masalah


Penulis membatasi hanya pada metodologi, karakteristik dan sumber
penafsiaran Al-Quran. Kemudian membahas biografi pengarang dan
membahas sekilas tentang karya tafsir ini.

Metode penafsiran Tafsir Al-Misbah dan Karakteristik penafsiran Tafsir


Al-Misbah adalah perkara yang harus dipahami oleh seorang mufassir atau
pengkaji sebelum melakukan penafsiran terhadap kandungan karya besar
terseebut. Karena memahami keduanya adalah langkah pertama sebelum
memahami seluruh kandungan suatu karya tafsir.

Perumusan masalahnya adalah :

5
M. Quraish Shihab, Membumi al-Quran.......hal. 73

7
a. Bagaimana riwayat hidup penulis Kitab Tafsir almisbah dan
motivasi Pengarang dalam penulisan kitab Tafsir Al-Misbah?
b. Bagaimana karakteristik metodelogi M. Quraish Shihab dalam
karyanya Tafsir Al-Misbah ?
c. Bagaimana kelebihan dan kekurangan Tafsir Al-Misbah.?

D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah

a. Mengetahui bagaimana riwayat hidup dan motivasi pengarang Kitab


Tafsir Al-Misbah
b. Memeberika penjelasan karakteristik Metodologi M. Quraish Shihab
dalam penulisan kitab Tafsir Al-Misbah.
c. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Tafsir Al-Misbah

E. Manfaat Penelitian
a. Secara Akademik
1. Membahas metode dan karakteristik atau corak penafsiran
Tafsir Al-Misbah secara detail dan sistematis, sehingga
penafsiran-penafsiran yang dibawa oleh Muhammad Quraish
Shihab dapat difahami dengan baik, kelebihan dan
kekurangannya terlihat jelas.
2. Unruk menambahkan wawasan penulis dalam dalam
pengembangan keilmuan tafsir Al-Qur’an terkait dengan
pemahaman karakkteristik metodologi tafsir Al-Qur’an
3. Melengkapi salah satu pensyaratan pada akhir program S1
Prodi Ilmu Al-Quran Dan Tafsir , Sekolah Tinggi Ilmu Al-
Quran Al-Multazam Kuningan Jawa Barat, dalam meraih
gelar S.Ag.
b. Secara Praktis
1. Penelitian ini secara praktis bertujuan untuk memberikan
pengetahuan kepada masyarakat dalam memahami kajian
tafsir secara komprehensif dan mendalam

8
2. Sumbangan ilmiah dalam memperkayakan khazanah
kepustakaan Islam, khususnya bidang tafsir

F. Tinjauan Pustaka

Untuk melakukan tinjauan kepustakaan, penulis mengkaji buku-buku


dan literatur-literatur yang membahas tentang metode penafsiran al-Qur`an.
Diantara bahan-bahan kepustakaan yang dimaksudkan ialah :

1. Jurnal Waharjani tahun 2019. Dengan judul “ Pengaruh Penafsiran


Thaba’Thaba’I terhadap Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish
Shihab. Tafsir Al-Misbah dalam pembahasannya banyak merujuk
pada pandangan Mufassir Syiah dari Iran Thaba’Thaba’i. banyaknya
kutipan dari penafsir Thaba’Thaba’i dalam tafsir Al-Misbah
menunjukan adanya kesesuaian pandangan antara M. Quraish
Shihab dengan Thaba’Thaba’I pengarang tafsir al-Mizan dan hasil
itu menunjukan pula bahwasanya tafsir al-Mizan adalah Tafsir al-
Qura’an yang dianggap paling memadai untuk memahami Al-
Qur’an masa kini.
2. Jurnal Muhammad Hasdin Hass tahun 2016. Dengan judul
“Kontribusi Tafsir Nusantara Untuk Dunia. ( Analisis Metodologi
Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab). Karya Tafsir M.
Quraish Shihab menggunakan Bahasa Indonesia yang lugas dan
sederhana sehingga tidak didapati kata atau kalimat yang sulit
dipahami oleh masyarakat. Disajikan dalam bentuk Tafsi Tahlili,
memberikan alternatif solusi menghadapi berbagai macam
permasalahan pada masa modern.
3. Jurnal Fuji Nur Iman tahun 2020. Dengan judul “Wawasan Alqu’an
Karya M. Quraish Shihab (Sebuah kajian Intertekstualitas Tafsir di
nusantara) digarisbahawi bahwa corak penafsiran M. Quraish
Shihab dalam karyanya “Wawasan Alquran” adaah adabi ijtima’i.
Meski dalam beberapa tempat tidak bisa dipungkiri bahwa
terkandang terdapat uraian-uraian terkait dengan teori-teori yang

9
berkembang dalam dunia sains , akan tetap, hal tersebut tidak lain
merupakan sebuah penguat dalam kasus-kasus tertentu dan tidak
begitu dominan dalam keseluruhan karya tersebut. Disisi lain, hal
yang demikian juga pada dasarnya untuk melihat kemabli persoalan-
persolan yang terkait dengan problem manusia itu sendiri. Secara
historis, menurut Ahmad Al-Syarbashi sebagaimana dikutip oleh
Rahmat Syafi’e beberapa tokoh utama tafsir dengan corak adabi
ijtima’i adalah Muhammad Abduh yang kemudian dikembangkan
oleh Muhammad Rasyid Ridha dengan tafsirnya Tafsir Alquran Al-
Hakim atau yang lebih dikenal dengan Tafsir Al-Manar. Nuansa
yang sama juga dikembangkan oleh beberapa mufasir lain seperti
Ahmad Mustafa Al-Maraghi dalam Tafsir Al-Maraghi, Mahmud
Syaltut, dan Abdul Jalil ‘Isa.
4. Buku Dr. M. Quraish Shihab dengan judul “ Membumikan Al-
Quran” cetakan pertama. Al-Quran merupakan inspirator, pemandu
gerakan-gerakan umat Islam sepanjang empat belas abad sejarah
pergerakan umat. Jika demikian hal itu, maka pemahaman terhadap
ayat ayat al-Quran, melalui penafsiran- penafsirannya, mempunyai
peranan yang sangat penting bagi maju mundur umatnya. Sekaligus
penafsiran-penafsiran itu mencerminkan perkembangan serta corak
pemikiran mereka.
Perbedaan Jurnal Waharjani tahun 2019. Dengan judul “ Pengaruh
Penafsiran Thaba’Thaba’I terhadap Tafsir Al-Misbah Karya M.
Quraish Shihab. dengan Jurnal Muhammad Hasdin Hass tahun
2016. Dengan judul “Kontribusi Tafsir Nusantara Untuk Dunia.
( Analisis Metodologi Tafsir Al-Misbah Karya M. Quraish Shihab )
bahwasanya Tafsir Almisbah dalam menafsirkan Al-Qur’an tidak
hanya menggunkan metode Tahlili saja melainkan dengan metode
Ijmali.

10
G. Kerangka Teori
Secara etimologis, istilah karakteristik adalah kalimat yang diambil dari
bahasa Inggris yakni characteristic, yang artinya mengandung sifat khas. Ia
mengunkapkan sifat-sifat khas dari sesuatu atau bisa disebut dengan corak.

Dalam kamus lengkap psikologi karya Chaplin, dijelaskan bahwa


karakteristik merupakan sinonim dari kata karakter, watak, dan sifat yang
memiliki pengertian diantaranya :

1. Suatu Suatu kualitas atau sifat yang tetap terus-menerus dan kekal
yang dapat dijadikan ciri untuk mengidentifikasikan seorang pribadi,
suatu objek, suatu kejadian.
2. Integrasi atau sintese dari sifat-sifat individual dalam bentuk suatu
untas atau kesatuan.
3. Kepribadian seeorang, dipertimbangkan dari titik pandangan etis
atau moral.

Jadi di antara pengertian-pengertian diatas sebagaimana yang telah


dikemukakan oleh Chaplin, dapat disimpulkan bahwa karakteristik itu
adalah suatu sifat yang khas, yang melekat pada seseorang atau suatu objek.
Misalnya karakteristik tafsir artinya suatu sifat yang khas yang terdapat
dalam literature tafsir, seperti sistematika penulisan, sumber penafsiran,
metode, corak penafsiran dan lain sebagainya.

Corak penafsiran dalam literatur sejarah tafsir biasanya diistilahkan


dalam bahasa Arab yaitu al-laun yang arti warna. 6 Corak penafsiran yang
dimaksud disini adalah nuansa khusus atau sifat khusus yang memberikan
warna tersendiri pada tafsir.

Menurut Badruzaman corak tafsir adalah kecenderungan yang dimiliki


oleh masing-masing mufasir yang kemudian menjadi ciri khas dalam tafsir
mereka sekaligus warna pemikiran mereka terhadap ayat-ayat Al-Qur‟an .
corak tafsir dapat dikelompok kan berdasarkan dua hal yaitu, latar belakang
keilmuan mufasir dan tujuan penulisan tafsir.7

6
Ahmad Izzan, “Metodologi Ilmu Tafsir”, Bandung, Tafakur, 2011, hlm. 199
7
Badruzzaman M Yunus dan Eni Zulaiha, Medologi Tafsir Klasik

11
Metodologi tafsir dapat diartikan sebagai pengeta-huan mengenai cara
yang ditempuh dalam menelaah, membahas, dan merefleksikan pesan-
pesan Al-Qur’ansecara apresiatif berdasarkan kerangka konseptual tertentu
sehingga menghasilkan suatu karya tafsir yang representatif. Metodologi
tafsir ini mencakup variabel yang banyak, yaitu: (a) sistematika penyajian
tafsir, (b) bentuk penyajian tafsir, (c) metode tafsir dan analisis-nya, (d)
nuansa (laun) tafsir, dan pendekatan tafsir.

Adapun makna etimologis kata tafsir secara bahasa merupakan bentuk


isim mashdar (kata benda abstrak) dari fassara-yufassiru-tafsiran yang
berarti penjelasan, pemahaman dan perincian. Selain itu tafsir dapat pula
berarti al-idlah wa al-tabyin yaitu penjelasan dan keterangan. Pendapat lain
mengatakan bahwa kata tafsir sejajar dengan timbangan (wazan) kata taf’il,
diambil dari kata al-fasr yang berarti al-bayan (penjelasan), al-kasyfi
(mengungkapkan), al-idzhar (menampakkan), dan aal-ibanah
(menjelaskan). Meskipun pengertian di atas beranekaragam, namun pada
hakikatnya adalah sama.

Adapun makna terminologis Tafsir Para ulama yang menekuni tafsir


pada umumnya mem-beri makna pada istilah “tafsir” sebagai ilmu yang
digu na kan untuk mema hami kitab Allah, Al-Qur’an, yang ditu run kan
kepada nabi-Nya Muhammad Shalallohu Alaihi Wasalam., dan menjelaskan
makna-maknanya, serta mengam bil hukum-hukum dan hikmah-hikmah
yang terkan dung didalamnya. Begitulah pengertian yang diberikan Az-
Zarkasyi sebagaimana dikutip oleh Imam Suyuti (penulis al-Itqan fi
‘UlumAl-Qur’an). Disini ada juga beberapa definisi tafsir yang lain, yang
bersumber dari Imam Suyuti dan beberapa ulama tafsir yang lain. Namun
kesemuanya itu intinya sama, bahwa ilmu tafsir adalah: ilmu yang
membahas tentang maksud firman Allah Swt sesuai dengan kapasitas yang
dimiliki manusia. Ilmu ini menca kup setiap upaya yang dilakukan manusia
dalam mema hami makna firman Allah Swt dan menerangkan maksud-
maksudnya.8

8
Dr. Muhamad Husain al-Dzahabi “Tafsir al-Quran: Sebuah Pengantar” hal 12.

12
Adapun Menurut al-Kilabi dalam al-Tashil menyatakan bahwa tafsir
adalah uraian yang menjelaskan al-Qu’an, menerangkan maknanya dan
menjelaskan apa yang dikehendaki nash, isyarat dan tujuannya. Sedangkan
menurut Abu Hayyan mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu mengenai cara
pengucapan kata-kata Al-Qur’an serta cara mengungkapkan petunjuk,
kandungan-kandungan hokum, dan makna-makna yang terkandung di
dalamnya.

Pendapat lain yang hamper mirip dengan pendapat di atas yaitu


pendapat Ali Hasan al-‘Aridl, beliau mengatakan bahwa tafsir ialah ilmu
yang membahas tentang cara mengucapkan lafadz-lafadz Al-Qur’an,
makna-makna yang ditunjukkannya dan yang dimungkinkannya ketika
dalam keadaan tersusun.

Sebagian ulama lain mengatakan behwa tafsir menurut istilah yaitu ilmu
tentang turunnya ayat-ayat Al-Qur’an, sejarah dan situasi pada ayat-ayat itu
diturunkan, juga sebab-sebab diturunkannya ayat; meliputi sejarah tentang
penyusunan ayat yang turun di Mekah (Makkiyyah) dan yang di Madinah
(Madaniyyah), ayat-ayat yang Muhkamat (terang dan jelas maknanya) dan
yang Mutasyabihat (yang memerlukan penafsiran atau penta’wilan), ayat-
ayat nasikh dan mansukh, ayat-ayat yang bermakna umum, ayat-ayat yang
muthlak dan yang muqayyad (terikat oleh ayat lainnya), ayat-ayat yang
mujmal (garis besar) dan yang muashshal (terperinci), ayat-ayat yang
menghalalkan dan mengharamkan sesuatu, ayat-ayat yang menjanjikan
pahala dan yang memperingatkan akan adzab siksa, ayat-ayat yang
bermakna perintah dan yang bermakna larangan, ayat-ayat yang bersifat
memberi pelajaran dan lain sebagainya.

Berdasarkan beberapa pengertian tafsir yang telah dikemukakan di atas,


dapat ditarik kesimpulan bahwa tafsir adalah adalah suatu ilmu yang
berusaha keras untuk menyingkap dan memahami makna-makna Al-Qur’an.

Selanjutnya, yang dimaksud dengan karakteristik tafsir adalah suatu


sifat yang melekat dan kekal yang dapat dijadikan ciri untuk
mengidentifikasi suatu penafsiran. Misalnya metode dan sumber penafsiran,

13
laun (corak) penafsiran, sistematika, teknik penafsiran dan lain sebagainya.
Namun istilah karakteristik sebuah tafsir dalam ‘Ulum al-Tafsir sering
diidentifikasikan lewat metode penafsiran, teknik penafsiran dan corak
pemikiran penafsiran.

H. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian

Untuk jenis peneliitian dalam membahas judul skripsi ini, penulis


menggunakan metode Kualitatif yakni pengumpulan data. Dalam
mengumpulkan data, penulis menggunakan cara penelitian kepustakaan
(Library Research) terhadap sumber-sumber kepustakaan seperti buku-buku
Quraish Shihab, buku-buku lainnya, skripsi-skripsi, jurnal-jurnal, dan
makalah-makalah. Pada metode penelitian ini yang sesuai untuk
melaksanakan penelitian terhadap judul yang dibahas. Yang demikian itu
karena pembahasan judul skripsi ini hanya membutuhkan kajian dan analisis
terhadap sumber-sumber yang tersedia. Kemudian melalui bahan-bahan
tertulis tersebut penulis berusaha mengumpulkan dan menganalisa
“Karakteristik Metodologi Penulisan Kitab Tafsir Al-Misbah”. Obyek
penelitian adalah apa karakteristik metodologi dalam penafsiran kitab Al-
Misbah yang digunakan oleh Muhammad Quraish Shihab. Penelitian yang
akan dilakukan terhadap karya ini adalah secara keseluruhan baik dari
filologi dan kandungannya.

2. Metode pengambilan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode yang digunakan


untuk mengumpulkan data adalah dokumentasi. Teknik ini merupakan cara
mengumpulkan data yang dikerjakan dengan kategorisasi dan klasifikasi
bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik
dari sumber dokumen autaupun buku-buku, tulisan-tulisan pada situs
internet. Bahan-bahan tertulis yang dijadikan alat untuk mengumpulkan data
ini adalah bahan-bahan yang mengkaji masalah yang berhubungan dengan

14
judul penelitian. Sehubungan dengan hal ini, data peneltian dibagi menjadi
2 bagian, yaitu data primer dan data sekunder.

Data primer bersumber dari buku yang ditulis oleh M. Quraish Shihab
dengan judul :

a) Buku M. Quraish Shihab Tafsir Al-Misbah (2002) : “Pesan,


Kesan dan Keserasian Al-Quran.”.
b) Buku M. Quraish Shihab (1992) : “ Membumika al-Quran”

Sedangkan ata sekunder bersumber diambir dari jurnal, artikel


dan tulisan-tulisan orang lain yang berkaitan dengan kajian judu
penulis diantaranya :

a) Buku Dr. Prof. H. Amroeni Drajat, M.Ag (2017). : Ulumul


Qur’an ; Pengantar Ilmu-ilmu Al-Qur’an.
b) Jurnal Lufaeli (2019) :” Tafsir Al-Mishbah: Tekstualitas,
Rasionalitas Dan Lokalitas Tafsir Nusantara”.
c) Buku Dr. Muhammad Sofyan, MA. (2015) :” Tafsir Wal
Mufassirun”
d) Buku Dr. Muhammad Husain al-Dzahabi (2016) “ Tafsir Al-
Qur’an : Sebuah Pengantar”.
e) Bahan-bahan selain buku yang tersebar diberbagai media
termasuk internet, yang berkaitan dengan judul penelitian
penulis kali ini.

Untuk teknik penulisannya, penulis berpedoman pada buku


“Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Proposal dan Skripsi)” yang
disusun oleh Tim STIQ ALMULTAZAM Press cet.1 2020 M/
1443 H.

I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan dalam karya ilmiah skripsi ini penulis
menyusun berdasarkan sistematika sebagai berikut:

Bab pertama, Pendahuluan berisi tentang latar belakang, penegasan


istilah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

15
tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematikan
penulisan.

Bab kedua, Merupakan Biografi M. Quraish Shihab secara


filosofis, komprehensif, dan karya-karyanya.

Bab ketiga, Menguraikan karakter metodologi M. Quraish Shihab


mengenai penulisan kitab Tafsir, dalam karyanya
Tafsir Al-Misbah.

Analisis penulis mengenai (a) Kesimpulan mengenai


karakteristik metodologi tafsir Al-Misbah (b) saran
untuk umat

Bab keempat, Kesimpulan penulis, mengenai hasil dari uraian


skripsi penulis ini.

16
J. Jadwal Penyelasaian
Rencana Pelaksanaan Hasil

Apr 21
Sep 20

Okt 20

Nov 20

Des 20

Jan 21

Feb 21

Mar 21

Mei 21
No Bentuk
. Kegiatan

1. Pengajuan
Judul
2. Penyusuna
n Proposal
Skripsi
3. Bimbingan
Proposal
Skripsi
4. Sidang
Proposal
Skripsi
5. Revisi
Proposal
Skripsi
6. Penelitian
Skripsi
7. Bimbingan
Skripsi
Sidang
8
Skripsi

17
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Sarwat, Lc.,MA. 2016. Mengenal Ilmu Tafsir. Kiningan Jakarta


Selatan : Rumah Fiqih Publishing, 2016.
Al-Utsaimin, Syekh Muhammad Bin Shalih. 2018. Dasar Ilmu Tafsir.
Surabaya : Pustaka Syabab, 2018.
Alwi, H. M. Daniel. Membumikan Al-Qur’an (Membedah Gaya Penafsiran
Al-Qur’an Quraish Shihab).
Corak Penafsiran M. Quraish Shihab . Wartini, Atik. 2014. Yogyakarta :
KMIP UNY, 2014, Vol. 11.
Drajat, Amroeni. 2017. ULUMUL QUR'AN : Pengantar Ilmu-ilmu Al-
Qur’an. Depok : KENCANA, 2017. 978-602-422-183-6.
Movements Turning The Qur’anic’s Tafsir In Indonesia: M. Quraish
Shihab's study of Al-Misbah Interpretation. Muhammad Alwi HS.
2020. 1, Yogyakarta : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2020, Vol.
5. 2579-5708.
Muhammad , Quraish Shihab. 1992. Membumikan AL-QUR’AN.
BANDUNG : MIZAN, 1992.
Mushaf Al-Qur’an Nusantara: Perpaduan Islam dan Budaya Lokal. Leni
Lestari S.Th.I, M.Hum,. 2016. 1, Jakarta : UIN Jakarta, 2016, Vol. 1.
pengantar Qowaid at-Tafsir. Syamsuri. 2011. Makassar : UIN Alaudin,
2011, Vol. 6.
Shihab, M. Quraish. 2013. Kaidah Tafsir. Tangerang : Lentera Hati Group,
2013. ISBN 978-602-7720-07-7.
—. 1994. Lentara Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan. Bandung : Mizan,
1994. 979-433-019-1.
—. 1996. Wawasan Al-Qur’an. Bandung : Mizan, 1996.
Sofyan, Dr. Muhammad. 2015. TAFSIR WAL MUFASSIRUN. Medan :
Perdana Publishing, 2015. 978.602.6970.01-5.
TAFSIR AL-MISHBAH: TEKSTUALITAS, RASIONALITAS . Lufaefi. 2019.
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/substantia, JAKARTA :
Fakultas Ushuluddin, Institut PTIQ Jakarta , Indonesia, 2019, Vol.
21 Nomor 1.
Wawasan Alquran Karya M. Quraish Shihab (Sebuah Kajian
Intertekstualitas). Iman, Fuji Nur. 2019. Yogyakarta : Uin Sunan
Kali Jaga Yogyakarta, 2019, Vol. 5.

18
19

Anda mungkin juga menyukai